14# Cara Menggugurkan Kandungan usia kehamilan 1 bulan [087776558899]
1#MONITORING DAN SURVEILANS PENCEGAHAN PENGENDALIAN INFEKSI
1. MONEV & SURVEILANS PPI
DI FKTP
dr. H. K. MOHAMAD TAUFIQ, MMR
TIM PENYUSUN PEDOMAN TEKNIS PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN TINGKAT PERTAMA
DITJEN PELAYANAN KESEHATAN
KEMENKES RI
2. PROFIL SINGKAT
dr. H. K.MOHAMADTAUFIQ, MMR
• BEKERJA DI PUSKESMAS: 1992 – 1995
• BEKERJA DI RS : 1995 – 2007
• BEKERJA DI KEMENKES : 2007 – SEKARANG
• KASI STANDARISASI KESEHATAN BAYI DAN BALITA :
2009 – 2012
• BEKERJA DI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER : 2012
- 2022
1. KASUBDIT PELAYANAN KESEHATAN DASAR : 2012 -
2015
2. KASUBDIT MUTU DAN AKREDITASI YANKES PRIMER :
2015 – 2020
3. KOORDINATOR MUTU DAN AKREDITASI YANKES
PRIMER : 2020 - 2022
4. SEKRETARIS EKSEKUTIF KOMISI AKREDITASI FKTP :
2015 - 2019
• PELATIHAN AKREDITASI RS : 1995
• PELATIHAN SURVEIOR AKREDITASI RS : TAHUN
2012
• PELATIH SURVEIOR AKREDITASI FKTP : 2015 –
SEKARANG
• PELATIH TOT PENDAMPING AKREDITASI FKTP :
TAHUN 2015 - SEKARANG
• PENYUSUN & EDITOR BUKU – BUKU AKREDITASI
FKTP
• PELATIHAN GLOBAL PLAGSHIP – SDGs :
Washinton DC TAHUN 2018
• PELATIHAN PHCPI /QUALITY OF CARE :
WASHINTON DC TAHUN 2018
• PENGURUS PB IDI PERIODE 2018 -2021
TIM PENYUSUN PPI DI FKTP
KEMENKES RI
3. PENDAHULUAN
PELAKSANAAN
PROGRAM PPI
DI FKTP
Kord/PJ PPI
TERSEDIA
1. Program kegiatan PPI yang sudah disetujui
oleh pimpinan Fasyankes
2. SDM yang terlatih dan sudah
dilatih/sosialisasikan tentang PPI
3. Struktur organisasi PPI
4. Sarana dan prasana dalam bidang PPI (
sesuai kemampuan Fasyankes dengan
prinsip PPI)
1. PELAKSAAN MONITORINGPROGRAM PPI
2. PELAKSANAANSURVEILANSHAIs
3. RENCANA TINDAK LANJUT : Penyelesaian
masalah untuk pelaksanaan pada kegiatan/tahun
selanjuta
7. Untuk mengetahui kemajuan atau keberhasilan program
MAKSUD
TUJUAN
PROSES
INDIKATOR
Untuk memastikan agar pelaksanan program sesuai
dengan perencanaan kegiatan program PPI
Pengukuran capaian kinerja program PPI : Pengumpulan
data, pengisian ceklist atau daftar Tilik pelaksnaan
program PPI
3
2
1
4 Tolok ukur menilai pelaksanaan PPI ---- SMART
(Spesifik, terukur, dapat dicapai, rasional dan waktu
tertentu) → Lihat tabel indikator
MONITORING
10. Ruang Tindakan/
UGD
RUANG TUNGGU -SELASAR
POLI GIGI
RAWAT INAP
LABORATORIUM
Bersalin dan nipas
Ambulans
Pelayanan Darurat/lapangan
MONITORING RUTIN PENERAPAN PPI
BERKELILING PADA UNIT PELAYANAN
11. • Maksud:
• Memastikan pelaksanaan program sesuai standar program PPI
dan melihat hambatan dan permasalahan di Unit kerja
• Dilaksanakan secara rutin dan berkelanjutan dalam rangka
pengawasan kinerja program PPI –bahan rapat/pelaporan dalam
PPI
• Tujuan:
• Mengetahui apakah pelaksanaan kegiatan terlaksana dengan baik
dan hambatan ketidak patuhan dalam standar PPI
• Jika tidak terlaksana dengan baik, penyebab masalahnya apa agar
dapat ditindak lanjuti secara dini → kinerja PPI dapat mencapai
target yang ditetapkan
SUPERVISI PROGRAM PPI
12. MEKANISME SUPERVISI PROGRAM PPI
• Pengawasan kepatuhan terhadap programdan standar PPI ----mengunjungisecara
rutin unit kerja untuk melihat kepatuhan petugas, sarana dan prasarana dan memberikan
solusi terkait permasalahan yg dapat diselesaikan di unit kerja
• Ada Indikator pelaksanaan yang dituju saat supervisi untuk tiap-tiap kegiatan
pelayanan Kesehatan yang dilaksanakan sesuai standar dan program PPI yang disusun
merujuk pedoman/panduan/SOP PPI/Jukni PPI , misalnya Pelaksanaan bundles IDO,
kepatuhan penggunaan APD, Kepatuhan pelaksanaan kebersihan tangan
• Pengukurancapaian pengamatan : terfokus pada individu atau unit terhadap
pelaksanaan program PPI (Pedoman/panduan dan Standar PPI)
• Untuk pengukuran dapat dikembangkan menggunakan instrument programPPI
misalnya : chek list, wawancara/diskusi/bedsideteachingdan pengawasan ketersediaan
sarana/prasaranaPPI
13. Supervisi rutin
Penerapan
Standar PPI
pada unit
pelayanan
Pelaksanaan hand hygiene
Pelaksanaan penggunaan APD
Pengelolaan Peralatan
Perawatan dan Medis lainnya
Pelaksanaan Bundles HAIs
MENGAMATI PENERAPAN KEWASPADAAN STANDAR
Misalnya:
15. CONTOH FORMAT MONITORING –RPK
NO KEGIATAN VOLUME WAKTU PIC
STATUS
PELAKSANAAN PENYEBAB RTL
YA TDK
1
PelatihanDasar PPI 2 orang Maret
2021
dr.Anita 1……..
2……..
3…dst
1. ,,,,,,,,
2……..
3…dst
2
Sosialisasi PPI kepada
petugas
2 kali
pertemuan
Juni – Juli
2021
Bidan
Yunita
3
PenyiapanKebijakan (SK Tim,
Pedoman,SOP, dan lain-lain)
4 Penerapan PPI
5 Surveilans
6 Audit
7 Monitoring
8 Pelaporan
9 Dst……
17. AUDIT PPI
PENGERTIAN
• Adalah kegiatan mengumpulkandata dan informasi yang faktual dan signifikan melalui
interaksi secara sistematis,objektif dan terdokumentasi
.
TUJUAN
(1) Menilai kepatuhan terhadap standar.
(2) Menilai adanya kesenjangan antara target yang ditetapkan dengan capaian pelaksanaan
di Pelayanan Kesehatan.
.
SASARAN
(1) Sarana dan prasarana
(2) Kepatuhan petugas terhadap standar PPI.
(3) Faktor resiko penyebab terjadi infeksi
18. LINGKUP YANG DAPAT DI AUDIT PADA PPI
•Kebijakan, Pedoman, Program
Aspek manajerial
•Standar ProsedurOperasional: Kebersihan tangan,
penerapan bundle
Aspek Kepatuhan
•Kelengkapan fasilitas: Kebersihan tangan, Pengelolaan limbah
Sarana & Prasarana
•Pelayanan Laboratorium
•Pelayanan Gizi dll
Sarana Penunjang pelayanan
KURSUS DASAR PPI_FKTP_2020
23. WAKTU PELAKSANAAN AUDIT
▪ Selama jam sibuk –pelayanan sedang berlangsung
▪ Waktu 15 -30 menit(Kebersihan tangan)
▪ Periode tertentu:tgl….sd……
▪ Dilakukan sesuai program PPI atau jika ada temuan
▪ dilakukan oleh orang yang terlatih dan pengamatan
langsung lebih akurat
24. PENILAIAN UDIT HH
1. SEBELUM MENYENTUHPASIEN
2. SETELAH TERKENA CAIRAN TUBUH PASIEN
3. SETELAH KONTAK DENGAN PASIEN
4. SEBELUM TINDAKAN ASEPTIK
5. SEBELUM MENINGGALKAN LINGKUNGAN
PASIEN
BERAPA INDIKASI DAN
OPPORTUNITY YANG DINILAI
SEBAGAI TINGKAT
KEPATUHAN
28. HASIL PENILAIAN AUDIT PPI
1. Bandingkan dengan kreteria yang digunakan yang telah
dibuat oleh masing-masing FKTP.
2. Rekomendasi yang dibuat sesuai dengan penyebab atau akar
masalah yang ditemukan.
3. Buat laporan Audit dan sampaikan kepimpinan FKTP
29. Contoh Jadwal Audit
JADWAL AUDIT INTERNAL
TAHUN………………………
UNIT KERJA
YANG
DIAUDIT
JAN PEB MAR APR MEI JUN JULI AGT SEP OKT NOP DES
UKM KIA Gizi Kesling dan seterusnya
UKP Pendaftaran Poli umum UGD dan seterusnya
Tim Audit Tim 1 (sebutkan nama)
Tim 2 (sebutkan nama)
Dst
30. Contoh Format Rencana Audit
Unit
Tujuan
Sasaran audit
(Kegiatan/ Proses
yang
diaudit)
Tim auditinternal Standar/
kriteria yang
menjadi acuan
Metode Instrumenaudit
Tanggal danWaktu
Audit
Tanggal dan
Waktu Audit Ket
KIA
Menilaiproses
perencanaan KIA
Perencanaan
program KIA
(sebutkannama)
Instrument akreditasi
perencanaan program
(Bab IV.1,2.3…)
Wawancara,periksa
dokumen
perencanaan, periksa
rekam kegiatan lokmin
perencanaan
Check list, Panduan
wawancara
5 Juli sd 7
Juli 2020
5 – 7 Des
2020
Menilai capaian
kinerja
KIA
Cakupan
program KIA
(sebutkannama)
Indikator dan target
program KIA: K1,
K4, dan seterusnya
Periksa laporan
bulanKIA
Check list
indicator dan
target
kinerja
10 Juli sd 12
Juli 2020
10 – 12 Des
2020
Dan
seter
31. Contoh : instrumen audit adalah check list untuk
menghitung Compliance Rate suatu prosedur
No Kegiatan (diisisesuai
kegiatan dalam SOP)
Ya Tidak Tidakberlaku
Total
Tingkat Kepatuhan
(Compliance Rate)
Jumlah Ya dibagi dengan jumlah (Ya+Tidak)x
100 %
32. Contoh : instrumen audit SKP
No Kriteria audit Daftar Pertanyaan Fakta
Lapangan
Temuan Audit Rekomendasi
Audit
1
Capaian SASARAN
KESELAMATAN
PASIEN:
Kepatuhan cuci
tangan
Bagaimana capaian kepatuhan
cuci tangan diruang rawat
Mengapa indikator tersebut tidak
tercapai
Adakah upaya yang dilakukan
untuk mengupayakan pencapaian
indikator tersebut
2
Capaian sasaran
keselamatan pasien:
identifikasipasien
Bagaimana capaian kepatuhan
identifikasi pasien pada
pelayanan obatrawat jalan
Jika tidak tercapai,mengapa?
Upaya apa yang sudah dilakukan
33. CONTOH : FORMAT HASIL DAN TL HASIL AUDIT
NO
URAIAN
KETIDAK
SESUAIAN/
MASALAH
ANALISIS
KETIDAK
SESUAIAN/
MASALAH
RENCANA
TINDAK
LANJUT
TARGET
WAKTU
PENYELESAIAN
PENANGGUNG
JAWAB
WAKTU
PELAKSANAAN
TINDAK LANJUT
STATUS
PENYELESAIAN
34. Contoh Format Temuan dan TL hasil Audit
NO
URAIAN KETIDAKSESU
AIAN BUKTI – BUKTI OBJEKTIF
KETIDAKSESUAIAN TERHADAP
STANDAR/KRITERIA/
INSTRUMEN
STANDAR/KRITERI
A/PERSYARATAN YANG
DIGUNAKAN
TINDAKANPERBAIKAN
TINDAKAN
PENCEGAHAN
TANGGAL WAKTU
PENYELESAIAN
1 - Belum Ada
Kebijakan
tentang cara
PEMBERSIHAN
CAIRAN INFUS
INFEKSIUS
PEMBERSIHAN
TUMPAHAN CAIRAN
INFUS INFEKSIUS TIDAK
SESUAI DENGAN SOP
- Belum Ada SOP
PEMBERSIHAN
CAIRAN INFUS
INFEKSIUS
- SOP
PEMBERSIHAN
CAIRAN INFUS
INFEKSIUS
Pengadaan SOP
PEMBERSIHAN
TUMPAHAN CAIRAN
INFUS INFEKSIUS
21 APRIL 2022
36. PENGERTIAN
Surveilans:
adalah suatu proses yang:
• Dinamis,
• Sistematis,
• Terus-menerus,
Dalam pengumpulan, identifikasi, analisis dan
interpretasi dari data kesehatan yang penting pada suatu
populasi spesifik, dan didiseminasikan secara berkala
kepada pihak-pihak yang memerlukan untuk digunakan
dalam perencanaan, penerapan dan evaluasi suatu
tindakan yang berhubungan dengan kesehatan dalam
upaya penilaian resiko Healthcare Assosiated
infections (HAIS).
PMK 27/2017
5/21/2022
36
1
INDIKATOR
KINERJA PPI
Penetapan HAIs
merujuk pada
37. Mendapatkan data dasar Infeksi di pelayanan FKTP, untuk:
1. Menurunkan laju Infeksi yang terjadi di FKTP
2. Identifikasi dini Kejadian Luar Biasa (KLB) Infeksi di FKTP
3. Meyakinkan para tenaga kesehatan tentang adanya masalah yang memerlukan
penanggulangan
4. Mengukur dan menilai keberhasilan suatu program PPI
5. Memenuhi standar mutu pelayanan medis dan keperawatan
6. Dan salah satu unsur pendukung untuk memenuhi standar penilaian akreditasi
di fasyankes
Kejadian HAIs yang berhubungan erat dengan
proses pelayanan medis dan keperawatan di
FKTP, sbb:
1. Infeksi Saluran Kemih (ISK)
2. Infeksi Daerah Operasi (IDO)
3. Plebitis
4. Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)
5. Abses gigi
37
TUJUAN DAN SASARAN
5/21/2022
39. NUMERATOR
Adalah jumlah kejadian infeksi dalam
kurun waktu tertentu.(bulan, tri wulan,
semester dan tahunan).
CONTOH:
(1) Jumlah pasien Infeksi daerah insisi paska pertolongan persalinan.
(2) Jumlah pasien yang terjadi infeksi (abses) setelah dilakukan tindakan pelayanan
gigi (yang sebelumnya tidak ada tanda tanda Infeksi) di pelayanan UKP dan UKM.
(3) Jumlah kejadian plebitis pada pemasangan infus.
(4) Jumlah sasaran yang terjadi KIPI setelah pemberian imunisasi di UKP dan UKM.
(5) Jumlah pasien yang terjadi infeksi saluran kemih akibat pemasangan urine kateter
setelah dua hari kalender.
DENOMINATOR
Adalah jumlah pasien yang dilakukan tindakan
medis atau jumlah hari pemasangan alat
dalam kurun waktu tertentu (bulan, tri wulan,
semester dan tahunan).
CONTOH:
(1) Jumlah pasien yang dilakukan pertolongan persalinan dengan tindakan insisi di Fasilitas
pelayanan kesehatan.
(2) Jumlah pasien yang dilakukan pelayanan gigi tanpa tanda tanda infeksi di UKP dan
UKM
(3) Jumlah hari pasien terpasang infus.
(4) Jumlah sasaran yang dilakukan immunisasi di UKP dan UKM
(5) Jumlah hari pasien terpasang urine kateter
PENETAPAN NUMERATOR DAN DENOMINATOR
5/21/2022
39
41. 1. Buat Panduan, SOP, metode, Formulir dan tetapkan waktu
pelaksanaan Surveilans
2. Tentukan Populasi /Kaji Populasi beresiko infeksi sesuai kasus yang ada
di fasyankes ---(mengacu pada Kamus Indikator PPI yg sudah dibuat).
3. Seleksi kasus pelayanan yang paling banyak resiko terjadi infeksi
….memenuhi standar HAIs ( waktu terpasang alat Kesehatan dan tidakan
pelayanan Kesehatan) → Indikator PPI
4. Gunakan definisi operasional yang mudah dipahami dan mudah
diaplikasikan.
1. PERENCANAAN (PERSIAPAN)
5/21/2022
41
42. 1. Tetapkan metode pengumpulan data : menggunakan Formulir Manual ( harian dan
bulanan atau menggunakan sistim IT
2. Cara dan Sumber data:
• Observasi atau pengamatan langsung.
• Sumber data:
✓ Pencatatan dan pelaporan unit kerja, sistem pencatatan dan pelaporan terpadu,
pencatatan pelaporan kesakitan dan kematian
✓ Catatan medical record pasien/ catatan dokter atau tenaga medis lainnya
(bidan/perawat)
3. Data yang dikumpulkan → Formulir pencatatan :
• Data demografik: nama, tanggal lahir, jenis kelamin, nomor catatan medik, tanggal
masuk FKTP.
• Data Surveilans : data alat Kesehatan yang terpasang, tanggal infeksi muncul, jenis
infeksi, ruang pelayanan/perawatan saat infeksi muncul pertama kali.
• Data Penunjang HAis: penggunaan Anti Mikroba, data hasil laboratorium dan Ro
Photo dll
2. Pengumpulan data
5/21/2022
42
45. a) Tetapkan Numerator dan Denominator serta periode surveilan
✓ Numerator adalah jumlah kejadian infeksi akibat penggunaan alat Kesehatan : IV kateter
(Plebitis, IAD), Urine kater (ISK), akibat Imunisasi (KIPI) dan Tindakan pembedahan/
Insisi/Extraksi gigi (IDO)
✓ Denominator adalah lama hari terpasang alat seluruh pasien sebagai populasi, seluruh pasien
Tindakan bedah /insisi/ekstrasigigi , imunisasi
✓ Periode surveilan : Bulanan/triwulan
b) Lakukan Analisa data surveilan
3. Analisis Data
5/21/2022
45
46. 1. Dapat dibuat dalam bentuk tabel, grafik , pie dll
(sesuai keperluan).
2. Penyajian data harus jelas, sederhana, mudah
dipahami yang memperlihatkan pola kejadian
infeksi dan perubahan yang terjadi (trend).
3. Bandingkan hasil surveilans dengan target kejadian
infeksi yang sudah ditetapkan.
4. Nilai lakukan analisa kecenderungan menurut jenis
infeksi, ruang perawatan, serta jelaskan sebab
terjadinya peningkatan kasus.
Interprestasi data surveilans:
4. Interpretasi 5/21/2022
46
47. Lanjutan..
• Laporan dan rekomendasi hasil
surveilans oleh Ketua Tim
PPI/Penanggung jawab PPI kepada
pimpinan FKTP secara periodik
(tergantung kebijakan fasyankes
setiap bulan, triwulan , tahunan)
untuk dilakukan tindak lanjut hasil
persetujuan.
• Diseminasi dan atau komunikasikan
kepada unit atau pihak yang
berkepentingan untuk dilakukan
langkah tindak lanjut atau perbaikan
5. Laporan dan Rekomedasi
5/21/2022
47
49. A. INFEKSI SALURAN KEMIH
Judul Indikator INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
Dasar Pemikiran 1. National healthcare safety network melaporkan angka kejadian CAUTI sekitar 3,1 – 7,5 infeksi per 10000 kateter- hari,
untuk Indonesiaangka kejaidan CAUTI secara pasti belum jelas.
2. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Keselamatan Pasien.
3. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di FasilitasPelayanan Kesehatan.
Dimensi Mutu Keselamatan,efektif dan efisien
Tujuan 1. Untuk mengukur adanya kejadian ISK di FKTP
2. menjamin keselamatan pasien yang terpasang alat kesehatan untuk mengurangi risiko infeksi.
Definisi Operasional 1. Infeksi Saluran Kemih adalah infeksi yang terjadi akibat penggunaan urine kateter menetap (Indwelling catheter) > 2
hari kalender
2. Ditemukan setidaknyasatu dari tanda atau gejala klinis sebagai berikut:
• Demam (> 38,0 ° C)
• Nyeri tekan suprapubik
• Nyeri atau nyeri pada sudut kosto-vertebralis
• Urgensi kemih
• Frekuensi kencing
• Disuria
3. Terdapat hasil test diagnostik
• Test carik celup (dipstick) positif untuk lekosit esterase dan atau nitrit
• Piuria (terdapat lebih dari 10 lekosit per ml atau terdapat 3 lekosit per lapangan pandangan besar (mikroskop
kekutan tinggi/1000 kali dari urine tanpa dilakukan sentrifugasi
• Ditemukan kuman dengan pewarnaan gram dari urine yang tidak disentrifugasi.
• Paling sedikit 2 kultur urine ulangan didapatkan uropatogen yang sama < 10. 5 koloni/ml kuman patogen tunggal.
• Dokter mendiagnosissebagai ISK dan memberikan terapi yang sesuai untuk ISK.
50. Jenis Indikator Output
Satuan Pengukuran Per mill (‰)
Numerator (pembilang) Jumlah kasus Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Denumenator
(penyebut)
Jumlah lama hari pemakaian kateter urine menetap
Target Pencapaian < 7,5 permil
Kriteria: Kriteria Inklusi:
• Semua pasien yang dipasang kateter di FKTP terkait lebih dari 2 hari kaleder.
Kriteria Eksklusi:
• Pasien yang dipasang kateter urine di FKTP lain
• Pasien yang dipasang kateter urine menetap di FKTP terkait kurang dari 2 hari kalender.
Formula
Jumlah Pasien ISK
Jumlah lama hari pemakaian
kateter urine menetap
Desain Pengumpulan Data Prospectif dan Retrospectif
Sumber Data Data primer dan sekunder
Instrument pengambilan data Observasi langsung atau data bersumber dari rekam medis.
Besar Sampel Semua pasien yang terpasang kateter urine menetap selama 2 hari kalender.
Frekuensi Pengumpulan Data Harian
Periode Pelaporan Data Bulanan, Triwulanan
Periode Analisis Data Bulanan, Triwulanan
Penyajian Data Tabel
Grafik
Run chart
Penanggung Jawab Ketua TIM PPI/ Penanggung jawab PPI
X 1000
51. Judul Indikator PLEBITIS
Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Keselamatan Pasien
2. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Dimensi Mutu Keselamatan, efektif, efisien
Tujuan 1. Melakukan surveilans HAIs pada angka kejadian Plebitis akibat penggunaan kateter perifer
line (infus)
2. Menjamin keselamatan pasien yang terpasang alat infus untuk mengurangi risiko infeksi.
Definisi Operasional Plebitis adalah inflamasi vena yang disebabkan adanya infeksi pada daerah lokal tusukan infus
ditemukan tanda tanda merah seperti terbakar, bengkak, sakit bila ditekan, ulkus sampai eksudat
purulen atau mengeluarkan cairan disebabkan baik oleh iritasi kimia maupun mekanik yang
sering disebabkan oleh komplikasi terapi intravena.
Jenis Indikator Output
Satuan Pengukuran Per mill (‰)
Numerator (pembilang) Jumlah kasus pasien plebitis
Denumenator
(penyebut)
Jumlah hari terpasang kateter intravena perifer menetap
B. PLEBITIS
52. Target Pencapaian < 5 permill
Kriteria: Kriteria Inklusi:
• Semua pasien yang terpasang intravena perifer menetap
Kriteria Eksklusi:
• Tidak ada
Formula Jumlah kasus pasien Plebitis
Jumlah hari terpasang kateter intravena perifer menetap
Desain Pengumpulan
Data
Prospectif
Sumber Data Data Primer
Instrument pengambilan
data
Lembar Observasi
Besar Sampel Seluruh pasien yang terpasang kateter intravena perifer menetap.
Frekuensi Pengumpulan
Data
Bulanan, Triwulanan
Periode Pelaporan Data Bulanan, Triwulanan
Periode Analisis Data Bulanan, Triwulanan
Penyajian Data Tabel
Grafik
X 1000
53. Judul Indikator Infeksi Daerah Operasi (IDO)
Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Keselamatan Pasien
2. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan
Dimensi Mutu Keselamatan, efektif dan efisien
Tujuan 1. Untuk melakukan surveilans HAIs pada angka kejadian Infeksi Daerah Operasi (IDO) superficial -
Superficial incision.
2. Untuk Menjamin keselamatan pasien yang terpasang alat kesehatan untuk mengurangi risiko IDO
Definisi Operasional Infeksi Daerah Operasi (IDO) / Surgical Site Infection (SSI) adalah infeksi yang terjadi pasca operasi
dalam kurun waktu 30 hari dan infeksi tersebut hanya melibatkan kulit dan jaringan subkutan pada
tempat insisi dengan setidaknya ditemukan salah satu tanda sebagai berikut:
• Gejala Infeksi: kemerahan, panas, bengkak, nyeri, fungsi laesa terganggu.
• Cairan purulen.
• Ditemukan kuman dari cairan atau tanda dari jaringan superfisial
Jenis Indikator Output
Satuan Pengukuran Persen ( %)
C. INFEKSI DAERAH OPERASI (IDO)
54. Numerator (pembilang) Jumlah kasus IDO
Denumenator
(penyebut)
Jumlah pasien yang dilakukan operasi Superficial Incision
Target Pencapaian < 2 persen
Kriteria: Kriteria Inklusi:
• Semua pasien yang dilakukan operasi Superficial Incision
• Pasien teridentifikasi IDO pasca operasi Superficial Incision di FKTP terkait
Kriteria Eksklusi:
• Pasien dilakukan tindakan operasi superficial incisional di fasilitas kesehatan lain
Formula
Jumlah kasus IDO
Jumlah pasien dilakukan operasi Superficial incisional
Desain Pengumpulan Data Prospectif dan Retrospectif
Sumber Data Data primer dan sekunder
Instrument pengambilan data Lembar observasi
Besar Sampel Total populasi
Frekuensi Pengumpulan Data Bulanan, Triwulanan
Periode Pelaporan Data Bulanan, Triwulanan
Periode Analisis Data Bulanan, Triwulanan
Penyajian Data Tabel
Grafik
Run chart
Penanggung Jawab Ketua TIM PPI/ Penanggung jawab PPI
X 100
55. Judul Indikator Abses gigi
Dasar Pemikiran 1. Hasil Riskesdas menyatakan proporsi terbesar masalah gigi adalah gigi rusak/ berlubang/
sakit (45,3%), masalah kesehatan mulut yang mayoritas dialami penduduk Indonesia
adalah gusi bengkak (abses) (14 %).
2. KMK 62 tahun 2015
3. Permenkes 11 tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien
Dimensi Mutu Keselamatan, efektif dan efisien
Tujuan 1. Melakukan surveilans HAIs pada angka kejadian infeksi pasca tindakan pelayanan gigi
yang terjadi abses.
2. Menjamin keselamatan pasien yang dilakukan pelayanan gigi.
Definisi
Operasional
Terbentuknya kantung atau benjolan berisi nanah pada gigi, disebabkan oleh infeksi bakteri.
Kondisi ini bisa muncul di sekitar akar gigi maupun di gusi ditandai dengan demam, gusi
bengkak, rasa sakit saat mengunyah dan mengigit, sakit gigi menyebar ke telinga, rahang,
dan leher, bau mulut, kemerahan dan pembengkakan pada wajah. Abses gigi menjadi
indikator surveilans pada kasus sesuai kriteria HAIs (tindakan pelayanan gigi sebelumnya
tidak ditemukan tanda tanda abses).
Jenis Indikator Output
Satuan Pengukuran %
D. ABSES GIGI
56. Numerator(pembilang) Jumlah kasus abses gigi
Denumenator
(penyebut)
Jumlah pasien dilakukan tindakan Superficialincisionalpadaarea gigi dan jaringan periodontal,
Target Pencapaian < 2 persen
Kriteria: Kriteria Inklusi:
• Semua pasien yang dilakukan tindakan pada area gigi dan jaringan periodontal akibat tindakan Superficial
incisional
• Semua pasien yang teridentifikasi absesgigi
Kriteria Eksklusi:
• Pasien sudah terjadi abes gigi sebelum tindakan gigi dilakukan
• Pasien yang dilakukan tindakan pada areagigi dan jaringan periodontaldi FKTP lain
Formula
Jumlah kasus abses Gigi
Jumlah pasien dilakukan tindakanSuperficial incisional
pada area gigi dan jaringan periodontal
Desain Pengumpulan Data Prospectif dan Retrospectif
Sumber Data Data Primer dan Sekunder
Instrument pengambilan
data
Lembar observasi langsung
Besar Sampel Total Populasi
Frekuensi PengumpulanData Bulanan,Triwulanan
PeriodePelaporan Data Bulanan,Triwulanan
PeriodeAnalisis Data Bulanan,Triwulanan
Penyajian Data Tabel
Grafik
Run chart
X 100 %
57. Judul Indikator Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi
Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Keselamatan Pasien
2. Peraturan Menteri Kesehatan tentang pencegahan dan pengendalian Infeksi
Dimensi Mutu Keselamatan, efektif dan efisien
Tujuan 1. Melakukan surveilans HAIs pada angka kejadian infeksi pasca tindakan pelayanan imunisasi.
2. Menjamin keselamatan pasien untuk mengurangi risiko terjadinya KIPI.
Definisi Operasional Infeksi yang terjadi setelah tindakan imunisasi yang diberikan secara penyuntikan, dimana
ditemukan tanda tanda infeksi antara lain:
Gejala KIPI Ringan
Nyeri
Kemerahan dan bengkak di daerah tubuh yang mengalami injeksi pasca imunisasi
Gatal
Demam
Sakit kepala
Lemas
Gejala KIPI Berat
• Alergi berat
• Jumlah trombosit menurun
• Kejang
• Hipotonia atau sindrom bayi lemas. Bayi yang mengalami akan terlihat lemas dan tak
berdaya.
Jenis Indikator Output
E. KIPI
58. Numerator (pembilang) Jumlah kasus KIPI
Denumenator
(penyebut)
Jumlah pasien dilakukan tindakan imunisasi
Target Pencapaian < 2 persen
Kriteria: Kriteria Inklusi:
• Semua pasien teridentifikasi KIPI yang telah mendapat imunisasi di FKTP tersebut
Kriteria Eksklusi:
• Pasien yang diberikan imunisasi di FKTP lain
Formula
Jumlah kasus KIPI Jumlah pasien yang dilakukan
Tindakan imunisasi
Desain Pengumpulan Data Retrospectif
Sumber Data Data sekunder
Instrument pengambilan
data
Formulir Pelaporan KIPI
Besar Sampel Semua pasien yang dilakukan imunisasi
Frekuensi Pengumpulan
Data
Bulanan, Triwulanan
Periode Pelaporan Data Bulanan, Triwulanan
Periode Analisis Data Bulanan, Triwulanan
Penyajian Data Tabel
Grafik
Run chart
Penanggung Jawab Ketua TIM PPI/ Penanggung jawab PPI
X 100