2. Pengertian
Filsafat kontruktivisme
Pengertian kontruktivisme itu sendiri adalah
kontruksi (membangun) artinya membangun
pengetahuan dalam diri peserta didik. Para tokoh
aliran ini berpendapat bahwa pengetahuan adalah
hasil dari konstruksi manusia itu sendiri.
3. Asal Usul
Berkenaan dengan asal-usul konstruktivisme, menurut
Von Glasersfeld (1988) dalam Paul Suparno (2008),
pengertian konstruktif kognitif muncul pada abad ini
dalam tulisan Mark Baldwin yang secara luas diperdalam
dan disebarkan oleh Jean Piaget. Namun sebenarnya
gagasan pokok konstruktivisme sudah dimulai oleh
Gimbatissta Vico, epistemology dari Italia.
4. Lanjutan…..
Piaget menuliskan gagasan kontruktivisme dalam
teori tentang perkembangan dalam teori perkembangan
kognitif dan juga dalam epistemology genetiknya.
Piaget mengungkapkan teori adaptasi kognitifnya,
yaitu bahwa pengetahuan kita diperoleh dari adaptasi
struktur kognitif kita terhadap lingkungannya seperti
suatu individu harus beradaptasi dengan lingkungannya
untuk melanjutkan kehidupannya. Oleh karena itu,
gagasan Piaget ini lebih cepat tersebar, melebihi
gagasan Vico.
5. Metodologi
Dalam proses belajar dan mengajar di sekolah menurut
falsafah atau teori konstruksionisme siswa dituntut harus
aktif, kreatif dan berpikir kritis dalam proses pembelajaran.
Konsekuensi utamanya guru sebelum memberikan materi
pembelajaran harus mengetahui kemampuan awal siswa,
jangan sampai siswa dalam belajar berawal dari pemahaman
yang kosong, hal ini bertujuan agar ilmu yang diberikan dapat
diterima dengan baik oleh siswa.
6. Lanjutan….
Salah satu kegagalan dalam proses pembelajaran
disebabkan adanya ketidaktahuan atau memang kesengajaan
guru dalam melaksanakan proses pembelajaran yang selalu
melakukan menebak-nebak kemampuan siswa (terror
psikologi dan terror sosiologi).
Dan guru sering kali mengikuti perkembangan siswa,
dengan melupakan kondisi dan latar belakang siswa.
7. Lanjutan….
Nah, untuk menciptakan peserta didik yang yang
aktif, kreatif dan berpikir kritis dalam pembelajaran guru
tidak hanya memberikan ilmu atau pengetahuan begitu
saja kepada siswa.
Karena pengetahuan itu sendiri tidak dapat
dipindahkan begitu saja dari pikiran guru ke pikiran
siswa. Artinya, bahwa siswa harus aktif secara mental
membangun struktur pengetahuannya berdasarkan
kematangan kognitif yang dimilikinya.
8. Esensi
aliran kontruksivisme
Aliran kontruktivisme juga memberikan keuntungan yang
lain dalam pembelajaran yakni:
a) Pembelajar memiliki kebebasan belajar. Kebebasan disini
berarti bahwa pembelajar dapat dengan bebas
mengkonstruksi ilmu baru itu sesuai pengalamannya
sebelumnya, sehingga tercipta konsep yang diinginkan.
b) Perbedaan individual terukur dan dihargai. Karena proses
belajar sesuai konstruktivisme adalah proses belajar
mandiri, maka potensi individu akan terukur dengan
sangat jelas.
9. Lanjutan…..
c) Membina sikap produktif dan percaya diri. Pembelajar
diharapkan selalu mengkonstruksi ilmu barunya, sehingga
mereka akan produktif menciptakan konsep baru tentang
sesuatu untuk diri mereka sendiri. Rasa percaya diri juga
dipupuk dalam filsafat ini dengan memberikan
kesempatan bagi pembelajar untuk menggunakan
pengalaman mereka sendiri untuk melahirkan konsep baru
yang nantinya akan mereka aplikasikan untuk mengatasi
permasalahan dalam kehidupan sehari-hari mereka.
d) Proses evaluasi difokuskan pada penilaian proses. Filsafat
konstruktivisme menuntun pembelajar untuk
mengkonstruksi ilmu barunya dengan merefleksi pada
pengalaman sebelumnya untuk membuat konsep baru.
10. Dalam praktek pengajaran, penyelesaian materi
dan hasil bukanlah merupakan hal terpenting. Yang
lebih penting adalah proses pembelajaran yang lebih
menekankan partisipasi murid. Belajar adalah
kegiatan murid untuk membentuk pengetahuan.