Studi ini membandingkan hasil terapi pembedahan dan pemberian nutrisi pada pasien stenosis pylori hipertrofi pada anak. 38 pasien dibagi menjadi kelompok pembedahan dan nutrisi. Kelompok nutrisi diberi makanan kecil berfrekuensi tinggi. Hasilnya, terapi nutrisi dapat menjadi pilihan pada 25% kasus dan bermanfaat di daerah dengan fasilitas terbatas. Komplikasi terjadi pada 5% kasus pembedahan. Nutrisi d
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
Ppt ihps bedah anak
1. Perbandingan terapi pembedahan
dan pemberian terapi nutrisi pada
pasien Stenosis Pylori Hipertrofi
usia kanak-kanak
Satya Septia Wahyuningrum
Bedah Umum/ Semester 7
Pembimbing dr.Nunik Agustriani, Sp.B, Sp.BA (K)
2. Pendahuluan
Infantile hypertrophic pyloric stenosis (IHPS) adalah kejadian yang
umum
Patogenesisnya belum dikatahui pasti, bisa dari hormon, genetika,
mutasi dapatan, molekular dan ultrastruktur abnormal.
Tujuan penelitian ini membandingkan hasil dari terapi pembedahan
dan terapi pemberian nutrisi yang sesuai dengan small and frequent
meals (SFM)
3. Metode penelitian
38 pasien (31 laki-laki dan 7 wanita) dari Unit Bedah Anak Rumah
Sakit Universitas Sassari antara 1994-2000 yang diketahui menderita
IHPS, dibagi menjadi 2 kelompok : 22 pasien menjalani pembedahan
(SG) dan 16 pasien menerima terapi nutrisi (NG). Penelitian ini
mengambil 10 orang dari pasien SG, 10 orang dari pasien NG dan
ditambah 10 orang untuk kontrol.
Diagnosa IHPS didapat dari pemeriksaan klinis dan pemeriksaan
sonografi
Morfologi cut-off pylorus: pyloric thickness > 3mm, panjang > 15mm,
diameter >10mm, volume >1,5cm3, index pyloric >0,38 (volume
pyloric/kgBB pada kanak-kanak)
4. Pasien dibagi menjadi 2 kelompok : kelompok pembedahan (SG) dan kelompok
nutrisi (NuG).
Tabel 1. Mean data klinis dari kelompok bedah dan nutrisi ketika mulai
dirawat
5. Pasien dibagi menjadi 2 kelompok : kelompok pembedahan (SG) dan kelompok
nutrisi (NuG).
Tindakan pembedahan yang dilakukan adalah metode Ramsted’s extramucosal
pyloromyotomy (RP)
Terapi nutrisi adalah pemberian small frequent meal (SFM), dimulai dari 6 jam
setelah perawatan, dimulai 12 x 10 cc, hari berikutnya 3-5 porsi x 15 cc
hingga 6 x 120cc/ hari
6. Gambar 1. Pengukuran volumetrik antrum (tranversal section)
S1 : level prepyloric area
S3 : incisura angular
S2 : titik diantara S1 dan S3
volume rata-rata antrum didapat dari
pengukuran 3 ellipsoid diatas.
7. Hasil
Gambar 2. rerata jumlah porsi perhari selama treatment nutrisi dengan SFM
8. Gambar 3. usia onset gejala dan tanda klinis dan BB selama perawatan
kelompok NuG
9.
10. Gambar 5. hasil pengosongan lambung dilihat dari sonografi
11. Kesimpulan
Terapi nutrisi dapat dijadikan sebagai terapi pilihan pada pasien IHPS,
walaupun gagal di 25% kasus.
Terapi nutrisi dapat dimanfaatkan di negara-negara yang fasilitas belum
mencukupi dan tidak ada spesialis bedah anak.
Tehnik operasi pyloromiotomi Ramsted juga tidak bebas dari komplikasinya,
termasuk komplikasi berat, pada 5% kasus 22.
Kami mempercayai bahwa terapi nutrisi bisa dijadikan terapi alternatif pada
kanak-kanak dengan IHPS, terutama pada anak yang menunjukkan onset atau
gejala setelah tiga minggu kehidupan dan memiliki berat badan lebih tinggi
ketika masuk rawat inap.