SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
PENGENALAN PESTISIDA DAN ALAT APLIKASINYA
(Laporan Praktikum Penendalian Hama Tumbuhan)
Oleh
Diana Novitasari
1314121045
LABORATORIUM HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2015
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam proses budi daya pertanian tidak terlepas dari apa yang namanya
Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), kerugian akibat serangan hama bisa
mencapai 37 %, penyakit 35 %, gulma 29 %, dan bahkan akibat yang di
timbulkan oleh serangan hama tikus bisa menyebabkan gagal panen (puso).
Pengendalian OPT bertujuan untuk mempertahankan produksi pertanian agar
produksi tetap optimal, pengendalian hama adalah usaha –usaha manusia untuk
menekan populasi hama sampai dibawah ambang batas yang merugikan secara
ekonomi. (Pramudya B. 2007)
Pengendalian dapat dilakukan dengan pendekatan Pengendalian Hama Terpadu
(PHT), yaitu memilih suatu cara atau menggabungkan beberapa cara
pengendalian, sehingga tidak merugikan secara ekonomis, biologi dan ekologi.
Dengan tingkat kesadaran yang tinggi tentang lingkungan yang sehat dan
pertanian yang berkelanjutan diperlikan cara pengendalian yang tepat. Dalam
menangani OPT (organisme pengganggu tanaman) petani dewasa ini sering
menggunakan pestisida. Pestisida merupakan zat yang mampu membasmi OPT.
(Djojosumarto, 2008)
Insektisida dapat pula dibagi menurut jenis aktivitasnya. Kebanyakan insektisida
bersifat racun bilamana bersentuhan langsung atau tertelan serangga. Namun ada
pula jenis lain yang bersifat sebagai repelen (jenis ini digunakan untuk mencegah
serangga yang akan menyerang tanaman), atraktan (bahan yang dapat menarik
serangga, dengan demikian serangga yang terkumpul akan lebih mudah terbunuh),
anti feedan (senyawa ini dapat menghindarkan dari serangan suatu serangga) dan
khemosterilan (yang dapat menyebabkan kemandulan bagi serangga yang terkena)
(Sugandi Saputra. 2006).
Dalam penggunaan pestisida perlu adanya alat untuk mengaplikasikan pestisida
tersebut kepada sasaran ataupun tanaman yang ingin dilindungi dari serangan
OPT. Alat tersebut dikenal dengan sebutan alat pengendali hama dan penyakit.
Oleh karena itu dilakukannya praktikum pengenalan alat dan aplikasi pestisida
adalah agar mahasiswa dapat mengetahui cara aplikasinya.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Mengenal beberapa macam alat aplikasi pestisida
2. Mengetahui bagian dan mekanisme kerja alat
II METODELOGI PERCOBAAN
2.1 Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah kertas hvs, alat tulis
dan kamera.
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum adalah alat-alat aplikasi semi
autometic sprayer, autometic sprayer, mist duster sprayer, swing fog, soil
injection, micron ulva dan emposan.
2.2 Cara Kerja
Adapun cara kerja dari praktikum ini adalah:
1. Dicatat apa yang dijelaskan asisten mengenai prosedur praktikum.
2. Digambar alat-alat aplikasinya
III HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan dari praktikum adalah sebagai berikut:
Nama Alat Keterangan
Semi autometic sprayer Alat Hand Sprayer atau sering disebut dengan
tangki semprot, biasanya digunakan petani untuk
membasmi gulma dan hama. Mekanisme kerja :
tangki tempat menyimpan cairan yang kapasitas
penyimpanannya 10-14 liter.
Knapsack Sprayer Alat ini cara kerjanya hampir sama dengan Hand
Spayer, namun tidak digendong di punggung,
lebih simpel dan lebih mudah dibawa karena
ukurannya yang mini.
Tangki dari bahan plat tahan karat untuk
menampung cairan,
 Tangkai pompa untuk memompa cairan.
 Saluran penyemprot, terdiri dari kran, selang
karet, katup, serta pipa yang bagian ujung
dilengkapi nosel.
 Katup pengatur aliran cairan keluar dari tangki.
Autometik sprayer Alat ini cara kerjanya hampir sama dengan Hand
Spayer, namun tidak digendong di punggung,
lebih simpel dan lebih mudah dibawa karena
ukurannya yang mini. Tangki dari bahan plat
tahan karat untuk menampung cairan,
 Tangkai pompa untuk memompa cairan.
 Saluran penyemprot, terdiri dari kran, selang
karet, katup, serta pipa yang bagian ujung
dilengkapi nosel.
 Katup pengatur aliran cairan keluar dari tangki.
 Nosel untuk memecah cairan menjadi halus.
 Selang karet
 Piston pompa
 Sabuk penggendong.
Swing fog Alat ini biasa digunaka untuk vooging atau
pengasapan utuk membunuh jentik nyamuk dan
hama pada pertanian. Fungsi: untuk membuat
asap udara sehingga dapat meracuni lubang tikus
dengan cara pengasapan udara.
Bagian-bagian alat: Pipa output
2. Tabung belerang
3. Mesin penggerak
4. Pegangan
Mist duster sprayer Bagian-bagian mist duster/mist blower
berdasarkan sistem/prinsip kerjanya, yaitu
pengabut bermotor dibagi menjadi:
a. Penyabut bermotor dengan menggunakan
perlengkapan pompa (mist pompa) agitasi
mekanis.
b. Penyabut tak bermotor dengan sistem tekanan
udara (air fissure) agitasi udara
Micron ulva Mekanisme kerja : komponen utamanya adalah
piringan atau cakram yang berputar. Cairan
semprot dialirkan ke nozzle pada cakram
tersebut.
Soil injector Mekanisme kerja : mula-mula cairan pestisida
dimasukkan ke dalam tangki. Kemudian kepala
penusuk tanah dimasukkan ke dalam tanah
sampai lubang pengatur dalamnya injeksi.
Selanjutnya kenop injeksi ditekan ke bawah,
sehingga cairan keluar dari lubang nozzle. Alat
ini digunakan untuk fumigasi tanah, atau
memberikan nematisida yang berbentuk cair dan
bersifat fumigan pada perkebunan yang tidak
luas. Biasanya digunakan secara manual.
Emposan Mekanisme kerja : alat ini berfungsi sebagai alat
penghembus asap yang diproses dari
pembakaran bahan bakar jerami kering atau
kelapa kering yang divampur belerang.
Komponen utama dari alat ini terdiri dari unit
hembus (rumah kipas, daun kipas, proses kipas,
roda pemutar, sabuk pemutar dan engkol),
tabung bakar ramuan dan tutup penyulut bahan
bakar. Setelah jerami dibakar, tutup penyulutnya
ditutup, engkol diputar hingga keluar asap dan
asap diarahkan ke liang tikus.
3.2 Pembahasan
Pestisida adalah substansi (zat) kimia yang digunakan untuk membunuh atau
mengendalikan berbagai hama. Berdasarkan asal katanya pestisida berasal dari
bahasa inggris yaitu pest berarti hama dan cida berarti pembunuh. Yang dimaksud
hama bagi petani sangat luas yaitu : tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit
tanaman yang disebabkan oleh fungi (jamur), bakteria dan virus, nematoda
(cacing yang merusak akar), siput, tikus, burung dan hewan lain yang dianggap
merugikan. Menurut peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1973 ( Djojosumarto,
2008) pestisida adalah semua zat kimia atau bahan lain serta jasad renik dan virus
yang dipergunakan untuk mengendalikan hama dan penyakit, antara lain:
1. Semi autometic sprayer
Mekanisme kerja : tangki tempat menyimpan cairan yang kapasitas
penyimpanannya 10-14 liter, bagian mulutnya terdapat saringan untuk
menghindari kotoran masuk pada waktu pengisian. Di dalam tangki terdapat alat
pengaduk yang dapat digerakkan ke atas dan ke bawah bersamaan dengan gerakan
memompa. Gambar di atas adalah alat semprot semi automatic dengan pompa
piston. Pompa piston terdiri dari piston (plunger) dan silinder untuk menyedot
cairan dari tangki dan selanjutnya dialirkan ke alat penyemprot. Di dalam unit
pompa terdapat katup isap dan tekan untuk mengatur arah cairan. Pada alat ini
terdapat ruangan tekanan atau tabung udara yang berfungsi menghimpun tekanan
sehingga tekanan yang terpompa keluar dari tangki bersifat kontinyu dan konstan.
Tekanan yang dapat dihimpun di dalam tabung udara tersebut berkisar antara 3-5
kg/cm². Selama penyemprotan tinggi tekanan dipertahankan dengan jalan
dipompa secara terus menerus.
2. Knapsack Sprayer
Mekanisme kerja : pestisida dimasukkan dalam tangki. Ketika handle ditarik
maka udara masuk, cairan pestisida akan masuk ke dalam pipa kapiler. Sat handle
didorong, ada tekanan sehingga mendorong cairan keluar. Mekanisme kerja alat
ini menggunakan prinsip kapilaritas. Mula-mula cairan dimasukkan dalam tangki,
setelah itu handle ditarik dan didorong hingga cairan keluar.
3. Autometik sprayer
Alat ini cara kerjanya hampir sama dengan Hand Spayer, namun tidak digendong
di punggung, lebih simpel dan lebih mudah dibawa karena ukurannya yang mini.
Tangki dari bahan plat tahan karat untuk menampung cairan,
Tangkai pompa untuk memompa cairan. Saluran penyemprot, terdiri dari kran,
selang karet, katup, serta pipa yang bagian ujung dilengkapi nosel. Katup
pengatur aliran cairan keluar dari tangki. Nosel untuk memecah cairan menjadi
halus, Selang karet.
4. Mist Duster Sprayer
Mekanisme kerja : alat ini dijalankan dengan memutar engkol. Geraka engkol
akan memutar kipas melalui roda gigi. Alat pengaduk di dalam tangki ikut
berputar karena terpasang pada batang pengaduk yang berhubungan dengan
batang engkol. Tangkinya dapat memuat sekitar 400 g bahan pestisida. Bahan
pestisida yang dimasukkan dalam tangki atau wadah berbentuk powder dan ketika
engkol diputar serbuk akan keluar dalam bentuk debu.
4. Swing Fog
Mekanisme kerja : mist blower mempunyai 1 tabung. Pestisida dicampur dengan
air hingga terbentuk larutan. Kemudian larutan pestisida tersebut dimasukkan
dalam tabung. Kemudian disemprotkan ke tanaman. Pestisida yang keluar berupa
uap atau embun.
5. Soil injector
Mekanisme kerja : mula-mula cairan pestisida dimasukkan ke dalam tangki.
Kemudian kepala penusuk tanah dimasukkan ke dalam tanah sampai lubang
pengatur dalamnya injeksi. Selanjutnya kenop injeksi ditekan ke bawah, sehingga
cairan keluar dari lubang nozzle. Alat ini digunakan untuk fumigasi tanah, atau
memberikan nematisida yang berbentuk cair dan bersifat fumigan pada
perkebunan yang tidak luas. Biasanya digunakan secara manual ( Herodian S.
2007).
6. Micron ulva
Mekanisme kerja : komponen utamanya adalah piringan atau cakram yang
berputar. Cairan semprot dialirkan ke nozzle pada cakram tersebut. Selanjtunya
cakram yang berputar itu akan memecah cairan menjadi droplet oleh gaya
sentrifugal. Pola semprotan berupa lingkaran, ukuran dropletnya bervariasi
tergantung pada kecepatan putaran cakram. Ukuran droplet untuk mikron ulva
sangat halus dan seragam. Enzimnya menggunakan baterai 1,5 volt memenuhi
sepanjang pipa (± 6 buah). Setelah saklar dihidupkan maka dinamo akan berputar
sehingga kincir juga berputar dan cairan keluar. Bahan untuk aplikasinya adalah
ULV yaitu bahan aktif langsung, tanpa air tetapi bentuknya sudah berupa cairan
(Moenandir, Jody. 1990).
7. Emposan
Mekanisme kerja : alat ini berfungsi sebagai alat penghembus asap yang diproses
dari pembakaran bahan bakar jerami kering atau kelapa kering yang divampur
belerang. Komponen utama dari alat ini terdiri dari unit hembus (rumah kipas,
daun kipas, proses kipas, roda pemutar, sabuk pemutar dan engkol), tabung bakar
ramuan dan tutup penyulut bahan bakar. Setelah jerami dibakar, tutup
penyulutnya ditutup, engkol diputar hingga keluar asap dan asap diarahkan ke
liang tikus.
IV. KESIMPULAN
1. Pengendalian hama secara kimiawi diartikan sebagai tindakan pengendalian
hama dengan menggunakan bahan kimia. Semua bahan kimia yang dapat
dimanfaatkan untuk mengendalikan hama disebut agen pengendali kimiawi.
2. Pestisida adalah substansi (zat) kimia yang digunakan untuk membunuh atau
mengendalikan berbagai hama.
3. Penggunaan bahan kimia seperti pestisida dan sejenisnya merupakan langkah
terakhir yang harus diambil dalam pengendalian hama jika memang sudah
yidak mampu dikendalikan secara alami dan sudah mampu menimbulkan
kerusakan bagi tanaman budidaya.
4. Alat semprot yang sering digunakan dalam mengaplikasikan herbisida adalah
alat semprot punggung (knapsack sprayer).
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Alat dan Mesin Pertanian, Departemen Pertanian Republik Indonesia.
Djojosumarto, 2008. Petunjuk Penggunaan Pestisida. Jakarta: Penebar Swadaya.
Pramudya B. 2007. Strategi Pengembangan Alat dan Mesin Pertanian untuk
Usahatani Tanaman Pangan. IPB.
Herodian S. 2007. Jasa Produksi Dan Pelayanan Alat Mesin Pertanian
(JP2AMP). IPB.
Moenandir, Jody. 1990. Fisiologi Herbisida. Jakarta: Rajawali Pers.
Tarmana D. 1976. Alat dan mesin pertanian untuk proteksi tanaman pangan. IPB
Rukman, Rahmat dan Sugandi Saputra. 2006.Gulma dan Teknik Pengendalian.
Jogjakarta: Kanisius.
Sumber : Bagian dari penelitian penulis tahun 2009 dan rangkuman diskusi di
beberapa kota , IMATETANI tahun 2007-2008.

More Related Content

What's hot

Laporan pengenalan penyakit
Laporan pengenalan penyakitLaporan pengenalan penyakit
Laporan pengenalan penyakitTidar University
 
Laporan jaringan pengankut air(LIMITED EDITION)
Laporan jaringan pengankut air(LIMITED EDITION)Laporan jaringan pengankut air(LIMITED EDITION)
Laporan jaringan pengankut air(LIMITED EDITION)Malikul Mulki
 
Makalah unsur hara
Makalah unsur haraMakalah unsur hara
Makalah unsur haraf' yagami
 
Kapasitas lapang (pertemuan 4)
Kapasitas lapang (pertemuan 4)Kapasitas lapang (pertemuan 4)
Kapasitas lapang (pertemuan 4)Iqrimha Lairung
 
Laporan Praktikum Pengukuran luas daun
Laporan Praktikum Pengukuran luas daunLaporan Praktikum Pengukuran luas daun
Laporan Praktikum Pengukuran luas daunSandi Purnama Jaya
 
Acara iv pemeliharaan tanaman
Acara iv pemeliharaan tanamanAcara iv pemeliharaan tanaman
Acara iv pemeliharaan tanamanperdos5 cuy
 
Laporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahan
Laporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahanLaporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahan
Laporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahanFirlita Nurul Kharisma
 
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benihLaporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benihTidar University
 
Laporan kadar air benih (autosaved)
Laporan kadar air benih (autosaved)Laporan kadar air benih (autosaved)
Laporan kadar air benih (autosaved)Mohammad Muttaqien
 
Pemeliharaan tanaman
Pemeliharaan tanamanPemeliharaan tanaman
Pemeliharaan tanamanAli Babang
 
pembuatan larutan stok & media MS
pembuatan larutan stok & media MSpembuatan larutan stok & media MS
pembuatan larutan stok & media MSnovhitasari
 
Laporan praktikum c3, c4 dan cam
Laporan praktikum c3, c4 dan camLaporan praktikum c3, c4 dan cam
Laporan praktikum c3, c4 dan camfahmiganteng
 
Kultur Meristem dan Kultur Pucuk - Kultur Jaringan Tumbuhan
Kultur Meristem dan Kultur Pucuk - Kultur Jaringan TumbuhanKultur Meristem dan Kultur Pucuk - Kultur Jaringan Tumbuhan
Kultur Meristem dan Kultur Pucuk - Kultur Jaringan TumbuhanDewi Ayu Maryati
 
Laporan akhir dasar dasar ilmu tanah
Laporan akhir dasar dasar ilmu tanahLaporan akhir dasar dasar ilmu tanah
Laporan akhir dasar dasar ilmu tanahjumadi ahmad
 
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMAAcara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMAAlfian Nopara Saifudin
 
Laporan pengendalian gulma
Laporan pengendalian gulmaLaporan pengendalian gulma
Laporan pengendalian gulmaTidar University
 
Penetapan potensial air jaringan
Penetapan potensial air  jaringanPenetapan potensial air  jaringan
Penetapan potensial air jaringanEkal Kurniawan
 
Laporan Kuliah Lapang Alat Meteorologi dan Klimatologi
Laporan Kuliah Lapang Alat Meteorologi dan KlimatologiLaporan Kuliah Lapang Alat Meteorologi dan Klimatologi
Laporan Kuliah Lapang Alat Meteorologi dan Klimatologiasriantiputrilestari5
 
Laporan Praktikum Diagnosis Laboratorium: Penyakit Tanaman
Laporan Praktikum Diagnosis Laboratorium: Penyakit TanamanLaporan Praktikum Diagnosis Laboratorium: Penyakit Tanaman
Laporan Praktikum Diagnosis Laboratorium: Penyakit TanamanNurma Fauzaniar
 

What's hot (20)

Laporan pengenalan penyakit
Laporan pengenalan penyakitLaporan pengenalan penyakit
Laporan pengenalan penyakit
 
Laporan jaringan pengankut air(LIMITED EDITION)
Laporan jaringan pengankut air(LIMITED EDITION)Laporan jaringan pengankut air(LIMITED EDITION)
Laporan jaringan pengankut air(LIMITED EDITION)
 
Makalah unsur hara
Makalah unsur haraMakalah unsur hara
Makalah unsur hara
 
Kapasitas lapang (pertemuan 4)
Kapasitas lapang (pertemuan 4)Kapasitas lapang (pertemuan 4)
Kapasitas lapang (pertemuan 4)
 
Kultur teknis
Kultur teknisKultur teknis
Kultur teknis
 
Laporan Praktikum Pengukuran luas daun
Laporan Praktikum Pengukuran luas daunLaporan Praktikum Pengukuran luas daun
Laporan Praktikum Pengukuran luas daun
 
Acara iv pemeliharaan tanaman
Acara iv pemeliharaan tanamanAcara iv pemeliharaan tanaman
Acara iv pemeliharaan tanaman
 
Laporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahan
Laporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahanLaporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahan
Laporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahan
 
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benihLaporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
 
Laporan kadar air benih (autosaved)
Laporan kadar air benih (autosaved)Laporan kadar air benih (autosaved)
Laporan kadar air benih (autosaved)
 
Pemeliharaan tanaman
Pemeliharaan tanamanPemeliharaan tanaman
Pemeliharaan tanaman
 
pembuatan larutan stok & media MS
pembuatan larutan stok & media MSpembuatan larutan stok & media MS
pembuatan larutan stok & media MS
 
Laporan praktikum c3, c4 dan cam
Laporan praktikum c3, c4 dan camLaporan praktikum c3, c4 dan cam
Laporan praktikum c3, c4 dan cam
 
Kultur Meristem dan Kultur Pucuk - Kultur Jaringan Tumbuhan
Kultur Meristem dan Kultur Pucuk - Kultur Jaringan TumbuhanKultur Meristem dan Kultur Pucuk - Kultur Jaringan Tumbuhan
Kultur Meristem dan Kultur Pucuk - Kultur Jaringan Tumbuhan
 
Laporan akhir dasar dasar ilmu tanah
Laporan akhir dasar dasar ilmu tanahLaporan akhir dasar dasar ilmu tanah
Laporan akhir dasar dasar ilmu tanah
 
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMAAcara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
 
Laporan pengendalian gulma
Laporan pengendalian gulmaLaporan pengendalian gulma
Laporan pengendalian gulma
 
Penetapan potensial air jaringan
Penetapan potensial air  jaringanPenetapan potensial air  jaringan
Penetapan potensial air jaringan
 
Laporan Kuliah Lapang Alat Meteorologi dan Klimatologi
Laporan Kuliah Lapang Alat Meteorologi dan KlimatologiLaporan Kuliah Lapang Alat Meteorologi dan Klimatologi
Laporan Kuliah Lapang Alat Meteorologi dan Klimatologi
 
Laporan Praktikum Diagnosis Laboratorium: Penyakit Tanaman
Laporan Praktikum Diagnosis Laboratorium: Penyakit TanamanLaporan Praktikum Diagnosis Laboratorium: Penyakit Tanaman
Laporan Praktikum Diagnosis Laboratorium: Penyakit Tanaman
 

Similar to PENGENALAN PESTISIDA DAN ALAT APLIKASINYA

MACAM DAN JENIS ALAT PENYEMPROT.pptx
MACAM DAN JENIS ALAT PENYEMPROT.pptxMACAM DAN JENIS ALAT PENYEMPROT.pptx
MACAM DAN JENIS ALAT PENYEMPROT.pptxboyrizajuanda
 
Teknik bekerja secara aseptik
Teknik bekerja secara aseptikTeknik bekerja secara aseptik
Teknik bekerja secara aseptikFarida Lukmi
 
MIKROPIPET.pdf
MIKROPIPET.pdfMIKROPIPET.pdf
MIKROPIPET.pdfdiah739734
 
Cara mengitung kalibrasi alat semprot
Cara mengitung kalibrasi alat semprotCara mengitung kalibrasi alat semprot
Cara mengitung kalibrasi alat semprotDidin Mgl
 
Aji sulton maulana
Aji sulton maulanaAji sulton maulana
Aji sulton maulanatani57
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptis
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptisITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptis
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptisFransiska Puteri
 
Cara mengitung kalibrasi alat semprot
Cara mengitung kalibrasi alat semprotCara mengitung kalibrasi alat semprot
Cara mengitung kalibrasi alat semprotDidin Orgcjr
 
Makalah biologi dasar manusia desinfeksi
Makalah biologi dasar manusia desinfeksiMakalah biologi dasar manusia desinfeksi
Makalah biologi dasar manusia desinfeksiyusria izza
 
I1.11.sesi 9 pengendalian opt
I1.11.sesi 9 pengendalian optI1.11.sesi 9 pengendalian opt
I1.11.sesi 9 pengendalian optAndrew Hutabarat
 
Laporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasiLaporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasiTidar University
 
Makalah aplikasi sistem kengendali pneumatis by daniel fransisco silalahi
Makalah aplikasi sistem kengendali pneumatis by daniel fransisco silalahiMakalah aplikasi sistem kengendali pneumatis by daniel fransisco silalahi
Makalah aplikasi sistem kengendali pneumatis by daniel fransisco silalahiDanielFransiscoSilal
 
Laporan lengkap Mikrobiologi dan Parasitologi
  Laporan lengkap Mikrobiologi dan Parasitologi  Laporan lengkap Mikrobiologi dan Parasitologi
Laporan lengkap Mikrobiologi dan Parasitologiirmalawai
 
Bab vii kesehatan dan sanitasi
Bab vii kesehatan dan sanitasiBab vii kesehatan dan sanitasi
Bab vii kesehatan dan sanitasiRMontong
 

Similar to PENGENALAN PESTISIDA DAN ALAT APLIKASINYA (20)

MACAM DAN JENIS ALAT PENYEMPROT.pptx
MACAM DAN JENIS ALAT PENYEMPROT.pptxMACAM DAN JENIS ALAT PENYEMPROT.pptx
MACAM DAN JENIS ALAT PENYEMPROT.pptx
 
Teknik bekerja secara aseptik
Teknik bekerja secara aseptikTeknik bekerja secara aseptik
Teknik bekerja secara aseptik
 
makalah fotometer
makalah fotometermakalah fotometer
makalah fotometer
 
Laporan pesti 6
Laporan pesti 6Laporan pesti 6
Laporan pesti 6
 
MIKROPIPET.pdf
MIKROPIPET.pdfMIKROPIPET.pdf
MIKROPIPET.pdf
 
Fotometer.pptx
Fotometer.pptxFotometer.pptx
Fotometer.pptx
 
Cara mengitung kalibrasi alat semprot
Cara mengitung kalibrasi alat semprotCara mengitung kalibrasi alat semprot
Cara mengitung kalibrasi alat semprot
 
Aji sulton maulana
Aji sulton maulanaAji sulton maulana
Aji sulton maulana
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptis
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptisITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptis
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptis
 
Cara mengitung kalibrasi alat semprot
Cara mengitung kalibrasi alat semprotCara mengitung kalibrasi alat semprot
Cara mengitung kalibrasi alat semprot
 
Sterilisator
SterilisatorSterilisator
Sterilisator
 
Sterilisator
SterilisatorSterilisator
Sterilisator
 
Makalah biologi dasar manusia desinfeksi
Makalah biologi dasar manusia desinfeksiMakalah biologi dasar manusia desinfeksi
Makalah biologi dasar manusia desinfeksi
 
I1.11.sesi 9 pengendalian opt
I1.11.sesi 9 pengendalian optI1.11.sesi 9 pengendalian opt
I1.11.sesi 9 pengendalian opt
 
Laporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasiLaporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasi
 
Makalah aplikasi sistem kengendali pneumatis by daniel fransisco silalahi
Makalah aplikasi sistem kengendali pneumatis by daniel fransisco silalahiMakalah aplikasi sistem kengendali pneumatis by daniel fransisco silalahi
Makalah aplikasi sistem kengendali pneumatis by daniel fransisco silalahi
 
Pest Control Program
Pest Control ProgramPest Control Program
Pest Control Program
 
Laporan lengkap Mikrobiologi dan Parasitologi
  Laporan lengkap Mikrobiologi dan Parasitologi  Laporan lengkap Mikrobiologi dan Parasitologi
Laporan lengkap Mikrobiologi dan Parasitologi
 
Laporan pestisda
Laporan pestisdaLaporan pestisda
Laporan pestisda
 
Bab vii kesehatan dan sanitasi
Bab vii kesehatan dan sanitasiBab vii kesehatan dan sanitasi
Bab vii kesehatan dan sanitasi
 

PENGENALAN PESTISIDA DAN ALAT APLIKASINYA

  • 1. PENGENALAN PESTISIDA DAN ALAT APLIKASINYA (Laporan Praktikum Penendalian Hama Tumbuhan) Oleh Diana Novitasari 1314121045 LABORATORIUM HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN JURUSAN AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2015
  • 2. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam proses budi daya pertanian tidak terlepas dari apa yang namanya Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), kerugian akibat serangan hama bisa mencapai 37 %, penyakit 35 %, gulma 29 %, dan bahkan akibat yang di timbulkan oleh serangan hama tikus bisa menyebabkan gagal panen (puso). Pengendalian OPT bertujuan untuk mempertahankan produksi pertanian agar produksi tetap optimal, pengendalian hama adalah usaha –usaha manusia untuk menekan populasi hama sampai dibawah ambang batas yang merugikan secara ekonomi. (Pramudya B. 2007) Pengendalian dapat dilakukan dengan pendekatan Pengendalian Hama Terpadu (PHT), yaitu memilih suatu cara atau menggabungkan beberapa cara pengendalian, sehingga tidak merugikan secara ekonomis, biologi dan ekologi. Dengan tingkat kesadaran yang tinggi tentang lingkungan yang sehat dan pertanian yang berkelanjutan diperlikan cara pengendalian yang tepat. Dalam menangani OPT (organisme pengganggu tanaman) petani dewasa ini sering menggunakan pestisida. Pestisida merupakan zat yang mampu membasmi OPT. (Djojosumarto, 2008) Insektisida dapat pula dibagi menurut jenis aktivitasnya. Kebanyakan insektisida bersifat racun bilamana bersentuhan langsung atau tertelan serangga. Namun ada pula jenis lain yang bersifat sebagai repelen (jenis ini digunakan untuk mencegah serangga yang akan menyerang tanaman), atraktan (bahan yang dapat menarik serangga, dengan demikian serangga yang terkumpul akan lebih mudah terbunuh), anti feedan (senyawa ini dapat menghindarkan dari serangan suatu serangga) dan khemosterilan (yang dapat menyebabkan kemandulan bagi serangga yang terkena) (Sugandi Saputra. 2006). Dalam penggunaan pestisida perlu adanya alat untuk mengaplikasikan pestisida tersebut kepada sasaran ataupun tanaman yang ingin dilindungi dari serangan OPT. Alat tersebut dikenal dengan sebutan alat pengendali hama dan penyakit. Oleh karena itu dilakukannya praktikum pengenalan alat dan aplikasi pestisida adalah agar mahasiswa dapat mengetahui cara aplikasinya. 1.2 Tujuan Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut: 1. Mengenal beberapa macam alat aplikasi pestisida 2. Mengetahui bagian dan mekanisme kerja alat
  • 3. II METODELOGI PERCOBAAN 2.1 Alat dan Bahan Adapun alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah kertas hvs, alat tulis dan kamera. Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum adalah alat-alat aplikasi semi autometic sprayer, autometic sprayer, mist duster sprayer, swing fog, soil injection, micron ulva dan emposan. 2.2 Cara Kerja Adapun cara kerja dari praktikum ini adalah: 1. Dicatat apa yang dijelaskan asisten mengenai prosedur praktikum. 2. Digambar alat-alat aplikasinya
  • 4. III HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Pengamatan Adapun hasil pengamatan dari praktikum adalah sebagai berikut: Nama Alat Keterangan Semi autometic sprayer Alat Hand Sprayer atau sering disebut dengan tangki semprot, biasanya digunakan petani untuk membasmi gulma dan hama. Mekanisme kerja : tangki tempat menyimpan cairan yang kapasitas penyimpanannya 10-14 liter. Knapsack Sprayer Alat ini cara kerjanya hampir sama dengan Hand Spayer, namun tidak digendong di punggung, lebih simpel dan lebih mudah dibawa karena ukurannya yang mini. Tangki dari bahan plat tahan karat untuk menampung cairan,  Tangkai pompa untuk memompa cairan.  Saluran penyemprot, terdiri dari kran, selang karet, katup, serta pipa yang bagian ujung dilengkapi nosel.  Katup pengatur aliran cairan keluar dari tangki. Autometik sprayer Alat ini cara kerjanya hampir sama dengan Hand Spayer, namun tidak digendong di punggung, lebih simpel dan lebih mudah dibawa karena ukurannya yang mini. Tangki dari bahan plat tahan karat untuk menampung cairan,  Tangkai pompa untuk memompa cairan.  Saluran penyemprot, terdiri dari kran, selang karet, katup, serta pipa yang bagian ujung dilengkapi nosel.  Katup pengatur aliran cairan keluar dari tangki.  Nosel untuk memecah cairan menjadi halus.  Selang karet
  • 5.  Piston pompa  Sabuk penggendong. Swing fog Alat ini biasa digunaka untuk vooging atau pengasapan utuk membunuh jentik nyamuk dan hama pada pertanian. Fungsi: untuk membuat asap udara sehingga dapat meracuni lubang tikus dengan cara pengasapan udara. Bagian-bagian alat: Pipa output 2. Tabung belerang 3. Mesin penggerak 4. Pegangan Mist duster sprayer Bagian-bagian mist duster/mist blower berdasarkan sistem/prinsip kerjanya, yaitu pengabut bermotor dibagi menjadi: a. Penyabut bermotor dengan menggunakan perlengkapan pompa (mist pompa) agitasi mekanis. b. Penyabut tak bermotor dengan sistem tekanan udara (air fissure) agitasi udara Micron ulva Mekanisme kerja : komponen utamanya adalah piringan atau cakram yang berputar. Cairan semprot dialirkan ke nozzle pada cakram tersebut. Soil injector Mekanisme kerja : mula-mula cairan pestisida dimasukkan ke dalam tangki. Kemudian kepala penusuk tanah dimasukkan ke dalam tanah sampai lubang pengatur dalamnya injeksi. Selanjutnya kenop injeksi ditekan ke bawah, sehingga cairan keluar dari lubang nozzle. Alat ini digunakan untuk fumigasi tanah, atau memberikan nematisida yang berbentuk cair dan bersifat fumigan pada perkebunan yang tidak luas. Biasanya digunakan secara manual. Emposan Mekanisme kerja : alat ini berfungsi sebagai alat penghembus asap yang diproses dari pembakaran bahan bakar jerami kering atau kelapa kering yang divampur belerang. Komponen utama dari alat ini terdiri dari unit hembus (rumah kipas, daun kipas, proses kipas, roda pemutar, sabuk pemutar dan engkol), tabung bakar ramuan dan tutup penyulut bahan bakar. Setelah jerami dibakar, tutup penyulutnya ditutup, engkol diputar hingga keluar asap dan asap diarahkan ke liang tikus.
  • 6. 3.2 Pembahasan Pestisida adalah substansi (zat) kimia yang digunakan untuk membunuh atau mengendalikan berbagai hama. Berdasarkan asal katanya pestisida berasal dari bahasa inggris yaitu pest berarti hama dan cida berarti pembunuh. Yang dimaksud hama bagi petani sangat luas yaitu : tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit tanaman yang disebabkan oleh fungi (jamur), bakteria dan virus, nematoda (cacing yang merusak akar), siput, tikus, burung dan hewan lain yang dianggap merugikan. Menurut peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1973 ( Djojosumarto, 2008) pestisida adalah semua zat kimia atau bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk mengendalikan hama dan penyakit, antara lain: 1. Semi autometic sprayer Mekanisme kerja : tangki tempat menyimpan cairan yang kapasitas penyimpanannya 10-14 liter, bagian mulutnya terdapat saringan untuk menghindari kotoran masuk pada waktu pengisian. Di dalam tangki terdapat alat pengaduk yang dapat digerakkan ke atas dan ke bawah bersamaan dengan gerakan memompa. Gambar di atas adalah alat semprot semi automatic dengan pompa piston. Pompa piston terdiri dari piston (plunger) dan silinder untuk menyedot cairan dari tangki dan selanjutnya dialirkan ke alat penyemprot. Di dalam unit pompa terdapat katup isap dan tekan untuk mengatur arah cairan. Pada alat ini terdapat ruangan tekanan atau tabung udara yang berfungsi menghimpun tekanan sehingga tekanan yang terpompa keluar dari tangki bersifat kontinyu dan konstan. Tekanan yang dapat dihimpun di dalam tabung udara tersebut berkisar antara 3-5 kg/cm². Selama penyemprotan tinggi tekanan dipertahankan dengan jalan dipompa secara terus menerus. 2. Knapsack Sprayer Mekanisme kerja : pestisida dimasukkan dalam tangki. Ketika handle ditarik maka udara masuk, cairan pestisida akan masuk ke dalam pipa kapiler. Sat handle didorong, ada tekanan sehingga mendorong cairan keluar. Mekanisme kerja alat ini menggunakan prinsip kapilaritas. Mula-mula cairan dimasukkan dalam tangki, setelah itu handle ditarik dan didorong hingga cairan keluar. 3. Autometik sprayer Alat ini cara kerjanya hampir sama dengan Hand Spayer, namun tidak digendong di punggung, lebih simpel dan lebih mudah dibawa karena ukurannya yang mini. Tangki dari bahan plat tahan karat untuk menampung cairan, Tangkai pompa untuk memompa cairan. Saluran penyemprot, terdiri dari kran, selang karet, katup, serta pipa yang bagian ujung dilengkapi nosel. Katup pengatur aliran cairan keluar dari tangki. Nosel untuk memecah cairan menjadi halus, Selang karet.
  • 7. 4. Mist Duster Sprayer Mekanisme kerja : alat ini dijalankan dengan memutar engkol. Geraka engkol akan memutar kipas melalui roda gigi. Alat pengaduk di dalam tangki ikut berputar karena terpasang pada batang pengaduk yang berhubungan dengan batang engkol. Tangkinya dapat memuat sekitar 400 g bahan pestisida. Bahan pestisida yang dimasukkan dalam tangki atau wadah berbentuk powder dan ketika engkol diputar serbuk akan keluar dalam bentuk debu. 4. Swing Fog Mekanisme kerja : mist blower mempunyai 1 tabung. Pestisida dicampur dengan air hingga terbentuk larutan. Kemudian larutan pestisida tersebut dimasukkan dalam tabung. Kemudian disemprotkan ke tanaman. Pestisida yang keluar berupa uap atau embun. 5. Soil injector Mekanisme kerja : mula-mula cairan pestisida dimasukkan ke dalam tangki. Kemudian kepala penusuk tanah dimasukkan ke dalam tanah sampai lubang pengatur dalamnya injeksi. Selanjutnya kenop injeksi ditekan ke bawah, sehingga cairan keluar dari lubang nozzle. Alat ini digunakan untuk fumigasi tanah, atau memberikan nematisida yang berbentuk cair dan bersifat fumigan pada perkebunan yang tidak luas. Biasanya digunakan secara manual ( Herodian S. 2007). 6. Micron ulva Mekanisme kerja : komponen utamanya adalah piringan atau cakram yang berputar. Cairan semprot dialirkan ke nozzle pada cakram tersebut. Selanjtunya cakram yang berputar itu akan memecah cairan menjadi droplet oleh gaya sentrifugal. Pola semprotan berupa lingkaran, ukuran dropletnya bervariasi tergantung pada kecepatan putaran cakram. Ukuran droplet untuk mikron ulva sangat halus dan seragam. Enzimnya menggunakan baterai 1,5 volt memenuhi sepanjang pipa (± 6 buah). Setelah saklar dihidupkan maka dinamo akan berputar sehingga kincir juga berputar dan cairan keluar. Bahan untuk aplikasinya adalah ULV yaitu bahan aktif langsung, tanpa air tetapi bentuknya sudah berupa cairan (Moenandir, Jody. 1990). 7. Emposan Mekanisme kerja : alat ini berfungsi sebagai alat penghembus asap yang diproses dari pembakaran bahan bakar jerami kering atau kelapa kering yang divampur belerang. Komponen utama dari alat ini terdiri dari unit hembus (rumah kipas, daun kipas, proses kipas, roda pemutar, sabuk pemutar dan engkol), tabung bakar ramuan dan tutup penyulut bahan bakar. Setelah jerami dibakar, tutup penyulutnya ditutup, engkol diputar hingga keluar asap dan asap diarahkan ke liang tikus.
  • 8. IV. KESIMPULAN 1. Pengendalian hama secara kimiawi diartikan sebagai tindakan pengendalian hama dengan menggunakan bahan kimia. Semua bahan kimia yang dapat dimanfaatkan untuk mengendalikan hama disebut agen pengendali kimiawi. 2. Pestisida adalah substansi (zat) kimia yang digunakan untuk membunuh atau mengendalikan berbagai hama. 3. Penggunaan bahan kimia seperti pestisida dan sejenisnya merupakan langkah terakhir yang harus diambil dalam pengendalian hama jika memang sudah yidak mampu dikendalikan secara alami dan sudah mampu menimbulkan kerusakan bagi tanaman budidaya. 4. Alat semprot yang sering digunakan dalam mengaplikasikan herbisida adalah alat semprot punggung (knapsack sprayer).
  • 9. DAFTAR PUSTAKA Direktorat Alat dan Mesin Pertanian, Departemen Pertanian Republik Indonesia. Djojosumarto, 2008. Petunjuk Penggunaan Pestisida. Jakarta: Penebar Swadaya. Pramudya B. 2007. Strategi Pengembangan Alat dan Mesin Pertanian untuk Usahatani Tanaman Pangan. IPB. Herodian S. 2007. Jasa Produksi Dan Pelayanan Alat Mesin Pertanian (JP2AMP). IPB. Moenandir, Jody. 1990. Fisiologi Herbisida. Jakarta: Rajawali Pers. Tarmana D. 1976. Alat dan mesin pertanian untuk proteksi tanaman pangan. IPB Rukman, Rahmat dan Sugandi Saputra. 2006.Gulma dan Teknik Pengendalian. Jogjakarta: Kanisius. Sumber : Bagian dari penelitian penulis tahun 2009 dan rangkuman diskusi di beberapa kota , IMATETANI tahun 2007-2008.