SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
Sejarah dan Ketentuan Kefarmasian
OLEH:
Tri Nur Azizah, S.Farm., Apt.
Ketentuan Kefarmasian
01.
Bowl of Hygeia adalah simbol internasional yang paling banyak dikenal untuk profesi apoteker
saat ini, Bowl of Hygeia berasal dari mitologi Yunani dan secara universal digambarkan sebagai
ular yang dibungkus dengan satu atau cara lain di sekitar mangkuk atau gelas. Sekarang
mangkuk/gelas itu mewakili ramuan obat, dan ular itu mewakili penyembuhan.Ilmuan yang
dianggap sebagai orang yang berjasa dalam perkembangan farmasi berkat karya penemuan
dan hasil penelitiannya, antara lain :
 Hipocrates (460-370)  Bapak Ilmu Kedokteran
 Dioscorides (abad ke 1 M)  orang pertama yang menggunakan tumbuhan sebagai ilmu farmasi
terapan
 Galen (130-200 M)  karya Galen berasal dari alam, formulasi, dan sediaan farmasi yaitu Farmasi
Galenika
 Philipus Aureulus (1493-1541 M)  paracelcus, memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap
perubahan farmasi, penyiapan bahan spesifik dan zat kimia sebagai obat internal.
Sejarah Farmasi
Istilah Farmakope (bahasa Yunani, Pharmcopeia) berasal dari kata pharmacon yang berarti
racun/obat dan poien yang berarti membuat). Kombinasi dua kata tersebut bermakna resep/
formula atau stanar lain yang dikehendaki untuk membuat atau mempersiapkan/
mengolah/meracik suatu obat. Farmakope adalah buku resmi yang memuat uraian,
persyaratan, keseragaman pengujian mutu, dan pengolahan/peracikan obat, juga tentang alat –
alat dan persyaratan alat yang digunakan untuk pengolahan /peracikan dan pengujian mutu.
Hampir setiap negara mempunyai buku farmakope sendiri yang isinya disesuaikan dengan
kebutuhan, kondisi, dan peraturan yang berlaku di negara tersebut, antara lain :
 Farmakope Indonesia (FI III, IV, V, dan VI) Negara Indonesia
 United State of Pharmacope (U.S.P)  Negara Amerika
 British Pharmaacope (B.P)  Negara Inggris
 Nederlands Pharmacope  Negara Belanda.
Ketentuan Farmasi
Departemen Republik Indonesia juga mengeluarkan beberapa buku farmasi, antara lain :
 Formularium Indonesia (FOI)
 Formularium Nasional (FN)
 FI Edisi I, Edisi II, Edisi III, Edisi IV, Edisi V
 Terbaru ada FI Edisi VI
Secara garis besar, Farmakope Indonesia terdiri atas 4 bagian, yaitu :
 Ketentuan Umum (General Notes)
 Monografi
 Lampiran
 Indeks
Literatur Farmasi
Sekilas gambaran dari
Farmakope Indonesia
Edisi terbaru dapat
dilihat pada gambar disamping!
FI I = 1962
FI II = 1972
FI III = 1979
FI IV = 1995
FI V = 2014
FI VI = 2020
Farmakope Indonesia
Ketentuan Umum
02.
Ketentuan Umum FI
Dapat dilihat beberapa istilah yang ada pada Buku FI antara lain :
 Bahan dan Proses
 Bahan Tambahan
 Pemerian
 Kelarutan
 Identifikasi
 Suhu
 Wadah dan penyimpanan
 Penandaan
 Khasiat
 Dosis
Kelarutan
Contoh soal :
Untuk melarutkan 2 gram Asam Borat dibutuhkan air minimal 40 ml.
dengan demikian istilah kelarutan Asam Borat dinyatakan apa?
Contoh Perhitungan Kelarutan
Berapa ml air yang dibutuhkan untuk melarutkan amonium chloride 100mg/5ml dalam 60ml
sediaan sirup.
Diketahui kelarutan ammonium chloride dalam FI adalah mudah larut dalam air. Bj sediaan
dianggap 1g/ml
Jawab:
• Diketahui : Amonium chloride = 100mg/5ml (mudah larut)  1 – 10
Volume sediaan = 60 ml
BJ sediaan = 1 g/ml = BJ air
• Ditanya : Berapa volume (ml) air yang dibutuhkan?
• Dijawab :Amonium chloride yg dibutuhkan dalam sirup = 100mg/5ml x 60 ml = 1200mg
=1,2g
Kelarutannya Mudah larut dalam air lihat di FI (1-10)
Jadi 1,2g x (1-10) = 1,2-12 g : 1 g/ml =1,2-12 ml
Kelarutan
Kadar larutan:
1. Lar volumetri
Molalitas (m); gram/1 kg
Molaritas (M); gram/1 liter
Normalitas (N); bobot ekivalen/1 liter
2. Persen
% b/b; gram/100 g larutan/campuran (utk
bhn padat, setengah padat)
% b/v; gram/100 mL larutan (utk larutan, susp pdt,
atau gas dlm cairan)
% v/v; mL/100 mL larutan (utk cairan dlm cairan)
Kadar Larutan
 Wadah merupakan Suatu tempat penyimpanan bahan yang berhubungan
langsung atau tidak langsung dengan bahan
 Suhu dan penyimpanan
Lemari pembeku : -20 °C sd -10 °C
Dingin : < 8 °C, lemari pendingin : 2 °C sd 8 °C
Sejuk : 8 °C sd 15 °C
Suhu ruang dingin terkendali : 2 °C sd 8 °C
Suhu ruang : < 30 °C
Suhu ruang terkendali : 20 °C sd 25 °C
Hangat : 30 °C sd 40 °C
Panas berlebih : >40 °C
Wadah dan Penyimpanan
 kemasan tersegel
 Wadah tidak tembus cahaya (“terlindung dari cahaya”)
 Wadah tertutup baik
 Wadah tertutup rapat
 Wadah tertutup kedap
 Wadah satuan tunggal
 Wadah dosis tunggal
 Wadah dosis satuan
 Wadah satuan ganda
 wadah dosis ganda
Wadah
Monografi
Dosis
Bahasa Latin dan Resep
03.
Bahasa Latin dalam Farmasi
Bahasa Latin berkaitan dengan Aturan pakai
a. Omni hora cochlear (o.h.c): tiap jam 1 sdm
b. Omni bihora cochlear (o.b.h.c): tiap 2 jam 1 sdm
c. Post coenam (p.c): sesudah makan
d. Ante coenam (a.c): sebelum makan
e. Durante coenum (d.c):pd waktu makan
f. Mane (m):pagi2
g. Ante meridiem (a.merid):sebelum tengah hari
h. Mane et vesvere (m.et.ves):pagi & sore
i. Ante nocte (a.n):sebelum tidur/malam
Bahasa Latin dalam Farmasi
 Pengertian : Permintaan tertulis dari dokter atau dokter gigi, kepada Apoteker baik dalam bentuk
paper maupun electronic untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan yang
berlaku
 dr.umum/spesialis : tdk ada pembatasan jenis obat yang diberikan
 drg. : jenis obat gigi
RESEP RASIONAL : penulisan Resep dengann memperhatikan beberapa aspek ilmu dan menggunakan falsafah (5
benar) sbb; benar pasien, benar obat, benar dosis, benar waktu, benar cara pemberian.
Ketika pasien diberikan KIE, maka bisa ditanyakan oleh pasien mengenai 5O (nama dan kandungan, khasiat, dosis,
cara menggunakan, dan efek samping)
RESEP IRASIONAL :
1. Memberikan “shotgun presription”; permintaan obat lbh banyak pd satu R/utk indikasi yg sama
(polifarmasi)
2. Pemberian obat dlm jumlah yg banyak, kecuali utk penyakit yg kronis
3. Pemberian antibiotika yg tdk sesuai dengan aturan pemakaian
Pengertian Resep
Ditulis dikertas Resep menggunakan tinta yang jelas terbaca sekarang bisa menggunakan
resep online sesuai kebijakan masing-masing RS
 Penulisan dalam bahasa latin (merupakan bahasa baku untuk kedokteran dan farmasi
dan berlaku internasional)
 Resep yang mengandung Narkotika ditulis terpisah, tdk boleh ada pengulangan (iter),
identitas pasien jelas tdk boleh m.i,tdk boleh ditulis suc
 Prioritas pelayanan resep dgn memperhatikan tanda yg ditulis di bagian kanan atas
Resep; cito, urgent (pelayanan segera) , PIM (berbahaya bila ditunda)
 Jika permintaan obat lebih dari satu R/ dilembar Resep yang sama, maka penulisan
dipisahkan dgn tanda # dan tiap R/ diparaf oleh dokter
 Kaidah penulisan resep sbb :
1. Penulisan satuan; ≠ gr. ; g (gram), mg (miligram)
2. Penulisan angka desimal dihindari (10 mg bukan 0,01)
3. Penulisan nama obat harus jelas
4. Kekuatan dan jumlah obat ditulis jelas; terutama jika satu obat punya 2 kekuatan (mis. Tab.Valium 2 mg, 5 mg
atau 10 mg)
5. Aturan pakai dan jumlah obat ditulis dlm angka romawi
6. Dosis dihitung dengan tepat dan diperhitungkan faktor individual pasien
7. Perhatian terhadap hal-hal khusus yang harus diberitahukan pada pasien
Ketentuan Resep
1. Remedium cardinale (senyawa utama dlm obat )
2. Remedium adjuvants (bahan penunjang obat utama)
3. Constituent/exipiens (bahan tambahan sebagai pengisi atau pemebri bentuk
sediaan akhir dan meningkatkan volume obat); laktosa , amilum, talk,
aquadest, vaselin
4. Corrigensia (bahan tambahan utk memperbaiki rasa, warna dan aroma obat
utama)
a. corigens saporis (rasa); sirup simplek, aqua mentha pip
b. corigens odoris (aroma); oleum rosarum, ol.menth.pip
c. corigens coloris (warna); karamel, karmin, yellow
Susunan Penulisan
Pelayanan Resep dan
Salinan Resep
04.
Pengkajian Resep
1. Menyiapkan obat sesuai dengan permintaan resep
2. Melakukan peracikan obat bila diperlukan
3. Memberikan etiket, minimal :
a. Warna putih : untuk obat dalam / oral
b. Warna biru : obat luar dan suntik
c. Menempelkan label “kocok dahulu” pd sediaan suspensi & emulsi
4. Memasukkan obat ke dalam wadah
5. Sebelum obat diserahkan, periksa kembali kesuaian antara resep dgn etiket
6. Menyerahkan obat disertai dengan PIO (cara penggunaan, makmin yg harus
dihindari, ES, & cara penyimpanan)
7. Membuat salinan resep (bila diperlukan)
Pelayanan Resep
 Perlakuan sama dengan kertas resep asli dan memuat informasi apotek
meliputi; nama dan alamat, nama dan SIPA (Apoteker Pengelola Apotek),
paraf APA, No dan tgl pembuatan R/, tanda det (detur) utk obat yg telah
diserahkan atau nedet utk obat yg belum diserahkan
 Dapat diberikan atas permintaan dokter (ada tanda “iter” (pengulangan)
dikertas resep asli) dan penderita
 Salinan resep hanya boleh diperlihatkan kepada dokter penulis resep, pasien
bersangkutan, apoteker dan petugas kesehatan yang berwenang
Salinan Resep/Copy Resep/Apograph
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon, and infographics & images by
Freepik and illustrations
THANKS!
Do you have any questions?
Please keep this slide for attribution

More Related Content

Similar to 2. Sejarah dan Ketentuan Farmasi.pptx

Ringkasan Ketentuan Umum Farmakope Indonesia Edisi III dan IV
Ringkasan Ketentuan Umum Farmakope Indonesia Edisi III dan IVRingkasan Ketentuan Umum Farmakope Indonesia Edisi III dan IV
Ringkasan Ketentuan Umum Farmakope Indonesia Edisi III dan IVMaulana Sakti
 
MEMBUAT SEDIAAN OBAT GUNA KEPERLUAN PERSEDIAAN OBAT APOTEK.pdf
MEMBUAT SEDIAAN OBAT GUNA KEPERLUAN PERSEDIAAN OBAT APOTEK.pdfMEMBUAT SEDIAAN OBAT GUNA KEPERLUAN PERSEDIAAN OBAT APOTEK.pdf
MEMBUAT SEDIAAN OBAT GUNA KEPERLUAN PERSEDIAAN OBAT APOTEK.pdfsheyllanovreitagusti
 
Farmakologi (obat dan penggolongannya)
Farmakologi (obat dan penggolongannya)Farmakologi (obat dan penggolongannya)
Farmakologi (obat dan penggolongannya)Jonathan London
 
PRINSIP DALAM PEMBERIAN OBAT DISTRIBUSI OBAT RESEP.pptx
PRINSIP DALAM PEMBERIAN OBAT DISTRIBUSI OBAT RESEP.pptxPRINSIP DALAM PEMBERIAN OBAT DISTRIBUSI OBAT RESEP.pptx
PRINSIP DALAM PEMBERIAN OBAT DISTRIBUSI OBAT RESEP.pptxrahimatuluthia1
 
Pert 5. Penulisan Dalam Resep.pptx
Pert 5. Penulisan Dalam Resep.pptxPert 5. Penulisan Dalam Resep.pptx
Pert 5. Penulisan Dalam Resep.pptxAndrePrayoga8
 
Farmakologi materi.pptx
Farmakologi materi.pptxFarmakologi materi.pptx
Farmakologi materi.pptxsodiqin diqin
 
Pendahuluan Fitoterapi herbal medicines ok
Pendahuluan Fitoterapi herbal medicines okPendahuluan Fitoterapi herbal medicines ok
Pendahuluan Fitoterapi herbal medicines okANWAR568579
 
PERAN-PERAWAT-DALAM-PENGELOLAAN-PEMBERIAN-OBAT.pptx
PERAN-PERAWAT-DALAM-PENGELOLAAN-PEMBERIAN-OBAT.pptxPERAN-PERAWAT-DALAM-PENGELOLAAN-PEMBERIAN-OBAT.pptx
PERAN-PERAWAT-DALAM-PENGELOLAAN-PEMBERIAN-OBAT.pptxhipgabisulteng
 
FARMASETIKA_PENGANTAR.pptx
FARMASETIKA_PENGANTAR.pptxFARMASETIKA_PENGANTAR.pptx
FARMASETIKA_PENGANTAR.pptxcindhanymala
 
P2 TOI (TANAMAN OBAT).pptx
P2 TOI (TANAMAN OBAT).pptxP2 TOI (TANAMAN OBAT).pptx
P2 TOI (TANAMAN OBAT).pptxMeiliaRofiana
 
peran perawat dalam pemberian obat pada farmakologi
peran perawat dalam pemberian obat pada farmakologiperan perawat dalam pemberian obat pada farmakologi
peran perawat dalam pemberian obat pada farmakologiNovitaKurniaWulandar
 
Prinsip-Prinsip Pemberian Obat.pptx
Prinsip-Prinsip Pemberian Obat.pptxPrinsip-Prinsip Pemberian Obat.pptx
Prinsip-Prinsip Pemberian Obat.pptxsalmairmasuryani1203
 

Similar to 2. Sejarah dan Ketentuan Farmasi.pptx (20)

Ringkasan Ketentuan Umum Farmakope Indonesia Edisi III dan IV
Ringkasan Ketentuan Umum Farmakope Indonesia Edisi III dan IVRingkasan Ketentuan Umum Farmakope Indonesia Edisi III dan IV
Ringkasan Ketentuan Umum Farmakope Indonesia Edisi III dan IV
 
Ilmu resep
Ilmu resepIlmu resep
Ilmu resep
 
Farmakologi pengertian obat.pdf
Farmakologi   pengertian obat.pdfFarmakologi   pengertian obat.pdf
Farmakologi pengertian obat.pdf
 
Farmakologi dasar AKPER MUNA
Farmakologi dasar AKPER MUNA Farmakologi dasar AKPER MUNA
Farmakologi dasar AKPER MUNA
 
Dkk xii far
Dkk xii farDkk xii far
Dkk xii far
 
MEMBUAT SEDIAAN OBAT GUNA KEPERLUAN PERSEDIAAN OBAT APOTEK.pdf
MEMBUAT SEDIAAN OBAT GUNA KEPERLUAN PERSEDIAAN OBAT APOTEK.pdfMEMBUAT SEDIAAN OBAT GUNA KEPERLUAN PERSEDIAAN OBAT APOTEK.pdf
MEMBUAT SEDIAAN OBAT GUNA KEPERLUAN PERSEDIAAN OBAT APOTEK.pdf
 
Makalah psikofarmaka hety wulansari
Makalah psikofarmaka  hety wulansariMakalah psikofarmaka  hety wulansari
Makalah psikofarmaka hety wulansari
 
Psikofarmaka
PsikofarmakaPsikofarmaka
Psikofarmaka
 
Farmakologi (obat dan penggolongannya)
Farmakologi (obat dan penggolongannya)Farmakologi (obat dan penggolongannya)
Farmakologi (obat dan penggolongannya)
 
PRINSIP DALAM PEMBERIAN OBAT DISTRIBUSI OBAT RESEP.pptx
PRINSIP DALAM PEMBERIAN OBAT DISTRIBUSI OBAT RESEP.pptxPRINSIP DALAM PEMBERIAN OBAT DISTRIBUSI OBAT RESEP.pptx
PRINSIP DALAM PEMBERIAN OBAT DISTRIBUSI OBAT RESEP.pptx
 
Pert 5. Penulisan Dalam Resep.pptx
Pert 5. Penulisan Dalam Resep.pptxPert 5. Penulisan Dalam Resep.pptx
Pert 5. Penulisan Dalam Resep.pptx
 
Farmakologi materi.pptx
Farmakologi materi.pptxFarmakologi materi.pptx
Farmakologi materi.pptx
 
Pendahuluan Fitoterapi herbal medicines ok
Pendahuluan Fitoterapi herbal medicines okPendahuluan Fitoterapi herbal medicines ok
Pendahuluan Fitoterapi herbal medicines ok
 
PERAN-PERAWAT-DALAM-PENGELOLAAN-PEMBERIAN-OBAT.pptx
PERAN-PERAWAT-DALAM-PENGELOLAAN-PEMBERIAN-OBAT.pptxPERAN-PERAWAT-DALAM-PENGELOLAAN-PEMBERIAN-OBAT.pptx
PERAN-PERAWAT-DALAM-PENGELOLAAN-PEMBERIAN-OBAT.pptx
 
Pengenalan resep
Pengenalan resepPengenalan resep
Pengenalan resep
 
FARMASETIKA_PENGANTAR.pptx
FARMASETIKA_PENGANTAR.pptxFARMASETIKA_PENGANTAR.pptx
FARMASETIKA_PENGANTAR.pptx
 
P2 TOI (TANAMAN OBAT).pptx
P2 TOI (TANAMAN OBAT).pptxP2 TOI (TANAMAN OBAT).pptx
P2 TOI (TANAMAN OBAT).pptx
 
peran perawat dalam pemberian obat pada farmakologi
peran perawat dalam pemberian obat pada farmakologiperan perawat dalam pemberian obat pada farmakologi
peran perawat dalam pemberian obat pada farmakologi
 
Pengelompokan Obat.pptx
Pengelompokan Obat.pptxPengelompokan Obat.pptx
Pengelompokan Obat.pptx
 
Prinsip-Prinsip Pemberian Obat.pptx
Prinsip-Prinsip Pemberian Obat.pptxPrinsip-Prinsip Pemberian Obat.pptx
Prinsip-Prinsip Pemberian Obat.pptx
 

Recently uploaded

MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 

Recently uploaded (18)

MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 

2. Sejarah dan Ketentuan Farmasi.pptx

  • 1. Sejarah dan Ketentuan Kefarmasian OLEH: Tri Nur Azizah, S.Farm., Apt.
  • 3. Bowl of Hygeia adalah simbol internasional yang paling banyak dikenal untuk profesi apoteker saat ini, Bowl of Hygeia berasal dari mitologi Yunani dan secara universal digambarkan sebagai ular yang dibungkus dengan satu atau cara lain di sekitar mangkuk atau gelas. Sekarang mangkuk/gelas itu mewakili ramuan obat, dan ular itu mewakili penyembuhan.Ilmuan yang dianggap sebagai orang yang berjasa dalam perkembangan farmasi berkat karya penemuan dan hasil penelitiannya, antara lain :  Hipocrates (460-370)  Bapak Ilmu Kedokteran  Dioscorides (abad ke 1 M)  orang pertama yang menggunakan tumbuhan sebagai ilmu farmasi terapan  Galen (130-200 M)  karya Galen berasal dari alam, formulasi, dan sediaan farmasi yaitu Farmasi Galenika  Philipus Aureulus (1493-1541 M)  paracelcus, memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap perubahan farmasi, penyiapan bahan spesifik dan zat kimia sebagai obat internal. Sejarah Farmasi
  • 4. Istilah Farmakope (bahasa Yunani, Pharmcopeia) berasal dari kata pharmacon yang berarti racun/obat dan poien yang berarti membuat). Kombinasi dua kata tersebut bermakna resep/ formula atau stanar lain yang dikehendaki untuk membuat atau mempersiapkan/ mengolah/meracik suatu obat. Farmakope adalah buku resmi yang memuat uraian, persyaratan, keseragaman pengujian mutu, dan pengolahan/peracikan obat, juga tentang alat – alat dan persyaratan alat yang digunakan untuk pengolahan /peracikan dan pengujian mutu. Hampir setiap negara mempunyai buku farmakope sendiri yang isinya disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi, dan peraturan yang berlaku di negara tersebut, antara lain :  Farmakope Indonesia (FI III, IV, V, dan VI) Negara Indonesia  United State of Pharmacope (U.S.P)  Negara Amerika  British Pharmaacope (B.P)  Negara Inggris  Nederlands Pharmacope  Negara Belanda. Ketentuan Farmasi
  • 5. Departemen Republik Indonesia juga mengeluarkan beberapa buku farmasi, antara lain :  Formularium Indonesia (FOI)  Formularium Nasional (FN)  FI Edisi I, Edisi II, Edisi III, Edisi IV, Edisi V  Terbaru ada FI Edisi VI Secara garis besar, Farmakope Indonesia terdiri atas 4 bagian, yaitu :  Ketentuan Umum (General Notes)  Monografi  Lampiran  Indeks Literatur Farmasi
  • 6. Sekilas gambaran dari Farmakope Indonesia Edisi terbaru dapat dilihat pada gambar disamping! FI I = 1962 FI II = 1972 FI III = 1979 FI IV = 1995 FI V = 2014 FI VI = 2020 Farmakope Indonesia
  • 8. Ketentuan Umum FI Dapat dilihat beberapa istilah yang ada pada Buku FI antara lain :  Bahan dan Proses  Bahan Tambahan  Pemerian  Kelarutan  Identifikasi  Suhu  Wadah dan penyimpanan  Penandaan  Khasiat  Dosis
  • 9. Kelarutan Contoh soal : Untuk melarutkan 2 gram Asam Borat dibutuhkan air minimal 40 ml. dengan demikian istilah kelarutan Asam Borat dinyatakan apa?
  • 10. Contoh Perhitungan Kelarutan Berapa ml air yang dibutuhkan untuk melarutkan amonium chloride 100mg/5ml dalam 60ml sediaan sirup. Diketahui kelarutan ammonium chloride dalam FI adalah mudah larut dalam air. Bj sediaan dianggap 1g/ml Jawab: • Diketahui : Amonium chloride = 100mg/5ml (mudah larut)  1 – 10 Volume sediaan = 60 ml BJ sediaan = 1 g/ml = BJ air • Ditanya : Berapa volume (ml) air yang dibutuhkan? • Dijawab :Amonium chloride yg dibutuhkan dalam sirup = 100mg/5ml x 60 ml = 1200mg =1,2g Kelarutannya Mudah larut dalam air lihat di FI (1-10) Jadi 1,2g x (1-10) = 1,2-12 g : 1 g/ml =1,2-12 ml Kelarutan
  • 11. Kadar larutan: 1. Lar volumetri Molalitas (m); gram/1 kg Molaritas (M); gram/1 liter Normalitas (N); bobot ekivalen/1 liter 2. Persen % b/b; gram/100 g larutan/campuran (utk bhn padat, setengah padat) % b/v; gram/100 mL larutan (utk larutan, susp pdt, atau gas dlm cairan) % v/v; mL/100 mL larutan (utk cairan dlm cairan) Kadar Larutan
  • 12.  Wadah merupakan Suatu tempat penyimpanan bahan yang berhubungan langsung atau tidak langsung dengan bahan  Suhu dan penyimpanan Lemari pembeku : -20 °C sd -10 °C Dingin : < 8 °C, lemari pendingin : 2 °C sd 8 °C Sejuk : 8 °C sd 15 °C Suhu ruang dingin terkendali : 2 °C sd 8 °C Suhu ruang : < 30 °C Suhu ruang terkendali : 20 °C sd 25 °C Hangat : 30 °C sd 40 °C Panas berlebih : >40 °C Wadah dan Penyimpanan
  • 13.  kemasan tersegel  Wadah tidak tembus cahaya (“terlindung dari cahaya”)  Wadah tertutup baik  Wadah tertutup rapat  Wadah tertutup kedap  Wadah satuan tunggal  Wadah dosis tunggal  Wadah dosis satuan  Wadah satuan ganda  wadah dosis ganda Wadah
  • 15. Dosis
  • 16. Bahasa Latin dan Resep 03.
  • 18. Bahasa Latin berkaitan dengan Aturan pakai a. Omni hora cochlear (o.h.c): tiap jam 1 sdm b. Omni bihora cochlear (o.b.h.c): tiap 2 jam 1 sdm c. Post coenam (p.c): sesudah makan d. Ante coenam (a.c): sebelum makan e. Durante coenum (d.c):pd waktu makan f. Mane (m):pagi2 g. Ante meridiem (a.merid):sebelum tengah hari h. Mane et vesvere (m.et.ves):pagi & sore i. Ante nocte (a.n):sebelum tidur/malam Bahasa Latin dalam Farmasi
  • 19.  Pengertian : Permintaan tertulis dari dokter atau dokter gigi, kepada Apoteker baik dalam bentuk paper maupun electronic untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan yang berlaku  dr.umum/spesialis : tdk ada pembatasan jenis obat yang diberikan  drg. : jenis obat gigi RESEP RASIONAL : penulisan Resep dengann memperhatikan beberapa aspek ilmu dan menggunakan falsafah (5 benar) sbb; benar pasien, benar obat, benar dosis, benar waktu, benar cara pemberian. Ketika pasien diberikan KIE, maka bisa ditanyakan oleh pasien mengenai 5O (nama dan kandungan, khasiat, dosis, cara menggunakan, dan efek samping) RESEP IRASIONAL : 1. Memberikan “shotgun presription”; permintaan obat lbh banyak pd satu R/utk indikasi yg sama (polifarmasi) 2. Pemberian obat dlm jumlah yg banyak, kecuali utk penyakit yg kronis 3. Pemberian antibiotika yg tdk sesuai dengan aturan pemakaian Pengertian Resep
  • 20. Ditulis dikertas Resep menggunakan tinta yang jelas terbaca sekarang bisa menggunakan resep online sesuai kebijakan masing-masing RS  Penulisan dalam bahasa latin (merupakan bahasa baku untuk kedokteran dan farmasi dan berlaku internasional)  Resep yang mengandung Narkotika ditulis terpisah, tdk boleh ada pengulangan (iter), identitas pasien jelas tdk boleh m.i,tdk boleh ditulis suc  Prioritas pelayanan resep dgn memperhatikan tanda yg ditulis di bagian kanan atas Resep; cito, urgent (pelayanan segera) , PIM (berbahaya bila ditunda)  Jika permintaan obat lebih dari satu R/ dilembar Resep yang sama, maka penulisan dipisahkan dgn tanda # dan tiap R/ diparaf oleh dokter  Kaidah penulisan resep sbb : 1. Penulisan satuan; ≠ gr. ; g (gram), mg (miligram) 2. Penulisan angka desimal dihindari (10 mg bukan 0,01) 3. Penulisan nama obat harus jelas 4. Kekuatan dan jumlah obat ditulis jelas; terutama jika satu obat punya 2 kekuatan (mis. Tab.Valium 2 mg, 5 mg atau 10 mg) 5. Aturan pakai dan jumlah obat ditulis dlm angka romawi 6. Dosis dihitung dengan tepat dan diperhitungkan faktor individual pasien 7. Perhatian terhadap hal-hal khusus yang harus diberitahukan pada pasien Ketentuan Resep
  • 21. 1. Remedium cardinale (senyawa utama dlm obat ) 2. Remedium adjuvants (bahan penunjang obat utama) 3. Constituent/exipiens (bahan tambahan sebagai pengisi atau pemebri bentuk sediaan akhir dan meningkatkan volume obat); laktosa , amilum, talk, aquadest, vaselin 4. Corrigensia (bahan tambahan utk memperbaiki rasa, warna dan aroma obat utama) a. corigens saporis (rasa); sirup simplek, aqua mentha pip b. corigens odoris (aroma); oleum rosarum, ol.menth.pip c. corigens coloris (warna); karamel, karmin, yellow Susunan Penulisan
  • 24. 1. Menyiapkan obat sesuai dengan permintaan resep 2. Melakukan peracikan obat bila diperlukan 3. Memberikan etiket, minimal : a. Warna putih : untuk obat dalam / oral b. Warna biru : obat luar dan suntik c. Menempelkan label “kocok dahulu” pd sediaan suspensi & emulsi 4. Memasukkan obat ke dalam wadah 5. Sebelum obat diserahkan, periksa kembali kesuaian antara resep dgn etiket 6. Menyerahkan obat disertai dengan PIO (cara penggunaan, makmin yg harus dihindari, ES, & cara penyimpanan) 7. Membuat salinan resep (bila diperlukan) Pelayanan Resep
  • 25.  Perlakuan sama dengan kertas resep asli dan memuat informasi apotek meliputi; nama dan alamat, nama dan SIPA (Apoteker Pengelola Apotek), paraf APA, No dan tgl pembuatan R/, tanda det (detur) utk obat yg telah diserahkan atau nedet utk obat yg belum diserahkan  Dapat diberikan atas permintaan dokter (ada tanda “iter” (pengulangan) dikertas resep asli) dan penderita  Salinan resep hanya boleh diperlihatkan kepada dokter penulis resep, pasien bersangkutan, apoteker dan petugas kesehatan yang berwenang Salinan Resep/Copy Resep/Apograph
  • 26. CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik and illustrations THANKS! Do you have any questions? Please keep this slide for attribution