3. Pendahuluan
• Imunitas : pertahanan terhadap penyakit terutama infeksi
• Sistem imun : kumpulan sel-sel, jaringan dan molekul-molekul
yang berperan dalam pertahanan infeksi
• Respon imun : reaksi terkoordinasi sel-sel dan molekul tersebut
dalam pertahanan terhadap infeksi
• Imunologi : ilmu yang mempelajari sistem imun, termasuk
respons terhadap mikroba pathogen, dan kerusakan jaringan
serta peranannya pada penyakit
• Fungsi fisiologis : melindungi individu dari infeksi
9. Imunitas
Alami
• Lini pertahanan pertama
• Dilakukan oleh sel-sel dan
molekul yang selalu hadir dan
siap menghilangkan mikroba
infeksius
• Aktif melalui 2 jalur yakni
peradangan (inflamasi) dan
mekanisme antiviral.
• Tidak cukup untuk melawan
mikroba yang sudah
berubah/jumlahnya banyak
Adaptif
• Dilakukan oleh limfosit yang
dirangsang antigen mikroba,
membutuhkan ekspansi klonal
dan diferensiasi limfosit sebelum
menjadi efektif.
• Terdiri atas imunitas humoral
(antibody menetralisir dan
membasmi mikroba estraseluler
dan toksin) dan seluler (limfosit
T membasmi mikroba
intraseluler)
10. INNATE IMMUNITY
• Aktif melalui 2 jalur yakni peradangan (inflamasi) dan mekanisme antiviral.
• Memberikan respons yang sama terhadap pertemuan kembali dengan
suatu mikroba.
• Mengenali struktur yang sama pada berbagai kelas mikroba dan tidak ada
pada sel inang.
• Molekul mikroba yang menstimulasi : PAMPs (pathogen associated
molecular patterns). Reseptor imunitas alami yang mengenalinya pattern
recognition receptors.
• Mengenali molekul yang dilepaskan sel inang yang rusak DAMPs
(damage associated molecular patterns) mengeliminasi sel yang rusak dan
menginisiasi perbaikan jaringan.
• Non Klonal
• Tidak bereaksi terhadap inang yang normal.
12. Reseptor Seluler – Toll Like Receptors
• TLR-2 : glikolipid dan peptidoglikan bakteri
dan parasite
• TLR-3, -7, dan -8 : asam nukleat virus (single
dan double stranded RNA)
• TLR-4 : LPS bakteri (endotoksin)
• TLR-5 : protein flagellar bakteri (flagellin)
• TLR-9 : unmethylated CpG DNA (genom
bakteri)
• Sinyal yang disebabkan penempelan TLRs
mengaktifkan faktor transkripsi
merangsang ekspresi gen yang menyandi
sitokin, enzim, dan protein lain yang terlibat
dalam fungsi antimikrobial dari fagosit yang
teraktivasi dan sel lainnya.
• Faktor transkripsi penting yang diaktivasi :
NF-ICB (nuclear factor !CB)
mempromosikan ekspresi berbagai sitokin
dan molekul adhesi endotelial, dan
IRFs(interferon regulatory factors), yang
merangsang produksi sitokin antivirus,
interferon tipe I.
13. • Family besar reseptor sitosolik yang mengenali DAMPs dan
PAMPs di sitoplasma.
• Semua NLRs mengandung suatu NOD sentral (area
oligomerisasi nucleotide) tapi memiliki daerah terminal N
yang berbeda.
• NOD-1 and NOD-2 adalah protein sitosolik yang
mengandung area CARD N-terminal spesifik untuk
peptidoglikan bakteri mengaktifkan faktor transkripsi NF-
KB.
• NLRP-3 (NOD-like receptor family, pyrin domain containing
3) : NLR sitosolik yang respons terhadap struktur mikroba
meningkatkan produksi terutama pada sitokin inflamasi IL-
Iβ.
• NLRP-3 mengenali mikroba : substansi kerusakan sel dan
kematian (ATP), kristal asam urat dari asam nukleat, dan
perubahan K+ intraseluler; dan substansi endogen yang
terdeposisi dalam jumlah berlebihan.
• Kaspase-1 yang aktif memecah suatu bentuk prekursor
sitokin IL- Iβ aktif inflamasi akut dan menyebabkan
demarn.
• Kompleks sitosolik NLRP-3 (sensor) dan kaspase-1
inflamasom.
Reseptor Seluler – NOD Like Receptors &
Inflamasom
14. Reseptor Seluler Imunitas Alami lainnya
• Famili reseptor - menyerupai RIG (RLR) mengenali RNA yang diproduksi oleh virus dalam sitosol dan
mengaktifkan jalur sinyal yang mengarah pada produksi interferon tipe 1 (IFN) .
• Sensor DNA sitosolik (CDSs) termasuk beberapa protein yang terkait struktur yang mengenali DNA virus
sitosolik dan juga menginduksi produksi IFN tipe 1.
• Reseptor lectin (pengenalan karbohidrat) di membran plasma adalah spesifik untuk glikan fungi (reseptor
tersebut disebut dectin) dan untuk residu mannose terminal (disebut reseptor mannose); reseptor tersebut
terlibat dalam fagositosis fungi dan bakteri dan respons inflamasi terhadap patogen ini.
• Suatu reseptor permukaan sel yang dieskpresikan terutama pada sel fagosit mengenali peptida, yang dirnulai
dengan N-formylmethionine, spesifik terhadap protein bakteri dan merangsang migrasi serta aktivitas
antimikroba sel fagosit.
15. Komponen – Barier Epitelial
• Penghubung utama antara tubuh dan
lingkungan eksternal kulit, tractus
gastrointestinal, respiratori dan genitourinaria
terdiri atas epitel yang memberikan barrier fisik
dan kimia terhadap infeksi.
• Mikroba dapat masuk melalui kontak fisik,
ditelan atau inhalasi.
• Keratin dan Mukus mencegah masuknya
mikroba
• Sel epitel menghasilkan antimikroba : defensin
dan katelisidin
• Limfosit T intraepithelial mengenali lipid
mikroba, namun spesifisitasnya kurang diketahui
16. Komponen – Fagosit Netrofil dan Monosit
Neutrofil
• Leukosit yang paling banyak di darah.
• Disebut juga leukosit PMN
• CSF (Colony Stimulating Factor) di sumsum
tulang --> merangsang proliferasi dan
maturasi prekursor neutrofil
• Neutrofil berespon pertama terhadap infeksi
bakteri dan jamur, dan merupakan sel yang
dominan terhadap inflamasi acute
• Neutrofil menelan mikroba di darah dan
jaringan
• Neutrofil juga menghancurkan sel yang mati
• Hidup hanya beberapa jam
17.
18. Monosit
• Jumlah lebih sedikit, hanya 500-1000/ µL
darah
• Bila ada infeksi di jaringan masuk ke
jaringan ekstraseluler makrofag.
• Paru, hepar, otak, punya progenitor
makrofag sendiri
• Fungsi makrofag:
• Menghasilkan sitokin yang mencetuskan
dan meregulasi inflamasi
• Memakan dan menghancurkan mikroba
• Menghancurkan jaringan mati
• Menginisiasi penyembuhan jaringan
Aktivasi klasik
Diaktivasi oleh
TLR
Makrofag yang
teraktivasi disebut
M1, terlibat dalam
memicu inflamasi
dan
penghancuran
mikroba
Aktivasi alternatif
Saat sinyal TLR sudah tidak kuat
Diinduksi oleh sitokin IL-4 dan IL-
13
Makrofag yang teraktivasi disebut
M2
M2 lebih concern untuk
penyembuhan dan menghentikan
inflamasi
Respon inang (inflamasi)
bergantung dari jumlah M1 dan
M2
19.
20. Komponen – Sel Dendritik
3. Sel Dendritik
• Produksi sitokin
• 2 fungsi utama yaitu: mengawali peradangan dan merangsang respon
imun adaptif
• Sebagai Antigen Presenting Cell
• Menjembatani antara inate imunity dan adaptive imunity
21. Komponen – Sel Mast
4. Sel Mast
• Ditemukan di kulit dan mukosa
• Memiliki banyak granula sitoplasma
• Granula sitoplasma mengandung histamin dan proteolitik
• Sel mast menghasilkan prostaglandin dan TNF
• Sel mast spesifik untuk cacing dan alergi
22. Komponen – Sel Limfoid Alami
5. Sel Limfoid alami
• Sel menyerupai limfosit, namun tidak mengekspresikan reseptor
antigen
• Menghasilkan sitokin
• Bekerja oleh sebab stimulasi sitokin
23. Komponen – Sel NK
6. Natural Killer Cell
• Mengenali sel yang terinfeksi, memberikan respon
dengan membunuh sel sel ini dengan mensekresi sitokin
mengaktifkan makrofag, IFN gama
• Diaktifkan oleh Interferon 1, IL-15, IL-12
• Mengandung banyak granula sitoplasmik. Saat kontak
dengan sel yang terinfeksi --> NKc melepas granula nya
ke dalam sel--> enzim apoptosis aktif --> sel mati
• NKc menghasilkan IFN-γ--> mengaktifkan makrofag.
• Makrofag menelan--> produksi IL-12--> aktifkan
NKc --> NKc menghasilkan IFN-γ --> makrofag
menghancurkan mikroba yang ia telan
24.
25. Komponen - Komplemen
7. Sistem komplemen
• Komplemen adalah protein terkait membran
• Komplemen kebanyakan enzim proteolitik
• Kaskade komplemen dapat diaktivasi dengan 3 jalur
1. Jalur klasik : kompleks antibodi+mikroba --> protein komplemen
2. Jalur alternatif : dipicu bila bebrapa protein komplemen diaktifasi pada permukaan mikroba dan
tidak dapat dikontrol.
3. Jalur lektin : diaktifasi saat protein plasma pengikat karbohidrat terikat pada permukaan
glikoprotein mikroba
• Komponen utamanya adalah C3b, menempel pada mikroba, dan merangsang protein plasma lain
menempel.
26. Komponen - Komplemen
• Proses pertahanan oleh komplemen
a. Opsonisasi dan fagositosis
Komplemen menempel di mikroba, mengekspresikan ke reseptor fagosit sehigga fagosit lebih
mengikat di mikroba
b. Inflamasi
sifat chemoattractant dari C3a dan C5a terutama untuk neutrofil dan monosit
c. Lisis
Protein plasma menempel di mikroba akan meningkatkan permeabilitas, lisis osmotik, dan
apoptosis
27.
28. Komponen - Sitokin
8. Sitokin
• adalah protein terlarut yang memerantarai proses inflamasi.
• media komunikasi antar leukosit atau antara leukosit dan sel lain
• Disebut juga interleukin karena dihasilkan oleh leukosit dan bekerja untuk leukosit
lain
• Sitokin utama pada imunitas alami adalah TNF, IL-1, dan kemokin--> sitokin utama
yang menggerakkan neutrofil dan monosit ke lokasi infeksi
• Bekerja di hipotalamus menyebabkan demam
• dengan IL-6 merangsang hepar menghasilkan CRP dan fibrinogen untuk membunuh
mikroba dan membatasi infeksi
29.
30.
31. Reaksi Imun Alami
1. Pergerakan fagosit ke lokasi infeksi
Sel-sel inflamasi akan berkumpul--> migrasi dari darah ke jaringan
1. TNF+ IL-1 --> endotel mengekspresikan molekul adhesi selektin --> neutrofil dan
monosit menempel kuat di endotel
2. Leukosit mengekspresikan molekul adhesi Integrin --> ikatan semakin kuat
3. Makrofag dan endotel menghasilkan kemokin--> merangsang motilitas leukosit.
32.
33. 2. Fagositosis
adalah proses mencerna partikel berukuran >0,5 µm.
Neutrofil dan makrofag menghancurkan mikroba di vesikel intrasel-->
fagosom
• Fagosit oksidase
• oksigen --> anion superoksida dan radikal bebas--> toksik untuk mikroba
• inducible Nitric Oxide Synthase (iNOS)
• arginin--> Nitric oxide --> mikrobisidal
• Protease Lisosomal
• memecah protein mikroba
Reaksi Imun Alami
34.
35. 3. Antivirus
• Interferon merusak genom dan
menghambat replikasi virus
• Sel yang terinfeksi dirusak oleh NK
cell.
TLRs --> mengaktifkan faktor transkripsi (IRF) --> mengaktifkan
Interferon-1
Reaksi Imun Alami
36. • Mencegah kerusakan jaringan
• Sitokin antiinflamasi (IL-10) dan antagonis IL1
• Inflamasi, maka akan ekspresi protein Supresor of Cytokine Signaling -->
menghambat respon sel pada sitokin.
Pengaturan Respon Imun Alami
38. Peran Imunitas Alami dalam Stimulasi
Imunitas Adaptif
Imunitas Seluler
Tokoh utama adalah Sel T
Sel dendritik sebagai APC--> menyajikan
antigen ke Sel T naif
Sel dendritik dan makrofag mensekresi IL-1, IL-
12, IL-6 --> merangsang diferensiasi sel T
menjadi efektor
Imunitas Humoral
Mikroba --> C3b dan C3d --> Kompleks--
> sel B --> antibodi