2. Gelas ukur untuk laboratorium
Gelas ukur sendiri berfungsi untuk mengukur
volume cairan yang memiliki akurasi rendah, misalnya saja
pereaksi/reagen, yang digunakan untuk membuat larutan
standar/sekunder, untuk analisa titrimetri/volumentri atau
menganalisa bahan kimia kualitatif.
Kalibrasi untuk gelas ukur terdiri dari dua, yaitu:
1. Untuk menampung
Memperlihatkan volume cairan yang ada di dalam gelas
ukur, ditandai sebagai “TC”.
2. Untuk memindahkan
Memperlihatkan volume cairan yang dituang. Caranya
adalah menghitung sisa cairan yang memang tertinggal
pada silinder.
3. Untuk larutan yang tidak berwarna, maka anda hanya
perlu melihat batas meniscus cekung pada bagian bawahnya.
Pastikan bahwa gelas ukur tersebut berada pada bidang yang
memiliki permukaan datar. Dengan begitu, meniscus bisa dibaca
sejajar dengan mata anda.
Gelas ukur bukan hanya dapat mengukur benda cair
saja, tetapi juga bisa digunakan untuk mengukur benda yang
padat, misalnya saja seperti tepung hingga gula pasir.
Berbagai jenis gelas ukur antara lain 5 ml, 10 ml, 25 ml, 50 ml,
100 ml, 250 ml, 500 ml, 1000 ml dan 2000 ml
Cara menggunakan gelas ukur
4. Labu Ukur
Fungsi Labu Ukur
1. Mengencerkan Larutan
2. Membuat Larutan (volume 5, 10, 25, 100, 250, 500,
1000, 2000 ml)
Cara Menggunakan Labu Ukur
• Siapkan semua bahan untuk dilarutkan, mulai dari zat, air suling, hingga labu ukur.
• Setelah semua bahan siap, maka ambil labu tadi yang telah Anda siapkan sesuai dengan ukuran dan
kebutuhan.
• Masukkan zat yang ingin Anda encerkan ke dalam labu ukur yang telah Anda tinggalkan sebelumnya.
• Tambahkan air bersih atau air suling ke labu pengukur sampai air mencapai tanda batas di luar skala
labu pengukur
• Setelah itu, campur larutan dengan mengocok labu ukur secara perlahan. Pastikan larutan dapat
tercampur rata.
• Larutan telah berhasil digabungkan dan anda bisa menggunakannya
• Jika demikian, masukkan larutan yang dibuat sebelumnya ke tempat yang telah disesuaikan. Jangan
lupa untuk menyimpannya di tempat yang tepat
5. Pengertian Pipet Ukur dan Pipet Volume serta Cara
Menggunakannya
Pipet ukur merupakan sebuah alat
laboratorium terbuat dari kaca dengan bentuk
silinder memanjang dengan ujung bawah runcing
dan ujung atas terbuka. Pipet ukur memiliki skala
pengukuran volume pada sepanjang bagian kaca.
Pipet ukur memiliki fungsi yaitu untuk mengambil
bahan cair dengan volume tertentu yang dapat kita
sesuaikan dengan kebutuhan kita. Variasi ukuran 1,
5, 10, 25 dan 50 ml
6. Fungsi pipet volume adalah untuk
mengambil dan mengukur zat cair dengan
volume tertentu sesuai dengan ukuran
pipet volume. Berbeda dengan pipet ukur
dimana kita dapat mengukur volume yang
berbeda dalam satu pipet, namun di pipet
volume kita tidak mengukur volume yang
berbeda dalam satu pipet. Variasi ukuran
1, 2, 5, 10, 25 dan 50 ml
Pipet Volume
7. Cara Menggunakan Pipet Volume dan Pipet Ukur
Menggunakan pipette bulb (dragball)
Selanjutnya untuk mengambil zat cair, kita dapat menekan bagian bawah bola
yang memiliki tanda anak panah keatas dan memiliki posisi tepat dibawah
bola. Hal ini akan mengakibatkan bola menjadi mengambang dan diikuti
dengan kenaikan zat cair pada pipet. Untuk koreksi ataupun meneteskan zat
cair, kita dapat menekan bagian yang berabang dibawah bola dan memiliki
tanda anak panah kebawah.
Menggunakan pompa pipet (glasfin)
Sebelum mengambil larutan, pastikan bahwa bagian pendorong berada pada
posisi paling bawah. Selanjutnya menempatkan ujung pipet dalam larutan.
Untuk mengambil larutan, memutar roda glasfin searah dengan jarum jam
sehingga akan terjadi kenaikan pada pendorong dan juga diikuti dengan
kenaikan zat cair dalam pipet. Pastikan bahwa kita mengambil jumlah larutan
dengan tepat pada skala. Kemudian untuk meneteskan cairan kita dapat
menekan tombol yang berada di bawah roda
9. Tujuan Peraturan Keselamatan Kerja dimaksudkan untuk menjamin :
1. Kesehatan , keselamatan dan kesejahteraan orang yg bekerja di laboratorium.
2. Mencegah orang lain terkena resiko pekerjaan laboratorium yang
menyebabkan terganggu kesehatannya akibat kegiatan di laboratorium.
3. Mengontrol penyimpanan dan penggunaan bahan yang mudah terbakar dan
beracun
4. Mengontrol pelepasan bahan berbahaya (gas) dan zat berbau ke udara,
sehingga tidak berdampak negative terhadap lingkungan
Peraturan Keselamatan Kerja
10. 1. Orang yang tak berkepentingan dilarang masuk laboratorium, untuk mencegah hal
yang tidak diinginkan.
2. Jangan melakukan eksprimen sebelum mengetahui informasi mengenai bahaya bahan
kimia, alat alat dan cara pemakaiannya.
3. Mengenali semua jenis peralatan keselamatan kerja dan letaknya untuk memudahkan
pertolongan saat terjadi kecelakaan kerja laboratorium.
4. Harus tau cara pemakaian alat emergensi : pemadam kebakaran, eye shower, respirator
dan alat keselamatan kerja yang lain.
5. Setiap laboran /Pekerja laboratorium harus tau memberi pertolongan darurat (P3K).
6. Latihan keselamatan harus dipraktekkan secara periodik bukan dihapalkan saja
7. Dilarang makan minum dan merokok di lab, bhal ini berlaku juga untuk laboran dan
kepala Laboratorium.
8. Jangan terlalu banyak bicara, berkelakar, dan lelucon lain ketika bekerja di laboratorium
9. Jauhkan alat yang tak digunakan, tas,hand phone dan benda lain dari atas meja kerja.
Aturan umum yang terdapat dalam peraturan itu
menyangkut hal hal sebagai berikut :
11. Busana atau pakaian di laboratorium hendaklah mengikuti aturan sebagai
berikut :
1. Dilarang memakai perhiasan yang dapat rusak oleh bahan kimia, sepatu safety
yang terbuka, sepatu licin, atau berhak tinggi. Harus menggunakan sepatu safety
yang memenuhi standar. Bagi wanita juga harus menggunakan sepatu safety
khusus wanita.
2. Wanita dan pria yang memiliki rambut panjang harus diikat, rambut panjang yang
tidak terikat dapat menyebabkan kecelakaan. karena dapat tersangkut pada alat
yang berputar.
3. Pakailah jas praktikum, sarung tangan dan pelindung yang lain dengan baik
meskipun, penggunaan alat alat keselamatan menjadikan tidak nyaman.
Bekerja dengan Bahan Kimia Bila anda bekerja dengan bahan kimia maka
diperlukan perhatian dan kecermatan dalam penanganannya
Pakaian di Laboratorium
12. 1. Hindari kontak langsung dengan bahan kimia
2. Hindari menghirup langsung uap bahan kimia
3. Dilarang mencicipi atau mencium bahan kimia kecuali ada perintah khusus ( cukup
dengan mengkibaskan kearah hidung )
4. Bahan kimia dapat bereaksi langsung dengan kulit menimbulkan iritasi (pedih dan gatal)
Adapun hal umum yang harus diperhatikan adalah
sebagai berikut :
Ketika melakukan pemindahan bahan kimia maka harus diperhatikan hal hal sebagai berikut :
1. Baca label bahan sekurang kurangnya dua kali untuk menghindari kesalahan dalam pengambilan
bahan misalnya antara asam sitrat dan asam nitrat.
2. Pindahkan sesuai jumlah yang diperlukan
3. Jangan menggunakan bahan kimia secara berlebihan
4. Jangan mengembalikan bahan kimia ke tempat botol semula untuk menghindari kontaminasi,
meskipun dalam hal ini kadang terasa boros Memindahkan Bahan Kimia Cair. Ada sedikit
perbedaan ketika seorang laboran memindahkan bahan kimia yang wujudnya cair.
Memindahkan Bahan Kimia
13. Pemindahan bahan kimia padat memerlukan penanganan sebagai berikut :
1. Gunakan sendok sungu atau alat lain yang bukan berasal dari logam.
2. Jangan mengeluarkan bahan kimia secara berlebihan.
3. Gunakan alat untuk memindahkan bebas dari kontaminasi. Hindari satu
4. sendok untuk bermacam macam keperluan.
Hal yang harus diperhatikan adalah :
1. Tutup botol dibuka dengan cara dipegang dengan jari tangan dan sekaligus telapak
tangan memegang botol tersebut.
2. Tutup botol jangan ditaruh diatas meja karena isi botol bisa terkotori oleh kotoran
yang ada diatas meja.
3. Pindahkan cairan menggunakan batang pengaduk untuk menghindari percikan.
4. Pindahkan dengan alat lain seperti pipet volume shg lebih mudah
Memindahkan Bahan Kimia Padat
14. Pemanasan yang dilakukan menggunakan gelas kimia ( bukan tabung reaksi) maka harus
memperhatikan aturan sebagai berikut :
1. Gunakan kaki tiga sebagai penopang gelas kimia tersebut.
2. Letakkan batang gelas atau batu didih pada gelas kimia untuk menghindari pemanasan
mendadak.
3. Jika gelas kimia tersebut berfungsi sbg penagas air , isikan air seperempatnya saja
supaya tidak terjadi tumpahan.
Tata cara melakukan pemanasan tabung reaksi adalah :
1. Isi tabung reaksi sebagian saja, sekitar sepertiganya.
2. Api pemanas terletak pada bag bawah larutan.
3. Goyangkan tabung reaksi agar pemanasan merata.
4. Arah mulut tabung reaksi pada tempat yang kosong agar percikannya tidak mengenai
orang lain.
Cara Pemanasan Larutan dalam Tabung
Reaksi
Cara memanaskan dengan gelas Kimia
15. Bekerja dengan alat alat kimia juga berpotensi terjadinya kecelakaan kerja, oleh
karena itu harus diperhatikan hal hal sebagai berikut :
1. Botol reagen harus dipegang dengan cara pada bagian label ada pada telapak
tangan .
2. Banyak peralatan terbuat dari gelas , hati hati kena pecahan kaca. Bila
memasukkan gelas pada prop-karet gunakan sarung tangan sebagai pelindung.
3. Ketika menggunakan pembakar spritus hati hati jangan sampai tumpah di meja
karena mudah terbakar. Jika digunakan bunsen amati keadaan selang apakah
masih baik atau tidak.
4. Hati hati bila mengencerkan asam sulfat pekat, asam sulfatlah yang dituang
sedikit demi sedikit dalam air dan bukan sebaliknya
Peralatan dan Cara Kerja
16. Limbah bahan kimia secara umum meracuni lingkungan, oleh karena itu
perlu penanganan khusus :
1. Limbah bahan kimia tidak boleh dibuang langsung ke lingkungan .
2. Buang pada tempat yang disediakan
3. Limbah organik dibuang pada tempat terpisah agar bisa didaur ulang.
4. Limbah padat (kertas saring, korek api, endapan) dibuang ditempat khusus.
5. Limbah yang tidak berbahaya (Misal : detergen) boleh langsung dibuang
6. Pengenceran air yang cukup banyak.
7. Buang segera limbah bahan kimia setelah pengamatan selesai.
8. Limbah cair yang tidak larut dlm air dan beracun dikumpulkan pada botol
dan diberi label yg jelas.
Pembuangan Limbah
17. Bila hal itu terjadi maka perhatikan hal hal sebagai berikut :
1. Jangan panik .
2. Mintalah bantuan rekan anda yg ada didekat anda, oleh karenanya dilarang bekerja
sendirian di laboratorium.
3. Bersihkan bagian yang mengalami kontak langsung dengan bahan tersegut, bila
memungkinkan bilas sampai bersih
4. Bila kena kulit, jangan digaruk , supaya tidak merata.
5. Bawaah keluar ruangan korban supaya banyak menghirup oksigen.
6. Bila mengkawatirkan kesehatannya segera hubungi paramedik secepatnya. Terjadi
Kebakaran Kebakaran bisa saja terjadi di laboratorium, karena di dalamnya banyak
tersimpan bahan yang mudah terbakar
Terkena Bahan Kimia
18. 1. Jangan Panik
2. Segera bunyikan alarm tanda bahaya.
3. Identifikasi bahan yang terbakar (kelas A;B atau C), padamkan dengan kelas pemadam
yang sesuai ( Contoh kebakaran klas B bensin, minyak tanah dll tidak boleh disiram
dengan air)
4. Hindari menghirup asap secara langsung, gunakan masker atau tutup hidung dengan
sapu tangan.
5. Gunakan sepatu safety yang tahan minyak.
6. Tutup pintu untuk menghambat api membesar dengan cepat.
7. Cari Bantuan Pemadam Kebakaran , oleh karenanya No Telpon Pemadam Kebakaran
haru ada di Lab.
Bila terjadi kebakaran maka :
19. Ada beberapa gas yang berbahaya keberadaanya di laboratorium. Gas gas tersebut adalah :
1. Bersifat Iritasi gas HCl, HF, nitrat dan nitrit, klorin, sulfur dioksida ( cermati baunya yg
nyegrak).
2. Karbon monoksida sangat mematikan, semua reaksi yang menghasilkan gas tersebut
dihindari, karena tidak berwarna, dan tidak berbau
3. Hidrogen sianida berbau seperti almond Hidrogen sulfida dikenali dari baunya Hidrogen
selenida (H2S) gas yg sangat beracun.
Kombinasi bahan dibawah ini berpotensi terjadi kecelakaan kerja, oleh karenanya harus dihindari.
1. Natrium atau Kalium dengan air
2. Amonium nitrat, serbuk seng dan air
3. Kalium nitrat dengan natrium asetat
4. Nitrat dengan ester
5. Peroksida dengan magnesium, seng atau aluminium
6. Benzena atau alkohol dengan api
Kombinasi Bahan yang harus dihindari
Gas Berbahaya