Modul ini membahas tentang pemeriksaan tanda-tanda vital yang meliputi pengukuran nadi, tekanan darah, suhu tubuh, dan pernapasan. Modul ini menjelaskan cara melakukan pengukuran tanda-tanda vital secara akurat menggunakan alat yang tepat sesuai standar prosedur.
2. Capaian Pembelajaran
Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mampu melakukan pemeriksaan
tanda-tanda vital (Vital Sign), mampu melakukan cara pengukuran tekanan
darah, pengukuran suhu dan perhitungan jumlah pernafasan sesuai dengan
satndart operasional prosedur dan juga mampu mengidentifikasi dan
melakukan pengkajian pada klien yang mengalami nyeri dan memberikan
manajemen nyeri yang tepat.
2
3. Deskripsi Materi
Materi ini membahas tentang pemeriksaan tanda-tanda vital yang dilakukan
kepada semua pasien sebagai salah satu data dasar yang dipakai sebagai
pendukung ditegakkannya sebuah diagnosa
3
6. 6
Pemeriksaan TTV
Tanda – tanda vital adalah sebuah keadaan atau
tanda objektif dari manusia yang menggambarkan
kondisi diri seseorang yang terdiri dari nadi per
menit, tekanan darah, frekuensi pernapasan per
menit, dan suhu tubuh (Patricia, 2005).
7. 7
Alat & bahan pemeriksaan TTV
Beberapa alat yang harus kita siapkan dalam melakukan pemeriksaan tanda – tanda
vital adalah sebagai berikut:
Pemeriksaan
tekanan darah
1. Stetoskop
2. Tensimeter
Pemeriksaan
denyut nadi
Jam tangan / stop
watch
Pemeriksaan
pernafasan
1. Jam tangan /
stop watch
2. Stetoskop
Pemeriksaan
suhu
1. Termometer
2. Tissue
3. Kassa
9. 9
Pengukuran Denyut Nadi
Denyut nadi dapat diraba pada arteri besar seperti
Penghitungan frekuensi nadi biasanya dilakukan dengan cara palpasi pada arteri
radialis.
Seorang bayi baru lahir memiliki denyut nadi sekitar 130-150 x /menit, balita 100-120
x/menit, anak-anak 90-110 x/menit, dewasa 60-100 x menit.
Radialis Brakhialis Femoralis Carotis
10. 10
Cara Pemeriksaan Nadi Radialis
1. Jelaskan prosedur pada klien
2. Posisikan klien duduk / berbaring, lengan dalam posisi bebas (relaks).
3. Posisikan tangan klien supinasi atau pronasi
4. Periksa denyut nadi pergelangan tangan dengan menggunakan tiga jari yaitu, jari
telunjuk, jari tengah dan jari manis pemeriksa pada sisi fleksor bagian radial tangan
penderita
5. Hitung jumlah denyutan dalam 1 menit
6. Catat hasil
11. 11
Cara Pemeriksaan Nadi Brakhialis
1. Jelaskan prosedur pada klien
2. Posisikan klien duduk / berbaring, lengan bawah supinasi. Lengan sedikit ditekuk
pada sendi siku
3. Raba nadi brakhialis pada sendi siku medial tendon biceps dengan menggunakan
tiga jari yaitu, jari telunjuk, jari tengah dan jari manis pemeriksa
4. Hitung jumlah denyutan dalam 1 menit
5. Catat hasil
13. 13
Cara Pemeriksaan Nadi Carotis
1. Jelaskan prosedur pada klien
2. Posisikan klien berbaring atau duduk sedikit menengadah
3. Letakkan tiga jari yaitu, jari telunjuk, jari tengah dan jari manis pemeriksa pada leher
bagian tengah penderita setinggi kartilago tiroid kemudian tarik kedua jari ke lateral
sampai ke tepi medial m. Sternocleiodomastoideus. Raba denyutan nadi carotis di
daerah tersebut
4. Hitung jumlah denyutan dalam 1 menit
5. Catat hasil
17. 17
Klasifikasi Tekanan Darah
menurut JNC VII 2003
Klasifikasi Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Normal < 120 dan < 80
Prehipertensi 120 – 139 atau 80 – 89
Hipertensi Stage 1 140 – 159 atau 90 – 99
Hipertensi Stage 2 > 160 atau > 100
18. 18
Cara Pemeriksaan Tekanan Darah
1. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan pada penderita
2. Siapkan tensimeter dan stetoskop
3. Penderita dalam posisi keadaan duduk atau berbaring
4. Lengan dalam keadaan bebas dan relaks, bebaskan dari tekanan karena pakaian
5. Pasang manset sedemikian rupa sehingga melingkari lengan atas secara rapi dan
tidak terlalu ketat, kira-kira 2.5-5 cm di atas siku
6. Tempatkan lengan penderita sedemikian rupa sehingga siku dalam posisi sedikit
fleksi dan lengan bawah supinasi
19. 19
Cara Pemeriksaan Tekanan Darah
7. Cari arteri Brakhialis yang biasanya terletak di sebelah medial tendon muskulo
Biceps
8. Meraba dibagian arteri Brakhialis dan pompa manset dengan cepat sampai kira-kira
30 mmHg di atas tekanan ketika pulsasi a. Brachialis menghilang
9. Turunkan tekanan manset perlahan-lahan sampai denyutan a. Brakhialis teraba
kembali. Tekanan ini disebut tekana sistolik palpatoir
20. 20
Cara Pemeriksaan Tekanan Darah
10. Pompa manset kembali sampai + 30 mmHg diatas tekanan sistolik paalpatoir,
kemudian secara perlahan-lahan turunkan tekanan manset dengan kecepatan 2-3
mmHg/detik. Perhatikan saat dimana denyutan arteri Brakhialis terdengar pertama
kali. Inilah tekanan Sistolik. Kemudian lanjutkan penurunan tekanan manset
sampai suara denyutan melemah dan kemudian menghilang. Tekanan pada saat
menghilang adalah tekanan Diastolik.
11. Catat hasil
23. 23
Pemeriksaan Suhu Tubuh
Suhu tubuh adalah ukuran dari kemampuan tubuh dalam menghasilkan
panas. Pengukuran suhu tubuh menjadi tanda gejala sakit. Alat untuk
mengukur suhu adalah termometer. Terdapat berbagai macam termometer
diantaranya termometer air raksa dan elektrik (digital). Pengukuran suhu
dapat dilakukan pada mulut, ketiak (aksila) dan rektum (anus).
24. 24
Cara Pemeriksaan Suhu Melalui Oral
1. Jelaskan prosedur pada klien
2. Mengibaskan termometer sampai permukaan air raksa berada di bawah 35,5 oC
3. Masukkan termometer di bawah lidah penderita dan penderita diminta untuk
menutup mulut. Tunggu 3-5 menit
4. Baca nilai termometer kemudian pasangkan lagu selama 1 menit dan baca lagi.
Jika suhu masih naik ulangu prosedur di atas sampai suhu tetap
5. Catat hasil
25. 25
Cara pemeriksaan suhu melalui aksila
1. Jelaskan prosedur pada klien
2. Mengibaskan termometer sampai permukaan air raksa berada di bawah 35,5 oC
3. Minta klien membuka pakaian/baju yang digunakan agar termometer dapat dipasang
di fosa aksilaris
4. Tempatkan termometer pada fosa aksilaris dengan sendi bahu adduksi maksimal.
Tunggu 3-5 menit
5. Baca dan catat hasil
26. 26
Cara pemeriksaan suhu melalui rektum
1. Jelaskan prosedur pada klien
2. Mengibaskan termometer sampai permukaan air
raksa berada di bawah 35,5 oC
3. Pilih termometer dengan ujung bulat, beri
pelumas/jelly dan masukkan ke dalam anus
sedalam 3-4 cm dengan arah menuju ke umbilikus
4. Baca dan catat hasil
28. 28
Pemeriksaan Pernafasan
Bernafas merupakan pergerakan involunter (tidak disadari) dan volunter
(disadari) yang diatur oleh pusat nafas di batang otak dan dilakukan
dengan bantuan otot-otot pernafasan. Nilai normal frekuensi nafas pada
anak-anak bervariasi tergantung dari usia anak tersebut sedangkan pada
orang dewasa mempunyai nilai yang tetap. Nilai normal frekuensi nafas
orang dewasa adalah 12-20 x/menit.
29. 29
Cara pengukuran frekuensi pernafasan
1. Jelaskan prosedur pada klien
2. Posisikan pasien duduk
3. Perhatikan gerak nafas penderita, inspirasi dan ekspirasi, gerak dada dan perut,
dan apakah ada otot nafas tambahan
4. Letakkan telapak tangan pemeriksa pada dada penderita dan rasakan gerakan
nafasnya
5. Hitung frekuensi nafas selama 1 menit
6. Catat hasil
31. 31
Definisi Nyeri
Nyeri adalah sensasi yang tidak menyenangkan
yang biasanya dikaitkan dengan penyakit/cedera
atau pengalaman subyektif seseorang yang
berbeda-beda setiap individu (Treede, 2018).
38. 38
Daftar Pustaka
Berry & Kohn’s, 1996, OPERATING ROOM TECHNIQUE, 8th edition, Mosby-Yearbook, Inc
Bookrags 2006. Antiseptic. http://www.bookrags.com/sk/antiseptik.
Ciesla, B. 2007. Hematology in Practice. Philadelphia: F.A. Davis Company.
Delp MH, Manning RT. 1996. Major Diagnosis Fisik. Terjemahan Moelia Radja Siregar. EGC
Dudley, Eckersley, and Brown 1999. A Guide to Practical Procedures in Medicine and Surgery,
Butterworth-Heinemann Ltd., London.
Encyclopedia of Surgery: A Guide for Patients and Caregivers, Aseptic Technique.
http://www.surgeryencyclopedia.com/A-Ce/Aseptic-Technique.html
Sobbota. 2010. Sobotta Atlas Anatomi Manusia. Edisi 21. EEG Penerbit Buku Kedokteran.
Jakarta
Paulsen F.& J. Waschke. 2013. Sobotta Atlas Anatomi Manusia: Anatomi Umum Dan
Muskuloskeletal. Penerjemah : Brahm U. Penerbit. Jakarta : EGC.