SlideShare a Scribd company logo
1 of 25
Hukum Newton Tentang Gerak 1 |
MAKALAH
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
AKKC 414
HUKUM NEWTON TENTANG GERAK
DOSEN PEMBIMBING
SUYIDNO, M.Pd
ASISTEN DOSEN
M. RAHMAD SYALEHIN
(A1C41O241)
DISUSUN OLEH:
Putri Diana Amrita (A1C412026)
Yulia Nor Annisa (A1C412030)
Nina Selvizia (A1C412042)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2012
Hukum Newton Tentang Gerak 2 |
HUKUM NEWTON TENTANG GERAK
Oleh : Putri Diana Amrita (A1C412026), Yulia Nor Annisa (A1C412030),
Nina Selvizia (A1C412042)
Abstrak
Percobaan Hukum Newton tentang gerak yang bertujuan menjelaskan
prinsip GLBB dan menentukan percepatan gerak benda berdasarkan Hukum
II Newton dengan metode memanfaatkan gerak trolly pada lintasan
mendatar maupun miring. Percepatan arah mendatar dan miring ditentukan
dalam persamaan Hukum II Newton a = diperoleh hasil yang sama
yaitu 1,87 m/s² dan a = diperoleh hasil (1,87 m/s², 1,52 m/s²,
1,02 m/s²). Nilai teoritis a = diperoleh a mendatar sebesar (1,87 m/s²,
1,52 m/s², 1,02 m/s²) dan a miring sebesar (0,89 m/s², 0,525 m/s², 0,157
m/s²). Perbedaan ini dipengaruhi faktor ketidaktelitian praktikan saat
menggunakan stopwatch, busur derajat dan neraca pegas dalam percobaan.
NEWTON'S LAW ON MOTION
By: Putri Diana Amrita (A1C412026), Yulia Nor Annisa (A1C412030),
Nina Selvizia (A1C412042)
Abstract
Newton's laws of motion experiments aimed at explaining the principle of
uniformly accelerated motion and the acceleration of the motion of objects
based on Newton's second law of motion utilizing methods trolly on the
track flat or tilted. Accelerating the horizontal direction and tilt defined in
equation Second Law Newton's a = obtained the same result,
namely 1.87 m / s ² and a = obtained the result (1.87 m / s ²,
1.52 m / s ², 1.02 m / s ²). The theoretical value of a = obtained a flat
amount (1.87 m / s ², 1.52 m / s ², 1.02 m / s ²) and a skewed amount (0.89 m
/ s ², 0.525 m / s ², 0.157 m / s ²). This difference is influenced by the
experimentalist inaccuracy when using the stopwatch, protractor and a
spring balance in the experiment.
Hukum Newton Tentang Gerak 3 |
I .PENDAHULUAN
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak terlepas dari ilmu fisika, dimulai
dari yang ada pada diri kita sendiri seperti gerak yang kita lakukan setiap
saat. Benda dikatakan bergerak apabila terjadi perubahan posisi benda
tersebut terhadap sebuah titik acuan, salah satu gerak lurus yang bekerja
pada benda adalah gerak lurus berubah beraturan (GLBB) yaitu gerak
dengan lintasan berupa garis lurus, dan kecepatannya selalu berubah secara
beraturan setiap waktu. GLBB yang diamati terdiri dari GLBB arah
mendatar dan GLBB arah miring. Untuk menjelaskan prinsip kerja GLBB,
maka yang harus diperhatikan adalah massa, jarak dan waktu pada benda
yang berpengaruh terhadap kecepatan dari gaya yang bekerja dengan sudut
kemiringan yang mempengaruhi GLBB arah miring. Sedangkan
menentukan percepatan yang terjadi pada benda diperoleh saat kecepatan
benda yang berubah secara beraturan untuk memahami metode yang
digunakan maka dilakukan percobaan untuk menjelaskan prisip GLBB dan
menentukan percepatan gerak benda.
Berdasarkan latar belakang diatas diambil rumusan masalah sebagai
berikut : “Bagaimanakah prinsip gerak lurus berubah beraturan dan
berapakah nilai percepatan benda dengan menggunakan hukum II newton?”
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah dapat menjelaskan prinsip gerak
lurus berubah beraturan dan menentukan percepatan gerak benda.
II. KAJIAN TEORI
Gerak lurus berubah beraturan didefinisikan sebagai gerak lintasan
suatu benda pada lintasan garis lurus dengan percepatan tetap, percepatan
tetap artinya baik besar maupun arahnya tetap. GLBB dipercepat adalah jika
benda selalu mengalami pertambahan kecepatan yang sama dalam selang
waktu sama. Sedangkan GLBB diperlambat adalah jika benda mengawali
gerakan dengan satu kecepatan tertentu dan selanjutnya selalu mengurangi
pengurangan kecepatan (Kanginan, 2007 : 68 & 69 )
Hukum Newton Tentang Gerak 4 |
Suatu benda yang kecepatannya dinaikkan atau diturunkan secara
beraturan terhadap waktu dan lintasan berupa garis lurus. Maka benda
tersebut telah melakukan GLBB yang merupakan gerak suatu benda pada
lintasan garis lurus yang percepatannya tetap. Percepatan tetap
menunjukkan bahwa besar dan arah yang sama.
(Nurachmadani, 2009 : 51)
Banyak situasi praktis terjadi ketika percepatan konstan atau mendekati
konstan, yaitu jika percepatan tidak berubah terhadap waktu. situasi ketika
percepatan konstan dan gerak melalui gerak lurus (GLBB). Dalam hal ini,
percepatan sesaat dan percepatan rata-rata sama.
(Sumarsono, 2008 : 41)
Gaya adalah suatu pengaruh pada sebuah benda yang
menyebabkan benda mengubah kecepatannya artinya dipercepat. Arah gaya
adalah arah percepatan yang disebabkannya, jika gaya itu adalah satu-
satunya gaya yang bekerja pada benda tersebut. Besarnya gaya adalah hasil
kali massa benda dengan besarnya percepatan yang dihasilkan gaya.
Definisi gaya ini sesuai dengan konsep intuitif tentang gaya sebagai suatu
dorongan atau tarikan. Secara eksperimen telah ditemukan bahwa jika dua
buah gaya atau lebih gaya yang bekerja pada benda yang sama. Percepatan
benda adalah sama seperti jika benda dikenai gaya tunggal yang sama
dengan penjumlahan vector gaya-gaya itu sendiri. Artinya, gaya-gaya
dijumlahkan sebagai vektor-vektor.
(Tipler, 1998 : 91)
Fenomena gerak benda karena pengaruh gaya sangat sesuai dengan hukum
II newton yang dirumuskan :
= = =
Hukum Newton Tentang Gerak 5 |
Gambar 2. Gerak pada bidang miring
Dengan : = massa balok dan = percepatan benda
Gambar 1. Gerak pada bidang datar
Sebuah trolly bermassa m berada diatas papan lurus digerakkan
oleh beban seperti gambar 1.
Jika gaya gesekan pada trolly dan benang diabaikan maka berlaku :
Hukum Newton Tentang Gerak 6 |
Jika trolly pada bidang miring yang membentuk sudut α terhadap bidang
datar (gambar 2). Dengan mengabaikan gaya gesekan pada trolly dan
benang untuk gerak miring keatas, maka berlaku :
Karena trolly tersebut bergerak dengan percepatan a jika jarak yang
ditempuh dan waktunya diukur akan berlaku :
Percepatan secara teoritis dapat ditentukan dengan pesamaan :
( Tim dosen Fisika Dasar FKIP UNLAM, 2011 : 17 )
Newton mengemas hasil percobaan dalam sebuah pernyataan singkat yang
dikenal dengan hukum kedua newton tentang gerak . Bunyinya “Jika suatu
gaya luar total bekerja pada sebuah benda, maka benda akan mengalami
percepatan, arah percepatan tersebut sama dengan arah gaya total, vektor
gaya total sama dengan massa benda dikalikan dengan percepatan benda.
(Sears & Zemansky, 1998 :101 )
Dalam persamaan ini F adalah jumlah (vektor) semua gaya yang bekerja
pada benda, adalah massa benda dan adalah (vector) percepatannya.
Jika persamaan tersebut ditulis dalam bentuk , tampak jelas
Hukum Newton Tentang Gerak 7 |
bahwa percepatan benda berbanding lurus degan resultan gaya yang bekerja
padanya dan arahya sejajar dengan arah gaya tersebut. Juga tampak bahwa
untuk suatu gaya tertentu, percepatan benda berbanding terbalik dengan
massa benda.
Perhatikan bahwa hukum gerak pertama tercakup dalam hukum kedua
sebagai hal khusus, yaitu = 0 maka = 0, dengan perkataan lain jika
resultan gaya yang bekerja pada benda sama dengan nol, maka
percepatannya juga sama dengan nol. Jadi bila tidak ada gaya yang bekerja
pada benda, benda akan bergerak dengan kecepatan konstan atau diam. Ini
tidak lain daripada pernyataan hukum gerak yang pertama.
(Resnick,1998 : 113)
Setiap gaya F adalah vektor yang memiliki besar dan arah. Persamaan F=
m.a merupakan persamaan vektor yang berlaku pada semua kerangka acuan
inersia. Persamaan ini dapat dituliskan dalam bentuk komponen pada
koordinat persegi panjang sebagai berikut :
Σ Fx = max ΣFy = may
Jika gerak tersebut sepanjang 1 garis (satu dimensi), kita bisa
menghilangkan indeks-indeks dan hanya menuliskan ΣF = ma dalam satuan
SI, dengan massa dalam kilogram, satuan gaya disebut newton (N). Dengan
demikian, satu newton adalah gaya yang diperlukan untuk memberikan
percepatan sebesar 1m
/s² kepada 1kg, berarti 1 newton : 1 kg m
/s².
Dalam satuan cgs, satuan massa adalah gram, sbagaimana telah di bahas.
Satuan gaya adalah dyne yang didefinsikan sbagai gaya total yang
diperlukan untuk memberi percepatan sebesar 1cm
/s² kepada massa 1 g.
Dengan demikian 1 dyne = 1 g cm
/s². Dengan mudah dapat ditunjukkan
bahwa 1 dyne = 10-5
N.
( Giancoli, 1998 : 95 )
Hukum Newton Tentang Gerak 8 |
III. METODE PERCOBAAN
A. Alat dan Bahan :
Rel optik 2 buah
Penyambung rel 1 buah
Trolly 1 buah
Neraca pegas 1 buah
Benang nilon secukupnya
Katrol 1 buah
Beban 1 buah
Busur derajat 1 buah
Stopwatch digital 1 buah
B. Rumusan Hipotesis :
a. Arah mendatar
Jika jarak diperbesar maka akan menyebabkan waktu yang ditempuh oleh
trolly akan semakin besar sehingga percepatan semakin kecil.
b. Arah miring
Jika sudut kemiringan (α ) diperbesar maka waktu yang diperlukan besar
sehingga percepatan benda akan kecil.
C. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel :
a. Arah mendatar
1. Variabel manipulasi : Jarak lintasan
DOV : mengubah jarak lintasan trolly selama
percobaan sejauh 75 cm,65 cm,55 cm.
2. Variabel konstan : massa trolly (m₁) dan beban
(m₂ )
DOV : menggunakan massa trolly (m₁) dan beban (m₂)
yang tetap selama percobaan yaitu m₁ sebesar
85 gram dan m₂ sebesar 20 gram.
Hukum Newton Tentang Gerak 9 |
3. Variabel respon : waktu
DOV : mencatat waktu yang diperlukan trolly untuk
meluncur atau menempuh jarak lintasan
dengan menggunakan stopwatch digital dalam
satuan sekon
Arah miring
1. Variabel manipulasi : Sudut kemiringan α
DOV : menggunakan sudut kemiringan α yang berbeda
selama percobaan yaitu sebesar 10⁰, 20⁰, 25⁰.
2 Variabel kontrol : massa trolly (m₁), massa beban (m₂) dan jarak
lintasan (s)
DOV : menggunakan m₁, m₂, s yang tetap yaitu 85 gram,
50 gram dan 75 cm.
3Variabel respon : waktu
DOV : mencatat waktu yang diperlukan trolly untuk
menempuh jarak lintasan dengan menggunakan
stopwatch digital dalam satuan sekon.
D. Langkah percobaan :
a. Arah mendatar
1. Menimbang trolly (m₁) kemudian merangkai alat seperti gambar.
2. Member beban (m₂) hingga trolly dapat berjalan pelan dipercepat.
3. Menetapkan jarak lintasan pada papan seluncuran (cukup panjang).
4. Melepaskan trolly dan secara serentak mengukur waktu rempuh
melintasi jarak yang telah ditetapkan tersebut.
5. Mengulangi langkah (3) sampai (5) dengan jarak lintaan yang
berbeda (minimal 3kali).
Hukum Newton Tentang Gerak 10 |
b. Arah miring
1. Menimbang trolly (m₁), kemudian merangkai alat seperti gambar.
2. Memiringkan lintasan dengan sudut kemiringan α baik untuk arah
gerak miring keatas.
3. Memberi beban (m₂) hingga trolly dapat bejalan pelan dipercepat.
4. Menetapkan jarak lintasan pada papan seluncuran.
5. Melepaskan trolly dan secara serentak mengukur waktu tempuh
saat melintasi jarak yang telah ditetapkan tersebut.
6. Mengulangi langkah (4) dan (6) dengan sudut kemiringan α yang
berbeda (minimal 3 kali).
IV HASIL DAN PENGAMATAN
Adapun data yang diperoleh dari percobaan yaitu :
Tabel 1. Hasil Percobaan Pada bidang Mendatar
Percobaan
ke-
(m₁ ± 2,5) g (m₂ ± 2,5) g (s ± 0.05) cm
(t ± 0,01 )
s
1 85.0 20,0 75,00 2,27
2 85,0 20,0 65,00 2,05
3 85,0 20,0 55,00 1,68
Hukum Newton Tentang Gerak 11 |
Tabel 2. Hasil Percobaan Pada Bidang Miring
Perc
ke-
(α ± 0,5 ) ⁰
(m₁ ± 2,5)
gram
(m₂ ± 2,5)
gram
(s ± 0.05)
cm
(t ± 0,01 )
sekon
1 10,0 85,0 50,0 75,00 1,30
2 20,0 85,0 50,0 75,00 1,69
3 25,0 85,0 50,0 75,00 3,09
1. Percobaan bidang datar
Dari data yang diperoleh berikut nilai percepatan masing masing pada
bidang datar adalah :
Tabel 3. Hasil Percepatan Pada Bidang Mendatar
No.
a = (m/s²) a = (m/s²)
1 1,87 0,29
2 1,87 0,31
3 1,87 0,38
Nilai percepatan gerak benda pada bidang datar diperoleh dengan
melakukan langkah langkah kegiatan antara lain : pertama,praktikan
menimbang massa trolly(m1) dan massa beban (m2) menggunakan neraca
pegas.dari pengukuran tersebut diperoleh massa trolly sebesar (85,0±2,5)
gram dan massa beban (20,0±2,5) gram kemudian merangkai alat seperti
pada gambar arah mendatar yaitu dengan memasang katrol di ujung rel
optik kemudian meletakkan trolly diatas rel optik lalu memberi beban
sebesar (20,0 ±2,5) gram dengan cara diikat dengan benang nilon
yangbtelah terikat pada trolly agar trolly dapat bergerak pelat
dipercepat.setelah itu melepaskan trolly dan menghitung waktu tempuh
Hukum Newton Tentang Gerak 12 |
trolly dengan menggunakan stopwatch digital melintasi jarak (s) yang telah
ditentukan yaitu (75,00±0,05)cm ,(65,00±0,05) cm dan (55,00± 0,05) cm.
dan waktu tempuh yang diperoleh pada 3 kali percobaan adalah (2,27±0,01)
s, (2,05 ± 0,01) s dan (1,68 ± 0,01) s.
Setelah melakukan kegiatan tersebut,dapat dilakukan perhitungan untuk
percepatan gerak trolly dengan menggunakan persamaan a =
(hukum II newton ) dan secara teoritis ditentukan dengan persamaan a =
(prinsip GLBB).
Dari tabel diatas,hasil pecobaan nilai percepatan (a) pada bidang datar
diperoleh dari persamaan a = merupakan hukum II newton ) dimana
nilai percepatan berbanding lurus dengan massa beban dan pecepatan
gravitasi bumi serta berbanding terbalik dengan massa total benda.
Kemudian secara teoritis percepatan diperoleh dari persamaan prinsip
GLBB a = dari persamaan ini diketahui bahwa besar percepatan
berbanding lurus dengan 2 kali jarak tempuh dan berbanding terbalik
dengan kuadrat waktu tempuhnya.
Dari tabel diatas terlihat bahwa nilai percepatan hasil percobaan a1 =
dengan percepatan secara teoritis dengan persamaan a =
menunjukkan pebedaan nilai.pada percobaan 1 nilai percepatan yang
diperoleh dari percobaan adalah 1,87 m/s².Sedangkan percepatan secara
teoritis adalah 0,29 m/s² sehingga terdapat selisih antara hasil percobaan
dengan teori yaitu 1,6 m/s².pada percobaan 2 hasil percepatan percobaan
adalah1,87 m/s², Sedangkan percepatan teoritis sebesar 0,31 m/s².sehingga
juga terdapat selisih sebesar 1,58 m/s² dan pada percobaan 3 hasil
percepatan yang diperoleh adalah1,87 m/s² sedangkan percepatan yang
diperoleh secara teoritis adalah 0,38 m/s² sehingga selisih kedua percepatan
tersebut adalah 1,51 m/s².
Hukum Newton Tentang Gerak 13 |
Perbedaan hasil atau selisih ini terjadi karena berbagai faktor diantaranya
ketidaktepatan dalam membaca skala pada neraca pegas saat mengukur
massa trolly dan beban,praktikan juga kurang teliti saat pengkalibrasian alat
ukur, pengaruh massa tali yang diabaikan,ketidaktelitian mengukur waktu
yaitu saat menekan tombol start dan stop pada stopwatch digital ketika
trollt diluncurkan serta gaya gesekan antara ban trolly terhadap rel optik
diabaikan (dianggap licin).
2. Pada bidang miring
Dari data yang diperoleh berikut nilai percepatan masing masing pada
bidang datar adalah :
Tabel 4. Percepatan Pada Bidang Miring
No. a = (m/s²) a = (m/s²)
1 1,87 0,890
2 1,52 0,525
3 1,02 0,157
Nilai percepatan gerak benda pada bidang miring diperoleh dengan
melakukan langkah langkah berikut.pertama praktikan mengukur massa
trolly(m1) dan massa beban (m2) menggunakan neraca pegas dan diperoleh
massa trolly sebesar (85,0± 2,5) gram dan massa beban (50,0± 2,5)
gram,kedua merangkai alat seperti pada percobaan bidang datar namun rel
optik dibuat miring dengan sudut kemiringan tertentu. perbedaan kegiatan
pada percobaan bidang miring dengan bidang datar hanyalah dalam hal
memanipulasi variabel.pada percobaan ini yang menjadi variabel manipulasi
adalah sudut kemiringan yaitu menggunakan (10,0±0,5)o
,(20,0± 0,5)o
dan
(25,0± 0,5)o
. sedangkan jarak lintasan berperan sebagai variabel kontrol.pada
percobaan panjang lintasan yang digunakan adalah (75,00 ± 0,05)cm.
Hukum Newton Tentang Gerak 14 |
Percepatan gerak benda pada bidang miring ditentukan menggunakan dua
persamaan yaitu hasil percobaan ditentukan melalui persamaan hukum II
newton a = dan percepatan secara teorotis diperoleh dari
persamaan prinsip GLBB a = Pada persamaan pertama dipengaruhi oleh
massa trolly (m1) dan massa beban (m2) dengan sudut simpangan (α) yang
berbeda pada setiap kegiatan sedangkan persamaan kedua (teori)
dipengaruhi besarnya jarak pada lintasan trolly yang dilepaskan hingga
menyentuh ujung katrol bersamaan dengan itu waktu tempuh saat benda
dihitung menggunakan stopwatch digital.
Percepatan benda akan semakin kecil jika sudut simpangan yang
digunakann semakin besar karena semakin tajam kemiringan lintasan
semakin lambat benda akan sampai dan berhenti pada waktu tempuh dalam
pergerakan trolly.
Dari hasil perhitungan percepatan dengan menggunakan persamaan
Hukum II Newton a = berbeda dengan percepatan yang
dhitung secara teoritis a = pada percobaan 1 hasil percepatan yang
diperoleh adalah 1,87 m/s² , sedangkan percepatan secara teoritis adalah
0,890 m/s². sehingga selisih hasil antara percepatan percobaan dengan
percepatan secara teoritis adalah sebesar 0,98 m/s2
,pada percobaan 2
percepatan yang diperoleh dari percobaan adalah 1,52 m/s², sedangkan
percepatan secara teoritis adalah 0,525m/s² dari kedua percepatan yang
berbeda tersebut terdapat selisih sebesar 0,995 m/s² dan pada percobaan 3
hasil percepatan yang diperoleh adalah 1,02 m/s² sedangkan secara teori
nilai percepatannya adalah 0,157 m/s² dan didapat selisih keduanya sebesar
0,863 m/s²
Perbedaan ini terjadi karena beberapa faktor diantaranya ketidaktelitian
saat mengukur waktu tempuh dengan menggunakan stopwatch, selain itu
karena keterbatasan alat ukur sehingga mengalami kesulitan saat mengukur
kemiringan ( ) yang dapat mempengaruhi hasil percepatan yang
Hukum Newton Tentang Gerak 15 |
dihitung,faktor lain yang ikut menyebabkan kekeliruan dalam perhitungan
percepatan adalah karena massa tali pada katrol diabaikan serta gaya
gesekan antara trolly dan rel juga diabaikan.
V PENUTUP
a. Kesimpulan
1. Percepatan yang dihasilkan berdasarkan prinsip gerak lurus berubah
beraturan dapat ditentukan dengan persamaan : a = 2s/t2
dimana nilai
percepatan berbanding lurus dengan dua kali jarak tempuh dan berbanding
terbalik dengan kuadrat waktu tempuhnya. sehingga diperoleh percepatan
pada dua kondisi yaitu pada bidang datar dan pada bidang miring.
 Pada bidang datar percepatan yang dihasilkan pada 3 kali percobaan
yaitu 0,29 m/s² , 0,31 m/s² dan 0,38 m/s²
 Pada bidang miring percepatan yang dihasilkan pada 3 kali percobaan
yaitu 0,890 m/s² ,0,525 m/s² dan 0,157 m/s².
2. Percepatan yang dihasilkan berdasarkan Hukum II Newton ditentukan
dengan persamaan a = untuk percepatan pada bidang datar,dimana
percepatan berbanding lurus dengan massa beban dan percepatan gravitasi
dan berbanding terbalik dengan massa total yang bekerja,dan hasil
percepatan berdasarkan persamaan tersebut pada tiga kali percobaan bernilai
sama yaitu 1,87 m/s² kemudian dengan persamaan a = untuk
menentukan percepatan bidang miring, berdasarkan persamaan tersebut
diperoleh percepatan bidang miring pada tiga kali percobaan sebesar 1,87
m/s², 1,52 m/s² dan 1,02 m/s² dimana percepatan berbanding terbalik dengan
sudut kemiringan, semakin besar sudut kemiringan maka semakin kecil
percepatannya.
Hukum Newton Tentang Gerak 16 |
b. Saran
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam percobaan ini adalah :
1. Ketelitian saat menggunakan neraca pegas untuk menentukan massa
beban dan trolly.
2. Ketelitian saat menggunakan stopwatch untuk menghitung waktu
tempuh benda saat bergerak.
3. Ketelitian saat menggunakan neraca busur saat menentukan simpangan
sudut pada percobaan arah miring.
DAFTAR PUSTAKA
Giancoli,douglas C. 1998. Fisika Edisi Kelima Jilid I. Jakarta : Erlangga.
Kanginan,marthen. 2007. Fisika untuk SMA kelas X. Jakarta
Erlangga.Nurrachmandani, Setya. 2009. Fisika untuk SMA/MA kelas X.
Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional .
Resnick, Halliday. 1998. Fisika Jilid I Edisi ke 3. Jakarta : Erlangga.
Sears & Zemansky. 1998. Fisika Universitas edisi kesepuluh Jilid I. Jakarta
: Erlangga.
Sumarsono. Joko. 2008. Fisika untuk SMA/MA kelas X. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Tim Dosen Fisika FKIP UNLAM. 2012. Modul Praktikum FIsika Dasar I.
Banjarmasin: FKIP UNLAM.
Tippler. 1998. Fisika untuk sains dan teknik. Jakarta : Erlangga.
Hukum Newton Tentang Gerak 17 |
LAMPIRAN
PERHITUNGAN PADA PERCOBAAN BIDANG MENDATAR
1. Perhitungan dengan persamaan hukum II newton(hasil percobaan)
a =
=
= 1,87 m
/s².
2. Perhitungan dengan persamaan secara teoritis(GLBB)
a. a =
=
=
= 0,29 m
/s².
b. a =
=
=
= 0,31 m
/s².
c. a =
=
=
Hukum Newton Tentang Gerak 18 |
= 0,38 m
/s².
PERHITUNGAN PERCOBAAN PADA BIDANG MIRING
1. Perhitungan dengan persamaan hukum II newton(hasil percobaan)
a. a =
=
=
= 1,87 m
/s².
b. a =
=
=
= 1,52 m
/s².
c. a =
=
=
= 1,02 m
/s².
Hukum Newton Tentang Gerak 19 |
2. Perhitungan dengan persamaan secara teoritis
a. a =
=
=
= 0,89 m
/s².
b. a =
=
=
= 0,525 m
/s².
c. a =
=
=
= 0,157 m
/s².
Hukum Newton Tentang Gerak 20 |
DISKUSI
1. Pada percobaan pada bidang datar, bandingkan hasil data pengukuran
percepatan gerak benda ( pers 3) dengan ( pers 6 ) !
2. Pada percobaan pada bidang miring, bandingkan hasil data pengukuran
percepatan gerak benda ( pers 4) dengan teori ( pers 6) !
3. Besar manakah percepatan benda pada bidang datar dengan bidang
miring?
4. Dua buah benda masing-masing massa diberikan gaya yang sama.
Apabila benda pertama bergerak melalui bidang datar dan benda kedua
melalui bidang miring ke atas. Manakah percepatannya lebih besar,
jelaskan?
5. Sebuah gaya yang dikerjakan pada sebuah benda bermassa
menghasilkan percepatan 2 m/s2
. Gaya yang sama ketika dikerjakan pada
sebuah benda bermassa menghasilkan percepatan sebesar 4 m/s2
. (a)
berapakah nilai perbandingan antara antara dan ( ? (b)
Berapakah percepatan yang dihasilkan jika dan digabung
?
JAWABAN
1.
No. a = (m/s²) a = (m/s²)
1 1,87 0,29
2 1,87 0,31
3 1,87 0,38
Pada percobaan I ( bidang datar ) dengan persamaan (3) a = di
peroleh hasil percepatan yang sama pada ketiga percobaan yaitu sebesar
1,87 m/s² sedangkan melalui persamaaan (6) a = dan secara teoritisnya
Hukum Newton Tentang Gerak 21 |
diperoleh hasil sebesar 0,29 m/s2
, 0,31 m/s2
, dan 0,38 m/s2
. Besar
percepatan yang dihasilkan dari percobaan belum menunjukkan hasil yang
sama dengan teoritisnya, Hal tersebut terjadi karena beberapa factor seperti
kurang memperhatikan kalibrasi alat ukur, kekurangtelitian dalam membaca
skala alat ukur yang digunakan (neraca pegas),serta ketidaktepatan ketika
menekan tombol start atau stop saat trolly diluncurkan.hal lain yang juga
mempengaruhi hasil percepatan ini adalah massa tali yang digunakan untuk
menghibungkan trolly dengan beban diabaikan serta gaya gesekan antara
ban trolly terhadap rel oprik diabaikan(dianggap licin).
2.
No. a = (m/s²) a = (m/s²)
1 1,87 0,890
2 1,52 0,525
3 1,02 0,157
Pada percobaan II ( bidang miring ) dengan menggunakan persamaan (4)
yaitu a = diketahui bahwa Kemiringan sudut berpengaruh
terhadap besar kecilnya nilai percepatan , semakin besar nilai kemiringan
sudut maka semakin lambat juga percepatannya begitu pula sebaliknya
menurut persamaan tersebut diperoleh nilai percepatan berturut-turut
sebesar 1,87 m/s², 1,52 m/s²,dan 1,02 m/s², sedangkan menurut teori
berdasarkan persamaan a = besar percepatannya adalah 0,89 m/s², 0,525
m/s², dan 0,157 m/s². Terdapat selisih antara nilai percepatan hasil
percobaan dengan teori untuk ketiganya berturut-turut sebesar 0,980 m/s2
,0,995 m/s2
dan 0,863 m/s2
. Perbedaan nilai percepatan tersebut disebabkan
oleh beberapa faktor yaitu kekurangtelitian dalam mengukur kemiringan
sudut, ketidaktepatan dalam menekan stopwatch saat balok diluncurkan,
kekurangtelitian dalam pembacaaan skala alat ukur yang digunakan, serta
karena saat pengukuran massa tali dan gaya gesekan diabaikan.
Hukum Newton Tentang Gerak 22 |
3. Percepatan benda pada bidang datar lebih besar dibanding dengan bidang
miring, dengan syarat bidang miring yang digunakan adalah bidang miring
ke atas.
4. Percepatan pada benda I ( bidang datar ) lebih besar daripada percepatan
pada benda II ( bidang miring ). Hal tersebut dapat dibuktikan melalui
persamaan F = , Jika gaya gesekan roda trolly dan benang diabaikan
maka akan berlaku :
atau
…………………………………(3)
Karena pada soal disebutkan bahwa besar F pada bidang datar dan bidang
miring adalah sama maka nilai tidak terlalu berpengaruh. Pada bidang
miring ke atas, jika gaya gesekan roda trolly dan benang diabaikan maka
akan berlaku persamaan :
atau
………………….(4)
Pada kedua persamaan terlihat bahwa nilai percepatan persamaan I
(benda datar) akan memperoleh hasil yang lebih besar dibandingkan dengan
persamaan II (benda miring). Hal tersebut disebabkan karena pada bidang
datar hanya dipengaruhi oleh gaya dan massa benda sedangkan pada bidang
miring terlihat bahwa nilai percepatan (a) tidak hanya dipengaruhi oleh gaya
dan massa benda namun dipengaruhi juga oleh kemiringan sudut, karena
pada persamaaan II nilai F = dikurangkan oleh kemiringan sudut dan
gravitasi sehingga nilai yang diperoleh pun akan jauh lebih kecil
dibandingkan dengan percobaan I.
5. Diketahui
= =
Hukum Newton Tentang Gerak 23 |
2 m/s2
4 m/s2
Ditanya : a) Berapakah nilai perbandingan antara dan
( ?
b) Berapakah percepatan yang dihasilkan jika dan
digabung ?
Jawab :
a) Nilai perbandingan antara dan (
=
=
=
= 2.
=
percepatan yang dihasilkan jika dan digabung ?
=
=
=
2.2 = (1(2+1))
4 = 3
= m/s2
Hukum Newton Tentang Gerak 24 |
FOTO-FOTO SAAT PERCOBAAN BERLANGSUNG
Hukum Newton Tentang Gerak 25 |
ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN DALAM PERCOBAAN

More Related Content

What's hot

Momentum dan impuls
Momentum dan impulsMomentum dan impuls
Momentum dan impulsRamipratama
 
Lapres Akustik & Getaran [Geteran Teredam]
Lapres Akustik & Getaran [Geteran Teredam]Lapres Akustik & Getaran [Geteran Teredam]
Lapres Akustik & Getaran [Geteran Teredam]Dionisius Kristanto
 
Jurnal fisika konstanta pegas
Jurnal fisika konstanta pegasJurnal fisika konstanta pegas
Jurnal fisika konstanta pegasDedew Wijayanti
 
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)Laporan fisika dasar (pesawat atwood)
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)Rezki Amaliah
 
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)Erliana Amalia Diandra
 
Dinamika rotasi dan kesetimbangan benda tegar
Dinamika rotasi dan kesetimbangan benda tegarDinamika rotasi dan kesetimbangan benda tegar
Dinamika rotasi dan kesetimbangan benda tegarSuta Pinatih
 
Laporan fisika dasar (gaya gesekan)
Laporan fisika dasar (gaya gesekan)Laporan fisika dasar (gaya gesekan)
Laporan fisika dasar (gaya gesekan)Rezki Amaliah
 
Laporan fisika dasar_ii_gelombang_stasio
Laporan fisika dasar_ii_gelombang_stasioLaporan fisika dasar_ii_gelombang_stasio
Laporan fisika dasar_ii_gelombang_stasioTifa Fauziah
 
Ppt gerak parabola dan gerak melingkar
Ppt gerak parabola dan gerak melingkarPpt gerak parabola dan gerak melingkar
Ppt gerak parabola dan gerak melingkarAjeng Rizki Rahmawati
 
KESETIMBANGAN BENDA TEGAR
KESETIMBANGAN BENDA TEGARKESETIMBANGAN BENDA TEGAR
KESETIMBANGAN BENDA TEGARNesha Mutiara
 
Makalah osilator harmonik
Makalah osilator harmonikMakalah osilator harmonik
Makalah osilator harmonikbestricabebest
 
Laporan praktikum fisika Hukum Hooke
Laporan praktikum fisika Hukum HookeLaporan praktikum fisika Hukum Hooke
Laporan praktikum fisika Hukum HookeYunan Malifah
 
Ppt usaha dan energi sma
Ppt usaha dan energi smaPpt usaha dan energi sma
Ppt usaha dan energi smaririsarum
 
Percobaan gerak lurus beraturan
Percobaan gerak lurus beraturanPercobaan gerak lurus beraturan
Percobaan gerak lurus beraturanKLOTILDAJENIRITA
 
Laporan Praktikum Fisika Hukum Hooke
Laporan Praktikum Fisika Hukum HookeLaporan Praktikum Fisika Hukum Hooke
Laporan Praktikum Fisika Hukum Hookerendrafauzi
 
Gerak lurus dengan kecepatan konstan dan percepatan konstan
Gerak lurus dengan kecepatan konstan dan percepatan konstanGerak lurus dengan kecepatan konstan dan percepatan konstan
Gerak lurus dengan kecepatan konstan dan percepatan konstanBisdev Oeykarisma
 
Percobaan gerak jatuh bebas
Percobaan gerak jatuh bebasPercobaan gerak jatuh bebas
Percobaan gerak jatuh bebasKLOTILDAJENIRITA
 
Laporan fisika (bandul)
Laporan fisika (bandul)Laporan fisika (bandul)
Laporan fisika (bandul)Rezki Amaliah
 

What's hot (20)

Momentum dan impuls
Momentum dan impulsMomentum dan impuls
Momentum dan impuls
 
Peluruhan alfa
Peluruhan alfaPeluruhan alfa
Peluruhan alfa
 
Lapres Akustik & Getaran [Geteran Teredam]
Lapres Akustik & Getaran [Geteran Teredam]Lapres Akustik & Getaran [Geteran Teredam]
Lapres Akustik & Getaran [Geteran Teredam]
 
Jurnal fisika konstanta pegas
Jurnal fisika konstanta pegasJurnal fisika konstanta pegas
Jurnal fisika konstanta pegas
 
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)Laporan fisika dasar (pesawat atwood)
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)
 
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)
 
Dinamika rotasi dan kesetimbangan benda tegar
Dinamika rotasi dan kesetimbangan benda tegarDinamika rotasi dan kesetimbangan benda tegar
Dinamika rotasi dan kesetimbangan benda tegar
 
Laporan fisika dasar (gaya gesekan)
Laporan fisika dasar (gaya gesekan)Laporan fisika dasar (gaya gesekan)
Laporan fisika dasar (gaya gesekan)
 
Laporan fisika dasar_ii_gelombang_stasio
Laporan fisika dasar_ii_gelombang_stasioLaporan fisika dasar_ii_gelombang_stasio
Laporan fisika dasar_ii_gelombang_stasio
 
Ppt gerak parabola dan gerak melingkar
Ppt gerak parabola dan gerak melingkarPpt gerak parabola dan gerak melingkar
Ppt gerak parabola dan gerak melingkar
 
KESETIMBANGAN BENDA TEGAR
KESETIMBANGAN BENDA TEGARKESETIMBANGAN BENDA TEGAR
KESETIMBANGAN BENDA TEGAR
 
Makalah osilator harmonik
Makalah osilator harmonikMakalah osilator harmonik
Makalah osilator harmonik
 
Laporan praktikum fisika Hukum Hooke
Laporan praktikum fisika Hukum HookeLaporan praktikum fisika Hukum Hooke
Laporan praktikum fisika Hukum Hooke
 
Massa jenis zat cair
Massa jenis zat cairMassa jenis zat cair
Massa jenis zat cair
 
Ppt usaha dan energi sma
Ppt usaha dan energi smaPpt usaha dan energi sma
Ppt usaha dan energi sma
 
Percobaan gerak lurus beraturan
Percobaan gerak lurus beraturanPercobaan gerak lurus beraturan
Percobaan gerak lurus beraturan
 
Laporan Praktikum Fisika Hukum Hooke
Laporan Praktikum Fisika Hukum HookeLaporan Praktikum Fisika Hukum Hooke
Laporan Praktikum Fisika Hukum Hooke
 
Gerak lurus dengan kecepatan konstan dan percepatan konstan
Gerak lurus dengan kecepatan konstan dan percepatan konstanGerak lurus dengan kecepatan konstan dan percepatan konstan
Gerak lurus dengan kecepatan konstan dan percepatan konstan
 
Percobaan gerak jatuh bebas
Percobaan gerak jatuh bebasPercobaan gerak jatuh bebas
Percobaan gerak jatuh bebas
 
Laporan fisika (bandul)
Laporan fisika (bandul)Laporan fisika (bandul)
Laporan fisika (bandul)
 

Viewers also liked

6. lks kd 3.4; 4.1; 4.4 hk.newton (karlina 1308233) final
6. lks kd 3.4; 4.1; 4.4 hk.newton (karlina 1308233) final6. lks kd 3.4; 4.1; 4.4 hk.newton (karlina 1308233) final
6. lks kd 3.4; 4.1; 4.4 hk.newton (karlina 1308233) finaleli priyatna laidan
 
Laporan fisika dasar gesekan pada bidang miring
Laporan fisika dasar gesekan pada bidang miringLaporan fisika dasar gesekan pada bidang miring
Laporan fisika dasar gesekan pada bidang miringNurul Hanifah
 
Hukum Newton : Perc. pada sistem katrol tunggal
Hukum Newton : Perc. pada sistem katrol tunggalHukum Newton : Perc. pada sistem katrol tunggal
Hukum Newton : Perc. pada sistem katrol tunggalSMA Negeri 9 KERINCI
 
Hukum Newton Pada Bidang Miring
Hukum Newton Pada Bidang MiringHukum Newton Pada Bidang Miring
Hukum Newton Pada Bidang MiringWork Free
 
materi kuliah fisika teknik I : hukum - hukum newton tentang gerak
materi kuliah fisika teknik I : hukum - hukum newton tentang gerakmateri kuliah fisika teknik I : hukum - hukum newton tentang gerak
materi kuliah fisika teknik I : hukum - hukum newton tentang gerakMario Yuven
 
panduan Hukum newton
panduan Hukum newtonpanduan Hukum newton
panduan Hukum newtonkemenag
 
Bab 2 hukum hukum newton tentang gerak dan gravitasi
Bab 2 hukum hukum newton tentang gerak dan gravitasiBab 2 hukum hukum newton tentang gerak dan gravitasi
Bab 2 hukum hukum newton tentang gerak dan gravitasiOddy Syaputra
 
Buku Fisika Kelas 2 sma_fisika_sarwono
Buku Fisika Kelas 2 sma_fisika_sarwonoBuku Fisika Kelas 2 sma_fisika_sarwono
Buku Fisika Kelas 2 sma_fisika_sarwonoArif Wicaksono
 
Penuntun praktikum FISIKA DASAR 2
Penuntun praktikum FISIKA DASAR 2Penuntun praktikum FISIKA DASAR 2
Penuntun praktikum FISIKA DASAR 2Mahdi Salam
 
Tugas Fisika Hukum Newton - SMPN 1 Bandung
Tugas Fisika Hukum Newton - SMPN 1 BandungTugas Fisika Hukum Newton - SMPN 1 Bandung
Tugas Fisika Hukum Newton - SMPN 1 BandungAqiyasa Adiba
 
Fisika Dasar 1- Dinamika Partikel
Fisika Dasar 1- Dinamika PartikelFisika Dasar 1- Dinamika Partikel
Fisika Dasar 1- Dinamika PartikelYuliia Nuur Annisa
 
Fisika dasar, fakultas pertanian, praktikum
Fisika dasar, fakultas pertanian, praktikumFisika dasar, fakultas pertanian, praktikum
Fisika dasar, fakultas pertanian, praktikumsihite90
 
Percobaan tekanan udara
Percobaan tekanan udaraPercobaan tekanan udara
Percobaan tekanan udaraTiti Suryati
 
Tugas membuat lks visa mei tiara
Tugas membuat lks visa mei tiaraTugas membuat lks visa mei tiara
Tugas membuat lks visa mei tiaravisa mei
 
Laporan praktikum fisika dasar pengukuran dasar benda padat
Laporan praktikum fisika dasar pengukuran dasar benda padatLaporan praktikum fisika dasar pengukuran dasar benda padat
Laporan praktikum fisika dasar pengukuran dasar benda padatNurul Hanifah
 

Viewers also liked (20)

6. lks kd 3.4; 4.1; 4.4 hk.newton (karlina 1308233) final
6. lks kd 3.4; 4.1; 4.4 hk.newton (karlina 1308233) final6. lks kd 3.4; 4.1; 4.4 hk.newton (karlina 1308233) final
6. lks kd 3.4; 4.1; 4.4 hk.newton (karlina 1308233) final
 
Laporan fisika dasar gesekan pada bidang miring
Laporan fisika dasar gesekan pada bidang miringLaporan fisika dasar gesekan pada bidang miring
Laporan fisika dasar gesekan pada bidang miring
 
Hukum Newton : Perc. pada sistem katrol tunggal
Hukum Newton : Perc. pada sistem katrol tunggalHukum Newton : Perc. pada sistem katrol tunggal
Hukum Newton : Perc. pada sistem katrol tunggal
 
Hukum Newton Pada Bidang Miring
Hukum Newton Pada Bidang MiringHukum Newton Pada Bidang Miring
Hukum Newton Pada Bidang Miring
 
materi kuliah fisika teknik I : hukum - hukum newton tentang gerak
materi kuliah fisika teknik I : hukum - hukum newton tentang gerakmateri kuliah fisika teknik I : hukum - hukum newton tentang gerak
materi kuliah fisika teknik I : hukum - hukum newton tentang gerak
 
panduan Hukum newton
panduan Hukum newtonpanduan Hukum newton
panduan Hukum newton
 
Laporan praktikum fisika dasar
Laporan praktikum fisika dasarLaporan praktikum fisika dasar
Laporan praktikum fisika dasar
 
Bab 2 hukum hukum newton tentang gerak dan gravitasi
Bab 2 hukum hukum newton tentang gerak dan gravitasiBab 2 hukum hukum newton tentang gerak dan gravitasi
Bab 2 hukum hukum newton tentang gerak dan gravitasi
 
Buku Fisika Kelas 2 sma_fisika_sarwono
Buku Fisika Kelas 2 sma_fisika_sarwonoBuku Fisika Kelas 2 sma_fisika_sarwono
Buku Fisika Kelas 2 sma_fisika_sarwono
 
Penuntun praktikum FISIKA DASAR 2
Penuntun praktikum FISIKA DASAR 2Penuntun praktikum FISIKA DASAR 2
Penuntun praktikum FISIKA DASAR 2
 
Hukum newton
Hukum newtonHukum newton
Hukum newton
 
Tugas Fisika Hukum Newton - SMPN 1 Bandung
Tugas Fisika Hukum Newton - SMPN 1 BandungTugas Fisika Hukum Newton - SMPN 1 Bandung
Tugas Fisika Hukum Newton - SMPN 1 Bandung
 
Hukum newton II
Hukum newton IIHukum newton II
Hukum newton II
 
10 daftar pustaka
10 daftar pustaka10 daftar pustaka
10 daftar pustaka
 
Fisika Dasar 1- Dinamika Partikel
Fisika Dasar 1- Dinamika PartikelFisika Dasar 1- Dinamika Partikel
Fisika Dasar 1- Dinamika Partikel
 
TEKANAN UDARA
TEKANAN UDARATEKANAN UDARA
TEKANAN UDARA
 
Fisika dasar, fakultas pertanian, praktikum
Fisika dasar, fakultas pertanian, praktikumFisika dasar, fakultas pertanian, praktikum
Fisika dasar, fakultas pertanian, praktikum
 
Percobaan tekanan udara
Percobaan tekanan udaraPercobaan tekanan udara
Percobaan tekanan udara
 
Tugas membuat lks visa mei tiara
Tugas membuat lks visa mei tiaraTugas membuat lks visa mei tiara
Tugas membuat lks visa mei tiara
 
Laporan praktikum fisika dasar pengukuran dasar benda padat
Laporan praktikum fisika dasar pengukuran dasar benda padatLaporan praktikum fisika dasar pengukuran dasar benda padat
Laporan praktikum fisika dasar pengukuran dasar benda padat
 

Similar to Hukum Newton Gerak

Modul 2-pesawat-atwood1
Modul 2-pesawat-atwood1Modul 2-pesawat-atwood1
Modul 2-pesawat-atwood1Heri Kiswanto
 
Teori Dasar Pesawat Atwood
Teori Dasar Pesawat AtwoodTeori Dasar Pesawat Atwood
Teori Dasar Pesawat AtwoodNadhil Eka Putra
 
Gerak melingkar makalah
Gerak melingkar makalahGerak melingkar makalah
Gerak melingkar makalahwayanwija
 
Laporan fisdas pesawat atwood
Laporan fisdas pesawat atwoodLaporan fisdas pesawat atwood
Laporan fisdas pesawat atwoodWidya arsy
 
Modul 4 (gaya)
Modul 4 (gaya)Modul 4 (gaya)
Modul 4 (gaya)kahfi1439
 
LAPORAN PRAKTEK HUKUM 1 NEWTON (KESETIMBANGAN)
LAPORAN PRAKTEK HUKUM 1 NEWTON (KESETIMBANGAN)LAPORAN PRAKTEK HUKUM 1 NEWTON (KESETIMBANGAN)
LAPORAN PRAKTEK HUKUM 1 NEWTON (KESETIMBANGAN)aji indras
 
Fisika dasar materi 2
Fisika dasar materi 2Fisika dasar materi 2
Fisika dasar materi 2KharismaCinta
 
Hukum hukum newton tentang gerak_basrib.fisika
Hukum hukum newton tentang gerak_basrib.fisikaHukum hukum newton tentang gerak_basrib.fisika
Hukum hukum newton tentang gerak_basrib.fisikabaskimia
 
Dinamika Partikel Fisika.pptx
Dinamika Partikel Fisika.pptxDinamika Partikel Fisika.pptx
Dinamika Partikel Fisika.pptxRamadhanRmz
 

Similar to Hukum Newton Gerak (20)

Bab 3 dinamika partikel
Bab 3 dinamika partikelBab 3 dinamika partikel
Bab 3 dinamika partikel
 
Modul 2-pesawat-atwood1
Modul 2-pesawat-atwood1Modul 2-pesawat-atwood1
Modul 2-pesawat-atwood1
 
Teori Dasar Pesawat Atwood
Teori Dasar Pesawat AtwoodTeori Dasar Pesawat Atwood
Teori Dasar Pesawat Atwood
 
05 bab 4
05 bab 405 bab 4
05 bab 4
 
05 bab 4
05 bab 405 bab 4
05 bab 4
 
05 bab 4
05 bab 405 bab 4
05 bab 4
 
Fisdas2
Fisdas2Fisdas2
Fisdas2
 
Hukum tentang gerak
Hukum tentang gerakHukum tentang gerak
Hukum tentang gerak
 
Gerak melingkar makalah
Gerak melingkar makalahGerak melingkar makalah
Gerak melingkar makalah
 
Laporan fisdas pesawat atwood
Laporan fisdas pesawat atwoodLaporan fisdas pesawat atwood
Laporan fisdas pesawat atwood
 
Hukum newton
Hukum newtonHukum newton
Hukum newton
 
Dinamika gerak
Dinamika gerakDinamika gerak
Dinamika gerak
 
Gaya dan Hukum Newton
Gaya dan Hukum NewtonGaya dan Hukum Newton
Gaya dan Hukum Newton
 
Modul 4 (gaya)
Modul 4 (gaya)Modul 4 (gaya)
Modul 4 (gaya)
 
LAPORAN PRAKTEK HUKUM 1 NEWTON (KESETIMBANGAN)
LAPORAN PRAKTEK HUKUM 1 NEWTON (KESETIMBANGAN)LAPORAN PRAKTEK HUKUM 1 NEWTON (KESETIMBANGAN)
LAPORAN PRAKTEK HUKUM 1 NEWTON (KESETIMBANGAN)
 
Fisika dasar materi 2
Fisika dasar materi 2Fisika dasar materi 2
Fisika dasar materi 2
 
Hukum newton i
Hukum newton iHukum newton i
Hukum newton i
 
Hukum hukum newton tentang gerak_basrib.fisika
Hukum hukum newton tentang gerak_basrib.fisikaHukum hukum newton tentang gerak_basrib.fisika
Hukum hukum newton tentang gerak_basrib.fisika
 
Dinamika partikel
Dinamika partikelDinamika partikel
Dinamika partikel
 
Dinamika Partikel Fisika.pptx
Dinamika Partikel Fisika.pptxDinamika Partikel Fisika.pptx
Dinamika Partikel Fisika.pptx
 

Hukum Newton Gerak

  • 1. Hukum Newton Tentang Gerak 1 | MAKALAH PRAKTIKUM FISIKA DASAR I AKKC 414 HUKUM NEWTON TENTANG GERAK DOSEN PEMBIMBING SUYIDNO, M.Pd ASISTEN DOSEN M. RAHMAD SYALEHIN (A1C41O241) DISUSUN OLEH: Putri Diana Amrita (A1C412026) Yulia Nor Annisa (A1C412030) Nina Selvizia (A1C412042) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 2012
  • 2. Hukum Newton Tentang Gerak 2 | HUKUM NEWTON TENTANG GERAK Oleh : Putri Diana Amrita (A1C412026), Yulia Nor Annisa (A1C412030), Nina Selvizia (A1C412042) Abstrak Percobaan Hukum Newton tentang gerak yang bertujuan menjelaskan prinsip GLBB dan menentukan percepatan gerak benda berdasarkan Hukum II Newton dengan metode memanfaatkan gerak trolly pada lintasan mendatar maupun miring. Percepatan arah mendatar dan miring ditentukan dalam persamaan Hukum II Newton a = diperoleh hasil yang sama yaitu 1,87 m/s² dan a = diperoleh hasil (1,87 m/s², 1,52 m/s², 1,02 m/s²). Nilai teoritis a = diperoleh a mendatar sebesar (1,87 m/s², 1,52 m/s², 1,02 m/s²) dan a miring sebesar (0,89 m/s², 0,525 m/s², 0,157 m/s²). Perbedaan ini dipengaruhi faktor ketidaktelitian praktikan saat menggunakan stopwatch, busur derajat dan neraca pegas dalam percobaan. NEWTON'S LAW ON MOTION By: Putri Diana Amrita (A1C412026), Yulia Nor Annisa (A1C412030), Nina Selvizia (A1C412042) Abstract Newton's laws of motion experiments aimed at explaining the principle of uniformly accelerated motion and the acceleration of the motion of objects based on Newton's second law of motion utilizing methods trolly on the track flat or tilted. Accelerating the horizontal direction and tilt defined in equation Second Law Newton's a = obtained the same result, namely 1.87 m / s ² and a = obtained the result (1.87 m / s ², 1.52 m / s ², 1.02 m / s ²). The theoretical value of a = obtained a flat amount (1.87 m / s ², 1.52 m / s ², 1.02 m / s ²) and a skewed amount (0.89 m / s ², 0.525 m / s ², 0.157 m / s ²). This difference is influenced by the experimentalist inaccuracy when using the stopwatch, protractor and a spring balance in the experiment.
  • 3. Hukum Newton Tentang Gerak 3 | I .PENDAHULUAN Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak terlepas dari ilmu fisika, dimulai dari yang ada pada diri kita sendiri seperti gerak yang kita lakukan setiap saat. Benda dikatakan bergerak apabila terjadi perubahan posisi benda tersebut terhadap sebuah titik acuan, salah satu gerak lurus yang bekerja pada benda adalah gerak lurus berubah beraturan (GLBB) yaitu gerak dengan lintasan berupa garis lurus, dan kecepatannya selalu berubah secara beraturan setiap waktu. GLBB yang diamati terdiri dari GLBB arah mendatar dan GLBB arah miring. Untuk menjelaskan prinsip kerja GLBB, maka yang harus diperhatikan adalah massa, jarak dan waktu pada benda yang berpengaruh terhadap kecepatan dari gaya yang bekerja dengan sudut kemiringan yang mempengaruhi GLBB arah miring. Sedangkan menentukan percepatan yang terjadi pada benda diperoleh saat kecepatan benda yang berubah secara beraturan untuk memahami metode yang digunakan maka dilakukan percobaan untuk menjelaskan prisip GLBB dan menentukan percepatan gerak benda. Berdasarkan latar belakang diatas diambil rumusan masalah sebagai berikut : “Bagaimanakah prinsip gerak lurus berubah beraturan dan berapakah nilai percepatan benda dengan menggunakan hukum II newton?” Adapun tujuan dari percobaan ini adalah dapat menjelaskan prinsip gerak lurus berubah beraturan dan menentukan percepatan gerak benda. II. KAJIAN TEORI Gerak lurus berubah beraturan didefinisikan sebagai gerak lintasan suatu benda pada lintasan garis lurus dengan percepatan tetap, percepatan tetap artinya baik besar maupun arahnya tetap. GLBB dipercepat adalah jika benda selalu mengalami pertambahan kecepatan yang sama dalam selang waktu sama. Sedangkan GLBB diperlambat adalah jika benda mengawali gerakan dengan satu kecepatan tertentu dan selanjutnya selalu mengurangi pengurangan kecepatan (Kanginan, 2007 : 68 & 69 )
  • 4. Hukum Newton Tentang Gerak 4 | Suatu benda yang kecepatannya dinaikkan atau diturunkan secara beraturan terhadap waktu dan lintasan berupa garis lurus. Maka benda tersebut telah melakukan GLBB yang merupakan gerak suatu benda pada lintasan garis lurus yang percepatannya tetap. Percepatan tetap menunjukkan bahwa besar dan arah yang sama. (Nurachmadani, 2009 : 51) Banyak situasi praktis terjadi ketika percepatan konstan atau mendekati konstan, yaitu jika percepatan tidak berubah terhadap waktu. situasi ketika percepatan konstan dan gerak melalui gerak lurus (GLBB). Dalam hal ini, percepatan sesaat dan percepatan rata-rata sama. (Sumarsono, 2008 : 41) Gaya adalah suatu pengaruh pada sebuah benda yang menyebabkan benda mengubah kecepatannya artinya dipercepat. Arah gaya adalah arah percepatan yang disebabkannya, jika gaya itu adalah satu- satunya gaya yang bekerja pada benda tersebut. Besarnya gaya adalah hasil kali massa benda dengan besarnya percepatan yang dihasilkan gaya. Definisi gaya ini sesuai dengan konsep intuitif tentang gaya sebagai suatu dorongan atau tarikan. Secara eksperimen telah ditemukan bahwa jika dua buah gaya atau lebih gaya yang bekerja pada benda yang sama. Percepatan benda adalah sama seperti jika benda dikenai gaya tunggal yang sama dengan penjumlahan vector gaya-gaya itu sendiri. Artinya, gaya-gaya dijumlahkan sebagai vektor-vektor. (Tipler, 1998 : 91) Fenomena gerak benda karena pengaruh gaya sangat sesuai dengan hukum II newton yang dirumuskan : = = =
  • 5. Hukum Newton Tentang Gerak 5 | Gambar 2. Gerak pada bidang miring Dengan : = massa balok dan = percepatan benda Gambar 1. Gerak pada bidang datar Sebuah trolly bermassa m berada diatas papan lurus digerakkan oleh beban seperti gambar 1. Jika gaya gesekan pada trolly dan benang diabaikan maka berlaku :
  • 6. Hukum Newton Tentang Gerak 6 | Jika trolly pada bidang miring yang membentuk sudut α terhadap bidang datar (gambar 2). Dengan mengabaikan gaya gesekan pada trolly dan benang untuk gerak miring keatas, maka berlaku : Karena trolly tersebut bergerak dengan percepatan a jika jarak yang ditempuh dan waktunya diukur akan berlaku : Percepatan secara teoritis dapat ditentukan dengan pesamaan : ( Tim dosen Fisika Dasar FKIP UNLAM, 2011 : 17 ) Newton mengemas hasil percobaan dalam sebuah pernyataan singkat yang dikenal dengan hukum kedua newton tentang gerak . Bunyinya “Jika suatu gaya luar total bekerja pada sebuah benda, maka benda akan mengalami percepatan, arah percepatan tersebut sama dengan arah gaya total, vektor gaya total sama dengan massa benda dikalikan dengan percepatan benda. (Sears & Zemansky, 1998 :101 ) Dalam persamaan ini F adalah jumlah (vektor) semua gaya yang bekerja pada benda, adalah massa benda dan adalah (vector) percepatannya. Jika persamaan tersebut ditulis dalam bentuk , tampak jelas
  • 7. Hukum Newton Tentang Gerak 7 | bahwa percepatan benda berbanding lurus degan resultan gaya yang bekerja padanya dan arahya sejajar dengan arah gaya tersebut. Juga tampak bahwa untuk suatu gaya tertentu, percepatan benda berbanding terbalik dengan massa benda. Perhatikan bahwa hukum gerak pertama tercakup dalam hukum kedua sebagai hal khusus, yaitu = 0 maka = 0, dengan perkataan lain jika resultan gaya yang bekerja pada benda sama dengan nol, maka percepatannya juga sama dengan nol. Jadi bila tidak ada gaya yang bekerja pada benda, benda akan bergerak dengan kecepatan konstan atau diam. Ini tidak lain daripada pernyataan hukum gerak yang pertama. (Resnick,1998 : 113) Setiap gaya F adalah vektor yang memiliki besar dan arah. Persamaan F= m.a merupakan persamaan vektor yang berlaku pada semua kerangka acuan inersia. Persamaan ini dapat dituliskan dalam bentuk komponen pada koordinat persegi panjang sebagai berikut : Σ Fx = max ΣFy = may Jika gerak tersebut sepanjang 1 garis (satu dimensi), kita bisa menghilangkan indeks-indeks dan hanya menuliskan ΣF = ma dalam satuan SI, dengan massa dalam kilogram, satuan gaya disebut newton (N). Dengan demikian, satu newton adalah gaya yang diperlukan untuk memberikan percepatan sebesar 1m /s² kepada 1kg, berarti 1 newton : 1 kg m /s². Dalam satuan cgs, satuan massa adalah gram, sbagaimana telah di bahas. Satuan gaya adalah dyne yang didefinsikan sbagai gaya total yang diperlukan untuk memberi percepatan sebesar 1cm /s² kepada massa 1 g. Dengan demikian 1 dyne = 1 g cm /s². Dengan mudah dapat ditunjukkan bahwa 1 dyne = 10-5 N. ( Giancoli, 1998 : 95 )
  • 8. Hukum Newton Tentang Gerak 8 | III. METODE PERCOBAAN A. Alat dan Bahan : Rel optik 2 buah Penyambung rel 1 buah Trolly 1 buah Neraca pegas 1 buah Benang nilon secukupnya Katrol 1 buah Beban 1 buah Busur derajat 1 buah Stopwatch digital 1 buah B. Rumusan Hipotesis : a. Arah mendatar Jika jarak diperbesar maka akan menyebabkan waktu yang ditempuh oleh trolly akan semakin besar sehingga percepatan semakin kecil. b. Arah miring Jika sudut kemiringan (α ) diperbesar maka waktu yang diperlukan besar sehingga percepatan benda akan kecil. C. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel : a. Arah mendatar 1. Variabel manipulasi : Jarak lintasan DOV : mengubah jarak lintasan trolly selama percobaan sejauh 75 cm,65 cm,55 cm. 2. Variabel konstan : massa trolly (m₁) dan beban (m₂ ) DOV : menggunakan massa trolly (m₁) dan beban (m₂) yang tetap selama percobaan yaitu m₁ sebesar 85 gram dan m₂ sebesar 20 gram.
  • 9. Hukum Newton Tentang Gerak 9 | 3. Variabel respon : waktu DOV : mencatat waktu yang diperlukan trolly untuk meluncur atau menempuh jarak lintasan dengan menggunakan stopwatch digital dalam satuan sekon Arah miring 1. Variabel manipulasi : Sudut kemiringan α DOV : menggunakan sudut kemiringan α yang berbeda selama percobaan yaitu sebesar 10⁰, 20⁰, 25⁰. 2 Variabel kontrol : massa trolly (m₁), massa beban (m₂) dan jarak lintasan (s) DOV : menggunakan m₁, m₂, s yang tetap yaitu 85 gram, 50 gram dan 75 cm. 3Variabel respon : waktu DOV : mencatat waktu yang diperlukan trolly untuk menempuh jarak lintasan dengan menggunakan stopwatch digital dalam satuan sekon. D. Langkah percobaan : a. Arah mendatar 1. Menimbang trolly (m₁) kemudian merangkai alat seperti gambar. 2. Member beban (m₂) hingga trolly dapat berjalan pelan dipercepat. 3. Menetapkan jarak lintasan pada papan seluncuran (cukup panjang). 4. Melepaskan trolly dan secara serentak mengukur waktu rempuh melintasi jarak yang telah ditetapkan tersebut. 5. Mengulangi langkah (3) sampai (5) dengan jarak lintaan yang berbeda (minimal 3kali).
  • 10. Hukum Newton Tentang Gerak 10 | b. Arah miring 1. Menimbang trolly (m₁), kemudian merangkai alat seperti gambar. 2. Memiringkan lintasan dengan sudut kemiringan α baik untuk arah gerak miring keatas. 3. Memberi beban (m₂) hingga trolly dapat bejalan pelan dipercepat. 4. Menetapkan jarak lintasan pada papan seluncuran. 5. Melepaskan trolly dan secara serentak mengukur waktu tempuh saat melintasi jarak yang telah ditetapkan tersebut. 6. Mengulangi langkah (4) dan (6) dengan sudut kemiringan α yang berbeda (minimal 3 kali). IV HASIL DAN PENGAMATAN Adapun data yang diperoleh dari percobaan yaitu : Tabel 1. Hasil Percobaan Pada bidang Mendatar Percobaan ke- (m₁ ± 2,5) g (m₂ ± 2,5) g (s ± 0.05) cm (t ± 0,01 ) s 1 85.0 20,0 75,00 2,27 2 85,0 20,0 65,00 2,05 3 85,0 20,0 55,00 1,68
  • 11. Hukum Newton Tentang Gerak 11 | Tabel 2. Hasil Percobaan Pada Bidang Miring Perc ke- (α ± 0,5 ) ⁰ (m₁ ± 2,5) gram (m₂ ± 2,5) gram (s ± 0.05) cm (t ± 0,01 ) sekon 1 10,0 85,0 50,0 75,00 1,30 2 20,0 85,0 50,0 75,00 1,69 3 25,0 85,0 50,0 75,00 3,09 1. Percobaan bidang datar Dari data yang diperoleh berikut nilai percepatan masing masing pada bidang datar adalah : Tabel 3. Hasil Percepatan Pada Bidang Mendatar No. a = (m/s²) a = (m/s²) 1 1,87 0,29 2 1,87 0,31 3 1,87 0,38 Nilai percepatan gerak benda pada bidang datar diperoleh dengan melakukan langkah langkah kegiatan antara lain : pertama,praktikan menimbang massa trolly(m1) dan massa beban (m2) menggunakan neraca pegas.dari pengukuran tersebut diperoleh massa trolly sebesar (85,0±2,5) gram dan massa beban (20,0±2,5) gram kemudian merangkai alat seperti pada gambar arah mendatar yaitu dengan memasang katrol di ujung rel optik kemudian meletakkan trolly diatas rel optik lalu memberi beban sebesar (20,0 ±2,5) gram dengan cara diikat dengan benang nilon yangbtelah terikat pada trolly agar trolly dapat bergerak pelat dipercepat.setelah itu melepaskan trolly dan menghitung waktu tempuh
  • 12. Hukum Newton Tentang Gerak 12 | trolly dengan menggunakan stopwatch digital melintasi jarak (s) yang telah ditentukan yaitu (75,00±0,05)cm ,(65,00±0,05) cm dan (55,00± 0,05) cm. dan waktu tempuh yang diperoleh pada 3 kali percobaan adalah (2,27±0,01) s, (2,05 ± 0,01) s dan (1,68 ± 0,01) s. Setelah melakukan kegiatan tersebut,dapat dilakukan perhitungan untuk percepatan gerak trolly dengan menggunakan persamaan a = (hukum II newton ) dan secara teoritis ditentukan dengan persamaan a = (prinsip GLBB). Dari tabel diatas,hasil pecobaan nilai percepatan (a) pada bidang datar diperoleh dari persamaan a = merupakan hukum II newton ) dimana nilai percepatan berbanding lurus dengan massa beban dan pecepatan gravitasi bumi serta berbanding terbalik dengan massa total benda. Kemudian secara teoritis percepatan diperoleh dari persamaan prinsip GLBB a = dari persamaan ini diketahui bahwa besar percepatan berbanding lurus dengan 2 kali jarak tempuh dan berbanding terbalik dengan kuadrat waktu tempuhnya. Dari tabel diatas terlihat bahwa nilai percepatan hasil percobaan a1 = dengan percepatan secara teoritis dengan persamaan a = menunjukkan pebedaan nilai.pada percobaan 1 nilai percepatan yang diperoleh dari percobaan adalah 1,87 m/s².Sedangkan percepatan secara teoritis adalah 0,29 m/s² sehingga terdapat selisih antara hasil percobaan dengan teori yaitu 1,6 m/s².pada percobaan 2 hasil percepatan percobaan adalah1,87 m/s², Sedangkan percepatan teoritis sebesar 0,31 m/s².sehingga juga terdapat selisih sebesar 1,58 m/s² dan pada percobaan 3 hasil percepatan yang diperoleh adalah1,87 m/s² sedangkan percepatan yang diperoleh secara teoritis adalah 0,38 m/s² sehingga selisih kedua percepatan tersebut adalah 1,51 m/s².
  • 13. Hukum Newton Tentang Gerak 13 | Perbedaan hasil atau selisih ini terjadi karena berbagai faktor diantaranya ketidaktepatan dalam membaca skala pada neraca pegas saat mengukur massa trolly dan beban,praktikan juga kurang teliti saat pengkalibrasian alat ukur, pengaruh massa tali yang diabaikan,ketidaktelitian mengukur waktu yaitu saat menekan tombol start dan stop pada stopwatch digital ketika trollt diluncurkan serta gaya gesekan antara ban trolly terhadap rel optik diabaikan (dianggap licin). 2. Pada bidang miring Dari data yang diperoleh berikut nilai percepatan masing masing pada bidang datar adalah : Tabel 4. Percepatan Pada Bidang Miring No. a = (m/s²) a = (m/s²) 1 1,87 0,890 2 1,52 0,525 3 1,02 0,157 Nilai percepatan gerak benda pada bidang miring diperoleh dengan melakukan langkah langkah berikut.pertama praktikan mengukur massa trolly(m1) dan massa beban (m2) menggunakan neraca pegas dan diperoleh massa trolly sebesar (85,0± 2,5) gram dan massa beban (50,0± 2,5) gram,kedua merangkai alat seperti pada percobaan bidang datar namun rel optik dibuat miring dengan sudut kemiringan tertentu. perbedaan kegiatan pada percobaan bidang miring dengan bidang datar hanyalah dalam hal memanipulasi variabel.pada percobaan ini yang menjadi variabel manipulasi adalah sudut kemiringan yaitu menggunakan (10,0±0,5)o ,(20,0± 0,5)o dan (25,0± 0,5)o . sedangkan jarak lintasan berperan sebagai variabel kontrol.pada percobaan panjang lintasan yang digunakan adalah (75,00 ± 0,05)cm.
  • 14. Hukum Newton Tentang Gerak 14 | Percepatan gerak benda pada bidang miring ditentukan menggunakan dua persamaan yaitu hasil percobaan ditentukan melalui persamaan hukum II newton a = dan percepatan secara teorotis diperoleh dari persamaan prinsip GLBB a = Pada persamaan pertama dipengaruhi oleh massa trolly (m1) dan massa beban (m2) dengan sudut simpangan (α) yang berbeda pada setiap kegiatan sedangkan persamaan kedua (teori) dipengaruhi besarnya jarak pada lintasan trolly yang dilepaskan hingga menyentuh ujung katrol bersamaan dengan itu waktu tempuh saat benda dihitung menggunakan stopwatch digital. Percepatan benda akan semakin kecil jika sudut simpangan yang digunakann semakin besar karena semakin tajam kemiringan lintasan semakin lambat benda akan sampai dan berhenti pada waktu tempuh dalam pergerakan trolly. Dari hasil perhitungan percepatan dengan menggunakan persamaan Hukum II Newton a = berbeda dengan percepatan yang dhitung secara teoritis a = pada percobaan 1 hasil percepatan yang diperoleh adalah 1,87 m/s² , sedangkan percepatan secara teoritis adalah 0,890 m/s². sehingga selisih hasil antara percepatan percobaan dengan percepatan secara teoritis adalah sebesar 0,98 m/s2 ,pada percobaan 2 percepatan yang diperoleh dari percobaan adalah 1,52 m/s², sedangkan percepatan secara teoritis adalah 0,525m/s² dari kedua percepatan yang berbeda tersebut terdapat selisih sebesar 0,995 m/s² dan pada percobaan 3 hasil percepatan yang diperoleh adalah 1,02 m/s² sedangkan secara teori nilai percepatannya adalah 0,157 m/s² dan didapat selisih keduanya sebesar 0,863 m/s² Perbedaan ini terjadi karena beberapa faktor diantaranya ketidaktelitian saat mengukur waktu tempuh dengan menggunakan stopwatch, selain itu karena keterbatasan alat ukur sehingga mengalami kesulitan saat mengukur kemiringan ( ) yang dapat mempengaruhi hasil percepatan yang
  • 15. Hukum Newton Tentang Gerak 15 | dihitung,faktor lain yang ikut menyebabkan kekeliruan dalam perhitungan percepatan adalah karena massa tali pada katrol diabaikan serta gaya gesekan antara trolly dan rel juga diabaikan. V PENUTUP a. Kesimpulan 1. Percepatan yang dihasilkan berdasarkan prinsip gerak lurus berubah beraturan dapat ditentukan dengan persamaan : a = 2s/t2 dimana nilai percepatan berbanding lurus dengan dua kali jarak tempuh dan berbanding terbalik dengan kuadrat waktu tempuhnya. sehingga diperoleh percepatan pada dua kondisi yaitu pada bidang datar dan pada bidang miring.  Pada bidang datar percepatan yang dihasilkan pada 3 kali percobaan yaitu 0,29 m/s² , 0,31 m/s² dan 0,38 m/s²  Pada bidang miring percepatan yang dihasilkan pada 3 kali percobaan yaitu 0,890 m/s² ,0,525 m/s² dan 0,157 m/s². 2. Percepatan yang dihasilkan berdasarkan Hukum II Newton ditentukan dengan persamaan a = untuk percepatan pada bidang datar,dimana percepatan berbanding lurus dengan massa beban dan percepatan gravitasi dan berbanding terbalik dengan massa total yang bekerja,dan hasil percepatan berdasarkan persamaan tersebut pada tiga kali percobaan bernilai sama yaitu 1,87 m/s² kemudian dengan persamaan a = untuk menentukan percepatan bidang miring, berdasarkan persamaan tersebut diperoleh percepatan bidang miring pada tiga kali percobaan sebesar 1,87 m/s², 1,52 m/s² dan 1,02 m/s² dimana percepatan berbanding terbalik dengan sudut kemiringan, semakin besar sudut kemiringan maka semakin kecil percepatannya.
  • 16. Hukum Newton Tentang Gerak 16 | b. Saran Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam percobaan ini adalah : 1. Ketelitian saat menggunakan neraca pegas untuk menentukan massa beban dan trolly. 2. Ketelitian saat menggunakan stopwatch untuk menghitung waktu tempuh benda saat bergerak. 3. Ketelitian saat menggunakan neraca busur saat menentukan simpangan sudut pada percobaan arah miring. DAFTAR PUSTAKA Giancoli,douglas C. 1998. Fisika Edisi Kelima Jilid I. Jakarta : Erlangga. Kanginan,marthen. 2007. Fisika untuk SMA kelas X. Jakarta Erlangga.Nurrachmandani, Setya. 2009. Fisika untuk SMA/MA kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional . Resnick, Halliday. 1998. Fisika Jilid I Edisi ke 3. Jakarta : Erlangga. Sears & Zemansky. 1998. Fisika Universitas edisi kesepuluh Jilid I. Jakarta : Erlangga. Sumarsono. Joko. 2008. Fisika untuk SMA/MA kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Tim Dosen Fisika FKIP UNLAM. 2012. Modul Praktikum FIsika Dasar I. Banjarmasin: FKIP UNLAM. Tippler. 1998. Fisika untuk sains dan teknik. Jakarta : Erlangga.
  • 17. Hukum Newton Tentang Gerak 17 | LAMPIRAN PERHITUNGAN PADA PERCOBAAN BIDANG MENDATAR 1. Perhitungan dengan persamaan hukum II newton(hasil percobaan) a = = = 1,87 m /s². 2. Perhitungan dengan persamaan secara teoritis(GLBB) a. a = = = = 0,29 m /s². b. a = = = = 0,31 m /s². c. a = = =
  • 18. Hukum Newton Tentang Gerak 18 | = 0,38 m /s². PERHITUNGAN PERCOBAAN PADA BIDANG MIRING 1. Perhitungan dengan persamaan hukum II newton(hasil percobaan) a. a = = = = 1,87 m /s². b. a = = = = 1,52 m /s². c. a = = = = 1,02 m /s².
  • 19. Hukum Newton Tentang Gerak 19 | 2. Perhitungan dengan persamaan secara teoritis a. a = = = = 0,89 m /s². b. a = = = = 0,525 m /s². c. a = = = = 0,157 m /s².
  • 20. Hukum Newton Tentang Gerak 20 | DISKUSI 1. Pada percobaan pada bidang datar, bandingkan hasil data pengukuran percepatan gerak benda ( pers 3) dengan ( pers 6 ) ! 2. Pada percobaan pada bidang miring, bandingkan hasil data pengukuran percepatan gerak benda ( pers 4) dengan teori ( pers 6) ! 3. Besar manakah percepatan benda pada bidang datar dengan bidang miring? 4. Dua buah benda masing-masing massa diberikan gaya yang sama. Apabila benda pertama bergerak melalui bidang datar dan benda kedua melalui bidang miring ke atas. Manakah percepatannya lebih besar, jelaskan? 5. Sebuah gaya yang dikerjakan pada sebuah benda bermassa menghasilkan percepatan 2 m/s2 . Gaya yang sama ketika dikerjakan pada sebuah benda bermassa menghasilkan percepatan sebesar 4 m/s2 . (a) berapakah nilai perbandingan antara antara dan ( ? (b) Berapakah percepatan yang dihasilkan jika dan digabung ? JAWABAN 1. No. a = (m/s²) a = (m/s²) 1 1,87 0,29 2 1,87 0,31 3 1,87 0,38 Pada percobaan I ( bidang datar ) dengan persamaan (3) a = di peroleh hasil percepatan yang sama pada ketiga percobaan yaitu sebesar 1,87 m/s² sedangkan melalui persamaaan (6) a = dan secara teoritisnya
  • 21. Hukum Newton Tentang Gerak 21 | diperoleh hasil sebesar 0,29 m/s2 , 0,31 m/s2 , dan 0,38 m/s2 . Besar percepatan yang dihasilkan dari percobaan belum menunjukkan hasil yang sama dengan teoritisnya, Hal tersebut terjadi karena beberapa factor seperti kurang memperhatikan kalibrasi alat ukur, kekurangtelitian dalam membaca skala alat ukur yang digunakan (neraca pegas),serta ketidaktepatan ketika menekan tombol start atau stop saat trolly diluncurkan.hal lain yang juga mempengaruhi hasil percepatan ini adalah massa tali yang digunakan untuk menghibungkan trolly dengan beban diabaikan serta gaya gesekan antara ban trolly terhadap rel oprik diabaikan(dianggap licin). 2. No. a = (m/s²) a = (m/s²) 1 1,87 0,890 2 1,52 0,525 3 1,02 0,157 Pada percobaan II ( bidang miring ) dengan menggunakan persamaan (4) yaitu a = diketahui bahwa Kemiringan sudut berpengaruh terhadap besar kecilnya nilai percepatan , semakin besar nilai kemiringan sudut maka semakin lambat juga percepatannya begitu pula sebaliknya menurut persamaan tersebut diperoleh nilai percepatan berturut-turut sebesar 1,87 m/s², 1,52 m/s²,dan 1,02 m/s², sedangkan menurut teori berdasarkan persamaan a = besar percepatannya adalah 0,89 m/s², 0,525 m/s², dan 0,157 m/s². Terdapat selisih antara nilai percepatan hasil percobaan dengan teori untuk ketiganya berturut-turut sebesar 0,980 m/s2 ,0,995 m/s2 dan 0,863 m/s2 . Perbedaan nilai percepatan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yaitu kekurangtelitian dalam mengukur kemiringan sudut, ketidaktepatan dalam menekan stopwatch saat balok diluncurkan, kekurangtelitian dalam pembacaaan skala alat ukur yang digunakan, serta karena saat pengukuran massa tali dan gaya gesekan diabaikan.
  • 22. Hukum Newton Tentang Gerak 22 | 3. Percepatan benda pada bidang datar lebih besar dibanding dengan bidang miring, dengan syarat bidang miring yang digunakan adalah bidang miring ke atas. 4. Percepatan pada benda I ( bidang datar ) lebih besar daripada percepatan pada benda II ( bidang miring ). Hal tersebut dapat dibuktikan melalui persamaan F = , Jika gaya gesekan roda trolly dan benang diabaikan maka akan berlaku : atau …………………………………(3) Karena pada soal disebutkan bahwa besar F pada bidang datar dan bidang miring adalah sama maka nilai tidak terlalu berpengaruh. Pada bidang miring ke atas, jika gaya gesekan roda trolly dan benang diabaikan maka akan berlaku persamaan : atau ………………….(4) Pada kedua persamaan terlihat bahwa nilai percepatan persamaan I (benda datar) akan memperoleh hasil yang lebih besar dibandingkan dengan persamaan II (benda miring). Hal tersebut disebabkan karena pada bidang datar hanya dipengaruhi oleh gaya dan massa benda sedangkan pada bidang miring terlihat bahwa nilai percepatan (a) tidak hanya dipengaruhi oleh gaya dan massa benda namun dipengaruhi juga oleh kemiringan sudut, karena pada persamaaan II nilai F = dikurangkan oleh kemiringan sudut dan gravitasi sehingga nilai yang diperoleh pun akan jauh lebih kecil dibandingkan dengan percobaan I. 5. Diketahui = =
  • 23. Hukum Newton Tentang Gerak 23 | 2 m/s2 4 m/s2 Ditanya : a) Berapakah nilai perbandingan antara dan ( ? b) Berapakah percepatan yang dihasilkan jika dan digabung ? Jawab : a) Nilai perbandingan antara dan ( = = = = 2. = percepatan yang dihasilkan jika dan digabung ? = = = 2.2 = (1(2+1)) 4 = 3 = m/s2
  • 24. Hukum Newton Tentang Gerak 24 | FOTO-FOTO SAAT PERCOBAAN BERLANGSUNG
  • 25. Hukum Newton Tentang Gerak 25 | ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN DALAM PERCOBAAN