Dokumen tersebut membahas tentang komunikasi efektif, termasuk definisi komunikasi, tujuan komunikasi, unsur-unsur komunikasi, proses komunikasi, dan hambatan-hambatan komunikasi. Secara khusus, dokumen menjelaskan bahwa komunikasi merupakan proses penyampaian pesan antara pengirim dan penerima, dan terdiri atas pengirim, pesan, saluran, penerima, dan umpan balik.
1. BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Komunikasi merupakan satu faktor yang menentukan kebahagiaan
manusia, komunikasi juga faktor paling penting untuk menjalin
hubungan yang rapat dengan seorang manusia lain. Manusia
berkomunikasi karena ada beberapa tujuan yang hendak dicapai.
Tujuan pertama, individu berkomunikasi dengan manusia lain adalah
karena individu tersebut hendak memahami orang lain. Individu
hendaknya mengenali siapa mereka, siapa diri mereka, apa yang mereka
pikirkan, apa yang mereka rasakan dan macam-macam lagi konteks
kalimat berkenaan dengan dirinya. Menurut Smith (1966), komunikasi
manusia adalah satu rangkaian proses yang harus yang digunakan
manusia untuk berinteraksi, mengawali antara satu sama lain dan
memperoleh kepahaman. Komunikasi adalah bentuk interaksi secara
lisan atau bukan lisan di antara suami dan isteri, orangtua dan anak,
dan dapat juga interaksi dari semua anggota keluarga. Ini termasuk
pernyataan sikap, nilai, minat, kepercayaan, perasaan dan pemikiran
dalam kehidupan hari-hari.
Komunikasi efektif merupakan Komunikasi yang mampu
menghasilkan perubahan sikap (attitude change) pada orang yang
terlibat dalam komunikasi. Kita harus sadar akan pentingnya
komunikasi khususnya komunikasi efektif, agar segala sesuatu yang
kita tampilkan dan lakukan adalah komunikasi, maka penampilan dan
segala sesuatu yang kita lakukan merupakan pesan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud komunikasi efektif ?
2. Apa saja unsure-unsur komunikasi ?
3. Bagaimana proses komunikasi terjadi ?
C. TUJUAN
1. Memahami definisi komunikasi
2. Memahami definisi komunikasi efektif
3. Memahami unsur-unsur komunikasi
4. Mengetahui proses komunikasi terjadi
2. BAB II
PEMBAHASAN
A. KOMUNIKASI
Pengertian komunikasi
Istilah komunikasi berasal dari kata Latin Communicare atau
Communisyang berarti sama atau menjadikan milik bersama. Kalau
kita berkomunikasi dengan orang lain, berarti kita berusaha agar apa
yang disampaikan kepada orang lain tersebut menjadi miliknya.
Beberapa definisi komunikasi adalah:
1. Komunikasi adalah kegiatan pengoperan lambang yang mengandung
arti/makna yang perlu dipahami bersama oleh pihak yang terlibat
dalam kegiatan komunikasi (Astrid).
2. Komunikasi adalah kegiatan perilaku atau kegiatan penyampaian
pesan atau informasi tentang pikiran atau perasaan (Roben.J.G).
3. Komunikasi adalah sebagai pemindahan informasi dan pengertian
dari satu orang ke orang lain (Davis, 1981).
4. Komunikasi adalah berusaha untuk mengadakan persamaan dengan
orang lain (Schram,W)
5. Komunikasi adalah penyampaian dan memahami pesan dari satu
orang kepada orang lain, komunikasi merupakan proses sosial (Modul
PRT, Lembaga Administrasi).
Tujuan & Manfaat Komunikasi
Hewitt (1981), menjabarkan tujuan penggunaan proses komunikasi
secara spesifik sebagai berikut:
1. Mempelajari atau mengajarkan sesuatu
2. Mempengaruhi perilaku seseorang
3. Mengungkapkan perasaan
4. Menjelaskan perilaku sendiri atau perilaku orang lain
5. Berhubungan dengan orang lain
6. Menyelesaian sebuah masalah
7. Mencapai sebuah tujuan
8. Menurunkan ketegangan dan menyelesaian konflik
9. Menstimulasi minat pada diri sendiri atau orng lain
Unsur-unsur dalam komunikasi
Untuk dapat berkomunikasi secara efektif kita perlu memahami
unsur-unsur komunikasi, antara lain:
3. 1. Komunikator.
Pengirim (sender) yang mengirim pesan kepada komunikan dengan
menggunakan media tertentu. Unsur yang sangat berpengaruh dalam
komunikasi, karena merupakan awal (sumber) terjadinya suatu
komunikasi
2. Komunikan.
Penerima (receiver) yang menerima pesan dari komunikator,
kemudian memahami, menerjemahkan dan akhirnya memberi respon.
3. Media.
Saluran (channel) yang digunakan untuk menyampaikan pesan
sebagai sarana berkomunikasi. Berupa bahasa verbal maupun non
verbal, wujudnya berupa ucapan, tulisan, gambar, bahasa tubuh,
bahasa mesin, sandi dan lain sebagainya.
4. Pesan.
Isi komunikasi berupa pesan (message) yang disampaikan oleh
Komunikator kepada Komunikan. Kejelasan pengiriman dan penerimaan
pesan sangat berpengaruh terhadap kesinambungan komunikasi.
5. Tanggapan.
Merupakan dampak (effect) komunikasi sebagai respon atas
penerimaan pesan. Diimplentasikan dalam bentuk umpan balik (feed
back) atau tindakan sesuai dengan pesan yang diterima.
Proses komunikasi
Komunikasi merupakan suatu proses yang mempunyai komponen
dasar sebagai berikut : Pengirim pesan , penerima pesan dan pesan
Semua fungsi manajer melibatkan proses komunikasi.
1. Pengirim pesan (sender) dan isi pesan/materi
Pengirim pesan adalah orang yang mempunyai ide untuk
disampaikan kepada seseorang dengan harapan dapat dipahami oleh
orang yang menerima pesan sesuai dengan yang dimaksudkannya.
Pesan adalah informasi yang akan disampaikan atau diekspresikan
oleh pengirim pesan. Pesan dapat verbal atau non verbal dan pesan
akan efektif bila diorganisir secara baik dan jelas.
Materi pesan dapat berupa :
a. Informasi
b. Ajakan
c. Rencana kerja
d. Pertanyaan dan sebagainya
4. 2. Simbol/ isyarat
Pada tahap ini pengirim pesan membuat kode atau simbol
sehingga pesannya dapat dipahami oleh orang lain. Biasanya seorang
manajer menyampaikan pesan dalam bentuk kata-kata, gerakan
anggota badan, (tangan, kepala, mata dan bagian muka lainnya).
Tujuan penyampaian pesan adalah untuk mengajak, membujuk,
mengubah sikap, perilaku atau menunjukkan arah tertentu.
3. Media/penghubung
Adalah alat untuk penyampaian pesan seperti ; TV, radio surat
kabar, papan pengumuman, telepon dan lainnya. Pemilihan media ini
dapat dipengaruhi oleh isi pesan yang akan disampaikan, jumlah
penerima pesan, situasi dsb.
4. Mengartikan kode/isyarat
Setelah pesan diterima melalui indera (telinga, mata dan
seterusnya) maka si penerima pesan harus dapat mengartikan
simbul/kode dari pesan tersebut, sehingga dapat dimengerti
/dipahaminya.
5. Penerima pesan
Penerima pesan adalah orang yang dapat memahami pesan dari
sipengirim meskipun dalam bentuk code/isyarat tanpa mengurangi arti
pesan yang dimaksud oleh pengirim.
6. Balikan (feedback)
Balikan adalah isyarat atau tanggapan yang berisi kesan dari
penerima pesan dalam bentuk verbal maupun nonverbal. Tanpa balikan
seorang pengirim pesan tidak akan tahu dampak pesannya terhadap
sipenerima pesan Hal ini penting bagi manajer atau pengirim pesan
untuk mengetahui apakah pesan sudah diterima dengan pemahaman
yang benar dan tepat. Balikan dapat disampaikan oleh penerima pesan
atau orang lain yang bukan penerima pesan. Balikan yang disampaikan
oleh penerima pesan pada umumnya merupakan balikan langsung yang
mengandung pemahaman atas pesan tersebut dan sekaligus merupakan
apakah pesan itu akan dilaksanakan atau tidak Balikan yang diberikan
oleh orang lain didapat dari pengamatan pemberi balikan terhadap
perilaku maupun ucapan penerima pesan. Pemberi balikan
menggambarkan perilaku penerima pesan sebagai reaksi dari pesan
yang diterimanya. Balikan bermanfaat untuk memberikan informasi,
saran yang dapat menjadi bahan pertimbangan dan membantu untuk
5. menumbuhkan kepercayaan serta keterbukaan diantara komunikan,
juga balikan dapat memperjelas persepsi.
7. Gangguan
Gangguan bukan merupakan bagian dari proses komunikasi akan
tetapi mempunyai pengaruh dalam proses komunikasi, karena pada
setiap situasi hampir selalu ada hal yang mengganggu kita. Gangguan
adalah hal yang merintangi atau menghambat komunikasi sehingga
penerima salah menafsirkan pesan yang diterimanya.
Jenis-jenis komunikasi
Pada dasarnya komunikasi digunakan untuk menciptakan atau
meningkatkan aktifitas hubungan antara manusia atau kelompok
Jenis komunikasi terdiri dari:
1. Komunikasi verbal dengan kata-kata
2. Komunikasi non verbal disebut dengan bahasa tubuh
Komunikasi Verbal mencakup aspek-aspek berupa ;
a. Vocabulary (perbendaharaan kata-kata). Komunikasi tidak akan
efektif bila pesan disampaikan dengan kata-kata yang tidak dimengerti,
karena itu olah kata menjadi penting dalam berkomunikasi.
b. Racing (kecepatan). Komunikasi akan lebih efektif dan sukses bila
kecepatan bicara dapat diatur dengan baik, tidak terlalu cepat atau
terlalu lambat.
c. Intonasi suara: akan mempengaruhi arti pesan secara dramatik
sehingga pesan akan menjadi lain artinya bila diucapkan dengan
intonasi suara yang berbeda. Intonasi suara yang tidak proposional
merupakan hambatan dalam berkomunikasi.
d. Humor: dapat meningkatkan kehidupan yang bahagia. Dugan (1989),
memberikan catatan bahwa dengan tertawa dapat membantu
menghilangkan stress dan nyeri. Tertawa mempunyai hubungan fisik
dan psikis dan harus diingat bahwa humor adalah merupakan satu-
satunya selingan dalam berkomunikasi.
e. Singkat dan jelas. Komunikasi akan efektif bila disampaikan secara
singkat dan jelas, langsung pada pokok permasalahannya sehingga lebih
mudah dimengerti.
f. Timing (waktu yang tepat) adalah hal kritis yang perlu diperhatikan
karena berkomunikasi akan berarti bila seseorang bersedia untuk
berkomunikasi, artinya dapat menyediakan waktu untuk mendengar
atau memperhatikan apa yang disampaikan.
Komunikasi Non Verbal
6. Komunikasi non verbal adalah penyampaian pesan tanpa kata-
kata dan komunikasi non verbal memberikan arti pada komunikasi
verbal.
Yang termasuk komunikasi non verbal :
a. Ekspresi wajah
Wajah merupakan sumber yang kaya dengan komunikasi, karena
ekspresi wajah cerminan suasana emosi seseorang.
b. Kontak mata, merupakan sinyal alamiah untuk berkomunikasi.
Dengan mengadakan kontak mata selama berinterakasi atau tanya
jawab berarti orang tersebut terlibat dan menghargai lawan bicaranya
dengan kemauan untuk memperhatikan bukan sekedar mendengarkan.
Melalui kontak mata juga memberikan kesempatan pada orang lain
untuk mengobservasi yang lainnya
c. Sentuhan adalah bentuk komunikasi personal mengingat sentuhan
lebih bersifat spontan dari pada komunikasi verbal. Beberapa pesan
seperti perhatian yang sungguh-sungguh, dukungan emosional, kasih
sayang atau simpati dapat dilakukan melalui sentuhan.
d. Postur tubuh dan gaya berjalan. Cara seseorang berjalan, duduk,
berdiri dan bergerak memperlihatkan ekspresi dirinya. Postur tubuh dan
gaya berjalan merefleksikan emosi, konsep diri, dan tingkat
kesehatannya.
e. Sound (Suara). Rintihan, menarik nafas panjang, tangisan juga salah
satu ungkapan perasaan dan pikiran seseorang yang dapat dijadikan
komunikasi. Bila dikombinasikan dengan semua bentuk komunikasi
non verbal lainnya sampai desis atau suara dapat menjadi pesan yang
sangat jelas.
f. Gerak isyarat, adalah yang dapat mempertegas pembicaraan .
Menggunakan isyarat sebagai bagian total dari komunikasi seperti
mengetuk-ngetukan kaki atau mengerakkan tangan selama berbicara
menunjukkan seseorang dalam keadaan stress bingung atau sebagai
upaya untuk menghilangkan stress
h. Hambatan dalam berkomunikasi
Beberapa hal yang menghamabat proses komunikasi :
1. Hambatan dari Proses Komunikasi
Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan
disampaikan belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini
dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional.
Hambatan dalam penyandian/simbol
Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas
sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang dipergunakan
7. antara si pengirim dan penerima tidak sama atau bahasa yang
dipergunakan terlalu sulit.
Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan
media komunikasi, misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik
sehingga tidak dapat mendengarkan pesan.
Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam
menafsirkan sandi oleh si penerima
Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian
pada saat menerima /mendengarkan pesan, sikap prasangka
tanggapan yang keliru dan tidak mencari informasi lebih lanjut.
Hambatan dalam memberikan balikan. Balikan yang diberikan
tidak menggambarkan apa adanya akan tetapi memberikan interpretatif,
tidak tepat waktu atau tidak jelas dan sebagainya.
2. Hambatan Fisik
Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca
gangguan alat komunikasi, dan lain lain, misalnya: gangguan
kesehatan, gangguan alat komunikasi dan sebagainya.
3. Hambatan Semantik.
Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang
mempunyai arti mendua yang berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit
antara pemberi pesan dan penerima
4. Hambatan Psikologis
Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu
komunikasi, misalnya; perbedaan nilai-nilai serta harapan yang berbeda
antara pengirim dan penerima pesan.
Lima hal yang harus diperhatikan dalam komunikasi efektif ,
yaitu:
1. Respek
Komunikasi harus diawali dengan sikap saling menghargai
(respectfull attitude). Adanya penghargaan biasanya akan menimbulkan
kesan serupa (timbal balik) dari si lawan diskusi. Orangtua akan sukses
berkomunikasi dengan anak bila ia melakukannya dengan penuh
respek. Bila ini dilakukan maka anak pun akan melakukan hal yang
sama ketika berkomunikasi dengan orangtua atau orang di sekitanya.
2. Empati
Empati adalah kemampuan untuk menempatkan diri kita pada
situasi dan kondisi yang dihadapi orang lain. Syarat utama dari sikap
empati adalah kemampuan untuk mendengar dan mengerti orang lain,
sebelum didengar dan dimengerti orang lain. Orangtua yang baik tidak
akan menuntut anaknya untuk mengerti keinginannya, tapi ia akan
berusaha memahami anak atau pasangannya terlebih dulu. Ia akan
8. membuka dialog dengan mereka, mendengar keluhan dan harapannya.
Mendengarkan di sini tidak hanya melibatkan
indra saja, tapi melibatkan pula mata hati dan perasaan. Cara seperti ini
dapat memunculkan rasa saling percaya dan keterbukaan dalam
keluarga.
3. Audibe
Audibel berarti "dapat didengarkan" atau bisa dimengerti dengan
baik. Sebuah pesan harus dapat disampaikan dengan cara atau sikap
yang bisa diterima oleh si penerima pesan. Raut muka yang cerah,
bahasa tubuh yang baik, kata-kata yang sopan, atau cara menunjuk,
termasuk ke dalam komunikasi yang audibel ini.
4. Jelas
Pesan yang disampaikan harus jelas maknanya dan tidak
menimbulkan banyak pemahaman, selain harus terbuka dan
transparan. Ketika berkomunikasi dengan anak, orangtua harus
berusaha agar pesan yang disampaikan bisa jelas maknanya. Salah satu
caranya adalah berbicara sesuai bahasa yang mereka pahami (melihat
tingkatan usia).
5. Rendah Hati
Sikap rendah hati dapat diungkapkan melalui perlakuan yang
ramah, saling menghargai, tidak memandang diri sendiri lebih unggul
ataupun lebih tahu, lemah lembut, sopan, dan penuh pengendalian diri.
Dengan sikap rendah hati ini maka laaawaaan diskusi kita memjadi
lebih terbuka, sehingga banyak hal yang dapat diungkapkan dari diskusi
tersebut.
b. Aplikasi komunikasi efektif dalam keluarga
Komunikasi verbal dengan kata-kata
Berikut adalah contoh komunikasi verbal:
Berbicara dengan seseorang atau kelompok orang
Mendengarkan radio
Membaca buku, majalah dan novel,
Menulis surat lamaran, surat perjanjian jual beli, brosur, dll.
Berpidato dihadapan orang banyak
Dari komunikasi verbal ini anak lebih dapat menangkap berbagai
macam maksud, ucapan, maupun pesan yang disampaikan oranglain
kepadanya. Anak juga dapat menyampaikan segala apa yang ia ingin
sampaikan kepada orang lain melalui pesan dari komunikasi verbal ini.
Komunikasi verbal lebih praktis untuk digunakan anak dalam
berkomunikasi daripada melalui bahasa tubuh yakni dalam komunikasi
non verbal. Adapun kelemahannya terdapat pada keterbatasan jumlah
kata yang tersedia untuk mewakili objek atau perasaan. Tidak semua
9. benda, peristiwa, perasaan dapat diwakili oleh kata yang berbeda. Suatu
kata hanya mewakili realitas, tetapi bukan merupakan realitas itu
sendiri. Kata hanya bisa mewakili sebagian dari realitas, bukan
keseluruhan realitas. Bahkan keterbatasan penguasaan beberapa
bahasa yang dimiliki anak, membuat anak kesulitan memahami serta
mengartikan pesan yang disampaikan oranglain kepadanya.
Komunikasi non verbal disebut dengan bahasa tubuh
Contoh komunikasi non verbal yaitu:
a. Sentuhan
Sentuhan dapat termasuk: bersalaman, menggenggam tangan,
berciuman, sentuhan di punggung, mengelus-elus, pukulan, dan lain-
lain. Masing-masing bentuk komunikasi ini menyampaikan pesan
tentang tujuan atau perasaan dari sang penyentuh. Sentuhan juga
dapat menyebabkan suatu perasaan pada sang penerima sentuhan, baik
positif ataupun negatif.
b. Gerakan tubuh
Dalam komunikasi nonverbal, kinesik atau gerakan tubuh meliputi
kontak mata, ekspresi wajah, isyarat, dan sikap tubuh. Gerakan tubuh
biasanya digunakan untuk menggantikan suatu kata atau frase,
misalnya mengangguk untuk mengatakan ya; untuk mengilustrasikan
atau menjelaskan sesuatu; menunjukkan perasaan, misalnya memukul
meja untuk menunjukkan kemarahan; untuk mengatur atau
mengendalikan jalannya percakapan; atau untuk melepaskan
ketegangan.
c. . Vokalik
Vokalik atau paralanguage adalah unsur nonverbal dalam suatu
ucapan, yaitu cara berbicara. Contohnya adalah nada bicara, nada
suara, keras atau lemahnya suara, kecepatan berbicara, kualitas suara,
intonasi, dan lain-lain. Selain itu, penggunaan suara-suara pengisi
seperti “mm”, “e”, “o”, “um”, saat berbicara juga tergolong unsur vokalik,
dan dalam komunikasi yang baik hal-hal seperti ini harus dihindari
d. Lingkungan
Lingkungan juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-
pesan tertentu. Diantaranya adalah penggunaan ruang, jarak,
temperatur, penerangan, dan warna
e. Kronemik
Kronemik adalah bidang yang mempelajari penggunaan waktu
dalam komunikasi nonverbal. Penggunaan waktu dalam komunikasi
nonverbal meliputi durasi yang dianggap cocok bagi suatu aktivitas,
banyaknya aktivitas yang dianggap patut dilakukan dalam jangka waktu
tertentu, serta ketepatan waktu (punctuality).
10. Gabungan Komunikasi Verbal dan Non Verbal
Contoh gabungan komunikasi verbal dan non verbal
Ketika seseorang mengatakan menolak sesuatu dia tidak hanya
mengatakan dengan mengucapkan kata “tidak” namun juga disertai
“gelengan kepala” atau “jari telunjuk yang bergerak kekiri dan kekanan”.
Pada saat akhir pertemuan, seseorang yang berpamitan tidak hanya
mengucapkan salam perpisahan/selamat tinggal namun juga
melambaikan tangan.
Ketika orang marah dia tidak hanya mengucapkan kata-kata
kekesalan namun juga menggebrak meja dengan nada suara yang tinggi.
Dalam suatu pertemuan, pada saat bertemu dengan teman lama,
seseorang tidak hanya mengucapkan “hai” namun juga “mengulurkan
tangan untuk bersalaman”.
Ketika seseorang memenangkan suatu pertandingan, selain dia
mengucapkan “hore aku menang”, dia juga melompat dengan
menunjukkan ekspresi wajah kegirangan.
c. Etika Komunikasi
Dengan mengamalkan etika dalam berkomunikasi seseorang
individu akan dapat memelihara hubungan kekeluargaan mereka,
amalan etika ini mampu memberi kesan yang positif terhadap diri
seseorang individu untuk mengekalkan kesejahteraan hidup. Di antara
etika
komunikasi tersebut ialah:
1. Pertamanya, seseorang individu dengan jujur seharusnya
menceritakan perasaannya. Sekiranya tersinggung hendaklah
mengatakan bahawa diri itu tersinggung. Seseorang yang tidak jujur
akan perasaannya seumpama tidak bertanggungjawab atas perasaan
sendiri. Ia akan menyebabkan hubungan menjadi tegang dan
komunikasi menjadi negatif.
2. Kedua, perlunya komunikasi yang mementingkan kepentingan dan
tujuan bersama dan tidak mementingkan tujuan pribadi. Dalam situasi
ini tidak boleh bercakap kerana hendak memperjuangkan perasaan diri
sendiri sahaja.
3. Ketiga, ketika berkomunikasi etika yang perlu dijaga ialah dengan
memberi konteks kalimat secara tepat. Tidak boleh member konteks
kalimat palsu.
4. Kempat, tidak boleh sekali-kali mempunyai niat hendak menipu dan
memperdaya orang lain sewaktu sedang berinteraksi.
5. Kelima, untuk menjaga keharmonian sebuah keluarga setiap individu
perlu menggelakkan diri dari terus mengumpat dan bergosip. Keadaan
11. ini akan meruntuhkan lagi keteguhan kekeluargaan. Sekiranya terdapat
individu yang berbuat demikian, individu yang mendengar tidak perlu
masuk campur dan adalah lebih baik mendorong mereka yang bergosip
berhenti dengan baik tanpa menyinggung perasaan.
6. Etika yang keenam, ialah apa yang diperkatakan hendaklah selaras
dengan gerak-gerik. Contohnya kalau mulut berkata ‘Tidak’ maka kepala
juga harus menggeleng tidak.
7. Ketujuh, dalam etika berkomunikasi ialah tidak boleh memotong
pembicaraan kepada individu yang sedang berbicara. Biarkan mereka
berbicara hingga akhir sebelum orang lain mengambil giliran untuk
berbicara.
8. Kedelapan, perkara yang perlu diambil perhatian ialah apabila
seseorang individu sedang berbicara berkenaan tentang perkara, tidak
wajar bagi individu yang lain menyebut perkara-perkara lain yang tidak
ada kaitannya dengan apa yang disebutkan.
9. Kesembilan, tidak dibenarkan berbuat sesuatu yang mengganggu
individu lain daripada berbicara dan mendengarkan dengan tenang.
10. Kesepuluh, tidak dibenarkan berbicara berkenaan masalah yang
negatif. Masalah negatif yang dikatakan hanya akan mengeruhkan atau
membuat komunikasi yang sedang berlangsung itu menjadi hambar dan
tidak ada keintiman yang boleh berlaku dari seorang individu kepada
individu yang lain.
11. Kesebelas, etika yang perlu dilakukan oleh seseorang individu apabila
sedang berkomunikasi atau berinteraksi dengan orang lain ialah dengan
mendengarkan daripada memotong dan mencela pembicaraan orang
lain.
12. Etika terakhir ialah apabila sedang berkomunikasi dengan orang lain,
masalah yang paling penting untuk dilakukan ialah senantiasa memberi
dan menghargai orang yang sedang kita bicarakan. Masalah ini juga
sangat penting apabila berkomunikasi dengan suami-istri, orangtua
dengan anak, dan antara anggota keluarga yang lain.
12. BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Komunikasi dalam keluarga juga dapat diartikan sebagai
kesiapan membicarakan dengan terbuka setiap hal dalam keluarga baik
yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan, juga siap
menyelesaikan masalah-masalah dalam keluarga dengan pembicaraan
yang dijalani dalam kesabaran dan kejujuran serta keterbukaan.
Enam hal yang harus diperhatikan dalam komunikasi efektif di
keluarga adalah respek, empati, audibe, rendah hati, tepat dan jelas
Banyak cara yang dapat dilakukan oleh keluarga untuk
menjadi komunikator efektif dalam upaya memperbaiki kualitas relasi
antar-anggota keluarga. Keluarga dapat memperbaiki keterampilan
komunikasi dengan melakukan hal-hal seperti, frekuensi komunikasi,
komunikasi jelas dan langsung, jadilah penyimak yang baik, perhatikan
pesan-pesan non verbal, dan berfikir positif
DAFTAR PUSTAKA
Tarmudji, tarsis. 2004. Memahami psikologi komunikasi. Semarang:
UNNES Press.
http://www.coremap.or.id/downloads/Mengapa_Kita_Berkomunikasi.pd
f
http://ocw.gunadarma.ac.id/course/diploma-three-program/study-
program-of-midwife-practices-d3/komunikasi-konseling-dalam-praktek-
kebidanan/komunikasi-efektif
http://kaj.or.id/index.php?option=com_content&task=view&id=121&Ite
mid=50