SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
BUNYI & CAHAYA
BAB 2
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Menerapkan konsep dan prinsip gejala gelombang
dalam menyelesaikan masalah
 Mendeskripsikan gejala dan ciri-ciri gelombang
bunyi dan cahaya.
 Menerapkan konsep dan prinsip gelombang
bunyi dan cahaya dalam teknologi
A. Gelombang Bunyi
1. Bunyi merupakan gelombang
Bunyi merupakan gelombang longitudinal karena arah
perambatannya sejajar dengan arah getarnya. Gelombang
bunyi berbentuk rapatan dan regangan. Semakin tinggi
frekuensi bunyi, maka semakin tinggi nada yang dihasilkan, dan
makin rendah frekuensi bunyi, maka akan semakin rendah nada
bunyi yang dihasilkan.
Berdasarkan besar kecilnya frekuensi, bunyi dapat digolongkan
menjadi tiga sebagai berikut.
1. Infrasonik, yaitu bunyi yang berfrekuensi kurang dari 20 Hz.
2. Audiosonik, yaitu bunyi yang berfrekuensi di antara 20 Hz
sampai dengan 20.000 Hz.
3. Ultrasonik, yaitu bunyi yang berfrekuensi lebih dari 20.000
Hz.
Keterangan:
s : jarak orang terhadap dinding (meter)
v : kecepatan bunyi pada medium tersebut (m/s)
t : waktu dari saat dibunyikan sampai didengarnya kembali
(second)
2. Cepat rambat gelombang bunyi
2s = v . t
a. Cepat rambat gelombang pada zat padat
Keterangan:
s : jarak orang terhadap dinding (meter)
v : kecepatan bunyi pada medium tersebut (m/s)
t : waktu dari saat dibunyikan sampai didengarnya kembali
(sekon)
b. Cepat rambat gelombang dalam zat cair
Keterangan:
B : modulus bulk zat cair (N/m2)
t : massa jenis zat cair (N/m3)
Cepat rambat gelombang dalam gas
Jika gelombang longitudinal merambat pada medium udara atau
gas, maka molekul-molekul gas akan membentuk pola-pola
rapatan dan regangan yang akan dilalui oleh gelombang
tersebut. Rapatan dan regangan akan terjadi sangat cepat,
sehingga tidak terjadi perpindahan kalor.
B. Sumber-Sumber Bunyi
Sesuatu dapat menjadi sumber bunyi apabila memenuhi tiga syarat, yaitu:
 Adanya benda yang bergetar
 Adanya medium perambatan
 Adanya alat pendengar atau penerima gelombang bunyi.
Ada beberapa sumber bunyi, di antaranya dawai, garpu tala, kolom udara,
pipa organa terbuka, pipa organa tertutup, sirine, dan masih banyak sumber
bunyi yang ada di sekitar Anda.
1. Dawai
Jika berat beban bandul dan panjang dawai Anda atur maka saat diperoleh
satu perut terjadilah nada dasar. Jika panjang dawai adalah L maka akan
diperoleh hubungan antara panjang L dengan panjang gelombang yaitu
2. Garpu tala
Frekuensi garpu tala bergantung pada bentuk, ukuran, dan bahan garpu
tala tersebut. Garpu tala hanya akan menghasilkan nada dasarnya saja
tanpa diikuti oleh nada-nada yang lainnya.
3. Kolom udara
Terjadinya bunyi pada kolom udara disebabkan oleh bergetarnya molekul-
molekul udara yang berada pada suatu kolom atau suatu ruang yang biasa
disebut dengan pipa organa.
C. Intensitas Gelombang Bunyi
Kuat lemahnya bunyi bergantung pada amplitudo getaran bunyi.
Semakin besar amplitudo getaran gelombang, maka makin kuat
bunyi yang dihasilkan. Kuat lemahnya bunyi bergantung pada
energi yang dibawa oleh bunyi.
Kuat bunyi diukur dengan menggunakan
suatu besaran yang dikenal dengan nama
taraf intensitas bunyi.
Adapun daya merupakan besarnya energi
gelombang bunyi tiap satuan waktu. Secara
matematis dapat dituliskan sebagai berikut.
Satuan intensitas bunyi menurut SI adalah watt/m2. Satuan
tersebut diperoleh dengan menurunkan persamaan daya (P)
(watt) dan luas permukaan (A) (m2).
D. Efek Doppler
Hubungan antara frekuensi sumber bunyi dan pendengar
1. Sumber bunyi bergerak, sedangkan pengamat diam.
2. Sumber bunyi diam, sedangkan pengamat bergerak.
3. Sumber bunyi dan pendengar sama-sama bergerak.
Persamaan frekuensi pada efek Doppler
Keterangan:
fp : frekuensi bunyi yang didengar oleh pengamat
(Hz)
v : cepat rambat gelombang bunyi (m/s)
vp : kecepatan pengamat (m/s)
vs : kecepatan sumber bunyi (m/s)
fs : frekuensi sumber bunyi (Hz)
Jika arah anak
panah ke kanan,
maka kecepatan vP
atau vS akan
bernilai positif.
Sebaliknya,
jika arah anak
panah ke kiri maka
kecepatan vP atau
vS akan bernilai
negatif.
Untuk vp akan bertanda positif saat pendengar mendekati sumber bunyi dan
akan bertanda negatif saat pendengar menjauhi sumber bunyi. Untuk vs
akan bertanda positif saat sumber bunyi menjauhi pendengar dan akan
bertanda negatif saat mendekati pandengar.
E. Layangan Bunyi
Perubahan amplitudo secara periodik itu disebut layangan. Pelayangan bunyi
akan menghasilkan suara kuat-lemah yang berlangsung secara periodik sesuai
dengan pola perubahan amplitudo. Satu layangan terdiri atas interval lemah-
kuat atau kuatlemah. Banyaknya pelayangan tiap detik disebut sebagai frekuensi
pelayangan.
Keterangan:
fp : frekuensi pelayangan (Hz)
f1 : frekuensi gelombang pertama (Hz)
f2 : frekuensi gelombang kedua (Hz)
F. Pembiasan Cahaya pada Prisma
Cahaya sebagai gelombang memiliki sifat-sifat gelombang,
yaitu pemantulan, pembiasan, dispersi, interferensi, difraksi,
dan polarisasi.
Seberkas cahaya monokromatik (sinar-sinar yang tidak dapat diuraikan
lagi menjadi komponen-komponen warnanya) yang datang menuju
permukaan prisma akan dibiaskan dua kali oleh dua sisi pembias.
Akibatnya sinar yang keluar dari prisma tidak lagi searah dengan sinar
masuk, tetapi membentuk sudut tertentu karena mengalami pembiasan.
Keadaan ini disebut deviasi.
Keterangan:
i1 : sudut datang mula-mula
r2 : sudut bias setelah sinar melalui bidang
pembias kedua
i1 r2 d =^ - h- b : sudut pembias prisma
Jika sinar dilewatkan pada prisma, maka sinar yang keluar dari
prisma tidak sejajar dengan sinar yang menuju prisma (sinar
datang mula-mula). Perpanjangan sinar bias terakhir dengan
sinar datang mula-mula akan membentuk sudut apit yang
disebut sebagai sudut deviasi (δ).
G. Dispersi Cahaya
1. Sudut dispersi (φ)
Adalah sudut yang dibentuk oleh sinar merah dan sinar ungu setelah
keluar dari prisma.
Besarnya sudut dispersi
2. Warna benda
a. Warna primer dan warna sekunder
Warna primer merupakan warna gabungan (kombinasi) dari warna
spektral. Terdapat dua warna primer, yaitu warna primer aditif dan warna
primer subtraktif.
b. Warna komplementer
Warna komplementer atau warna pelengkap terjadi jika dua warna yang
digabungkan menghasilkan warna putih. Termasuk warna komplementer adalah
sebagai berikut
1) Gabungan biru dan kuning menghasilkan warna putih.
2) Gabungan hijau dan magenta menghasilkan warna putih,
3) Gabungan merah dan sian menghasilkan warna putih.
3. Pencampuran warna
1. Pencampuran warna aditif diperoleh dengan cara menjatuhkan
beberapa berkas cahaya primer pada layar putih.
2. Pencampuran warna subtraktif diperoleh dengan cara
mencampurkan beberapa cat berwarna.
4. Filter cahaya
Filter cahaya berupa benda yang tembus cahaya. Filter cahaya ini
berfungi meneruskan warna-warna tertentu dan menahan warna-
warna tertentu.
H. Interferensi
1. Interferensi gelombang cahaya koheren
Interferensi cahaya.
Pola interferensi gelombang.
Pada abad ke-19, Thomas Young
melakukan percobaan untuk
memperkirakan bahwa seberkas
cahaya yang melalui dua buah
celah sempit akan membentuk pola
interferensi. Gambar di samping
menunjukkan gejala gelombang
tentang terjadinya interferensi.
2. Interferensi pada lapisan tipis
lapisan tipis minyak yang berada di atas
permukaan air yang terkena sinar
matahari. Anda pasti akan mendapatkan
warna-warna pada permukaan sabun
atau minyak tersebut. Peristiwa ini
disebabkan oleh adanya interferensi
cahaya.
Interferensi pada lapisan tipis.
3. Cincin Newton
Jika sebuah lensa plankonveks diletakkan
di atas lensa planparalel, maka akan
terjadi lingkaran gelap dan terang. Hal ini
disebabkan adanya interferensi cahaya
oleh pemantulan dua bidang yang
berbeda. Kejadian ini biasa disebut
dengan cincin Newton.
4. Interferensi cahaya pada kisi
Kisi merupakan goresan-goresan sejajar berjarak sama antara
satu dengan yang lain. Jarak antargoresan disebut dengan konstanta kisi.
Jika seberkas cahaya monokromatik datang sejajar menuju ke kisi, maka
setelah melalui kisi akan mengalami perubahan fase yang akan
menyebabkan terjadinya interferensi menguatkan dan melemahkan. Pola
gelap terang ini dapat ditangkap pada sebuah layar.
I. Difraksi
Gejala difraksi pada cahaya
1. Difraksi Fresnel
Difraksi ini terjadi pada gelombang bola yang datang ada
suatu celah. Gelombang bola ini dapat diperoleh dengan
meletakkan sumber cahaya pada jarak yang dekat terhadap
celah. Pola difraksi yang diamati pada layar juga terletak
pada jarak yang berhingga dari celah.
2. Difraksi Fraunhofer
Difraksi Fraunhofer terjadi pada gelombang bidang yang
datang pada suatu celah. Gelombang bidang ini dapat
diperoleh dengan meletakkan sumber cahaya pada jarak yang
relatif tak terhingga terhadap celah. Pola difraksi yang
teramati pada layar juga terletak relatif tak terhingga
terhadap celah.
3. Daya urai
sebuah lensa yang ditempatkan di belakang sebuah lubang
berbentuk lingkaran yang diameternya D. Lubang tersebut
dinamakan sebagai aperatur atau diafragma yang berfungsi
untuk mengatur masuknya cahaya menuju lensa tersebut. Dua
buah sumber cahaya, yaitu S1 dan S2 yang terpisah sejauh d.
Jika jarak sumber cahaya ke aperatur adalah L, maka lensa
akan membentuk bayangan pada layar atau film. Bentuk
bayangan akan bergantung pada diameter aperatur dan jarak
antara kedua sumber.
Daya urai sebuah lensa.
J. Polarisasi Cahaya
Cahaya merupakan sebuah gelombang transversal. Untuk membuktikan
bahwa cahaya merupakan gelombang transversal dengan cara memasang
dua buah polaroid dipasang sejajar untuk melihat sumber cahaya atau
suatu benda. Jika polaroid A diputar horizontal maka cahaya tidak dapat
menembus polaroid B, sehingga benda atau sumber cahaya dari seberang B
tidak kelihatan.
K. Energi Gelombang Elektromagnetik
Cahaya yang merupakan gelombang elektromagnetik yang
datang dari matahari sampai di permukaan bumi akan
membawa energi. Gelombang elektromagnetik mengalirkan
energi per satuan waktu per satuan luas sebesar S yang
dinyatakan dengan
dengan S menyatakan vector pointing yang arahnya
sama dengan arah rambat gelombang.
Adapun laju energi rata-rata per satuan waktu per
satuan luas yang dialirkan gelombang
elektromagnetik bidang adalah S yang dinyakan
dengan persamaan:

More Related Content

Similar to BAB 2.ppt

MATERI GETARAN DAN GELOMBANG IPA SMP BAB 11
MATERI GETARAN DAN GELOMBANG IPA SMP BAB 11MATERI GETARAN DAN GELOMBANG IPA SMP BAB 11
MATERI GETARAN DAN GELOMBANG IPA SMP BAB 11Wulidatunnisaut
 
Gelombang cahaya dan bunyi
Gelombang cahaya dan bunyiGelombang cahaya dan bunyi
Gelombang cahaya dan bunyiGezty Amaliah
 
Tugas bioakustik marsya-s1 kep 2013
Tugas bioakustik marsya-s1 kep 2013Tugas bioakustik marsya-s1 kep 2013
Tugas bioakustik marsya-s1 kep 2013Mulyady Waluyo
 
materi getaran untuk smp kelas delapan .pptx
materi getaran untuk smp kelas delapan .pptxmateri getaran untuk smp kelas delapan .pptx
materi getaran untuk smp kelas delapan .pptxchoirulloh
 
Sifat gelombang elektromagnetik
Sifat gelombang elektromagnetikSifat gelombang elektromagnetik
Sifat gelombang elektromagnetikfahmi sahab
 
Getaran dan gelombang (Bunyi)
Getaran dan gelombang (Bunyi)Getaran dan gelombang (Bunyi)
Getaran dan gelombang (Bunyi)DIAH KOHLER
 
Fisika semester gasal kelas 12 ipa SMA PGRI 1 Pati
Fisika semester gasal kelas 12 ipa SMA PGRI 1 PatiFisika semester gasal kelas 12 ipa SMA PGRI 1 Pati
Fisika semester gasal kelas 12 ipa SMA PGRI 1 PatiAndrye Pangestu
 
Gelombang Cahaya
Gelombang CahayaGelombang Cahaya
Gelombang Cahayaprihase
 
latihan soal Gelombang MTSN 4 jombang
latihan soal Gelombang   MTSN   4 jombanglatihan soal Gelombang   MTSN   4 jombang
latihan soal Gelombang MTSN 4 jombangHisbulloh Huda
 
Gelombang Bunyi XI IPA
Gelombang Bunyi XI IPAGelombang Bunyi XI IPA
Gelombang Bunyi XI IPADidin Aminudin
 

Similar to BAB 2.ppt (20)

Makalah 1
Makalah 1Makalah 1
Makalah 1
 
MATERI GETARAN DAN GELOMBANG IPA SMP BAB 11
MATERI GETARAN DAN GELOMBANG IPA SMP BAB 11MATERI GETARAN DAN GELOMBANG IPA SMP BAB 11
MATERI GETARAN DAN GELOMBANG IPA SMP BAB 11
 
Gelombang cahaya dan bunyi
Gelombang cahaya dan bunyiGelombang cahaya dan bunyi
Gelombang cahaya dan bunyi
 
Tugas bioakustik marsya-s1 kep 2013
Tugas bioakustik marsya-s1 kep 2013Tugas bioakustik marsya-s1 kep 2013
Tugas bioakustik marsya-s1 kep 2013
 
materi getaran untuk smp kelas delapan .pptx
materi getaran untuk smp kelas delapan .pptxmateri getaran untuk smp kelas delapan .pptx
materi getaran untuk smp kelas delapan .pptx
 
Materi text mulmed
Materi text mulmedMateri text mulmed
Materi text mulmed
 
Sifat gelombang elektromagnetik
Sifat gelombang elektromagnetikSifat gelombang elektromagnetik
Sifat gelombang elektromagnetik
 
Getaran dan gelombang (Bunyi)
Getaran dan gelombang (Bunyi)Getaran dan gelombang (Bunyi)
Getaran dan gelombang (Bunyi)
 
Fisika semester gasal kelas 12 ipa SMA PGRI 1 Pati
Fisika semester gasal kelas 12 ipa SMA PGRI 1 PatiFisika semester gasal kelas 12 ipa SMA PGRI 1 Pati
Fisika semester gasal kelas 12 ipa SMA PGRI 1 Pati
 
Bunyi
BunyiBunyi
Bunyi
 
Gelombang Cahaya
Gelombang CahayaGelombang Cahaya
Gelombang Cahaya
 
Getaran, gelombang
Getaran, gelombangGetaran, gelombang
Getaran, gelombang
 
Getaran gelombang
Getaran gelombangGetaran gelombang
Getaran gelombang
 
Getaran, gelombang
Getaran, gelombangGetaran, gelombang
Getaran, gelombang
 
Getaran, gelombang
Getaran, gelombangGetaran, gelombang
Getaran, gelombang
 
Bunyi
BunyiBunyi
Bunyi
 
Karekteristik gelombang
Karekteristik gelombangKarekteristik gelombang
Karekteristik gelombang
 
latihan soal Gelombang MTSN 4 jombang
latihan soal Gelombang   MTSN   4 jombanglatihan soal Gelombang   MTSN   4 jombang
latihan soal Gelombang MTSN 4 jombang
 
Gelombang Bunyi XI IPA
Gelombang Bunyi XI IPAGelombang Bunyi XI IPA
Gelombang Bunyi XI IPA
 
Bunyi
BunyiBunyi
Bunyi
 

Recently uploaded

Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasarrenihartanti
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptAgusRahmat39
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfsdn3jatiblora
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)PUNGKYBUDIPANGESTU1
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...Kanaidi ken
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 

BAB 2.ppt

  • 1. BUNYI & CAHAYA BAB 2 Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Menerapkan konsep dan prinsip gejala gelombang dalam menyelesaikan masalah  Mendeskripsikan gejala dan ciri-ciri gelombang bunyi dan cahaya.  Menerapkan konsep dan prinsip gelombang bunyi dan cahaya dalam teknologi
  • 2. A. Gelombang Bunyi 1. Bunyi merupakan gelombang Bunyi merupakan gelombang longitudinal karena arah perambatannya sejajar dengan arah getarnya. Gelombang bunyi berbentuk rapatan dan regangan. Semakin tinggi frekuensi bunyi, maka semakin tinggi nada yang dihasilkan, dan makin rendah frekuensi bunyi, maka akan semakin rendah nada bunyi yang dihasilkan. Berdasarkan besar kecilnya frekuensi, bunyi dapat digolongkan menjadi tiga sebagai berikut. 1. Infrasonik, yaitu bunyi yang berfrekuensi kurang dari 20 Hz. 2. Audiosonik, yaitu bunyi yang berfrekuensi di antara 20 Hz sampai dengan 20.000 Hz. 3. Ultrasonik, yaitu bunyi yang berfrekuensi lebih dari 20.000 Hz.
  • 3. Keterangan: s : jarak orang terhadap dinding (meter) v : kecepatan bunyi pada medium tersebut (m/s) t : waktu dari saat dibunyikan sampai didengarnya kembali (second) 2. Cepat rambat gelombang bunyi 2s = v . t a. Cepat rambat gelombang pada zat padat Keterangan: s : jarak orang terhadap dinding (meter) v : kecepatan bunyi pada medium tersebut (m/s) t : waktu dari saat dibunyikan sampai didengarnya kembali (sekon) b. Cepat rambat gelombang dalam zat cair Keterangan: B : modulus bulk zat cair (N/m2) t : massa jenis zat cair (N/m3)
  • 4. Cepat rambat gelombang dalam gas Jika gelombang longitudinal merambat pada medium udara atau gas, maka molekul-molekul gas akan membentuk pola-pola rapatan dan regangan yang akan dilalui oleh gelombang tersebut. Rapatan dan regangan akan terjadi sangat cepat, sehingga tidak terjadi perpindahan kalor. B. Sumber-Sumber Bunyi Sesuatu dapat menjadi sumber bunyi apabila memenuhi tiga syarat, yaitu:  Adanya benda yang bergetar  Adanya medium perambatan  Adanya alat pendengar atau penerima gelombang bunyi. Ada beberapa sumber bunyi, di antaranya dawai, garpu tala, kolom udara, pipa organa terbuka, pipa organa tertutup, sirine, dan masih banyak sumber bunyi yang ada di sekitar Anda.
  • 5. 1. Dawai Jika berat beban bandul dan panjang dawai Anda atur maka saat diperoleh satu perut terjadilah nada dasar. Jika panjang dawai adalah L maka akan diperoleh hubungan antara panjang L dengan panjang gelombang yaitu 2. Garpu tala Frekuensi garpu tala bergantung pada bentuk, ukuran, dan bahan garpu tala tersebut. Garpu tala hanya akan menghasilkan nada dasarnya saja tanpa diikuti oleh nada-nada yang lainnya. 3. Kolom udara Terjadinya bunyi pada kolom udara disebabkan oleh bergetarnya molekul- molekul udara yang berada pada suatu kolom atau suatu ruang yang biasa disebut dengan pipa organa.
  • 6. C. Intensitas Gelombang Bunyi Kuat lemahnya bunyi bergantung pada amplitudo getaran bunyi. Semakin besar amplitudo getaran gelombang, maka makin kuat bunyi yang dihasilkan. Kuat lemahnya bunyi bergantung pada energi yang dibawa oleh bunyi. Kuat bunyi diukur dengan menggunakan suatu besaran yang dikenal dengan nama taraf intensitas bunyi. Adapun daya merupakan besarnya energi gelombang bunyi tiap satuan waktu. Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut. Satuan intensitas bunyi menurut SI adalah watt/m2. Satuan tersebut diperoleh dengan menurunkan persamaan daya (P) (watt) dan luas permukaan (A) (m2).
  • 7. D. Efek Doppler Hubungan antara frekuensi sumber bunyi dan pendengar 1. Sumber bunyi bergerak, sedangkan pengamat diam. 2. Sumber bunyi diam, sedangkan pengamat bergerak. 3. Sumber bunyi dan pendengar sama-sama bergerak. Persamaan frekuensi pada efek Doppler Keterangan: fp : frekuensi bunyi yang didengar oleh pengamat (Hz) v : cepat rambat gelombang bunyi (m/s) vp : kecepatan pengamat (m/s) vs : kecepatan sumber bunyi (m/s) fs : frekuensi sumber bunyi (Hz)
  • 8. Jika arah anak panah ke kanan, maka kecepatan vP atau vS akan bernilai positif. Sebaliknya, jika arah anak panah ke kiri maka kecepatan vP atau vS akan bernilai negatif. Untuk vp akan bertanda positif saat pendengar mendekati sumber bunyi dan akan bertanda negatif saat pendengar menjauhi sumber bunyi. Untuk vs akan bertanda positif saat sumber bunyi menjauhi pendengar dan akan bertanda negatif saat mendekati pandengar.
  • 9. E. Layangan Bunyi Perubahan amplitudo secara periodik itu disebut layangan. Pelayangan bunyi akan menghasilkan suara kuat-lemah yang berlangsung secara periodik sesuai dengan pola perubahan amplitudo. Satu layangan terdiri atas interval lemah- kuat atau kuatlemah. Banyaknya pelayangan tiap detik disebut sebagai frekuensi pelayangan. Keterangan: fp : frekuensi pelayangan (Hz) f1 : frekuensi gelombang pertama (Hz) f2 : frekuensi gelombang kedua (Hz)
  • 10. F. Pembiasan Cahaya pada Prisma Cahaya sebagai gelombang memiliki sifat-sifat gelombang, yaitu pemantulan, pembiasan, dispersi, interferensi, difraksi, dan polarisasi. Seberkas cahaya monokromatik (sinar-sinar yang tidak dapat diuraikan lagi menjadi komponen-komponen warnanya) yang datang menuju permukaan prisma akan dibiaskan dua kali oleh dua sisi pembias. Akibatnya sinar yang keluar dari prisma tidak lagi searah dengan sinar masuk, tetapi membentuk sudut tertentu karena mengalami pembiasan. Keadaan ini disebut deviasi.
  • 11. Keterangan: i1 : sudut datang mula-mula r2 : sudut bias setelah sinar melalui bidang pembias kedua i1 r2 d =^ - h- b : sudut pembias prisma Jika sinar dilewatkan pada prisma, maka sinar yang keluar dari prisma tidak sejajar dengan sinar yang menuju prisma (sinar datang mula-mula). Perpanjangan sinar bias terakhir dengan sinar datang mula-mula akan membentuk sudut apit yang disebut sebagai sudut deviasi (δ). G. Dispersi Cahaya 1. Sudut dispersi (φ) Adalah sudut yang dibentuk oleh sinar merah dan sinar ungu setelah keluar dari prisma. Besarnya sudut dispersi
  • 12. 2. Warna benda a. Warna primer dan warna sekunder Warna primer merupakan warna gabungan (kombinasi) dari warna spektral. Terdapat dua warna primer, yaitu warna primer aditif dan warna primer subtraktif. b. Warna komplementer Warna komplementer atau warna pelengkap terjadi jika dua warna yang digabungkan menghasilkan warna putih. Termasuk warna komplementer adalah sebagai berikut 1) Gabungan biru dan kuning menghasilkan warna putih. 2) Gabungan hijau dan magenta menghasilkan warna putih, 3) Gabungan merah dan sian menghasilkan warna putih. 3. Pencampuran warna 1. Pencampuran warna aditif diperoleh dengan cara menjatuhkan beberapa berkas cahaya primer pada layar putih. 2. Pencampuran warna subtraktif diperoleh dengan cara mencampurkan beberapa cat berwarna.
  • 13. 4. Filter cahaya Filter cahaya berupa benda yang tembus cahaya. Filter cahaya ini berfungi meneruskan warna-warna tertentu dan menahan warna- warna tertentu. H. Interferensi 1. Interferensi gelombang cahaya koheren Interferensi cahaya.
  • 14. Pola interferensi gelombang. Pada abad ke-19, Thomas Young melakukan percobaan untuk memperkirakan bahwa seberkas cahaya yang melalui dua buah celah sempit akan membentuk pola interferensi. Gambar di samping menunjukkan gejala gelombang tentang terjadinya interferensi. 2. Interferensi pada lapisan tipis lapisan tipis minyak yang berada di atas permukaan air yang terkena sinar matahari. Anda pasti akan mendapatkan warna-warna pada permukaan sabun atau minyak tersebut. Peristiwa ini disebabkan oleh adanya interferensi cahaya. Interferensi pada lapisan tipis.
  • 15. 3. Cincin Newton Jika sebuah lensa plankonveks diletakkan di atas lensa planparalel, maka akan terjadi lingkaran gelap dan terang. Hal ini disebabkan adanya interferensi cahaya oleh pemantulan dua bidang yang berbeda. Kejadian ini biasa disebut dengan cincin Newton. 4. Interferensi cahaya pada kisi Kisi merupakan goresan-goresan sejajar berjarak sama antara satu dengan yang lain. Jarak antargoresan disebut dengan konstanta kisi. Jika seberkas cahaya monokromatik datang sejajar menuju ke kisi, maka setelah melalui kisi akan mengalami perubahan fase yang akan menyebabkan terjadinya interferensi menguatkan dan melemahkan. Pola gelap terang ini dapat ditangkap pada sebuah layar.
  • 16. I. Difraksi Gejala difraksi pada cahaya 1. Difraksi Fresnel Difraksi ini terjadi pada gelombang bola yang datang ada suatu celah. Gelombang bola ini dapat diperoleh dengan meletakkan sumber cahaya pada jarak yang dekat terhadap celah. Pola difraksi yang diamati pada layar juga terletak pada jarak yang berhingga dari celah. 2. Difraksi Fraunhofer Difraksi Fraunhofer terjadi pada gelombang bidang yang datang pada suatu celah. Gelombang bidang ini dapat diperoleh dengan meletakkan sumber cahaya pada jarak yang relatif tak terhingga terhadap celah. Pola difraksi yang teramati pada layar juga terletak relatif tak terhingga terhadap celah.
  • 17. 3. Daya urai sebuah lensa yang ditempatkan di belakang sebuah lubang berbentuk lingkaran yang diameternya D. Lubang tersebut dinamakan sebagai aperatur atau diafragma yang berfungsi untuk mengatur masuknya cahaya menuju lensa tersebut. Dua buah sumber cahaya, yaitu S1 dan S2 yang terpisah sejauh d. Jika jarak sumber cahaya ke aperatur adalah L, maka lensa akan membentuk bayangan pada layar atau film. Bentuk bayangan akan bergantung pada diameter aperatur dan jarak antara kedua sumber. Daya urai sebuah lensa.
  • 18. J. Polarisasi Cahaya Cahaya merupakan sebuah gelombang transversal. Untuk membuktikan bahwa cahaya merupakan gelombang transversal dengan cara memasang dua buah polaroid dipasang sejajar untuk melihat sumber cahaya atau suatu benda. Jika polaroid A diputar horizontal maka cahaya tidak dapat menembus polaroid B, sehingga benda atau sumber cahaya dari seberang B tidak kelihatan.
  • 19. K. Energi Gelombang Elektromagnetik Cahaya yang merupakan gelombang elektromagnetik yang datang dari matahari sampai di permukaan bumi akan membawa energi. Gelombang elektromagnetik mengalirkan energi per satuan waktu per satuan luas sebesar S yang dinyatakan dengan dengan S menyatakan vector pointing yang arahnya sama dengan arah rambat gelombang. Adapun laju energi rata-rata per satuan waktu per satuan luas yang dialirkan gelombang elektromagnetik bidang adalah S yang dinyakan dengan persamaan: