Penelitian ini membandingkan hasil operasi jangka pendek antara rekonstruksi Billroth II dengan anastomosis Braun dan Roux-en-Y setelah gastrektomi laparoskopi distal untuk kanker lambung. Hasilnya menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan antara dua teknik dalam hal komplikasi pasca operasi, lama perawatan, atau derajat refluks bilis. Oleh karena itu, peneliti menyimpulkan bahwa anastomosis Braun dapat men
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Journal reading Billroth 2 vs Roux-en-Y in Distal Gastrectomy
1. Clinical Study
Billroth II with Braun Enteroenterostomy Is a Good
Alternative Reconstruction to Roux-en-Y
Gastrojejuostomy in
Laparoscopic Distal Gastrectomy
Long-Hai Cui, Sang-Yong Son, Ho-Jung Shin, Cheulsu Byun, Hoon Hur,
Sang-Uk Han, and Yong Kwan Cho
Department of Surgery, Ajou University School of Medicine, Suwon, Republic of Korea
3. • Kanker lambung penyebab kematian
akibat kanker ke-3 terbanyak di seluruh
dunia
• Reseksi satu-satunya terapi definitif
• Diagnosis dini angka kehidupan jangka
panjang ↑
5. • Billroth II reflux gastritis distress
jangka panjang, penurunan kualitas hidup,
dan peningkatan risiko metachronus
cancer
• Roux-en-Y reflux gastritis ↓
6. • Penelitian awal melaporkan keberhasilan
diversi Roux pilihan rekonstruksi utama
prosedur gastrektomi
• RY tingkat kesulitan prosedur yang
tinggi dan komplikasi: Roux limb stasis
dan hernisasi interna
7. • Laparoskopi ↑ totally laparoscopic distal
gastrectomy dengan intracorporeal
anastomosis ↑
• Prosedur rekonstruksi BII mudah +
waktu singkat
• Rekonstruksi BII bile reflux yang berat
risiko terjadinya metachronus cancer
8. • Braun memperkenalkan teknik
anastomosis entero-enterostomy untuk
diversi makanan dari afferent limb
• Masih belum jelas apakah BII Braun
anastomosis memberikan outcome
perioperative yang lebih baik
dibandingkan dengan rekonstruksi RY
9. • Penelitian ini dilakukan unuk
membandingkan outcome jangka pendek
antara BII Braun anastomosis dan
rekonstruksi RY pada pasien yang
menjalani gastrektomi per-laparoskopi
(LDG)
11. Desain Penelitian dan Pasien
167 pasien BI153 pasien BII
tanpa Braun
26 pasien
BII Braun
30 pasien
RY
376 pasien
Rumah Sakit Universitas Ajou
TLDG oleh 1 dokter bedah
Januari 2013 - Desember 2015
12. Desain Penelitian dan Pasien
• Parameter
• Demografi
• Komorbid
• Detail operasi
• Waktu flatus pertama kali
• Waktu minum air pertama kali
• Lama perawatan di rumah sakit
• Komplikasi pasca operasi
• Kedalaman tumor
• Penyebaran kelenjar getah bening
13. Desain Penelitian dan Pasien
• Staging sistem klasifikasi AJCC ke-
7
• Diseksi KGB Guidelines of the
Japanese Gastric Cancer Association
• Follow up UGIE 6 bulan pasca
operasi analisa residu gaster,
derajat gastritis, klasifikasi bile reflux
14. TEKNIK OPERASI
• LDG dilakukan dengan pasien dalam
posisi supine dengan anestesi umum
• Ahli bedah dan endoskopi berdiri di
sebelah kanan pasien dan asisten
pertama berdiri di sebelah kiri
• Prosedur ini menggunakan port
laparoskopi 10 mm, 12 mm dan dua port
5mm
• Pneumoperitoneum dipertahankan antara
10-13 mmHg
15. TEKNIK OPERASI
• Harmonic digunakan untuk diseksi
kelenjar getah bening
• Setelah LDG pasien pada kelompok BII
Braun menjalani gastrojejunostomi 40 cm
dari ligamentum Treitz dengan rute
antecolic dan isoperistaltic
• Anastomosis Braun dilakukan pada 25 cm
distal dari gastrojejunostomi,
menggunakan linear stapler 60 mm
16. TEKNIK OPERASI
• Rekonstruksi RY dilakukan dengan rute
antecolic dan isoperistaltic Roux limb
(panjang 30 cm) 20 cm dari ligamentum
Treitz
• Side-to-side gastrojejunostomi dan side-
to-side jejunostomi dilakukan
intracorporeal dengan long linear stapler
60mm
17. TEKNIK OPERASI
• Pada kelompok Roux-en-Y, defek pada
mesenteric ditutup dengan jahitan jelujur
menggunakan 3-0 Vicryl (Ethicon, Rome,
Italy) atau V-Loc 90 (Covidien, Mansfield,
Massachusetts)
• Defek Petersen’s pada kedua kelompok
tidak ditutup
18. ANALISA STATISTIK
• SPSS versi 20.00 (SPSS Inc., Chicago,
IL,USA)
• Perbedaan ditentukan dengan 𝜒2 tests,
Fisher’s exact tests, dan Student’s t-
tests, dengan nilai p<0.05
25. Rekonstruksi gastrointestinal yang ideal morbiditas pasca
operasi minimal dan meningkatkan kualitas hidup
• BI paling banyak
dilakukan setelah
gastrektomi distal
(6581 pasien, 63.4%),
diikuti BII (3437
pasien, 33.1%), dan
RY (332 pasien,
3.3%)
• BI + RY paling
banyak
• BII jarang
digunakan bile
reflux
karsinogenesis ↑
gastric remnant
26. Outcome perioperative
setelah LDG:
BII Braun = RY (nilai
rerata komplikasi pasca
operasi dan skor bile
reflux pasca operasi)
Anastomosis BII Braun
berhasil mendiversi
sejumlah besar bile dari
remnant stomach
dapat menjadi alternatif
dari rekonstruksi RY
dalam penanganan bile
reflux
27. Komplikasi yang menyebabkan malnutirisi (gangguan
Pengosongan lambung, kebocoran anastomosis, dan
dumping syndrome) nutrisi enteral tambahan, perawatan di
rumah sakit lebih lama, dan peningkatan biaya kesehatan
BII vs RY tidak ada perbedaan terhadap diare pasca
gastrektomi (9.1% vs 9.7%), dumping syndrome (6% vs 3.2%),
dan kenaikan berat badan (78.8% vs. 90.3%)
28. • Penelitian ini mengevaluasi lama
perawatan di rumah sakit, dan perawatan
kembali di rumah sakit akibat tidak
langsung disfungsi saluran cerna pasca
operasi
• Kelompok BII ≈ RY
29. Penelitian retrospektif Memorial Sloan
Kettering Cancer Center
Outome RY (122) vs BII (588) pasca
pancreaticoduodenectomy:
• Gangguan pengosongan lambung (10.1% vs
10.3%)
• Reoperasi (9.1% vs 6.9%)
• Prosedur radiologi intervensi (9.8% vs 6.8%)
• Lama perawatan di rumah sakit (11 hari vs 10
hari)
• Mortalitas (0.9% vs 2.6%)
30. • Secara teori, LDG dengan BII Braun
anastomosis meminimalisasi afferent
loop syndrome dan roux stasis syndrome
• Braun anastomosis dapat mendiversi
sejumlah besar bile dari remnant stomach
ke efferent loop mengurangi afferent
loop syndrome dibandingkan dengan BII
tanpa Braun anastomosis
31. • Pada penelitian kami: 3 pasien pada
kelompok RY mengalami ileus roux
stasis syndrome
• Roux stasis syndrome gejala mual,
muntah, nyeri epigastrik, rasa penuh, dan
nafsu makan menurun setelah Roux-en-Y
gastrojejunostomy
32. Keterbatasan penelitian
Desain retrospektif
Populasi penelitian kecil
Sulit untuk menilai
faktor intraoperatif yang
mungkin mempengaruhi
pemilihan prosedur
rekonstruksi BII atau RY
Sulit membedakan
apakah komplikasi
spesifik berhubungan
secara langsung dengan
jenis-jenis rekonstruksi
34. • Jenis rekonstruksi setelah LDG tidak
berpengaruh terhadap distribusi
komplikasi pasca operasi, lama perawatan
di rumah sakit, atau skor bile reflux pasca
operasi
• BII Braun dapat mendiversi sebagian
besar bile dari remnant gaster alternatif
rekonstruksi RY dalam mencegah reflux
bile
• Outcome pasca operasi jangka pendek
menunjukkan bahwa anastomosis BII
Braun dan rekonstruksi RY dapat menjadi
pilihan prosedur setelah dilakukan LDG
pada pasien dengan kanker lambung
Tabel 1 menunjukkan karateristik demografis dan klinis pada kedua kelompok. Usia, jenis kelamin, komorbid, indeks massa tubuh (IMT), American Society of Anesthesiologists (ASA) score, perluasan operasi, jumlah kelenjar getah bening yang diangkat, dan stadium patologis mirip pada kedua kelompok
Outcome operasi jangka pendek dan komplikasi pasca operasi ditunjukkan pada tabel 2
Outcome fungsional dinilai secara tidak langsung dengan perubahan berat badan dan gejala-gejala gastrointestinal (tabel 3)