Dokumen tersebut membahas tentang etika bisnis dan tata kelola yang baik dalam era globalisasi. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan bahwa (1) globalisasi telah meningkatkan persaingan bisnis dan standar kinerja perusahaan, (2) implementasi etika bisnis penting untuk memastikan persaingan yang sehat, dan (3) tantangan pelaksanaan etika bisnis di era globalisasi meliputi perubahan teknologi dan permintaan pelanggan.
13, BE & GG, Riana Fitri, Prof. Dr. Ir Hapzi Ali, MM, CMA, Globalization and Business Ethics, Universitas Mercu Buana, 2018
1. BUSINESS ETHIC AND GOOD GOVERNANCE
GLOBALIZATION AND BUSINESS ETHICS
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA
DISUSUN OLEH :
RIANA FITRI (55117120028)
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2018
2. Globalization and Business Ethics
Era global yang mewarnai keragaman masyarakat sangat terlihat dengan munculnya berbagai
suku baik yang terdapat di Indonesia, maupun berbagai suku bangsa di dunia yang tentunya
diwarnai dengan berbagai adat istiadat, sistem nilai, moral, kebiasaan, karakter, gaya hidup dan
lain sebagainya. Setiap orang dalam menjalankan profesinya dituntut untuk selalu memiliki
sikap bertanggungjawab terhadap pelaksanaan pekerjaan dan terhadap hasilnya. Prinsip
keadilan “menuntut seorang profesional untuk memberikan kepada siapa saja apa yang menjadi
haknya”. Prinsip otonomi diberlakukan bagi setiap penyandang profesi, karena seorang
profesional memiliki dan diberi kebebasan dalam menjalankan profesinya. Di dalam
melaksanakan profesinya”. Profesional tidak boleh melanggar hak orang lain, lembaga lain,
ataupun hak warga negara. Para penyandang profesi dalam menjalankan profesinya haruslah
tanpa pamrih, dan mendahulukan kepentingan klien/pelanggan/konsumen. Etika membuat
penyandang profesi melakukan suatu pengabdian, kewajiban, dan idealisme. Untuk
mengimplementasikan prinsip-prinsip etika dalam bisnis secara global, harus di pelajari aspek-
aspek yang menyebabkan peran etika dalam bisnis itu sangat essensial. Begitu pula halnya
dengan implementasi etika dalam kegiatan komunikasi. Pelaksanaan komunikasi perlu
memperhatikan etika komunikasi, agar dalam pelaksanaannya tidak mengalami kesulitan.
A. Globalization and Business Ethics
Persaingan global telah meningkatkan standar kinerja dalam berbagai dimensi, meliputi
kualitas, biaya, saat pengolahan produk, serta operasi yang lancar. Penting juga disadari bahwa
standar tersebut tidaklah statis dan tetap, sehingga membutuhkan pengembangan lebih lanjut
dari perusahaan dan pekerjanya. Dengan menerima tantangan yang ditimbulkan dari standar
yang makin meningkat ini, perusahaan yang efektif bersedia melakukan apa yang penting untuk
memiliki daya saing strategis. Globalisasi mendorong integrasi internasional misalnya modal
finansial dapat diperoleh dalam satu pasar nasional dan digunakan untuk membeli bahan baku
di tempat lainnya. Globalisasi meningkatkan peluang yang tersedia bagi suatu perusahaan.
Meningkatnya saling ketergantungan antara negara industri, kebutuhan dari negaranegara
berkembang, disintegrasi, pembatas aliran uang, informasi dan teknologi antar batas negara
memungkinkan globalisasi dan integrasi pasar internasional. Faktanya untuk banyak
perusahaan, yang mampu bersaing dengan sukses di pasar global sekalipun, adalah penting
bagi mereka untuk tetap memperhatikan pasar domestik. Dengan demikian, perusahaan di
seluruh dunia ditantang untuk menjadi lebih bersaing secarastrategis dalam pasar domestik
mereka. Bagaimanapun karena patokan untuk bersaing secara strategis berhubungan dengan
standar global,perusahaan yang meningkatkan kemampuan untuk persaingan domestik secara
bersamaan ikut pula meningkatkan daya bersaing global mereka.Perusahaan yang bersaing
secara strategis telah menyadaribagaimana menerapkan pandangan bersaing yang diperoleh
secara lokal (domestik) ke dalam global. Globalisasi bisnis telah mengarahkan baik perusahaan
maupun negara ke dalam spesialisasi, suatu kecenderungan yang baik untuk semua orang, suatu
perusahaan yang memanfaatkan 100% sumber-sumbernya, manusia dan bahan baku, sedikit
industri dalam suatu negara yang telah menjadi spesialis .
3. Ada 3 jenis masalah yang dihadapi dalam Etika yaitu :
- Sistematik
Masalah-masalah sistematik dalam etika bisnis pertanyaan-pertanyaan etis yang muncul
mengenai sistem ekonomi, politik, hukum, dan sistem sosial lainnya dimana bisnis
beroperasi.
- Korporasi
Permasalahan korporasi dalam perusahaan bisnis adalah pertanyaan-pertanyaan yang
dalam perusahaan-perusahaan tertentu. Permasalahan ini mencakup pertanyaan tentang
moralitas aktivitas, kebijakan, praktik dan struktur organisasional perusahaan individual
sebagai keseluruhan.
- Individu
Permasalahan individual dalam etika bisnis adalah pertanyaan yang muncul seputar
individu tertentu dalam perusahaan. Masalah ini termasuk pertanyaan tentang moralitas
keputusan, tindakan dan karakter individual.
Ada kesempatan yang terbuka lebar maka pasti ada persaingan untuk mendapatkannya.
Berikut ini ada dua macam keuntungan yang dapat digunakan sebagai modal untuk
meraih keberhasilan :
- Keuntungan absolut, disaat sebuah Negara dapat memproduksi sesuatu produk yang lebih
murah dan/atau kualitas yang lebih tinggi dari Negara lain. Contohnya Indonesia memiliki
keunggulan karena memiliki kekayaan alam yang berlimpah seperti minyak. Sehingga
Indonesia dapat menjual minyak lebih murah.
- Keuntungan komparatif, disaat sebuah Negara memproduksi barang dengan lebih efisien
atau lebih baik daripada Negara lain yang memproduksi barang yang sama. Contohnya
produsen mobil sport Ferrari dalam penggunaan teknologi terpadu pada pembuatan mobil
balap. Tidak semua kesempatan bisnis global dapat langsung digunakan. Terdapat beberapa
halangan yang dapat menghadang perdagangan internasional seperti perbedaan sosial dan
budaya, perbedaan ekonomi dan perebedaan hukum dan politik.
Kode Etik yang ada bersumber dari pandangan anak-anak ke perilaku orang dewasa,
pengalaman, perkembangan nilai serta moral, dan pengaruh kawan.
Tujuan diciptakanya kode etik adalah :
- Meningkatkan kepercayaan publik pada bisnis.
- Berkurangnya potensial regulasi pemerintah yang dikeluarkan sebagai aktivitas kontrol.
- Menyediakan pegangan untuk dapat diterima sebagai pedoman.
- Menyediakan tanggungjawab atas prilaku yang tak ber-etika.
Tanggung jawab sosial dunia bisnis tidak saja berorientasi pada komitmen sosial yang
menekankan pada pendekatan kemanusiaan, belas kasihan, keterpanggilan religi atau
keterpangilan moral, dan semacamnya, tetapi menjadi kewajiban yang sepantasnya
dilaksanakan oleh para pelaku bisnis dalam ikut serta mengatasi permasalahan sosial yang
menimpa masyarakat.
4. B. Etika Bisnis dalam Persaingan
Aspek hukum dan aspek etika bisnis sangat menentukan terwujudnya persaingan yang sehat.
Munculnya persaingan yang tidak sehat menunjukkan bahwa peranan hukum dan etika bisnis
dalam persaingan bisnis ekonomi belum berjalan sebagaimana semestinya. Persaingan bisnis
dapat berbentuk persaingan yang sehat atau sempurna dan persaingan yang tidak sehat.
1. Persaingan sehat dalam arti positif, adalah sarana atau motivasi dalam bidang industry
untuk menumbuhkan gairah, untuk menciptakan kualitas dan barang dari segi mutunya.
Persaingan sehat bertujuan untuk meningkatkan daya saing dengan menggunakan cara-
cara efisien, meningkatkan produktivitas, mutu dan pelayanan maksimal kepada
masyarakat. Para pengusaha diisyaratkan berpsikap ksatria dalam menghadapi persaingan
sehat. Ini dilakukan dalam praktik bisnis dengan tidak melanggar etika bisnis. Dalam
struktur persaingan sempurna ada ciri-ciri khusus, yaitu:
a. Terdapat banyak pembeli dan penjual
b. Produk yang ditawarkan banyak dan homogeny
c. Tidak ada larangan masuk pasar.
d. Perolehan yang cukup terhadap informasi pasar.
2. Persaingan tidak sehat sekarang masih banyak perusahaan yang melakukan praktik kartel,
monopoli, pengendalian harga dan praktik bisnis tidak sehat lainnya. Upaya pemerintah
untuk mewujudkan persaingan sehat belum terlaksana karena banyaknya hambatan dalam
praktik persaingan bisnis di Indonesia. Perusahaan yang anti persaingan adalah perusahaan
yang memegang monopoli murni yang ditandai keadaan dimana ciri hanya ada satu
pengusaha. Pengusaha yang memegang monopoli murni ini biasanya mampu mengontrol
tingkat struktur harga, dan memblokir adanya usaha baru. Persaingan yang tidak sehat ini,
yang ditandai dengan pemusatan kekuatan ekonomi pada seseorang atau beberapa orang
adalah tidak sehat, dan ditinjau dari berbagai sudut mempunyai sisi negative, karena itu
harus dicegah supaya tidak merusak system perekonomian dan system hukum nasional.
Persaingan yang tidak sehat membawa dampak yang tidak baik bagi perlindungan
mesyarakat, dan perkembangan dunia usaha itu sendiri.Persaingan tidak sehat
bertentangan dengan UUD’45 pasal 33 dan cita-cita keadilan social. Karena itu praktek
persaingan yang tidak sehat harus dihindari dalam upaya mewujudkan demokrasi ekonomi
yang berazaskan kekeluargaan, keserasian, dan keseimbangan.
C. Persaingan usaha dalam Bisnis
Persaingan hanya terjadi pada system dunia yang bebas. Hal ini merupakan faktor yang paling
penting dalam memajukan perekonomian. Dalam bahasa Inggris persaingan disebut
“competition” , Marshaal Howard berpendapat bahwa persaingan merupakan istilah umum
yamg dapat digunakan untuk segala sumber daya yang ada. Persaingan adalah jantungnya
perekonomian pasar bebas. Adanya persaingan dalam bidang industry akan memaksa para
pesaing bisnis untuk menghasilkan barang-barang berkualitas. Perusahaan-perusahaan yang
dikelola dengan efisien akan memperoleh keuntungan yang besar dan tetap hidup. Sedangkan
perusahaan yang tidak efisien akan mengalami kekalahan dalam bersaing sehingga lama-
kelamaan akan bangkrut. Adanya persaingan akan memberikan peluang bisnis, yaitu pasar
bebas, dimana tidak ada larangan-larangan atau batasan-batasan bagi perusahaan untuk keluar
atau masuk dari pasar.
5. D. Peran Etika Bisnis di Era Globalisasi adalah situasi dan keadaan yang seolah-olah tanpa
batas antar orang, tugas, tempat, ruang atau dengan kata lain “mendunia.” Sehingga dalam
menjalankan bisnis dalam era globalisasi ini para pelaku bisnis menghadapi tantangan utama,
yakni :
Pelanggan lebih menuntut kecepatan waktu, dan budaya instant sudah menjadi trend masa
kini. Hal ini menjadikan waralaba yang laris adalah yang dapat menyediakan makanan
cepat saji.
Etika-etika dalam bisnis kurang diperhatikan oleh pelaku bisnis yang memang hanya
mengandalkan kekuatan dan kekuasaan saja, sehingga terjadilah pengkotak-kotakan
kepada pelaku bisnis menurut suku, etnis ataupun agama.
Pelanggan kini lebih cerdas dan kritis, dalam arti mereka tidak hanya melihat harga tetapi
juga membandingkan dengan mutu atau kualitas produk dan pasti akan mengklaim jika
kecewa terhadap suatu produk yang dibelinya.
Ditentukan adanya standar mutu tertentu yang diputuskan secara bersama-sama oleh suatu
komite yang ditunjuk, misalnya ISO.
Tingkat ekspansi dan persaingan bisnis sangat tinggi, baik secara domestic maupun
internasional, begitu suatu produk muncul di pasaran dan „booming‟ , pasti dalam sekejap
ada produk lain yang meniru, entah halal maupun tidak.
Perubahan yang sangat cepat kadang-kadang tak terduga atau memang sulit diduga,
misalnya setelah terjadi pemboman gedung WTC di AS oleh teroris, pasar modal dunia
menjadi lesu dan bergejolak tak menentu, yang pasti dampaknya ke aspek bisnis yang
sangat mengejutkan bagi setiap pelaku bisnis.
Muncul ketidak pastian di sekitar hal-hal yang berkaitan dengan sumberdaya manusia,
misalnya bagaimana memotivasi karyawan dengan bermacam-macam latar belakang
pendidikannya, bagaimana mendapatkan karyawan yang berkualitas, cerdas, berwawasan
luas dalam lingkup domestic dan internasional.
Globalisasi dan teknologi telah mendorong seleksi alamiah yang mengarah pada „yang terkuat
yang bertahan‟. Keberhasilan pasar akan didapat oleh perusahaan yang mampu menyesuaikan
diri dengan persyaratan lingkungan saat ini, yaitu mereka yang mampu memberikan apa yang
siap dibeli orang. Baik individu, bisnis, kota bahkan seluruh negara harus menemukan cara
menghasilkan nilai yang dapat dipasarkan (marketable value) yaitu barang dan jasa yang
menarik minat beli. Dalam era globalisasi berarti setiap orang bisa mendapatkan informasi
dengan mudah dan dari mana saja dalam waktu yang singkat, segala sesuatu yang terjadi di
belahan dunia manapun bias diakses oleh setiap orang, pergolakan ekonomi dan perubahan
mata uang dunia dapat dilacak dari kantor / tempat kerja hanya lewat alat elektronik yang
canggih yaitu komputer. Jadi permasalahan dan tantangan berbisnis di Indonesia khususnya
sangatlah multi kompleks baik dari dalam perusahaan sendiri maupun dari luar seperti halnya
persaingan mutu produk atau pemasaran dalam perdagangan pasar dunia yang mengglobal.
Sebagai dampak globalisasi dan perubahan teknologi, situasi pasar saat ini didorong ke arah
keadaan yang berbeda jauh sekali dibandingkan situasi pasar sebelumnya.
6. IMPLEMENTASI ETIKA DI ERA GLOBALISASI
Untuk mengimplementasikan prinsip-prinsip etika dalam bisnis secara global, harus di pelajari
aspek-aspek yang menyebabkan peran etika dalam bisnis itu sangat essensial. Begitu pula
halnya dengan implementasi etika dalam kegiatan komunikasi. Pelaksanaan komunikasi perlu
memperhatikan etika komunikasi, agar dalam pelaksanaannya tidak mengalami kesulitan.
Berbicara tentang implementasi etika di era globalisasi, berarti berbicara tentang bagaimana
seseorang, sekelompok orang, atau suatu masyarakat tertentu dapat menata dirinya agar siap
mengimplementasikan segala tindakannya sesuai dengan etika yang dapat diterima di berbagai
lingkungan mulai dari lingkungan keluarga, tetangga, organisasi, masyarakat, sampai pada
lingkungan di lingkup nasional maupun internasional.
Mengapa Implementasi Etika Pada Era Globalisasi Diperlukan
1. Gaya Hidup Masyarakat di era Global Mengalami Perubahan Adanya fenomena di era
global yang mewarnai keragaman masyarakat. Masyarakat di era global hidup dalam
lingkungan yang sangat beragam, Di Indonesia misalnya, keragaman masyarakat sangat
terlihat dengan munculnya bergai suku baik yang terdapat di Indonesia, maupun berbagai
suku bangsa di dunia pada suatu tempat tertentu yang tentunya diwarnai dengan berbagai
adat istiadat, sistem nilai, kebiasaan, karakter, gaya hidup dan lain sebagainya.
Konsekuensinya, setiap hari setiap anggota masyarakat bertemu dengan orang-orang dari
berbagai karakter, dengan sekian banyak pandangan moral yang mungkin saja saling
bertentangan. Pergeseran dinamika kehidupan masyarakat terutama pada masyarakat
perkotaan memberi pengaruh pada tuntutan pemenuhan kebutuhan hidup gaya hidup,
persaingan yang semakin ketat, pola hidup mewah, bergaya hidup konsumtif yang
menyebabkan melemahnya komitmen pribadi dalam melaksanakan etika, dan dampaknya
adalah pada penyimpangan perilaku dalam melaksanakan pekerjaan seperti manipulasi,
korupsi, tidak taat aturan, tidak disiplin, tidak menghormati hak orang lain, tidak adil dan
sejenisnya. Fakta-fakta inilah sebetulnya yang melatarbelakangi perlunya etika
diimplementasikan secara proporsional pada era globalisasi.
2. Terpaan Komunikasi di Era Global Membawa Pengaruh Sangat Luas Tidaklah dapat
dielakkan bahwa setiap orang mendapat terpaan komunikasi dimulai dari terpaan
komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok, komunikasi massa, komunikasi lintas
budaya yang tanpa batas, sehingga hantaman kekuatan dapat mengenai semua segi
kehidupan dan terasa sampai ke segala penjuru tanah air, bahkan lebih jauh lagi sampai ke
pelosok-pelosok dunia yang paling terpencil, seolah tak ada dimensi kehidupan yang tidak
terkena kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi media massa misalnya, tidak terasa telah
memberikan dampak yang luar biasa diberbagai kehidupan masyarakat tidak saja pada
masyarakat perkotaan, tapi juga pada masyarakat pedesaan. Dampak yang muncul tidak
saja positif tapi juga bisa negatif. Dapat diamati, didengar, dilihat, dibaca diberbagai media
massa, baik cetak maupun elektronik tentang berbagai peristiwa kriminal yang hampir
terjadi dimana-mana, kasus pembunuhan, perkosaan, pelecehan seksual, perampokkan,
pencurian dsb. Belum lagi para peminat media massa disuguhi berbagai kasus
penyimpangan perilaku dalam melaksanakan profesi ataupun pekerjaannya, seperti
keadaan perbankan, ditemui beragam korupsi, manipulasi jutaan, milyaran, bahkan
trilyunan rupiah di beberapa bank milik pemerintah dan swasta. Pemerintah dirugikan dan
nasabah bank stress. Manipulasi, korupsi di beberapa pembangunan proyek pemerintah.
Pelayanan beberapa oknum pemerintah yang merugikan masyarakat banyak. Beberapa
pengembang perumahan palsu yang membawa kabur milyaran rupiah dan menyebabkan
nasabah menjadi stress. Pembajakan kaset, buku, ketidakjujuran iklan produk,
pemalsuan/peniruan merk oleh beberapa oknum pebisnis, pengusaha yang merugikan
petani kecil. Penerimaan pegawai di beberapa kantor pemerintah yang menggunakan uang
7. pelicin, pegawai yang tidak taat pada aturan dan sebagainya. Dalam konteks ini seseorang,
sekelompok orang atau suatu masyarakat tertentu diharapkan sanggup untuk mengambil
sikap yang dapat dipertanggungjawabkan. Konsekuensinya, etika dalam era globalisasi
dipandang perlu diimplementasikan secara proporsional untuk dapat membantu masyarakat
agar tidak kehilangan orientasi serta dapat membedakan antara segi-segi kehidupan mana
yang boleh berubah dan mana yang harus tetap dilestarikan. 3) Globalisasi dapat
Mengancam Memudarnya Sistem Nilai Masyarakat Pada Segala Aspek Kehidupan Era
globalisasi dapat mewarnai perubahan masyarakat yang terjadi dalam segala aspek
kehidupan. Secara hakiki perubahan tersebut dapat pula memudarkan sistem nilai di segala
sendi kehidupan baik dalam konteks budaya, politik, ekonomi, sosial, agama, dan
pendidikan di Indonesia. Segala aspek kehidupan ditantang untuk dapat mengendalikan
pengaruh perubahan yang mengarah pada sisi negatif dan sebaliknya harus pandai memilih
sistem nilai mana yang dapat memberikan pengaruh positif. Tidaklah mengherankan bahwa
proses perubahan yang terjadi dipergunakan oleh berbagai pihak untuk mengambil peluang
yang dapat menguntungan dirinya tanpa menghiraukan kerugian yang diderita orang lain.
Dalam konteks ini, etika diperlukan untuk menghadapi berbagai benturan yang dapat
mempengaruhi penilaian seseorang, sekelompok orang, atau masyarakat tertentu secara
objektif. Etika juga membantu agar seseorang, sekelompok orang, atau masyarakat tertentu
untuk tidak naif dan tergoda oleh segala pandangan baru yang belum tentu benar dan sesuai
dengan kepribadian, tetapi juga jangan menolak sistem nilai hanya karena baru dan belum
terbiasa. Etika juga diperlukan untuk menemukan dasar kemantapan agar seseorang,
sekelompok orang, atau masyarakat tertentu mau berpartisipasi tanpa takut-takut dan tidak
menutup diri dalam semua dimensi kehidupan masyarakat yang sedang mengalami
perubahan Implementasi Peran Etika dalam BISNIS Global Untuk mengimplementasikan
Prinsip-Prinsip Etika dalam Bisnis secara global, sedikitnya harus dipelajari aspek-aspek
yang menyebabkan bahwa peran etika dalam bisnis itu sangat essensial.
Ada beberapa prinsip yang perlu diterapkan oleh para penyandang profesi dilihat dari
konteks etika dalam bisnis global, yakni :
a. Prinsip Otonomi dalam bisnis global Prinsip otonomi dalam bisnis khususnya bisnis global
adalah sikap dan kemampuan pebisnis untuk bertindak berdasarkan kesadarannya sendiri
tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan. Namun, kebebasan saja belum
menjamin bahwa orang bisa bertindak otonom dan etis. Otonomi mengandaikan juga
adanya tanggung jawab. Bagi dunia bisnis global, otonomi yang menyangkut kebebasan
dan tanggung jawab menjadi prinsip paling mendasar dan menjadi titik pangkal dan
landasan operasi bagi bisnis, terlebih-lebih dalam era globalisasi.
b. Prinsip Kejujuran dalam bisnis global. Merupakan keharusan bahwa pebisnis perlu
memahami dan mengakui bahwa kejujuran dalam kegiatan bisnis terlebih-lebih dalam
bisnis global, merupakan suatu jaminan dan dasar bagi kegiatan bisnis yang baik dan
berjangka panjang yang dijalankan secara profesional. Dalam dunia bisnis, seorang
pebisnis perlu mengetahui bahwa kejujuran menemukan wujudnya dalam berbagai aspek,
antara lain :
- kejujuran terwujud dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak,
- kejujuran juga menemukan wujudnya dalam penawaran barang dan jasa dengan mutu
yang baik,
- kejujuran menyangkut hubungan kerja dalam perusahaan.
8. c. Prinsip Tidak Menipu dan Prinsip Berbuat Baik dalam bisnis Global Prinsip ini
sesungguhnya berintikan prinsip moral dari sikap seorang pebisnis dalam menjalankan
pola bisnisnya harus secara baik kepada orang lain. Perwujudan prinsip ini terdiri dari dua
bentuk, yakni :
- Prinsipnya, pebisnis dituntut untuk bersikap baik. Upayakan secara aktif dan maksimal
berbuat hal yang baik bagi orang lain pada saat melaksanakan pola bisnisnya,
- Dalam wujudnya, Secara maksimal pebisnis dituntut untuk melakukan kegiatan yang
menguntungkan bagi orang lain dan tidak menipu kepada orang lain (atau lebih tepat,
saling menguntungkan/think winwin), tapi kalau situasinya tidak memungkinkan, maka
titik batas yang masih ditoleransi adalah tindakan yang tidak merugikan pihak lain lebih
diutamakan
d. Prinsip Keadilan dalam bisnis global Pebisnis internasional perlu kiranya memahami
bahwa keadilan merupakan prinsip bisnis yang tidak dapat diabaikan. Artinya, pebisnis
dituntut untuk selalu memperlakukan orang lain sesuai dengan haknya. Prinsip keadilan
ini dimaksudkan adanya upaya mengatur agar kita bertindak sedemikian rupa sehingga
hak semua orang terlaksana secara kurang lebih sama sesuai dengan apa yang menjadi
haknya tanpa saling merugikan. Pada dasarnya setiap manusia tidak mau diperlakukan
dengan secara tidak adil. Kadilan merupakan dambaan bai siapapun dan harus
dikondisikan.
e. Prinsip Hormat Kepada Diri Sendiri Sebaiknya, para pebisnis sebelum menghormati orang
lain, terlebih dahulu harus dapat menghormati diri sendiri. Sebagai manusia, perlu kiranya
mendapatkan perlakuan yang dapat meningkatkan harga diri di mata orang lain, termasuk
juga harga diri organisasi bisnis dimata internasional.
Implementasi Globalization and Business Ethics PT. Unilever Indonesia
Perusahaan Global adalah unit bisnis yang memiliki kantor pusat di banyak negara lain dengan
sistem pengambilan keputusan desentralisasi. Sistem partisipasi bisnis global digunakan karena
sudah semakin pudar dan hilangnya batasan-batasan pasar suatu negara dengan negara lainnya
(globalisasi). Biasanya perusahaan Global memiliki ciri distribusi sudah ekspor, memiliki unit
produksi di luar negara asal dan melakukan aliansi dengan perusahaan asing.
Global Company (perusahaan Global) adalah perusahan yang exis/beroperasi di sebagian
negara didunia. Perusahaan yang beroperasi pada beberapa Negara bisa disebut sebagai
Multinasional Company, namun belum bisa disebut sebagai Global Company. Global
Company pada umumnya sudah memiliki standar kualitas operasional world class, meskipun
tidak selalu demikian. Sedangkan Multinasinal Company belum tentu memiliki standar
operasional world class. Sebagai contoh, saat ini banyak perusahaan China atau Taiwan atau
Negara lain, yang telah beroperasi pada banyak Negara sehingga dapat disebut sebagai Global
Company atau Multinasional Company. Namun mereka belum beroperasi dengan stardar
dunia, atau bahkan ada yang dinilai tidak professional. Mereka dapat beroperasi dan bersaing
pada berbagai Negara adalah dengan strategi “low price”, bukan dengan strategi best service.
Demikian pula, perusahaan yang sudah beroperasi dengan standard World Class tidak harus
bersatus perusahaan Global atau Multinasional. Namun apabila perusahaan telah mampu
beroperasi dengan standar World Class, maka perusahaan tersebut akan memiliki peluang yang
lebih baik untuk dapat memasuki pasar global, atau setidaknya perusahaan tersebut akan
memiliki daya saing yang kuat untuk bertahan atau berkembang dengan sustainable.
9. Ciri – ciri perusahaan global, yaitu :
1. Memiliki wilayah pemasaran yang lebih luas.
2. Menggunakan dasar strategi pemasaran dan fungsi-fungsi manajemen pemasaran yang
lebih kompleks.
3. Menggunakan standarisasi global untuk produk-produk yang dihasilkan.
4. Fokus pada sumber daya (manusia, uang dan asset fisik).
5. Fokus pada kepuasan kosumen dunia.
6. Mebentuk afiliasi diluar negri, visi dan strategi mendunia (global) mempunyai
kecenderungan memilih jenis kegiatan bisnis tertentu pada umumnya manufacturing serta
menempatkan afiliasi di negara-negara maju.
7. Perusahaan global berproduksi dengan cara mengikat aktivitas jaringan lokal dan regional
menjadi penghasil produk.
8. Proses produksi perusahaan global sangat terhubung dan fleksibel, dimana proses kerjanya
mengeksploitasi tenaga kerja domestik.
PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai
Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat oleh Tn.A.H. van Ophuijsen, notaris
di Batavia. Akta ini disetujui oleh Gubernur Jenderal van Negerlandsch-Indie dengan surat No.
14 pada tanggal 16 Desember 1933, terdaftar di Raad van Justitie di Batavia dengan No. 302
pada tanggal 22 Desember 1933 dan diumumkan dalam Javasche Courant pada tanggal 9
Januari 1934 Tambahan No. 3.Perusahaan memulai operasi komersialnya pada tahun 1933.
Unilever merupakan perusahaan yang bergerak di bidang Home and Personal Care juga produk
makanan dan es krim di Indonesia. Unilever Indonesia menghasilkan produk-produk ternama
di dunia seperti Pepsodent, Pond’s, Lux, Lifebuoy, Dove, Sunsilk, Clear, Rexona, Vaseline,
Rinso, Molto, Sunlight, Wall’s, Blue Band, Royco, Bango, dll.
Perluasan Unilever Indonesia
Unilever berusaha mengelola dan mengembangkan bisnis dengan bertanggung jawab dan
berinovasi terus menerus. Standar nilai Unilever diatur pada prinsip bisnis yang ada. Nilai-nilai
yang ada selalu diterapkan tidak hanya pada Unilever sendiri tetapi juga pada mitra bisnis
mereka seperti supplier dan distibutor mereka. Di Indonesia, Unilever memiliki 6 pabrik di
kawasan industri Jababeka, Cikarang, Bekasi, dan 2 pabrik di Rungkut Industrias Estate,
Surabaya, Jawa Timur, dengan kantor pusat di Jakarta. Produk Unilever terdiri dari sekitar 43
merek dan 1.000 SKU yang dijual. Unilever memiliki jaringan sekitar ratusan ribu distributor
outlet di seluruh Indonesia. Produk didistribusikan melalui pusat distribusi sentral, gudang, dan
fasilitas lainnya.
Pada tanggal 22 November 2000, perusahaan mengadakan perjanjian dengan PT Anugrah
Indah Pelangi, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT Anugrah Lever (PT AL) yang
bergerak di bidang pembuatan, pengembangan, pemasaran dan penjualan kecap, saus cabe dan
saus-saus lain dengan merk dagang Bango, Parkiet dan Sakura dan merk-merk lain atas dasar
lisensi perusahaan kepada PT Al.
Pada tanggal 3 Juli 2002, perusahaan mengadakan perjanjian dengan Texchem Resources
Berhad, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT Technopia Lever yang bergerak di bidang
distribusi, ekspor dan impor barang-barang dengan menggunakan merk dagang Domestos
Nomos. Pada tanggal 7 November 2003, Texchem Resources Berhad mengadakan perjanjian
jual beli saham dengan Technopia Singapore Pte. Ltd, yang dalam perjanjian tersebut Texchem
Resources Berhad sepakat untuk menjual sahamnya di PT Technopia Lever kepada Technopia
Singapore Pte. Ltd.
10. Kronologi
1920-30 Import oleh van den Bergh, Jurgen and Brothers
1933 Pabrik sabun – Zeepfabrieken NV Lever – Angke, Jakarta
1936 Produksi margarin dan minyak oleh Pabrik van den Bergh NV – Angke, Jakarta
1941 Pabrik komestik – Colibri NV, Surabaya
1942-46 Kendali oleh unilever dihentikan (Perang Dunia II)
1965-66 Di bawah kendali pemerintah
1967 Kendali usaha kembali ke Unilever berdasarkan undang-undang penanaman modal
asing
1981 Go public dan terdaftar di Bursa Efek Jakarta
1982 Pembangunan pabrik Ellida Gibbs di Rungkut, Surabaya
1988 Pemindahan Pabrik Sabun Mandi dari Colibri ke Pabrik Rungkut, Surabaya
1990 Terjun di bisnis teh
1992 Membuka pabrik es krim
1995 Pembangunan pabrik deterjen dan makanan di Cikarang, Bekasi
1996-98 Penggabungan instalasi produksi – Cikarang, Rungkut
1999 Deterjen Cair NSD – Cikarang
2000 Terjun ke bisnis kecap
2001 Membuka pabrik teh – Cikarang
2002 Membuka pusat distribusi sentral Jakarta
2003 Terjun ke bisnis obat nyamuk bakar
2004 Terjun ke bisnis makanan ringan
2005 Membuka pabrik sampo cair – Cikarang
2008 Terjun ke bisnis minuman sari buah
Perseroan memiliki enam pabrik di Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Bekasi, dan dua
pabrik di Kawasan Industri Rungkut, Surabaya, Jawa Timur, dengan kantor pusat di Jakarta.
Produk-produk Perseroan berjumlah sekitar 32.
Visi dan Misi PT.Unilever.tbk
Visi: Unilever terfokus pada consumer, costumer dan community. Hingga kemudian muncul
visi dari PT. Unilever yaitu To become the first choice of consumer, costumer and community
( Untuk menjadi pilihan pertama bagi konsumen, pemasok, dan komunitas)
Misi:
1. Menjadi yang pertama dan terbaik di kelasnya dalam memenuhi kebutuhan dan aspirasi
konsumen.
2. Menjadi rekan yang utama bagi pelanggan,konsumen dan komunitas .
3. Menghilangkan kegiatan yang tak bernilai tambah dari segala proses.
4. Menjadi perusahaan terpilih bagi orang – orang dengan kinerja yang tinggi.
5. Bertujuan meningkatkan target pertumbuhan yang menguntungkan dan memberikan
imbalan di atas rata – rata karyawan dan pemegang saham.
Kesinambungan yang hanya dapat ditanggulangi dengan kolaborasi dan pendekatan dengan
pihak-pihak terkait dalam mewujudkan visi dan misi, kami harus bekerja sama dalam
kemitraan. Para mitra kami membagi keahlian mereka. Kami menggabungkan hal ini dengan
pengalaman kami sendiri, keahlian pemasaran dan pengaruh komersial. Beberapa dari rekan
kerja kami berupa hubungan jangka panjang formal dengan organisasi global terkenal; lainnya
adalah kelompok informal dalam industri, LSM, pemerintahan dan lembaga PBB. Salah satu
11. contohnya adalah pekerjaan di mana kami mempromosikan minyak kelapa yang berkelanjutan
melalui koalisi usaha dan LSM, termasuk Greenpeace, Oxfam dan WWF.
- Hubungan kerjasama global PT.Unilever adalah dengan:
a. World Food Programmedari PBB: memberi makanan pada anak-anak yang kelaparan
dan meningkatkan nutrisi mereka.
b. World Heart Federation: mempromosikan kesehatan hati
c. Global Alliance for Improved Nutrition: membuat pendekatan baru mengenai
fortifikasi makanan sampai menangani kekurangan gizi
d. FDI World Dental Federation: meningkatkan kesehatan mulut
e. Global Public-Private Partnershipfor Handwashing with Soap: menyelamatkan hidup
anak-anak dengan mengenalkan cara mencuci tangan dengan sabun.
- UN Global Compact
Unilever juga berpartisipasi pada Global Compactyang digagas PBB dan berkomitmen untuk
hidup dengan sepuluh prinsip Compactmengenai hak asasi manusia, perburuhan, lingkungan
dan anti korupsi pada operasional usaha setiap hari.
Kode Etik Prinsip Usaha kami sudah lama mencerminkan tujuan Compact. Kami menyediakan
informasi tahunan dalam Global Compact Communicationon Progress yang menjelaskan cara
kami mengimplementasikan prinsip tersebut dalam usaha kami.
Perusahaan Unilever dikategorikan perusahaan global karena:
· Produk-produknya yang mampu menembus pasar dunia dan produknya telah dinikmati
oleh berbagai macam negeri di belahan dunia. Perusahaan ini mempunyai kualitas brand yang
berskala internasional sehingga produknya mampu secara fleksibel dapat diterima oleh
kalangan siapapun. Dan setiap hari di dunia masyarakat menggunakan produk unilever.
· Unilever juga mempunyai yayasan berskala global yaitu yayasan yang bekerja sama
dengan lima organisasi utama dunia, antara lain; oxfam, psi, save the children, unicef, dan the
world food programme. Yayasan unilever berdedikasi untuk meningkatkan kualitas hidup
melalui ketersediaan sanitasi dan akses terhadap air minum yang bersih, nutrisi penting, dan
peningkatan kualitas diri. Unilever, memiliki tujuan untuk melipat gandakan bisnisnya
sementara mengurangi dampak lingkungan, dan menyampaikan nilai sosial. Yayasan unilever
adalah langkah utama yang diambil untuk memenuhi tujuan unilever dalam membantu jutaan
jiwa untuk meningkatkan kesehatan, kesejahteraan, dan akhirnya menciptakan masa depan
yang sustainable.
Kendala yang dihadapi PT. Unilever yaitu :
a. Banyak orang Indonesia yang enggan ke luar negeri. Terobosan yang dilakukan Maurits
antara lain mengirim ke luar negeri untuk jangka waktu 1-2 tahun sehingga mereka bisa
bekerja pada budaya dan lingkungan kerja yang berbeda. Ia mengakui kekuatan Unilever
ada pada kualitas sumber daya manusia
b. Dengan bertambahnya zaman, persaingan pasar semakin ketat, berkembangnya berbagai
jenis media baru yang muncul.
c. Memang saat ini persaingan di industri barang konsumer sangat ketat baik dari pemain
lokal maupun pemain domestik. Pesaing dari luar seperti P&G sedangkan pesaing lokal
seperti Wings. Tantangan terbesar kini dan sangat merugikan adalah maraknya pemalsuan
dan penyelundupan. Banyak produk palsu dan selundupan dari Cina sehingga membuat
Unilever tidak kompetitif
12. Bagi Unilever, sumber daya manusia adalah pusat dari seluruh aktivitas perseroan. Kami
memberikan prioritas pada mereka dalam pengembangan profesionalisme, keseimbangan
kehidupan, dan kemampuan mereka untuk berkontribusi pada perusahaan. Terdapat lebih dari
300 karyawan tersebar di seluruh nutrisi. Unilever secara rutin merekrut lulusan baru dari
universitas terkemuka. Setelah itu diberikanpelatihan selama tiga bulan. Mereka tidak langsung
kerja tetapi ditraining di berbagai bidangseperti manufaktur, pemasaran dan litbang (penelitian
dan pengembangan). Saat ini tenaga kerjayang diserap oleh Unilever secara langsung
berjumlah 3.000 orang ini belum termasuk tenagakerja tidak langsung.Total tenaga kerja yang
terserap berjumlah 25.000 orang. Jika diansumsikan satu orang memilikiempat anggota
keluarga maka perusahaan menanggung nasib sekitar 100.000 orang. PangsaTerbesar
Indonesia saat ini menjadi pangsa pasar kedua terbesar bagi Unilever setelah
India,mengalahkan Cina, Jepang dan Australia. Bahkan dua orang yang menduduki CEO
Unilever dikantor pusat pernah bekerja di Indonesia.
Kesimpulan
a. Dalam kehidupan bermasyarakat, dikenal nilai-nilai dan norma-norma etis. Begitu juga
pada dunia bisnis pada umumnya. Bisnis perlu mengenal dan memperhatikan etika.
Dalam dunia persaingan yang ketat, bisnis yang berhasil adalah bisnis yang
memprhatikan nilai-nilai moral. Jadi antara etika dan bisnis ada relevasinya. Adanya
persaingan yang ketat antara pelaku usaha dan adanya prinsip ekonomi untuk
memperoleh kaentungan sebesar-besarnya, membuat para pelaku bisnis bertindak tidak
jujur.
b. Etika sebagai sarana orientasi bagi usaha manusia bagaimana seharus-nya hidup dan
bertindak dan membantu seseorang, sekelompok orang atau masyarakat untuk mencari
orientasi.
c. Implementasi etika pada era globalisasi diperlukan, karena :
- gaya hidup masyarakat di era global mengalami perubahan,
- terpaan komunikasi di era global membawa pengaruh sangat luas,
- Globalisasi dapat Mengancam Memudarnya Sistem Nilai Masyarakat Pada Segala
Aspek Kehidupan.
d. Implementasi Peran Etika Bagi Penyandang Profesi di Era Globalisasi memberi
konsekuensi pada: pertanggungjawaban terhadap profesinya, konsekuen menerapkan
keadilan, memiliki kebebasan menjalankan profesinya, menghormati hak orang lain,
mendahulukan kepentingan klien/pelanggan/konsumen, bahkan juga melakukan suatu
pengabdian, kewajiban, dan idealisme sebagai profesional.
e. Implementasi peran etika dalam bisnis global mengandung berbagai prinsip antara lain:
prinsip otonomi, prinsip kejujuran, prinsip tidak menipu dan prinsip berbuat baik, prinsip
keadilan, dan prinsip hormat kepada orang lain/kelompok lain/bangsa lain.
f. Implementasi Peran Etika Komunikasi di Era Global merupakan syarat mutlak dalam
upaya membina hubungan, terlebih-lebih dalam membina hubungan, baik dalam konteks
lingkungan terbatas, nasional bahkan internasional, agar tidak mengalami kesulitan
dalam aktivitas komunikasi, disamping menghindari konflik yang akibatnya bisa fatal.
13. Daftar Pustaka
- https://id.scribd.com/doc/123900858/Unilever-Indonesia, (8 Des 2018, 19.10 Wib)
- https://windaswarpandhani.wordpress.com/2015/11/11/contoh-perusahaan-global-
pt-unilever-indonesia/, (8 Des 2018, 19.35 Wib)
- http://vendriandinata.blogspot.com/2011/10/analisis-kasus-perusahaan-pt-
unilever.html, (8 Des 2018, 20.10 Wib)
- https://media.neliti.com/media/publications/158697-ID-implementasi-etika-di-era-
globalisasi.pdf, ( 9 Desember 2018, 09.30 Wib)
- trisultanefendi , 2013 http://trisultanefendi.blogspot.com/2013/01/etika-bisnis-dalam-
lingkup-globalisasi.html, ( 9 Desember 2018, 10.30 Wib)
- Hapzi Ali, 2018. Modul BE & GG, Univeristas Mercu Buana, ( 9 Desember 2018, 08.30
Wib)