Ringkasan dokumen tersebut membahas tentang supervisi dan monitoring evaluasi program pencegahan dan pengendalian kusta. Dokumen tersebut menjelaskan tujuan dan aspek yang perlu dimonitor dan dievaluasi dalam program tersebut, termasuk indikator-indikator yang digunakan untuk memantau kualitas pelayanan dan hasil program. Dokumen tersebut juga memberikan panduan tentang cara melakukan monitoring dan evaluasi untuk mengukur capaian program.
3. SUPERVISIMONEV
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Instruksional Umum
Setelah menyelesaikan materi ini peserta mampu melakukan
melakukan superfisi dan monitoring evaluasi program P2 kusta
Tujuan Instruksional Khusus
Setelah menyelesaikan materi ini, peserta akan dapat:
1. Melakukan Superfisi
2. Melakukan monitoring dan evaluasiA
6. MONITORING
MONITORING
salah satu kegiatan manajemen yang
bertujuan mengidentifikasi & memecahkan
masalah program segera setelah diketahui
adanya masalah.
suatu cara untuk melihat penampilan
program, apakah semua kegiatan dapat
dilaksanakan sesuai dengan perencanaan
7. MONITORING
MONITORING
Dilakukan secara langsung, yaitu melalui
kontak langsung dengan petugas
Dilakukan secara tidak langsung melalui
laporan yang ada
Memantau tentang penampilan program
Memantau informasi tentang penampilan petugas
8. O K U S
M O N I T O R I N GF
PERENCANAAN MONITORING:
Penetapan kegiatan APA yang dimonitor & BAGAIMANA CARA
memonitornya.
FOKUS pada KEGIATAN UTAMA PROGRAM
namun Aspek yang berbeda dari setiap kegiatan dapat dimonitor
Penampilan Kerja
KUALITAS
Output dan Outcome
(dampak)
KUANTITAS
Dalam Menyelesaikan Kegiatan
KETEPATAN WAKTU
Dari beberapa kegiatan yang telah direncanakan dapat membuat
PRIORITAS KEGIATAN yang perlu dimonitor.
9. Pencapaian target dan tujuan pada waktu tertentu &
Diperlukan penetapan definisi pengukuran
(Indikator epidemiologi dan operasional) yang jelas
PROSES PENILAIAN
01 02 03 04JUMLAH PROPORSI RATIO RATE
EVALUASI
(proses penilaian)
Indikator yang dinilai:
11. INDIKATOR PROGRAM P2 KUSTA
(Program P2 Kusta tidak dapat dievaluasi hanya dengan satu indicator, hasil evaluasi dipergunakan
untuk dasar perencanaan siklus tahun berikutnya)
A.RATIO P/D
Definisi rasio prevalensi/deteksi
adalah jumlah kasus kusta yang masih
terdaftar dalam register pengobatan
dengan jumlah kasus kusta baru pada
suatu waktu tertentu
12. INDIKATOR PROGRAM P2 KUSTA
B. Case Detection Rate
Jumlah penderita baru murni yang ditemukan dalam
satu tahun
----------------------------------- X 100.000
Jumlah penduduk pada tahun yang sama.
(Program P2 Kusta tidak dapat dievaluasi hanya dengan satu indicator, hasil evaluasi dipergunakan
untuk dasar perencanaan siklus tahun berikutnya)
13. INDIKATOR PROGRAM P2 KUSTA
C. Prevalence Rate
Jumlah penderita terdaftar pada suatu waktu
tertentu
----------------------------------- X 10.000
Jumlah penduduk pada waktu yang sama
(Program P2 Kusta tidak dapat dievaluasi hanya dengan satu indicator, hasil evaluasi dipergunakan
untuk dasar perencanaan siklus tahun berikutnya)
14. INDIKATOR PROGRAM P2 KUSTA
D.RFT Rate (Cure Rate)
PB
Jumlah penderita baru PB yang RFT dalam 6 – 9 bulan pengobatan
pada periode kohort tertentu
--------------------------------- X 100 %
Jumlah penderita baru PB yang seharusnya RFT dalam 6 – 9 bulan
Pengobatan dari periode kohort yang sama
MB
Jumlah penderita baru MB yang RFT dalam 12 - 18 bulan
pengobatan pada periode kohort tertentu
----------------------------------- X 100 %
Jumlah penderita baru MB yang seharusnya RFT dalam 12 - 18
bulan Pengobatan dari periode kohort yang sama
(Program P2 Kusta tidak dapat dievaluasi hanya dengan satu indicator, hasil evaluasi dipergunakan
untuk dasar perencanaan siklus tahun berikutnya)
15. KEGUNAAN INDIKATOR (INDIKATOR UTAMA)
01
KUALITAS
PELAYANAN
03
JUMLAH
KEBUTUHAN
05
PENEMUAN
BARU
04
PREVALANSI
02
ANGKA
KESEMBUHAN
Untuk menetapkan besarnya masalah
dan transmisi yang sedang
berlangsung. Selain itu juga
dipergunakan untuk menghitung
jumlah kebutuhan obat serta
menunjukkan aktifitas program.
Angka kesembuhan
Angka ini sangat
penting dalam penilaian
kualitas tatalaksana
penderita dan kepatuhan
penderita dalam minum
obat.
Prevalensi dan angka prevalensi
Angka ini menunjukkan besarnya
masalah di suatu daerah,
menentukan beban kerja dan
sebagai alat evaluasi.
Jumlah penemuan
penderita baru dan
angka penemuan
penderita
.
Untuk menilai kualitas pelayanan program
(MDT) untuk pasien kusta. Sesuai dengan
kualitas pelayanan pengobatan, maka rasio
P/D dapat bernilai < 1 atau > 1
16. INDIKATOR LAIN YANG BERMANFAAT
INDIKATOR LAIN
CACAT TINGKAT 2
A. Proporsi cacat tingkat 2 di antara penderita baru
Jumlah penderita baru dengan cacat tingkat 2 pada tahun tertentu
--------------------------------- X 100 %
Jumlah penderita baru yang ditemukan pada tahun yang sama
17. INDIKATOR LAIN YANG BERMANFAAT
PROPORSI ANAK
B.Proporsi anak < 15 tahun diantara penderita baru
Jumlah penderita baru anak (<15 tahun) dalam tahun tertentu
------------------------------------ x 100%
Jumlah penderita baru yang ditemukan pada tahun yang sama
18. INDIKATOR LAIN YANG BERMANFAAT
PROPORSI MB
C. Proporsi MB
Jumlah penderita baru MB yang ditemukan pada periode satu tahun
--------------------------------------- x 100%
Jumlah penderita yang baru ditemukan dalam periode yang sama
19. INDIKATOR LAIN YANG BERMANFAAT
PEREMPUAN
D.Proporsi Perempuan
Jumlah penderita baru perempuan yang ditemukan pada periode satu tahun
-------------------------------------- x 100%
Jumlah penderita baru yang ditemukan dalam periode yang sama
20. INDIKATOR TATA LAKSANA PENDERITA
untuk melihat kualitas tatalaksana penderita
Jumlah penderita baru yang didiagnosis dengan benar
pada periode satu tahun
------------------------------------ X 100%
Jumlah penderita yang baru ditemukan pada periode
yang sama
A. Proporsi penderita baru yang
didiagnosis dengan benar
21. INDIKATOR TATA LAKSANA PENDERITA
PENDERITA
DEFAULTER
untuk melihat kualitas tatalaksana penderita
B. Proporsi penderita defaulter
Jumlah penderita MB/PB yang tidak
menyelesaikan pengobatan tepat waktu
--------------------------------------X 100%
Jumlah penderita baru MB/PB yang mendapat
pengobatan pada periode yang sama
22. INDIKATOR TATA LAKSANA PENDERITA
PENDERITA
Kambuh
untuk melihat kualitas tatalaksana penderita
c. Jumlah penderita kambuh
Dihitung berapa jumlah penderita
yang mengalami kambuh (absolut)
23. INDIKATOR TATA LAKSANA PENDERITA
Kecacatan
untuk melihat kualitas tatalaksana penderita
d. Proporsi kecacatan pada saat RFT
Jumlah penderita yang cacat atau bertambah berat
derajat kecacatannya pada saat dinyatakan RFT
pada periode satu tahun
----------------------------------- X 100%
Jumlah penderita yang sudah dinyatakan RFT pada
periode yang sama
24. INDIKATOR TATA LAKSANA PENDERITA
untuk melihat kualitas tatalaksana penderita
Setelah indikator dihitung lalu dilakukan analisis berikut:
- Adakah kesenjangan antara hasil dan target
- Kemungkinan penyebab masalah
- Apa tindakan terbaik yang dapat dilakukan
25. INDIKATOR TATA LAKSANA PENDERITA
untuk melihat kualitas tatalaksana penderita
Setelah menganalisis indikator
Tindak lanjut tersebut tentunya akan berbeda-beda sesuai dengan situasi yang ditemukan dari
analisis pada masing-masing kegiatan.
lakukan umpan balik dari hasil analisis
tersebut ke petugas yang bersangkutan
untuk ditindaklanjuti dan dikerjakan sesuai
sumber daya manusia dan sumber daya lain
yang dimiliki.
Di tingkat kabupaten analisis indikator-indikator tersebut dilakukan untuk mencari akar penyebab
masalah untuk dipecahkan sesuai dengan situasi setempat. Hasil analisis harus diumpan balik kepada
petugas penanggung jawab program yang bersangkutan
27. MONITORING
PROGRAM PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN KUSTA.
EVALUASI
DAFTAR PUSTAKA
1. Managing programmes for leprosy control. Modular
training course. WHO, Geneva.
2. The supervision of health personnel at the district
level. D. Flahault, M. Piot, A. Franklin. WHO,
Geneva, 1988.
3. How to develop a supervision programme for leprosy
and tuberculosis control activities at the district
level. Modular training. ALERT, Addis Ababa.