SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
Uraian Materi 
1. Tata Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan 
a. Pemakaian Huruf 
1) Abjad, Vokal, dan Konsonan 
Abjad bahasa Indonesia menggunakan 26 huruf sebagai berikut. 
(perhatikan bunyi pelafalannya). 
Huruf Lafal Huruf Lafal Huruf Lafal Huruf Lafal 
A a A G g Ge M m Em T t Te 
B b Be H h Ha N n En U u U 
C c Ce I i i O o O V v Fe 
D d De J j Je P p Pe W w We 
E e E K k Ka Q q Ki X x Eks 
F f Ef L l El R r Er Y y Ye 
S s Es Z z Zet 
Disamping 26 huruf di atas, dalam bahasa Indonesia juga digunakan gabungan 
konsonan (diagraf) sebanyak empat pasang, yaitu: 
kh sepertidalam kata khusus, akhir 
ny seperti dalam kata nyata, anyam 
ng seperti dalam kata ngilu, bangun 
sy seperti dalam kata syair, asyik 
Selain gabungan dua konsonan, ada pula gabungan dua vokal yang disebut 
diftong. 
Perhatikan contoh diftong di bawah ini. 
2 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
3 
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
Diftong/ai/dalam kata 
bantai dilafalkan (bantay) 
ngarai dilafalkan (ngaray) 
pandai dilafalkan (panday) 
Diftong/au/dalam kata 
kacau dilafalkan (kacaw) 
kerbau dilafalkan (kerbaw) 
limau dilafalkan (limaw) 
Diftong/oi/dalam kata 
amboi dilafalkan (amboy) 
boikot dilafalkan (boykot) 
Diftong/oi/dalam kata 
sepoi dilafalkan (sepoy) 
toilet dilafalkan (toylet) 
Jika vokal berurutan /ai/, /au/. Dan, /oi/ terdapat dalam kata yang pelafalannya 
persis sama dengan huruf aslinya, vokal beruntun itu bukan diftong. 
Contoh /ai/, /au/, dan /oi/ yang bukan diftong adalah terdapat dalam kata berikut: 
mulai diucapkan (mulai) bukan (mulay) 
mau diucapkan (mau) bukan (maw) 
doi** diucapkan (do’i) bukan (doy) 
Dengan berpedoman pada EYD, khususnya cara pelafalan huruf yang benar, 
setiap penutur bahasa Indonesia hendaknya mengikuti aturan yang sudah 
dibakukan. Dalam membaca singkatan kata (termasuk singkatan kata asing selain 
akronim) yang dibaca huruf demi huruf, jika penutur sedang berbahasa Indonesia, 
pelafalannya harus sesuai dengan pelafalan huruf bahasa Indonesia. 
Singkatan Lafal yang 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 
Benar 
Lafal yang 
Salah 
Singkatan Lafal yang 
Benar 
Lafal yang 
Salah 
AC 
BBC 
CIA 
a-ce 
be-be-ce 
ce-i-a 
a-se 
bi-bi-si 
si-ai-e 
MTQ 
RCTI 
em-te-ki 
er-ce-te-i 
em-te-kyu 
er-se-te-i
4 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
Pemenggalan Kata 
Pemenggalan Kata pada kata dasar dilakukan sebagai berikut : 
a) Jika ditengah kata ada huruf vokal yang berurutan, pemenggalan itu 
dilakukan diantara kedua huruf vokal itu. Misalnya : ma-in, sa-at, bu-ah. 
Hati-hati, jika vokal yang beruntun merupakan diftong, pemenggalan kata 
tifdak dilakukan di antara kedua huruf vokal 
Pemenggalan yang salah Pemenggalan yang benar 
pu-la-u 
ra ma i 
se-po-i 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 
pu-lau 
ra-mai 
se-poi 
b) Jika di tengah kata ada huruf konsonan, termasuk gabungan huruf 
konsonan, pemenggalan dilakukan sebelum huruf konsonan. Misalnya: Ta-bu 
ka-wan ca-tur. 
c) Jika ditengah kata ada dua huruf konsonan yang berurutan, pemenggalan 
dilakukan di antara kedua huruf konsonan itu. Gabungan huruf konsonan 
tidak pernah diceraikan. 
Misalnya : swas-ta, ap-ril, bang-sa, han-dal 
Gabungan huruf konsonan ny, ng, kh, dan sy tidak boleh dipisahkan 
Misalnya: Su-nyi ha-ngat makh-luk ma-sya-ra-kat 
d) Jika di tengah kata ada tiga buah huruf konsonan atau lebih, pemenggalan 
dilakukan di antara huruf konsonan yang pertama dan huruf konsonan 
yang kedua. 
Misalnya: Ab- sorb-si kon-klu-si ins-truk-si 
e) Imbuhan yang berupa awalan dan akhiran, termasuk awalan yang 
mengalami perubahan bentuk serta partikel yang biasanya ditulis 
serangkai dengan kata yang diimbuhinya, dapat dipenggal. 
Misalnya : ba-ca-lah me-la-ri-kan pra-sa-ra-na 
f) Jika suatu kata terdiri dari atas lebih dari satu unsur dan salah satu unsur
5 
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
itu dapat bergabung dengan unsur lain, pemenggalan dapat dilakukan 
dengan: 
1) pada unsur gabungan itu sesuai dengan kaidah pemenggalan kata 
butir i. 
Misalnya: bio-data atau bio-da-ta 
intro-speksi atau in-tro-spek-si 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 
a. Penulisan Kata 
1) Kata dasar 
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan. Misalnya : 
Ketiga kalimat ini dibangun 
dengan gabungan kata dasar 
Kantor pos sangat ramai. 
Buku itu sudah saya baca 
Adik naik sepeda baru 
2) Kata Turunan 
a) Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya. 
Misalnya : bergerigi ketetapan sentuhan 
b) Jika bentuk dasar berupa gabungan kata,awalan atau akhiran ditulis 
serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahului. 
Misalnya : diberi tahu, beritahukan 
bertanda tangan, tanda tangani 
berlipat ganda lipat gandakan 
c) jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan 
akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai. 
Misalnya : memberitahukan, ditandatangani, melipatgandakan.
6 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
3) Bentuk Ulang 
Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan kata tanda hubung. 
Misalnya : Anak-anak, berjalan-jalan, buku-buku, dibesar- besarkan, gerak-gerik, 
huru-hara, kupu-kupu, lauk- pauk, mondar-mandir, laba-laba, lauk-pauk, 
porak-poranda. 
4) Gabungan Kata 
a) Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, 
unsur-unsurnya ditulis terpisah. Misalnya : duta besar, kerja sama, kereta 
api cepat, meja tulis, orang tua, rumah sakit, terima kasih, mata kuliah. 
b) Gabungan kata termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan 
salah pengertian dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan 
pertalian unsur yang berkaitan. Misalnya: Alat pandang dengar (audio – 
visual aid), anak-istri saya (keluarga), buku sejarah-baru (sejarahnya yang 
baru), ibu-bapak (orang tua). 
5) Kata Ganti ku, kau, mu, dan nya 
Kata ganti ku dan kau sebagai bentuk sigkat dari kata aku dan engkau, ditulis 
serangkai dengan kata yang mengikutinya. 
aku bawa, aku ambil 
kubawa, kuambil 
engkau bawa 
kau bawa, kauambil 
(aku) ( ......) 
(ku ....) 
(engkau) (........) 
(kau .....) 
Misalnya : 
Bolehkah aku ambil jeruk ini satu ? 
Kalau mau, boleh engkau baca 
buku itu. 
Akan tetapi, perhatikan penulisan 
berikut ini. 
Bolehkah kuambil jeruk ini satu? 
Kalau mau, boleh kaubaca buku itu. 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
7 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
6) Kata Depan di, ke, dan dari 
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, 
kecuali didalam gabungan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata 
seperti, kepada dan daripada. 
Misalnya : 
Tinggallah bersama saya di sini 
Di mana orang tuamu? 
Saya sudah makan di rumah te-man 
Ibuku sedang ke luar kota. 
Ia pantas tampil ke depan 
Akan tetapi, perhatikan penulisan 
yang berikut 
Kinerja Lely lebih baik daripada Tuti 
Kami percaya kepada Anda 
Akhir-akhir ini beliau jarang kemari 
Kata si dan sang 
Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. 
Misalnya : 
Salah Benar Salah Benar 
sikecil 
sipemalu 
si kecil 
si pemalu 
sangdiktator 
sangkancil 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 
sang diktator 
sang kancil 
7) Partikel 
i. Partikel –lah, -kah, dan –tah ditulis serangkai dengan kata yang 
mendahuluinya. 
Misalnya : Bacalah peraturan sampai tuntas 
Siapakah tokoh yang menemukan radium. 
ii. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. 
Misalnya : Apa pun yang dikatakannya, aku tetap tak percaya
8 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
Hendak makan pun lauknya sudah habis 
Satu kali pun Dedy belum pernah datang ke rumahku 
Catatan: 
Kelompok yang dianggap pada berikut ini ditulis serangkai, misalnya adapun, 
andaipun, bagaimanapun, biarpun, kendatipun, maupun, meskipun, sekalipun, 
sungguhpun, walaupun. 
Misalnya: Adapun sebab-musababnya sampai sekarang belum diketahui. 
Bagaimanapun juga akan dicobanya mengajukan permohonan itu. 
Baik para dosen maupun mahasiswa ikut menjadi anggota koperasi 
Walau hari hujan, ia datang juga. 
8) Singkatan dan Akronim 
i. Singkatan adalah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf 
atau lebih. Adapun auran penulisannya adalah sebagai berikut: 
a) Setiap menyingkat satu kata dipakai satu tanda titik. 
Misalnya: Nomor disingkat no. 
Ibidem disingkat ibid 
halaman disingkat hlm. 
b) Bila menyingkat dua kata dipakai dua titik. 
Misalnya: loco citato disingkat loc.cit 
apere citato disingkat ap.cit 
atas nama disingkat a.n. 
Akan tetapi, singkatan nama diri yang terbentuk dari gabungan huruf 
awal kata yang disingkat, ditulis tanpa titik. 
Misalnya: Perseroan Terbatas disingkat PT 
Perusahaan Dagang disingkat PD 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
9 
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
c) Bila menyingkat tiga kata atau lebih, pada akhir singkatan dipakai satu 
tanda titik. 
Misalnya : dan lain-lain disingkat dll. 
yang akan datang disingkat yad. 
Akan tetapi, singkatan nama diri yang terbentuk dari gabungan awal 
kata yang disingkat, ditulis tanpa titik. Misalnya: 
BUMN (Badan Usaha Milik Negara) 
DKI (Daerah Khusus Ibukota) 
BPS (Badan Pusat Statistik) 
RCTI (Rajawali Citra televisi 
Indonesia) 
Penulisan lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, 
dan mata uang tidak diikuti titik. Misalnya: 
au aurum 
KVA kilovolt-ampere 
kg kilogram 
Rp(5.000.00) (lima ribu rupiah) 
TNT trinitrotoluen 
ii. Akronim ialah singkatan yang berupa gabungan hurf awal, gabungan 
suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang 
diperlakukan sebagai kata. 
a) Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata 
ditulis seluruhnya dengan huruf kapital. 
Misalnya : FISIP (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik) 
ISPA (Infeksi Saluran Nafas Atas) 
b) Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku 
kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya 
ditulis dengan huruf kecil. 
Misalnya : radar radio detecting and ranging 
rapim rapat pimpinan 
tilang bukti pelanggaran 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
10 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
9) Angka dan Lambang Bilangan 
i. Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan nomor. Dalam tulisan 
lazim digunakan angka arab atau angka romawi. 
Misalnya: Angka Arab : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 
Angka Romawi: I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L (50), C (100), 
ii. Angka digunakan untuk menyatakan (i) ukuran panjang, berat, luas, dan 
isi, (ii) satuan waktu, (iii) nilai uang, (iv) kuantitas. 
Misalnya: 19 meter 4 ons 9 hektar 65 liter 
Pukul 15.30 10 detik 30 menit 5 jam 
Rp 80.000.000 US 3.50 500 Yen 
iii. Angka dipakai untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen, 
atau kamar pada alamat. Misalnya: nomor 25 
Penulisan lambang bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut. 
Bilangan utuh, misalnya: 
Dua belas 12 
Dua ratus dua puluh dua 222 
Bilangan pecahan, misalnya: 
Setengah ½ 
Satu persen 1% 
Penulisan lambang bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara yang 
berikut. 
Misalnya : Paku Buwono X Bab II 
Paku Buwono ke-10 Bab ke-2 
Paku Buwono kesepuluh 
iv. Penulisan lambang bilangan yang mendapat akhiran –an mengikuti cara 
yang berikut. 
Misalnya: Tahun ‘50-an atau tahun lima puluhan 
Uang 5000-an atau uang lima ribuan 
Uang lima 1000-an atau uang lima seribuan 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
11 
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 
Pemakaian Tanda Baca 
1. Tanda titik (.) 
a. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau 
seruan. 
Misalnya: Ayahku tinggal di Korea. 
Impianku menjadi musisi. 
b. Tanda titik dipakai dibelakang angka atau huruf pengkodean suatu judul 
bab dan subbab dalam satu bagan, ikhtisar, atau daftar. 
Misalnya : III. Departemen Dalam Negeri 
A. Direktorat Jenderal PMD 
1. Subdit ....... 
Catatan: 
Tanda titik tidak dipakai dibelakang angka pada pengkodean sistem digit jika 
angka itu merupakan yang terakhir dalam deretan angka sebelum judul bab 
atau subbab 
c. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka, jam, menit, dan detik yang 
menunjukkan waktu dan jangka waktu 
Misalnya: Pukul 12.10.20 pukul ( 2 lewat 10 menit 20 detik) 
d. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya. 
Misalnya: Ia lahir pada tahun 1956 di Bandung 
Lihat halaman 2345 dan seterusnya 
2. Tanda koma (,) 
a. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau 
pembilangan. 
Misalnya: Saya membeli baju, tas, dan sepatu.
12 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
Korea, jepang, yunani, spanyol, paris, inggris, dan las vegas. 
b. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari 
kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi atau 
melainkan. 
Misalnya : Saya ingin pergi, tetapi hari itu ujian. 
Didi bukan anak saya, melainkan anak pak Daud 
c. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat 
jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya. 
Misalnya : Kalau hari hujan, saya tidak akan datang. 
Karena sibuk, ia lupa akan janjinya. 
d. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain 
dalam kalimat. Misalnya: Kata Ibu, “saya gembira sekali.” 
“Saya gembira sekali,” kata Ibu, “karena kamu lulus.” 
3. Tanda titik koma (;) 
a. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat 
yang sejenis dan setara. Misalnya : Malam semain larut; pekerjaan belum 
selesai juga. 
b. Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk 
memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk. 
Misalnya : Ayah menonton televisi; ibu sibuk memasak; adik mendengar 
musik; saya sendiri asyik mengerjakan tugas; saya sendiri asyik menonton 
siaran langsung pertandingan sepak bola. 
4. Tanda titik dua (:) 
a. Tanda titik dua dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti 
perincian. 
Misalnya: Kita sekarang memerlukan alat tulis: pensil, penghapus, dan 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
13 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
penggaris. 
STIE mempunyai dua jurusan: manajemen dan akuntansi 
b. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan 
pemerian. 
Misalnya: Kami memerlukan alat tulis: pensil, penggaris, penghapus, dan 
kertas 
STIE mempunyai dua jurusan: manajemen dan akuntansi 
5. Tanda hubung (-) 
Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh 
pergantian baris. Misalnya: 
Disamping cara itu ada ju-ga cara baru. 
Suku kata yang berupa satu vokal tidak ditempatkan pada ujung baris atau 
pangkal baris. Misalnya: 
Mata kuliah baru yang ditawarkan tahun 
Ini adalah Estetika dan ........ 
a. Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang. 
Misalnya: Anak-anak, Berulang-ulang 
b. Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian 
tanggal. Misalnya : p-e-n-y-a-n-y-i, 26-01-1986 
6. Tanda pisah ( - ) 
a. Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang member 
penjelasan di luar bangun kalimat. 
Misalnya: Hasil pertandingan itu-sungguh diluar dugaan-ternyata imbang 
Kemerdekaan bangsa itu-saya yakin akan tercapai-diperjuangkan oleh 
bangsa itu sendiri. 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
14 
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
b. Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan atau tanggal dengan arti 
‘sampai ke’ atau “sampai dengan”. Misalnya: 1986-1990, Tanggal 25-26 
Januari 1986, Korea-Jepang 
Catatan: Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, perlu 
dipakai empat titik; tiga buah untuk menandai penghilangan teks dan satu 
untuk menandai akhir kalimat. Misalnya: dalam karangan, tanda baca harus 
digunakan .... 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 
7. Tanda Ellipsis ( … ) 
a. Tanda ellipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus. 
Misalnya : Kalau begitu … ya, marilah mulai pindah. 
b. Tanda ellipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada 
bagian yang dihilangkan. Misalnya : Sebab-sebab kemerosotan … akan 
diteliti lebih lanjut. 
8. Tanda Tanya (?) 
a. Tanda Tanya dipakai pada akhir kalimat Tanya. 
Misalnya : Kapan ia berangkat? ; Kemana ia pergi? 
b. Tanda Tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian 
kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya. 
Misalnya: Ia dilahirkan pada tahun 1992(?); Uangnya sebanyak 10 juta 
rupiah (?) hilang 
9. Tanda seru (!) 
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan 
atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun 
rasa emosi yang kuat. Misalnya: Alangkah seramnya peristiwa itu!; Bersihkan 
kamar itu sekarang juga!; Merdeka!
15 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
10. Tanda kurung ( (…) ) 
a. Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan. 
Misalnya : Bagian Perencanaan sudah selesai menyusun DIK (Daftar Isian 
Kegiatan) kantor itu. 
b. Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan 
keterangan. Misalnya : faktor produksi menyangkut masalah (a) alam, (b) 
tenaga kerja, dan (c) modal. 
11. Tanda kurung siku ( […] ) 
Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi 
atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda 
itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di 
dalam naskah asli. Misalnya : Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemersik. 
12. Tanda petik (“…”) 
a. Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan 
dan naskah atau bahan tertulis lain. Misalnya: “Saya belum siap,” kata 
Mira, “tunggu sebentar!” 
Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, “Bahasa negara ialah bahasa Indonesia.” 
b. Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai 
dalam kalimat. 
Misalnya: Sajak “Berdiri Aku” terdapat pada halaman 5 buku itu. 
Karangan Andi Hakim Nasoetion yang berjudul “Rapor dan Nilai Prestasi di 
SMA” diterbitkan dalam Tempo. 
c. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan 
langsung. 
Misalnya : Kata Tono, “Saya juga minta satu.” 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
16 
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
13. Tanda petik tunggal ( ‘…’ ) 
Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain. 
Misalnya : Tanya Basri, “Kau dengar bunyi ‘kring-kring’ tadi?” 
Latihan 1 
1. Sebutkan kegunaan tanda baca koma. 
2. Buatkan contoh kalimat yang memakai tanda baca koma.. 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 
14. Tanda garis miring ( / ) 
a. Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat 
dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim. 
Misalnya : No. 7/PK/1973; Jalan kramat II/10 
b. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, atau tiap. 
Misalnya : Mahasiswa/mahasiswi; Harganya Rp 150,00/lembar. 
15. Tanda penyikat atau Apostrof ( ` ) 
Tanda penyikat atau apostrof menunjukkan penghilangan bagian kata atau 
bagian angka tahun. 
Misalnya : Malam ‘lah tiba (`lah = telah) 
1 Januari `86 (`86 = 1986) 
Untuk mengingatkan pemahaman materi tentang EYD, sekarang coba Anda 
kerjakan latihan di bawah ini! 
Setelah mencoba menjawab latihan 1 di atas, selanjutnya cocokkan dengan 
jawaban berikut ini:
17 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
Jawaban latihan 1 
1. Untuk memisahkan bagian kalimat sejenis dann setara, dan sebagai pengganti 
kata penghubung untuk memisahkan kalimat setara dalam kalimat majemuk 
2. Contoh kalimat Didi bukan anak saya, melainkan anak pak Daud 
2. Diksii/pilihan kata dan kosa kata bahasa Indonesia yang baku 
Pilihan kata atau diksi dapat diartikan sebagai upaya memilih kata untuk 
mendapatkan hasil akhir berupa kata tertentu (yang dipilih) untuk dipakai 
dalam suatu tuturan bahasa. 
Dalam praktik penggunaan kata, ada kata yang harus dihindari, ada kata 
yang harus diutamakan, ada pula kata-kata tertentu yang diragukan: apakah 
kata-kata itu dipakai atau tidak. Peranan setiap kata dalam kalimat harus 
benar-benar diperhitungkan. Jangan sampai ada kata yang mengganggu 
struktur kalimat; jangan sampai ada kata yang mubazir supaya kalimat tidak 
“loyo”. Dalam kalimat hendaklah kata itu digunakan sebaik-baiknya sehingga 
terwujud suatu power. 
Ketepatan Pilihan Kata 
a. Nalar Berbahasa 
Ketepatan pilihan kata melibatkan nalar berbahasa. Agar tidak terjadi 
kesesatan dalam pemilihan kata, logika dan penalaran harus difungsikan 
secara optimal. Kalimat-kalimat di bawah ini belum mantap dalam ketepatan 
pilihan katanya. 
a. Surat tugas ini harap dilaksanakan 
dengan baik. 
b. Bolehkah karcis bus yang tidak 
dipakai bisa ditukar? 
c. Foto itu menunjukkan hampir 
menyerupai wajahnya. 
d. Waktu dan tempat kami 
persilakan. 
e. Saya belum jelas, Pak! 
f. Atas perhatiannya kami 
ucapkan terima kasih. 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
18 
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
Mengapa contoh di atas belum mantap pilihan katanya? Berikut ini 
alasannya dijelaskan satu per satu. Maksud yang terkandung dalam contoh 
a adalah suatu perintah agar tugas yang bersangkutan dilaksanakan dengan 
baik, bukan surat tugasnya. Jadi, tugas harus dilaksanakan, sedangkan surat 
tugas harus diperhatikan dengan baik. 
Perbaikannya : 
a-1. Tugas ini harap dilaksanakan dengan baik. 
a-2. Surat tugas ini harap diperhatikan dengan baik. 
Yang menyebabkan contoh b kurang mantap adalah penumpukan kata 
bolehkan dan bisa sehingga terasa kaku. 
Perbaikannya : 
b-1. Bolehkan ditukar karcis bus yang tidak dipakai? 
b-2. Karcis bus yang tidak terpakai bisakah ditukar? 
Contoh c kurang memperlihatkan logika bahasa. Jika foto itu sudah 
hampir menyerupai wajahnya, kata menunjukkan tidak perlu lagi. Apabila 
kata menunjukkan ingin dipertahankan, hendaklah dibelakangnya ditambah 
sebuah kata atau lebih. Sesuatu yang hampir menyerupai atau bentuk yang 
hampir menyerupai boleh ditunjukkan, tetapi hampir menyerupai bagaimana 
menunjukkannya? Perbaikan kalimat tersebut adalah: 
c-1. Foto itu menunjukkan bentuk yang hampir menyerupai wajahnya. 
c-2. Foto itu hampir menyerupai wajahnya. 
Contoh d jelas sekali menyimpang dari logika. Yang dipersilakan 
tentulah manusia, bukan waktu dan tempat. Jika manusia itu berupa Bapak, 
Ibu, susunannya adalah 
d-1. Bapak kami persilakan. 
d-2. Ibu kami persilakan. 
Contoh e sering diucapkan mahasiswa kepada dosennya saat ia ingin 
menanyakan sesuatu: “Saya belum jelas, Pak!” Tidak disadari rupanya bahwa 
yang belum jelas itu adalah masalah yang diterangkan dosennya, tetapi 
mahasiswa menyebut “saya”. Agar susunan kalimat itu tidak menyesatkan, 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
19 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
sang mahasiswa hendaklah mengatakan 
e-1. Masalah tadi belum jelas bagi saya, Pak! 
e-2. Bagi saya masalah tadi belum jelas, Pak! 
Contoh f sering terdapat dalam surat. Yang keliru dalam kalimat itu 
hanya masalah kata ganti –nya. Yang diajak dalam komunikasi surat adalah 
pihak kedua, dan –nya bukanlah kata ganti yang tepat untuk itu. Masih 
banyak sebutan lain yang dapat dipilih untuk itu, misalnya kata Anda, Bapak/ 
Ibu, Saudara. Dengan demikian, kekeliruan tadi dapat diperbaikin dengan 
f-1. Atas perhatian Anda, kami ucapkan terima kasih. 
f-2. Atas perhatian Bapak, kami ucapkan terima kasih. 
f-3. Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih. 
b. Perhatian Terhadap Idiom 
Idiom adalah ungkapan bahasa yang artinya tidak secara langsung 
dapat dijabarkan dari unsur-unsurnya (Moeliono, 1989: 177). Menurut Badudu 
(1989: 47). “…idiom adalah bahasa yang telah teradatkan….”Oleh karena itu, 
setiap kata yang membentuk idiom berarti di dalamnya sudah ada kesatuan 
bentuk dan makna. Walaupun dengan prinsip ekonomi bahasa, idiom kata 
tidak boleh dikacaukan atau salah satu unsurnya dihilangkan. Setiap idiom 
sudah terpatri sedemikian rupa sehingga para pemakai bahasa mau tak mau 
harus tunduk padanya. 
a. Polisi bertemu maling. 
b. Kalau ada kesulitan, lapor sama saya. 
Kedua contoh di atas belum idiomatik. Dengan alasan ekonomi 
bahasa pun, contoh di atas tetap salah. Lalu, bagaimana yang betul? Inilah 
perbaikannya. 
a. Polisi betemu dengan maling. 
b. Kalau ada kesulitan, laporkan pada saya. 
Pasangan kata bertemu dengan adalah contoh idiom. Pemakaian kata 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
20 
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
sama sering terjadi akibat pengaruh bahasa daerah. Kata itu sebenarnya 
mudah dimengerti, tetapi aturan pemakaiannya belum diterima. 
Menaati idiom tidaklah berarti menghindari ekonomi bahasa. Penerapan 
ekonomi bahasa dalam kalimat memang perlu, tetapi idiom jangan dirusak. 
Salah satu cara menerapkan ekonomi bahasa dapat dilakukan dengan 
menggantikan frase yang panjang-panjang dengan satu atau dua kata. 
Misalnya : 
Frase yang panjang Ekonomi Bahasa 
mengadakan penelitian meneliti 
mengeluarkan pemberitahuan memberitahukan 
melakukan kunjungan berkunjung 
Struktur kata dalam idiom tidak selalu dapat dijabarkan dengan makna 
denotasi. Misalnya, Perusahaan itu sudah gulung tikar. Secara gramatikal, 
apakah perusahaan itu memiliki tikar yang sewaktu-waktu dapat digulung? 
Idiom gulung tikar menandai arti ‘bangkrut’. 
Selanjutnya, perhatikan pemakaian idiom dalam kalimat berikut. Yang 
dikurungi itulah perbaikannya. 
a. Hal itu disebabkan karena kelalaian kita. (oleh) (disebabkan oleh) 
b. Uang ini diperuntukkan untuk fakir miskin. (bagi) 
c. Sesuai keputusan rapat, … (sesuai dengan) 
c. Penyesuaian Kata terhadap Nilai-Nilai Sosial 
Penyesuaian kata terhadap nilai-nilai sosial dapat dilakukan dengan 
mempertimbangkan situasi, waktu, dan tempat pembicaraan atau sasaran 
penulisan. Keberanian dalam memutuskan pemakaian suatu kata didasarkan 
pada pertimbangan tadi. Amatilah contoh berikut. Kata yang dicetak miring, 
diksinya salah, cara pembetulannya adalah dengan memakai kata-kata yang 
dikurung. 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
21 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
a. Sekarang, bikinkan kopi untukku. (buatkan) 
b. Prajurit setia itu mati di medan tempur. (gugur) 
c. Setelah bunting tiga bulan, permintaannya aneh-aneh. (hamil, 
mengandung) 
d. Penataan Kata dalam Struktur kalimat 
Kata-kata yang dimaksud ialah kata ganti penghubung (relative pronoun). 
Kata tersebut terdiri atas sekelompok kata yang diterjemahkan secara harfiah 
dari bahasa Belanda atau bahasa Inggris dan tampaknya semakin bervariasi 
setelah sampai ke Indonesia. Mula-mula kata tersebut dipakai dalam bahasa 
hukum Indonesia, kemudian merembus ke berbagai jurus pemakaian bahasa 
Indonesia. Jika hal itu tidak segera diatasi, aliran kata tersebut akan segera 
membanjir. Inilah kata tersebut: 
di mana (where) 
untuk mana (for which) 
yang mana (which) 
kepada siapa (to whom) 
di dalam mana (in which) 
dengan siapa (with whom) 
di atas mana (on which) 
Dan bermunculan variasi-variasinya: dengan mana, hal mana, mana. 
Kata-kata tersebut pantas dijuluki gulma kalimat bahasa Indonesia. 
Gulma lain yang mungkin bertumbuh subur dalam struktur kalimat 
bahasa Indonesia—masih sekitar kata ganti penghubung dan karenanya perlu 
diwaspadai—ialah penyalahgunaan kata penghubung yang berpasangan. Ada 
pemakai kalimat yang berhasil menyampaikan informasinya, tetapi kalimatnya 
itu belum memenuhi syarat kalimat bahasa Indonesia. Memang ada kata 
penghubung yang harus digunakan secara berpasangan, tetapi ada juga yang 
tidak. Pemakai kata sering terkecoh di sini: yang seharusnya berpasangan, 
dibuat tidak berpasangan, kata penghubung yang sering disalahgunakan 
adalah: 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
22 
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 
karena …maka… 
berhubung…maka… 
karena…sehingga… 
jika…maka… 
dengan…maka… 
meskipun…tetapi… 
seperti…misalnya… 
walaupun…namun… 
biarpun…akan tetapi… 
baik…ataupun… 
bukan…tetapi… 
tidak…melainkan… 
antara…dengan… 
yaitu…adalah… 
Pemakaian kata penghubung berpasangan itu seringkali mengacaukan induk 
kalimat dan anak kalimat. Tadi sudah dikatakan bahwa ada kata penghubung 
berpasangan yang harus digunakan secara tepat. Kata penghubung 
berpasangan itu adalah: 
baik…maupun… 
bukan…melainkan… 
tidak…tetapi… 
sedangkan…apalagi… 
antara…dan… 
Agar pemakaian kata berpasangan tersebut terpasang dengan baik, 
pasangannya harus dihafal. Masalah pemakaian kata ganti penghubung dan 
kata penghubung berpasangan dapat dilihat dalam contoh berikut. Yang 
bertanda *(asteriks) adalah perbaikannya. 
a. Sebuah desa di dalam mana tiap malam para pemudanya giat mengadakan 
perondaan, telah terjadi kemalingan terhadap rumah penduduk. 
∗ Sebuah desa yang di dalamnya tiap malam para pemudanya giat 
mengadakan perondaan, telah terjadi kemalingan terhadap rumah 
penduduk. 
b. Tanah di atas mana beridiri sebuah pasar swalayan kecil, sampai sekarang 
masih dalam persengketaan. 
∗ Tanah yang di atasnya beridiri sebuah pasar swalayan kecil, sampai 
sekarang masih dalam persengketaan 
Sebagian besar kata tersebut sering dipakai dalam kalimat pertanyaan 
dan hal itu masih berlaku sampai kapan pun. Jadi, gunakanlah kata-kata 
tersebut sebagai kata tanya dan jangan ganti penghubung. Misalnya : 
a. Di mana rapat itu diselenggarakan?
23 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
b. Di dalam mana (di dalam apa) Anda menyimpan uang itu? 
c. Di atas mana (di atas apa) kau letakkan palu itu tadi? 
Pemakaian kata-kata di atas sebagai kata tanya berlaku terus dalam 
bahasa Indonesia dan cara seperti itulah yang diterima sesuai dengan tata 
bahasa Indonesia baku. Tanda asterisk (*) di atas berarti kata untuk mana 
tidak diakui sebagai kata tanya dalam bahasa Indonesia. Selanjutnya, masalah 
pemakaian kata penghubung yang digunakan secara berlebihan dapat dilihat 
dalam contoh berikut. 
1. Karena Saudara lalai menepati janji, maka kami memutuskan hubungan 
kerja sama. 
∗ Karena Saudara lalai menepati janji, kami memutuskan hubungan 
kerja sama. 
∗ Saudara lalai menepati janji, maka kami memutuskan hubungan kerja 
sama. 
∗ Kami memutuskan hubungan kerja sama karena Saudara lalai menepati 
janji. 
2. Sehubungan dengan itu, maka kami ingin memesan barang-barang 
sebagai berikut. 
∗ Sehubungan dengan itu, kami ingin memesan barang-barang sebagai 
berikut. 
∗ Maka, kami ingin memesan barang-barang sebagai berikut 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
24 
Rangkuman 
Sebelum Anda melanjutkan ke kegiatan belajar 4, sebaiknya Anda terlebih 
dahulu membaca rangkuman di bawah ini untuk meyakinkan bahwa Anda telah 
memahami materi Ejaan Indonesia Yang Disempurnakan (EYD) dan diksi/pilihan 
kata. 
Ejaan adalah seperangkat aturan atau kaidah perlambangan bunyi bahasa, 
pemisahan, penggabungan, dan penulisannya dalam suatu bahasa. Ejaan harus 
dipatuhi oleh pemakai bahasa demi keteraturan dan keseragaman bentuk, 
terutama dalam bahasa tulis. Ejaan yang berlaku sekarang dinamakan Ejaan yang 
disempurnakan (EYD). Pembahasan terkait EYD, meliputi pengertian dan ruang 
lingkup EYD, pemakaian huruf, penulisan kata, serta penggunaan tanda baca. 
Anggapan bahwa kalimat yang sudah memenuhi persyaratan tata kalimat 
dengan sendirinya sudah mampu mencapai maksud penulisnya, sebenarnya 
kurang mantap. Selain harus memenuhi persyaratan tata kalimat, setiap kalimat 
harus memiliki kekuatan untuk memancarkan pesan atau kesan tertentu. Kunci 
dalam penciptaan kalimat yang memiliki kekuatan adalah penggunaan kata. 
Dalam praktik penggunaan kata, ada kata yang harus dihindari, ada kata yang 
harus diutamakan, ada pula kata-kata tertentu yang diragukan : apakah kata-kata 
itu dipakai atau tidak. Peranan setiap kata dalam kalimat harus benar-benar 
diperhitungkan. Jangan sampai ada kata yang mengganggu struktur kalimat; 
jangan sampai ada kata yang mubazir supaya kalimat tidak “loyo”. Dalam kalimat 
hendaklah kata itu digunakan sebaik-baiknya sehingga terwujud suatu power. 
Bagus Anda telah menyelesaikan materi EYD Untuk mengukur tingkat 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 
pemahaman Anda

More Related Content

What's hot

Teknik Pengembangan Paragraf
Teknik Pengembangan ParagrafTeknik Pengembangan Paragraf
Teknik Pengembangan ParagrafBank Miko
 
Pola pengmbangan paragraf pola pengembangan paragraf
Pola pengmbangan paragraf  pola pengembangan paragrafPola pengmbangan paragraf  pola pengembangan paragraf
Pola pengmbangan paragraf pola pengembangan paragrafswitwulwul
 
Konsep Agama Islam
Konsep Agama IslamKonsep Agama Islam
Konsep Agama Islampjj_kemenkes
 
Tasyri' syiah khawarij
Tasyri' syiah khawarijTasyri' syiah khawarij
Tasyri' syiah khawarijMarhamah Saleh
 
Ppt sunan kalijaga
Ppt sunan kalijagaPpt sunan kalijaga
Ppt sunan kalijagasintiasari
 
teori-teori pengajaran bahasa asing
teori-teori pengajaran bahasa asingteori-teori pengajaran bahasa asing
teori-teori pengajaran bahasa asingOktari Aneliya
 
5 kalimat efektif dan contohnya
5 kalimat efektif dan contohnya5 kalimat efektif dan contohnya
5 kalimat efektif dan contohnyaSimon Patabang
 
Bahasa Indonesia Ide pokok Grade 5.pptx
Bahasa Indonesia Ide pokok Grade 5.pptxBahasa Indonesia Ide pokok Grade 5.pptx
Bahasa Indonesia Ide pokok Grade 5.pptxGreatSchool1
 
Bilingualism and diglosia
Bilingualism and diglosiaBilingualism and diglosia
Bilingualism and diglosiaYahyaChoy
 
Contoh soal soal ujian
Contoh soal soal ujianContoh soal soal ujian
Contoh soal soal ujianT. Astari
 
soal tpq (aqidah) 2022.docx
soal tpq (aqidah) 2022.docxsoal tpq (aqidah) 2022.docx
soal tpq (aqidah) 2022.docxFitrianiPratiwi
 
RPS Bahasa Arab 1- 2022-2023.pdf
RPS Bahasa Arab 1- 2022-2023.pdfRPS Bahasa Arab 1- 2022-2023.pdf
RPS Bahasa Arab 1- 2022-2023.pdfSyarifatul Marwiyah
 

What's hot (20)

Teknik Pengembangan Paragraf
Teknik Pengembangan ParagrafTeknik Pengembangan Paragraf
Teknik Pengembangan Paragraf
 
Pola pengmbangan paragraf pola pengembangan paragraf
Pola pengmbangan paragraf  pola pengembangan paragrafPola pengmbangan paragraf  pola pengembangan paragraf
Pola pengmbangan paragraf pola pengembangan paragraf
 
KLAUSA
KLAUSAKLAUSA
KLAUSA
 
Konsep Agama Islam
Konsep Agama IslamKonsep Agama Islam
Konsep Agama Islam
 
Tasyri' syiah khawarij
Tasyri' syiah khawarijTasyri' syiah khawarij
Tasyri' syiah khawarij
 
Tugas bibliografi bindo
Tugas bibliografi bindoTugas bibliografi bindo
Tugas bibliografi bindo
 
KALIMAT EFEKTIF
KALIMAT EFEKTIFKALIMAT EFEKTIF
KALIMAT EFEKTIF
 
Ppt sunan kalijaga
Ppt sunan kalijagaPpt sunan kalijaga
Ppt sunan kalijaga
 
Kata tanya
Kata tanyaKata tanya
Kata tanya
 
teori-teori pengajaran bahasa asing
teori-teori pengajaran bahasa asingteori-teori pengajaran bahasa asing
teori-teori pengajaran bahasa asing
 
Kalimat Efektif
Kalimat EfektifKalimat Efektif
Kalimat Efektif
 
5 kalimat efektif dan contohnya
5 kalimat efektif dan contohnya5 kalimat efektif dan contohnya
5 kalimat efektif dan contohnya
 
Bahasa Indonesia Ide pokok Grade 5.pptx
Bahasa Indonesia Ide pokok Grade 5.pptxBahasa Indonesia Ide pokok Grade 5.pptx
Bahasa Indonesia Ide pokok Grade 5.pptx
 
Pengertian dan Jenis Frasa
Pengertian dan Jenis FrasaPengertian dan Jenis Frasa
Pengertian dan Jenis Frasa
 
Bilingualism and diglosia
Bilingualism and diglosiaBilingualism and diglosia
Bilingualism and diglosia
 
Rpp bahasa arab kelas x
Rpp bahasa arab kelas xRpp bahasa arab kelas x
Rpp bahasa arab kelas x
 
Contoh soal soal ujian
Contoh soal soal ujianContoh soal soal ujian
Contoh soal soal ujian
 
soal tpq (aqidah) 2022.docx
soal tpq (aqidah) 2022.docxsoal tpq (aqidah) 2022.docx
soal tpq (aqidah) 2022.docx
 
Makalah semantik
Makalah semantikMakalah semantik
Makalah semantik
 
RPS Bahasa Arab 1- 2022-2023.pdf
RPS Bahasa Arab 1- 2022-2023.pdfRPS Bahasa Arab 1- 2022-2023.pdf
RPS Bahasa Arab 1- 2022-2023.pdf
 

Similar to TATA BAHASA

Tata EYD, dan Diksi
Tata EYD,  dan DiksiTata EYD,  dan Diksi
Tata EYD, dan Diksipjj_kemenkes
 
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docxBAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docxArisSusanto47
 
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docxBAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docxArisSusanto47
 
bahasa indonesia
bahasa indonesiabahasa indonesia
bahasa indonesiaatalyataqwa
 
Power poin materi b indonesia
Power poin materi b indonesiaPower poin materi b indonesia
Power poin materi b indonesiaAmsori Saari
 
EJAAN BAHASA INDONESIA.doc
EJAAN BAHASA INDONESIA.docEJAAN BAHASA INDONESIA.doc
EJAAN BAHASA INDONESIA.docSarif Hidayat
 
Ejaan Bahasa Indonesia.ppt
Ejaan Bahasa Indonesia.pptEjaan Bahasa Indonesia.ppt
Ejaan Bahasa Indonesia.pptAbdul Hamid
 
Eyd ( Geofisika UPNVY 2014 )
Eyd ( Geofisika UPNVY 2014 )Eyd ( Geofisika UPNVY 2014 )
Eyd ( Geofisika UPNVY 2014 )Nur Arasyi
 
Penggunaan dan Tata Tulis Ejaan dalam bahasa Indonesia
Penggunaan dan Tata Tulis Ejaan dalam bahasa IndonesiaPenggunaan dan Tata Tulis Ejaan dalam bahasa Indonesia
Penggunaan dan Tata Tulis Ejaan dalam bahasa IndonesiaArdiBasri5
 
Ejaan dan Tanda Baca.docx
Ejaan dan Tanda Baca.docxEjaan dan Tanda Baca.docx
Ejaan dan Tanda Baca.docxZukét Printing
 
Ejaan dan Tanda Baca.pdf
Ejaan dan Tanda Baca.pdfEjaan dan Tanda Baca.pdf
Ejaan dan Tanda Baca.pdfZukét Printing
 
P2 MKU B Indonesia Ejaan yang disempurnakan.pptx
P2 MKU B Indonesia Ejaan yang disempurnakan.pptxP2 MKU B Indonesia Ejaan yang disempurnakan.pptx
P2 MKU B Indonesia Ejaan yang disempurnakan.pptxFirdhanSaid
 
2. [ejaan, pungtuasi dan istilah]
2. [ejaan, pungtuasi dan istilah]2. [ejaan, pungtuasi dan istilah]
2. [ejaan, pungtuasi dan istilah]Dini Prianti
 
Tata Tulis Karya Ilmiah
Tata Tulis Karya IlmiahTata Tulis Karya Ilmiah
Tata Tulis Karya IlmiahTian Sarwoyo
 

Similar to TATA BAHASA (20)

Tata EYD, dan Diksi
Tata EYD,  dan DiksiTata EYD,  dan Diksi
Tata EYD, dan Diksi
 
Kb 2
Kb 2Kb 2
Kb 2
 
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docxBAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
 
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docxBAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
 
bahasa indonesia
bahasa indonesiabahasa indonesia
bahasa indonesia
 
Power poin materi b indonesia
Power poin materi b indonesiaPower poin materi b indonesia
Power poin materi b indonesia
 
EJAAN BAHASA INDONESIA.doc
EJAAN BAHASA INDONESIA.docEJAAN BAHASA INDONESIA.doc
EJAAN BAHASA INDONESIA.doc
 
Ejaan Bahasa Indonesia.ppt
Ejaan Bahasa Indonesia.pptEjaan Bahasa Indonesia.ppt
Ejaan Bahasa Indonesia.ppt
 
bahasaa indonesia
bahasaa indonesiabahasaa indonesia
bahasaa indonesia
 
Eyd ( Geofisika UPNVY 2014 )
Eyd ( Geofisika UPNVY 2014 )Eyd ( Geofisika UPNVY 2014 )
Eyd ( Geofisika UPNVY 2014 )
 
Eyd 3
Eyd 3Eyd 3
Eyd 3
 
Penggunaan dan Tata Tulis Ejaan dalam bahasa Indonesia
Penggunaan dan Tata Tulis Ejaan dalam bahasa IndonesiaPenggunaan dan Tata Tulis Ejaan dalam bahasa Indonesia
Penggunaan dan Tata Tulis Ejaan dalam bahasa Indonesia
 
Ejaan dan Tanda Baca.docx
Ejaan dan Tanda Baca.docxEjaan dan Tanda Baca.docx
Ejaan dan Tanda Baca.docx
 
Ejaan
EjaanEjaan
Ejaan
 
Ejaan dan Tanda Baca.pdf
Ejaan dan Tanda Baca.pdfEjaan dan Tanda Baca.pdf
Ejaan dan Tanda Baca.pdf
 
P2 MKU B Indonesia Ejaan yang disempurnakan.pptx
P2 MKU B Indonesia Ejaan yang disempurnakan.pptxP2 MKU B Indonesia Ejaan yang disempurnakan.pptx
P2 MKU B Indonesia Ejaan yang disempurnakan.pptx
 
Ejaan yang disempurnakan
Ejaan yang disempurnakanEjaan yang disempurnakan
Ejaan yang disempurnakan
 
2. [ejaan, pungtuasi dan istilah]
2. [ejaan, pungtuasi dan istilah]2. [ejaan, pungtuasi dan istilah]
2. [ejaan, pungtuasi dan istilah]
 
Tata Tulis Karya Ilmiah
Tata Tulis Karya IlmiahTata Tulis Karya Ilmiah
Tata Tulis Karya Ilmiah
 
Bahasa indonesia
Bahasa indonesiaBahasa indonesia
Bahasa indonesia
 

More from pjj_kemenkes

Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 

More from pjj_kemenkes (20)

Modul 4 MTBS
Modul 4 MTBSModul 4 MTBS
Modul 4 MTBS
 
Modul 3 MTBS
Modul 3 MTBSModul 3 MTBS
Modul 3 MTBS
 
Modul 2 MTBS
Modul 2 MTBSModul 2 MTBS
Modul 2 MTBS
 
Modul 1 MTBS
Modul 1 MTBSModul 1 MTBS
Modul 1 MTBS
 
Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid III
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid III
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid III
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid III
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid III
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid III
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid III
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid III
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid III
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatan
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatan
 

Recently uploaded

Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptYanseBetnaArte
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 

Recently uploaded (20)

Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 

TATA BAHASA

  • 1. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Uraian Materi 1. Tata Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan a. Pemakaian Huruf 1) Abjad, Vokal, dan Konsonan Abjad bahasa Indonesia menggunakan 26 huruf sebagai berikut. (perhatikan bunyi pelafalannya). Huruf Lafal Huruf Lafal Huruf Lafal Huruf Lafal A a A G g Ge M m Em T t Te B b Be H h Ha N n En U u U C c Ce I i i O o O V v Fe D d De J j Je P p Pe W w We E e E K k Ka Q q Ki X x Eks F f Ef L l El R r Er Y y Ye S s Es Z z Zet Disamping 26 huruf di atas, dalam bahasa Indonesia juga digunakan gabungan konsonan (diagraf) sebanyak empat pasang, yaitu: kh sepertidalam kata khusus, akhir ny seperti dalam kata nyata, anyam ng seperti dalam kata ngilu, bangun sy seperti dalam kata syair, asyik Selain gabungan dua konsonan, ada pula gabungan dua vokal yang disebut diftong. Perhatikan contoh diftong di bawah ini. 2 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
  • 2. 3 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Diftong/ai/dalam kata bantai dilafalkan (bantay) ngarai dilafalkan (ngaray) pandai dilafalkan (panday) Diftong/au/dalam kata kacau dilafalkan (kacaw) kerbau dilafalkan (kerbaw) limau dilafalkan (limaw) Diftong/oi/dalam kata amboi dilafalkan (amboy) boikot dilafalkan (boykot) Diftong/oi/dalam kata sepoi dilafalkan (sepoy) toilet dilafalkan (toylet) Jika vokal berurutan /ai/, /au/. Dan, /oi/ terdapat dalam kata yang pelafalannya persis sama dengan huruf aslinya, vokal beruntun itu bukan diftong. Contoh /ai/, /au/, dan /oi/ yang bukan diftong adalah terdapat dalam kata berikut: mulai diucapkan (mulai) bukan (mulay) mau diucapkan (mau) bukan (maw) doi** diucapkan (do’i) bukan (doy) Dengan berpedoman pada EYD, khususnya cara pelafalan huruf yang benar, setiap penutur bahasa Indonesia hendaknya mengikuti aturan yang sudah dibakukan. Dalam membaca singkatan kata (termasuk singkatan kata asing selain akronim) yang dibaca huruf demi huruf, jika penutur sedang berbahasa Indonesia, pelafalannya harus sesuai dengan pelafalan huruf bahasa Indonesia. Singkatan Lafal yang Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Benar Lafal yang Salah Singkatan Lafal yang Benar Lafal yang Salah AC BBC CIA a-ce be-be-ce ce-i-a a-se bi-bi-si si-ai-e MTQ RCTI em-te-ki er-ce-te-i em-te-kyu er-se-te-i
  • 3. 4 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pemenggalan Kata Pemenggalan Kata pada kata dasar dilakukan sebagai berikut : a) Jika ditengah kata ada huruf vokal yang berurutan, pemenggalan itu dilakukan diantara kedua huruf vokal itu. Misalnya : ma-in, sa-at, bu-ah. Hati-hati, jika vokal yang beruntun merupakan diftong, pemenggalan kata tifdak dilakukan di antara kedua huruf vokal Pemenggalan yang salah Pemenggalan yang benar pu-la-u ra ma i se-po-i Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif pu-lau ra-mai se-poi b) Jika di tengah kata ada huruf konsonan, termasuk gabungan huruf konsonan, pemenggalan dilakukan sebelum huruf konsonan. Misalnya: Ta-bu ka-wan ca-tur. c) Jika ditengah kata ada dua huruf konsonan yang berurutan, pemenggalan dilakukan di antara kedua huruf konsonan itu. Gabungan huruf konsonan tidak pernah diceraikan. Misalnya : swas-ta, ap-ril, bang-sa, han-dal Gabungan huruf konsonan ny, ng, kh, dan sy tidak boleh dipisahkan Misalnya: Su-nyi ha-ngat makh-luk ma-sya-ra-kat d) Jika di tengah kata ada tiga buah huruf konsonan atau lebih, pemenggalan dilakukan di antara huruf konsonan yang pertama dan huruf konsonan yang kedua. Misalnya: Ab- sorb-si kon-klu-si ins-truk-si e) Imbuhan yang berupa awalan dan akhiran, termasuk awalan yang mengalami perubahan bentuk serta partikel yang biasanya ditulis serangkai dengan kata yang diimbuhinya, dapat dipenggal. Misalnya : ba-ca-lah me-la-ri-kan pra-sa-ra-na f) Jika suatu kata terdiri dari atas lebih dari satu unsur dan salah satu unsur
  • 4. 5 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan itu dapat bergabung dengan unsur lain, pemenggalan dapat dilakukan dengan: 1) pada unsur gabungan itu sesuai dengan kaidah pemenggalan kata butir i. Misalnya: bio-data atau bio-da-ta intro-speksi atau in-tro-spek-si Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif a. Penulisan Kata 1) Kata dasar Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan. Misalnya : Ketiga kalimat ini dibangun dengan gabungan kata dasar Kantor pos sangat ramai. Buku itu sudah saya baca Adik naik sepeda baru 2) Kata Turunan a) Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya. Misalnya : bergerigi ketetapan sentuhan b) Jika bentuk dasar berupa gabungan kata,awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahului. Misalnya : diberi tahu, beritahukan bertanda tangan, tanda tangani berlipat ganda lipat gandakan c) jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai. Misalnya : memberitahukan, ditandatangani, melipatgandakan.
  • 5. 6 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 3) Bentuk Ulang Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan kata tanda hubung. Misalnya : Anak-anak, berjalan-jalan, buku-buku, dibesar- besarkan, gerak-gerik, huru-hara, kupu-kupu, lauk- pauk, mondar-mandir, laba-laba, lauk-pauk, porak-poranda. 4) Gabungan Kata a) Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, unsur-unsurnya ditulis terpisah. Misalnya : duta besar, kerja sama, kereta api cepat, meja tulis, orang tua, rumah sakit, terima kasih, mata kuliah. b) Gabungan kata termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan salah pengertian dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian unsur yang berkaitan. Misalnya: Alat pandang dengar (audio – visual aid), anak-istri saya (keluarga), buku sejarah-baru (sejarahnya yang baru), ibu-bapak (orang tua). 5) Kata Ganti ku, kau, mu, dan nya Kata ganti ku dan kau sebagai bentuk sigkat dari kata aku dan engkau, ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya. aku bawa, aku ambil kubawa, kuambil engkau bawa kau bawa, kauambil (aku) ( ......) (ku ....) (engkau) (........) (kau .....) Misalnya : Bolehkah aku ambil jeruk ini satu ? Kalau mau, boleh engkau baca buku itu. Akan tetapi, perhatikan penulisan berikut ini. Bolehkah kuambil jeruk ini satu? Kalau mau, boleh kaubaca buku itu. Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
  • 6. 7 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 6) Kata Depan di, ke, dan dari Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali didalam gabungan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata seperti, kepada dan daripada. Misalnya : Tinggallah bersama saya di sini Di mana orang tuamu? Saya sudah makan di rumah te-man Ibuku sedang ke luar kota. Ia pantas tampil ke depan Akan tetapi, perhatikan penulisan yang berikut Kinerja Lely lebih baik daripada Tuti Kami percaya kepada Anda Akhir-akhir ini beliau jarang kemari Kata si dan sang Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Misalnya : Salah Benar Salah Benar sikecil sipemalu si kecil si pemalu sangdiktator sangkancil Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif sang diktator sang kancil 7) Partikel i. Partikel –lah, -kah, dan –tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Misalnya : Bacalah peraturan sampai tuntas Siapakah tokoh yang menemukan radium. ii. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. Misalnya : Apa pun yang dikatakannya, aku tetap tak percaya
  • 7. 8 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Hendak makan pun lauknya sudah habis Satu kali pun Dedy belum pernah datang ke rumahku Catatan: Kelompok yang dianggap pada berikut ini ditulis serangkai, misalnya adapun, andaipun, bagaimanapun, biarpun, kendatipun, maupun, meskipun, sekalipun, sungguhpun, walaupun. Misalnya: Adapun sebab-musababnya sampai sekarang belum diketahui. Bagaimanapun juga akan dicobanya mengajukan permohonan itu. Baik para dosen maupun mahasiswa ikut menjadi anggota koperasi Walau hari hujan, ia datang juga. 8) Singkatan dan Akronim i. Singkatan adalah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih. Adapun auran penulisannya adalah sebagai berikut: a) Setiap menyingkat satu kata dipakai satu tanda titik. Misalnya: Nomor disingkat no. Ibidem disingkat ibid halaman disingkat hlm. b) Bila menyingkat dua kata dipakai dua titik. Misalnya: loco citato disingkat loc.cit apere citato disingkat ap.cit atas nama disingkat a.n. Akan tetapi, singkatan nama diri yang terbentuk dari gabungan huruf awal kata yang disingkat, ditulis tanpa titik. Misalnya: Perseroan Terbatas disingkat PT Perusahaan Dagang disingkat PD Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
  • 8. 9 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan c) Bila menyingkat tiga kata atau lebih, pada akhir singkatan dipakai satu tanda titik. Misalnya : dan lain-lain disingkat dll. yang akan datang disingkat yad. Akan tetapi, singkatan nama diri yang terbentuk dari gabungan awal kata yang disingkat, ditulis tanpa titik. Misalnya: BUMN (Badan Usaha Milik Negara) DKI (Daerah Khusus Ibukota) BPS (Badan Pusat Statistik) RCTI (Rajawali Citra televisi Indonesia) Penulisan lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti titik. Misalnya: au aurum KVA kilovolt-ampere kg kilogram Rp(5.000.00) (lima ribu rupiah) TNT trinitrotoluen ii. Akronim ialah singkatan yang berupa gabungan hurf awal, gabungan suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai kata. a) Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf kapital. Misalnya : FISIP (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik) ISPA (Infeksi Saluran Nafas Atas) b) Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil. Misalnya : radar radio detecting and ranging rapim rapat pimpinan tilang bukti pelanggaran Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
  • 9. 10 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 9) Angka dan Lambang Bilangan i. Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan nomor. Dalam tulisan lazim digunakan angka arab atau angka romawi. Misalnya: Angka Arab : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 Angka Romawi: I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L (50), C (100), ii. Angka digunakan untuk menyatakan (i) ukuran panjang, berat, luas, dan isi, (ii) satuan waktu, (iii) nilai uang, (iv) kuantitas. Misalnya: 19 meter 4 ons 9 hektar 65 liter Pukul 15.30 10 detik 30 menit 5 jam Rp 80.000.000 US 3.50 500 Yen iii. Angka dipakai untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen, atau kamar pada alamat. Misalnya: nomor 25 Penulisan lambang bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut. Bilangan utuh, misalnya: Dua belas 12 Dua ratus dua puluh dua 222 Bilangan pecahan, misalnya: Setengah ½ Satu persen 1% Penulisan lambang bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara yang berikut. Misalnya : Paku Buwono X Bab II Paku Buwono ke-10 Bab ke-2 Paku Buwono kesepuluh iv. Penulisan lambang bilangan yang mendapat akhiran –an mengikuti cara yang berikut. Misalnya: Tahun ‘50-an atau tahun lima puluhan Uang 5000-an atau uang lima ribuan Uang lima 1000-an atau uang lima seribuan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
  • 10. 11 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Pemakaian Tanda Baca 1. Tanda titik (.) a. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan. Misalnya: Ayahku tinggal di Korea. Impianku menjadi musisi. b. Tanda titik dipakai dibelakang angka atau huruf pengkodean suatu judul bab dan subbab dalam satu bagan, ikhtisar, atau daftar. Misalnya : III. Departemen Dalam Negeri A. Direktorat Jenderal PMD 1. Subdit ....... Catatan: Tanda titik tidak dipakai dibelakang angka pada pengkodean sistem digit jika angka itu merupakan yang terakhir dalam deretan angka sebelum judul bab atau subbab c. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka, jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu dan jangka waktu Misalnya: Pukul 12.10.20 pukul ( 2 lewat 10 menit 20 detik) d. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya. Misalnya: Ia lahir pada tahun 1956 di Bandung Lihat halaman 2345 dan seterusnya 2. Tanda koma (,) a. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan. Misalnya: Saya membeli baju, tas, dan sepatu.
  • 11. 12 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Korea, jepang, yunani, spanyol, paris, inggris, dan las vegas. b. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi atau melainkan. Misalnya : Saya ingin pergi, tetapi hari itu ujian. Didi bukan anak saya, melainkan anak pak Daud c. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya. Misalnya : Kalau hari hujan, saya tidak akan datang. Karena sibuk, ia lupa akan janjinya. d. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat. Misalnya: Kata Ibu, “saya gembira sekali.” “Saya gembira sekali,” kata Ibu, “karena kamu lulus.” 3. Tanda titik koma (;) a. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara. Misalnya : Malam semain larut; pekerjaan belum selesai juga. b. Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk. Misalnya : Ayah menonton televisi; ibu sibuk memasak; adik mendengar musik; saya sendiri asyik mengerjakan tugas; saya sendiri asyik menonton siaran langsung pertandingan sepak bola. 4. Tanda titik dua (:) a. Tanda titik dua dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti perincian. Misalnya: Kita sekarang memerlukan alat tulis: pensil, penghapus, dan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
  • 12. 13 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan penggaris. STIE mempunyai dua jurusan: manajemen dan akuntansi b. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian. Misalnya: Kami memerlukan alat tulis: pensil, penggaris, penghapus, dan kertas STIE mempunyai dua jurusan: manajemen dan akuntansi 5. Tanda hubung (-) Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris. Misalnya: Disamping cara itu ada ju-ga cara baru. Suku kata yang berupa satu vokal tidak ditempatkan pada ujung baris atau pangkal baris. Misalnya: Mata kuliah baru yang ditawarkan tahun Ini adalah Estetika dan ........ a. Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang. Misalnya: Anak-anak, Berulang-ulang b. Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal. Misalnya : p-e-n-y-a-n-y-i, 26-01-1986 6. Tanda pisah ( - ) a. Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang member penjelasan di luar bangun kalimat. Misalnya: Hasil pertandingan itu-sungguh diluar dugaan-ternyata imbang Kemerdekaan bangsa itu-saya yakin akan tercapai-diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri. Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
  • 13. 14 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan b. Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan atau tanggal dengan arti ‘sampai ke’ atau “sampai dengan”. Misalnya: 1986-1990, Tanggal 25-26 Januari 1986, Korea-Jepang Catatan: Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, perlu dipakai empat titik; tiga buah untuk menandai penghilangan teks dan satu untuk menandai akhir kalimat. Misalnya: dalam karangan, tanda baca harus digunakan .... Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 7. Tanda Ellipsis ( … ) a. Tanda ellipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus. Misalnya : Kalau begitu … ya, marilah mulai pindah. b. Tanda ellipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan. Misalnya : Sebab-sebab kemerosotan … akan diteliti lebih lanjut. 8. Tanda Tanya (?) a. Tanda Tanya dipakai pada akhir kalimat Tanya. Misalnya : Kapan ia berangkat? ; Kemana ia pergi? b. Tanda Tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya. Misalnya: Ia dilahirkan pada tahun 1992(?); Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang 9. Tanda seru (!) Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat. Misalnya: Alangkah seramnya peristiwa itu!; Bersihkan kamar itu sekarang juga!; Merdeka!
  • 14. 15 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 10. Tanda kurung ( (…) ) a. Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan. Misalnya : Bagian Perencanaan sudah selesai menyusun DIK (Daftar Isian Kegiatan) kantor itu. b. Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan. Misalnya : faktor produksi menyangkut masalah (a) alam, (b) tenaga kerja, dan (c) modal. 11. Tanda kurung siku ( […] ) Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli. Misalnya : Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemersik. 12. Tanda petik (“…”) a. Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain. Misalnya: “Saya belum siap,” kata Mira, “tunggu sebentar!” Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, “Bahasa negara ialah bahasa Indonesia.” b. Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat. Misalnya: Sajak “Berdiri Aku” terdapat pada halaman 5 buku itu. Karangan Andi Hakim Nasoetion yang berjudul “Rapor dan Nilai Prestasi di SMA” diterbitkan dalam Tempo. c. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung. Misalnya : Kata Tono, “Saya juga minta satu.” Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
  • 15. 16 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 13. Tanda petik tunggal ( ‘…’ ) Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain. Misalnya : Tanya Basri, “Kau dengar bunyi ‘kring-kring’ tadi?” Latihan 1 1. Sebutkan kegunaan tanda baca koma. 2. Buatkan contoh kalimat yang memakai tanda baca koma.. Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 14. Tanda garis miring ( / ) a. Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim. Misalnya : No. 7/PK/1973; Jalan kramat II/10 b. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, atau tiap. Misalnya : Mahasiswa/mahasiswi; Harganya Rp 150,00/lembar. 15. Tanda penyikat atau Apostrof ( ` ) Tanda penyikat atau apostrof menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun. Misalnya : Malam ‘lah tiba (`lah = telah) 1 Januari `86 (`86 = 1986) Untuk mengingatkan pemahaman materi tentang EYD, sekarang coba Anda kerjakan latihan di bawah ini! Setelah mencoba menjawab latihan 1 di atas, selanjutnya cocokkan dengan jawaban berikut ini:
  • 16. 17 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Jawaban latihan 1 1. Untuk memisahkan bagian kalimat sejenis dann setara, dan sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat setara dalam kalimat majemuk 2. Contoh kalimat Didi bukan anak saya, melainkan anak pak Daud 2. Diksii/pilihan kata dan kosa kata bahasa Indonesia yang baku Pilihan kata atau diksi dapat diartikan sebagai upaya memilih kata untuk mendapatkan hasil akhir berupa kata tertentu (yang dipilih) untuk dipakai dalam suatu tuturan bahasa. Dalam praktik penggunaan kata, ada kata yang harus dihindari, ada kata yang harus diutamakan, ada pula kata-kata tertentu yang diragukan: apakah kata-kata itu dipakai atau tidak. Peranan setiap kata dalam kalimat harus benar-benar diperhitungkan. Jangan sampai ada kata yang mengganggu struktur kalimat; jangan sampai ada kata yang mubazir supaya kalimat tidak “loyo”. Dalam kalimat hendaklah kata itu digunakan sebaik-baiknya sehingga terwujud suatu power. Ketepatan Pilihan Kata a. Nalar Berbahasa Ketepatan pilihan kata melibatkan nalar berbahasa. Agar tidak terjadi kesesatan dalam pemilihan kata, logika dan penalaran harus difungsikan secara optimal. Kalimat-kalimat di bawah ini belum mantap dalam ketepatan pilihan katanya. a. Surat tugas ini harap dilaksanakan dengan baik. b. Bolehkah karcis bus yang tidak dipakai bisa ditukar? c. Foto itu menunjukkan hampir menyerupai wajahnya. d. Waktu dan tempat kami persilakan. e. Saya belum jelas, Pak! f. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih. Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
  • 17. 18 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Mengapa contoh di atas belum mantap pilihan katanya? Berikut ini alasannya dijelaskan satu per satu. Maksud yang terkandung dalam contoh a adalah suatu perintah agar tugas yang bersangkutan dilaksanakan dengan baik, bukan surat tugasnya. Jadi, tugas harus dilaksanakan, sedangkan surat tugas harus diperhatikan dengan baik. Perbaikannya : a-1. Tugas ini harap dilaksanakan dengan baik. a-2. Surat tugas ini harap diperhatikan dengan baik. Yang menyebabkan contoh b kurang mantap adalah penumpukan kata bolehkan dan bisa sehingga terasa kaku. Perbaikannya : b-1. Bolehkan ditukar karcis bus yang tidak dipakai? b-2. Karcis bus yang tidak terpakai bisakah ditukar? Contoh c kurang memperlihatkan logika bahasa. Jika foto itu sudah hampir menyerupai wajahnya, kata menunjukkan tidak perlu lagi. Apabila kata menunjukkan ingin dipertahankan, hendaklah dibelakangnya ditambah sebuah kata atau lebih. Sesuatu yang hampir menyerupai atau bentuk yang hampir menyerupai boleh ditunjukkan, tetapi hampir menyerupai bagaimana menunjukkannya? Perbaikan kalimat tersebut adalah: c-1. Foto itu menunjukkan bentuk yang hampir menyerupai wajahnya. c-2. Foto itu hampir menyerupai wajahnya. Contoh d jelas sekali menyimpang dari logika. Yang dipersilakan tentulah manusia, bukan waktu dan tempat. Jika manusia itu berupa Bapak, Ibu, susunannya adalah d-1. Bapak kami persilakan. d-2. Ibu kami persilakan. Contoh e sering diucapkan mahasiswa kepada dosennya saat ia ingin menanyakan sesuatu: “Saya belum jelas, Pak!” Tidak disadari rupanya bahwa yang belum jelas itu adalah masalah yang diterangkan dosennya, tetapi mahasiswa menyebut “saya”. Agar susunan kalimat itu tidak menyesatkan, Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
  • 18. 19 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan sang mahasiswa hendaklah mengatakan e-1. Masalah tadi belum jelas bagi saya, Pak! e-2. Bagi saya masalah tadi belum jelas, Pak! Contoh f sering terdapat dalam surat. Yang keliru dalam kalimat itu hanya masalah kata ganti –nya. Yang diajak dalam komunikasi surat adalah pihak kedua, dan –nya bukanlah kata ganti yang tepat untuk itu. Masih banyak sebutan lain yang dapat dipilih untuk itu, misalnya kata Anda, Bapak/ Ibu, Saudara. Dengan demikian, kekeliruan tadi dapat diperbaikin dengan f-1. Atas perhatian Anda, kami ucapkan terima kasih. f-2. Atas perhatian Bapak, kami ucapkan terima kasih. f-3. Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih. b. Perhatian Terhadap Idiom Idiom adalah ungkapan bahasa yang artinya tidak secara langsung dapat dijabarkan dari unsur-unsurnya (Moeliono, 1989: 177). Menurut Badudu (1989: 47). “…idiom adalah bahasa yang telah teradatkan….”Oleh karena itu, setiap kata yang membentuk idiom berarti di dalamnya sudah ada kesatuan bentuk dan makna. Walaupun dengan prinsip ekonomi bahasa, idiom kata tidak boleh dikacaukan atau salah satu unsurnya dihilangkan. Setiap idiom sudah terpatri sedemikian rupa sehingga para pemakai bahasa mau tak mau harus tunduk padanya. a. Polisi bertemu maling. b. Kalau ada kesulitan, lapor sama saya. Kedua contoh di atas belum idiomatik. Dengan alasan ekonomi bahasa pun, contoh di atas tetap salah. Lalu, bagaimana yang betul? Inilah perbaikannya. a. Polisi betemu dengan maling. b. Kalau ada kesulitan, laporkan pada saya. Pasangan kata bertemu dengan adalah contoh idiom. Pemakaian kata Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
  • 19. 20 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan sama sering terjadi akibat pengaruh bahasa daerah. Kata itu sebenarnya mudah dimengerti, tetapi aturan pemakaiannya belum diterima. Menaati idiom tidaklah berarti menghindari ekonomi bahasa. Penerapan ekonomi bahasa dalam kalimat memang perlu, tetapi idiom jangan dirusak. Salah satu cara menerapkan ekonomi bahasa dapat dilakukan dengan menggantikan frase yang panjang-panjang dengan satu atau dua kata. Misalnya : Frase yang panjang Ekonomi Bahasa mengadakan penelitian meneliti mengeluarkan pemberitahuan memberitahukan melakukan kunjungan berkunjung Struktur kata dalam idiom tidak selalu dapat dijabarkan dengan makna denotasi. Misalnya, Perusahaan itu sudah gulung tikar. Secara gramatikal, apakah perusahaan itu memiliki tikar yang sewaktu-waktu dapat digulung? Idiom gulung tikar menandai arti ‘bangkrut’. Selanjutnya, perhatikan pemakaian idiom dalam kalimat berikut. Yang dikurungi itulah perbaikannya. a. Hal itu disebabkan karena kelalaian kita. (oleh) (disebabkan oleh) b. Uang ini diperuntukkan untuk fakir miskin. (bagi) c. Sesuai keputusan rapat, … (sesuai dengan) c. Penyesuaian Kata terhadap Nilai-Nilai Sosial Penyesuaian kata terhadap nilai-nilai sosial dapat dilakukan dengan mempertimbangkan situasi, waktu, dan tempat pembicaraan atau sasaran penulisan. Keberanian dalam memutuskan pemakaian suatu kata didasarkan pada pertimbangan tadi. Amatilah contoh berikut. Kata yang dicetak miring, diksinya salah, cara pembetulannya adalah dengan memakai kata-kata yang dikurung. Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
  • 20. 21 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan a. Sekarang, bikinkan kopi untukku. (buatkan) b. Prajurit setia itu mati di medan tempur. (gugur) c. Setelah bunting tiga bulan, permintaannya aneh-aneh. (hamil, mengandung) d. Penataan Kata dalam Struktur kalimat Kata-kata yang dimaksud ialah kata ganti penghubung (relative pronoun). Kata tersebut terdiri atas sekelompok kata yang diterjemahkan secara harfiah dari bahasa Belanda atau bahasa Inggris dan tampaknya semakin bervariasi setelah sampai ke Indonesia. Mula-mula kata tersebut dipakai dalam bahasa hukum Indonesia, kemudian merembus ke berbagai jurus pemakaian bahasa Indonesia. Jika hal itu tidak segera diatasi, aliran kata tersebut akan segera membanjir. Inilah kata tersebut: di mana (where) untuk mana (for which) yang mana (which) kepada siapa (to whom) di dalam mana (in which) dengan siapa (with whom) di atas mana (on which) Dan bermunculan variasi-variasinya: dengan mana, hal mana, mana. Kata-kata tersebut pantas dijuluki gulma kalimat bahasa Indonesia. Gulma lain yang mungkin bertumbuh subur dalam struktur kalimat bahasa Indonesia—masih sekitar kata ganti penghubung dan karenanya perlu diwaspadai—ialah penyalahgunaan kata penghubung yang berpasangan. Ada pemakai kalimat yang berhasil menyampaikan informasinya, tetapi kalimatnya itu belum memenuhi syarat kalimat bahasa Indonesia. Memang ada kata penghubung yang harus digunakan secara berpasangan, tetapi ada juga yang tidak. Pemakai kata sering terkecoh di sini: yang seharusnya berpasangan, dibuat tidak berpasangan, kata penghubung yang sering disalahgunakan adalah: Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
  • 21. 22 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif karena …maka… berhubung…maka… karena…sehingga… jika…maka… dengan…maka… meskipun…tetapi… seperti…misalnya… walaupun…namun… biarpun…akan tetapi… baik…ataupun… bukan…tetapi… tidak…melainkan… antara…dengan… yaitu…adalah… Pemakaian kata penghubung berpasangan itu seringkali mengacaukan induk kalimat dan anak kalimat. Tadi sudah dikatakan bahwa ada kata penghubung berpasangan yang harus digunakan secara tepat. Kata penghubung berpasangan itu adalah: baik…maupun… bukan…melainkan… tidak…tetapi… sedangkan…apalagi… antara…dan… Agar pemakaian kata berpasangan tersebut terpasang dengan baik, pasangannya harus dihafal. Masalah pemakaian kata ganti penghubung dan kata penghubung berpasangan dapat dilihat dalam contoh berikut. Yang bertanda *(asteriks) adalah perbaikannya. a. Sebuah desa di dalam mana tiap malam para pemudanya giat mengadakan perondaan, telah terjadi kemalingan terhadap rumah penduduk. ∗ Sebuah desa yang di dalamnya tiap malam para pemudanya giat mengadakan perondaan, telah terjadi kemalingan terhadap rumah penduduk. b. Tanah di atas mana beridiri sebuah pasar swalayan kecil, sampai sekarang masih dalam persengketaan. ∗ Tanah yang di atasnya beridiri sebuah pasar swalayan kecil, sampai sekarang masih dalam persengketaan Sebagian besar kata tersebut sering dipakai dalam kalimat pertanyaan dan hal itu masih berlaku sampai kapan pun. Jadi, gunakanlah kata-kata tersebut sebagai kata tanya dan jangan ganti penghubung. Misalnya : a. Di mana rapat itu diselenggarakan?
  • 22. 23 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan b. Di dalam mana (di dalam apa) Anda menyimpan uang itu? c. Di atas mana (di atas apa) kau letakkan palu itu tadi? Pemakaian kata-kata di atas sebagai kata tanya berlaku terus dalam bahasa Indonesia dan cara seperti itulah yang diterima sesuai dengan tata bahasa Indonesia baku. Tanda asterisk (*) di atas berarti kata untuk mana tidak diakui sebagai kata tanya dalam bahasa Indonesia. Selanjutnya, masalah pemakaian kata penghubung yang digunakan secara berlebihan dapat dilihat dalam contoh berikut. 1. Karena Saudara lalai menepati janji, maka kami memutuskan hubungan kerja sama. ∗ Karena Saudara lalai menepati janji, kami memutuskan hubungan kerja sama. ∗ Saudara lalai menepati janji, maka kami memutuskan hubungan kerja sama. ∗ Kami memutuskan hubungan kerja sama karena Saudara lalai menepati janji. 2. Sehubungan dengan itu, maka kami ingin memesan barang-barang sebagai berikut. ∗ Sehubungan dengan itu, kami ingin memesan barang-barang sebagai berikut. ∗ Maka, kami ingin memesan barang-barang sebagai berikut Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
  • 23. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 24 Rangkuman Sebelum Anda melanjutkan ke kegiatan belajar 4, sebaiknya Anda terlebih dahulu membaca rangkuman di bawah ini untuk meyakinkan bahwa Anda telah memahami materi Ejaan Indonesia Yang Disempurnakan (EYD) dan diksi/pilihan kata. Ejaan adalah seperangkat aturan atau kaidah perlambangan bunyi bahasa, pemisahan, penggabungan, dan penulisannya dalam suatu bahasa. Ejaan harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi keteraturan dan keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis. Ejaan yang berlaku sekarang dinamakan Ejaan yang disempurnakan (EYD). Pembahasan terkait EYD, meliputi pengertian dan ruang lingkup EYD, pemakaian huruf, penulisan kata, serta penggunaan tanda baca. Anggapan bahwa kalimat yang sudah memenuhi persyaratan tata kalimat dengan sendirinya sudah mampu mencapai maksud penulisnya, sebenarnya kurang mantap. Selain harus memenuhi persyaratan tata kalimat, setiap kalimat harus memiliki kekuatan untuk memancarkan pesan atau kesan tertentu. Kunci dalam penciptaan kalimat yang memiliki kekuatan adalah penggunaan kata. Dalam praktik penggunaan kata, ada kata yang harus dihindari, ada kata yang harus diutamakan, ada pula kata-kata tertentu yang diragukan : apakah kata-kata itu dipakai atau tidak. Peranan setiap kata dalam kalimat harus benar-benar diperhitungkan. Jangan sampai ada kata yang mengganggu struktur kalimat; jangan sampai ada kata yang mubazir supaya kalimat tidak “loyo”. Dalam kalimat hendaklah kata itu digunakan sebaik-baiknya sehingga terwujud suatu power. Bagus Anda telah menyelesaikan materi EYD Untuk mengukur tingkat Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif pemahaman Anda