Teks tersebut memberikan informasi mengenai pemeriksaan tanda-tanda vital yang meliputi pengukuran tekanan darah, detak nadi, pernapasan, dan suhu tubuh. Langkah-langkah pemeriksaannya dijelaskan secara rinci mulai dari persiapan alat dan pasien hingga prosedur pengukuran dan pencatatan hasilnya.
4. PENGUKURAN TEKANAN
DARAH
Pemeriksaan tekanan darah atau
cek tensi merupakan prosedur
untuk mengukur seberapa
kuatnya tekanan darah di arteri
saat jantung dipompa. Prosedur
ini umumnya dilakukan dengan
sphygmomanometer atau
tensimeter baik yang pompa
(manual) atau mesin otomatis.
5. PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH
Darah mengalir ke seluruh sistem sisrkulasi
karena jantung memompa darah ke dalam arteri
yang bertekanan tinggi
Tekanan Darah Sistolik
Tekanan maksimum dinding arteri pada saat
kontraksi ventrikel kiri.
Tekanan Darah Diastolik
Tekanan minimum dinding arteri pada saat
relaksasi ventrikel kiri.
7. TUJUAN DAN INDIKASI
PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH
Menilai sistem
kardiovaskuler/keadaan
hemodinamik (curah
jantung, volume darah,
viskositas, dan
elastisitas arteri).
Menilai kesehatan secara
keseluruhan
Tujuan Pasien yang
masuk untuk
dirawat
Secara rutin
pada pasien
yang sedang
dirawat/pasie
n yang telah
terdiagnosis
HT
Sewaktu –
waktu sesuai
dengan
Indikasi
8. PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH
Tekanan sistolik, ditentukan berdasarkan bunyi
Korotkoff 1, sedangkan diastolik pada bunyi Korotkoff
5
BUNYI
KOROTKOFF
DESKRIPSI
FASE I Bunyi pertama, begitu bunyi ini terdengar, nilai tekanan
yang ditunjukkan pada manometer dinilai sebagai
tekanan sistolik.
FASE II Bunyi desiran
FASE III Semakin jelas dan keras
FASE IV Meredam
FASE V Menghilang
11. HAL HAL YANG HARUS
DIPERHATIKAN
1. Hindari pengukuran pada ekstremitas yang terpasang infus,
trauma, dan tertutup gips
2. Bila akan mengulang prosedur pengukuran, tunggu 30 detik
setelah skala 0
3. Memeriksa di arteri brachialis
18. PROSEDUR PEMERIKSAAN
PERSIAPAN PASIEN
1. Pasien dalam kondisi tenang.
2. Pasien diminta untuk tidak merokok atau
minum yang mengandung kafein minimal 30
menit sebelum pemeriksaan.
3. Istirahat sekitar 5 menit setelah melakukan
aktifitas fisik ringan
20. PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH
Palpatoir
1. Siapkan tensimeter dan stetoskop.
2. Posisi pasien boleh berbaring, duduk atau berdiri
tergantung tujuan pemeriksaan
3. Lengan dalam keadaan bebas dan rileks, bebas dari
pakaian.
4. Pasang bladder sedemikian rupa
sehinggamelingkari bagian tengah lengan atas
dengan rapi, tidak terlalu ketat atau terlalu longgar.
Bagian bladder yang paling bawah berada 2 cm/ 2
jari diatas fossa cubiti. Posisikan lengan sehingga
21. PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH
Palpatoir
1. Carilah arteri brachialis/arteri radialis
2. Perkirakan tekanan sistolik palpatoir dengan meraba
arteri brachialis/arteri radialis dengan satu jari
tangan sambil menaikkan tekanan pada cuff sampai
nadi menjadi tak teraba, kemudian tambahkan 30
mmHg dari angka tersebut
3. Hasil pemeriksaan tekanan darah secara palpatoir
akan didapatkan tekanan darah sistolik dan tidak
bisa untuk mengukur tekanan darah diastolik.
22. PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH
Auskultatoir
1. Pastikan membran stetoskop terdengar suara saat
diketuk dengan jari.
2. Letakkan membran stetoskop pada fossa cubiti
tepat di atas arteri brachialis.
3. Naikkan tekanan dalam bladder dengan memompa
bulb sampai tekanan sistolik palpatoir ditambah 30
mmHg.
4. Turunkan tekanan perlahan, ± 2-3 mmHg/detik.
23. PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH
Auskultatoir
1. Dengarkan menggunakan stetoskop dan catat
dimana bunyi Korotkoff I terdengar pertama kali. Ini
merupakan hasil tekanan darah sistolik.
2. Terus turunkan tekanan bladder sampai bunyi
Korotkoff V (bunyi terakhir terdengar). Ini
merupakan hasil tekanan darah diastolik.
3. Untuk validitas pemeriksaan tekanan darah minimal
diulang 3 kali. Hasilnya diambil ratarata dari hasil
pemeriksaan tersebut.
29. PROSEDUR PEMERIKSAAN
1. Penderita dapat dalam posisi duduk atau
berbaring. Lengan dalam posisi bebas dan
rileks.
2. Periksalah denyut arteri radialis di
pergelangan tangan dengan cara meletakkan
jari telunjuk dan jari tengah atau 3 jari (jari
telunjuk, tengah dan manis) di atas arteri
radialis dan sedikit ditekan sampai teraba
pulsasi yang kuat.
3. Penilaian nadi/arteri meliputi: frekuensi
(jumlah) per menit, irama (teratur atau
30. PROSEDUR PEMERIKSAAN
1. Bila iramanya teratur dan frekuensi nadinya
terlihat normal dapat dilakukan hitungan
selama 15 detik kemudian dikalikan 4, tetapi
bila iramanya tidak teratur atau denyut
nadinya terlalu lemah, terlalu pelan atau
terlalu cepat, dihitung sampai 60 detik.
31. HASIL PEMERIKSAAN
1.Jumlah frekuensi nadi per menit (Normal
pada dewasa : 60-100 kali/menit)
Takikardia bila frekuensi nadi > 100
kali/menit, sedangkan bradikardia bila
frekuensi nadi< 60 kali/menit
2.Irama nadi: Normal irama teratur
3.Pengisian : tidak teraba, lemah, cukup
(normal), kuat, sangat kuat
41. PEMERIKSAAN SUHU
Suhu merupakan
gambaran hasil
metabolisme tubuh.
Termogenesis
(produksi panas tubuh)
dan termolisis (panas
yang hilang) secara
normal diatur oleh
pusat thermoregulator
hipothalamus.
42. PROSEDUR PEMERIKSAAN SUHU
AKSILA
1. Turunkan air raksa sedemikian
sehingga air raksa pada
termometer menunjuk angka 35
derajat C atau dibawahnya.
2. Letakkan termometer di lipatan
aksila. Lipatan aksila harus
dalam keadaan kering. Pastikan
termometer menempel pada
kulit dan tidak terhalang baju
pasien.
3. Jepit aksila dengan merapatkan
lengan pasien ke tubuhnya.
43. PROSEDUR PEMERIKSAAN SUHU
REKTAL
1. Pemeriksaan suhu melalui
rektum ini biasanya dilakukan
terhadap bayi.
2. Pilihlah termometer dengan
ujung bulat, beri pelumas di
ujungnya.
3. Masukkan ujung termometer ke
dalam anus sedalam 3-4 cm.
4. Cabut dan baca setelah 3 menit
(Catatan : pada prakteknya,
untuk menghemat waktu
pemeriksaan, sambil menunggu