2. Pemakaian dan Penulisan huruf
Persekutuan
Setiap suku kata Indonesia ditandai oleh sebuah
vokal. Vokal dapat didahului atau diikuti konsonan
Bahasa indnesia mengenal empat macam pola umum
suku kata, yaitu :
V (Vokal) misaalnya :
a – nak,
i – tu,
e-kor,
ba-u,
e-mas,
u-bah
3. Pola umum suku kata
VK (vokal-Konsonan), misalnya :
ar-ti, ma-in, om-bak, in-dah, am-bil, -im-bang,
la-in, ka-in, cu-at, ok-num, un-tung, dan li-ar.
o KV (Konsonan-Vokal)
Misalnya :
ra-kit, ma-in, i-bu, ba-tu, ma-rah, ra-ja, su-ka,
ma-ti, wa-rung, sa-rung, dan toko.
o KVK (Konsonan-Vokal-Konsonan)
Misalnya : pin-tu, ma-lam, ma-kan, cin-ta, mun-tah,
lam-bat, lim-bah, men-tah, pan-tun, ram-but,
jer-nih, dan kan-tor
4. Pola suku kata
Bahasa Indonesia juga memiliki pola suku kata
berikut :
KKV (Konsonan-Konsonan-Vokal)
Misalnya : pra-ja, sas-tra, in-fra, fre-kuensi, spi-ral,
ste-ril, sta-tus, gla-mour, gri-ya, sta-bil, pro-tes,
kla-rifikasi, dan spe-sial.
o KKVK
Misalnya : trak-tor, prak-tis, kom-plit, kom-pres,
plas-tik, ban-drek, ang-grek, tru, dan blok.
o VKK
Misalnya : eks, ons, eks-pe-disi, dan eks-plo-sif
5. Pola suku kata
KVKK,
misalnya : pers, teks, seks, dan kon-teks
KKKV,
misalnya : stra-tegi, stra-ta, skle-ro-sis, dan stro-beri
KKVKK
misalnya : kom-pleks, dan trans
KKKVK
misalnya :
struk-tur dan
stress
6. Penulisan Huruf Kapital
(Besar)
Fungsi Penulisan Huruf Kapital :
Sebuah huruf pertama pada awal
kalimat
Sebagai huruf pertama petikan langsung
Sebagai huruf pertama dalam ungkapan
yang berhubungan dengan hal-hal
keagamaan, kitab suci, dan nama Tuhan
termasuk kata gantinya
7. Ketentuan Penulisan Huruf
Kapital
Kata maha, merupakan unsur bahasa yang
tidak dapat berdiri sendiri. Kata tersebut
selalu muncul bersama-sama dengan unsur
atau kata lain. Jika kata maha diikuti kata
dasar, penulisannya harus disatukan,
sebaliknya apabila yang diikutinya kata
berlawanan, maka harus dituliskan terpisah.
Misalnya ; mahakuasa, mahaadil, mahaesa.
Kecuali penulisan Maha Esa dalam UUD
1945 dan teks proklamasi yang bersifat
dokumenter
8. Fungsi penulisan huruf kapital
Huruf pertama gelar kehormatan
Huruf pertama nama jabatan yang diikuti nama
orang
Huruf pertama nama orang
Huruf pertama suatu benda
Huruf pertama merupakan nama buku, majalah,
surat kabar, dan judul karangan.
Huruf pertama singkatan nama gelar, pangkat
dan sapaan.
9. Huruf miring (huruf kursif)
Huruf miring dipergunakan untuk :
Menuliskan nama buku, majalah, dan
surat kabar yang dikutip dalam
karangan (karya ilmiah)
Contoh : Pengembangan dan
pembinaan Bahasa dan Sastra
Indonesia, surat kabar pikiran rakyat
10. Kegunaan Huruf Miring
Menegaskan atau mengkhususkan
huruf, bagian kata, atau kelompok
kata.
Contoh : buatlah kalimat dengan
kata benci tapi rindu
Menuliskan nama ilmiah atau
ungkapan asing yang belum
disesuaikan ejaannya.
Contoh : kata listening atau reading
dapat diterjemahkan menjadi kata
menyimak dan membaca
12. Kata dasar
Cara penulisan kata dasar
Kata dasar ditulis sebagai satu
kesatuan
contoh :
Kalau dia sakit, bawa saja ke rumah
sakit.
Dosen yakin benar mahasiswa akan
memperoleh nilai yang tinggi.
13. Penulisan kata turunan
Imbuhan
Awalan atau akhiran ditulis serangkai
dengan kata yang langsung mengikuti
atau mendahuluinya kalau bentuk
dasarnya berupa gabungan kata
Contoh:
Bentuk dasar yang berupa gabungan
kata dan sekaligus mendapat awalan
dan akhiran, gabungan kata itu ditulis
serangkai
14. Unsur yang hanya dipakai dalam
bentuk kombinasi ditulis serangkai.
Contoh : menyebarluaskan,
dilipatgandakan, meninabobokan,
ketidakadilan,
mengkambinghitamkan, dan
menitikberatkan
Unsur serapan
15. Cara penulisan kata ulang dengan
membentuk ulang ditulis secara lengkap
dengan menggunakan tanda hubung (-).
Contoh :
Undang-undang
Gerak-gerik,
Berlari-lari
Anak-anak
Keragu-raguan
Kata ulang
16. Gabungan kata
GABUNGAN KATA UNTUK KATA
MAJEMUK, BAGIAN-BAGIAN
UMUMNYA DITULIS TERPISAH
CONTOH :
DUTA BESAR
MEJA TULIS
ORANG TUA
GARING =GARIS MIRING
TANAH AIR
KAMBING HITAM
17. PENULISAN GABUNGAN KATA
GABUNGAN KATA TERMASUK ISTILAH KHUSUS
YANG MUNGKIN MENIMBULKAN SALAH BACA,
DAPAT DIBERI TANDA HUBUNG UNTUK
MENEGASKAN PERTALIAN DIANTARA UNSUR
YANG BERSANGKUTAN
CONTOH ; ANAK-ISTRI
GABUNGAN KATA YANG SUDAH DIANGGAP
SEBAGAI SATU KATA DITULIS SERANGKAI
CONTOH : AKHIRULKALAM
18. PENULISAN KATA DEPAN
KATA DEPAN DI, KE, DAN DARI,
DITULIS TERPISAH DARI KATA YANG
MENGIKUTINYA, KECUALI DI DALAM
GABUNGAN KATA YANG SUDAH
DIANGGAP SEBAGAI SATU KATA.
CONTOH : DI SINILAH, DI TEMPAT INI
KAMI BERTEMU
19. PENULISAN PARTIKEL
PARTIKEL LAH, KAH, DAN TAH DITULIS
SERANGKAI DENGAN KATA YANG
MENDAHULUINYA
CONTOH : AJAKLAH ANAK-ANAK
MENGAJI DI MASJID
PARTIKEL PUN DITULIS TERPISAH
CONTOH : APA PUN MAKANANNYA,
MINUMANNYA TETAP TEH BOTOL
20. PENULISAN LAMBANG BILANGAN
• ANGKA DIPAKAI UNTUK MENYATAKAN
LAMBANG BILANGAN ATAU NOMOR
• ANGKA DIGUNAKAN UNTUK UKURAN
PANJANG
• ANGKA LAZIM UNTUK NOMOR JALAN
• PENULISAN LAMBANG BILANGAN UNTUK
BILANGAN UTUH DAN BILANGAN PECAHAN
• BILANGAN YANG DITUNJUKAN DENGAN
ANGKA DAN HURUF
22. 1. TANDA TITIK (.)
TANDA TITIK BIASANYA DIGUNAKAN PADA
A. Akhir kalimat yg bukan pertanyaan
atau seruan
Akhir singkatan nama orang, gelar,
jabatan, pangkat, dan sapaan
Singkatan kata atau ungkapan yg sdh
sangat umum
23. Belakang atau dlm satu bagan ikhtisar atau
daftar.
Contoh: A. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi;
III. Depdiknas.
Pemisahan angka, jam, menit, detik dan detik yg
menunjukkan waktu
Contoh: Pukul 12.30.15 (pukul 12 lewat 30 m3nit
15 detik)
Tanda titik tdk dipakai utk memisahkan angka
ribuan, jutaan, dan seterusnya yg tdk
menunjukan jumlah
Contoh: Lilis Mintarsih lahir pada tahun 1987 di
Cianjur; KTP-nya bernomor 486754
24. TANDA KOMA (,)
Ketentuan menggunakan tanda koma
(,) :
Di antara unsur-unsur dalam suatu
pemerincian atau pembilangan
Untuk memisahkan kalimat setara
yang satu dari kalimat setara
berikutnya yang didahului oleh kata
seperti tetapi, dan melainkan
untuk memisahkan anak kalimat dari
induk kalimat apabila mendahului
induk kalimat
25. Digunakan untuk memisahkan petikan
langsung dari bagian lain dalam kalimat
Di pakai di antara nama orang dan gelar
akademik yang mengikutinya untuk
membedakan dari singkatan nama
keluarga atau marga
contoh : Asis Saefuddin D., Drs., S.Pd.I.,
M.Si
Tanda koma
26. TANDA TITIK KOMA (;)
FUNGSI TITIK KOMA SEBENARNYA TERLETAK
ANTARA TITIK DAN KOMA, DENGAN
KETENTUAN :
DIPAKAI UNTUK MEMISAHKAN BAGIAN-BAGIAN
KALIMAT SEJENIS DAN SETARA.
CONTOH ; mukanya bersinar; hatinya berdebar;
dia yakin akan lulus CPNS; ia seorang guru;
seorang kiyai; dan seorang pemuda yang
tampan;
27. Fungsi titik koma
Dipakai untuk memisahkan
kalimat yang setara dalam suatu
kalimat majemuk sebagai
pengganti kata penghubung
Contoh : petani giat bekerja;
istrinya mempersiapkan makanan
dan minuman
28. Tanda titik dua (:)
Digunakan dalam hal-hal sebagai
berikut :
akhir sebuah pernyataan lengkap
apabila diikuti rangkaian. Syarat-syarat
ujian yang ditentukan ialah
sebagai berikut :
Mengisi formulir, membawa alat tulis,
dan berpakaian rapi.
29. TANDA HUBUNG (-)
Digunakan untuk menyambung suku
kata dasar yang terpisah oleh
pergantian baris
Digunakan untuk menyambungkan awal
dengan bagian kata dibelakangnya atau
akhiran dengan bagian kata didepannya
pada pergantian baris
Dipakai untuk menyambungkan unsur-unsur
kata ulang
30. SINTAKSIS
BAGIAN ATAU CABANG
DARI ILMU BAHASA YANG
MEMBICARAKAN SELUK
BELUK WACANA, KALIMAT,
KLAUSA, DAN FRASE
31. PENENTUAN KALIMAT
Bahasa terdiri dari dua lapisan
yaitu lapisan bentuk dan
lapisan arti yang dinyatakan
oleh bentuk.
Bentuk bahasa terdiri dari
satuan-satuan yang dapat
dibedakan menjadi dua
satuan yaitu satuan
fonologik, dan satuan
gramatik
32. Satuan bentuk bahasa
Satuan fonologik
meliputi fonem dan
suku, sedangkan
Satuan gramatik
meliputi wacana
33. Kalimat sederhana
Kalimat yang terdiri dari satu
klausa.
contoh :
Mulanya ia hanya akan
menghindari kemarahan
Dullah
36. Kalimat Tunggal
Kalimat yang berdiri sendiri atau
tidak banyak variasi
Contoh :
Saya makan nasi
37. Kalimat Majemuk
Kalimat yang bervariasi
Contoh :
Saya makan nasi,
sedangkan dia makan roti
Dari pada tidul lebih baik
belajar
38. Kalimat Korelatif
Kalimat yang memiliki
hubungan antara yang satu
dengan yang lainnya, atau
memiliki dua klausa
Contoh : Anak itu sedang
bermain-main
39. Analisis Klausa
Berdasarkan fungsi dan unsurnya
Berdasarkan kategori kata atau
frase yang menjadi unsurnya
Berdasarkan makna unsur-unsurnya
40. Kalimat Efektif
Kalimat yang memiliki
kemampuan untuk
menimbulkan kembali
gagasan-gagasan pada
pikiran pembaca atau
pendengar sesuai dengan
apa yang ada dalam pikiran
penulis atau pembicara
41. Ciri kalimat efektif
Kalimat efektif lebih
mengutamakan keefektifan
kalimat sehingga kejelasan
kalimat itu terjamin
42. Ciri kalimat efektif
Kalimat harus mempunyai
subjek dan predikat dengan
jelas. Kejelasan subjek dan
predikat suatu kalimat dapat
dilakukan dengan
menghindarkan pemakaian
kata depan
43. Ciri kalimat Efektif
Kalimat tidak boleh mempunyai
subjek ganda yang dapat
menimbulkan kesalahan
penafsiran
Pada kalimat tunggal tidak boleh
menggunakan kata penghubung
(konjuksi) intra kalimat
44. Ciri Kalimat Efektif
Predikat kalimat tidak
didahului kata yang,
Contoh :
Anak itu yang berasal dari
Bogor
45. Ciri Kalimat Efektif
Penggunaan subjek tidak
boleh diulang-ulang,
pengulangan subjek
pada anak kalimat perlu
dihindari
46. Ciri Kalimat Efektif
Penggunaan kata yang
sinonim dalam satu kalimat
perlu dihindari
Contoh :
Sejak dari pagi ia berada di
kampus
47. Ciri Kalimat Efektif
Penggunaan unsur
pembentukan kalimat harus
memiliki kesamaan
(keparalelan)
48. Ciri Kalimat Efektif
Kalimat yang digunakan harus
padu, yaitu kalimat
mempergunakan pola “aspek
+ agen + verbal” secara tertib
dan menghindarkan
penyisipan sebuah kata di
antara predikat dan objek
49. Ciri Kalimat Efektif
Kalimat yang digunakan harus
logis yaitu ide kalimat dapat
diterima oleh akal,
Contoh :
Bapak Rektor kami
persilahkan
54. BERMAKNA
BAHASA JELAS/LUGAS
MERUPAKAN KESATUAN YANG BULAT
SINGKAT NAMUN PADAT
MEMENUHI KAIDAH BAHASA
BERSIFAT KOMUNIKATIF
CIRI-CIRI TULISAN
55. MENGETAHUI KEMAMPUAN DAN POTENSI
MENGEMBANGAN POTENSI
LEBIH BAIK MENYERAP
MENULIS
MENJADI PENINJAU DAN PENILAI
GAGASAN
MUDAH MEMECAHKAN MASALAH
AKTIF BERFIKIR
MANFAAT MENULIS
57. SUMBER BAHAN PENULISAN
SUMBER BAHAN PENULISAN YANG
PALING LENGKAP ADALAH
PERPUSTAKAN. DI PERPUSTAKAAN
TERDAPAT BERBAGAI INFORMASI
TENTANG PENGETAHUAN;
PERPUSTAKAAN MERUPAKAN GUDANG
ILMU.
58. KERANGKA KARANGAN
KERANGKA KARANGAN ATAU
GARIS-GARIS BESAR KARANGAN
ATAU OUT LINE ADALAH
KERANGKA TULIS YANG
MENGGAMBARKAN BAGIAN-BAGIAN
ATAU BUTIR-BUTIR ISI
KARANGAN DALAM TATAAN YANG
SISTEMATIS
59. TUJUAN PENULISAN KARANGAN
TUJUAN KARANGAN DAPAT
DITENTUKAN OLEH JENIS
KARANGAN ATAU OLEH TOPIK
KARANGAN. ADA DUA JENIS
KARANGAN, YAKNI 1. KERANGKA
KARANGAN TOPIK, DAN 2.
KERANGKA KARANGAN KALIMAT
61. Pengertian karangan deskrifsi
Karangan yang
menggambarkan atau
memerikan suatu hak
dengan sifat dan
gerak geriknya atau
sesuatu yang kepada
pembaca
62. Syarat menulis karangan
deskrifsi
Kesanggupan berbahasa kita yang memiliki
kekayaan nuansa dan bentuk,
Kecermatan pengamatan dan keluasan
pengetahuan kita tentang sifat, ciri dan
wujud objek, yang dideskrifsikan
Kemampuan kita memilih detail khusus
yang dapat menunjang ketepatan dan
keterhidupan deskripsi
64. Pendekatan ekspositoris
Karangan ini berisi daftar rincian
sesuatu secara lengkap atau agak
lengkap, sehingga pembaca dengan
penalarannya memperoleh kesan
keseluruhan tentang sesuatu
66. Pendekatan menurut sikap
pengarang
Pendekatan ini bergantung pada
tujuan yang ingin dicapai, sifat
objek dan pembaca
67. Macam-macam deskrifsi
Deskrifsi orang,
meliputi : deskrifsi
keadaan fisik, deskrifsi
keadaan sekitar, serta
deskrifsi watak atau
tingkah perbuatan dan
deskrifsi gagasan-gagasan
tokoh
Deskrifsi tempat
68. Karangan narasi
Karangan yang menyajikan
serangkaian peristiwa atau
kejadian menurut urutan
terjadinya (kronologis) dengan
maksud memberi makna kepada
sebuah atau kejadian
serangkaian kejadian, sehingga
pembaca dapat mengambil
hikmah dari cerita tersebut
71. PENGERTIAN KALIMAT
EFEKTIF
KALIMAT EFEKTIF IALAH KALIMAT
YANG MEMILIKI KEMAMPUAN
UNTUK MENIMBULKAN KEMBALI
GAGASAN-GAGASAN PADA
PIKIRAN PEMBACA ATAU
PENDENGAR SESUAI DENGAN APA
YANG ADA DALAM PIKIRAN
PENULIS ATAU PEMBACA
72. KALIMAT EFEKTIF
SEBUAH KALIMAT DIKATAKAN
EFEKTIF JIKA DAPAT MEWAKILI
SECARA TEPAT ISI PIKIRAN
PENULIS. KALIMAT EFEKTIF JUGA
MEMILIKI KEMAMPUAN
MENIMBULKAN GAGASAN YANG
TERDAPAT PIKIRAN PEMBACA
MENGENAI MAKSUD PENULIS
73. CIRI KALIMAT EFEKTIF
UNTUK DAPAT MEMBUAT KALIMAT
EFEKTIF, ADA EMPAT HAL YANG
HARUS DIPERHATIKAN PENULIS,
ANTARA LAIN :
KESATUAN GAGASAN
KEPADUAN
KESEJAJARAN, DAN
KELOGISAN
74. KEPADUAN
KEPADUAN ATAU
KOHORENSI ADALAH
HUBUNGAN TIMBAL BALIK
YANG BAIK DAN JELAS DI
ANTARA UNSUR YANG
MEMBENTUK SEBUAH
KALIMAT
75. KESALAHAN DALAM
KEPADUAN
KEPADUAN SEBUAH KALIMAT
AKAN RUSAK KARENA SALAH
MENGGUNAKAN KATA DEPAN ATAU
KATA HUBUNG
AKIBAT KESALAHAN
MERANGKAIKAN DUA KATA YANG
MEKNANYA SAMA
AKIBAT KESALAHAN
MENEMPATKAN KARANGAN
76. KESEJAJARAN
KESEJAJARAN ATAU
KEPARALELAN ADALAH
PENGGUNAAN BENTUK
GRAMATIKAL YANG SEJAJAR
ATAU SAMA UNTUK UNSUR-UNSUR
KALIMAT YANG
MEMPUNYAI JABATAN YANG
SAMA
77. KELOGISAN
STRUKTUR GRAMATIKAL YANG
BAIK BUKAN TUJUAN DALAM
KOMUNIKASI, MELAINKAN
HANYA MERUPAKAN ALAT
UNTUK MERANGKAI SEBUAH
PIKIRAN DENGAN JELAS
78. PENGERTIAN LOGIKA
LOGIKA ATAU JALAN PIKIRAN
MERUPAKAN SUATU PROSES
BERPIKIR YANG BERUSAHA
MENGHUBUNG-HUBUNGKAN
UNSUR-UNSUR DALAM KALIMAT
SEHINGGA UNSUR ITU
MEMBENTUK KESATUAN PIKIRAN
YANG MASUK AKAL
79. PENALARAN
PENALARAN YANG BAIK
AKAN MENGHASILKAN
KALIMAT YANG BAIK DAN
KALIMAT YANG BAIK
(LOGIS) AKAN MEMBERIKAN
KESAN BAIK PADA
PEMBACA
80. CONTOH KALIMAT EFEKTIF
WAKTU DAN TEMPAT KAMI
PERSILAHKAN
MAHASISWA YANG KEHILANGAN
JAM TANGAN DIHARAP DIAMBIL DI
KANTOR TU
MEREKA DITUGASKAN OLEH
DOSENNYA UNTUK MELAKUKAN
PENELITIAN ILMIAH
83. KESALAHAN TATA BAHASA
PENGGUNAAN TATA BAHASA YANG
BENAR SANGAT MENENTUKAN
KEEFEKTIPAN SEBUAH KALIMAT.
CONTOH :
DIA TIDAK NGAMBIL BUKU ITU,
BUKU ITU TELAH DIKEBAPAKAN
KEMARIN
KALIMAT TERSEBUT TIDAK BAKU,
DAN MERUPAKAN KESALAHAN
DALAM MENGGUNAKAN TATA
BAHASA
84. KETIDAKLOGISAN KALIMAT
PENGGUNAAN KAIDAH BAHASA
BELUM MENENTUKAN
KEEFEKTIFAN SEBUAH
KALIMAT
KEEFEKTIPAN KALIMAT
DIDUKUNG PULA OLEH
JALANNYA PIKIRAN YANG
LOGIS
85. KETAKSAAN KALIMAT
KETAKSAAN KALIMAT ARTINYA
KALIMAT TERSEBUT TIDAK
MEMILIKI MAKNA GANDA
CONTOH :
PELANTIKAN REKTOR UIN YANG
BARU DILAKSANAKAN DI
GEDUNG BARU
86. KETAKSAAN KALIMAT
KETAKSAAN KALIMAT JUGA
DISEBABKAN OLEH
PENGHILANGAN KATA DEPAN
CONTOH :
HAL ITU SUDAH DIJELASKAN
MEREKA PADA KEGIATAN
PRESENTASI HASIL
PENELITIAN
87. KETIDAKHEMATAN KATA
DALAM SEBUAH KALIMAT
EFEKTIF TERSIRAT PULA
KEEFESIENAN.
PENGGUNAAN BAHASA ATAU
KATA YANG TIDAK EFESIEN
TERMASUK DALAM
PEMBOROSAN KATA DAN INI
MERUPAKAN SALAH SATU
KETIDAKEFEKTIPAN KALIMAT
88. KESEJAJARAN
KALIMAT
DALAM SEBUAH KALIMAT,
GAGASAN YANG SAMA
FUNGSI DAN
KEPENTINGANNYA
DITEMPATKAN DALAM
FUNGSI GRAMATIKAL YANG
SAMA PULA
89. KERANCUAN KALIMAT
RANCU BERARTI KACAU.
MAKSUDNYA STRUKTUR
YANG DIBANGUN TIDAK
BERATURAN SEHINGGA
MARUSAK KAIDAH BAHASA
90. SEBUAH CONTOH KALIMAT TIDAK
EFEKTIF :
SIAPA YANG MENEMUKAN DOMPET DI
KAMPUS UIN DIHARAP SEGERA
DISERAHKAN KEPADA SATPAM
CONTOH KALIMAT TIDAK EFEKTIF
91. PERENCANAAN
KARANGAN
PENGERTIAN KARANGAN
ILMIAH
KARANGAN YANG
MEMBAHAS MASALAH-MASALAH
YANG
BERKAITAN DENGAN
DISIPLIN ILMU TERTENTU
92. TUJUAN PENULISAN KARYA
ILMIAH
1. Menyampaikan gagasan kepada masyarakat luas atau
kalangan tertentu (berupa artikel yang dimuat dalam
berbagai media massa)
2. Memenuhi tugas yang diberikan sebagai persyaratan
dalam studi.
3. Mendiskusikan gagasan dalam kalangan tertentu
dalam sebuah pertemuan ilmiah.
4. Mengikuti perlombaan penulisan karya ilmiah (LKTI)
5. Menyebarkan hasil penelitian kepada masyarakat
luas atau kalangan tertentu.
93. FUNGSI KARYA ILMIAH
1. Sebagai referensi dalam
mempersiapkan karya tulis
atau kegiatan ilmiah.
2. Fungsi edukatif
3. Menyebarluaskan
perkembangan bidang ilmu
kepada masyarakat luas atau
kelompok tertentu yang terkait.
94. MANFAAT KARYA ILMIAH
1. Mengakrabkan penulis dengan
kegiatan perpustakaan
2. Meningkatkan keterampilan dalam
mengorganisasikan dan menyajikan
fakta dan data secara jelas dan
sistematis.
3. Penulis akan merasakan kepuasaan
intelektual.
4. Penulis ikut menyumbang perluasan
cakrawala ilmu pengetahuan
masyarakat.
95. CIRI/SIFAT KARANGAN
ILMIAH
1.Lugas,
2.Logis,
3.Tuntas,
4.Sistematis, uraian disusun
menurut pola tertentu
sehingga jelas urutan dan
kaitan antara unsur-unsur
tulisan tersebut.
96. CIRI/SIFAT KARANGAN ILMIAH
5. Objektif,
6. Cermat,
7. Bernas
8. Jelas,
9. Tidak emosional
10. Terbuka
11. Kebenarannya dapat diuji.
12. Menggunakan bahasa ragam baku
yang berciri khas keilmuan dan
memperhatikan tata tulis yang lazim
98. LANGKAH-LANGKAH
MENYUSUN KARYA
ILMIAH
1. Memilih Pendekatan
Penyusunan Karya Ilmiah.
2. Menentukan Topik Penelitian.
3. Membatasi Pokok Bahasan
4. Menyusun Kerangka
Karangan
5. Kerangka Organisasi
Risalah/Skripsi/Tesis
99. PEMBABAKAN
KARANGAN
BAGIAN PENDAHULUAN (Judul
Karangan, Abstrak, Kata Pengantar,
Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar,
Daftar Lampiran)
ISI KARANGAN (Bab Pendahuluan,
Bab Penjabaran, Bab Pembahasan, Bab
Simpulan)
BAGIAN AKHIR (Daftar
Pustaka/Bibliografi, Lampiran, Daftar
100. Perbedaan Karangan
Ilmiah dan Karangan
Sastra.
Karangan sastra berisi cerita
rekaan dengan bahasa,
gaya, dan cita rasa yang
indah. Sedangkan karangan
ilmiah adalah karangan yang
membahas masalah-masalah
yang berkaitan
102. PENGERTIAN ALINEA
ADALAH BAGIAN BAB DALAM
SUATU KARANGAN
(BIASANYA MENGANDUNG
SATU IDE POKOK DAN
PENULISANNYA DI MULAI
DENGAN GARIS BARU
103. SEPERANGKAT KALIMAT TERSUSUN LOGIS-SISTEMATIS
YANG MERUPAKAN SATU KESATUAN EKSPRESI PIKIRAN
YANG RELEVAN DAN MENDUKUNG PIKIRAN POKOK
YANG TERSIRAT DALAM KESELURUHAN KARANGAN
104. 1. SETIAP PARAGRAF MENGANDUNG
MAKNA, PESAN, PIKIRAN ATAU IDE
POKOK KESELURUHAN KARANGAN
2. PARAGRAF DIBANGUN OLEH
SEJUMLAH KALIMAT
3. PARAGRAF MERUPAKAN SATU
KESATUAN IDE PIKIRAN
4. PARAGRAF MERUPAKAN SATU
KESATUAN YANG KOHEREN DAN
PADAT; DAN
5. KALIMAT-KALIMAT DALAM PARAGRAF
HARUS TERSUSUN SECARA LOGIS-SISTEMATIS
KARAKTERISTIK
PARAGRAF
105. KALIMAT ATAU KATA TRANSISI
KALIMAT TOPIK
TRANSISI BERUPA KALIMAT
KALIMAT PENGEMBANG
KALIMAT PENEGAS
UNSUR-UNSUR
PARAGRAF
106. PARAGRAF YANG BAIK DAN EFEKTIF
ADALAH PARAGRAF YANG MEMENUHI
SYARAT YAITU PARAGRAF YANG
KALIMAT-KALIMATNYA MEMILIKI
KESATUAN (KOHESI) DAN KEPADUAN
(KOHERENSI)
SYARAT-SYARAT
PEMBENTUKAN
PARAGRAF
107. Kesatuan dan keutuhan yang ditandai oleh adanya gagasan pokok dan sejumlah
gagasan pengembang
Pengembangan yang ditandai oleh adanya kalimat topik dan sejumlah kalimat
pengembang
Kepaduan yang ditandai oleh hubungan yang harmonis antara isi kalimat dalam
paragraf
Kekompakan yang ditandai oleh keserasian antara hubungan bentuk struktur
dan diksi
EMPAT SYARAT
PEMBENTUKAN
PARAGRAF
108. KARANGAN
Penulisan karangan merupakan
kegiatan menulis karangan yang
utuh/tuntas. Ada dua kegiatan dalam
penulisan karangan yakni penulisan
draf dan kegiatan menyunting draft
112. KONVENSI NASKAH
Konvensi naskah difokuskan pada pembuatan
karya ilmiah terutama skripsi yang merupakan
tugas akhir studi mahasiswa.
Adapuan pembahasannya meliputi bagian
pelengkap pendahuluan, bagian isi dan bagian
penutup
113. BAGIAN PENDAHULUAN (Judul Karangan, Abstrak, Kata
Pengantar, Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar, Daftar
Lampiran)
ISI KARANGAN (Bab Pendahuluan, Bab Penjabaran, Bab
Pembahasan, Bab Simpulan)
BAGIAN AKHIR (Daftar Pustaka/Bibliografi, Lampiran, Daftar
Istilah, Riwayat Hidup Penulis)
Tata cara penulisan karangan Ilmiah
114. Kerangka Organisasi
Risalah/Skripsi/Tesis
Bab I Pendahuluan
1. Latar Belakang dan Rumusan
Masalah
2. Tujuan Pembahasan
3. Anggapan Dasar
4. Kerangka Berpikir
5. Langkah-Langkah Penelitian
Bab II Analisis Teoretik
Bab III Analisis Empirik
Bab IV Simpulan dan Saran
115. Langkah-langkah penulisan
karya ilmiah
1. Memilih Pendekatan Penyusunan Karya
Ilmiah.
2. Menentukan Topik Penelitian.
3. Membatasi Pokok Bahasan
4. Menyusun Kerangka Karangan
5. Kerangka Organisasi Risalah/Skripsi/Tesis
116. BAGIAN PELENGKAP PENDAHULUAN
Halaman Judul/Jilid
Halaman Pengesahan
Halaman Persembahan
Kata Pengantar
Abstrak
Daftar Isi
KONVENSI NASKAH
117. 1. Memilih Pendekatan Penyusunan Karya Ilmiah.
2. Menentukan Topik Penelitian.
3. Membatasi Pokok Bahasan
4. Menyusun Kerangka Karangan
5. Kerangka Organisasi Risalah/Skripsi/Tesis
JENIS KARANGAN ILMIAH
118. Kutipan adalah pinjaman kalimat
atau pendapat dari seorang
pengarang atau ucapan
seseorang yang terkenal baik
yang terdapat dalam buku-buku
atau majalah
KUTIPAN
119. Tidak mengadakan
perubahan
Jika ada kesalahan tidak
membetulkannya, dan
Menghilangkan bagian
kutipan bisa di awal, di akhir,
atau satu paragraf
PRINSIP-PRINSIP
MENGUTIP
120. KUTIPAN LANGSUNG YANG TIDAK LEBIH DARI EMPAT
BARIS
KUTIPAN LANGSUNG YANG LEBIH DARI EMPAT BARIS
KUTIPAN TIDAK LANGSUNG
KUTIPAN PADA CATATAN KAKI
KUTIPAN LANGSUNG DIMASUKAN KEDALAM TEKS
ATAU CATATAN KAKI