1. Modul Pelatihan Jarak Jauh Pencegahan dan Pengendalian Kusta bagi
Pengelola Program Kusta
MATERI INTI 6
SUPERVISI DAN MONITORING EVALUASI
PROGRAM P2 KUSTA
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Instruksional Umum
Setelah menyelesaikan materi ini peserta mampu melakukan
melakukan superfisi dan monitoring evaluasi program P2 kusta
Tujuan Instruksional Khusus
Setelah menyelesaikan materi ini, peserta akan dapat:
1. Melakukan Superfisi
2. Melakukan monitoring dan evaluasi
POKOK BAHASAN 2
B. MONITORING DAN EVALUASI(PEMANTAUAN DAN PENILAIAN)
Pada prinsipnya semua kegiatan harus dimonitor dan
dievaluasi, baik dari aspek masukan, proses dan
keluaran.Monitoring dan Evaluasi adalah merupakan kegiatan
untuk melihat penampilan program. Monitoring melihat saat
pelaksanaan kegiatan sedangkan evaluasi melihat hasil
pelaksanaan program yang dilaksanakan secara periodik
dengan interval waktu tertentu.
1) Monitoring
Monitoring adalah salah satu kegiatan manajemen yang
bertujuan mengidentifikasi dan memecahkan masalah
program segera setelah diketahui adanya masalah. Dengan
kata lain, monitoring adalah suatu cara untuk melihat
penampilan program, apakah semua kegiatan dapat
dilaksanakan sesuai dengan perencanaan.
Monitoring dapat dilakukan secara langsung, yaitu
melalui kontak langsung dengan petugas maupun secara
tidak langsung melalui laporan yang ada. Laporan ini
tidak hanya memberikan informasi tentang penampilan
program, akan tetapi juga memberikan informasi tentang
penampilan petugas.
2. Modul Pelatihan Jarak Jauh Pencegahan dan Pengendalian Kusta bagi
Pengelola Program Kusta
Perencanaan monitoring meliputi penetapan kegiatan apa
yang akan dimonitor dan bagaimana cara memonitor
kegiatan tersebut.
Monitoring harus difokuskan pada kegiatan utama
program. Aspek yang berbeda dari setiap kegiatan dapat
dimonitor; kualitas penampilan kerja, kuantitas keluar
dan dampak ( outcome ) tertentu dan ketepatan waktu
penyelesaian kegiatan. Dari beberapa kegiatan yang
telah direncanakan dapat membuat prioritas kegiatan
yang perlu dimonitor.
2) Evaluasi
Evaluasi adalah proses penilaian pencapaian target dan
tujuan pada waktu tertentu. Oleh karenanya memerlukan
penetapan definisi pengukuran ( Indikator epidemiologi
dan operasional) yang jelas sebelumnya untuk mengukur
pencapaian target ini.
Untuk dapat memonitor dan mengevaluasi program
diperlukan suatu alat yang efektif yaitu indikator.
Indikator yang digunakan monitoring dan evaluasi dapat
dalam bentuk jumlah, proporsi, ratio, atau rate. Untuk
memonitor dan mengevaluasi program disetiap jenjang
administrasi biasanya dipergunakan indikator yang
berbeda akan tetapi indikator yang baik harus:
1. Simpel ( sederhana)
2. Measurable ( mudah diukur )
3. Achievable ( dapat dicapai )
4. Reliable ( dapat dipercaya )
5. Timebond ( ketepatan waktu )
Harus dipahami bahwa program P2 Kusta tidak dapat
dievaluasi hanya dengan satu indikator saja. Untuk
menilai program secara keseluruhan diperlukan beberapa
indikator secara bersama-sama dan hasil evaluasi
tersebut dipergunakan untuk dasar perencanaan siklus
tahun berikutnya.
3) Indikator-indikator dalam program P2 Kusta adalah:
a. Ratio P/D
Definisi rasio prevalensi/deteksi adalah jumlah kasus
kusta yang masih terdaftar dalam register pengobatan
3. Modul Pelatihan Jarak Jauh Pencegahan dan Pengendalian Kusta bagi
Pengelola Program Kusta
dengan jumlah kasus kusta baru pada suatu waktu
tertentu
b. Case Detection Rate
Jumlah penderita baru murni yang ditemukan dalam satu tahun
-------------------------------------- X 100.000
Jumlah penduduk pada tahun yang sama.
c. Prevalence Rate
Jumlah penderita terdaftar pada suatu waktu tertentu
------------------------------------- X 10.000
Jumlah penduduk pada waktu yang sama
d. RFT Rate (Cure Rate)
PB
Jumlah penderita baru PB yang RFT dalam 6 – 9 bulan
pengobatan
pada periode kohort tertentu
---------------------------------- X 100 %
Jumlah penderita baru PB yang seharusnya RFT dalam 6 –
9 bulan
Pengobatan dari periode kohort yang sama
MB
Jumlah penderita baru MB yang RFT dalam 12 - 18 bulan
pengobatan pada periode kohort tertentu
----------------------------------- X 100 %
Jumlah penderita baru MB yang seharusnya RFT dalam 12 -
18 bulan Pengobatan dari periode kohort yang sama
Indikator lain yang bermanfaat:
a.Proporsi cacat tingkat 2 di antara penderita baru
Jumlah penderita baru dengan cacat tingkat 2 pada tahun
tertentu
--------------------------------- X 100 %
Jumlah penderita baru yang ditemukan pada tahun yang sama
b.Proporsi anak < 15 tahun diantara penderita baru
4. Modul Pelatihan Jarak Jauh Pencegahan dan Pengendalian Kusta bagi
Pengelola Program Kusta
Jumlah penderita baru anak (<15 tahun) dalam tahun
tertentu
------------------------------------ x 100%
Jumlah penderita baru yang ditemukan pada tahun yang
sama
c.Proporsi MB
Jumlah penderita baru MB yang ditemukan pada periode satu
tahun
--------------------------------------- x 100%
Jumlah penderita yang baru ditemukan dalam periode yang
sama
d.Proporsi perempuan
Jumlah penderita baru perempuan yang ditemukan pada
periode satu tahun
--------------------------------------- x 100%
Jumlah penderita baru yang ditemukan dalam periode
yang sama
Indikator tatalaksana penderita
Bermanfaat untuk melihat kualitas tatalaksana
penderita
a. Proporsi penderita baru yang didiagnosis dengan
benar
Jumlah penderita baru yang didiagnosis dengan benar
pada periode satu tahun
----------------------------------------- X 100%
Jumlah penderita yang baru ditemukan pada periode yang
sama
b. Proporsi penderita defaulter
Jumlah penderita MB/PB yang tidak menyelesaikan
pengobatan tepat waktu
----------------------------------------- X 100%
Jumlah penderita baru MB/PB yang mendapat pengobatan
pada periode yang sama
c. Jumlah penderita kambuh
5. Modul Pelatihan Jarak Jauh Pencegahan dan Pengendalian Kusta bagi
Pengelola Program Kusta
Dihitung berapa jumlah penderita yang mengalami kambuh
( absolut )
d. Proporsi kecacatan pada saat RFT
Jumlah penderita yang cacat atau bertambah berat
derajat kecacatannya pada saat dinyatakan RFT pada
periode satu tahun
---------------------------------------- X 100%
Jumlah penderita yang sudah dinyatakan RFT pada
periode yang sama
Kegunaan Indikator
1. Indikator Utama
a. Rasio prevalensi /deteksi merupakan indikator penting
untuk menilai kualitas pelayanan program (MDT) untuk
pasien kusta. Sesuai dengan kualitas pelayanan
pengobatan, maka rasio P/D dapat bernilai < 1 atau >
1
b. Jumlah penemuan penderita baru dan angka penemuan
penderita baru.
Merupakan indikator yang paling bermanfaat dalam
menetapkan besarnya masalah dan transmisi yang sedang
berlangsung. Selain itu juga dipergunakan untuk
menghitung jumlah kebutuhan obat serta menunjukkan
aktifitas program.
c. Angka kesembuhan
Angka ini sangat penting dalam penilaian kualitas
tatalaksana penderita dan kepatuhan penderita dalam
minum obat.
d. Prevalensi dan angka prevalensi
Angka ini menunjukkan besarnya masalah di suatu
daerah, menentukan beban kerja dan sebagai alat
evaluasi.
2. Indikator Lain Yang Bermanfaat
a. Proporsi cacat tingkat 2
Angka ini menunjukkan keterlambatan antara kejadian
penyakit dan penegakan diagnosis ( keterlambatan
6. Modul Pelatihan Jarak Jauh Pencegahan dan Pengendalian Kusta bagi
Pengelola Program Kusta
penderita mencari pengobatan atau keterlambatan
petugas dalam penemuan kasus )
b. Proporsi anak dibawah 15 tahun
Dapat dipakai untuk melihat keadaan penularan saat
ini dan memperkirakan kebutuhan obat
c. Proporsi MB
Angka ini dapat dipakai untuk memperkirakan sumber
penyebaran infeksi dan untuk menghitung kebutuhan
obat
d. Proporsi perempuan
Dapat memberikan gambaran tentang akses pelayanan
terhadap perempuan diantara penderita baru
3. Indikator Tatalaksana Kasus
a. Proporsi kasus baru yang didiagnosis dengan benar.
Indikator ini bermanfaat untuk melihat kualitas
diagnosis.
b. Proporsi penderita defaulter.
Dapat menggambarkan kepatuhan berobat.
c. Jumlah penderita kambuh ( relaps )
Keadaan ini bermanfaat dalam memantau efektifitas
pengobatan MDT.
d. Proporsi kecacatan atau bertambah cacat setelah
penderita selesai pengobatan ( RFT )
Dapat menggambarkan efektifitas POD selama pengobatan
MDT
Setelah data berhasil dikumpulkan, hitunglah indikator
program dengan rumus seperti yang telah dijelaskan di atas
dan dalam buku Program P2 Kusta.
Setelah indikator dihitung lalu dilakukan analisis
berikut:
- Adakah kesenjangan antara hasil dan target
- Kemungkinan penyebab masalah
- Apa tindakan terbaik yang dapat dilakukan
Setelah menganalisis indikator yang harus dilakukan adalah
melakukan umpan balik dari hasil analisis tersebut ke
petugas yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti dan
dikerjakan sesuai sumber daya manusia dan sumber daya lain
yang dimiliki.
Tindak lanjut tersebut tentunya akan berbeda-beda sesuai
dengan situasi yang ditemukan dari analisis pada masing-
masing kegiatan.
7. Modul Pelatihan Jarak Jauh Pencegahan dan Pengendalian Kusta bagi
Pengelola Program Kusta
Di tingkat kabupaten analisis indikator-indikator tersebut
dilakukan untuk mencari akar penyebab masalah untuk
dipecahkan sesuai dengan situasi setempat. Hasil analisis
harus diumpan balik kepada petugas penanggung jawab program
yang bersangkutan.
8. Modul Pelatihan Jarak Jauh Pencegahan dan Pengendalian Kusta bagi
Pengelola Program Kusta
DAFTAR PUSTAKA
1. Managing programmes for leprosy control. Modular
training course. WHO, Geneva.
2. The supervision of health personnel at the district
level. D. Flahault, M. Piot, A. Franklin. WHO, Geneva,
1988.
3. How to develop a supervision programme for leprosy and
tuberculosis control activities at the district level.
Modular training. ALERT, Addis Ababa.