Dokumen tersebut membahas tentang berbagai pola pengembangan paragraf seperti pertentangan, perbandingan, analogi, contoh-contoh, sebab akibat, definisi, klasifikasi, proses, dan lainnya. Dokumen ini juga membahas tentang pola pengembangan paragraf narasi."
Pola pengmbangan paragraf pola pengembangan paragraf
1. 4/29/2014 pola pengmbangan paragraf: pola pengembangan paragraf
http://yusrimsdpunsa.blogspot.com/2013/01/v-behaviorurldefaultvmlo.html 1/11
pola pengmbangan paragraf
Selasa, 29 Januari 2013
pola pengembangan paragraf
MAKALAH
POLA PENGEMBANGAN PARAGRAF
MAKALAHINIDIAJUKAN GUNA MEMENUHITUGAS MATA KULIAH
BAHASA INDONESIA
OLEH :
YUSRI ADIANSYAH
NIM :11.04.09.0124
PROGRAM STUDI MANAJMEN SUMBER DAYA PERAIRAN (
MSDP )
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SAMAWA (UNSA)
SUMBAWA BESAR
2011
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Paragraf adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan
hasil penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun
beberapa kalimat menjadi paragraf, yang perlu diperhatikan adalah
kesatuan dan kepadun. Kesatuan bearti seluru kalimat dalam paragraf
membicarakan satu gagasan (gagasan tunggal). Kepaduan berarti seluru
kalimat dalam pragraf itu kompak, saling berkaitan mendukung gagsan
tunggal pragraf.
Dalam kenyataannya kadang-kadang kita menemukan
paragraf yang hanya terdiri dari satu kalimat , dan hal itu memang
di mungkinkan. Namun, dalam pembahasan ini wujud paragraf
semacam itu dianggap sebagai pengecualian karena disamping
bentuknya yang kurag ideal jika ditinjau dari segi komposisi,
paragraf semacam itu jarang di pakai dalam tulisan ilmiah. Paragraf
di perlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari sudut
pandang komposisi, pembicaraan tentang paragraf sebenarnya
sudah memasuki kawasan wacana atau karangan sebab formal
yusri adiansyah
Lihat profil
lengkapku
Mengenai Saya
▼ 2013 (1)
▼ Januari (1)
pola
pengemban
gan paragraf
Arsip Blog
2. 4/29/2014 pola pengmbangan paragraf: pola pengembangan paragraf
http://yusrimsdpunsa.blogspot.com/2013/01/v-behaviorurldefaultvmlo.html 2/11
yang sederhana boleh saja hanya terdiri dari satu paragraf. Jadi,
tanpa kemampuan menyusun paragraf, tidak mungkin bagi seseorng
untuk mewujudkan sebuah karangan.
Paragraf yang efektif harus memenuhi dua syarat,
yaitu adanya kesatuan dan kepaduan.
I.1.1 Kesatuan paraagraf
Sebuah paragraf dikatakan mempunyai kesatuan
jika seluruh kalimat dalam paragraph hanya
membicarakan satu topic/masalah.jika dalam sebua
paragra ph terdapat kalimat yang menyimpang dari
masalah yang sedang dibicarakan, berarti dalam
paragraph itu terdapat lebih dari satu ide atau masalah.
I.1.2 Kpaduan paragraph
Seperti halnya kalimat efektif, dalam paragraph ini
juga di kenal istila kepaduan atua koherensi. Kepaduan
paragraph akan terwujud jika aliran kalimat berjalan
mulus dan lancer serta logis. Untuk itu, cara repetisi, jasa
kata ganti dan kata sambung, serta frasa penghubung
dapat digunakan.
1.2 Rumusan Masalah
Setelah di amati bahwa ada beberapa masalah dalam penyusunan pola
pengembangan paragraph, kebanyakan dari jarang memperhatikan bagaimana
pola pengembangan paragraph. Oleh karena itu, masalah yang akan di angkat
dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.2.1 Ada Berapa Cara Pegembangan Paragraf ?
1.2.2 Bagaimana Pola Pengembangan Paragraf Narasi ?
1.2.3 Bagaiman Pola Pengembangan Paragraf Deskripsi ?
1.2.4 Bagaimana Pola Pengembangan Paragraf Eksposisi ?
1.2.5 Bagaimana Pola Pengembangan Paragraf Argumentasi ?
1.3 Tujuan
Dari beberapa maslah di atas, maka makalah ini di susun
bertujuan untuk memecakan masala-masalah yang telah di rumuskan di atas.
Diantara adalah sebagai berikut :
1.3.1 Agar pembaca mengetahui ada berapa macam cara pengembangan
Paragraf.
1.3.2 Agar mngerti pola pengembangan paragraf Narasi .
1.3.3 Agar pembaca mengetahui pola pengembangan Paragraf Deskripsi.
1.3.4 Agar pembaca mampu mengembangkan paragraf Eksposisi.
1.3.5 Pembaca dapat mengetahui pola pengembangan paragraf
Argumentasi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Cara Pengembagan Paragraf
2.1.1 Cara Pertentangan
Pengembangan paragraph dengan cara pertentangan biasanya
menggunakan ungkapan-ungkapan seperti berbeda dengan,
bertentangan dengan, sedangkan, lain halnya dengan, akan tetapi, dan
3. 4/29/2014 pola pengmbangan paragraf: pola pengembangan paragraf
http://yusrimsdpunsa.blogspot.com/2013/01/v-behaviorurldefaultvmlo.html 3/11
bertolak belakang dari.
2.1.2. Cara Perbandingan
Pengembangan paragraf dengan cara perbandingan biasanya
menggunakan ungkapan seperti serupa dengan, seperti halnya,
demikian juga, sama dengan, sejalan dengan, kan tetapi, sedangkan,
dan sementara itu.
2.1.3. Cara Analogi
Analogi adalah bentuk pengungkapan suatu objek yang
dijelaskan dengan objek lain yang memiliki kesamaan atau kemiripan.
Biasanya, pengembangan analogi dilakukan dengan bantuan kiasan.
Kata – kata yang digunakan yaitu ibaratnya, seperti, dan bagaikan.
Contoh pengembangan cara analogi
Contoh:
Dalam persoalan Poso kita memang diingatkan bahwa
penanganannya tidaklah mudah. Ibaratnya kita diminta untuk
memegang telur. Kalu terlalu keras memegangnya, telur itu akan
pecah, tetapi kalau terlalu longgar juga akan pecah karena akan
terlepas dari tangan. Kita harus menanganinya secara tepat dan harus
menjadi perhatian kita bersama janganlah masalah ini membuat kita
sebagai bangsa menjadi pecah. Kasihan para pahlawan dan mereka
yang berharap masa depan (Kompas, 2006:6).
2.1.4. Cara Contoh – contoh
Kata seperti, misalnya, contohnya, dan lain – lain adalah
ungkapan – ungkapan dalam pengembangan dalam mengembangkan
paragraph dengan
Contoh:
Selain tipe introvert, sifat manusia adalah ekstrover. Tipe
ekstrover adalah orang – orang yang perhatiannya lebih diarahkan
keluar dirinya, kepada orang lain, dan kepada masyarakat. Orang
yang tergolong tipe ekstrover memiliki sifat – sifat tertentu, contohnya
berhati terbuka, lancar dalam pergaulan, ramah tamah, penggembira,
mudah mempengaruhi, dan mudah dipengaru.
2.1.5. Cara Sebab Akibat
Pengembangan paragraph dengan cara sebab akibat
dilakukkan jika menerangkan suatu kejadian, baik dari segi penyebab
maupun dari segi akibat. Ungkapan yang digunakan yaitu padahal,
akibatnya, oleh karena itu, dan karena.
Contoh:
Seharusnya Indonesia telah menerapkan Negara
kesejahteraan sejak awal kemerdekaan. Program Jamsostek baru
dimulai pada 1976 sehingga Indonesia tertinggal membentuk tabungan
nasional. Padahal, Malaysia sudah memulainya sejak 1959.
Akibatnya, saat krisis melanda Asia pada 1997/1998, Indonesia
paling sulit untuk bangkit lagi. Oleh karena itu, Indonesia perlu
melakukan reformasi penyelenggaraan program jaminan sosial.
2.1.6. Cara Akibat – Sebab
4. 4/29/2014 pola pengmbangan paragraf: pola pengembangan paragraf
http://yusrimsdpunsa.blogspot.com/2013/01/v-behaviorurldefaultvmlo.html 4/11
Kebalikan sebab akibat. Akibat sebuah peristiwa merupakan
sebuah pikiran utama sedang sebab sebagai pikiran penjelas.
Contoh:
Hari ini ia terpaksa tidak masuk sekolah. Sudah beberapa hari
ibunya sakit. Ayahnya yang dinanti-nantikan kedatangannya dari
Jakarta belum tiba juga. Adik-adiknya masih kecil dan tidak ada yang
menjaga.
2.1.7. Cara Definisi
Adalah, yaitu, ialah, merupakan adalah kata – kata yang
digunakkan dalam mengembangkan paragraph dengan cara definisi.
Kata adalah biasanya digunakan jika sesuatu yang akan didefinisikan
diawali dengan kata benda, yaitu digunakan jika sesuatu yang akan
didefinisikan diawali dengan kata kerja atau sifat. Jika akan
menjelaskan sinonim suatu hal, kata ialah yang digunakan dan jika
akan mendefinisikan pengertian rupa atau wujud, kata merupakan
yang dipakai.
Contoh
Apakah psikologi itu? R.S. Woodworth berpendapat,
“Psikologi adalah ilmu jiwa.”, sedangkan menurut Crow dan Crow
“Psikologi adalah kejiwaan manusia dalam berinteraksi dengan dunia
sekitarnya.”. Sementara itu, Santian mengemukakan bahwa psikologi
merupakan perwujudan tingkah laku manusia.
2.1.8. Cara Klasifikasi
Cara Klasifikasi adalah pengembangan paragraph melalui
pengelompokkan berdasarkan ciri – cirri tertentu. Kata – kata atau
ungkapan yang lazim digunakan yaitu dibagi menjadi, digolongkan
menjadi, terbagi menjadi, dan mengklasifikasikan.
Contoh:
Penyelidikan tentang tempramen dan watak manusia telah
dilakukan sejak dahulu kala. Hippo Crates dan Galenus
mengemukakan bahwa manusia dapat dibagi menjadi empat golongan
menurut keadaan zat – zat cair yang ada dalam tubuhnya. Empat
golongan tersebut yaitu sanguistis (banyak darah) yang sifatnya
periang, gembira, optimis, dan lekas berubah ubah. Kemudian kolerisi
(banyak empedu kuning) adalah manusia yang memiliki sifat garang,,
hebat, lekas marah, dan agresif. Selanjutnya, flogmatis (banyak
lendirnya) adalah manusia yang sifatnya tenang, tidak mudah berubah
dan lamban. Terakhir, melankolis (banyak empedu hitam) memiliki
sifat muram, tidak gembira, dan pesimis.
2.1.9. Cara Klimaks dan Antiklimaks
Gagasan utama mula-mula dirinci dengan sebuah gagasan
bawahan yang dianggap paling rendah kedudukannya. Kemudian
berangsur-angsur dengan gagasan lain hingga gagasan yang paling
tinggi kedudukan/kepentingannya.
Contoh
Bentuk traktor mengalami perkembangan dari jaman ke jaman
seiring dengan kemajuan tehnologi yang dicapai umat manusia. Pada
waktu mesin uap baru jaya-jayanya, ada traktor yang dijalankan
dengan mesin uap. Pada waktu tank menjadi pusat perhatian orang,
traktor pun ikut-ikutan diberi model seperti tank. Keturunan traktor
model tank ini sampai sekarang masih dipergunakan orang, yaitu
5. 4/29/2014 pola pengmbangan paragraf: pola pengembangan paragraf
http://yusrimsdpunsa.blogspot.com/2013/01/v-behaviorurldefaultvmlo.html 5/11
traktor yang memakai roda rantai. Traktor semacam ini adalah hasil
perusahaan Carterpillar. Di samping Carterpillar, Ford pun tidak
ketinggalan dalam pembuatan traktor dan alat-alat pertanian lainnya.
Jepang pun tidak mau kalah bersaing dalam bidang ini. Produk Jepang
yang khas di Indonesia terkenal dengan nama padi traktor yang
bentuknya sudah mengalami perubahan dari model-model
sebelumnya.
2.1.10. Cara Proses
Proses merupakan urutan dari suatu tindakan untuk
menciptakan sesuatu atau urutan dari suatu peristiwa.
Contoh :
Daun pohon anggur dapat digunakan sebagai bahan
pembersih wajah. Caranya, ambillah daun anggur secukupnya. Lalu,
tumbuk sampai halus. Masaklah hasil tumbukan itu dengan air
secukupnya dan tunggu sampai mendidih. Setelah itu, ramuan kita
dinginkan kemudian kita gunakan untuk membersihkan wajah.
2.1.11. Cara Batasan Objek
Untuk menjelaskan pengetahuan yang dimiliki penulis. Penulis
dapat menyertakan ilustrasi-ilustrasi yang nyata (kongkret)
.
Contoh:
Satu-satunya bidang pembangunan yang tidak mengalami
imbas krisis ekonomi adalah sektor-sektor di bidang pertanian.
Misalnya, perikanan masih meningkat cukup mengesankan, yaitu 6,65
persen. Demikian pula perkebunan meningkat 6,46 persen.
2.1.12. Cara Umum Khusus
Paragraf yang dimulai dengan pikiran pokok kemudian
diikuti oleh pikiran-pikiran penjelas
Contoh:
Pada waktu menulis surat kita harus tenang. Kalau sedang sedih,
bingung, kesal, atau marah kita jangan menulis surat. Kesedihan,
kebingungan, kekesalan, dan kemarahan itu akan tergambar dalam
surat kita. Mungkin akan tertulis kata-kata yang kurang terpikir,
terburu nafsu, dan dapat merusak suasana.
2.1.13. Cara Khusus-Umum
Paragraf yang dimulai dengan pikiran-pikiran penjelas
kemudian diikuti oleh pikiran pokok atau kesimpulan.
Contoh:
Dengan bahasa, manusia dapat menyampaikan bermacam-
macam pikiran dan perasaan kepada sesama manusia. Dengan bahasa
pula, manusia dapat mewarisi dan mewariskan semua pengalaman dan
pengetahuannya. Seandainya manusia tidak berbahasa, alangkah
sunyinya dunia ini. Memang bahasa memegang peranan penting dalam
kehidupan manusia.
2.2 Paragraf Narasi
Paragraf narasi adalah paragraf yang menceritakan suatu peristiwa atau
kejadian sedemikian rupa sehingga pembaca seolah-olah mengalami sendiri
kejadian yang diceritakan itu. Dalam paragraf narasi terdapat tiga unsur utama
yaitu tokoh-tokoh, kejadian, dan latar ruang atau waktu.
Berdasarkan materi pengembangannya, paragraf narasi terbagi ke dalam
dua jenis, yakni narasi fiksi dan narasi nonfiksi.
6. 4/29/2014 pola pengmbangan paragraf: pola pengembangan paragraf
http://yusrimsdpunsa.blogspot.com/2013/01/v-behaviorurldefaultvmlo.html 6/11
Narasi fiksi adalah narasi yang mengisahkan peristiwa-peristiwa imajinatif.
Narasi fiksi disebut juga narasi sugestif.
Contohnya: novel dan cerpen.
Narasi nonfiksi adalah narasi yang mengisahkan peristiwa-peristiwa
faktual, suatu yang ada dan benar-benar terjadi.Narasi ini disebut juga narasi
ekspositori.
Contohnya biografi dan laporan perjalanan.
Perbedaan yang lebih jelas antara narasi fiktif dan nonfiktif adalah
sebagai berikut:
2.2.1 Narasi Fiksi
a. Menyampaikan makna atau amanat secara tersirat sebagai sarana
rekreasi rohaniah.
b. Menggugah majinasi.
c. Penalaran difungsikan sebagai alat pengungkap makna, kalau perlu
dapat diabaikan.
d .Bahasa cenderung figuratif dan menitikberatkan penggunaan konotasi.
2.2.2 Narasi Nonfiksi
a). menyampaikan informasi yang memperluas pengetahuan.
b). memperluas pengetahuan atau wawasan.
c). Penalaran digunakan sebagai sarana untuk mencapai kesepakatan
rasional.
d). Bahasanya cenderung informatif dan menitikberatkan penggunaan
makna denotasi.
2.3 Paragraf Deskripsi
Paragraf deskripsi adalah jenis paragraf yang menggambarkan sesuatu
dengan jelas dan terperinci. Pola pengembangan paragraf deskripsi, antara lain,
meliputi pola pengembangan spasial dan pola sudut pandang.
2.3.1 Pola Spansial
Pola spansial adalah pola pengembangan paragraf yang
didasarkan atas ruang dan waktu. Pola ini menggambarkan suatu
ruangan dari kiri ke kanan, dari timur ke barat, dari bawah ke atas, dari
depan ke belakang, dan sebagainya. Uraian tentang kepadatan
penduduk suatu daerah dapat dikemukakan dengan landasan urutan
geografi (misalnya: dari barat ke timur atau dari utara ke selatan).
Deskripsi mengenai sebuah gedung bertingkat dapat dilakukan dari
tingkat pertama berturut-turut hingga tingkat terakhir, penggambaran
terhadap suasana suatu lingkungan dapat dilakukan mulai dari siang,
sore, hingga malam hari.
Contoh:
Pada malam hari, pemandangan rumah terlihat begitu eksotis.
Apalagi dengan cahaya lampu yang memantul dari seluruh penjuru
rumah. Dari luar bangunan ini tampak indah, mampu memberikan
pancaran hangat bagi siapa saja yang memandangnya. Lampu-lampu
taman yang bersinar menambah kesan eksotis yang telah ada. Begitu
hangat. Begitu indah.
2.3.2 Pola Sudut Pandang
Pola sudut pandang adalah pola pengembangan paragraf yang
didasarkan tempat atau posisi seorang penulis dalam melihat sesuatu.
Pola sudut pandang tidak sama dengan pola spansial. Dalam pola ini
penggambaran berpatokan pada posisi atau keberadaan penulis terhadap
objek yang digambarkannya itu. Untuk menggambarkan sesuatu tempat
atau keadaan, pertama-tama penulis mengambil sebuah posisi tertentu.
Kemudian, secara perlahan-lahan dan berurutan, ia menggambarkan
benda demi benda yang terdapat dalam tempat itu, yakni mulai dari yang
terdekat kepada yang terjauh.
Contoh:
Sekarang hanya beberapa langkah lagi jaraknya mereka dari
tebing diatas jalan. Medasing menegakkan dirinya sambil menguasai ke
muka dan ia pun berdiri tiada bergerak sebagai pohon diantara pohon-
pohon yang lain. Oleh isyarat yang lebih terang dari perkataan itu maju
sekian temannya sejajar dengan dia.Di antara daun kayu tapak kepada
mereka tebing tu turun ke bawah; dikakinya tegak pondok, sunyi-mati,
tak sedikit jua pun kentara, bahwa dia melindungi manusia yang hidup,
pandai bergerak dan bersuara. Di bawahnya kedengaran sebentar-bentar
sepi mendengaus dan bintang-bintang itupun kelihatan kekabur-kaburan
7. 4/29/2014 pola pengmbangan paragraf: pola pengembangan paragraf
http://yusrimsdpunsa.blogspot.com/2013/01/v-behaviorurldefaultvmlo.html 7/11
dalam sinar bara yang kusam. Dari celah-celah dinding pondok keluaran
cahaya yang kuning merah, tetapi tiada berupa jauh sinar yang halus itu
lenyap dibalut oleh kelam yang maha kuasa. Dikelilingi pondok itu
tertegak pedati, ketiganya sunyi dan sepi pula.
2.4 Paragraf Eksposisi
Paragraf eksposisi adalah paragraf yang memaparkan atau
menerangkan suatu hal atau objek. Dari paragraf Jenis ini diharapkan
para pembaca dapat memahami hal atau objek itu dengan sejelas-
jelasnya. Untuk memaparkan masalah yang dikemukakan, paragraf
eksposisi menggunakan contoh, grafik, serta berbagai bentuk fakta dan
data lainnya. Sedikitnya terdapat tiga pola pengembangan paragraf
eksposisi, yakni dengan cara proses, sebab dan akibat, serta ilustrasi.
2.4.1 Pola Proses
Proses merupakan suatu urutan dari tindakan-tindakan atau
perbuatan-perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu
atau urutan dari suatu kejadian atau peristiwa. Untuk menyusun sebuah
proses, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.
a) penulis harus mengetahui perincian-perincian secara
menyeluruh.
b) penulis harus membagi proses tersebut atas tahap-tahap
kejadiannya.
c) penulis menjelaskan tiap urutan itu ke dalam detail-detail yang
tegas sehingga
pembaca dapat melihat seluruh prose dengan jelas.
Contoh :
Pohon anggur, di samping buahnya yang digunakan untuk
pembuatan minuman, daunnya pun dapat digunakan sebagai bahan
untuk pembersih wajah. Caranya, ambilah daun anggur secukupnya.
Lalu, tumbuk sampai halus. Masaklah hasil tumbukan itu dengan air
secukupnya dan tunggu sampai mendidih. Setelah itu, ramuan tersebut
kita dinginkan dan setelah dingin baru kita gunakan untuk membersihkan
wajah. Insya Allah, kulit wajah kita akan kelihatan bersih dan berseri-
seri.
2.4.2. Pola Sebab Akibat
Pengembangan paragraf dapat pula dinyatakan dngan
menggunakan sebab-akibat. Dalam hal ini sebab bisa bertindak sebagai
gagasan utama, sedangkan akibat sebagai perincian pengembangannya.
Namun demikian, dapat juga terbalik. Akibat dijadikan gagasan utama,
sedangkan untuk memahami sepenuhnya, akibat itu perlu dikemukakan
sejumlah sebab sebagai perinciannya.
Persoalan sebab-akibat sebenarnya sangat dekat hubungannya dengan
proses. Bila disusun untuk mencari hubungan antara bagian-bagiannya,
maka proses itu dapat disebut proses kausal.
Contoh :
Pada tahun 1997, produksi padi turun 3,85 persen. Akibatnya,
Impor beras meningkat, diperkirakan menjadi 3,1 ton tahun 1998.
Sesudah swasembada pangan tercapai pada tahun 1984, pada tahun
1986, kita mengekspor sebesar 371,3 ribu ton beras, bahkan 530,7 ribu
ton pada tahun 1993. akan tetapi, pada tahun 1004, neraca perdagangan
beras kita tekor 400 ribu ton. Sejak itu, impor beras meningkat dan pada
tahun 1997 mencapai 2,5 juta ton.
2.4.2 Pola Ilustrasi
Sebuah gagasan yang terlalu umum, memerlukan
ilustrasi-ilustrsi konkrit. Dalam karangan eksposisi, ilustrasi-ilustrsi
tersebut tidak berfungsi untuk membuktikan suatu pendapat.
Ilustrasi-ilustrsi tersebut dipakai sekedar untuk menjelaskan
maksud penulis. Dalam hal ini pengamatan-pengamatan pribadi
merupakan bahan ilustrasi yang paling efektif dalam menjelaskan
gagasan-gagasan umum tersebut.
Contoh :
Satu-satunya bidang pembangunan yang tidak memahami
imbas krisis ekonomi sektor-sektor di bidang pertanian. Misalnya,
perikanan masih meningkat cukup mengesankan, yaitu 6,65
8. 4/29/2014 pola pengmbangan paragraf: pola pengembangan paragraf
http://yusrimsdpunsa.blogspot.com/2013/01/v-behaviorurldefaultvmlo.html 8/11
persen; demikian pula perkebunan, yang meningkat 6,46 persen.
Walaupun terkena kebakaran sepanjang tahun, sektor kehutanan
masih tumbuh 2,95 persen. Secara umum, kontribusi dari sektor-
sektor pertanian terhadap produk domestik broto (PDB) meningkat
dari 18,07 persen menjadi 18,04 persen. Padahal selama 30 tahun
terakhir, pangsa sector pertanian merosot dari tahun ke tahun.
2.5 Paragraf Argumentasi
Argumentasi bermakna ‘alasan’. Argumentasi berarti pemberian
alasan yang kuat dan meyakinkan. Dengan demikian, paragraf
argumentasi adalah paragraf yang mengemukakan alasan, contoh, dan
bukti-bukti yang kuat dan meyakinkan. Alasan-alasan, bukti, dan
sejenisnya, digunakan penulis untuk mempengaruhi pembaca agar
mereka menyetujui pendapat, sikap atau keyakinan.
Dalam beberapa hal memang terdapat beberapa persamaan
antara paragraf-paragraf eksposisi, yang telah kita pelajari terdahulu,
dengan paragraf argumentasi. Persamaan tersebut, antara lain bahwa
kedua jenis paragraf tersebut sama-sama memerlukan data dan fakta
yang meyakinkan. Namun demikian, terdapat pula perbedaan yang
mencolok antara keduanya.
Untuk lebih jelasnya persamaan dan perbedaan antara
paragraph eksposisi dan argumentasi adalah sebagai berikut.
2.5.1 Persamaan
Adapun perbedaan antara paragraph eksposisi dan argumentasi
antara lain :
1). Argumentasi dan eksposisi sama-sama menjelaskan
pendapat, gagasan dan
keyakinan kita.
2) Argumentasi dan eksposisi sama-sama memerlukan fakta
yang diperkuat atau
dipenjelas dengan angka, peta, grafik, diagram, gambar, dan
lain-lainnya.
3) Argumentasi dan eksposisi sama-sama memerlukan analisis
dan sintesis dalam
pembahasannya.
4) Argumentasi dan eksposisis sama-sama menggali idenya
dari:
a) pengalaman,
b) pengamatan dan penelitian,
c) sikap dan keyakinan.
2.5.2 Perbedaan
Ada beberapa perbedaan ytang ada antara paragraph eksposisi
dan argumentasi atara lain :
1) Tujuan eksposisi hanya menjelaskan dan menerangkan
sehingga
pembaca memperoleh informasi yang sejelas-jelasnya.
Argumentasi
bertujuan untuk mempengaruhi pembaca sehingga pembaca
menyetujui bahwa pendapat, sikap dan keyakinan kita
benar.
2) Eksposisi menggunakan contoh, grafik, dan lain-lainnya untuk
menjelaskan sesuatu yang kita kemukakan. Argumentasi
member
contoh, grafik, dan lain- lainnya untuk membuktikan bahwa
sesuatu
yang kita kemukakan itu benar.
3) Penutup pada akhir eksposisi biasanya menegaskan lagi dari
sesuatu
yang telah diuraikan sebelumnya.
4) Penutup pada akhir argumentasi biasanya berupa kesimpulan
atas
sesuatu yang telah diuraikan sebelumnya.
Contoh:
Mengembangkan hubungan positif dengan orang lain
sebenarnya bertujuan pada satu hal: anda harus menjadi
seorang pengamat manusia. Bila anda benar-benar mampuy
mengerti manusia atau orang, tahu akan ketakutan, harapan,
dan impian mereka, maka akan memiliki kemampuan
mengembangkan hubungan tersebut. Berbicaralah dengan
orang-orang. Dengarkanlah keinginan hati mereka. Amatilah
mereka dan pelajarilah cara mereka berpikir. Tentu saja anda
harus membaca buku dan mendengarkan pkaset raihlah apa
9. 4/29/2014 pola pengmbangan paragraf: pola pengembangan paragraf
http://yusrimsdpunsa.blogspot.com/2013/01/v-behaviorurldefaultvmlo.html 9/11
yang anda peroleh dari kebijakan orang lain, namun jangan
abaikan bergaul dengan orang lain dan pelajarilah tabiat mereka.
Ini adalah sau gaya hidup yang harus dikembangkan, bukan
satu studi ilmiah.
Dalam paragraf tersebut penulis mengemukakan sejumlah
pendapat, antara lain bahwa kita (pembaca) harus menjadi seorang
pengamat manusia. Untuk meyakinkan pembaca atas argumentasinya
itu, penulis mengemukakan sejumlah alasan, bahwa dengan menjadi
seorang pengamat manusia, kita akan memiliki kemampuan dalam
mengembangkan hubungan positif dengan orang lain.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pemaparan di atas, penulis bisa memberikan kesimpulan di
antaranya :
3.1.1 Ada 13 cara pengembangan paragraph di antaranya adalah :
a). Cara pertentangan
b). Cara perbandingan
c). Cara Analogi
d). Cara Contoh-Contoh
e). Cara Sebab-akibat
f). Cara Akibat-sebab
g). Cara Definisi
h). Cara Klasifikasi
i). Cara Klimaks dan Antiklimaks
j). Cara Proses
k). Cara Batasan Objek
l). Cara Umum-Khusus
m). Cara Khusus-Umum
3.1.2 Paragraf narasi adalah paragraf yang menceritakan suatu peristiwa atau
kejadian dan paragraph
Narasi mempunyai pola pengembangan fiksi dan non fiksi
3.1.3 Paragraf deskripsi adalah jenis paragraf yang menggambarkan sesuatu
dengan jelas dan
terperinci. Pola pengembangan paragraf deskripsi, antara lain, meliputi
pola pengembangan
spasial dan pola sudut pandang.
3.1.4 Paragraf eksposisi adalah paragraf yang memaparkan atau menerangkan
suatu hal atau
objek. Sedikitnya terdapat tiga pola pengembangan paragraf eksposisi, yakni
dengan cara proses, sebab dan akibat, serta ilustrasi.
3.1.5 paragraf argumentasi adalah paragraf yang mengemukakan alasan,
10. 4/29/2014 pola pengmbangan paragraf: pola pengembangan paragraf
http://yusrimsdpunsa.blogspot.com/2013/01/v-behaviorurldefaultvmlo.html 10/11
Diposkan oleh yusri adiansyah di 01.50
contoh, dan bukti-bukti
yang kuat dan meyakinkan.
3. 2 Saran
3.2.1 Diharapkan kepada pembaca agar dapat mengetahui bagaimana dan
ada
berapa cara Pengembangan dari paragraph.
3.2.2 Diharapkan pada pembaca agar mampu membedakan narasi fiksi dan
narasi
nonfiksi.
3.2.3 Penulis berharap agar pembaca dapat mengetahui pola
pengembanganparagraph
Deskripsi.
3.2.4 Pembaca diharapkan mampu mengidentifikasi pola pegembangan dari
paragraf Eksposisi.
3.2.5 Diharapkan pembaca dapat mengetahui bagaiman pola pengembangan
dari paragraf
Argumentas
DAFTAR PUSTAKA
………………. 2002. PR Bahasa Indonesia Kelas 2 SLTP.
Klaten. Intan Pariwara.
Tarigan, Djago, dan J.D. Parera. 2001. Pintar Berbahasa
Indonesia SLTP kelas 3. Jakarta.
Blai Pustaka.
Kraf, Gorys.2004. Komposisi. Flores NTT. Nusa Indah.
http://adegustiann.blogsome.com/2009/02/02/jenis-paragraf/
http://organisasi.org/pengertian_paragraf_alinea_dan_bagian_d
ari_paragraf_bahasa_ indonesia ( di akses pada tanggal
20/11/2011 )
http://recyclebin.web.id/?p=254 ( di akses pada tanggal
20/11/2011 )
1 komentar:
11. 4/29/2014 pola pengmbangan paragraf: pola pengembangan paragraf
http://yusrimsdpunsa.blogspot.com/2013/01/v-behaviorurldefaultvmlo.html 11/11
Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Masukkan komentar Anda...
Beri komentar sebagai: Google Account
Publikasikan Pratinjau
Hamzah Alfarisi 2 Desember 2013 05.21
terimaksih postingan anda sangat bermanfaat sekali
lanjutkan...
hamzahalfarisi.student.ipb.ac.id
Balas
Template Travel. Diberdayakan oleh Blogger.