SlideShare a Scribd company logo
1 of 44
1ID10 
 Agusana (30413385) 
 Eko Septio Kurniawan (32413839) 
 Elsa Zahara Askia (32413882) 
 Ian Seta Ramadhan (34413165) 
 Indah Wulandari (34413373) 
 Luthfi Hadi Kurniawan (35413095) 
 M Nurhadi (36413054) 
 Prihase Kartika Sari (36413919)
Pengertian 
Gelombang 
Optika 
Sifat-Sifat 
Cahaya 
Fakta 
Cahaya 
Soal 
Cahaya 
Prihase
Penger 
tian 
GELOMBANG 
CAHAYA 
Prihase
Definisi gelombang sendiri secara sederhana 
adalah getaran yang merambat. 
Dalam sebuah gelombang sudah pasti ada 
getaran. Namun getaran tidak selalu berarti 
gelombang. 
Prihase
Dalam kajian ilmiah, cahaya digolongkan sebagai 
gelombang. Merupakan energi dengan bentuk gelombang 
elektromagnetik, kasat mata dan memiliki panjang 
gelombang yang berkisar di angka 380 sampai 750 nm. 
Sementara itu, khusus dalam kajian fisika, gelombang 
cahaya sendiri diartikan sebagai radiasi elektromagnetik 
yang kasat mata maupun tidak. 
Di sisi lain, cahaya diartikan sebagai paket partikel yang 
disebut foton. 
Kedua definisi ini tidak berlawanan tetapi menunjukkan sifat 
cahaya secara bersama. Sifat ini dikenal dengan nama 
“Dualisme Gelombang-Partikel”. 
Prihase
Optika 
INTENSITAS 
FREKUENSI 
PANJANG GELOMBANG 
POLARISASI 
Prihase
Studi mengenai cahaya dimulai dengan munculnya 
era optika klasik yang mempelajari besaran optik 
seperti:intensitas, frekuensi atau panjang 
gelombang, polarisasi dan fase cahaya. Sifat-sifat 
cahaya dan interaksinya terhadap sekitar dilakukan 
dengan pendekatan paraksial geometris 
seperti refleksi dan refraksi, dan pendekatan sifat 
optik fisisnya 
yaitu: interferensi, difraksi, dispersi, polarisasi. 
Masing-masing studi optika klasik ini disebut 
denganoptika geometris (en:geometrical optics) 
dan optika fisis (en:physical optics). 
Prihase
Intensitas cahaya adalah besaran pokok fisika untuk mengukur daya yang dipancarkan 
oleh suatu sumber cahaya pada arah tertentu per satuan sudut. Satuan SI dari 
intensitas cahaya adalah Candela (Cd). Dalam bidang optika dan fotometri (fotografi), 
kemampuan mata manusia hanya sensitif dan dapat melihat cahaya dengan panjang 
gelombang tertentu (spektrum cahaya nampak) yang diukur dalam besaran pokok ini. 
Intensitas cahaya monokromatik pada panjang gelombang adalah: 
di mana 
intensitas cahaya dalam satuan Candela, 
intensitas radian dalam unit W/sr, 
fungsi intesitas standar. 
Intensitas cahaya total untuk semua panjang gelombang menjadi: 
Eko
Frekuensi adalah ukuran jumlah putaran ulang per peristiwa dalam satuan 
waktu yang diberikan. 
Sistem Satuan Internasional, hasil perhitungan ini dinyatakan dalam satuan hertz 
(Hz) yaitu nama pakar fisika Jerman Heinrich Rudolf Hertz yang menemukan 
fenomena ini pertama kali. Frekuensi sebesar 1 Hz menyatakan peristiwa yang 
terjadi satu kali per detik. 
Secara alternatif, seseorang bisa mengukur waktu antara dua buah kejadian / 
peristiwa (dan menyebutnya sebagai periode), lalu memperhitungkan frekuensi ( 
f ) sebagai hasil kebalikan dari periode ( T), seperti nampak dari rumus di bawah 
ini : 
dengan f adalah frekuensi (hertz) dan T periode (sekon atau detik). 
Elsa
Elsa
Gambar panjang gelombang : 
keterangan : 
λ = Panjang gelombang (meter) 
V = Cepat rambat gelombang 
(m/s) 
T = Periode gelombang (sekon) 
f = Frekuensi gelombang (Hz) 
Rumus panjang gelombang : 
λ = V . T 
λ = 
Elsa
Ian
Adapun syaratnya adalah bahwa gelombang tersebut 
mempunyai arah osilasi tegak lurus terhadap bidang 
rambatannya. Gelombang bunyi, berbeda dengan gelombang 
cahaya, tidak dapat terpolarisasi sehingga dia bukan gelombang 
transversal. Suatu cahaya dikatakan terpolarisasi apabila cahaya 
itu bergerak merambat ke arah tertentu. Arah polarisasi 
gelombang ini dicirikan oleh arah vektor bidang medan listrik 
gelombang tersebut serta arah vektor bidang medan magnetnya. 
Ian 
Polarisasi dapat terjadi akibat 
beberapa hal, yaitu : 
1) Absorpsi (penyerapan) 
selektif 
2) Pemantulan dan Pembiasan 
3) Hamburan 
4) Pemutaran bidang polarisasi
Sebagai gelombang transversal, cahaya dapat 
mengalami polarisasi. Polarisasi cahaya dapat 
disebabkan oleh empat cara, yaitu refleksi 
(pemantulan), absorbsi (penyerapan), pembiasan 
(refraksi) ganda dan hamburan. 
Ian
1. Polarisasi Refleksi 
2. Polarisasi Absorsi Selektif 
3. Polarisasi Pembiasan Benda 
Ian
Sifat-Sifat 
Cahaya 
INTERFERENSI 
DIFRAKSI 
REFRAKSI 
REFLEKSI 
DISPERSI 
Prihase
Prihase
Interferensi gelombang dapat terjadi apabila : 
1) Terdapat dua buah gelombang cahaya yang koheren (beda fasenya 
tetap) 
2) Bertemu di satu titik 
Interferensi maksimum menghasilkan daerah terang, sedangkan 
Interferensi minimum menghasilkan daerah gelap. 
Pola ini dapat berulang membentuk pola gelap-terang yang 
bergantian. 
Dua gelombang datang bersama pada suatu tempat. 
Macam Interferensi 
a. Interferensi Konstruktif (saling menguatkan) 
b. Interferensi Destruktif (saling melemahkan) 
Syarat interferensi : 
Koheren (beda fase selalu tetap) 
Frekuensi sama 
Amplitudo hampir sama 
Prihase
Prihase
 Beda fase 
 Beda lintasan 
 Pita Terang 
“ kelipatan genap π “ 
“ kelipatan genap ½ λ “ 
n = 0, 1, 2, 3... 
Prihase
 Beda fase 
 Beda lintasan 
 Pita Gelap 
“ kelipatan ganjil π “ 
“ kelipatan ganjil ½ λ “ 
n = 1, 2, 3... 
Prihase
 Jarak antara pita gelap & terang 
berdekatan 
T2 
G2 
T1 
G1 
T0 
Δy 
Δy 
Δy 
Δy 
Keterangan : 
L : jarak layar (m) 
λ : panjang gelombang 
(m) 
d : lebar celah (m) 
Prihase
Indah W
Prinsip Huygens-Fresnel : setiap titik dari muka-muka gelombang yang tidak 
terganggu, pada saat tertentu bertindak sebagai sumber muka-muka 
gelombang speris kedua (frekuensinya sama dengan sumber primer). 
Amplitudo medan optik (listrik/magnet) di suatu titik merupakan superposisi dari 
muka-muka gelombang. 
Jika panjang gelombang (λ) lebih besar dibandingkan dengan lebar celah (d), 
maka gelombang akan disebar keluar dengan sudut yang cukup besar. 
i 
Indah W
DIFRAKSI FRESNEL DIFRAKSI FRAUNHOFER 
Jarak sumber ke celah dan celah 
ke layar dekat, tidak perlu sejajar, 
celah lebar dan tidak sempit 
Difraksi ini membahas tentang : 
1. lubang bulat 
2. celah persegi 
3. penghalang berbentuk piringan 
4. penghalang berbentuk lancip 
(tajam) 
Letak sumber cahaya dan layar 
jauh sekali dari celah. Berkas yang 
memasuki celah harus sejajar dan 
yang keluar dari celah harus 
sejajar 
Difraksi ini membahas tentang : 
1. Celah tunggal (single slit) 
2. Lubang bulat (circular aperture) 
3. Dua celah sempit 
4. Kisi (celah banyak) 
Jika sebuah difraksi fresnel ditempatkan lensa cembung pada sinar 
yang masuk dan sinar yang keluar dari celah maka sinar dianggap 
sejajar dan disebut sebagai difraksi faunhofer. 
Indah W
Indah W
Indah W
Indah W
Difraksi pada celah majemuk (kisi) 
a. Difraksi maksimum 
d sin  n n 1,2,3,... 
b. Difraksi minimum 
d  n  n 
   
  
d jarak antara celah kisi (tetapan kisi) 
Jumlah goresan atau garis per cm 
orde 
1 
Dengan 
1,2,3,... 
1 
2 
sin (2 1) 
 
 
N 
n 
N 
d 
Indah W
Luthfi
Panjang gelombang akan bertambah atau berkurang 
dengan frekuensi yang sama, karena sifat gelombang 
cahaya yang transversal (bukan longitudinal). 
Pengetahuan ini yang membawa kepada 
penemuan lensa dan refracting telescope.Refraksi di 
era optik fisis dijabarkan sebagai fenomena perubahan 
arah rambat gelombang yang tidak saja tergantung pada 
perubahan kecepatan, tetapi juga terjadi karena faktor-faktor 
lain yang disebut difraksi dan dispersi. 
Luthfi 
Refraksi terbagi atas 3 jenis, diantaranya : 
• Refraksi 
ganda atau birefringence atau double 
refraction 
• Refraksi gradien 
• Refraksi negatif
Refleksi (atau pemantulan) adalah perubahan arah rambat 
cahaya ke arah sisi (medium) asalnya, setelah menumbuk 
antarmuka dua medium. 
Refleksi pada era optik geometris dijabarkan dengan hukum 
refleksi yaitu: 
Sinar insiden, sinar refleksi dan sumbu normal antarmuka ada 
pada satu bidang yang sama 
Sudut yang dibentuk antara masing-masing sinar insiden dan 
sinar refleksi terhadap sumbu normal adalah sama besar. 
Jarak tempuh sinar insiden dan sinar refleksi bersifat reversible. 
Eko
Refleksi spekular (en:specular reflection) dikenal pada era optika fisis sebagai 
refleksi yang terjadi pada antarmuka yang mengkilap yang merupakan sebab akibat dari 
hukum refleksi. Refleksi spekular mempunyai beberapa model antara lain model 
refleksi Phong dan Cook-Torance. 
Refleksi difusi (en:diffused reflection) adalah perubahan arah rambat gelombang 
cahaya yang terjadi setelah menumbuk antarmuka granular yang tidak rata dengan 
hamburan cahaya kembali ke arah sisi (medium) asalnya dengan banyak sudut pantul. 
Refleksi difusi adalah fungsi komplemen dari refleksi spekular, diperkenalkan pertama 
kali oleh Johann Heinrich Lambert melalui Photometria pada tahun 1760. Hasil studi 
pengamatan Lambert pada intensitas cahaya refleksi terhadap antarmuka yang kusam 
(en:matte), kemudian disebut hukum kosinus Lambert dengan reflektansi Lambert dan 
antarmuka Lambert. 
Contoh perbedaan antara refleksi difusi dengan refleksi spekular dapat ditemui pada 
warna cat yang kusam dan mengkilap. Cat kusam menampakkan sifat refleksi difusi, 
sedangkan cat kilap menonjolkan sifat refleksi spekular. Banyak obyek kasat mata dapat 
terlihat karena sifat refleksi difusi ini. Hamburan cahaya dari permukaan obyek tersebut 
yang menjadi mekanisme utama pengamatan fisis manusia[1][2] dan fotometri. 
Eko
Agusana
Dispersi cahaya terjadi karena setiap warna 
cayaha memiliki panjang gelombang yang 
berbeda sehingga sudut biasnya berbeda-beda. 
Cahaya putih terdiri dari gabungan beberapa 
warna, yaitu merah, hijau dan biru. 
Putih disebut warna polikromatik, yaitu warna 
cahaya yang masih bisa diuraikan lagi menjadi 
warna-warna dasar. 
Merah, hijau dan biru merupakan warna dasar 
atau warna monokromatik, yaitu warna cahaya 
yang tidak dapat diuraikan kembali. 
Agusana
Pembiasan sinar 
bintang 
Karena cahaya bintang 
meranbat dari ruang 
hampa ke atmosfer 
yang kerapatannya 
berbeda-beda, maka 
cahaya tersebut 
dibiaskan mendekati 
garis normal, 
sehingga bintang 
yang kita lihat tidak 
tepat pada posisi 
aslinya. Agusana
Kayu yang bengkok dan 
kolam yang dangkal. 
Bila kita memasukkan 
sebagian kayu kedalam 
air, maka kita melihat 
kayu membengkok. 
Dan bila kita perhatikan 
dasar kolam, kolam akan 
tampak lebih dangkal. 
Agusana
Pelangi 
Pelangi adalah hasil dari 
pembiasan dan dispersi 
cahaya oleh titik-titik air 
yang ada di udara 
Agusana
Fatamorgana 
Pada siang hari yang panas terik kita sering melihat 
bayangan air pada jalan. Hal ini disebabkan oleh cahaya 
matahari yang mengalami pemantulan sempurna karena 
perbedaan kerapatan udara diatas jalan. 
Di sana 
sepertinya 
ada air? 
Agusana
. 
Prihase
 Gelombang cahaya dikelompokkan sebagai gelombang 
elektromagnetik. Mengapa? 
 Sebab mampu merambat meski tidak ada mediumnya. 
 Gelombang cahaya dikenal juga sebagai gelombang 
longitudinal. Mengapa? 
 Sebab memiliki arah getaran yang paralel atau searah 
dengan rambatan. 
 Gelombang cahaya juga dimasukkan ke dalam contoh 
gelombang transversal. Mengapa? 
 Sebab merupakan jenis gelombang yang memiliki arah 
getar dari setiap partikel dan tegak lurus bersama 
dengan arah perambatan gelombang itu sendiri. 
Prihase
 Frekuensi suatu gelombang bunyi adalah 40 
Hz. Jika cepat rambat gelombang bunyi di 
udara 320 m/s, tentukan panjang gelombang 
bunyi tersebut : 
 Pembahasan : 
 Diketahui : f = 40 Hz 
 V = 320 m/s 
 Ditanyakan : Panjang gelombang ( λ ) = ...... ? 
 Jawab : 
 λ = V/ f 
 = 320 / 40 
 = 8 meter. 
Elsa
Seberkas sinar mempunyai panjang gelombang 9450 Å 
ditujukan tegak lurus pada sebuah kisi difraksi. 
Interferensi maksimum terjadi dengan membentuk 
sudut 30°. Banyak goresan pada kisi tersebut setiap cm 
adalah… 
Dik : 1 A = m 
Panjang gelombang (λ) = 9450 A = 9450 x m 
 = 30˚ 
Dit : d ? 
Jawab : 
d.sin = n.λ 
d(sin 30) = (1)(9450 x m) 
d(0,5) = (1)(9450 x m) 
d = 
d = 18900 m 
d = 18900 x cm 
Indah W

More Related Content

What's hot

Makalah interferensi dan difraksi
Makalah interferensi dan difraksiMakalah interferensi dan difraksi
Makalah interferensi dan difraksiAnnis Kenny
 
INDUKSI ELEKTROMAGNETIK KELAS 12
INDUKSI ELEKTROMAGNETIK KELAS 12INDUKSI ELEKTROMAGNETIK KELAS 12
INDUKSI ELEKTROMAGNETIK KELAS 12Nabila Nursafera
 
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)Erliana Amalia Diandra
 
Ppt gerak harmonik sederhana
Ppt gerak harmonik sederhanaPpt gerak harmonik sederhana
Ppt gerak harmonik sederhanaAhmad Yansah
 
Transformasi Laplace (bag.1)
Transformasi Laplace (bag.1)Transformasi Laplace (bag.1)
Transformasi Laplace (bag.1)Heni Widayani
 
Cahaya sebagai gelombang
Cahaya sebagai gelombangCahaya sebagai gelombang
Cahaya sebagai gelombangAhmad Ilhami
 
HUKUM NEWTON TENTANG GERAK
HUKUM NEWTON TENTANG GERAKHUKUM NEWTON TENTANG GERAK
HUKUM NEWTON TENTANG GERAKDiana Amrita
 
Medan elektromagnetik 2
Medan elektromagnetik 2Medan elektromagnetik 2
Medan elektromagnetik 2sinta novita
 
Hukum i termodinamika untuk proses isobarik
Hukum i termodinamika untuk proses isobarikHukum i termodinamika untuk proses isobarik
Hukum i termodinamika untuk proses isobarikAinia D'forezth
 
Laporan - Indek Bias
Laporan - Indek Bias Laporan - Indek Bias
Laporan - Indek Bias aji indras
 
Gelombang elektromagnetik XII Ipa
Gelombang elektromagnetik XII IpaGelombang elektromagnetik XII Ipa
Gelombang elektromagnetik XII IpaMuhammad Ramdhani
 
Reaksi Inti dan Teknologi Nuklir ppt
Reaksi Inti dan Teknologi Nuklir pptReaksi Inti dan Teknologi Nuklir ppt
Reaksi Inti dan Teknologi Nuklir pptIlham Adiyaksa
 
Teknologi Digital : Transmisi Data dan Penyimanan Data
Teknologi Digital : Transmisi Data dan Penyimanan DataTeknologi Digital : Transmisi Data dan Penyimanan Data
Teknologi Digital : Transmisi Data dan Penyimanan Datafaruqabdur
 
FISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12 MIPA 6 SMAN 7 TANGERANG
FISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12 MIPA 6 SMAN 7 TANGERANGFISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12 MIPA 6 SMAN 7 TANGERANG
FISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12 MIPA 6 SMAN 7 TANGERANGAstari Sari
 
Resume Hukum Faraday
Resume Hukum FaradayResume Hukum Faraday
Resume Hukum Faradaysilvi novrian
 

What's hot (20)

Gelombang stasioner SMA
Gelombang stasioner SMAGelombang stasioner SMA
Gelombang stasioner SMA
 
Makalah interferensi dan difraksi
Makalah interferensi dan difraksiMakalah interferensi dan difraksi
Makalah interferensi dan difraksi
 
INDUKSI ELEKTROMAGNETIK KELAS 12
INDUKSI ELEKTROMAGNETIK KELAS 12INDUKSI ELEKTROMAGNETIK KELAS 12
INDUKSI ELEKTROMAGNETIK KELAS 12
 
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)
 
Ppt gerak harmonik sederhana
Ppt gerak harmonik sederhanaPpt gerak harmonik sederhana
Ppt gerak harmonik sederhana
 
Transformasi Laplace (bag.1)
Transformasi Laplace (bag.1)Transformasi Laplace (bag.1)
Transformasi Laplace (bag.1)
 
Listrik arus searah
Listrik arus searahListrik arus searah
Listrik arus searah
 
Cahaya sebagai gelombang
Cahaya sebagai gelombangCahaya sebagai gelombang
Cahaya sebagai gelombang
 
HUKUM NEWTON TENTANG GERAK
HUKUM NEWTON TENTANG GERAKHUKUM NEWTON TENTANG GERAK
HUKUM NEWTON TENTANG GERAK
 
Medan elektromagnetik 2
Medan elektromagnetik 2Medan elektromagnetik 2
Medan elektromagnetik 2
 
Hukum i termodinamika untuk proses isobarik
Hukum i termodinamika untuk proses isobarikHukum i termodinamika untuk proses isobarik
Hukum i termodinamika untuk proses isobarik
 
Refraksi Cahaya
Refraksi CahayaRefraksi Cahaya
Refraksi Cahaya
 
Laporan - Indek Bias
Laporan - Indek Bias Laporan - Indek Bias
Laporan - Indek Bias
 
Gelombang elektromagnetik XII Ipa
Gelombang elektromagnetik XII IpaGelombang elektromagnetik XII Ipa
Gelombang elektromagnetik XII Ipa
 
Jembatan Wheatstone
Jembatan WheatstoneJembatan Wheatstone
Jembatan Wheatstone
 
Reaksi Inti dan Teknologi Nuklir ppt
Reaksi Inti dan Teknologi Nuklir pptReaksi Inti dan Teknologi Nuklir ppt
Reaksi Inti dan Teknologi Nuklir ppt
 
Teknologi Digital : Transmisi Data dan Penyimanan Data
Teknologi Digital : Transmisi Data dan Penyimanan DataTeknologi Digital : Transmisi Data dan Penyimanan Data
Teknologi Digital : Transmisi Data dan Penyimanan Data
 
Deret Fourier
Deret FourierDeret Fourier
Deret Fourier
 
FISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12 MIPA 6 SMAN 7 TANGERANG
FISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12 MIPA 6 SMAN 7 TANGERANGFISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12 MIPA 6 SMAN 7 TANGERANG
FISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12 MIPA 6 SMAN 7 TANGERANG
 
Resume Hukum Faraday
Resume Hukum FaradayResume Hukum Faraday
Resume Hukum Faraday
 

Viewers also liked

Viewers also liked (20)

Gelombang cahaya
Gelombang cahayaGelombang cahaya
Gelombang cahaya
 
materi ajar CAHAYA SMA KELAS XII
materi ajar CAHAYA SMA KELAS XIImateri ajar CAHAYA SMA KELAS XII
materi ajar CAHAYA SMA KELAS XII
 
Gelombang cahaya
Gelombang cahayaGelombang cahaya
Gelombang cahaya
 
Sensor
SensorSensor
Sensor
 
Ppt cahaya
Ppt cahayaPpt cahaya
Ppt cahaya
 
Cahaya Tampak
Cahaya TampakCahaya Tampak
Cahaya Tampak
 
Cahaya tampak 12
Cahaya tampak 12Cahaya tampak 12
Cahaya tampak 12
 
Fisika gelombang cahaya
Fisika gelombang cahayaFisika gelombang cahaya
Fisika gelombang cahaya
 
Gelombang cahaya dan gelombang bunyi fisek 3
Gelombang cahaya dan gelombang bunyi fisek 3Gelombang cahaya dan gelombang bunyi fisek 3
Gelombang cahaya dan gelombang bunyi fisek 3
 
Cahaya
CahayaCahaya
Cahaya
 
Cahaya
Cahaya Cahaya
Cahaya
 
power point Alat optik
power point Alat optikpower point Alat optik
power point Alat optik
 
Persentasi Cahaya Dan Optik
Persentasi Cahaya Dan OptikPersentasi Cahaya Dan Optik
Persentasi Cahaya Dan Optik
 
Ppt hyperlink gelombang cahaya
Ppt hyperlink gelombang cahayaPpt hyperlink gelombang cahaya
Ppt hyperlink gelombang cahaya
 
Bab 3 cahaya KELAS XII
Bab 3 cahaya KELAS XII Bab 3 cahaya KELAS XII
Bab 3 cahaya KELAS XII
 
Alat Optik - Materi kelas 8
Alat Optik - Materi kelas 8Alat Optik - Materi kelas 8
Alat Optik - Materi kelas 8
 
Gelombang cahaya fisika unnes
Gelombang cahaya fisika unnesGelombang cahaya fisika unnes
Gelombang cahaya fisika unnes
 
Power Point Materi Gelombang Bunyi
Power Point Materi Gelombang Bunyi Power Point Materi Gelombang Bunyi
Power Point Materi Gelombang Bunyi
 
Il difficile "mestiere" dell'avvocato. Lawyers tough job.
Il difficile "mestiere" dell'avvocato. Lawyers tough job. Il difficile "mestiere" dell'avvocato. Lawyers tough job.
Il difficile "mestiere" dell'avvocato. Lawyers tough job.
 
Contoh pintu
Contoh pintuContoh pintu
Contoh pintu
 

Similar to Optika Gelombang Cahaya

Similar to Optika Gelombang Cahaya (20)

Sifat gelombang elektromagnetik
Sifat gelombang elektromagnetikSifat gelombang elektromagnetik
Sifat gelombang elektromagnetik
 
Tugas presentasi fisika(kelompok)
Tugas presentasi fisika(kelompok)Tugas presentasi fisika(kelompok)
Tugas presentasi fisika(kelompok)
 
Gelombang cahaya UNNES
Gelombang cahaya UNNESGelombang cahaya UNNES
Gelombang cahaya UNNES
 
Materi Gelombang Cahaya.pptx
Materi Gelombang Cahaya.pptxMateri Gelombang Cahaya.pptx
Materi Gelombang Cahaya.pptx
 
Pertemuan 3 optika fisi ss
Pertemuan 3 optika fisi ssPertemuan 3 optika fisi ss
Pertemuan 3 optika fisi ss
 
Sifat sifat cahaya
Sifat sifat cahayaSifat sifat cahaya
Sifat sifat cahaya
 
Bahan ajar fisika gel cahyaya
Bahan ajar fisika gel cahyayaBahan ajar fisika gel cahyaya
Bahan ajar fisika gel cahyaya
 
Optika Fisis
Optika Fisis Optika Fisis
Optika Fisis
 
Pw point physic
Pw point physicPw point physic
Pw point physic
 
interferensi dan difraksi
interferensi dan difraksiinterferensi dan difraksi
interferensi dan difraksi
 
Gelombang cahaya fisika sma
Gelombang cahaya fisika smaGelombang cahaya fisika sma
Gelombang cahaya fisika sma
 
Makalah 1
Makalah 1Makalah 1
Makalah 1
 
Optical instrumentation system
Optical instrumentation systemOptical instrumentation system
Optical instrumentation system
 
Gambaran Kasar Gelombang dan sifatnya.pptx
Gambaran Kasar Gelombang dan sifatnya.pptxGambaran Kasar Gelombang dan sifatnya.pptx
Gambaran Kasar Gelombang dan sifatnya.pptx
 
BAB 2.ppt
BAB 2.pptBAB 2.ppt
BAB 2.ppt
 
Elektrofisika i
Elektrofisika  iElektrofisika  i
Elektrofisika i
 
2.difraksi sinar x
2.difraksi sinar x2.difraksi sinar x
2.difraksi sinar x
 
Optik geometri
Optik geometriOptik geometri
Optik geometri
 
Optik geometri
Optik geometriOptik geometri
Optik geometri
 
Kelompok 6 optika fisis
Kelompok 6 optika fisisKelompok 6 optika fisis
Kelompok 6 optika fisis
 

More from prihase

Method Time Measurement
Method Time Measurement Method Time Measurement
Method Time Measurement prihase
 
Peringkat Kinerja Operator
Peringkat Kinerja OperatorPeringkat Kinerja Operator
Peringkat Kinerja Operatorprihase
 
NonParametrik
NonParametrikNonParametrik
NonParametrikprihase
 
2id08 kel5 shift2_worksampling
2id08 kel5 shift2_worksampling2id08 kel5 shift2_worksampling
2id08 kel5 shift2_worksamplingprihase
 
Statistika Korelasi dan Regresi
Statistika Korelasi dan RegresiStatistika Korelasi dan Regresi
Statistika Korelasi dan Regresiprihase
 
Pembangkit Listrik Tenaga Angin
Pembangkit Listrik Tenaga AnginPembangkit Listrik Tenaga Angin
Pembangkit Listrik Tenaga Anginprihase
 
Probabilitas
ProbabilitasProbabilitas
Probabilitasprihase
 
Analisis dan Pengukuran Kerja : Peta-Peta Kerja
Analisis dan Pengukuran Kerja : Peta-Peta KerjaAnalisis dan Pengukuran Kerja : Peta-Peta Kerja
Analisis dan Pengukuran Kerja : Peta-Peta Kerjaprihase
 
Fisika Induksi
Fisika InduksiFisika Induksi
Fisika Induksiprihase
 
Medan magnet
Medan magnetMedan magnet
Medan magnetprihase
 
Kesetimbangan Benda Tegar
Kesetimbangan Benda TegarKesetimbangan Benda Tegar
Kesetimbangan Benda Tegarprihase
 

More from prihase (12)

Anova
AnovaAnova
Anova
 
Method Time Measurement
Method Time Measurement Method Time Measurement
Method Time Measurement
 
Peringkat Kinerja Operator
Peringkat Kinerja OperatorPeringkat Kinerja Operator
Peringkat Kinerja Operator
 
NonParametrik
NonParametrikNonParametrik
NonParametrik
 
2id08 kel5 shift2_worksampling
2id08 kel5 shift2_worksampling2id08 kel5 shift2_worksampling
2id08 kel5 shift2_worksampling
 
Statistika Korelasi dan Regresi
Statistika Korelasi dan RegresiStatistika Korelasi dan Regresi
Statistika Korelasi dan Regresi
 
Pembangkit Listrik Tenaga Angin
Pembangkit Listrik Tenaga AnginPembangkit Listrik Tenaga Angin
Pembangkit Listrik Tenaga Angin
 
Probabilitas
ProbabilitasProbabilitas
Probabilitas
 
Analisis dan Pengukuran Kerja : Peta-Peta Kerja
Analisis dan Pengukuran Kerja : Peta-Peta KerjaAnalisis dan Pengukuran Kerja : Peta-Peta Kerja
Analisis dan Pengukuran Kerja : Peta-Peta Kerja
 
Fisika Induksi
Fisika InduksiFisika Induksi
Fisika Induksi
 
Medan magnet
Medan magnetMedan magnet
Medan magnet
 
Kesetimbangan Benda Tegar
Kesetimbangan Benda TegarKesetimbangan Benda Tegar
Kesetimbangan Benda Tegar
 

Optika Gelombang Cahaya

  • 1.
  • 2. 1ID10  Agusana (30413385)  Eko Septio Kurniawan (32413839)  Elsa Zahara Askia (32413882)  Ian Seta Ramadhan (34413165)  Indah Wulandari (34413373)  Luthfi Hadi Kurniawan (35413095)  M Nurhadi (36413054)  Prihase Kartika Sari (36413919)
  • 3. Pengertian Gelombang Optika Sifat-Sifat Cahaya Fakta Cahaya Soal Cahaya Prihase
  • 4. Penger tian GELOMBANG CAHAYA Prihase
  • 5. Definisi gelombang sendiri secara sederhana adalah getaran yang merambat. Dalam sebuah gelombang sudah pasti ada getaran. Namun getaran tidak selalu berarti gelombang. Prihase
  • 6. Dalam kajian ilmiah, cahaya digolongkan sebagai gelombang. Merupakan energi dengan bentuk gelombang elektromagnetik, kasat mata dan memiliki panjang gelombang yang berkisar di angka 380 sampai 750 nm. Sementara itu, khusus dalam kajian fisika, gelombang cahaya sendiri diartikan sebagai radiasi elektromagnetik yang kasat mata maupun tidak. Di sisi lain, cahaya diartikan sebagai paket partikel yang disebut foton. Kedua definisi ini tidak berlawanan tetapi menunjukkan sifat cahaya secara bersama. Sifat ini dikenal dengan nama “Dualisme Gelombang-Partikel”. Prihase
  • 7. Optika INTENSITAS FREKUENSI PANJANG GELOMBANG POLARISASI Prihase
  • 8. Studi mengenai cahaya dimulai dengan munculnya era optika klasik yang mempelajari besaran optik seperti:intensitas, frekuensi atau panjang gelombang, polarisasi dan fase cahaya. Sifat-sifat cahaya dan interaksinya terhadap sekitar dilakukan dengan pendekatan paraksial geometris seperti refleksi dan refraksi, dan pendekatan sifat optik fisisnya yaitu: interferensi, difraksi, dispersi, polarisasi. Masing-masing studi optika klasik ini disebut denganoptika geometris (en:geometrical optics) dan optika fisis (en:physical optics). Prihase
  • 9. Intensitas cahaya adalah besaran pokok fisika untuk mengukur daya yang dipancarkan oleh suatu sumber cahaya pada arah tertentu per satuan sudut. Satuan SI dari intensitas cahaya adalah Candela (Cd). Dalam bidang optika dan fotometri (fotografi), kemampuan mata manusia hanya sensitif dan dapat melihat cahaya dengan panjang gelombang tertentu (spektrum cahaya nampak) yang diukur dalam besaran pokok ini. Intensitas cahaya monokromatik pada panjang gelombang adalah: di mana intensitas cahaya dalam satuan Candela, intensitas radian dalam unit W/sr, fungsi intesitas standar. Intensitas cahaya total untuk semua panjang gelombang menjadi: Eko
  • 10. Frekuensi adalah ukuran jumlah putaran ulang per peristiwa dalam satuan waktu yang diberikan. Sistem Satuan Internasional, hasil perhitungan ini dinyatakan dalam satuan hertz (Hz) yaitu nama pakar fisika Jerman Heinrich Rudolf Hertz yang menemukan fenomena ini pertama kali. Frekuensi sebesar 1 Hz menyatakan peristiwa yang terjadi satu kali per detik. Secara alternatif, seseorang bisa mengukur waktu antara dua buah kejadian / peristiwa (dan menyebutnya sebagai periode), lalu memperhitungkan frekuensi ( f ) sebagai hasil kebalikan dari periode ( T), seperti nampak dari rumus di bawah ini : dengan f adalah frekuensi (hertz) dan T periode (sekon atau detik). Elsa
  • 11. Elsa
  • 12. Gambar panjang gelombang : keterangan : λ = Panjang gelombang (meter) V = Cepat rambat gelombang (m/s) T = Periode gelombang (sekon) f = Frekuensi gelombang (Hz) Rumus panjang gelombang : λ = V . T λ = Elsa
  • 13. Ian
  • 14. Adapun syaratnya adalah bahwa gelombang tersebut mempunyai arah osilasi tegak lurus terhadap bidang rambatannya. Gelombang bunyi, berbeda dengan gelombang cahaya, tidak dapat terpolarisasi sehingga dia bukan gelombang transversal. Suatu cahaya dikatakan terpolarisasi apabila cahaya itu bergerak merambat ke arah tertentu. Arah polarisasi gelombang ini dicirikan oleh arah vektor bidang medan listrik gelombang tersebut serta arah vektor bidang medan magnetnya. Ian Polarisasi dapat terjadi akibat beberapa hal, yaitu : 1) Absorpsi (penyerapan) selektif 2) Pemantulan dan Pembiasan 3) Hamburan 4) Pemutaran bidang polarisasi
  • 15. Sebagai gelombang transversal, cahaya dapat mengalami polarisasi. Polarisasi cahaya dapat disebabkan oleh empat cara, yaitu refleksi (pemantulan), absorbsi (penyerapan), pembiasan (refraksi) ganda dan hamburan. Ian
  • 16. 1. Polarisasi Refleksi 2. Polarisasi Absorsi Selektif 3. Polarisasi Pembiasan Benda Ian
  • 17. Sifat-Sifat Cahaya INTERFERENSI DIFRAKSI REFRAKSI REFLEKSI DISPERSI Prihase
  • 19. Interferensi gelombang dapat terjadi apabila : 1) Terdapat dua buah gelombang cahaya yang koheren (beda fasenya tetap) 2) Bertemu di satu titik Interferensi maksimum menghasilkan daerah terang, sedangkan Interferensi minimum menghasilkan daerah gelap. Pola ini dapat berulang membentuk pola gelap-terang yang bergantian. Dua gelombang datang bersama pada suatu tempat. Macam Interferensi a. Interferensi Konstruktif (saling menguatkan) b. Interferensi Destruktif (saling melemahkan) Syarat interferensi : Koheren (beda fase selalu tetap) Frekuensi sama Amplitudo hampir sama Prihase
  • 21.  Beda fase  Beda lintasan  Pita Terang “ kelipatan genap π “ “ kelipatan genap ½ λ “ n = 0, 1, 2, 3... Prihase
  • 22.  Beda fase  Beda lintasan  Pita Gelap “ kelipatan ganjil π “ “ kelipatan ganjil ½ λ “ n = 1, 2, 3... Prihase
  • 23.  Jarak antara pita gelap & terang berdekatan T2 G2 T1 G1 T0 Δy Δy Δy Δy Keterangan : L : jarak layar (m) λ : panjang gelombang (m) d : lebar celah (m) Prihase
  • 25. Prinsip Huygens-Fresnel : setiap titik dari muka-muka gelombang yang tidak terganggu, pada saat tertentu bertindak sebagai sumber muka-muka gelombang speris kedua (frekuensinya sama dengan sumber primer). Amplitudo medan optik (listrik/magnet) di suatu titik merupakan superposisi dari muka-muka gelombang. Jika panjang gelombang (λ) lebih besar dibandingkan dengan lebar celah (d), maka gelombang akan disebar keluar dengan sudut yang cukup besar. i Indah W
  • 26. DIFRAKSI FRESNEL DIFRAKSI FRAUNHOFER Jarak sumber ke celah dan celah ke layar dekat, tidak perlu sejajar, celah lebar dan tidak sempit Difraksi ini membahas tentang : 1. lubang bulat 2. celah persegi 3. penghalang berbentuk piringan 4. penghalang berbentuk lancip (tajam) Letak sumber cahaya dan layar jauh sekali dari celah. Berkas yang memasuki celah harus sejajar dan yang keluar dari celah harus sejajar Difraksi ini membahas tentang : 1. Celah tunggal (single slit) 2. Lubang bulat (circular aperture) 3. Dua celah sempit 4. Kisi (celah banyak) Jika sebuah difraksi fresnel ditempatkan lensa cembung pada sinar yang masuk dan sinar yang keluar dari celah maka sinar dianggap sejajar dan disebut sebagai difraksi faunhofer. Indah W
  • 30. Difraksi pada celah majemuk (kisi) a. Difraksi maksimum d sin  n n 1,2,3,... b. Difraksi minimum d  n  n      d jarak antara celah kisi (tetapan kisi) Jumlah goresan atau garis per cm orde 1 Dengan 1,2,3,... 1 2 sin (2 1)   N n N d Indah W
  • 32. Panjang gelombang akan bertambah atau berkurang dengan frekuensi yang sama, karena sifat gelombang cahaya yang transversal (bukan longitudinal). Pengetahuan ini yang membawa kepada penemuan lensa dan refracting telescope.Refraksi di era optik fisis dijabarkan sebagai fenomena perubahan arah rambat gelombang yang tidak saja tergantung pada perubahan kecepatan, tetapi juga terjadi karena faktor-faktor lain yang disebut difraksi dan dispersi. Luthfi Refraksi terbagi atas 3 jenis, diantaranya : • Refraksi ganda atau birefringence atau double refraction • Refraksi gradien • Refraksi negatif
  • 33. Refleksi (atau pemantulan) adalah perubahan arah rambat cahaya ke arah sisi (medium) asalnya, setelah menumbuk antarmuka dua medium. Refleksi pada era optik geometris dijabarkan dengan hukum refleksi yaitu: Sinar insiden, sinar refleksi dan sumbu normal antarmuka ada pada satu bidang yang sama Sudut yang dibentuk antara masing-masing sinar insiden dan sinar refleksi terhadap sumbu normal adalah sama besar. Jarak tempuh sinar insiden dan sinar refleksi bersifat reversible. Eko
  • 34. Refleksi spekular (en:specular reflection) dikenal pada era optika fisis sebagai refleksi yang terjadi pada antarmuka yang mengkilap yang merupakan sebab akibat dari hukum refleksi. Refleksi spekular mempunyai beberapa model antara lain model refleksi Phong dan Cook-Torance. Refleksi difusi (en:diffused reflection) adalah perubahan arah rambat gelombang cahaya yang terjadi setelah menumbuk antarmuka granular yang tidak rata dengan hamburan cahaya kembali ke arah sisi (medium) asalnya dengan banyak sudut pantul. Refleksi difusi adalah fungsi komplemen dari refleksi spekular, diperkenalkan pertama kali oleh Johann Heinrich Lambert melalui Photometria pada tahun 1760. Hasil studi pengamatan Lambert pada intensitas cahaya refleksi terhadap antarmuka yang kusam (en:matte), kemudian disebut hukum kosinus Lambert dengan reflektansi Lambert dan antarmuka Lambert. Contoh perbedaan antara refleksi difusi dengan refleksi spekular dapat ditemui pada warna cat yang kusam dan mengkilap. Cat kusam menampakkan sifat refleksi difusi, sedangkan cat kilap menonjolkan sifat refleksi spekular. Banyak obyek kasat mata dapat terlihat karena sifat refleksi difusi ini. Hamburan cahaya dari permukaan obyek tersebut yang menjadi mekanisme utama pengamatan fisis manusia[1][2] dan fotometri. Eko
  • 36. Dispersi cahaya terjadi karena setiap warna cayaha memiliki panjang gelombang yang berbeda sehingga sudut biasnya berbeda-beda. Cahaya putih terdiri dari gabungan beberapa warna, yaitu merah, hijau dan biru. Putih disebut warna polikromatik, yaitu warna cahaya yang masih bisa diuraikan lagi menjadi warna-warna dasar. Merah, hijau dan biru merupakan warna dasar atau warna monokromatik, yaitu warna cahaya yang tidak dapat diuraikan kembali. Agusana
  • 37. Pembiasan sinar bintang Karena cahaya bintang meranbat dari ruang hampa ke atmosfer yang kerapatannya berbeda-beda, maka cahaya tersebut dibiaskan mendekati garis normal, sehingga bintang yang kita lihat tidak tepat pada posisi aslinya. Agusana
  • 38. Kayu yang bengkok dan kolam yang dangkal. Bila kita memasukkan sebagian kayu kedalam air, maka kita melihat kayu membengkok. Dan bila kita perhatikan dasar kolam, kolam akan tampak lebih dangkal. Agusana
  • 39. Pelangi Pelangi adalah hasil dari pembiasan dan dispersi cahaya oleh titik-titik air yang ada di udara Agusana
  • 40. Fatamorgana Pada siang hari yang panas terik kita sering melihat bayangan air pada jalan. Hal ini disebabkan oleh cahaya matahari yang mengalami pemantulan sempurna karena perbedaan kerapatan udara diatas jalan. Di sana sepertinya ada air? Agusana
  • 42.  Gelombang cahaya dikelompokkan sebagai gelombang elektromagnetik. Mengapa?  Sebab mampu merambat meski tidak ada mediumnya.  Gelombang cahaya dikenal juga sebagai gelombang longitudinal. Mengapa?  Sebab memiliki arah getaran yang paralel atau searah dengan rambatan.  Gelombang cahaya juga dimasukkan ke dalam contoh gelombang transversal. Mengapa?  Sebab merupakan jenis gelombang yang memiliki arah getar dari setiap partikel dan tegak lurus bersama dengan arah perambatan gelombang itu sendiri. Prihase
  • 43.  Frekuensi suatu gelombang bunyi adalah 40 Hz. Jika cepat rambat gelombang bunyi di udara 320 m/s, tentukan panjang gelombang bunyi tersebut :  Pembahasan :  Diketahui : f = 40 Hz  V = 320 m/s  Ditanyakan : Panjang gelombang ( λ ) = ...... ?  Jawab :  λ = V/ f  = 320 / 40  = 8 meter. Elsa
  • 44. Seberkas sinar mempunyai panjang gelombang 9450 Å ditujukan tegak lurus pada sebuah kisi difraksi. Interferensi maksimum terjadi dengan membentuk sudut 30°. Banyak goresan pada kisi tersebut setiap cm adalah… Dik : 1 A = m Panjang gelombang (λ) = 9450 A = 9450 x m  = 30˚ Dit : d ? Jawab : d.sin = n.λ d(sin 30) = (1)(9450 x m) d(0,5) = (1)(9450 x m) d = d = 18900 m d = 18900 x cm Indah W