2. Dalam upaya budidaya tanaman hortikultura
(cabai dan bawang merah) salah satu kendala
adalah serangan oleh Organisme Pengganggu
Tumbuhan (OPT).
Opt yang cukup merugikan yang sering muncul
adalah serangan cendawan fusarium, yang
mengakibatkan penyakit layu pada tanaman
cabai dan penyakit moler pada tanaman bawang
merah
Pada tanaman cabai selain oleh cendawan
fusarium, penyakit layu juga disebabkan oleh
bakteri.
3. 1. Layu Fusarium
Tanaman tampak mengalami kelayuan pada siang
hari dan sehat kembali pada sore hari.
Daun bagian atas tanaman agak menguning dan
layu
Bila tanaman dicabut akar mengalami kerusakan
/ busuk dan terdapat miselia cendawan
berwarna putih.
Bila batang dibelah tampak sistem jaringan
pembuluh tidak berwarna /pucat.
4. 1.Layu Bakteri :
- Daun-daun tanaman menjadi lemes terutama
saat matahari terik
- Beberapa hari kemudian tanaman menjadi
layu permanen
- Bila tanaman dicabut tampak perakaran
busuk dan mengeluarkan bau yang
menyengat, juga terlihat busuk kebasahan
karena mengandung masa bakteri.
- Penyakit sangat cepat menyebar.
5. - Daun menguning terkulai dan layu
- Tanaman gampang dicabut, karena
pertumbuhan akar terganggu atau
membusuk
- Pada perakaran adanya kumpulan micelia
yang warnanya putih.
- Gampang menyebar karena dapat disebarkan
melalui air.
6. Beberapa komponen teknologi PHT yang dapat
diterapkan untuk pengendalian OPT adalah
sebagai berikut :
1. Pengelolaan ekosistem dengan cara bercocok
tanam.
2. Pengendalian hayati
3. Pengendalian secara mekanik
4. Pengendalian secara fisik
5. Penggunaan Pestisida secara selektif
6. Dengan peraturan (karantina)
7. Pengendalian secara genetik
8.
7. - Daun menguning terkulai dan layu
- Tanaman gampang dicabut, karena
pertumbuhan akar terganggu atau
membusuk
- Pada perakaran adanya kumpulan micelia
yang warnanya putih.
- Gampang menyebar karena dapat disebarkan
melalui air.
8. 1. Pengendalian secara mekanis seperti pengapuran
pada tanah sebelum tanam, untuk mendapatkan
ph tanah yang normal, sehingga perkembangan
patogen tular tanah (fusarium dan pseudomonas
solanacearum) terganggu.
2. Pengendalian secara mekanis seperti
membersihkan sisa-sisa tanaman sakit
sebelumnya dikumpulkan dan dibakar.
3. Pengelolaan ekosistem, dengan menanam
varietas tahan, pergiliran tanaman
1. Pengendalian hayati dengan memanfaatkan
musuh alami berupa cendawan dan bakteri
antagonis.
9. Perendaman benih selama 30 – 60 menit,
konsentrasi 10 cc / liter air.
Pada tanah persemaian diaplikasi sampai
lembab.
Di pertanaman : untuk mencegah penyakit
layu dikocor pada perakaran tanaman saat
tanam sebanyak 200 cc per tanaman
semusim, dan sebanyak 10 liter per tanaman
tahunan
Dapat pula disemprotkan pada permukaan
tanaman.
10. Cendawan ini dapat digunakan untuk
mengendalikan penyakit layu fusarium pada
tanaman tomat, kentang, melon, stroberi,
semangka, bawang merah, jeruk dan pisang
Dapat digunakan untuk mengendalikan
penyakit busuk akar pada berbagai tanaman
Dapat digunakan untuk mengendalikan
penyakit akar gada pada tanaman kubis-
kubisan dan sawi hijau.
11. Aplikasi cendawan trichoderma sp dapat
dilakukan dari persemaian, yaitu dengan
mencampur tanah persemaian sebelum
melakukan penanaman benih.
Aplikasi saat pertanaman, dengan cara
membenam pada daerah perakaran tanaman
Pada tanaman semusim dibutuhkan 10 gram
per tanaman dan pada tanaman tahunan 250
gram per tanaman.
Supaya cendawan tetap hidup tanaman
diberikan pupuk organik dan kelembaban
yang cukup
12. 5. Penggunaan Pestisida sesuai dengan
prinsip 6 tepat/
6. Menjalankan peraturan karantina terhadap
tanaman yang masuk dan keluar antar pulau
ataupun antar negara.
7. Pengendalian secara genetik, yaitu dengan
mengelola mutasi gen, ini dapat dilakukan
oleh ahli genetik.