SlideShare a Scribd company logo
1 of 45
Loading
(Studi Kasus Pembelajaran Materi Saling Ketergantungan dalam Ekosistem pada
Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Geneng – Ngawi Tahun Pelajaran 2011/2012)
Oleh:
Ken Retnaningdyah Widiastuti
S.831102028
Latar Belakang
K e r a n g k a
B e r p i k i r
Kesimpula n
Rumusan
Masalah
H i p o t e s i s
I m p l i k a s i
T u j u a n
M e t o d o l o g i
S a r a n
Kajian Teori
Hasil Analisis
Sebelumnya
Pemba ha sa n
LATAR BELAKANG
• Rendahnya Kualitas Pendidikan Bidang
Sains di Indonesia
• Rendahnya Prestasi Belajar Siswa pada
Mata Pelajaran Biologi
• Kebutuhan akan Model Pembelajaran
yang Relevan dan Efektif
• Orientasi kepada kreativitas dan gaya
belajar siswa
Menu Utama BerikutnyaSebelumnya
RUMUSAN MASALAH
Apakah ada pengaruh:
1. Pembelajaran Biologi Model CLIS melalui Metode Simulasi dan
Role Playing Ditinjau dari Kreativitas dan Gaya Belajar Siswa,
terhadap Prestasi Belajar Siswa?
2. Kreativitas Siswa terhadap Prestasi Belajar Siswa?
3. Gaya Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar Siswa?
Apakah ada interaksi antara:
4. Pembelajaran Biologi Model CLIS melalui Metode Simulasi dan
Role Playing dengan Kreativitas Siswa?
5. Pembelajaran Biologi Model CLIS melalui Metode Simulasi dan
Role Playing dengan Gaya Belajar Siswa?
6. Kreativitas dengan Gaya Belajar Siswa?
7. Pembelajaran Biologi Model CLIS melalui Metode Simulasi dan
Role Playing dengan Kreativitas dan Gaya Belajar Siswa?
Menu Utama BerikutnyaSebelumnya
T U J U A N
Untuk mengetahui pengaruh:
1. Pembelajaran Biologi Model CLIS melalui Metode Simulasi dan
Role Playing Ditinjau dari Kreativitas dan Gaya Belajar Siswa,
terhadap Prestasi Belajar Siswa?
2. Kreativitas Siswa terhadap Prestasi Belajar Siswa?
3. Gaya Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar Siswa?
Untuk mengetahui interaksi antara:
4. Pembelajaran Biologi Model CLIS melalui Metode Simulasi dan
Role Playing dengan Kreativitas Siswa?
5. Pembelajaran Biologi Model CLIS melalui Metode Simulasi dan
Role Playing dengan Gaya Belajar Siswa?
6. Kreativitas dengan Gaya Belajar Siswa?
7. Pembelajaran Biologi Model CLIS melalui Metode Simulasi dan
Role Playing dengan Kreativitas dan Gaya Belajar Siswa?
Menu Utama BerikutnyaSebelumnya
Robert Gagne CLIS Simulasi
Konstruktivisme Vygotsky Ausubel
Kreativitas Gaya Belajar
Menu Utama
Role Playing
Piaget
Prestasi Belajar
Sebelumnya
KONSTRUKTIVISME
Menu Utama BerikutnyaK a j i a n T e o r i
Belajar merupakan proses aktif pelajar
mengkonstruksi arti teks, dialog, pengalaman fisis
dan lain-lain. Belajar juga merupakan proses
mengasimilasikan dan menghubungkan
pengalaman atau bahan yang dipelajari dengan
pengertian yang sudah dipunyai seseorang
sehingga pengertiannya dikembangkan.
Sebelumnya
VYGOTSKY
Menu Utama BerikutnyaK a j i a n T e o r i
Pembelajaran akan terjadi jika anak bekerja atau menangani tugas-
tugas yang belum dipelajari, namun tugas-tugas tersebut masih
berada dalam jangkauan mereka disebut dengan zone of proximal
development, yakni daerah pada tingkat perkembangan sedikit di
atas daerah perkembangan seseorang saat ini, yang didefinisikan
sebagai kemampuan pemecahan masalah di bawah bimbingan orang
dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu.
Dikenal juga dengan istilah scaffolding (perancahan), dimana
perancahan tersebut mengacu kepada bantuan yang diberikan
teman sebaya atau orang dewasa yang lebih kompeten, yang berarti
memberikan sejumlah besar dukungan kepada anak selama tahap
awal pembelajaran dan kemudian mengurangi bantuan dan
memberikan kesempatan kepada anak itu untuk mengambil
tanggungjawab yang semakin besar segera setelah dia mampu
melakukannya sendiri.
Sebelumnya
AUSUBEL
Menu Utama BerikutnyaK a j i a n T e o r i
Belajar dapat diklasifikasikan ke dalam dua dimensi. Dimensi pertama
berhubungan dengan cara informasi atau materi pelajaran disajikan
pada siswa melalui penerimaan atau penemuan. Dimensi kedua
menyangkut cara bagaimana siswa dapat mengaitkan informasi itu
pada struktur kognitif yang telah ada.
Belajar menghafal  seseorang memperoleh informasi baru dalam
dunia pengetahuan yang sama sekali tidak berhubungan apa yang telah
ia ketahui. Belajar bermakna (meaningfull learning)  proses
pembelajaran dimana siswa lebih mudah memahami dan mempelajari,
karena guru mampu dalam memberi kemudahan bagi siswanya
sehingga mereka dengan mudah mengaitkan pengalaman atau
pengetahuan yang sudah ada dalam pikirannya.
Terdapat empat tipe belajar: (1) belajar dengan penemuan bermakna,
(2) belajar dengan penemuan tidak bermakna, (3) belajar menerima
(ekspositori) yang bermakna, (4) belajar menerima (ekspositori) yang
tidak bermakna
Sebelumnya
P I A G E T
Menu Utama BerikutnyaK a j i a n T e o r i
Pengetahuan dibangun dalam pikiran siswa melalui proses
asimilasi, yaitu penyatuan atau pengintegrasian informasi
baru ke dalam struktur kognitif yang telah dimiliki;
kemudian proses akomodasi, yaitu proses penyesuaian
struktur kognitif ke dalam situasi yang baru; serta proses
ekuilibrasi, yaitu penyesuaian berkesinambungan antara
asimilasi dan akomodasi.
Piaget membagi tahap-tahap perkembangan kognitif: (1)
Sensori Motor, (2) Pra-Operasional, (3) Operasional
Konkret, (4) Operasional Formal.
Sebelumnya
ROBERT GAGNE
Menu Utama BerikutnyaK a j i a n T e o r i
Belajar adalah suatu proses dimana suatu organisme berubah
perilakunya sebagai akibat pengalaman”. Oleh karena itu, dalam
proses belajar mengajar biologi yang terpenting adalah
pengalaman (experience) yang dapat membuat perubahan tingkah
laku, bentuk tingkah laku yang dapat diamati (Observabel) serta
dapat diukur.
Tindakan belajar atau learning act meliputi delapan fase belajar
yang merupakan kejadian-kejadian eksternal yang dapat
distruktur atau direkonstruksi oleh siswa atau guru, dan setiap
fase ini dipasangkan dengan suatu proses internal yang terjadi
dalam pikiran siswa. Kedelapan fase tersebut antara lain: (1)
Motivasi, (2) Pengenalan (apphending phase), (3) Perolehan
(acquisition phase), (4) Retensi, (5) Pemanggilan, (6) Generalisasi,
(7) Penampilan, (8) Fase umpan balik.
Sebelumnya
CHILDREN LEARNING IN SCIENCE
Menu Utama BerikutnyaK a j i a n T e o r i
Model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam kegiatan
praktikum, eksperimen, menyajikan, menginterpretasi, memprediksi
dan menyimpulkan dengan menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS).
Model CLIS berusaha mengembangkan ide atau gagasan siswa
tentang suatu masalah tertentu dalam pembelajaran serta
merekonstruksi ide atau gagasan berdasarkan hasil pengamatan atau
percobaan. Siswa diberikan kesempatan untuk mengungkapkan
berbagai gagasan tentang topik yang dibahas dalam pembelajaran,
mengungkapkan gagasan serta membandingkannya dengan gagasan
siswa lainnya dan mendiskusikannya untuk menyamakan persepsi.
Selanjutnya, siswa diberi kesempatan untuk merekonstruksi gagasan
setelah membandingkannya dengan hasil percobaan, observasi atau
hasil mencermati buku teks. Di samping itu, siswa juga
mengaplikasikan hasil rekonstruksi gagasan tersebut ke dalam situasi
baru.
Sebelumnya
SIMULASI
Menu Utama BerikutnyaK a j i a n T e o r i
Wickelgren (1996:121) menjelaskan, ”simulation is practice
method, it’s can improve skill (mental, physic/technic)”.
Metode simulasi merupakan metode praktek yang dapat
meningkatkan ketrampilan baik secara mental, fisik ataupun
secara teknis). Metode simulasi ini mempersiapkan peserta
didik memperoleh kesempatan mengembangkan dan mengkaji
keterampilan kognitif dalam situasi / lingkungan yang relatif
bebas dari resiko. Tujuannya, jika terjadi suatu kesalahan
tidak terlalu membahayakan dan memakan biaya tinggi
apabila dibandingkan dengan menggunakan klien
sesungguhnya, karena dengan simulasi seseorang mampu
mengajarkan tentang fakta, konsep dan prinsip tertentu
melalui pengalaman yang terdramatisasi.
Sebelumnya
ROLE PLAYING
Menu Utama BerikutnyaK a j i a n T e o r i
Yamin (2008:166)  metode yang melibatkan interaksi antara
dua siswa atau lebih tentang suatu topik atau situasi. Siswa
melakukan peran masing-masing sesuai dengan tokoh yang
dilakoni, dimana siswa berinteraksi sesama siswa melakukan
peran terbuka.
Role Playing atau bermain peran adalah metode pembelajaran
sebagai bagian dari simulasi yang diarahkan untuk mengkreasi
peristiwa sejarah, mengkreasi peristiwa-peristiwa aktual atau
kejadian-kejadian yang mungkin muncul pada masa mendatang
(Sanjaya; 2009:161). Metode Role Playing adalah suatu cara
penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan
imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan
penghayatan dilakukan dengan cara memerankannya sebagai
tokoh hidup atau benda mati.
Sebelumnya
KREATIVITAS
Menu Utama BerikutnyaK a j i a n T e o r i
Definisi sederhana yang sering digunakan secara luas tentang
kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu
yang baru” (Kuper dan Kuper dalam Mar’at, 2006:176). Oleh
karena itu, tidak ada definisi yang baku mengenai kreativitas
ini.
Guilford menegaskan bahwa, ”Kreativitas perlu dikembangkan
melalui jalur pendidikan guna mengembangkan potensi anak
secara utuh dan bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan seni”.
Melalui konsep “struktur intelektual”, Guilford menyebutkan
ada dua kemampuan berpikir yang berkorelasi, yaitu: (1)
Kemampuan berpikir konvergen (convergent thinking), (2)
kemampuan berpikir divergen (divergent thinking).
Sebelumnya
GAYA BELAJAR
Menu Utama BerikutnyaK a j i a n T e o r i
Keefe (1979)  Gaya Belajar adalah sebuah rangkaian
karakteristik faktor-faktor kognisi, afeksi, dan psikologi yang
menyajikan indikator-indikator yang relatif stabil mengenai
bagaimana seorang pembelajar itu memahami, berinteraksi, dan
merespon terhadap lingkungan pembelajaran. Hal itu
ditunjukkan melalui pola tingkah laku dan performa dimana
dengan pola tersebut individu memaknai pengalaman
pembelajaran. Dasar hal tersebut terletak pada struktur
organisasi saraf dan kepribadian yang keduanya membentuk
dan dibentuk oleh perkembangan individu dan pengalaman
pembelajaran di rumah, sekolah dan masyarakat.
De Porter dan Hernacki (2002:116-118)  terdapat tiga gaya
belajar yang dominan dimiliki siswa, yaitu: visual, auditorial,
dan kinestetik.
Sebelumnya
PRESTASI BELAJAR
Menu Utama BerikutnyaK a j i a n T e o r i
Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan dan
ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, yang
ditunjukkan dengan nilai tes atau angka. Nilai akan
menentukan apakah prestasi belajar siswa baik atau tidak.
Prestasi belajar diperoleh dalam ruang lingkup pengetahuan
dan keterampilan. Pengetahuan dikelompokkan ke dalam
empat bagian, antara lain: fakta, konsep, prosedur dan prinsip.
Belajar diartikan sebagai aktivitas pengembangan diri melalui
pengalaman, bertumpu pada kemampuan diri siswa di bawah
bimbingan guru (Tirtarahardja dan Sula; 2002). Seseorang
yang melakukan aktivitasnya itu telah memperoleh perubahan
dalam dirinya dengan pengalaman baru, maka individu itu
dikatakan telah belajar. Perubahan individu dari proses
belajar disebut prestasi belajar.
Sebelumnya
KERANGKA BERPIKIR
Menu Utama BerikutnyaK a j i a n T e o r i Sebelumnya
Menu Utama
Hipo t esis
Penelitia n
Hipo t esis
St a t istik
Sebelumnya
HIPOTESIS PENELITIAN
Menu Utama
1. Terdapat pengaruh antara Metode Simulasi dan Role Playing
dengan Prestasi Belajar
2. Terdapat pengaruh antara Kreativitas Verbal dengan Prestasi
Belajar
3. Terdapat pengaruh antara Gaya Belajar dengan Prestasi
Belajar
4. Terdapat interaksi antara Metode Simulasi dan Role Playing
dengan Kreativitas Verbal
5. Terdapat interaksi antara Metode Simulasi dan Role Playing
dengan Gaya Belajar
6. Terdapat interaksi antara Kreativitas Verbal dengan Gaya
Belajar
7. Terdapat interaksi antara Metode Simulasi dan Role Playing
dengan Kreativitas Verbal dan Gaya Belajar
BerikutnyaH i p o t e s i s Sebelumnya
HIPOTESIS STATISTIK
Menu Utama
1. (H0-1) :  >  = 0,05 (Hipotesis Nol)
Metode Simulasi dan Role Playing tidak berpengaruh terhadap Prestasi Belajar.
(Ha-1) :  <  = 0,05 (Hipotesis Alternatif = Hipotesis Kerja)
Metode Simulasi dan Role Playing berpengaruh terhadap Prestasi Belajar.
2. (H0-2) :  >  = 0,05 (Hipotesis Nol)
Kreativitas Verbal tidak berpengaruh terhadap Prestasi Belajar.
(Ha-2) :  <  = 0,05 (Hipotesis Alternatif = Hipotesis Kerja)
Kreativitas Verbal berpengaruh terhadap Prestasi Belajar.
3. (H0-3) :  >  = 0,05 (Hipotesis Nol)
Gaya Belajar tidak berpengaruh terhadap Prestasi Belajar.
(Ha-3) :  <  = 0,05 (Hipotesis Alternatif = Hipotesis Kerja)
Gaya Belajar berpengaruh terhadap Prestasi Belajar.
4. (H0-4) :  >  = 0,05 (Hipotesis Nol)
Metode Simulasi dan Role Playing tidak berinteraksi dengan Kreativitas Verbal.
(Ha-4) :  <  = 0,05 (Hipotesis Alternatif = Hipotesis Kerja)
Metode Simulasi dan Role Playing berinteraksi dengan Kreativitas Verbal.
... No. 5-6-7H i p o t e s i s Sebelumnya
HIPOTESIS STATISTIK
Menu Utama
5. (H0-5) :  >  = 0,05 (Hipotesis Nol)
Metode Simulasi dan Role Playing tidak berinteraksi dengan Gaya Belajar.
(Ha-5) :  <  = 0,05 (Hipotesis Alternatif = Hipotesis Kerja)
Metode Simulasi dan Role Playing berinteraksi dengan Gaya Belajar.
6. (H0-6) :  >  = 0,05 (Hipotesis Nol)
Kreativitas Verbal tidak berinteraksi dengan Gaya Belajar.
(Ha-6) :  <  = 0,05 (Hipotesis Alternatif = Hipotesis Kerja)
Kreativitas Verbal berinteraksi dengan Gaya Belajar.
7. (H0-7) :  >  = 0,05 (Hipotesis Nol)
Metode Simulasi dan Role Playing tidak berinteraksi dengan Kreativitas Verbal
dan Gaya Belajar.
(Ha-7) :  <  = 0,05 (Hipotesis Alternatif = Hipotesis Kerja)
Metode Simulasi dan Role Playing berinteraksi dengan Kreativitas Verbal dan
Gaya Belajar.
BerikutnyaH i p o t e s i s Sebelumnya
Menu Utama
D e t a i l
Teknik
Pengujian
Instrumen ......
D esa in
Fa kt o ria l
Teknik Analisis
Data
Instrumen
Pengumpulan
Data
Sebelumnya
D E T A I L
• Metode Penelitian  Eksperimen
• Tempat Penelitian  SMPN 2 Geneng Ngawi
• Waktu Penelitian  Semester Kedua (Genap) TA
2011/2012 atau sekitar bulan Februari – Mei
Tahun 2012
• Populasi Penelitian  231 Siswa Kelas VII
• Metode Pengambilan Sampel  Cluster Random
Sampling
• Jumlah Sampel  54 Sampel  Kelas VII-A = 27
Sampel & Kelas VII-F = 27 Sampel
Menu Utama BerikutnyaM e t o d o l o g i Sebelumnya
DESAIN FAKTORIAL
Menu Utama BerikutnyaM e t o d o l o g i Sebelumnya
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
Menu Utama BerikutnyaM e t o d o l o g i
1. Angket: digunakan untuk memperoleh
data skor angket Gaya Belajar, skor
angket Prestasi Belajar Afektif dan
Psikomotor.
2. Lembar Observasi: digunakan untuk
memperoleh data skor observasi Prestasi
Belajar Afektif dan Psikomotor.
3. Tes: digunakan untuk memperoleh data
skor Tes Kreativitas Verbal, serta Tes
Prestasi Belajar kognitif.
Sebelumnya
TEKNIK PENGUJIAN INSTRUMEN
PENGUMPULAN DATA
Menu Utama BerikutnyaM e t o d o l o g i
• Uji Validitas
 Validitas isi
 Validitas konstruksi  Product Moment
 Pearson’s Correlation
• Uji Reliabilitas  Alpha Cronbach
• Uji Taraf Kesukaran Soal
• Uji Daya Pembeda Butir Soal
Sebelumnya
TEKNIK ANALISIS DATA
Menu Utama BerikutnyaM e t o d o l o g i
• Uji Prasyarat Analisis
 Uji Normalitas  Kolmogorov – Smirnov
 Uji Homogenitas  Levene’s Test
• Uji Hipotesis  3 – Way ANOVA 
menggunakan General Linear Model yang
terdapat di Aplikasi PASW 18
Sebelumnya
Menu Utama
Uji
N o rma lit as
Uji
Homogenitas
3 – Way
ANOVA
Sebelumnya
UJI NORMALITAS
Menu Utama BerikutnyaH a s i l A n a l i s i s Sebelumnya
UJI HOMOGENITAS
Menu Utama BerikutnyaH a s i l A n a l i s i s Sebelumnya
3 – WAY ANOVA
BerikutnyaH a s i l A n a l i s i sMenu Utama Sebelumnya
Menu Utama
1
Pembahasan
Hipotesis Ke-1
5
Pembahasan
Hipotesis Ke-5
2
Pembahasan
Hipotesis Ke-2
6
Pembahasan
Hipotesis Ke-6
3
Pembahasan
Hipotesis Ke-3
Sebelumnya
4
Pembahasan
Hipotesis Ke-4
7
Pembahasan
Hipotesis Ke-7
PEMBAHASAN HIPOTESIS KE-1
Menu Utama BerikutnyaSebelumnyaP e m b a h a s a n
H0-1 = metode Simulasi & Role Playing tidak berpengaruh terhadap Prestasi
Belajar cenderung ditolak. Uji hipotesis terbukti menerima Ha-1 = metode
Simulasi & Role Playing berpengaruh terhadap Prestasi Belajar, karena  <
 = 0,05.
Metode Simulasi & Role Playing dalam pembelajaran biologi dapat
memberikan pengalaman beraktivitas yang melibatkan keterampilan
kognitif (minds on) keterampilan manual (hands on) dan keterampilan
sosial (hearts on) (Carin dan Evans dalam Sudarisman, 2011). Pemahaman
siswa lebih baik karena lebih fokus kepada hal-hal di lingkungan sekitar,
yang lebih nyata (Freeman, 2005). Kedua metode ini harus diintegrasikan
dengan kegiatan pembelajaran lainnya (Tompkins, 1998), jangan diterapkan
kepada materi pelajaran yang benar-benar baru bagi siswa (Elliott, 2010).
Simulasi optimal pada materi pelajaran tertentu (Clayton & Gizelis 2011),
Role Playing cocok dengan materi pelajaran yg terlalu teoritis (Armstrong,
2009).
PEMBAHASAN HIPOTESIS KE-2
Menu Utama BerikutnyaSebelumnyaP e m b a h a s a n
H0-2 = kreativitas verbal tidak berpengaruh terhadap Prestasi Belajar cenderung
ditolak. Uji hipotesis terbukti menerima Ha-2 = kreativitas verbal berpengaruh
terhadap Prestasi Belajar, karena  <  = 0,05.
Sternberg (dalam Reid dan Petocz, 2004) mengatakan bahwa individu kreatif
memiliki ciri berfikir runtut, analitik, problem-solving, dan mengandung
kebermaknaan dan kemanfaatan. Dinamika di dalam kelas adalah tantangan untuk
meningkatkan kreativitas siswa & guru (Muirhead, 2004). Peningkatan ini
membutuhkan peran pemerintah (Fasko Jr., 2001), karena kreativitas adalah kunci
dalam peningkatan mutu pendidikan (Guilford). Hal ini ditegaskan oleh Sternberg
(2006), tentang pentingnya peran pemerintah, perguruan tinggi dan masyarakat
dalam mengupayakan peningkatan kreativitas siswa dan guru. Keduanya
menyoroti keberadaan pedoman (kurikulum) yang berorientasi kepada
peningkatan kreativitas siswa dan guru. Sementara masyarakat juga dilibatkan
karena mempertimbangkan efisiensi biaya
Beberapa penelitian lain ber-domain kreativitas juga membuktikan bahwa
kreativtas cenderung berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.
PEMBAHASAN HIPOTESIS KE-3
Menu Utama BerikutnyaSebelumnyaP e m b a h a s a n
H0-3 = gaya belajar tidak berpengaruh terhadap Prestasi Belajar cenderung
diterima. Uji hipotesis terbukti menolak Ha-3 = gaya belajar berpengaruh terhadap
Prestasi Belajar, karena  >  = 0,05.
Gaya belajar visual dalam sampel jumlahnya paling banyak. Siswa dengan gaya
belajar visual mulai belajar dengan gambaran keseluruhan kemudian baru yang
detail-detail. Gaya belajar visual butuh waktu untuk memahami gambaran umum
materi pembelajaran, untuk kemudian masuk ke materi yang lebih detail. Mereka
mempunyai masalah dengan instruksi yang bersifat verbal.
Gaya belajar yang berbeda-beda menyebabkan terjadinya “konflik” antara gaya
belajar siswa dengan gaya mengajar guru (Montgomery & Groat, 1998). Konflik
yang terjadi karena kurangnya kemampuan guru dalam memahami gaya belajar
siswa, yang cenderung berbeda. Metode konvensional/tradisional sangat
mengandalkan kemampuan visual dan auditorial. Sedangkan Simulasi dan Role
Playing cenderung mengeksplorasi kemampuan kinestetik siswa (Elliott, 2010).
Melalui kedua metode tersebut siswa “visual” hanya dapat memperbaiki aspek
psikomotor mereka namun belum dapat meningkatkan aspek kognitifnya.
PEMBAHASAN HIPOTESIS KE-4
Menu Utama BerikutnyaSebelumnyaP e m b a h a s a n
H0-4 = tidak ada interaksi antara metode Simulasi & Role Playing dengan
kreativitas verbal cenderung diterima. Uji hipotesis terbukti menolak Ha-4 = ada
interaksi antara metode Simulasi & Role Playing dengan kreativitas verbal,
karena  >  = 0,05.
Metode tidak hanya meningkatkan prestasi belajar siswa yang memiliki
kreativitas tinggi, tetapi juga terjadi pada siswa yang memiliki kreativitas rendah.
Artinya, penggunaan metode tersebut dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
yang memiliki kreativitas tinggi maupun rendah. Tidak ada perbedaan di antara
kedua kelompok tersebut karena kedua metode pembelajaran tersebut tidak
mampu meng-improve kreativitas siswa lebih tinggi lagi secara nyata. Perbedaan
yang terlihat semata-mata dipengaruhi oleh potensi awal kreativitas verbal
bawaan dari siswa itu sendiri, serta posisi siswa kreativitas tinggi yang cenderung
membaur dengan siswa kreativitas rendah di dalam kelas, sehingga siswa
kreativitas rendah terdorong dan termotivasi untuk mengimbangi serta mengikuti
siswa kreativitas tinggi.
PEMBAHASAN HIPOTESIS KE-5
Menu Utama BerikutnyaSebelumnyaP e m b a h a s a n
H0-5 = tidak ada interaksi antara metode Simulasi & Role Playing dengan gaya
belajar cenderung diterima. Uji hipotesis terbukti menolak Ha-5 = ada interaksi
antara metode Simulasi & Role Playing dengan gaya belajar, karena  >  = 0,05.
Metode pembelajaran tidak berinteraksi dengan gaya belajar karena terganggunya
hubungan antara variabel kreativitas verbal – gaya belajar oleh komposisi sampel
penelitian, serta ketidakcocokan antara metode pembelajaran dengan gaya belajar
visual dan auditorial. Metode pembelajaran membutuhkan dukungan potensi
kreativitas yang dimiliki siswa, tetapi sampel dalam penelitian ini didominasi oleh
siswa ber-gaya belajar visual yang dikenal mempunyai kesulitan dalam menerima
instruksi yang bersifat verbal. Akibatnya, gaya belajar hanya berpengaruh
signifikan terhadap prestasi belajar psikomotor. Tidak ada interaksi antara metode
pembelajaran dengan gaya belajar menggambarkan bahwa interaksi kedua metode
tersebut sama-sama tidak mempengaruhi prestasi belajar siswa ber-gaya belajar
visual, auditorial maupun kinestetik.
PEMBAHASAN HIPOTESIS KE-6
Menu Utama BerikutnyaSebelumnyaP e m b a h a s a n
H0-6 = tidak ada interaksi antara kreativitas verbal dengan gaya belajar cenderung
diterima. Uji hipotesis terbukti menolak Ha-6 = ada interaksi antara kreativitas
verbal dengan gaya belajar, karena  >  = 0,05.
Tidak ada interaksi antara kreativitas verbal dengan gaya belajar menggambarkan
bahwa tidak ada perbedaan antara kreativitas tinggi dan rendah dengan tipikal
gaya belajar tertentu saat mempengaruhi prestasi belajar.
Pengaruh gaya belajar terhadap prestasi belajar hanya terjadi pada prestasi belajar
psikomotor karena mayoritas sampel adalah gaya belajar visual yang memiliki
kreativitas verbal minim. Faktor ini menjadi hambatan utama terjadinya interaksi
antara kreativitas verbal dengan gaya belajar. Faktor lainnya adalah penerapan
metode Simulasi dan Role Playing, yang menurut penjelasan Elliott hanya cocok
diterapkan kepada siswa gaya belajar kinestetik. Akibatnya, gaya belajar tidak
dapat mempengaruhi prestasi belajar biologi. Ketiadaan pengaruh tersebut telah
meniadakan interaksi-interaksi yang melibatkan variabel gaya belajar.
PEMBAHASAN HIPOTESIS KE-7
Menu Utama BerikutnyaSebelumnyaP e m b a h a s a n
H0-7 = tidak ada interaksi antara metode Simulasi & Role
Playing dengan kreativitas verbal & dengan gaya belajar
cenderung diterima. Uji hipotesis terbukti menolak Ha-7 =
ada interaksi antara metode Simulasi & Role Playing dengan
kreativitas verbal & dengan gaya belajar, karena 3 interaksi
orde pertama, yaitu: (1) metode dengan kreativitas verbal; (2)
metode dengan gaya belajar; (3) kreativitas verbal dengan
gaya belajar; terbukti tidak ada. Dengan demikian, interaksi
orde kedua yg melibatkan metode Simulasi & Role Playing
dengan kreativitas verbal & dengan gaya belajar dapat
disimpulkan tidak ada.
K E S I M P U L A N
Menu Utama BerikutnyaSebelumnya
1. Model CLIS melalui Metode Simulasi dan Role Playing berpengaruh
signifikan terhadap Prestasi Belajar Biologi
2. Kreativitas Verbal Siswa berpengaruh sangat signifikan terhadap
Prestasi Belajar Biologi
3. Gaya Belajar Siswa tidak berpengaruh terhadap Prestasi Belajar
Biologi
4. Tidak ada interaksi antara Metode Simulasi dan Role Playing dengan
Kreativitas Verbal Siswa
5. Tidak ada interaksi antara Metode Simulasi dan Role Playing dengan
Gaya Belajar Siswa
6. Tidak ada interaksi antara Kreativitas Verbal Siswa dengan Gaya
Belajar Siswa
7. Tidak ada interaksi antara Metode Simulasi dan Role Playing dengan
Kreativitas Verbal, serta dengan Gaya Belajar Siswa
I M P L I K A S I
Menu Utama Berikutnya
• Model Children Learning In Science (CLIS)
sebagai alternatif solusi
• Menggunakan Kreativitas Verbal Siswa sebagai
faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar
• Tidak menggunakan Gaya Belajar Siswa sebagai
faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar
• Guru sebagai motivator & fasilitator siswa agar
lebih kreatif
• CLIS dapat diterapkan dalam kurikulum KTSP
• Perangkat mengajar guru yang berorientasi
kepada peningkatan kreativitas verbal siswa
Sebelumnya
S A R A N
Menu Utama Berikutnya
• Memperkuat CLIS dengan Metode lain agar
lebih optimal
• Reformulasi perangkat mengajar
• Tidak memisahkan siswa kreatif dengan siswa
kurang kreatif
• Guru menjadi motivator & fasilitator siswa agar
lebih kreatif
• Penelitian CLIS oleh peneliti lain
• Kreativitas verbal yang lebih detail
• Gaya Belajar berdasarkan teori alternatif 
Teori gaya belajar Kolb
Sebelumnya
SEKIAN
&
TERIMA KASIH
Menu Utama QUIT

More Related Content

What's hot

Model pembelajaran konstruktivistik
Model pembelajaran konstruktivistikModel pembelajaran konstruktivistik
Model pembelajaran konstruktivistikPatta Ula
 
Teori belajar konstruktivisme dan penerapannya
Teori belajar konstruktivisme dan penerapannyaTeori belajar konstruktivisme dan penerapannya
Teori belajar konstruktivisme dan penerapannyaBelum Kerja
 
Prinsip prinsip teori belajar konstruktivistik
Prinsip prinsip teori belajar konstruktivistikPrinsip prinsip teori belajar konstruktivistik
Prinsip prinsip teori belajar konstruktivistikIka Pratiwi
 
Konsep dasar teori konstruktivistik
Konsep dasar teori konstruktivistikKonsep dasar teori konstruktivistik
Konsep dasar teori konstruktivistikKundas Tanma
 
Belajar dan pembelajaran (kognitif dan konstruktivisme)
Belajar dan pembelajaran (kognitif dan konstruktivisme)Belajar dan pembelajaran (kognitif dan konstruktivisme)
Belajar dan pembelajaran (kognitif dan konstruktivisme)satyayoga96
 
Pendekatan konstruktivisme
Pendekatan konstruktivismePendekatan konstruktivisme
Pendekatan konstruktivismethongsewkim
 
Pendekatan Konstruktivisme dalam Pembelajaran
Pendekatan Konstruktivisme dalam PembelajaranPendekatan Konstruktivisme dalam Pembelajaran
Pendekatan Konstruktivisme dalam Pembelajaranyus01
 
Teori Belajar Konstruktivistik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Konstruktivistik dan Penerapannya dalam PembelajaranTeori Belajar Konstruktivistik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Konstruktivistik dan Penerapannya dalam PembelajaranFitri Yusmaniah
 
TEORI KONSTRUKTIVISME
TEORI KONSTRUKTIVISMETEORI KONSTRUKTIVISME
TEORI KONSTRUKTIVISMESigmund Fai
 
Belajar dan pembelajaran (kognitif dan konstruktivisme)
Belajar dan pembelajaran (kognitif dan konstruktivisme)Belajar dan pembelajaran (kognitif dan konstruktivisme)
Belajar dan pembelajaran (kognitif dan konstruktivisme)Sriwijaya University
 
Konstruktivisme dan desain pembelajaran (dipakai)
Konstruktivisme dan desain pembelajaran (dipakai)Konstruktivisme dan desain pembelajaran (dipakai)
Konstruktivisme dan desain pembelajaran (dipakai)Dedi Yulianto
 
Teori Belajar Konstruktivisme
Teori Belajar KonstruktivismeTeori Belajar Konstruktivisme
Teori Belajar Konstruktivismetbpck
 

What's hot (20)

Konstruktivisme
KonstruktivismeKonstruktivisme
Konstruktivisme
 
Model pembelajaran konstruktivistik
Model pembelajaran konstruktivistikModel pembelajaran konstruktivistik
Model pembelajaran konstruktivistik
 
Teori belajar konstruktivisme dan penerapannya
Teori belajar konstruktivisme dan penerapannyaTeori belajar konstruktivisme dan penerapannya
Teori belajar konstruktivisme dan penerapannya
 
Ppt. kontruktivisme
Ppt. kontruktivismePpt. kontruktivisme
Ppt. kontruktivisme
 
Prinsip prinsip teori belajar konstruktivistik
Prinsip prinsip teori belajar konstruktivistikPrinsip prinsip teori belajar konstruktivistik
Prinsip prinsip teori belajar konstruktivistik
 
Konsep dasar teori konstruktivistik
Konsep dasar teori konstruktivistikKonsep dasar teori konstruktivistik
Konsep dasar teori konstruktivistik
 
Teori belajar konstruktivisme
Teori belajar konstruktivismeTeori belajar konstruktivisme
Teori belajar konstruktivisme
 
Belajar dan pembelajaran (kognitif dan konstruktivisme)
Belajar dan pembelajaran (kognitif dan konstruktivisme)Belajar dan pembelajaran (kognitif dan konstruktivisme)
Belajar dan pembelajaran (kognitif dan konstruktivisme)
 
Pendekatan konstruktivisme
Pendekatan konstruktivismePendekatan konstruktivisme
Pendekatan konstruktivisme
 
Pendekatan Konstruktivisme dalam Pembelajaran
Pendekatan Konstruktivisme dalam PembelajaranPendekatan Konstruktivisme dalam Pembelajaran
Pendekatan Konstruktivisme dalam Pembelajaran
 
Teori Belajar Konstruktivistik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Konstruktivistik dan Penerapannya dalam PembelajaranTeori Belajar Konstruktivistik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Konstruktivistik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
 
Sbd1
Sbd1Sbd1
Sbd1
 
TEORI KONSTRUKTIVISME
TEORI KONSTRUKTIVISMETEORI KONSTRUKTIVISME
TEORI KONSTRUKTIVISME
 
Advance organizer
Advance organizerAdvance organizer
Advance organizer
 
Modul 6 kb 3
Modul 6 kb 3Modul 6 kb 3
Modul 6 kb 3
 
Belajar dan pembelajaran (kognitif dan konstruktivisme)
Belajar dan pembelajaran (kognitif dan konstruktivisme)Belajar dan pembelajaran (kognitif dan konstruktivisme)
Belajar dan pembelajaran (kognitif dan konstruktivisme)
 
TEORI KOGNITIVISME
TEORI KOGNITIVISMETEORI KOGNITIVISME
TEORI KOGNITIVISME
 
Konstruktivisme dan desain pembelajaran (dipakai)
Konstruktivisme dan desain pembelajaran (dipakai)Konstruktivisme dan desain pembelajaran (dipakai)
Konstruktivisme dan desain pembelajaran (dipakai)
 
Kontruktivisme dan kekristenan
Kontruktivisme dan kekristenanKontruktivisme dan kekristenan
Kontruktivisme dan kekristenan
 
Teori Belajar Konstruktivisme
Teori Belajar KonstruktivismeTeori Belajar Konstruktivisme
Teori Belajar Konstruktivisme
 

Viewers also liked

Extended marketing mix sebagai strategi memenangkan ceruk pasar wisatawan sen...
Extended marketing mix sebagai strategi memenangkan ceruk pasar wisatawan sen...Extended marketing mix sebagai strategi memenangkan ceruk pasar wisatawan sen...
Extended marketing mix sebagai strategi memenangkan ceruk pasar wisatawan sen...Rai Utama I Gusti Bagus
 
Model model pembelajaran
Model model pembelajaranModel model pembelajaran
Model model pembelajaranNurul Hilal
 
Makalah Metode Riset Bisnis
Makalah Metode Riset BisnisMakalah Metode Riset Bisnis
Makalah Metode Riset BisnisRizki Malinda
 
Proposal Penelitian Seminar Skripsi
Proposal Penelitian Seminar SkripsiProposal Penelitian Seminar Skripsi
Proposal Penelitian Seminar SkripsiSiti Fatimah
 
Desain Interaksi dalam Pembangunan Perangkat Lunak Iklan Interaktif dengan Me...
Desain Interaksi dalam Pembangunan Perangkat Lunak Iklan Interaktif dengan Me...Desain Interaksi dalam Pembangunan Perangkat Lunak Iklan Interaktif dengan Me...
Desain Interaksi dalam Pembangunan Perangkat Lunak Iklan Interaktif dengan Me...Larissa Rena
 
100 de retete_sanatoase_pentru_copilul_tau
100 de retete_sanatoase_pentru_copilul_tau100 de retete_sanatoase_pentru_copilul_tau
100 de retete_sanatoase_pentru_copilul_taue.g. Google
 
Endangered Species
Endangered SpeciesEndangered Species
Endangered Speciesvictorem17
 
SRDPO project presentation
SRDPO project presentationSRDPO project presentation
SRDPO project presentationRenzo Carlucci
 
Endangered Species 2
Endangered Species 2Endangered Species 2
Endangered Species 2victorem17
 
Morigi massimo 15102011_b
Morigi massimo 15102011_bMorigi massimo 15102011_b
Morigi massimo 15102011_bRenzo Carlucci
 
Lecture5
Lecture5Lecture5
Lecture5jntu
 
Antiteze nr.1.2011
Antiteze nr.1.2011Antiteze nr.1.2011
Antiteze nr.1.2011e.g. Google
 
Endangered Species
Endangered SpeciesEndangered Species
Endangered Speciesvictorem17
 
Citatul zilei 2 continuare
Citatul zilei 2 continuareCitatul zilei 2 continuare
Citatul zilei 2 continuaree.g. Google
 
Conferenza Venezia IUAV 2010
Conferenza Venezia IUAV 2010Conferenza Venezia IUAV 2010
Conferenza Venezia IUAV 2010Renzo Carlucci
 

Viewers also liked (20)

Pps
PpsPps
Pps
 
Extended marketing mix sebagai strategi memenangkan ceruk pasar wisatawan sen...
Extended marketing mix sebagai strategi memenangkan ceruk pasar wisatawan sen...Extended marketing mix sebagai strategi memenangkan ceruk pasar wisatawan sen...
Extended marketing mix sebagai strategi memenangkan ceruk pasar wisatawan sen...
 
Model model pembelajaran
Model model pembelajaranModel model pembelajaran
Model model pembelajaran
 
Makalah Metode Riset Bisnis
Makalah Metode Riset BisnisMakalah Metode Riset Bisnis
Makalah Metode Riset Bisnis
 
Makalah bk
Makalah bkMakalah bk
Makalah bk
 
Proposal Penelitian Seminar Skripsi
Proposal Penelitian Seminar SkripsiProposal Penelitian Seminar Skripsi
Proposal Penelitian Seminar Skripsi
 
Desain Interaksi dalam Pembangunan Perangkat Lunak Iklan Interaktif dengan Me...
Desain Interaksi dalam Pembangunan Perangkat Lunak Iklan Interaktif dengan Me...Desain Interaksi dalam Pembangunan Perangkat Lunak Iklan Interaktif dengan Me...
Desain Interaksi dalam Pembangunan Perangkat Lunak Iklan Interaktif dengan Me...
 
100 de retete_sanatoase_pentru_copilul_tau
100 de retete_sanatoase_pentru_copilul_tau100 de retete_sanatoase_pentru_copilul_tau
100 de retete_sanatoase_pentru_copilul_tau
 
Endangered Species
Endangered SpeciesEndangered Species
Endangered Species
 
SRDPO project presentation
SRDPO project presentationSRDPO project presentation
SRDPO project presentation
 
Endangered Species 2
Endangered Species 2Endangered Species 2
Endangered Species 2
 
Morigi massimo 15102011_b
Morigi massimo 15102011_bMorigi massimo 15102011_b
Morigi massimo 15102011_b
 
Lecture5
Lecture5Lecture5
Lecture5
 
Antiteze nr.1.2011
Antiteze nr.1.2011Antiteze nr.1.2011
Antiteze nr.1.2011
 
Citatul zilei 2
Citatul zilei 2Citatul zilei 2
Citatul zilei 2
 
Endangered Species
Endangered SpeciesEndangered Species
Endangered Species
 
Bs ssukan t4_6a
Bs ssukan t4_6aBs ssukan t4_6a
Bs ssukan t4_6a
 
Citatul zilei 2 continuare
Citatul zilei 2 continuareCitatul zilei 2 continuare
Citatul zilei 2 continuare
 
Conferenza Venezia IUAV 2010
Conferenza Venezia IUAV 2010Conferenza Venezia IUAV 2010
Conferenza Venezia IUAV 2010
 
One of the best stories
One of the best storiesOne of the best stories
One of the best stories
 

Similar to Pembelajaran Ekosistem

Model pembelajaran clis
Model pembelajaran clisModel pembelajaran clis
Model pembelajaran clismartinrusmaja
 
Pembelajaran konstruktivistik
Pembelajaran konstruktivistikPembelajaran konstruktivistik
Pembelajaran konstruktivistikAinun Nuril Haq
 
Unit 5 konstruktivisme
Unit 5 konstruktivismeUnit 5 konstruktivisme
Unit 5 konstruktivismeAminah Rahmat
 
TOPIK 1 - kognitif.pptx
TOPIK 1 - kognitif.pptxTOPIK 1 - kognitif.pptx
TOPIK 1 - kognitif.pptxnarul456
 
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...Dadang DjokoKaryanto
 
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...Dadang DjokoKaryanto
 
Learning theory kognitif
Learning theory kognitifLearning theory kognitif
Learning theory kognitifJeny Hardiah
 
Grant Theory Pembelajaran-Moh_ Nurhakim.pptx
Grant Theory Pembelajaran-Moh_ Nurhakim.pptxGrant Theory Pembelajaran-Moh_ Nurhakim.pptx
Grant Theory Pembelajaran-Moh_ Nurhakim.pptxLeli85
 
Teori belajar konstruktivisme
Teori belajar konstruktivismeTeori belajar konstruktivisme
Teori belajar konstruktivismeMuhammadLatif68
 
Teori kognitif dalam pembelajaran
Teori kognitif dalam pembelajaranTeori kognitif dalam pembelajaran
Teori kognitif dalam pembelajaranRetno Wahyuningsih
 
ppt. Kel 1 SPI Perkm. Kognitif (1).pptx
ppt. Kel 1 SPI Perkm. Kognitif (1).pptxppt. Kel 1 SPI Perkm. Kognitif (1).pptx
ppt. Kel 1 SPI Perkm. Kognitif (1).pptxIfantaFernando1
 
Ekspresi kreativiti kanak kanak bab 1 2 dan 3
Ekspresi kreativiti kanak kanak bab 1 2 dan 3Ekspresi kreativiti kanak kanak bab 1 2 dan 3
Ekspresi kreativiti kanak kanak bab 1 2 dan 3Sakeena Nordin
 

Similar to Pembelajaran Ekosistem (20)

Model pembelajaran clis
Model pembelajaran clisModel pembelajaran clis
Model pembelajaran clis
 
Pembelajaran konstruktivistik
Pembelajaran konstruktivistikPembelajaran konstruktivistik
Pembelajaran konstruktivistik
 
Ctl
Ctl Ctl
Ctl
 
Cognitive growth
Cognitive growthCognitive growth
Cognitive growth
 
Unit 5 konstruktivisme
Unit 5 konstruktivismeUnit 5 konstruktivisme
Unit 5 konstruktivisme
 
Pkp ut raha
Pkp ut rahaPkp ut raha
Pkp ut raha
 
TOPIK 1 - kognitif.pptx
TOPIK 1 - kognitif.pptxTOPIK 1 - kognitif.pptx
TOPIK 1 - kognitif.pptx
 
Discovery Learning
Discovery LearningDiscovery Learning
Discovery Learning
 
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
 
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
 
5 fasa needham
5 fasa needham5 fasa needham
5 fasa needham
 
Learning theory kognitif
Learning theory kognitifLearning theory kognitif
Learning theory kognitif
 
Grant Theory Pembelajaran-Moh_ Nurhakim.pptx
Grant Theory Pembelajaran-Moh_ Nurhakim.pptxGrant Theory Pembelajaran-Moh_ Nurhakim.pptx
Grant Theory Pembelajaran-Moh_ Nurhakim.pptx
 
Teori belajar konstruktivisme
Teori belajar konstruktivismeTeori belajar konstruktivisme
Teori belajar konstruktivisme
 
Teori kognitif dalam pembelajaran
Teori kognitif dalam pembelajaranTeori kognitif dalam pembelajaran
Teori kognitif dalam pembelajaran
 
Ptk agama kristen
Ptk agama kristenPtk agama kristen
Ptk agama kristen
 
ppt. Kel 1 SPI Perkm. Kognitif (1).pptx
ppt. Kel 1 SPI Perkm. Kognitif (1).pptxppt. Kel 1 SPI Perkm. Kognitif (1).pptx
ppt. Kel 1 SPI Perkm. Kognitif (1).pptx
 
Kontruktivis
KontruktivisKontruktivis
Kontruktivis
 
Ekspresi kreativiti kanak kanak bab 1 2 dan 3
Ekspresi kreativiti kanak kanak bab 1 2 dan 3Ekspresi kreativiti kanak kanak bab 1 2 dan 3
Ekspresi kreativiti kanak kanak bab 1 2 dan 3
 
Teori belajar gestalt
Teori belajar gestaltTeori belajar gestalt
Teori belajar gestalt
 

Recently uploaded

BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 

Recently uploaded (20)

BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 

Pembelajaran Ekosistem

  • 2. (Studi Kasus Pembelajaran Materi Saling Ketergantungan dalam Ekosistem pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Geneng – Ngawi Tahun Pelajaran 2011/2012) Oleh: Ken Retnaningdyah Widiastuti S.831102028
  • 3. Latar Belakang K e r a n g k a B e r p i k i r Kesimpula n Rumusan Masalah H i p o t e s i s I m p l i k a s i T u j u a n M e t o d o l o g i S a r a n Kajian Teori Hasil Analisis Sebelumnya Pemba ha sa n
  • 4. LATAR BELAKANG • Rendahnya Kualitas Pendidikan Bidang Sains di Indonesia • Rendahnya Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Biologi • Kebutuhan akan Model Pembelajaran yang Relevan dan Efektif • Orientasi kepada kreativitas dan gaya belajar siswa Menu Utama BerikutnyaSebelumnya
  • 5. RUMUSAN MASALAH Apakah ada pengaruh: 1. Pembelajaran Biologi Model CLIS melalui Metode Simulasi dan Role Playing Ditinjau dari Kreativitas dan Gaya Belajar Siswa, terhadap Prestasi Belajar Siswa? 2. Kreativitas Siswa terhadap Prestasi Belajar Siswa? 3. Gaya Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar Siswa? Apakah ada interaksi antara: 4. Pembelajaran Biologi Model CLIS melalui Metode Simulasi dan Role Playing dengan Kreativitas Siswa? 5. Pembelajaran Biologi Model CLIS melalui Metode Simulasi dan Role Playing dengan Gaya Belajar Siswa? 6. Kreativitas dengan Gaya Belajar Siswa? 7. Pembelajaran Biologi Model CLIS melalui Metode Simulasi dan Role Playing dengan Kreativitas dan Gaya Belajar Siswa? Menu Utama BerikutnyaSebelumnya
  • 6. T U J U A N Untuk mengetahui pengaruh: 1. Pembelajaran Biologi Model CLIS melalui Metode Simulasi dan Role Playing Ditinjau dari Kreativitas dan Gaya Belajar Siswa, terhadap Prestasi Belajar Siswa? 2. Kreativitas Siswa terhadap Prestasi Belajar Siswa? 3. Gaya Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar Siswa? Untuk mengetahui interaksi antara: 4. Pembelajaran Biologi Model CLIS melalui Metode Simulasi dan Role Playing dengan Kreativitas Siswa? 5. Pembelajaran Biologi Model CLIS melalui Metode Simulasi dan Role Playing dengan Gaya Belajar Siswa? 6. Kreativitas dengan Gaya Belajar Siswa? 7. Pembelajaran Biologi Model CLIS melalui Metode Simulasi dan Role Playing dengan Kreativitas dan Gaya Belajar Siswa? Menu Utama BerikutnyaSebelumnya
  • 7. Robert Gagne CLIS Simulasi Konstruktivisme Vygotsky Ausubel Kreativitas Gaya Belajar Menu Utama Role Playing Piaget Prestasi Belajar Sebelumnya
  • 8. KONSTRUKTIVISME Menu Utama BerikutnyaK a j i a n T e o r i Belajar merupakan proses aktif pelajar mengkonstruksi arti teks, dialog, pengalaman fisis dan lain-lain. Belajar juga merupakan proses mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman atau bahan yang dipelajari dengan pengertian yang sudah dipunyai seseorang sehingga pengertiannya dikembangkan. Sebelumnya
  • 9. VYGOTSKY Menu Utama BerikutnyaK a j i a n T e o r i Pembelajaran akan terjadi jika anak bekerja atau menangani tugas- tugas yang belum dipelajari, namun tugas-tugas tersebut masih berada dalam jangkauan mereka disebut dengan zone of proximal development, yakni daerah pada tingkat perkembangan sedikit di atas daerah perkembangan seseorang saat ini, yang didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan masalah di bawah bimbingan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu. Dikenal juga dengan istilah scaffolding (perancahan), dimana perancahan tersebut mengacu kepada bantuan yang diberikan teman sebaya atau orang dewasa yang lebih kompeten, yang berarti memberikan sejumlah besar dukungan kepada anak selama tahap awal pembelajaran dan kemudian mengurangi bantuan dan memberikan kesempatan kepada anak itu untuk mengambil tanggungjawab yang semakin besar segera setelah dia mampu melakukannya sendiri. Sebelumnya
  • 10. AUSUBEL Menu Utama BerikutnyaK a j i a n T e o r i Belajar dapat diklasifikasikan ke dalam dua dimensi. Dimensi pertama berhubungan dengan cara informasi atau materi pelajaran disajikan pada siswa melalui penerimaan atau penemuan. Dimensi kedua menyangkut cara bagaimana siswa dapat mengaitkan informasi itu pada struktur kognitif yang telah ada. Belajar menghafal  seseorang memperoleh informasi baru dalam dunia pengetahuan yang sama sekali tidak berhubungan apa yang telah ia ketahui. Belajar bermakna (meaningfull learning)  proses pembelajaran dimana siswa lebih mudah memahami dan mempelajari, karena guru mampu dalam memberi kemudahan bagi siswanya sehingga mereka dengan mudah mengaitkan pengalaman atau pengetahuan yang sudah ada dalam pikirannya. Terdapat empat tipe belajar: (1) belajar dengan penemuan bermakna, (2) belajar dengan penemuan tidak bermakna, (3) belajar menerima (ekspositori) yang bermakna, (4) belajar menerima (ekspositori) yang tidak bermakna Sebelumnya
  • 11. P I A G E T Menu Utama BerikutnyaK a j i a n T e o r i Pengetahuan dibangun dalam pikiran siswa melalui proses asimilasi, yaitu penyatuan atau pengintegrasian informasi baru ke dalam struktur kognitif yang telah dimiliki; kemudian proses akomodasi, yaitu proses penyesuaian struktur kognitif ke dalam situasi yang baru; serta proses ekuilibrasi, yaitu penyesuaian berkesinambungan antara asimilasi dan akomodasi. Piaget membagi tahap-tahap perkembangan kognitif: (1) Sensori Motor, (2) Pra-Operasional, (3) Operasional Konkret, (4) Operasional Formal. Sebelumnya
  • 12. ROBERT GAGNE Menu Utama BerikutnyaK a j i a n T e o r i Belajar adalah suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman”. Oleh karena itu, dalam proses belajar mengajar biologi yang terpenting adalah pengalaman (experience) yang dapat membuat perubahan tingkah laku, bentuk tingkah laku yang dapat diamati (Observabel) serta dapat diukur. Tindakan belajar atau learning act meliputi delapan fase belajar yang merupakan kejadian-kejadian eksternal yang dapat distruktur atau direkonstruksi oleh siswa atau guru, dan setiap fase ini dipasangkan dengan suatu proses internal yang terjadi dalam pikiran siswa. Kedelapan fase tersebut antara lain: (1) Motivasi, (2) Pengenalan (apphending phase), (3) Perolehan (acquisition phase), (4) Retensi, (5) Pemanggilan, (6) Generalisasi, (7) Penampilan, (8) Fase umpan balik. Sebelumnya
  • 13. CHILDREN LEARNING IN SCIENCE Menu Utama BerikutnyaK a j i a n T e o r i Model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam kegiatan praktikum, eksperimen, menyajikan, menginterpretasi, memprediksi dan menyimpulkan dengan menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS). Model CLIS berusaha mengembangkan ide atau gagasan siswa tentang suatu masalah tertentu dalam pembelajaran serta merekonstruksi ide atau gagasan berdasarkan hasil pengamatan atau percobaan. Siswa diberikan kesempatan untuk mengungkapkan berbagai gagasan tentang topik yang dibahas dalam pembelajaran, mengungkapkan gagasan serta membandingkannya dengan gagasan siswa lainnya dan mendiskusikannya untuk menyamakan persepsi. Selanjutnya, siswa diberi kesempatan untuk merekonstruksi gagasan setelah membandingkannya dengan hasil percobaan, observasi atau hasil mencermati buku teks. Di samping itu, siswa juga mengaplikasikan hasil rekonstruksi gagasan tersebut ke dalam situasi baru. Sebelumnya
  • 14. SIMULASI Menu Utama BerikutnyaK a j i a n T e o r i Wickelgren (1996:121) menjelaskan, ”simulation is practice method, it’s can improve skill (mental, physic/technic)”. Metode simulasi merupakan metode praktek yang dapat meningkatkan ketrampilan baik secara mental, fisik ataupun secara teknis). Metode simulasi ini mempersiapkan peserta didik memperoleh kesempatan mengembangkan dan mengkaji keterampilan kognitif dalam situasi / lingkungan yang relatif bebas dari resiko. Tujuannya, jika terjadi suatu kesalahan tidak terlalu membahayakan dan memakan biaya tinggi apabila dibandingkan dengan menggunakan klien sesungguhnya, karena dengan simulasi seseorang mampu mengajarkan tentang fakta, konsep dan prinsip tertentu melalui pengalaman yang terdramatisasi. Sebelumnya
  • 15. ROLE PLAYING Menu Utama BerikutnyaK a j i a n T e o r i Yamin (2008:166)  metode yang melibatkan interaksi antara dua siswa atau lebih tentang suatu topik atau situasi. Siswa melakukan peran masing-masing sesuai dengan tokoh yang dilakoni, dimana siswa berinteraksi sesama siswa melakukan peran terbuka. Role Playing atau bermain peran adalah metode pembelajaran sebagai bagian dari simulasi yang diarahkan untuk mengkreasi peristiwa sejarah, mengkreasi peristiwa-peristiwa aktual atau kejadian-kejadian yang mungkin muncul pada masa mendatang (Sanjaya; 2009:161). Metode Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan dengan cara memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Sebelumnya
  • 16. KREATIVITAS Menu Utama BerikutnyaK a j i a n T e o r i Definisi sederhana yang sering digunakan secara luas tentang kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru” (Kuper dan Kuper dalam Mar’at, 2006:176). Oleh karena itu, tidak ada definisi yang baku mengenai kreativitas ini. Guilford menegaskan bahwa, ”Kreativitas perlu dikembangkan melalui jalur pendidikan guna mengembangkan potensi anak secara utuh dan bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan seni”. Melalui konsep “struktur intelektual”, Guilford menyebutkan ada dua kemampuan berpikir yang berkorelasi, yaitu: (1) Kemampuan berpikir konvergen (convergent thinking), (2) kemampuan berpikir divergen (divergent thinking). Sebelumnya
  • 17. GAYA BELAJAR Menu Utama BerikutnyaK a j i a n T e o r i Keefe (1979)  Gaya Belajar adalah sebuah rangkaian karakteristik faktor-faktor kognisi, afeksi, dan psikologi yang menyajikan indikator-indikator yang relatif stabil mengenai bagaimana seorang pembelajar itu memahami, berinteraksi, dan merespon terhadap lingkungan pembelajaran. Hal itu ditunjukkan melalui pola tingkah laku dan performa dimana dengan pola tersebut individu memaknai pengalaman pembelajaran. Dasar hal tersebut terletak pada struktur organisasi saraf dan kepribadian yang keduanya membentuk dan dibentuk oleh perkembangan individu dan pengalaman pembelajaran di rumah, sekolah dan masyarakat. De Porter dan Hernacki (2002:116-118)  terdapat tiga gaya belajar yang dominan dimiliki siswa, yaitu: visual, auditorial, dan kinestetik. Sebelumnya
  • 18. PRESTASI BELAJAR Menu Utama BerikutnyaK a j i a n T e o r i Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan dan ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, yang ditunjukkan dengan nilai tes atau angka. Nilai akan menentukan apakah prestasi belajar siswa baik atau tidak. Prestasi belajar diperoleh dalam ruang lingkup pengetahuan dan keterampilan. Pengetahuan dikelompokkan ke dalam empat bagian, antara lain: fakta, konsep, prosedur dan prinsip. Belajar diartikan sebagai aktivitas pengembangan diri melalui pengalaman, bertumpu pada kemampuan diri siswa di bawah bimbingan guru (Tirtarahardja dan Sula; 2002). Seseorang yang melakukan aktivitasnya itu telah memperoleh perubahan dalam dirinya dengan pengalaman baru, maka individu itu dikatakan telah belajar. Perubahan individu dari proses belajar disebut prestasi belajar. Sebelumnya
  • 19. KERANGKA BERPIKIR Menu Utama BerikutnyaK a j i a n T e o r i Sebelumnya
  • 20. Menu Utama Hipo t esis Penelitia n Hipo t esis St a t istik Sebelumnya
  • 21. HIPOTESIS PENELITIAN Menu Utama 1. Terdapat pengaruh antara Metode Simulasi dan Role Playing dengan Prestasi Belajar 2. Terdapat pengaruh antara Kreativitas Verbal dengan Prestasi Belajar 3. Terdapat pengaruh antara Gaya Belajar dengan Prestasi Belajar 4. Terdapat interaksi antara Metode Simulasi dan Role Playing dengan Kreativitas Verbal 5. Terdapat interaksi antara Metode Simulasi dan Role Playing dengan Gaya Belajar 6. Terdapat interaksi antara Kreativitas Verbal dengan Gaya Belajar 7. Terdapat interaksi antara Metode Simulasi dan Role Playing dengan Kreativitas Verbal dan Gaya Belajar BerikutnyaH i p o t e s i s Sebelumnya
  • 22. HIPOTESIS STATISTIK Menu Utama 1. (H0-1) :  >  = 0,05 (Hipotesis Nol) Metode Simulasi dan Role Playing tidak berpengaruh terhadap Prestasi Belajar. (Ha-1) :  <  = 0,05 (Hipotesis Alternatif = Hipotesis Kerja) Metode Simulasi dan Role Playing berpengaruh terhadap Prestasi Belajar. 2. (H0-2) :  >  = 0,05 (Hipotesis Nol) Kreativitas Verbal tidak berpengaruh terhadap Prestasi Belajar. (Ha-2) :  <  = 0,05 (Hipotesis Alternatif = Hipotesis Kerja) Kreativitas Verbal berpengaruh terhadap Prestasi Belajar. 3. (H0-3) :  >  = 0,05 (Hipotesis Nol) Gaya Belajar tidak berpengaruh terhadap Prestasi Belajar. (Ha-3) :  <  = 0,05 (Hipotesis Alternatif = Hipotesis Kerja) Gaya Belajar berpengaruh terhadap Prestasi Belajar. 4. (H0-4) :  >  = 0,05 (Hipotesis Nol) Metode Simulasi dan Role Playing tidak berinteraksi dengan Kreativitas Verbal. (Ha-4) :  <  = 0,05 (Hipotesis Alternatif = Hipotesis Kerja) Metode Simulasi dan Role Playing berinteraksi dengan Kreativitas Verbal. ... No. 5-6-7H i p o t e s i s Sebelumnya
  • 23. HIPOTESIS STATISTIK Menu Utama 5. (H0-5) :  >  = 0,05 (Hipotesis Nol) Metode Simulasi dan Role Playing tidak berinteraksi dengan Gaya Belajar. (Ha-5) :  <  = 0,05 (Hipotesis Alternatif = Hipotesis Kerja) Metode Simulasi dan Role Playing berinteraksi dengan Gaya Belajar. 6. (H0-6) :  >  = 0,05 (Hipotesis Nol) Kreativitas Verbal tidak berinteraksi dengan Gaya Belajar. (Ha-6) :  <  = 0,05 (Hipotesis Alternatif = Hipotesis Kerja) Kreativitas Verbal berinteraksi dengan Gaya Belajar. 7. (H0-7) :  >  = 0,05 (Hipotesis Nol) Metode Simulasi dan Role Playing tidak berinteraksi dengan Kreativitas Verbal dan Gaya Belajar. (Ha-7) :  <  = 0,05 (Hipotesis Alternatif = Hipotesis Kerja) Metode Simulasi dan Role Playing berinteraksi dengan Kreativitas Verbal dan Gaya Belajar. BerikutnyaH i p o t e s i s Sebelumnya
  • 24. Menu Utama D e t a i l Teknik Pengujian Instrumen ...... D esa in Fa kt o ria l Teknik Analisis Data Instrumen Pengumpulan Data Sebelumnya
  • 25. D E T A I L • Metode Penelitian  Eksperimen • Tempat Penelitian  SMPN 2 Geneng Ngawi • Waktu Penelitian  Semester Kedua (Genap) TA 2011/2012 atau sekitar bulan Februari – Mei Tahun 2012 • Populasi Penelitian  231 Siswa Kelas VII • Metode Pengambilan Sampel  Cluster Random Sampling • Jumlah Sampel  54 Sampel  Kelas VII-A = 27 Sampel & Kelas VII-F = 27 Sampel Menu Utama BerikutnyaM e t o d o l o g i Sebelumnya
  • 26. DESAIN FAKTORIAL Menu Utama BerikutnyaM e t o d o l o g i Sebelumnya
  • 27. INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA Menu Utama BerikutnyaM e t o d o l o g i 1. Angket: digunakan untuk memperoleh data skor angket Gaya Belajar, skor angket Prestasi Belajar Afektif dan Psikomotor. 2. Lembar Observasi: digunakan untuk memperoleh data skor observasi Prestasi Belajar Afektif dan Psikomotor. 3. Tes: digunakan untuk memperoleh data skor Tes Kreativitas Verbal, serta Tes Prestasi Belajar kognitif. Sebelumnya
  • 28. TEKNIK PENGUJIAN INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA Menu Utama BerikutnyaM e t o d o l o g i • Uji Validitas  Validitas isi  Validitas konstruksi  Product Moment  Pearson’s Correlation • Uji Reliabilitas  Alpha Cronbach • Uji Taraf Kesukaran Soal • Uji Daya Pembeda Butir Soal Sebelumnya
  • 29. TEKNIK ANALISIS DATA Menu Utama BerikutnyaM e t o d o l o g i • Uji Prasyarat Analisis  Uji Normalitas  Kolmogorov – Smirnov  Uji Homogenitas  Levene’s Test • Uji Hipotesis  3 – Way ANOVA  menggunakan General Linear Model yang terdapat di Aplikasi PASW 18 Sebelumnya
  • 30. Menu Utama Uji N o rma lit as Uji Homogenitas 3 – Way ANOVA Sebelumnya
  • 31. UJI NORMALITAS Menu Utama BerikutnyaH a s i l A n a l i s i s Sebelumnya
  • 32. UJI HOMOGENITAS Menu Utama BerikutnyaH a s i l A n a l i s i s Sebelumnya
  • 33. 3 – WAY ANOVA BerikutnyaH a s i l A n a l i s i sMenu Utama Sebelumnya
  • 34. Menu Utama 1 Pembahasan Hipotesis Ke-1 5 Pembahasan Hipotesis Ke-5 2 Pembahasan Hipotesis Ke-2 6 Pembahasan Hipotesis Ke-6 3 Pembahasan Hipotesis Ke-3 Sebelumnya 4 Pembahasan Hipotesis Ke-4 7 Pembahasan Hipotesis Ke-7
  • 35. PEMBAHASAN HIPOTESIS KE-1 Menu Utama BerikutnyaSebelumnyaP e m b a h a s a n H0-1 = metode Simulasi & Role Playing tidak berpengaruh terhadap Prestasi Belajar cenderung ditolak. Uji hipotesis terbukti menerima Ha-1 = metode Simulasi & Role Playing berpengaruh terhadap Prestasi Belajar, karena  <  = 0,05. Metode Simulasi & Role Playing dalam pembelajaran biologi dapat memberikan pengalaman beraktivitas yang melibatkan keterampilan kognitif (minds on) keterampilan manual (hands on) dan keterampilan sosial (hearts on) (Carin dan Evans dalam Sudarisman, 2011). Pemahaman siswa lebih baik karena lebih fokus kepada hal-hal di lingkungan sekitar, yang lebih nyata (Freeman, 2005). Kedua metode ini harus diintegrasikan dengan kegiatan pembelajaran lainnya (Tompkins, 1998), jangan diterapkan kepada materi pelajaran yang benar-benar baru bagi siswa (Elliott, 2010). Simulasi optimal pada materi pelajaran tertentu (Clayton & Gizelis 2011), Role Playing cocok dengan materi pelajaran yg terlalu teoritis (Armstrong, 2009).
  • 36. PEMBAHASAN HIPOTESIS KE-2 Menu Utama BerikutnyaSebelumnyaP e m b a h a s a n H0-2 = kreativitas verbal tidak berpengaruh terhadap Prestasi Belajar cenderung ditolak. Uji hipotesis terbukti menerima Ha-2 = kreativitas verbal berpengaruh terhadap Prestasi Belajar, karena  <  = 0,05. Sternberg (dalam Reid dan Petocz, 2004) mengatakan bahwa individu kreatif memiliki ciri berfikir runtut, analitik, problem-solving, dan mengandung kebermaknaan dan kemanfaatan. Dinamika di dalam kelas adalah tantangan untuk meningkatkan kreativitas siswa & guru (Muirhead, 2004). Peningkatan ini membutuhkan peran pemerintah (Fasko Jr., 2001), karena kreativitas adalah kunci dalam peningkatan mutu pendidikan (Guilford). Hal ini ditegaskan oleh Sternberg (2006), tentang pentingnya peran pemerintah, perguruan tinggi dan masyarakat dalam mengupayakan peningkatan kreativitas siswa dan guru. Keduanya menyoroti keberadaan pedoman (kurikulum) yang berorientasi kepada peningkatan kreativitas siswa dan guru. Sementara masyarakat juga dilibatkan karena mempertimbangkan efisiensi biaya Beberapa penelitian lain ber-domain kreativitas juga membuktikan bahwa kreativtas cenderung berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.
  • 37. PEMBAHASAN HIPOTESIS KE-3 Menu Utama BerikutnyaSebelumnyaP e m b a h a s a n H0-3 = gaya belajar tidak berpengaruh terhadap Prestasi Belajar cenderung diterima. Uji hipotesis terbukti menolak Ha-3 = gaya belajar berpengaruh terhadap Prestasi Belajar, karena  >  = 0,05. Gaya belajar visual dalam sampel jumlahnya paling banyak. Siswa dengan gaya belajar visual mulai belajar dengan gambaran keseluruhan kemudian baru yang detail-detail. Gaya belajar visual butuh waktu untuk memahami gambaran umum materi pembelajaran, untuk kemudian masuk ke materi yang lebih detail. Mereka mempunyai masalah dengan instruksi yang bersifat verbal. Gaya belajar yang berbeda-beda menyebabkan terjadinya “konflik” antara gaya belajar siswa dengan gaya mengajar guru (Montgomery & Groat, 1998). Konflik yang terjadi karena kurangnya kemampuan guru dalam memahami gaya belajar siswa, yang cenderung berbeda. Metode konvensional/tradisional sangat mengandalkan kemampuan visual dan auditorial. Sedangkan Simulasi dan Role Playing cenderung mengeksplorasi kemampuan kinestetik siswa (Elliott, 2010). Melalui kedua metode tersebut siswa “visual” hanya dapat memperbaiki aspek psikomotor mereka namun belum dapat meningkatkan aspek kognitifnya.
  • 38. PEMBAHASAN HIPOTESIS KE-4 Menu Utama BerikutnyaSebelumnyaP e m b a h a s a n H0-4 = tidak ada interaksi antara metode Simulasi & Role Playing dengan kreativitas verbal cenderung diterima. Uji hipotesis terbukti menolak Ha-4 = ada interaksi antara metode Simulasi & Role Playing dengan kreativitas verbal, karena  >  = 0,05. Metode tidak hanya meningkatkan prestasi belajar siswa yang memiliki kreativitas tinggi, tetapi juga terjadi pada siswa yang memiliki kreativitas rendah. Artinya, penggunaan metode tersebut dapat meningkatkan prestasi belajar siswa yang memiliki kreativitas tinggi maupun rendah. Tidak ada perbedaan di antara kedua kelompok tersebut karena kedua metode pembelajaran tersebut tidak mampu meng-improve kreativitas siswa lebih tinggi lagi secara nyata. Perbedaan yang terlihat semata-mata dipengaruhi oleh potensi awal kreativitas verbal bawaan dari siswa itu sendiri, serta posisi siswa kreativitas tinggi yang cenderung membaur dengan siswa kreativitas rendah di dalam kelas, sehingga siswa kreativitas rendah terdorong dan termotivasi untuk mengimbangi serta mengikuti siswa kreativitas tinggi.
  • 39. PEMBAHASAN HIPOTESIS KE-5 Menu Utama BerikutnyaSebelumnyaP e m b a h a s a n H0-5 = tidak ada interaksi antara metode Simulasi & Role Playing dengan gaya belajar cenderung diterima. Uji hipotesis terbukti menolak Ha-5 = ada interaksi antara metode Simulasi & Role Playing dengan gaya belajar, karena  >  = 0,05. Metode pembelajaran tidak berinteraksi dengan gaya belajar karena terganggunya hubungan antara variabel kreativitas verbal – gaya belajar oleh komposisi sampel penelitian, serta ketidakcocokan antara metode pembelajaran dengan gaya belajar visual dan auditorial. Metode pembelajaran membutuhkan dukungan potensi kreativitas yang dimiliki siswa, tetapi sampel dalam penelitian ini didominasi oleh siswa ber-gaya belajar visual yang dikenal mempunyai kesulitan dalam menerima instruksi yang bersifat verbal. Akibatnya, gaya belajar hanya berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar psikomotor. Tidak ada interaksi antara metode pembelajaran dengan gaya belajar menggambarkan bahwa interaksi kedua metode tersebut sama-sama tidak mempengaruhi prestasi belajar siswa ber-gaya belajar visual, auditorial maupun kinestetik.
  • 40. PEMBAHASAN HIPOTESIS KE-6 Menu Utama BerikutnyaSebelumnyaP e m b a h a s a n H0-6 = tidak ada interaksi antara kreativitas verbal dengan gaya belajar cenderung diterima. Uji hipotesis terbukti menolak Ha-6 = ada interaksi antara kreativitas verbal dengan gaya belajar, karena  >  = 0,05. Tidak ada interaksi antara kreativitas verbal dengan gaya belajar menggambarkan bahwa tidak ada perbedaan antara kreativitas tinggi dan rendah dengan tipikal gaya belajar tertentu saat mempengaruhi prestasi belajar. Pengaruh gaya belajar terhadap prestasi belajar hanya terjadi pada prestasi belajar psikomotor karena mayoritas sampel adalah gaya belajar visual yang memiliki kreativitas verbal minim. Faktor ini menjadi hambatan utama terjadinya interaksi antara kreativitas verbal dengan gaya belajar. Faktor lainnya adalah penerapan metode Simulasi dan Role Playing, yang menurut penjelasan Elliott hanya cocok diterapkan kepada siswa gaya belajar kinestetik. Akibatnya, gaya belajar tidak dapat mempengaruhi prestasi belajar biologi. Ketiadaan pengaruh tersebut telah meniadakan interaksi-interaksi yang melibatkan variabel gaya belajar.
  • 41. PEMBAHASAN HIPOTESIS KE-7 Menu Utama BerikutnyaSebelumnyaP e m b a h a s a n H0-7 = tidak ada interaksi antara metode Simulasi & Role Playing dengan kreativitas verbal & dengan gaya belajar cenderung diterima. Uji hipotesis terbukti menolak Ha-7 = ada interaksi antara metode Simulasi & Role Playing dengan kreativitas verbal & dengan gaya belajar, karena 3 interaksi orde pertama, yaitu: (1) metode dengan kreativitas verbal; (2) metode dengan gaya belajar; (3) kreativitas verbal dengan gaya belajar; terbukti tidak ada. Dengan demikian, interaksi orde kedua yg melibatkan metode Simulasi & Role Playing dengan kreativitas verbal & dengan gaya belajar dapat disimpulkan tidak ada.
  • 42. K E S I M P U L A N Menu Utama BerikutnyaSebelumnya 1. Model CLIS melalui Metode Simulasi dan Role Playing berpengaruh signifikan terhadap Prestasi Belajar Biologi 2. Kreativitas Verbal Siswa berpengaruh sangat signifikan terhadap Prestasi Belajar Biologi 3. Gaya Belajar Siswa tidak berpengaruh terhadap Prestasi Belajar Biologi 4. Tidak ada interaksi antara Metode Simulasi dan Role Playing dengan Kreativitas Verbal Siswa 5. Tidak ada interaksi antara Metode Simulasi dan Role Playing dengan Gaya Belajar Siswa 6. Tidak ada interaksi antara Kreativitas Verbal Siswa dengan Gaya Belajar Siswa 7. Tidak ada interaksi antara Metode Simulasi dan Role Playing dengan Kreativitas Verbal, serta dengan Gaya Belajar Siswa
  • 43. I M P L I K A S I Menu Utama Berikutnya • Model Children Learning In Science (CLIS) sebagai alternatif solusi • Menggunakan Kreativitas Verbal Siswa sebagai faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar • Tidak menggunakan Gaya Belajar Siswa sebagai faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar • Guru sebagai motivator & fasilitator siswa agar lebih kreatif • CLIS dapat diterapkan dalam kurikulum KTSP • Perangkat mengajar guru yang berorientasi kepada peningkatan kreativitas verbal siswa Sebelumnya
  • 44. S A R A N Menu Utama Berikutnya • Memperkuat CLIS dengan Metode lain agar lebih optimal • Reformulasi perangkat mengajar • Tidak memisahkan siswa kreatif dengan siswa kurang kreatif • Guru menjadi motivator & fasilitator siswa agar lebih kreatif • Penelitian CLIS oleh peneliti lain • Kreativitas verbal yang lebih detail • Gaya Belajar berdasarkan teori alternatif  Teori gaya belajar Kolb Sebelumnya