SlideShare a Scribd company logo
1 of 120
PENULISAN EYD 
DALAM BAHASA 
INDONESIA Pemakaian 
dan Penulisan Huruf
Pemakaian dan Penulisan huruf 
 Persekutuan 
 Setiap suku kata Indonesia ditandai oleh sebuah 
vokal. Vokal dapat didahului atau diikuti konsonan 
 Bahasa indnesia mengenal empat macam pola umum 
suku kata, yaitu : 
 V (Vokal) misaalnya : 
a – nak, 
i – tu, 
e-kor, 
ba-u, 
e-mas, 
u-bah
Pola umum suku kata 
 VK (vokal-Konsonan), misalnya : 
ar-ti, ma-in, om-bak, in-dah, am-bil, -im-bang, 
la-in, ka-in, cu-at, ok-num, un-tung, dan li-ar. 
o KV (Konsonan-Vokal) 
Misalnya : 
ra-kit, ma-in, i-bu, ba-tu, ma-rah, ra-ja, su-ka, 
ma-ti, wa-rung, sa-rung, dan toko. 
o KVK (Konsonan-Vokal-Konsonan) 
Misalnya : pin-tu, ma-lam, ma-kan, cin-ta, mun-tah, 
lam-bat, lim-bah, men-tah, pan-tun, ram-but, 
jer-nih, dan kan-tor
Pola suku kata 
 Bahasa Indonesia juga memiliki pola suku kata 
berikut : 
 KKV (Konsonan-Konsonan-Vokal) 
Misalnya : pra-ja, sas-tra, in-fra, fre-kuensi, spi-ral, 
ste-ril, sta-tus, gla-mour, gri-ya, sta-bil, pro-tes, 
kla-rifikasi, dan spe-sial. 
o KKVK 
Misalnya : trak-tor, prak-tis, kom-plit, kom-pres, 
plas-tik, ban-drek, ang-grek, tru, dan blok. 
o VKK 
Misalnya : eks, ons, eks-pe-disi, dan eks-plo-sif
Pola suku kata 
 KVKK, 
misalnya : pers, teks, seks, dan kon-teks 
 KKKV, 
misalnya : stra-tegi, stra-ta, skle-ro-sis, dan stro-beri 
 KKVKK 
misalnya : kom-pleks, dan trans 
 KKKVK 
misalnya : 
struk-tur dan 
stress
Penulisan Huruf Kapital 
(Besar) 
Fungsi Penulisan Huruf Kapital : 
 Sebuah huruf pertama pada awal 
kalimat 
 Sebagai huruf pertama petikan langsung 
 Sebagai huruf pertama dalam ungkapan 
yang berhubungan dengan hal-hal 
keagamaan, kitab suci, dan nama Tuhan 
termasuk kata gantinya
Ketentuan Penulisan Huruf 
Kapital 
 Kata maha, merupakan unsur bahasa yang 
tidak dapat berdiri sendiri. Kata tersebut 
selalu muncul bersama-sama dengan unsur 
atau kata lain. Jika kata maha diikuti kata 
dasar, penulisannya harus disatukan, 
sebaliknya apabila yang diikutinya kata 
berlawanan, maka harus dituliskan terpisah. 
Misalnya ; mahakuasa, mahaadil, mahaesa. 
Kecuali penulisan Maha Esa dalam UUD 
1945 dan teks proklamasi yang bersifat 
dokumenter
Fungsi penulisan huruf kapital 
 Huruf pertama gelar kehormatan 
 Huruf pertama nama jabatan yang diikuti nama 
orang 
 Huruf pertama nama orang 
 Huruf pertama suatu benda 
 Huruf pertama merupakan nama buku, majalah, 
surat kabar, dan judul karangan. 
 Huruf pertama singkatan nama gelar, pangkat 
dan sapaan.
Huruf miring (huruf kursif) 
 Huruf miring dipergunakan untuk : 
 Menuliskan nama buku, majalah, dan 
surat kabar yang dikutip dalam 
karangan (karya ilmiah) 
 Contoh : Pengembangan dan 
pembinaan Bahasa dan Sastra 
Indonesia, surat kabar pikiran rakyat
Kegunaan Huruf Miring 
 Menegaskan atau mengkhususkan 
huruf, bagian kata, atau kelompok 
kata. 
Contoh : buatlah kalimat dengan 
kata benci tapi rindu 
 Menuliskan nama ilmiah atau 
ungkapan asing yang belum 
disesuaikan ejaannya. 
Contoh : kata listening atau reading 
dapat diterjemahkan menjadi kata 
menyimak dan membaca
EJAAN BAHASA 
INDONESIA 
Penulisan Kata, Unsur 
Serapan, dan Kata Dasar 
Turunan
Kata dasar 
 Cara penulisan kata dasar 
Kata dasar ditulis sebagai satu 
kesatuan 
contoh : 
Kalau dia sakit, bawa saja ke rumah 
sakit. 
Dosen yakin benar mahasiswa akan 
memperoleh nilai yang tinggi.
Penulisan kata turunan 
 Imbuhan 
 Awalan atau akhiran ditulis serangkai 
dengan kata yang langsung mengikuti 
atau mendahuluinya kalau bentuk 
dasarnya berupa gabungan kata 
Contoh: 
 Bentuk dasar yang berupa gabungan 
kata dan sekaligus mendapat awalan 
dan akhiran, gabungan kata itu ditulis 
serangkai
 Unsur yang hanya dipakai dalam 
bentuk kombinasi ditulis serangkai. 
 Contoh : menyebarluaskan, 
dilipatgandakan, meninabobokan, 
ketidakadilan, 
mengkambinghitamkan, dan 
menitikberatkan 
Unsur serapan
 Cara penulisan kata ulang dengan 
membentuk ulang ditulis secara lengkap 
dengan menggunakan tanda hubung (-). 
 Contoh : 
Undang-undang 
Gerak-gerik, 
Berlari-lari 
Anak-anak 
Keragu-raguan 
Kata ulang
Gabungan kata 
 GABUNGAN KATA UNTUK KATA 
MAJEMUK, BAGIAN-BAGIAN 
UMUMNYA DITULIS TERPISAH 
 CONTOH : 
DUTA BESAR 
MEJA TULIS 
ORANG TUA 
GARING =GARIS MIRING 
TANAH AIR 
KAMBING HITAM
PENULISAN GABUNGAN KATA 
 GABUNGAN KATA TERMASUK ISTILAH KHUSUS 
YANG MUNGKIN MENIMBULKAN SALAH BACA, 
DAPAT DIBERI TANDA HUBUNG UNTUK 
MENEGASKAN PERTALIAN DIANTARA UNSUR 
YANG BERSANGKUTAN 
 CONTOH ; ANAK-ISTRI 
 GABUNGAN KATA YANG SUDAH DIANGGAP 
SEBAGAI SATU KATA DITULIS SERANGKAI 
 CONTOH : AKHIRULKALAM
PENULISAN KATA DEPAN 
KATA DEPAN DI, KE, DAN DARI, 
DITULIS TERPISAH DARI KATA YANG 
MENGIKUTINYA, KECUALI DI DALAM 
GABUNGAN KATA YANG SUDAH 
DIANGGAP SEBAGAI SATU KATA. 
CONTOH : DI SINILAH, DI TEMPAT INI 
KAMI BERTEMU
PENULISAN PARTIKEL 
 PARTIKEL LAH, KAH, DAN TAH DITULIS 
SERANGKAI DENGAN KATA YANG 
MENDAHULUINYA 
 CONTOH : AJAKLAH ANAK-ANAK 
MENGAJI DI MASJID 
 PARTIKEL PUN DITULIS TERPISAH 
 CONTOH : APA PUN MAKANANNYA, 
MINUMANNYA TETAP TEH BOTOL
PENULISAN LAMBANG BILANGAN 
• ANGKA DIPAKAI UNTUK MENYATAKAN 
LAMBANG BILANGAN ATAU NOMOR 
• ANGKA DIGUNAKAN UNTUK UKURAN 
PANJANG 
• ANGKA LAZIM UNTUK NOMOR JALAN 
• PENULISAN LAMBANG BILANGAN UNTUK 
BILANGAN UTUH DAN BILANGAN PECAHAN 
• BILANGAN YANG DITUNJUKAN DENGAN 
ANGKA DAN HURUF
TANDA BACA 
FUNGTUASI
 1. TANDA TITIK (.) 
TANDA TITIK BIASANYA DIGUNAKAN PADA 
 A. Akhir kalimat yg bukan pertanyaan 
atau seruan 
 Akhir singkatan nama orang, gelar, 
jabatan, pangkat, dan sapaan 
 Singkatan kata atau ungkapan yg sdh 
sangat umum
 Belakang atau dlm satu bagan ikhtisar atau 
daftar. 
Contoh: A. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi; 
III. Depdiknas. 
Pemisahan angka, jam, menit, detik dan detik yg 
menunjukkan waktu 
Contoh: Pukul 12.30.15 (pukul 12 lewat 30 m3nit 
15 detik) 
Tanda titik tdk dipakai utk memisahkan angka 
ribuan, jutaan, dan seterusnya yg tdk 
menunjukan jumlah 
Contoh: Lilis Mintarsih lahir pada tahun 1987 di 
Cianjur; KTP-nya bernomor 486754
TANDA KOMA (,) 
 Ketentuan menggunakan tanda koma 
(,) : 
 Di antara unsur-unsur dalam suatu 
pemerincian atau pembilangan 
 Untuk memisahkan kalimat setara 
yang satu dari kalimat setara 
berikutnya yang didahului oleh kata 
seperti tetapi, dan melainkan 
 untuk memisahkan anak kalimat dari 
induk kalimat apabila mendahului 
induk kalimat
 Digunakan untuk memisahkan petikan 
langsung dari bagian lain dalam kalimat 
 Di pakai di antara nama orang dan gelar 
akademik yang mengikutinya untuk 
membedakan dari singkatan nama 
keluarga atau marga 
contoh : Asis Saefuddin D., Drs., S.Pd.I., 
M.Si 
Tanda koma
TANDA TITIK KOMA (;) 
 FUNGSI TITIK KOMA SEBENARNYA TERLETAK 
ANTARA TITIK DAN KOMA, DENGAN 
KETENTUAN : 
 DIPAKAI UNTUK MEMISAHKAN BAGIAN-BAGIAN 
KALIMAT SEJENIS DAN SETARA. 
 CONTOH ; mukanya bersinar; hatinya berdebar; 
dia yakin akan lulus CPNS; ia seorang guru; 
seorang kiyai; dan seorang pemuda yang 
tampan;
Fungsi titik koma 
 Dipakai untuk memisahkan 
kalimat yang setara dalam suatu 
kalimat majemuk sebagai 
pengganti kata penghubung 
 Contoh : petani giat bekerja; 
istrinya mempersiapkan makanan 
dan minuman
Tanda titik dua (:) 
 Digunakan dalam hal-hal sebagai 
berikut : 
akhir sebuah pernyataan lengkap 
apabila diikuti rangkaian. Syarat-syarat 
ujian yang ditentukan ialah 
sebagai berikut : 
Mengisi formulir, membawa alat tulis, 
dan berpakaian rapi.
TANDA HUBUNG (-) 
 Digunakan untuk menyambung suku 
kata dasar yang terpisah oleh 
pergantian baris 
 Digunakan untuk menyambungkan awal 
dengan bagian kata dibelakangnya atau 
akhiran dengan bagian kata didepannya 
pada pergantian baris 
 Dipakai untuk menyambungkan unsur-unsur 
kata ulang
SINTAKSIS 
BAGIAN ATAU CABANG 
DARI ILMU BAHASA YANG 
MEMBICARAKAN SELUK 
BELUK WACANA, KALIMAT, 
KLAUSA, DAN FRASE
PENENTUAN KALIMAT 
Bahasa terdiri dari dua lapisan 
yaitu lapisan bentuk dan 
lapisan arti yang dinyatakan 
oleh bentuk. 
Bentuk bahasa terdiri dari 
satuan-satuan yang dapat 
dibedakan menjadi dua 
satuan yaitu satuan 
fonologik, dan satuan 
gramatik
Satuan bentuk bahasa 
Satuan fonologik 
meliputi fonem dan 
suku, sedangkan 
Satuan gramatik 
meliputi wacana
Kalimat sederhana 
Kalimat yang terdiri dari satu 
klausa. 
contoh : 
Mulanya ia hanya akan 
menghindari kemarahan 
Dullah
Kalimat aktif 
Kalimat yang memerlukan objek 
Contoh : 
Saya memukul kucing
Kalimat Pasif 
Kalimat yang tidak memerlukan kata 
kerja 
Contoh : 
Udin di pukul Maman
Kalimat Tunggal 
Kalimat yang berdiri sendiri atau 
tidak banyak variasi 
Contoh : 
Saya makan nasi
Kalimat Majemuk 
Kalimat yang bervariasi 
Contoh : 
Saya makan nasi, 
sedangkan dia makan roti 
Dari pada tidul lebih baik 
belajar
Kalimat Korelatif 
Kalimat yang memiliki 
hubungan antara yang satu 
dengan yang lainnya, atau 
memiliki dua klausa 
Contoh : Anak itu sedang 
bermain-main
Analisis Klausa 
Berdasarkan fungsi dan unsurnya 
 Berdasarkan kategori kata atau 
frase yang menjadi unsurnya 
Berdasarkan makna unsur-unsurnya
Kalimat Efektif 
Kalimat yang memiliki 
kemampuan untuk 
menimbulkan kembali 
gagasan-gagasan pada 
pikiran pembaca atau 
pendengar sesuai dengan 
apa yang ada dalam pikiran 
penulis atau pembicara
Ciri kalimat efektif 
Kalimat efektif lebih 
mengutamakan keefektifan 
kalimat sehingga kejelasan 
kalimat itu terjamin
Ciri kalimat efektif 
Kalimat harus mempunyai 
subjek dan predikat dengan 
jelas. Kejelasan subjek dan 
predikat suatu kalimat dapat 
dilakukan dengan 
menghindarkan pemakaian 
kata depan
Ciri kalimat Efektif 
 Kalimat tidak boleh mempunyai 
subjek ganda yang dapat 
menimbulkan kesalahan 
penafsiran 
 Pada kalimat tunggal tidak boleh 
menggunakan kata penghubung 
(konjuksi) intra kalimat
Ciri Kalimat Efektif 
Predikat kalimat tidak 
didahului kata yang, 
Contoh : 
Anak itu yang berasal dari 
Bogor
Ciri Kalimat Efektif 
Penggunaan subjek tidak 
boleh diulang-ulang, 
pengulangan subjek 
pada anak kalimat perlu 
dihindari
Ciri Kalimat Efektif 
Penggunaan kata yang 
sinonim dalam satu kalimat 
perlu dihindari 
Contoh : 
Sejak dari pagi ia berada di 
kampus
Ciri Kalimat Efektif 
Penggunaan unsur 
pembentukan kalimat harus 
memiliki kesamaan 
(keparalelan)
Ciri Kalimat Efektif 
Kalimat yang digunakan harus 
padu, yaitu kalimat 
mempergunakan pola “aspek 
+ agen + verbal” secara tertib 
dan menghindarkan 
penyisipan sebuah kata di 
antara predikat dan objek
Ciri Kalimat Efektif 
Kalimat yang digunakan harus 
logis yaitu ide kalimat dapat 
diterima oleh akal, 
Contoh : 
Bapak Rektor kami 
persilahkan
PERENCANAAN 
KARANGAN
MENGARANG 
ADALAH SEBUAH PROSES 
KOMUNIKASI SECARA 
TERTULIS TENTANG 
PENDAPAT, GAGASAN, 
RENUNGAN, KEYAKINAN, DAN 
HARAPAN
TAHAP PENULISAN 
KARANGAN 
 TAHAP KEGIATAN 
PRAPENULISAN 
(PREWITING) 
 TAHAP PENULISAN 
(WRITING) 
 TAHAP PASCA PENULISAN 
(POST WRITING)
Kegiatan yang 
mengikuti alur, proses 
yang bertahap dan 
berurutan 
KEGIATAN MENGARANG
 BERMAKNA 
 BAHASA JELAS/LUGAS 
 MERUPAKAN KESATUAN YANG BULAT 
 SINGKAT NAMUN PADAT 
 MEMENUHI KAIDAH BAHASA 
 BERSIFAT KOMUNIKATIF 
CIRI-CIRI TULISAN
 MENGETAHUI KEMAMPUAN DAN POTENSI 
 MENGEMBANGAN POTENSI 
 LEBIH BAIK MENYERAP 
 MENULIS 
 MENJADI PENINJAU DAN PENILAI 
GAGASAN 
 MUDAH MEMECAHKAN MASALAH 
 AKTIF BERFIKIR 
MANFAAT MENULIS
TAHAPAN PENULISAN 
KARANGAN 
TAHAP PERENCANAAN 
PENULISAN 
TAHAP PENULISAN, DAN 
TAHAP REVISI
SUMBER BAHAN PENULISAN 
SUMBER BAHAN PENULISAN YANG 
PALING LENGKAP ADALAH 
PERPUSTAKAN. DI PERPUSTAKAAN 
TERDAPAT BERBAGAI INFORMASI 
TENTANG PENGETAHUAN; 
PERPUSTAKAAN MERUPAKAN GUDANG 
ILMU.
KERANGKA KARANGAN 
KERANGKA KARANGAN ATAU 
GARIS-GARIS BESAR KARANGAN 
ATAU OUT LINE ADALAH 
KERANGKA TULIS YANG 
MENGGAMBARKAN BAGIAN-BAGIAN 
ATAU BUTIR-BUTIR ISI 
KARANGAN DALAM TATAAN YANG 
SISTEMATIS
TUJUAN PENULISAN KARANGAN 
TUJUAN KARANGAN DAPAT 
DITENTUKAN OLEH JENIS 
KARANGAN ATAU OLEH TOPIK 
KARANGAN. ADA DUA JENIS 
KARANGAN, YAKNI 1. KERANGKA 
KARANGAN TOPIK, DAN 2. 
KERANGKA KARANGAN KALIMAT
Karangan deskripsi
Pengertian karangan deskrifsi 
 Karangan yang 
menggambarkan atau 
memerikan suatu hak 
dengan sifat dan 
gerak geriknya atau 
sesuatu yang kepada 
pembaca
Syarat menulis karangan 
deskrifsi 
 Kesanggupan berbahasa kita yang memiliki 
kekayaan nuansa dan bentuk, 
 Kecermatan pengamatan dan keluasan 
pengetahuan kita tentang sifat, ciri dan 
wujud objek, yang dideskrifsikan 
 Kemampuan kita memilih detail khusus 
yang dapat menunjang ketepatan dan 
keterhidupan deskripsi
Pendekatan pendeskrifsian 
Pendekatan ekspositoris 
Pendekatan impresionis, 
dan 
Pendekatan menurut sikap 
pengarang
Pendekatan ekspositoris 
Karangan ini berisi daftar rincian 
sesuatu secara lengkap atau agak 
lengkap, sehingga pembaca dengan 
penalarannya memperoleh kesan 
keseluruhan tentang sesuatu
Pendekatan impresionistik 
Bertujuan untuk mendapatkan 
tanggapan emosional 
pembaca atau kesan 
pembaca
Pendekatan menurut sikap 
pengarang 
 Pendekatan ini bergantung pada 
tujuan yang ingin dicapai, sifat 
objek dan pembaca
Macam-macam deskrifsi 
 Deskrifsi orang, 
meliputi : deskrifsi 
keadaan fisik, deskrifsi 
keadaan sekitar, serta 
deskrifsi watak atau 
tingkah perbuatan dan 
deskrifsi gagasan-gagasan 
tokoh 
 Deskrifsi tempat
Karangan narasi 
Karangan yang menyajikan 
serangkaian peristiwa atau 
kejadian menurut urutan 
terjadinya (kronologis) dengan 
maksud memberi makna kepada 
sebuah atau kejadian 
serangkaian kejadian, sehingga 
pembaca dapat mengambil 
hikmah dari cerita tersebut
Prinsip-prinsip narasi 
Alur (plot) 
Penokohan 
Latar (setting) 
Sudut Pandang (point of 
view)
KALIMAT EFEKTIF
PENGERTIAN KALIMAT 
EFEKTIF 
 KALIMAT EFEKTIF IALAH KALIMAT 
YANG MEMILIKI KEMAMPUAN 
UNTUK MENIMBULKAN KEMBALI 
GAGASAN-GAGASAN PADA 
PIKIRAN PEMBACA ATAU 
PENDENGAR SESUAI DENGAN APA 
YANG ADA DALAM PIKIRAN 
PENULIS ATAU PEMBACA
KALIMAT EFEKTIF 
 SEBUAH KALIMAT DIKATAKAN 
EFEKTIF JIKA DAPAT MEWAKILI 
SECARA TEPAT ISI PIKIRAN 
PENULIS. KALIMAT EFEKTIF JUGA 
MEMILIKI KEMAMPUAN 
MENIMBULKAN GAGASAN YANG 
TERDAPAT PIKIRAN PEMBACA 
MENGENAI MAKSUD PENULIS
CIRI KALIMAT EFEKTIF 
 UNTUK DAPAT MEMBUAT KALIMAT 
EFEKTIF, ADA EMPAT HAL YANG 
HARUS DIPERHATIKAN PENULIS, 
ANTARA LAIN : 
 KESATUAN GAGASAN 
 KEPADUAN 
 KESEJAJARAN, DAN 
 KELOGISAN
KEPADUAN 
KEPADUAN ATAU 
KOHORENSI ADALAH 
HUBUNGAN TIMBAL BALIK 
YANG BAIK DAN JELAS DI 
ANTARA UNSUR YANG 
MEMBENTUK SEBUAH 
KALIMAT
KESALAHAN DALAM 
KEPADUAN 
 KEPADUAN SEBUAH KALIMAT 
AKAN RUSAK KARENA SALAH 
MENGGUNAKAN KATA DEPAN ATAU 
KATA HUBUNG 
 AKIBAT KESALAHAN 
MERANGKAIKAN DUA KATA YANG 
MEKNANYA SAMA 
 AKIBAT KESALAHAN 
MENEMPATKAN KARANGAN
KESEJAJARAN 
 KESEJAJARAN ATAU 
KEPARALELAN ADALAH 
PENGGUNAAN BENTUK 
GRAMATIKAL YANG SEJAJAR 
ATAU SAMA UNTUK UNSUR-UNSUR 
KALIMAT YANG 
MEMPUNYAI JABATAN YANG 
SAMA
KELOGISAN 
 STRUKTUR GRAMATIKAL YANG 
BAIK BUKAN TUJUAN DALAM 
KOMUNIKASI, MELAINKAN 
HANYA MERUPAKAN ALAT 
UNTUK MERANGKAI SEBUAH 
PIKIRAN DENGAN JELAS
PENGERTIAN LOGIKA 
 LOGIKA ATAU JALAN PIKIRAN 
MERUPAKAN SUATU PROSES 
BERPIKIR YANG BERUSAHA 
MENGHUBUNG-HUBUNGKAN 
UNSUR-UNSUR DALAM KALIMAT 
SEHINGGA UNSUR ITU 
MEMBENTUK KESATUAN PIKIRAN 
YANG MASUK AKAL
PENALARAN 
PENALARAN YANG BAIK 
AKAN MENGHASILKAN 
KALIMAT YANG BAIK DAN 
KALIMAT YANG BAIK 
(LOGIS) AKAN MEMBERIKAN 
KESAN BAIK PADA 
PEMBACA
CONTOH KALIMAT EFEKTIF 
 WAKTU DAN TEMPAT KAMI 
PERSILAHKAN 
 MAHASISWA YANG KEHILANGAN 
JAM TANGAN DIHARAP DIAMBIL DI 
KANTOR TU 
 MEREKA DITUGASKAN OLEH 
DOSENNYA UNTUK MELAKUKAN 
PENELITIAN ILMIAH
BEBERAPA PENYEBAB 
KETIDAKEFEKTIPAN 
KALIMAT
PENYEBAB KETIDAK 
EFEKTIFAN KALIMAT 
 KESALAHAN TATA BAHASA 
 KETIDAKLOGISAN KALIMAT 
 KETAKSAAN KALIMAT 
 KETIDAKHEMATAN KATA 
 KESEJAJARAN KALIMAT 
 KERANCUAN KALIMAT
KESALAHAN TATA BAHASA 
 PENGGUNAAN TATA BAHASA YANG 
BENAR SANGAT MENENTUKAN 
KEEFEKTIPAN SEBUAH KALIMAT. 
 CONTOH : 
DIA TIDAK NGAMBIL BUKU ITU, 
BUKU ITU TELAH DIKEBAPAKAN 
KEMARIN 
KALIMAT TERSEBUT TIDAK BAKU, 
DAN MERUPAKAN KESALAHAN 
DALAM MENGGUNAKAN TATA 
BAHASA
KETIDAKLOGISAN KALIMAT 
PENGGUNAAN KAIDAH BAHASA 
BELUM MENENTUKAN 
KEEFEKTIFAN SEBUAH 
KALIMAT 
KEEFEKTIPAN KALIMAT 
DIDUKUNG PULA OLEH 
JALANNYA PIKIRAN YANG 
LOGIS
KETAKSAAN KALIMAT 
KETAKSAAN KALIMAT ARTINYA 
KALIMAT TERSEBUT TIDAK 
MEMILIKI MAKNA GANDA 
CONTOH : 
PELANTIKAN REKTOR UIN YANG 
BARU DILAKSANAKAN DI 
GEDUNG BARU
KETAKSAAN KALIMAT 
KETAKSAAN KALIMAT JUGA 
DISEBABKAN OLEH 
PENGHILANGAN KATA DEPAN 
CONTOH : 
HAL ITU SUDAH DIJELASKAN 
MEREKA PADA KEGIATAN 
PRESENTASI HASIL 
PENELITIAN
KETIDAKHEMATAN KATA 
DALAM SEBUAH KALIMAT 
EFEKTIF TERSIRAT PULA 
KEEFESIENAN. 
PENGGUNAAN BAHASA ATAU 
KATA YANG TIDAK EFESIEN 
TERMASUK DALAM 
PEMBOROSAN KATA DAN INI 
MERUPAKAN SALAH SATU 
KETIDAKEFEKTIPAN KALIMAT
KESEJAJARAN 
KALIMAT 
DALAM SEBUAH KALIMAT, 
GAGASAN YANG SAMA 
FUNGSI DAN 
KEPENTINGANNYA 
DITEMPATKAN DALAM 
FUNGSI GRAMATIKAL YANG 
SAMA PULA
KERANCUAN KALIMAT 
RANCU BERARTI KACAU. 
MAKSUDNYA STRUKTUR 
YANG DIBANGUN TIDAK 
BERATURAN SEHINGGA 
MARUSAK KAIDAH BAHASA
 SEBUAH CONTOH KALIMAT TIDAK 
EFEKTIF : 
SIAPA YANG MENEMUKAN DOMPET DI 
KAMPUS UIN DIHARAP SEGERA 
DISERAHKAN KEPADA SATPAM 
CONTOH KALIMAT TIDAK EFEKTIF
PERENCANAAN 
KARANGAN 
PENGERTIAN KARANGAN 
ILMIAH 
KARANGAN YANG 
MEMBAHAS MASALAH-MASALAH 
YANG 
BERKAITAN DENGAN 
DISIPLIN ILMU TERTENTU
TUJUAN PENULISAN KARYA 
ILMIAH 
1. Menyampaikan gagasan kepada masyarakat luas atau 
kalangan tertentu (berupa artikel yang dimuat dalam 
berbagai media massa) 
2. Memenuhi tugas yang diberikan sebagai persyaratan 
dalam studi. 
3. Mendiskusikan gagasan dalam kalangan tertentu 
dalam sebuah pertemuan ilmiah. 
4. Mengikuti perlombaan penulisan karya ilmiah (LKTI) 
5. Menyebarkan hasil penelitian kepada masyarakat 
luas atau kalangan tertentu.
FUNGSI KARYA ILMIAH 
1. Sebagai referensi dalam 
mempersiapkan karya tulis 
atau kegiatan ilmiah. 
2. Fungsi edukatif 
3. Menyebarluaskan 
perkembangan bidang ilmu 
kepada masyarakat luas atau 
kelompok tertentu yang terkait.
MANFAAT KARYA ILMIAH 
1. Mengakrabkan penulis dengan 
kegiatan perpustakaan 
2. Meningkatkan keterampilan dalam 
mengorganisasikan dan menyajikan 
fakta dan data secara jelas dan 
sistematis. 
3. Penulis akan merasakan kepuasaan 
intelektual. 
4. Penulis ikut menyumbang perluasan 
cakrawala ilmu pengetahuan 
masyarakat.
CIRI/SIFAT KARANGAN 
ILMIAH 
1.Lugas, 
2.Logis, 
3.Tuntas, 
4.Sistematis, uraian disusun 
menurut pola tertentu 
sehingga jelas urutan dan 
kaitan antara unsur-unsur 
tulisan tersebut.
CIRI/SIFAT KARANGAN ILMIAH 
5. Objektif, 
6. Cermat, 
7. Bernas 
8. Jelas, 
9. Tidak emosional 
10. Terbuka 
11. Kebenarannya dapat diuji. 
12. Menggunakan bahasa ragam baku 
yang berciri khas keilmuan dan 
memperhatikan tata tulis yang lazim
POLA PENYAJIAN 
KARANGAN ILMIAH 
Narasi 
Deskripsi 
Eksposisi 
Argumentasi
LANGKAH-LANGKAH 
MENYUSUN KARYA 
ILMIAH 
1. Memilih Pendekatan 
Penyusunan Karya Ilmiah. 
2. Menentukan Topik Penelitian. 
3. Membatasi Pokok Bahasan 
4. Menyusun Kerangka 
Karangan 
5. Kerangka Organisasi 
Risalah/Skripsi/Tesis
PEMBABAKAN 
KARANGAN 
BAGIAN PENDAHULUAN (Judul 
Karangan, Abstrak, Kata Pengantar, 
Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar, 
Daftar Lampiran) 
 ISI KARANGAN (Bab Pendahuluan, 
Bab Penjabaran, Bab Pembahasan, Bab 
Simpulan) 
BAGIAN AKHIR (Daftar 
Pustaka/Bibliografi, Lampiran, Daftar
Perbedaan Karangan 
Ilmiah dan Karangan 
Sastra. 
Karangan sastra berisi cerita 
rekaan dengan bahasa, 
gaya, dan cita rasa yang 
indah. Sedangkan karangan 
ilmiah adalah karangan yang 
membahas masalah-masalah 
yang berkaitan
PENYUSUNAN 
ALINIA/PARAGRAF
PENGERTIAN ALINEA 
ADALAH BAGIAN BAB DALAM 
SUATU KARANGAN 
(BIASANYA MENGANDUNG 
SATU IDE POKOK DAN 
PENULISANNYA DI MULAI 
DENGAN GARIS BARU
SEPERANGKAT KALIMAT TERSUSUN LOGIS-SISTEMATIS 
YANG MERUPAKAN SATU KESATUAN EKSPRESI PIKIRAN 
YANG RELEVAN DAN MENDUKUNG PIKIRAN POKOK 
YANG TERSIRAT DALAM KESELURUHAN KARANGAN
1. SETIAP PARAGRAF MENGANDUNG 
MAKNA, PESAN, PIKIRAN ATAU IDE 
POKOK KESELURUHAN KARANGAN 
2. PARAGRAF DIBANGUN OLEH 
SEJUMLAH KALIMAT 
3. PARAGRAF MERUPAKAN SATU 
KESATUAN IDE PIKIRAN 
4. PARAGRAF MERUPAKAN SATU 
KESATUAN YANG KOHEREN DAN 
PADAT; DAN 
5. KALIMAT-KALIMAT DALAM PARAGRAF 
HARUS TERSUSUN SECARA LOGIS-SISTEMATIS 
KARAKTERISTIK 
PARAGRAF
KALIMAT ATAU KATA TRANSISI 
KALIMAT TOPIK 
TRANSISI BERUPA KALIMAT 
KALIMAT PENGEMBANG 
KALIMAT PENEGAS 
UNSUR-UNSUR 
PARAGRAF
PARAGRAF YANG BAIK DAN EFEKTIF 
ADALAH PARAGRAF YANG MEMENUHI 
SYARAT YAITU PARAGRAF YANG 
KALIMAT-KALIMATNYA MEMILIKI 
KESATUAN (KOHESI) DAN KEPADUAN 
(KOHERENSI) 
SYARAT-SYARAT 
PEMBENTUKAN 
PARAGRAF
Kesatuan dan keutuhan yang ditandai oleh adanya gagasan pokok dan sejumlah 
gagasan pengembang 
Pengembangan yang ditandai oleh adanya kalimat topik dan sejumlah kalimat 
pengembang 
Kepaduan yang ditandai oleh hubungan yang harmonis antara isi kalimat dalam 
paragraf 
Kekompakan yang ditandai oleh keserasian antara hubungan bentuk struktur 
dan diksi 
EMPAT SYARAT 
PEMBENTUKAN 
PARAGRAF
KARANGAN 
Penulisan karangan merupakan 
kegiatan menulis karangan yang 
utuh/tuntas. Ada dua kegiatan dalam 
penulisan karangan yakni penulisan 
draf dan kegiatan menyunting draft
PARAGRAF DEDUKSI 
PARAGRAF INDUKSI 
PARAGRAF CAMPURAN 
PARAGRAF PERBANDINGAN 
PARAGRAF PERTANYAAN 
PARAGRAF SEBAB-AKIBAT 
PARAGRAF CONTOH 
PARAGRAF PERULANGAN 
PARAGRAF DEFINISI 
PARAGRAF DESKRIPTIF
a. Paragraf bersama 
b. Mengatur kembali 
c. Menjawab pertanyaan 
d. Mengembangkan peribahasa 
e. Menganalisis gambar 
f. Mendeskripsikan pengalaman
KONVENSI NASKAH
KONVENSI NASKAH 
Konvensi naskah difokuskan pada pembuatan 
karya ilmiah terutama skripsi yang merupakan 
tugas akhir studi mahasiswa. 
Adapuan pembahasannya meliputi bagian 
pelengkap pendahuluan, bagian isi dan bagian 
penutup
BAGIAN PENDAHULUAN (Judul Karangan, Abstrak, Kata 
Pengantar, Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar, Daftar 
Lampiran) 
ISI KARANGAN (Bab Pendahuluan, Bab Penjabaran, Bab 
Pembahasan, Bab Simpulan) 
BAGIAN AKHIR (Daftar Pustaka/Bibliografi, Lampiran, Daftar 
Istilah, Riwayat Hidup Penulis) 
Tata cara penulisan karangan Ilmiah
Kerangka Organisasi 
Risalah/Skripsi/Tesis 
Bab I Pendahuluan 
1. Latar Belakang dan Rumusan 
Masalah 
2. Tujuan Pembahasan 
3. Anggapan Dasar 
4. Kerangka Berpikir 
5. Langkah-Langkah Penelitian 
Bab II Analisis Teoretik 
Bab III Analisis Empirik 
Bab IV Simpulan dan Saran
Langkah-langkah penulisan 
karya ilmiah 
1. Memilih Pendekatan Penyusunan Karya 
Ilmiah. 
2. Menentukan Topik Penelitian. 
3. Membatasi Pokok Bahasan 
4. Menyusun Kerangka Karangan 
5. Kerangka Organisasi Risalah/Skripsi/Tesis
BAGIAN PELENGKAP PENDAHULUAN 
Halaman Judul/Jilid 
Halaman Pengesahan 
Halaman Persembahan 
Kata Pengantar 
Abstrak 
Daftar Isi 
KONVENSI NASKAH
1. Memilih Pendekatan Penyusunan Karya Ilmiah. 
2. Menentukan Topik Penelitian. 
3. Membatasi Pokok Bahasan 
4. Menyusun Kerangka Karangan 
5. Kerangka Organisasi Risalah/Skripsi/Tesis 
JENIS KARANGAN ILMIAH
Kutipan adalah pinjaman kalimat 
atau pendapat dari seorang 
pengarang atau ucapan 
seseorang yang terkenal baik 
yang terdapat dalam buku-buku 
atau majalah 
KUTIPAN
Tidak mengadakan 
perubahan 
Jika ada kesalahan tidak 
membetulkannya, dan 
Menghilangkan bagian 
kutipan bisa di awal, di akhir, 
atau satu paragraf 
PRINSIP-PRINSIP 
MENGUTIP
KUTIPAN LANGSUNG YANG TIDAK LEBIH DARI EMPAT 
BARIS 
KUTIPAN LANGSUNG YANG LEBIH DARI EMPAT BARIS 
KUTIPAN TIDAK LANGSUNG 
KUTIPAN PADA CATATAN KAKI 
KUTIPAN LANGSUNG DIMASUKAN KEDALAM TEKS 
ATAU CATATAN KAKI

More Related Content

What's hot

Hubungan Antara Empat Keterampilan Berbahasa
Hubungan Antara Empat Keterampilan BerbahasaHubungan Antara Empat Keterampilan Berbahasa
Hubungan Antara Empat Keterampilan BerbahasaIjal Mustofa
 
Presentasi tanda baca
Presentasi tanda bacaPresentasi tanda baca
Presentasi tanda bacaSofyan Argi
 
PPT Media Pembelajaran
PPT Media Pembelajaran PPT Media Pembelajaran
PPT Media Pembelajaran Naily Mulyono
 
PPT Teks Eksplanasi
PPT Teks Eksplanasi PPT Teks Eksplanasi
PPT Teks Eksplanasi Rubyrubi26
 
Pemerolehan bahasa pertama dan bahasa kedua
Pemerolehan bahasa pertama dan bahasa keduaPemerolehan bahasa pertama dan bahasa kedua
Pemerolehan bahasa pertama dan bahasa keduaRasmitadila Mita
 
POWERPOINT Teks laporan observasi
POWERPOINT Teks laporan observasiPOWERPOINT Teks laporan observasi
POWERPOINT Teks laporan observasiMaghfira Ganivy
 
Conroh kisi-kisi dan soal
Conroh kisi-kisi dan soalConroh kisi-kisi dan soal
Conroh kisi-kisi dan soalRoHim MohaMad
 
Bahasa indonesia - pengucapan dan artikulasi huruf
Bahasa indonesia - pengucapan dan artikulasi hurufBahasa indonesia - pengucapan dan artikulasi huruf
Bahasa indonesia - pengucapan dan artikulasi hurufSMAN 01 GIRI
 
Powerpoint ragam bahasa indonesia
Powerpoint ragam bahasa indonesiaPowerpoint ragam bahasa indonesia
Powerpoint ragam bahasa indonesiaWaQhyoe Arryee
 
Makalah penggunaan bahasa gaul mempengaruhi eksistensi bahasa indonesia
Makalah penggunaan bahasa gaul mempengaruhi eksistensi bahasa indonesiaMakalah penggunaan bahasa gaul mempengaruhi eksistensi bahasa indonesia
Makalah penggunaan bahasa gaul mempengaruhi eksistensi bahasa indonesiariskia_chandra
 
Sejarah bahasa indonesia
Sejarah bahasa indonesiaSejarah bahasa indonesia
Sejarah bahasa indonesiaconesti08com
 
makalah keterampilan menulis
makalah keterampilan menulismakalah keterampilan menulis
makalah keterampilan menulistyaarahman
 
3.contoh pembelajaran tematik di sekolah dasar bahan ujipublik kurikulum2013
3.contoh pembelajaran tematik di sekolah dasar bahan ujipublik kurikulum20133.contoh pembelajaran tematik di sekolah dasar bahan ujipublik kurikulum2013
3.contoh pembelajaran tematik di sekolah dasar bahan ujipublik kurikulum2013Deir Irhamni
 
Bahasa sebagai sistem
Bahasa sebagai sistemBahasa sebagai sistem
Bahasa sebagai sistemEster Emilia
 
MODUL 1 - 3 KONSEP DASAR IPA DI SD
MODUL 1 - 3 KONSEP DASAR IPA DI SDMODUL 1 - 3 KONSEP DASAR IPA DI SD
MODUL 1 - 3 KONSEP DASAR IPA DI SDEVA RAHMAWATI
 

What's hot (20)

Hubungan Antara Empat Keterampilan Berbahasa
Hubungan Antara Empat Keterampilan BerbahasaHubungan Antara Empat Keterampilan Berbahasa
Hubungan Antara Empat Keterampilan Berbahasa
 
Presentasi tanda baca
Presentasi tanda bacaPresentasi tanda baca
Presentasi tanda baca
 
PPT Media Pembelajaran
PPT Media Pembelajaran PPT Media Pembelajaran
PPT Media Pembelajaran
 
PPT Teks Eksplanasi
PPT Teks Eksplanasi PPT Teks Eksplanasi
PPT Teks Eksplanasi
 
Pemerolehan bahasa pertama dan bahasa kedua
Pemerolehan bahasa pertama dan bahasa keduaPemerolehan bahasa pertama dan bahasa kedua
Pemerolehan bahasa pertama dan bahasa kedua
 
POWERPOINT Teks laporan observasi
POWERPOINT Teks laporan observasiPOWERPOINT Teks laporan observasi
POWERPOINT Teks laporan observasi
 
Membaca kritis
Membaca kritisMembaca kritis
Membaca kritis
 
Conroh kisi-kisi dan soal
Conroh kisi-kisi dan soalConroh kisi-kisi dan soal
Conroh kisi-kisi dan soal
 
Bahasa indonesia - pengucapan dan artikulasi huruf
Bahasa indonesia - pengucapan dan artikulasi hurufBahasa indonesia - pengucapan dan artikulasi huruf
Bahasa indonesia - pengucapan dan artikulasi huruf
 
Powerpoint ragam bahasa indonesia
Powerpoint ragam bahasa indonesiaPowerpoint ragam bahasa indonesia
Powerpoint ragam bahasa indonesia
 
Makalah penggunaan bahasa gaul mempengaruhi eksistensi bahasa indonesia
Makalah penggunaan bahasa gaul mempengaruhi eksistensi bahasa indonesiaMakalah penggunaan bahasa gaul mempengaruhi eksistensi bahasa indonesia
Makalah penggunaan bahasa gaul mempengaruhi eksistensi bahasa indonesia
 
Keterampilan Membaca
Keterampilan MembacaKeterampilan Membaca
Keterampilan Membaca
 
Sejarah bahasa indonesia
Sejarah bahasa indonesiaSejarah bahasa indonesia
Sejarah bahasa indonesia
 
makalah keterampilan menulis
makalah keterampilan menulismakalah keterampilan menulis
makalah keterampilan menulis
 
Kalimat efektif ppt
Kalimat efektif pptKalimat efektif ppt
Kalimat efektif ppt
 
3.contoh pembelajaran tematik di sekolah dasar bahan ujipublik kurikulum2013
3.contoh pembelajaran tematik di sekolah dasar bahan ujipublik kurikulum20133.contoh pembelajaran tematik di sekolah dasar bahan ujipublik kurikulum2013
3.contoh pembelajaran tematik di sekolah dasar bahan ujipublik kurikulum2013
 
Diksi
DiksiDiksi
Diksi
 
Bahasa sebagai sistem
Bahasa sebagai sistemBahasa sebagai sistem
Bahasa sebagai sistem
 
Pembinaan dan pengembangan bi
Pembinaan dan pengembangan biPembinaan dan pengembangan bi
Pembinaan dan pengembangan bi
 
MODUL 1 - 3 KONSEP DASAR IPA DI SD
MODUL 1 - 3 KONSEP DASAR IPA DI SDMODUL 1 - 3 KONSEP DASAR IPA DI SD
MODUL 1 - 3 KONSEP DASAR IPA DI SD
 

Similar to Power poin materi b indonesia

pert 3 Pemakaian EBI dalam Penulisawdddafasfawfawfan Efektif.pptx
pert 3 Pemakaian EBI dalam Penulisawdddafasfawfawfan Efektif.pptxpert 3 Pemakaian EBI dalam Penulisawdddafasfawfawfan Efektif.pptx
pert 3 Pemakaian EBI dalam Penulisawdddafasfawfawfan Efektif.pptxmichaelsimanjuntak19
 
bahasa indonesia
bahasa indonesiabahasa indonesia
bahasa indonesiaatalyataqwa
 
Kaidah Ejaan dan Tanda Baca
Kaidah Ejaan dan Tanda BacaKaidah Ejaan dan Tanda Baca
Kaidah Ejaan dan Tanda BacaPT serba gratiz
 
Tata EYD, dan Diksi
Tata EYD,  dan DiksiTata EYD,  dan Diksi
Tata EYD, dan Diksipjj_kemenkes
 
Bahasa indonesia dan penulisan ilmiah KALIMAT
Bahasa indonesia dan penulisan ilmiah KALIMATBahasa indonesia dan penulisan ilmiah KALIMAT
Bahasa indonesia dan penulisan ilmiah KALIMATRiski Eka
 
BAHASA INDONESIA_PERSENTASI_UTS_202.pptx
BAHASA INDONESIA_PERSENTASI_UTS_202.pptxBAHASA INDONESIA_PERSENTASI_UTS_202.pptx
BAHASA INDONESIA_PERSENTASI_UTS_202.pptxyedifauzi
 
P2 MKU B Indonesia Ejaan yang disempurnakan.pptx
P2 MKU B Indonesia Ejaan yang disempurnakan.pptxP2 MKU B Indonesia Ejaan yang disempurnakan.pptx
P2 MKU B Indonesia Ejaan yang disempurnakan.pptxFirdhanSaid
 
Bahasa indonesia
Bahasa indonesiaBahasa indonesia
Bahasa indonesiasamsaharsam
 
Bahasa indonesia
Bahasa indonesiaBahasa indonesia
Bahasa indonesianurulnailah
 
Bahasa indonesia
Bahasa indonesiaBahasa indonesia
Bahasa indonesiafadliaoscar
 

Similar to Power poin materi b indonesia (20)

pert 3 Pemakaian EBI dalam Penulisawdddafasfawfawfan Efektif.pptx
pert 3 Pemakaian EBI dalam Penulisawdddafasfawfawfan Efektif.pptxpert 3 Pemakaian EBI dalam Penulisawdddafasfawfawfan Efektif.pptx
pert 3 Pemakaian EBI dalam Penulisawdddafasfawfawfan Efektif.pptx
 
Eyd 3
Eyd 3Eyd 3
Eyd 3
 
ppt Bahasa kel 7.pptx
ppt Bahasa kel 7.pptxppt Bahasa kel 7.pptx
ppt Bahasa kel 7.pptx
 
bahasa indonesia
bahasa indonesiabahasa indonesia
bahasa indonesia
 
Kaidah Ejaan dan Tanda Baca
Kaidah Ejaan dan Tanda BacaKaidah Ejaan dan Tanda Baca
Kaidah Ejaan dan Tanda Baca
 
Tata EYD, dan Diksi
Tata EYD,  dan DiksiTata EYD,  dan Diksi
Tata EYD, dan Diksi
 
Bahasa indonesia dan penulisan ilmiah KALIMAT
Bahasa indonesia dan penulisan ilmiah KALIMATBahasa indonesia dan penulisan ilmiah KALIMAT
Bahasa indonesia dan penulisan ilmiah KALIMAT
 
BAHASA INDONESIA_PERSENTASI_UTS_202.pptx
BAHASA INDONESIA_PERSENTASI_UTS_202.pptxBAHASA INDONESIA_PERSENTASI_UTS_202.pptx
BAHASA INDONESIA_PERSENTASI_UTS_202.pptx
 
bahasaa indonesia
bahasaa indonesiabahasaa indonesia
bahasaa indonesia
 
P2 MKU B Indonesia Ejaan yang disempurnakan.pptx
P2 MKU B Indonesia Ejaan yang disempurnakan.pptxP2 MKU B Indonesia Ejaan yang disempurnakan.pptx
P2 MKU B Indonesia Ejaan yang disempurnakan.pptx
 
Bahasa indonesia
Bahasa indonesiaBahasa indonesia
Bahasa indonesia
 
Bahasa indonesia
Bahasa indonesiaBahasa indonesia
Bahasa indonesia
 
Bahasa indonesia
Bahasa indonesiaBahasa indonesia
Bahasa indonesia
 
Bahasa indonesia
Bahasa indonesiaBahasa indonesia
Bahasa indonesia
 
Bahasa indonesia
Bahasa indonesiaBahasa indonesia
Bahasa indonesia
 
Bahasa indonesia
Bahasa indonesiaBahasa indonesia
Bahasa indonesia
 
Bahasa Indonesia
Bahasa IndonesiaBahasa Indonesia
Bahasa Indonesia
 
Bahasa indonesia
Bahasa indonesiaBahasa indonesia
Bahasa indonesia
 
Bahasa indonesia
Bahasa indonesiaBahasa indonesia
Bahasa indonesia
 
Bahasa indonesia
Bahasa indonesiaBahasa indonesia
Bahasa indonesia
 

More from Amsori Saari

Modul 5 ppk-berbasis-masyarakat
Modul 5 ppk-berbasis-masyarakatModul 5 ppk-berbasis-masyarakat
Modul 5 ppk-berbasis-masyarakatAmsori Saari
 
Modul 4 ppk-berbasis-budaya-sekolah
Modul 4 ppk-berbasis-budaya-sekolahModul 4 ppk-berbasis-budaya-sekolah
Modul 4 ppk-berbasis-budaya-sekolahAmsori Saari
 
Modul 3 ppk-berbasis-kelas
Modul 3 ppk-berbasis-kelasModul 3 ppk-berbasis-kelas
Modul 3 ppk-berbasis-kelasAmsori Saari
 
Modul 2 manajeman dan kepemimpinan sekolah
Modul 2 manajeman dan  kepemimpinan sekolahModul 2 manajeman dan  kepemimpinan sekolah
Modul 2 manajeman dan kepemimpinan sekolahAmsori Saari
 
Bahan ajar pendidikan bahasa arab di mi
Bahan ajar pendidikan bahasa arab di miBahan ajar pendidikan bahasa arab di mi
Bahan ajar pendidikan bahasa arab di miAmsori Saari
 
Profesionalisme guru
Profesionalisme guruProfesionalisme guru
Profesionalisme guruAmsori Saari
 
Perencanaan pembelajaran
Perencanaan pembelajaranPerencanaan pembelajaran
Perencanaan pembelajaranAmsori Saari
 
Pembuatan media berbasis it 2013 plpg revisi
Pembuatan media berbasis it 2013 plpg revisiPembuatan media berbasis it 2013 plpg revisi
Pembuatan media berbasis it 2013 plpg revisiAmsori Saari
 
Merancang ptk plpg-2
Merancang ptk plpg-2Merancang ptk plpg-2
Merancang ptk plpg-2Amsori Saari
 
Konsep kurikulum 2013
Konsep kurikulum  2013 Konsep kurikulum  2013
Konsep kurikulum 2013 Amsori Saari
 
Bahan ajar pendidikan bahasa arab di mi
Bahan ajar pendidikan bahasa arab di miBahan ajar pendidikan bahasa arab di mi
Bahan ajar pendidikan bahasa arab di miAmsori Saari
 
Manajemen kurikulum
Manajemen kurikulumManajemen kurikulum
Manajemen kurikulumAmsori Saari
 

More from Amsori Saari (14)

Modul 5 ppk-berbasis-masyarakat
Modul 5 ppk-berbasis-masyarakatModul 5 ppk-berbasis-masyarakat
Modul 5 ppk-berbasis-masyarakat
 
Modul 4 ppk-berbasis-budaya-sekolah
Modul 4 ppk-berbasis-budaya-sekolahModul 4 ppk-berbasis-budaya-sekolah
Modul 4 ppk-berbasis-budaya-sekolah
 
Modul 3 ppk-berbasis-kelas
Modul 3 ppk-berbasis-kelasModul 3 ppk-berbasis-kelas
Modul 3 ppk-berbasis-kelas
 
Modul 2 manajeman dan kepemimpinan sekolah
Modul 2 manajeman dan  kepemimpinan sekolahModul 2 manajeman dan  kepemimpinan sekolah
Modul 2 manajeman dan kepemimpinan sekolah
 
Bahan ajar pendidikan bahasa arab di mi
Bahan ajar pendidikan bahasa arab di miBahan ajar pendidikan bahasa arab di mi
Bahan ajar pendidikan bahasa arab di mi
 
Profesionalisme guru
Profesionalisme guruProfesionalisme guru
Profesionalisme guru
 
Perencanaan pembelajaran
Perencanaan pembelajaranPerencanaan pembelajaran
Perencanaan pembelajaran
 
Pembuatan media berbasis it 2013 plpg revisi
Pembuatan media berbasis it 2013 plpg revisiPembuatan media berbasis it 2013 plpg revisi
Pembuatan media berbasis it 2013 plpg revisi
 
Merancang ptk plpg-2
Merancang ptk plpg-2Merancang ptk plpg-2
Merancang ptk plpg-2
 
Konsep kurikulum 2013
Konsep kurikulum  2013 Konsep kurikulum  2013
Konsep kurikulum 2013
 
Bahan ajar pendidikan bahasa arab di mi
Bahan ajar pendidikan bahasa arab di miBahan ajar pendidikan bahasa arab di mi
Bahan ajar pendidikan bahasa arab di mi
 
PENGEMBANGAN KTSP
PENGEMBANGAN KTSPPENGEMBANGAN KTSP
PENGEMBANGAN KTSP
 
Pengembangan ktsp
Pengembangan ktspPengembangan ktsp
Pengembangan ktsp
 
Manajemen kurikulum
Manajemen kurikulumManajemen kurikulum
Manajemen kurikulum
 

Recently uploaded

Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 

Recently uploaded (20)

Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 

Power poin materi b indonesia

  • 1. PENULISAN EYD DALAM BAHASA INDONESIA Pemakaian dan Penulisan Huruf
  • 2. Pemakaian dan Penulisan huruf  Persekutuan  Setiap suku kata Indonesia ditandai oleh sebuah vokal. Vokal dapat didahului atau diikuti konsonan  Bahasa indnesia mengenal empat macam pola umum suku kata, yaitu :  V (Vokal) misaalnya : a – nak, i – tu, e-kor, ba-u, e-mas, u-bah
  • 3. Pola umum suku kata  VK (vokal-Konsonan), misalnya : ar-ti, ma-in, om-bak, in-dah, am-bil, -im-bang, la-in, ka-in, cu-at, ok-num, un-tung, dan li-ar. o KV (Konsonan-Vokal) Misalnya : ra-kit, ma-in, i-bu, ba-tu, ma-rah, ra-ja, su-ka, ma-ti, wa-rung, sa-rung, dan toko. o KVK (Konsonan-Vokal-Konsonan) Misalnya : pin-tu, ma-lam, ma-kan, cin-ta, mun-tah, lam-bat, lim-bah, men-tah, pan-tun, ram-but, jer-nih, dan kan-tor
  • 4. Pola suku kata  Bahasa Indonesia juga memiliki pola suku kata berikut :  KKV (Konsonan-Konsonan-Vokal) Misalnya : pra-ja, sas-tra, in-fra, fre-kuensi, spi-ral, ste-ril, sta-tus, gla-mour, gri-ya, sta-bil, pro-tes, kla-rifikasi, dan spe-sial. o KKVK Misalnya : trak-tor, prak-tis, kom-plit, kom-pres, plas-tik, ban-drek, ang-grek, tru, dan blok. o VKK Misalnya : eks, ons, eks-pe-disi, dan eks-plo-sif
  • 5. Pola suku kata  KVKK, misalnya : pers, teks, seks, dan kon-teks  KKKV, misalnya : stra-tegi, stra-ta, skle-ro-sis, dan stro-beri  KKVKK misalnya : kom-pleks, dan trans  KKKVK misalnya : struk-tur dan stress
  • 6. Penulisan Huruf Kapital (Besar) Fungsi Penulisan Huruf Kapital :  Sebuah huruf pertama pada awal kalimat  Sebagai huruf pertama petikan langsung  Sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan hal-hal keagamaan, kitab suci, dan nama Tuhan termasuk kata gantinya
  • 7. Ketentuan Penulisan Huruf Kapital  Kata maha, merupakan unsur bahasa yang tidak dapat berdiri sendiri. Kata tersebut selalu muncul bersama-sama dengan unsur atau kata lain. Jika kata maha diikuti kata dasar, penulisannya harus disatukan, sebaliknya apabila yang diikutinya kata berlawanan, maka harus dituliskan terpisah. Misalnya ; mahakuasa, mahaadil, mahaesa. Kecuali penulisan Maha Esa dalam UUD 1945 dan teks proklamasi yang bersifat dokumenter
  • 8. Fungsi penulisan huruf kapital  Huruf pertama gelar kehormatan  Huruf pertama nama jabatan yang diikuti nama orang  Huruf pertama nama orang  Huruf pertama suatu benda  Huruf pertama merupakan nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan.  Huruf pertama singkatan nama gelar, pangkat dan sapaan.
  • 9. Huruf miring (huruf kursif)  Huruf miring dipergunakan untuk :  Menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam karangan (karya ilmiah)  Contoh : Pengembangan dan pembinaan Bahasa dan Sastra Indonesia, surat kabar pikiran rakyat
  • 10. Kegunaan Huruf Miring  Menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok kata. Contoh : buatlah kalimat dengan kata benci tapi rindu  Menuliskan nama ilmiah atau ungkapan asing yang belum disesuaikan ejaannya. Contoh : kata listening atau reading dapat diterjemahkan menjadi kata menyimak dan membaca
  • 11. EJAAN BAHASA INDONESIA Penulisan Kata, Unsur Serapan, dan Kata Dasar Turunan
  • 12. Kata dasar  Cara penulisan kata dasar Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan contoh : Kalau dia sakit, bawa saja ke rumah sakit. Dosen yakin benar mahasiswa akan memperoleh nilai yang tinggi.
  • 13. Penulisan kata turunan  Imbuhan  Awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya kalau bentuk dasarnya berupa gabungan kata Contoh:  Bentuk dasar yang berupa gabungan kata dan sekaligus mendapat awalan dan akhiran, gabungan kata itu ditulis serangkai
  • 14.  Unsur yang hanya dipakai dalam bentuk kombinasi ditulis serangkai.  Contoh : menyebarluaskan, dilipatgandakan, meninabobokan, ketidakadilan, mengkambinghitamkan, dan menitikberatkan Unsur serapan
  • 15.  Cara penulisan kata ulang dengan membentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung (-).  Contoh : Undang-undang Gerak-gerik, Berlari-lari Anak-anak Keragu-raguan Kata ulang
  • 16. Gabungan kata  GABUNGAN KATA UNTUK KATA MAJEMUK, BAGIAN-BAGIAN UMUMNYA DITULIS TERPISAH  CONTOH : DUTA BESAR MEJA TULIS ORANG TUA GARING =GARIS MIRING TANAH AIR KAMBING HITAM
  • 17. PENULISAN GABUNGAN KATA  GABUNGAN KATA TERMASUK ISTILAH KHUSUS YANG MUNGKIN MENIMBULKAN SALAH BACA, DAPAT DIBERI TANDA HUBUNG UNTUK MENEGASKAN PERTALIAN DIANTARA UNSUR YANG BERSANGKUTAN  CONTOH ; ANAK-ISTRI  GABUNGAN KATA YANG SUDAH DIANGGAP SEBAGAI SATU KATA DITULIS SERANGKAI  CONTOH : AKHIRULKALAM
  • 18. PENULISAN KATA DEPAN KATA DEPAN DI, KE, DAN DARI, DITULIS TERPISAH DARI KATA YANG MENGIKUTINYA, KECUALI DI DALAM GABUNGAN KATA YANG SUDAH DIANGGAP SEBAGAI SATU KATA. CONTOH : DI SINILAH, DI TEMPAT INI KAMI BERTEMU
  • 19. PENULISAN PARTIKEL  PARTIKEL LAH, KAH, DAN TAH DITULIS SERANGKAI DENGAN KATA YANG MENDAHULUINYA  CONTOH : AJAKLAH ANAK-ANAK MENGAJI DI MASJID  PARTIKEL PUN DITULIS TERPISAH  CONTOH : APA PUN MAKANANNYA, MINUMANNYA TETAP TEH BOTOL
  • 20. PENULISAN LAMBANG BILANGAN • ANGKA DIPAKAI UNTUK MENYATAKAN LAMBANG BILANGAN ATAU NOMOR • ANGKA DIGUNAKAN UNTUK UKURAN PANJANG • ANGKA LAZIM UNTUK NOMOR JALAN • PENULISAN LAMBANG BILANGAN UNTUK BILANGAN UTUH DAN BILANGAN PECAHAN • BILANGAN YANG DITUNJUKAN DENGAN ANGKA DAN HURUF
  • 22.  1. TANDA TITIK (.) TANDA TITIK BIASANYA DIGUNAKAN PADA  A. Akhir kalimat yg bukan pertanyaan atau seruan  Akhir singkatan nama orang, gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan  Singkatan kata atau ungkapan yg sdh sangat umum
  • 23.  Belakang atau dlm satu bagan ikhtisar atau daftar. Contoh: A. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi; III. Depdiknas. Pemisahan angka, jam, menit, detik dan detik yg menunjukkan waktu Contoh: Pukul 12.30.15 (pukul 12 lewat 30 m3nit 15 detik) Tanda titik tdk dipakai utk memisahkan angka ribuan, jutaan, dan seterusnya yg tdk menunjukan jumlah Contoh: Lilis Mintarsih lahir pada tahun 1987 di Cianjur; KTP-nya bernomor 486754
  • 24. TANDA KOMA (,)  Ketentuan menggunakan tanda koma (,) :  Di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan  Untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi, dan melainkan  untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila mendahului induk kalimat
  • 25.  Digunakan untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat  Di pakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakan dari singkatan nama keluarga atau marga contoh : Asis Saefuddin D., Drs., S.Pd.I., M.Si Tanda koma
  • 26. TANDA TITIK KOMA (;)  FUNGSI TITIK KOMA SEBENARNYA TERLETAK ANTARA TITIK DAN KOMA, DENGAN KETENTUAN :  DIPAKAI UNTUK MEMISAHKAN BAGIAN-BAGIAN KALIMAT SEJENIS DAN SETARA.  CONTOH ; mukanya bersinar; hatinya berdebar; dia yakin akan lulus CPNS; ia seorang guru; seorang kiyai; dan seorang pemuda yang tampan;
  • 27. Fungsi titik koma  Dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung  Contoh : petani giat bekerja; istrinya mempersiapkan makanan dan minuman
  • 28. Tanda titik dua (:)  Digunakan dalam hal-hal sebagai berikut : akhir sebuah pernyataan lengkap apabila diikuti rangkaian. Syarat-syarat ujian yang ditentukan ialah sebagai berikut : Mengisi formulir, membawa alat tulis, dan berpakaian rapi.
  • 29. TANDA HUBUNG (-)  Digunakan untuk menyambung suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris  Digunakan untuk menyambungkan awal dengan bagian kata dibelakangnya atau akhiran dengan bagian kata didepannya pada pergantian baris  Dipakai untuk menyambungkan unsur-unsur kata ulang
  • 30. SINTAKSIS BAGIAN ATAU CABANG DARI ILMU BAHASA YANG MEMBICARAKAN SELUK BELUK WACANA, KALIMAT, KLAUSA, DAN FRASE
  • 31. PENENTUAN KALIMAT Bahasa terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan bentuk dan lapisan arti yang dinyatakan oleh bentuk. Bentuk bahasa terdiri dari satuan-satuan yang dapat dibedakan menjadi dua satuan yaitu satuan fonologik, dan satuan gramatik
  • 32. Satuan bentuk bahasa Satuan fonologik meliputi fonem dan suku, sedangkan Satuan gramatik meliputi wacana
  • 33. Kalimat sederhana Kalimat yang terdiri dari satu klausa. contoh : Mulanya ia hanya akan menghindari kemarahan Dullah
  • 34. Kalimat aktif Kalimat yang memerlukan objek Contoh : Saya memukul kucing
  • 35. Kalimat Pasif Kalimat yang tidak memerlukan kata kerja Contoh : Udin di pukul Maman
  • 36. Kalimat Tunggal Kalimat yang berdiri sendiri atau tidak banyak variasi Contoh : Saya makan nasi
  • 37. Kalimat Majemuk Kalimat yang bervariasi Contoh : Saya makan nasi, sedangkan dia makan roti Dari pada tidul lebih baik belajar
  • 38. Kalimat Korelatif Kalimat yang memiliki hubungan antara yang satu dengan yang lainnya, atau memiliki dua klausa Contoh : Anak itu sedang bermain-main
  • 39. Analisis Klausa Berdasarkan fungsi dan unsurnya  Berdasarkan kategori kata atau frase yang menjadi unsurnya Berdasarkan makna unsur-unsurnya
  • 40. Kalimat Efektif Kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pembaca atau pendengar sesuai dengan apa yang ada dalam pikiran penulis atau pembicara
  • 41. Ciri kalimat efektif Kalimat efektif lebih mengutamakan keefektifan kalimat sehingga kejelasan kalimat itu terjamin
  • 42. Ciri kalimat efektif Kalimat harus mempunyai subjek dan predikat dengan jelas. Kejelasan subjek dan predikat suatu kalimat dapat dilakukan dengan menghindarkan pemakaian kata depan
  • 43. Ciri kalimat Efektif  Kalimat tidak boleh mempunyai subjek ganda yang dapat menimbulkan kesalahan penafsiran  Pada kalimat tunggal tidak boleh menggunakan kata penghubung (konjuksi) intra kalimat
  • 44. Ciri Kalimat Efektif Predikat kalimat tidak didahului kata yang, Contoh : Anak itu yang berasal dari Bogor
  • 45. Ciri Kalimat Efektif Penggunaan subjek tidak boleh diulang-ulang, pengulangan subjek pada anak kalimat perlu dihindari
  • 46. Ciri Kalimat Efektif Penggunaan kata yang sinonim dalam satu kalimat perlu dihindari Contoh : Sejak dari pagi ia berada di kampus
  • 47. Ciri Kalimat Efektif Penggunaan unsur pembentukan kalimat harus memiliki kesamaan (keparalelan)
  • 48. Ciri Kalimat Efektif Kalimat yang digunakan harus padu, yaitu kalimat mempergunakan pola “aspek + agen + verbal” secara tertib dan menghindarkan penyisipan sebuah kata di antara predikat dan objek
  • 49. Ciri Kalimat Efektif Kalimat yang digunakan harus logis yaitu ide kalimat dapat diterima oleh akal, Contoh : Bapak Rektor kami persilahkan
  • 51. MENGARANG ADALAH SEBUAH PROSES KOMUNIKASI SECARA TERTULIS TENTANG PENDAPAT, GAGASAN, RENUNGAN, KEYAKINAN, DAN HARAPAN
  • 52. TAHAP PENULISAN KARANGAN  TAHAP KEGIATAN PRAPENULISAN (PREWITING)  TAHAP PENULISAN (WRITING)  TAHAP PASCA PENULISAN (POST WRITING)
  • 53. Kegiatan yang mengikuti alur, proses yang bertahap dan berurutan KEGIATAN MENGARANG
  • 54.  BERMAKNA  BAHASA JELAS/LUGAS  MERUPAKAN KESATUAN YANG BULAT  SINGKAT NAMUN PADAT  MEMENUHI KAIDAH BAHASA  BERSIFAT KOMUNIKATIF CIRI-CIRI TULISAN
  • 55.  MENGETAHUI KEMAMPUAN DAN POTENSI  MENGEMBANGAN POTENSI  LEBIH BAIK MENYERAP  MENULIS  MENJADI PENINJAU DAN PENILAI GAGASAN  MUDAH MEMECAHKAN MASALAH  AKTIF BERFIKIR MANFAAT MENULIS
  • 56. TAHAPAN PENULISAN KARANGAN TAHAP PERENCANAAN PENULISAN TAHAP PENULISAN, DAN TAHAP REVISI
  • 57. SUMBER BAHAN PENULISAN SUMBER BAHAN PENULISAN YANG PALING LENGKAP ADALAH PERPUSTAKAN. DI PERPUSTAKAAN TERDAPAT BERBAGAI INFORMASI TENTANG PENGETAHUAN; PERPUSTAKAAN MERUPAKAN GUDANG ILMU.
  • 58. KERANGKA KARANGAN KERANGKA KARANGAN ATAU GARIS-GARIS BESAR KARANGAN ATAU OUT LINE ADALAH KERANGKA TULIS YANG MENGGAMBARKAN BAGIAN-BAGIAN ATAU BUTIR-BUTIR ISI KARANGAN DALAM TATAAN YANG SISTEMATIS
  • 59. TUJUAN PENULISAN KARANGAN TUJUAN KARANGAN DAPAT DITENTUKAN OLEH JENIS KARANGAN ATAU OLEH TOPIK KARANGAN. ADA DUA JENIS KARANGAN, YAKNI 1. KERANGKA KARANGAN TOPIK, DAN 2. KERANGKA KARANGAN KALIMAT
  • 61. Pengertian karangan deskrifsi  Karangan yang menggambarkan atau memerikan suatu hak dengan sifat dan gerak geriknya atau sesuatu yang kepada pembaca
  • 62. Syarat menulis karangan deskrifsi  Kesanggupan berbahasa kita yang memiliki kekayaan nuansa dan bentuk,  Kecermatan pengamatan dan keluasan pengetahuan kita tentang sifat, ciri dan wujud objek, yang dideskrifsikan  Kemampuan kita memilih detail khusus yang dapat menunjang ketepatan dan keterhidupan deskripsi
  • 63. Pendekatan pendeskrifsian Pendekatan ekspositoris Pendekatan impresionis, dan Pendekatan menurut sikap pengarang
  • 64. Pendekatan ekspositoris Karangan ini berisi daftar rincian sesuatu secara lengkap atau agak lengkap, sehingga pembaca dengan penalarannya memperoleh kesan keseluruhan tentang sesuatu
  • 65. Pendekatan impresionistik Bertujuan untuk mendapatkan tanggapan emosional pembaca atau kesan pembaca
  • 66. Pendekatan menurut sikap pengarang  Pendekatan ini bergantung pada tujuan yang ingin dicapai, sifat objek dan pembaca
  • 67. Macam-macam deskrifsi  Deskrifsi orang, meliputi : deskrifsi keadaan fisik, deskrifsi keadaan sekitar, serta deskrifsi watak atau tingkah perbuatan dan deskrifsi gagasan-gagasan tokoh  Deskrifsi tempat
  • 68. Karangan narasi Karangan yang menyajikan serangkaian peristiwa atau kejadian menurut urutan terjadinya (kronologis) dengan maksud memberi makna kepada sebuah atau kejadian serangkaian kejadian, sehingga pembaca dapat mengambil hikmah dari cerita tersebut
  • 69. Prinsip-prinsip narasi Alur (plot) Penokohan Latar (setting) Sudut Pandang (point of view)
  • 71. PENGERTIAN KALIMAT EFEKTIF  KALIMAT EFEKTIF IALAH KALIMAT YANG MEMILIKI KEMAMPUAN UNTUK MENIMBULKAN KEMBALI GAGASAN-GAGASAN PADA PIKIRAN PEMBACA ATAU PENDENGAR SESUAI DENGAN APA YANG ADA DALAM PIKIRAN PENULIS ATAU PEMBACA
  • 72. KALIMAT EFEKTIF  SEBUAH KALIMAT DIKATAKAN EFEKTIF JIKA DAPAT MEWAKILI SECARA TEPAT ISI PIKIRAN PENULIS. KALIMAT EFEKTIF JUGA MEMILIKI KEMAMPUAN MENIMBULKAN GAGASAN YANG TERDAPAT PIKIRAN PEMBACA MENGENAI MAKSUD PENULIS
  • 73. CIRI KALIMAT EFEKTIF  UNTUK DAPAT MEMBUAT KALIMAT EFEKTIF, ADA EMPAT HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN PENULIS, ANTARA LAIN :  KESATUAN GAGASAN  KEPADUAN  KESEJAJARAN, DAN  KELOGISAN
  • 74. KEPADUAN KEPADUAN ATAU KOHORENSI ADALAH HUBUNGAN TIMBAL BALIK YANG BAIK DAN JELAS DI ANTARA UNSUR YANG MEMBENTUK SEBUAH KALIMAT
  • 75. KESALAHAN DALAM KEPADUAN  KEPADUAN SEBUAH KALIMAT AKAN RUSAK KARENA SALAH MENGGUNAKAN KATA DEPAN ATAU KATA HUBUNG  AKIBAT KESALAHAN MERANGKAIKAN DUA KATA YANG MEKNANYA SAMA  AKIBAT KESALAHAN MENEMPATKAN KARANGAN
  • 76. KESEJAJARAN  KESEJAJARAN ATAU KEPARALELAN ADALAH PENGGUNAAN BENTUK GRAMATIKAL YANG SEJAJAR ATAU SAMA UNTUK UNSUR-UNSUR KALIMAT YANG MEMPUNYAI JABATAN YANG SAMA
  • 77. KELOGISAN  STRUKTUR GRAMATIKAL YANG BAIK BUKAN TUJUAN DALAM KOMUNIKASI, MELAINKAN HANYA MERUPAKAN ALAT UNTUK MERANGKAI SEBUAH PIKIRAN DENGAN JELAS
  • 78. PENGERTIAN LOGIKA  LOGIKA ATAU JALAN PIKIRAN MERUPAKAN SUATU PROSES BERPIKIR YANG BERUSAHA MENGHUBUNG-HUBUNGKAN UNSUR-UNSUR DALAM KALIMAT SEHINGGA UNSUR ITU MEMBENTUK KESATUAN PIKIRAN YANG MASUK AKAL
  • 79. PENALARAN PENALARAN YANG BAIK AKAN MENGHASILKAN KALIMAT YANG BAIK DAN KALIMAT YANG BAIK (LOGIS) AKAN MEMBERIKAN KESAN BAIK PADA PEMBACA
  • 80. CONTOH KALIMAT EFEKTIF  WAKTU DAN TEMPAT KAMI PERSILAHKAN  MAHASISWA YANG KEHILANGAN JAM TANGAN DIHARAP DIAMBIL DI KANTOR TU  MEREKA DITUGASKAN OLEH DOSENNYA UNTUK MELAKUKAN PENELITIAN ILMIAH
  • 82. PENYEBAB KETIDAK EFEKTIFAN KALIMAT  KESALAHAN TATA BAHASA  KETIDAKLOGISAN KALIMAT  KETAKSAAN KALIMAT  KETIDAKHEMATAN KATA  KESEJAJARAN KALIMAT  KERANCUAN KALIMAT
  • 83. KESALAHAN TATA BAHASA  PENGGUNAAN TATA BAHASA YANG BENAR SANGAT MENENTUKAN KEEFEKTIPAN SEBUAH KALIMAT.  CONTOH : DIA TIDAK NGAMBIL BUKU ITU, BUKU ITU TELAH DIKEBAPAKAN KEMARIN KALIMAT TERSEBUT TIDAK BAKU, DAN MERUPAKAN KESALAHAN DALAM MENGGUNAKAN TATA BAHASA
  • 84. KETIDAKLOGISAN KALIMAT PENGGUNAAN KAIDAH BAHASA BELUM MENENTUKAN KEEFEKTIFAN SEBUAH KALIMAT KEEFEKTIPAN KALIMAT DIDUKUNG PULA OLEH JALANNYA PIKIRAN YANG LOGIS
  • 85. KETAKSAAN KALIMAT KETAKSAAN KALIMAT ARTINYA KALIMAT TERSEBUT TIDAK MEMILIKI MAKNA GANDA CONTOH : PELANTIKAN REKTOR UIN YANG BARU DILAKSANAKAN DI GEDUNG BARU
  • 86. KETAKSAAN KALIMAT KETAKSAAN KALIMAT JUGA DISEBABKAN OLEH PENGHILANGAN KATA DEPAN CONTOH : HAL ITU SUDAH DIJELASKAN MEREKA PADA KEGIATAN PRESENTASI HASIL PENELITIAN
  • 87. KETIDAKHEMATAN KATA DALAM SEBUAH KALIMAT EFEKTIF TERSIRAT PULA KEEFESIENAN. PENGGUNAAN BAHASA ATAU KATA YANG TIDAK EFESIEN TERMASUK DALAM PEMBOROSAN KATA DAN INI MERUPAKAN SALAH SATU KETIDAKEFEKTIPAN KALIMAT
  • 88. KESEJAJARAN KALIMAT DALAM SEBUAH KALIMAT, GAGASAN YANG SAMA FUNGSI DAN KEPENTINGANNYA DITEMPATKAN DALAM FUNGSI GRAMATIKAL YANG SAMA PULA
  • 89. KERANCUAN KALIMAT RANCU BERARTI KACAU. MAKSUDNYA STRUKTUR YANG DIBANGUN TIDAK BERATURAN SEHINGGA MARUSAK KAIDAH BAHASA
  • 90.  SEBUAH CONTOH KALIMAT TIDAK EFEKTIF : SIAPA YANG MENEMUKAN DOMPET DI KAMPUS UIN DIHARAP SEGERA DISERAHKAN KEPADA SATPAM CONTOH KALIMAT TIDAK EFEKTIF
  • 91. PERENCANAAN KARANGAN PENGERTIAN KARANGAN ILMIAH KARANGAN YANG MEMBAHAS MASALAH-MASALAH YANG BERKAITAN DENGAN DISIPLIN ILMU TERTENTU
  • 92. TUJUAN PENULISAN KARYA ILMIAH 1. Menyampaikan gagasan kepada masyarakat luas atau kalangan tertentu (berupa artikel yang dimuat dalam berbagai media massa) 2. Memenuhi tugas yang diberikan sebagai persyaratan dalam studi. 3. Mendiskusikan gagasan dalam kalangan tertentu dalam sebuah pertemuan ilmiah. 4. Mengikuti perlombaan penulisan karya ilmiah (LKTI) 5. Menyebarkan hasil penelitian kepada masyarakat luas atau kalangan tertentu.
  • 93. FUNGSI KARYA ILMIAH 1. Sebagai referensi dalam mempersiapkan karya tulis atau kegiatan ilmiah. 2. Fungsi edukatif 3. Menyebarluaskan perkembangan bidang ilmu kepada masyarakat luas atau kelompok tertentu yang terkait.
  • 94. MANFAAT KARYA ILMIAH 1. Mengakrabkan penulis dengan kegiatan perpustakaan 2. Meningkatkan keterampilan dalam mengorganisasikan dan menyajikan fakta dan data secara jelas dan sistematis. 3. Penulis akan merasakan kepuasaan intelektual. 4. Penulis ikut menyumbang perluasan cakrawala ilmu pengetahuan masyarakat.
  • 95. CIRI/SIFAT KARANGAN ILMIAH 1.Lugas, 2.Logis, 3.Tuntas, 4.Sistematis, uraian disusun menurut pola tertentu sehingga jelas urutan dan kaitan antara unsur-unsur tulisan tersebut.
  • 96. CIRI/SIFAT KARANGAN ILMIAH 5. Objektif, 6. Cermat, 7. Bernas 8. Jelas, 9. Tidak emosional 10. Terbuka 11. Kebenarannya dapat diuji. 12. Menggunakan bahasa ragam baku yang berciri khas keilmuan dan memperhatikan tata tulis yang lazim
  • 97. POLA PENYAJIAN KARANGAN ILMIAH Narasi Deskripsi Eksposisi Argumentasi
  • 98. LANGKAH-LANGKAH MENYUSUN KARYA ILMIAH 1. Memilih Pendekatan Penyusunan Karya Ilmiah. 2. Menentukan Topik Penelitian. 3. Membatasi Pokok Bahasan 4. Menyusun Kerangka Karangan 5. Kerangka Organisasi Risalah/Skripsi/Tesis
  • 99. PEMBABAKAN KARANGAN BAGIAN PENDAHULUAN (Judul Karangan, Abstrak, Kata Pengantar, Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar, Daftar Lampiran)  ISI KARANGAN (Bab Pendahuluan, Bab Penjabaran, Bab Pembahasan, Bab Simpulan) BAGIAN AKHIR (Daftar Pustaka/Bibliografi, Lampiran, Daftar
  • 100. Perbedaan Karangan Ilmiah dan Karangan Sastra. Karangan sastra berisi cerita rekaan dengan bahasa, gaya, dan cita rasa yang indah. Sedangkan karangan ilmiah adalah karangan yang membahas masalah-masalah yang berkaitan
  • 102. PENGERTIAN ALINEA ADALAH BAGIAN BAB DALAM SUATU KARANGAN (BIASANYA MENGANDUNG SATU IDE POKOK DAN PENULISANNYA DI MULAI DENGAN GARIS BARU
  • 103. SEPERANGKAT KALIMAT TERSUSUN LOGIS-SISTEMATIS YANG MERUPAKAN SATU KESATUAN EKSPRESI PIKIRAN YANG RELEVAN DAN MENDUKUNG PIKIRAN POKOK YANG TERSIRAT DALAM KESELURUHAN KARANGAN
  • 104. 1. SETIAP PARAGRAF MENGANDUNG MAKNA, PESAN, PIKIRAN ATAU IDE POKOK KESELURUHAN KARANGAN 2. PARAGRAF DIBANGUN OLEH SEJUMLAH KALIMAT 3. PARAGRAF MERUPAKAN SATU KESATUAN IDE PIKIRAN 4. PARAGRAF MERUPAKAN SATU KESATUAN YANG KOHEREN DAN PADAT; DAN 5. KALIMAT-KALIMAT DALAM PARAGRAF HARUS TERSUSUN SECARA LOGIS-SISTEMATIS KARAKTERISTIK PARAGRAF
  • 105. KALIMAT ATAU KATA TRANSISI KALIMAT TOPIK TRANSISI BERUPA KALIMAT KALIMAT PENGEMBANG KALIMAT PENEGAS UNSUR-UNSUR PARAGRAF
  • 106. PARAGRAF YANG BAIK DAN EFEKTIF ADALAH PARAGRAF YANG MEMENUHI SYARAT YAITU PARAGRAF YANG KALIMAT-KALIMATNYA MEMILIKI KESATUAN (KOHESI) DAN KEPADUAN (KOHERENSI) SYARAT-SYARAT PEMBENTUKAN PARAGRAF
  • 107. Kesatuan dan keutuhan yang ditandai oleh adanya gagasan pokok dan sejumlah gagasan pengembang Pengembangan yang ditandai oleh adanya kalimat topik dan sejumlah kalimat pengembang Kepaduan yang ditandai oleh hubungan yang harmonis antara isi kalimat dalam paragraf Kekompakan yang ditandai oleh keserasian antara hubungan bentuk struktur dan diksi EMPAT SYARAT PEMBENTUKAN PARAGRAF
  • 108. KARANGAN Penulisan karangan merupakan kegiatan menulis karangan yang utuh/tuntas. Ada dua kegiatan dalam penulisan karangan yakni penulisan draf dan kegiatan menyunting draft
  • 109. PARAGRAF DEDUKSI PARAGRAF INDUKSI PARAGRAF CAMPURAN PARAGRAF PERBANDINGAN PARAGRAF PERTANYAAN PARAGRAF SEBAB-AKIBAT PARAGRAF CONTOH PARAGRAF PERULANGAN PARAGRAF DEFINISI PARAGRAF DESKRIPTIF
  • 110. a. Paragraf bersama b. Mengatur kembali c. Menjawab pertanyaan d. Mengembangkan peribahasa e. Menganalisis gambar f. Mendeskripsikan pengalaman
  • 112. KONVENSI NASKAH Konvensi naskah difokuskan pada pembuatan karya ilmiah terutama skripsi yang merupakan tugas akhir studi mahasiswa. Adapuan pembahasannya meliputi bagian pelengkap pendahuluan, bagian isi dan bagian penutup
  • 113. BAGIAN PENDAHULUAN (Judul Karangan, Abstrak, Kata Pengantar, Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar, Daftar Lampiran) ISI KARANGAN (Bab Pendahuluan, Bab Penjabaran, Bab Pembahasan, Bab Simpulan) BAGIAN AKHIR (Daftar Pustaka/Bibliografi, Lampiran, Daftar Istilah, Riwayat Hidup Penulis) Tata cara penulisan karangan Ilmiah
  • 114. Kerangka Organisasi Risalah/Skripsi/Tesis Bab I Pendahuluan 1. Latar Belakang dan Rumusan Masalah 2. Tujuan Pembahasan 3. Anggapan Dasar 4. Kerangka Berpikir 5. Langkah-Langkah Penelitian Bab II Analisis Teoretik Bab III Analisis Empirik Bab IV Simpulan dan Saran
  • 115. Langkah-langkah penulisan karya ilmiah 1. Memilih Pendekatan Penyusunan Karya Ilmiah. 2. Menentukan Topik Penelitian. 3. Membatasi Pokok Bahasan 4. Menyusun Kerangka Karangan 5. Kerangka Organisasi Risalah/Skripsi/Tesis
  • 116. BAGIAN PELENGKAP PENDAHULUAN Halaman Judul/Jilid Halaman Pengesahan Halaman Persembahan Kata Pengantar Abstrak Daftar Isi KONVENSI NASKAH
  • 117. 1. Memilih Pendekatan Penyusunan Karya Ilmiah. 2. Menentukan Topik Penelitian. 3. Membatasi Pokok Bahasan 4. Menyusun Kerangka Karangan 5. Kerangka Organisasi Risalah/Skripsi/Tesis JENIS KARANGAN ILMIAH
  • 118. Kutipan adalah pinjaman kalimat atau pendapat dari seorang pengarang atau ucapan seseorang yang terkenal baik yang terdapat dalam buku-buku atau majalah KUTIPAN
  • 119. Tidak mengadakan perubahan Jika ada kesalahan tidak membetulkannya, dan Menghilangkan bagian kutipan bisa di awal, di akhir, atau satu paragraf PRINSIP-PRINSIP MENGUTIP
  • 120. KUTIPAN LANGSUNG YANG TIDAK LEBIH DARI EMPAT BARIS KUTIPAN LANGSUNG YANG LEBIH DARI EMPAT BARIS KUTIPAN TIDAK LANGSUNG KUTIPAN PADA CATATAN KAKI KUTIPAN LANGSUNG DIMASUKAN KEDALAM TEKS ATAU CATATAN KAKI