Modul ini membahas asuhan keperawatan pasien dengan gangguan sistem saraf khususnya meningitis. Tujuan pembelajaran adalah memahami asuhan keperawatan pada pasien meningitis. Materi meliputi pengertian, penyebab, patofisiologi, diagnosis, dan penatalaksanaan medik meningitis serta perencanaan evaluasi keperawatan pasien meningitis.
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
MENINGITIS
1.
2. MODUL I
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM SARAF
PENYUSUN :
1. I DEWA PUTU GEDE PUTRA YASA, S.Kp.,M.Kep., Sp.MB
2. I MADE SUKARJA, Ns, S.Kep., M.Kep
BADAN PPSDM DEPARTEMEN KESEHATAN RI
PUSAT PENDIDIKAN TENAGA KSEHATAN
DEP KES RI JAKARTA
TAHUN 2013
3. Tujuan Pembelajaran Umum
Tujuan Pembelajaran Khusus
Kegiatan Belajar
1
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
I
Setelah Anda menyelesaikan kegiatan
pembelajaran ini diharapkan dapat memahami
asuhan keperawatan pada pasien dengan
meningitis
TUJUANPembelajaran Umum
Asuhan Keperawatan Pasien dengan Meningitis
TUJUANPembelajaran Khusus
Setelah Anda menyelesaikan kegiatan belajar ini, Anda diharapkan dapat:
1. Menyebutkan pengertian meningitis
2. Menguraikan etiologi dan faktor risiko terjadinya Meningitis
3. Menguraikan patofisiologi Meningitis
4. Menjelaskan tanda dan gejala Meningitis
5. Menguraikan data yang perlu dikaji pada Pasien dengan Meningitis
6. Menjelaskan diagnosa keperawatan yan dijumpai pada Pasien dengan
Meningitis
7. Menguraikan perencanaan keperawatan Pasien dengan Meningitis
8. Menjelaskan evaluasi keperawatan Pasien dengan Meningitis
4. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
2
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
POKOKMateri
Untuk membantu Anda mencapai tujuan diatas , uraian materi dalam
kegiatan belajar ini terangkai dalam pokok materi sebagai berikut
1. Pengertian Meningitis
2. Penyebab dan faktor risiko Meningitis
3. Patofisiologi Enchepalitis
4. Penatalaksanaan Medik Pasien dengan Meningitis
5. Pengkajian Keperawatan Pasien dengan Meningitis
6. Diagnosa Keperawatan Pasien dengan Meningitis
7. Perencanaan Keperawatan Pasien dengan Meningitis
8. Evaluasi Keperawatan Pasien dengan Meningitis
5. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
3
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
Uraian Materi
a. Pengertian
Apakah Anda sudah pernah merawat Pasien dengan meningitis? Apakah
itu meningitis? Ya, meningitis adalah infeksi akut pada selaput meningen.
Anda masih ingat dengan meningens, bukan ? pada modul sebelumnya
kita telah membahas selaput meningens dan lapisan-lapisannya.Tentu
Anda masih ingat bahwa meningens adalah selaput yang membungkus
otak dan medula spinalis. Meningens terdiri atas tiga lapis yaitu lapisan
duramater, arachnoid dan piamater. Diantara lapisan ini terdapat rongga
yang memisahkan antar lapisan. Rongga sub arachnoid yang ada diantara
arachnoid dan piamater merupakan tempat cairan cerebrospinalis
bersirkulasi. Rongga ini perlu Anda ingat sebab bila terjadi infeksi pada
jaringan otak dan lapisannya maka kemungkinan akan terjadi pertambahan
volume cairan serebro spinal (CSF) atau bekuan-bekuan darah dan leukosit
yang akan mengisi rongga ini dan menimbulkan sumbatan yang dapat
berakibat terjadinya peningkatan tekanan intra kranial dan sangat fatal
bagi kehidupan Pasien.
b. Penyebab dan faktor risiko
Mengapa bisa terjadi infeksi atau peradangan pada lapisan pembungkus
otak? bagaimana caranya kuman penyebab menjangkau otak, simaklah
uraian berikut ini. Beberapa jenis mikroorganisme sebagai penyebab
meningitis antara lain adalah:
a. Bakteri, seperti Pneumococcus, Meningococcus, Stapilococcus,
Streptococcus, Salmonella, mikobakterium tuberkulosa, dan lainnya.
Meningitis yang disebabkan oleh mikobakterium tuberkulosa disebut
meningitis tuberkulosa. Angka kejadian meningkat tajam dalam lima
tahun terakhir hal ini dikarenakan berbagai faktor risiko seperti gizi
yang buruk dan kesehatan lingkungan yang tidak baik.
6. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
4
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
b. Virus, seperti Hemofilus Influenza dan Herpes Simplex.
Seperti halnya infeksi pada organ tubuh yang lain, infeksi pada meninges
dipengaruhi oleh berbagai faktor yang memudahkan berkembangnya
infeksi antara lain:
a. Daya tahan tubuh menurun seperti pada Pasien dengan gizi buruk atau
malnutrisi, Pasien dengan pengobatan kemoterapi dan radioterapi dan
pada Pasien yang sedang mendapatkan pengobatan immunosupresi
a. Fokal infeksi pada organ tubuh lainnya seperti Otitis media, Rinitis,
Sinusitis, Karies dan Abses gigi.
b. Tindakan invasif mengenai jaringan saraf atau CSF
c. Trauma kepala dan medula spinalis
Anda diminta berhenti sejenak, merenungkan sejenak materi yang telah Anda
pelajari dan jawablah pertanyaan serta tuliskan jawaban Anda pada kotak yang
disediakan.
Sebutkanlah penyebab meningitis ¡
1.............................................................................................................................................
2............................................................................................................................................
Apakah jawaban Anda sudah benar? Cocokkanlah dengan kunci jawaban dibawah
ini. Bila jawaban Anda sudah benar, silahkan Anda lanjutkan dengan materi
berikutnya.
7. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
5
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
3. Patofisiologi
Bagaimana proses peradangan mempengaruhi fungsi otak dan selaput
meningens yang membungkusnya? Simaklah uraian berikut ini.
Mikroorganisme penyebab meningitis masuk mencapai selaput meningen
dengan beberapa cara antar lain:
a. Hematogen dan atau Limpatik artinya kuman masuk mencapai selaput
meninges melalui sirkulasi darah dan sirkulasi limpatik. Kuman dapat
berasal dari bagian atau organ tubuh
b. Perkontuinitatum. Melalui cara ini, infeksi menyebar melalui jaringan
sekitar yang terinfeksi
c. Retrograde melalui syaraf perifer
d. Langsung masuk cairan cerebrospinal melalui tindakan invasif atau
cedera yang terjadi pada kepala dan medulla spinalis
Efek peradangan dapat mengenai ketiga lapisan meningen
dan ruang-ruang yang berada antar lapisan. Tidak jarang pula infeksi
mengenai jaringan otak sehingga menyebabkan enchepalitis. Kondisi ini
disebut Meningo-Enchepalitis. Efek pathologis akibat peradangan pada
meningens mengakibatkan hyperemi meningens, edema jaringan otak
dan eksudasi. Eksudat dapat berakumulasi pada ruang sub arachnoid dan
menimbulkan gangguan sirkulasi CSF. Disamping itu, eksudatpun dapat
menetap di jaringan otak dan menimbulkan abses otak. Perubahan ini
akan mengakibatkan peningkatan tekanan intra kranial dan hidrocepalus.
Hidrocepalus khususnya berkembang dengan cepat pada anak-anak.
Apakah Anda bisa menjelaskan mengapa hidrochepalus dapat
berkembang pada anak-anak bilamana infeksi terjadi ? Tentu saja masih
Anda ingat bahwa struktur tulang kepala pada anak usia dibawah 3 tahun
masih belum menutup dengan sempurna sehingga perubahan isi rongga
kranium akan menimbulkan pelebaran atau peragangan tulang tengkorak
kepala sehingga menimbulkan hidrocephalus.
8. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
6
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
Meningitis dapat dikelompokkan berdasarkan penyebab yaitu:
a. Meningitisbakterial,disebutjugaLeptomeningitis.Infeksiinidisebabkan
oleh Mikroprganisme golongan bakteri. Meningitis Tuberkulosa
merupakan meningitis yang disebabkan oleh mikrobakterium
tuberkulosa
b. Meningitis Virus, disebut juga Aseptik meningitis. Infeksi ini disebabkan
oleh mikroorganisme golongan virus.
Meningitis dapat pula dibedakan berdasarkan warna CSF yaitu ;
a. Meningitis Purulenta. Meningitis yang dicirikan oleh perubahan cairan
CSF menjadi purulen (warna keputihan karena mengandung banyak
pus). Umumnya terjadi pada meningitis bakteri kecuali pada meningitis
tuberkulosa. Anda masih ingat bukan? meningitis tuberkulosa
disebabkan oleh bakteri tuberkulosa namun pada tampilan CSF Pasien
ini tidak dijumpai kekeruhan seperti lazimnya CSF Pasien infeksi
meningens lainnya.
b. Meningitis Serosa. Meningitis yang dicirikan oleh perubahan cairan
CSF menjadi serosa (warna bening). Umumnya terjadi pada meningitis
virus, kecuali pada meningitis tuberkulosa.
4. Penatalaksanaan Medik
Tidak terlalu sulit untuk memahami bagaimana penanganan medik bagi
penderita meningitis karena pada prinsipnya sama dengan penanganan
infeksi pada umumnya yaitu pengobatan terhadap penyebab dan dampak
yang ditimbulkan. Penatalaksanaan ini dapat dibagi atas:
a. Penanganan konservatif, artinya penanganan ditujukan pada
pemenuhan kebutuhan dasar Pasien mencakup pemenuhan oksigen,
cairan dan elektrolit, nutrisi, mobilisasi dan lain-lain. Pemenuhan
kebutuhan ini sangat penting oleh karena Pasien seringkali mengalami
penurunan kesadaran dan parese yang menyebabkan Pasien tergantung
sepenuhnya pada bantuan keperawatan.
b. Penanganan terapetik dengan pemberian obat-obatan golongan
9. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
7
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
antibiotika dan kortikosteroid. Pemberian antibiotika disesuaikan
dengan kuman penyebab golongan bakteri tertentu. Sementara untuk
kuman penyebab virus pemberian obat adalah bersifat simtomatis. Anda
masih ingat bukan, apa maksudnya dengan pengobatan simtomatis?
Ya, pengobatan yang didasarkan pada gejala-gejala yang timbul bukan
pada kuman penyebab. Pengobatan simtomatis yang lazim diberikan
pada Pasien ini seperti kortikosteroid atau deksametason, antipiretik,
anti kejang dan mannitol. Pemberian mannitol ditujukan pada Pasien
dengan edema cerebral.
Pada penggunaan obat golongan antibiotika, Anda tetap mengingat
dengan baik bahwa keteraturan dan dosis sesuai dengan program
sangat menentukan prognosis Pasien oleh karenanya Anda diharapkan
dapat melaksankan terapi ini dengan baik dan benar sehingga gejala
sisa akibat meningitis ini dapat diminimalkan. Berbagai jenis golongan
antibiotika tersedia dan biasanya dokter yang merawat telah melakukan
uji resitensi untuk mengetahui golongan obat antibiotika tertentu yang
cocok untuk Pasien. Tentu saja Anda harus mengenali setiap golongan
obat ini dengan baik agar Anda dapat memberikannya dengan cara
yang tepat. Penggunaan obat-obatan pada penderita meningitis
tuberkulosa mengacu pada pengobatan tuberkulosa paru seperti
pemberian obat-obat di bawah ini:
1) Isoniazida (INH) diberikan dengan dosis 400 mg / hari.
2) Rifampisin, diberikan dengan dosis 450-600 mg / hari.
3) Pyrazinamid, diberikan dengan dosis 1500 mg / hari.
4) Ethambutol, diberikan dengan dosis 25 mg / kg BB / hari sampai
dengan 1500 mg / hari.
5) Streptomisin, diberikan intra muskular selama 3 bulan dengan dosis
30-50 mg / kg BB / hari.
6) Kortikosteroid, biasanya digunakan dexametason secara intra vena
dengan dosis 10 mg setiap 4-6 jam, pemberian dexametason ini
terutama jika terdapat oedema otak, apabila keadaan membaik
maka dosis dapat diturunkan secara bertahap.
10. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
8
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
Stop dahulu
Sebelum Anda lanjutkan pada uraian berikut ini, kerjakanlah tugas berikut ini.
Sebutkan penggolongan meningitis berdasarkan penyebabnya ! tuliskanlah
dahulu jawaban Anda tanpa melihat catatan .
……………………………………………………………………………...........................................................................
…………………………………………………………………………………...................................................................
……………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………..........................................................
……………………………………………………………………………………………………………………………………..
Meningitis dapat dibedakan berdasarkan penyebabnya yaitu:
• Meningitis bakterial, disebut juga Leptomeningitis. Infeksi ini
disebabkan oleh mikroprganisme golongan bakteri. Meningitis
Tuberkulosa merupakan meningitis yang disebabkan oleh
mikrobakterium tuberkulosa
• Meningitis Virus, disebut juga Aseptik meningitis. Infeksi ini
disebabkan oleh mikroorganisme golongan virus.
Bagaimana dengan jawaban Anda , apakah sudah sesuai ? bila sudah,
saya ucapkan selamat. Namun bila belum, silahkan membaca kembali uraian
diatas.
11. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
9
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
5. Pengkajian Keperawatan
Berbagai data yang perlu dikaji pada Pasien dengan meningitis mencakup
pemeriksaan fisik dan anamesa keperawatan. Data yang perlu dikaji
antara lain adalah:
a. Data Subjektif
1) Pemahaman Pasien tentang proses dan kemungkinan penyebab
dan faktor penyakit. Riwayat infeksi saluran pernapasan atas, infeksi
telinga dan gigi berlubang serta infeksi paru khususnya tuberkulosa
perlu dikaji secara rinci.
2) Keluhan demam dan proses berkembangnya demam
3) Riwayat adanya infeksi khususnya Infeksi saluran pernapasan bagian
atas
4) Inpeksi saluran nafas atas dan infeksi paru atau tuberkulosa
5) Nyeri kepala
6) Kesulitan proses berfikir dan disorientasi
7) Kelelahan otot dan inkoordinasi gerakan
8) Semenjak kapan keluhan-keluhan diatas dirasakan dan upaya-
upaya yang telah dilakukan untuk mengurangi keluhan
b. Data Objektif
1) Peningkatan suhu tubuh yang sangat mencolok
2) Perubahan perilaku yang mengindikasikan ketidaknyamanan dan
atau disorientasi
3) Perubahan tanda vital. Yang perlu diwaspadai perubahan tanda-
tanda vital yang mengindikasikan peningkatan tekanan intra cranial
seperti pola nafas tidak teratur, nadi dan perubahan sistolik tekanan
darah
12. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
10
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
4) Perubahan tingkat kesadaran. Dapat terjadi penurunan kesadaran
dari mulai apatis sampai komatus. Gunakan Glasgow Coma Scale
dalam pengkajian tingkat kesadaran
5) Anda masih ingat bukan, ada 3 aspek yang dinilai pada skala
Glasgow Coma Scale yaitu respon membuka mata, respon motorik
dan respon verbal
6) Muntah, dapat mengindikasikan adanya iritasi lambung atau
peningkatan tekanan intra kranial. Observasi secara cermat terhadap
sifat muntahannya sebab muntah proyektil dapat mengindikasikan
peningkatan intra kranial.
7) Tanda-tanda iritasi meningeal berupa kaku kuduk, tanda brudzinsky
, tanda kernig dan kejang-kejang.
c. Dijumpai kelainan neurologik berupa:
1) Nyeri kepala, gejala ini merupakan gejala awal yang tersering.
2) Parasthesia
3) Hyperalgesia
4) Hilangnya sensasi
5) Gangguan penglihatan berupa penurunan visus , diplopia dan
photopobia
6) Pupil, ukuran tidak sama atau disebut anisokor, reaksi terhadap
cahaya berkurang, dan ptosis
7) Hypotonus berupa flaccid ( loyo atau lunglai )
8) Kadang-kadang hemiparese atau hemiplegi
d. Data Penunjang
Data yang diperoleh dari berbagai pemeriksaan penunjang menjadi
data tambahan yang perlu diidentifikasi. Data-data dimaksud diperoleh
melalui pemeriksaan berikut ini:
13. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
11
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
1) Pemeriksaan cairan cerebrospinalis baik secara makroskopis
maupun secara mikroskopis. Pemeriksaan ini mencakup:
a) Warna. Infeksi bakteri menunjukkan warna purulen, infeksi virus
dan tuberkolosis menunjukkan warna kuning jernih
b) Tekanan CSF mengalami peningkatan
c) Jumlah Sel Polimorfonukleus (PMN) meningkat
d) Kadar protein meningkat
e) Kadar glukosa menurun
f) Pemeriksaan none positif
g) Pemeriksaan pandi positif
2) Pemeriksaan Tambahan
a) Pemeriksaan darah lengkap dan laju endap darah dijumpai
peningkatan
b) Pemeriksaan kultur darah
c) Rontgen Foto kepala, thoraks dan vertebra
d) Pemeriksaan EEG dan CT Scan Otak
6. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin dijumpai pada Pasien dengan
meningitis adalah:
a. Risiko tinggi penyebaran infeksi berhubungan dengan proses invasi
kuman patogen secara hematogen.
b. Risikotinggiterhadapperubahanperfusijaringanserebralberhubungan
dengan oedema serebral.
14. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
12
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
c. Risiko tinggi terhadap injuri / trauma berhubungan dengan adanya
kejang akibat iritasi korteks serebral.
d. Nyeri berhubungan dengan adanya proses infeksi pada susunan saraf
pusat.
e. Gangguan mobilisasi fisik berhubungan dengan keterbatasan gerak
akibat kelemahan atau kerusakan neuromuskular.
f. Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan kerusakan sistem
saraf.
g. Ketidak efektifan pola nafas berhubungan dengan hilangnya
refleks batuk akibat penurunan kesadaran.
h. Gangguan keseimbangan suhu tubuh hipertermia berhubungan
dengan proses inflamasi
i. Risiko terjadinya gangguan integritas kulit berhubungan dengan tirah
baring lama.
j. Perubahan nutrisi:kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kelemahan reflek menelan (disfagia) atau adanya rasa rnual,muntah
dan anoreksia.
k. Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan : dehidrasi
berhubungan dengan kehilangan cairan, penurunan masukan oral dan
peningkatan suhu tubuh.
Tentu saja, diagnosa keperawatan ini Anda peroleh setelah Anda melakukan
analisa data bukan? analisa data dimaksudkan untuk memperoleh gambaran
masalah perawatan Pasien sehingga diagnosa keperawatan dapat dirumuskan
7. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan keperawatan mencakup perumusan tujuan perawatan, indikator
tujuan, intervensi keperawatan dan rasionalisasi intervensi.
a. Risiko tinggi penyebaran infeksi berhubungan dengan proses invasi kuman
patogen secara hematogen.
15. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
13
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
Tujuan : Penyebaran infeksi tidak terjadi.
Kriteria :
- Suhu tubuh normal 36-37°C
- Pasien ditempatkan di ruang isolasi
No. Intervensi Rasional
1 2 3
1. Berikan tindakan isolasi
sebagai tindakan pencegahan
Padafaseawalmeningitismeningokokus
atau infeksi ensepalitis lainnya,
isolasi mungkin diperlukan sampai
organismenya diketahui/dosis antibiotik
yang cocok telah diberikan untuk
menurunkan risiko penyebaran pada
orang lain.
2. Pertahankan teknik aseptik dan
teknik cuci tangan yang tepat
baik pasien atau pengujung
maupun staf. Pantau dan batasi
pengunjung/staf sesuai
kebutuhan.
Menurunkan risiko pasien terkena infeksi
sekunder. Mengontrol penyebaran
sumber infeksi, mencegah pemajanan
pada individu terinfeksi (misalnya:
individu yang mengalami infeksi saluran
pemafasan atas).
3. Pantau suhu secara teratur.
Catat munculnya tanda-tanda
klinis dari proses infeksi.
Terapi obat biasanya akan diberikan
terus selama kurang dari 5 hari setelah
suhu turun (kembali normal) dan
tanda-tanda klinisnya jelas. Timbulnya
tanda klinis yang terus menerus
merupakan indikasi perkembangan
dari meningokosemia akut yang dapat
bertahan sampai berminggu-
minggu/berbulan-bulan atau terjadi
penyebaran patogen secara
hematogen/sepsis.
16. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
14
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
1 2 3
4. Teliti adanya keluhan dari dada,
berkembangnya nadi yang
tidak teratur/disritmia atau
demam yang terus menerus.
Infeksi sekunder seperti
miokarditis/perikarditis dapat
berkembang dan memerlukan intervensi
lanjut.
5. Auskultasi suara nafas. Pantau
kecepatan pernafasan dan usaha
pernafasan.
Adanya rorchi/mengi, takhipne dan
peningkatan kerja pernafasan mungkin
mencerminkan adanya akumulasi sekret
dengan risiko terjadinya infeksi pernafasan.
6. Ubah posisi pasien dengan teratur
dan anjurkan untuk melakukan
nafas dalam.
Mobilisasi sekret dan meningkatkan
kelancaran sekret yang akan menurunkan
risiko terjadinya komplikasi terhadap
pernafasan.
7. Catat karakteristik urine, seperti
warna, kejernihan dan bau
Urine statis, dehidrasi dan kelemahan
umum meningkatkan risiko terhadap infeksi
kandung kemih/ginjal/awitan sepsis.
8. Kolaborasi
Berikan terapi antibiotik IV sesuai
indikasi: penisilin G, Ampisilin,
Kloramfenikol, Gentamisin,
Amfoterisin B.
Obat yang dipilih tergantung pada tipe
infeksi dan sensitifitas individu. Catalan:
Obat intratekal mungkin diindikasikan
untuk basilus Gram-negatif, jamur, amuba.
b. Risiko tinggi terhadap perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan
dengan oedema serebral.
Tujuan : Tidak terjadi gangguan perfusi serebral
Kriteria :
- Tingkat kesadaran membaik
- Tanda-tanda vital stabil
- Tidak adanya nyeri kepala
17. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
15
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
- Tidak adanya tanda peningkatan TIK
No. Intervensi Rasional
1 2 3
1. Tentukan faktor-faktor
yang berhubungan dengan
keadaan tertentu atau
yang menyebabkan koma /
penurunan perfusi jaringan
otakdanpotensialpeningkatan
TIK
Menentukan pilihan intervensi.
Penurunan tanda/gejala neurologis atau
kegagalan dalam pemulihannya setelah
serangan awal menunjukan pasien itu
perlu dipindahkan ke perawatan intensif
untuk mementau tekanan TIK atau
pembedahan.
2. Pantau status neurologis
secara teratur dan bandingkan
dengan nilai standar (misalnya:
GCS)
Mengkaji adanya kecenderungan
pada tingkat kesadaran dan potensial
peningkatan TIK dan bermanfaat dalam
menentukan, lokasi, perluasan dan
perkembangan kerusakan SSP.
3. Pantau tanda-tanda vital
meliputi TD, Nadi, Respirasi
Peningkatan tekanan darah sistemik
yang diikuti oleh penurunan tekanan
darah diastolik merupakan tanda adanya
peningkatan TIK nafas yang tidak teratur
dapat menunjukan lokasi gangguan
serebral dan tanda adanya peningkatan
serebral.
4. Bantu pasien untuk
menghindari manuver valsava,
seperti batuk, mengejan.
Aktivitas ini akan meningkatkan tekanan
intra thoraks yang akan meningkatkan
TIK
5 Perhatikan adanya gelisah
yang meningkat, peningkatan
keluhan dan tingkah laku yang
tidak sesuai.
Petunjuk non verbal ini menunjukan
adanya peningkatan TIK atau adanya
nyeri kepala.
18. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
16
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
6 Kaji adanya peningkatan
rigiditas, regangan, peka
rangsang, serangan kejang.
Merupakan indikasi dari iritasi meningeal
yang dapat terjadi sehubungan
dengan kerusakan dari duramater atau
perkembangan infeksi.
7 Tinggikan kepala pasien 15-
45 derajat sesuai indikasi yang
dapat ditoleransi.
Meningkatkan aliran balik vena dari
kepala sehingga akan mengurangi
kongesti dan oedema atau risiko
peningkatan TIK.
8 Kolaborasi untuk pemberian
obat sesuai indikasi seperti
dexametason
Menurunkan inflamasi yang selanjutnya
menurunkan oedema jaringan.
c. Risiko tinggi terhadap injuri / trauma berhubungan dengan adanya kejang
akibat iritasi korteks serebral.
Tujuan : Trauma atau injuri tidak terjadi.
Kriteria : Tidak mengalami kejang
Kejang dapat diatasi.
No. Intervensi Rasional
1 2 3
1. Monitor adanya kejang/ kedutan
pada tangan, kaki dan mulut atau
otot wajah yang lain.
Mencerminkan adanya iritasi SSP
secara umum yang memerlukan
evaluasi segera dan intervensi
yang mungkin untuk mencegah
komplikasi.
19. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
17
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
2. Berikan keamanan pada pasien
dengan memberi bantalan pada
penghalang tempat tidur,
pertahankan p e n g h a l a n g
tempat tidur tetap terpasang
dan pasang jalan nafas buatan
plastik atau gulungan lunak
dan alat penghisap.
Melindungi pasien jika terjadi kejang.
Catatan: Memasukan jalan nafas buatan/
gulungan lunak hanya jika rahangnya
relaksasi, jangan dipaksa, memasukan
ketika giginya mengatup karena dapat
merusak jaringan lunak.
3. Kolaborasi dengan medik untuk
pemberian obat sesuai indikasi,
seperti Fenitoin (dilantin),
diazepam ( v a l i u m ) ,
fenobarbital (luminal)
Merupakan indikasi untuk penanganan
dan pencegahan kejang. Catatan:
Fenobarbital dapat menyebabkan
depresi pernafasan dan sedatif serta
menutupi tanda/ gejala dari peningkatan
TIK.
d. Nyeri berhubungan dengan adanya proses infeksi pada susunan saraf
pusat.
Tujuan : Nyeri hilang
Kriteria :
- Pasien melaporkan nyeri hilang atau terkontrol
- Menunjukan postur rileks dan mampu tidur/istirahat dengan tepat.
No. Intervensi Rasional
1 2 3
1. Berikan lingkungan yang tenang,
ruangan agak gelap sesuai
indikasi
Menurunkan reaksi terhadap stimulasi
dari luar atau sensitivitas pada cahaya
dan meningkatkan istirahat/relaksasi.
2. Letakan kantung es pada kepala,
pakaian dingin di atas mata.
Meningkatkan vasokontriksi,
menumpulkan persepsi sensori yang
selanjutnya akan menurunkan nyeri.
20. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
18
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
1 2 3
3. Dukung untuk menemukan
posisi yang nyaman, seperti
kepala agak tinggi sedikit.
Menurunkaniritasimeningeal,resultan
ketidak nyamanan lebih lanjut.
4. Berikan latihan rentang gerak
aktif/pasif secara tepat dan
lakukan massase otot daerah
bahu atau leher.
Dapat membantu merelaksasikan
ketegangan otot yang meningkatkan
reduksi nyeri atau rasa tidak nyaman
tersebut.
e. Gangguan mobilisasi fisik berhubungan dengan keterbatasan gerak akibat
kelemahan atau kerusakan neuromuskular.
Tujuan : Mobilisasi fisik terpenuhi.
Kriteria : Pasien mampu melakukan mobilisasi.
No. Intervensi Rasional
1 2 3
1. Periksa kembali kemampuan
dan keadaan secara
fungsional pada kerusakan
yang terjadi.
Mengidentifikasi kemungkinan
kerusakan secara fungsional dan
mempengaruhi dan pilihan intervensi yang
akan dilakukan.
2. Kajiderajatimobilisasipasien
dengan menggunakan
skala ketergantungan
Pasien mampu mandiri (nilai 0) atau
memerlukan bantuan/ peralatan yang
minimal (nilai 1); memerlukan bantuan
sedang dengan pengawasan / diajarkan
(nilai 2); memerlukan bantuan / peralatan
yang terus menerus dan alat khusus (nilai
3); atau tergantung secara total pada
pemberian asuhan (nilai 4). seseorang
da lam semua kategori sama-sama
mempunyai risiko kecelakaan namun
kategori dengan nilai 2-4 mempunyai risiko
terbesar untuk terjadinya bahaya tersebut
sehubungan dengan imobilisasi.
21. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
19
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
3. Berikan atau bantu untuk
melakukan latihan rentang
gerak/ROM.
Mempertahankan mobilisasi dan fungsi
sendi / posisi normal ekstremitas dan
menurunkan terjadinya vena yang statis
4. Berikan perawatan kulit
dengan cermat, masase
dengan pelembab dan
ganti linen / pakaian yang
basah dan pertahankan
linen tersebut tetap bersih
dan bebas
Meningkatkan sirkulasi dan elastisitas
kulit dan menurunkan risiko terjadinya
ekskoriasi kulit
f. Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan kerusakan sistem saraf.
Tujuan : Tidak terjadi perubahan sensori
Kriteria :
- Fungsi persepsi tingkat optimal
No. Intervensi Rasional
1 2 3
1. Evaluasi secara teratur
perubahan orientasi,
kemampuan berbicara, alam
perasaan/afektif, sensorik dan
proses pikir.
Fungsi serebral bagian atas biasanya
terpengaruh lebih dulu oleh adanya
gangguan sirkulasi, oksigenasi.
2. Kaji kesadaran sensorik seperti
respon sentuhan, panas/
dingin, tajam/tumpul, dan
kesadaran terhadap gerakan
dan letak tubuh, perhatikan
adanya masalah penglihatan
atau sensasi yang lain.
Informasi penting untuk keamanan
pasien. Semua sistem sensorik dapat
terpengaruh dengan adanya perubahan
yang melibatkan peningkatkan atau
penurunkan sensitifitas atau kehilangan
sensasi/kemampuan untuk menerima
dan berespon secara sesuai dengan
stimulus.
22. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
20
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
3. Berikan stimulasi yang
bermanfaat secara
verbal, penciuman, taktil,
pendengaran .
Membantu pasien untuk memisahkan
pada realitas dari perubahan persepsi,
gangguan fungsi kognitif dan atau
penurunan penglihatan dapat menjadi
potensi timbulnya disorientasi dan
ansietas.
4. Berikankesempatanyanglebih
banyak untuk berkomunokasi
dan melakukan aktifitas.
Menurunkan frustrasi yang berhubungan
dengan perubahan kemampuan atau
pola respon yang menunjang.
a. Ketidak efektifan pola nafas berhubungan dengan hilangnya refleks
batuk akibat penurunan kesadaran.
Tujuan : pola nafas efektif
Kriteria :
- Frekuensi nafas normal 16 - 20 x /mt
- Irama nafas reguler.
-
No. Intervensi Rasional
1 2 3
1. Kaji dan pantau frekuensi pola
dan irama nafas
Perubahan pola nafas tidak efektif
merupakan tanda berat adanya
peningkatan tekanan intrakranial yang
menekan medulla oblongata
2. Pertahankan jalan nafas
efektif dengan melakukan
pembersihan jalan nafas
seperti pengisapan lendir dan
oral hygiene.
Lendir yang berlebihan akan menumpuk
dan menimbulkan obstruksi jalan nafas.
23. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
21
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
3. Berikan O2
sesuai order dan
monitor efektifitas pemberian
oksigen tersebut.
Untuk memenuhi kebutuhan
oksigen dalam darah dan jaringan.
4. Pertahankan kepatenan jalan
nafas dengan leher dan posisi
netral.
Posisi leher yang ekstensi / menekuk
mengakibatkan jalan nafas terhambat.
h. Hipertermia berhubungan dengan proses inflamasi
Tujuan : Keseimbangan suhu tubuh terpenuhi.
Kriteria : Suhu tubuh 36 - 37 °C, keringat berkurang, Pasien tidak merasakan
panas badan.
No. Intervensi Rasional
1 2 3
1. Berikan kompres dingin pada
daerah yang banyak pembuluh
darah sampai suhu badan
kembali normal.
Kompres dingin dapat menimbulkan
proses konduksi dimana terjadi
perpindahan panas dari satu objek ke
objek lain dengan kontak fisik antara
kedua objek tersebut.
2. Anjurkan pada pasien untuk
mengenakan pakaian tipis dan
menyerap keringat.
Dengan pakaian tipis memudahkan
penyerapan keringat dan memberi rasa
nyaman.
3. Observasi tanda-tanda vital
suhu, tensi, respirasi, dan nadi.
Untuk mengetahui lebih lanjut tindakan
yang akan dilakukan.
4. Kolaborasi pemberian terapi
antipiretik.
Antipiretik berfungsi menghambat
panas pada hipotalamus.
i. Risiko terjadinya gangguan integritas kulit berhubungan dengan tirah
baring lama.
Tujuan : Ganguan integritas kulit tidak terjadi
24. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
22
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
Kriteria : Tidak tampak tanda-tanda gangguan integritas kulit seperti
kemerahan dan lecet pada kulit.
No. Intervensi Rasional
1 2 3
1. Atur dan rubah posisi tidur
pasien setiap 2 jam.
Dapat mengurangi tekanan yang terus
menerus yang menimbulkan sirkulasi
yang optimal pada daerah penekanan.
2. Berikan bantalan pada area tubuh
yang menonjol dan berada pada
permukaan tempat tidur.
Dengan diberikan bantalan pada daerah
penekanan akan mengurangi tekanan
efek sirkulasi yang tidak lancar.
3. Lakukan masase pada daerah
penekanan seperti bokong, siku
dan turn it setiap hari.
Tindakan masase sebagi stimulus
terhadap vasodilatasi bagi vaskuler yang
mengalami kontriksi pada permukaan
sehingga akan membantu melancarkan
sirkulasi pada daerah tersebut.
4. Observasi tanda dekubitus
seperti lecet, kemerahan pada
siku, tumit, bokong dan daerah
punggung setiap hari
Bila ditemukan tanda-tanda dekubitus
segera ambil tindakan untuk
mengantisipasi terjadinya kerusakan
jaringan kulit yang berlebihan.
j. Cemas pasien atau keluarga berhubungan dengan kurangnya informasi
tentang proses penyakit dan perawatan Pasien dirumah.
Tujuan : cemas dapat diatasi
Kriteria :
- Pasien atau keluarga mengakui dan mendiskusikan rasa takut.
- Pasien atau keluarga tampak rileks yaitu tidak memperlihatkan
25. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
23
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
kecemasan atau kegelisahan
No. Intervensi Rasional
1 2 3
1. Kaji status mental dan tingkat
ansietas dari pasien/keluarga.
Catat tanda-tanda verbal atau
non verbal.
Gangguan tingkat kesadaran dapat
mempengaruhi ekspresi rasa takut
tapi tidak menyangkal keberadaannya.
Derajat ansietas akan dipengaruhi
bagaimana informasi tersebut diterima
oleh individu.
2. Berikan penjelasan hubungan
antara proses penyakit dan
gejalanya.
Meningkatkan pemahaman,
mengurangi rasa takut karena
ketidaktahuan dan dapat membantu
menurunkan ansietas.
3. Jelaskan dan persiapkan untuk
tindakan prosedur sebelum
dilakukan.
Dapat meringankan ansietas terutama
ketika pemeriksaan tersebut melibatkan
otak.
4. Libatkan pasien/
keluarga dalam
perawatan,
p e r e n c a n a a n
kehidupan sehari-hari,
membuatkeputusansebanyak
mungkin.
Meningkatkanperasaankontrolterhadap
diri dan meningkatkan kemandirian.
k. Perubahan nutrisi:kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kelemahan reflek menelan (disfagia) atau adanya rasa rnual,muntah dan
anoreksia.
Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
Kriteria :
- Disfagia dapat diatasi
- Tidak terjadi aspirasi.
26. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
24
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
- Mual, muntah dan anoreksia tidak ada.
No. Intervensi Rasional
1 2 3
1. Timbang berat badan
seminggu sekali.
Untuk mengetahui efektivitas therapi.
2. Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk membantu
perencanaan makanan.
Ahli gizi adalah spesialis nutrisi yang
dapat membantu kebutuhan nutrisi
pasien dan langsung mempersiapkan
kebutuhan nurisi pasiennya.
3. Jika masukan makanan hanya
sedikit,BBterusmenerusturun
selama 5 hari, status
menunjukkan kekurangan
nutrisi kolaborasi dengan
dokter untuk
pemberian nutrisi
parenteral total (NPT).
NPT mensuplai protein dan kalori,asam
lemak dan vitamin dapat diberikan IV
bersama-sama larutan NPT, protein,
Karbohidrat dan lemak penting untuk
fungsi dan perkembangan sel.
4. Bila terjadi disfagia kolaborasi
dengan dokter untuk
pemasangan NGT.
Dengan NGT dapat menghindari
terjadinya aspirasi karena kelemahan
reflek menelan.
5. Kolaborasi pemberian
obat H2
reseptor antagonis
sesuai advis.
H2
reseptor antagonis dapat menghambat
produksi HCl atau menetralisir asam
lambung.
l. Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan : dehidrasi
berhubungan dengan kehilangan cairan, penurunan masukan oral dan
peningkatan suhu tubuh.
Tujuan : Kekurangan volume cairan tubuh tidak terjadi.
Kriteria :
27. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
25
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
- Membran mukosa lembab.
- Turgor kulit baik.
- Waktu pengisian kapiler lambat.
No. Intervensi Rasional
1 2 3
1. Kaji perubahan tanda vital. Peningkatan suhu / demam
meningkatkan laju dan kehilangan
cairan tubuh melalui evaporasi.
2. Kaji turgor kulit, kelembaban
membran mukosa.
Indikator langsung keadekuatan volume
cairan, meskipun membran mukosa
mulut mungkin kering karena nafas
melalui mulut dan oksigen tambahan.
3. Catat / lapor keluhan mual
atau muntah.
Adanya gejala menurunkan masukan
oral.
4. Pantau intake dan output Berikan informasi tentang keadekuatan
volumecairandankebutuhanpengganti.
5. Tekankan cairan sedikitnya
2500 ml/hari sesuai kondisi
Pemenuhan kebutuhan dasar cairan.
6. Berikan obat sesuai indikasi,
misalnya a n t i p i r e t i k ,
antiemetik.
Berguna untuk menurunkan kehilangan
cairan.
7. Berikan cairan tambahan
melalui IV sesuai dengan
kebutuhan.
Adanya penurunan masukan/banyak
kehilangan, penggunaan parenteral
dapat memperbaiki / mencegah
kekurangan cairan.
28. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
26
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
8. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan ditujukan untuk mengetahui keberhasilan asuhan
keperawatan Pasien dengan meningitis mencakup:
a. Apakah kebutuhan oksigen Pasien tercukupi ?
b. Apakah kebutuhan cairan dan elektrolit Pasien terpenuhi ?
c. Apakah kebutuhan nutrisi Pasien terpenuhi ?
d. Apakah kebutuhan mobilisasi Pasien terpenuhi ?
e. Apakah perfusi jaringan cerebral optimal ?
f. Apakah Pasien terhindar dari cedera atau trauma ?
g. Apakah peningkatan suhu tubuh Pasien teratasi ?
h. Apakah kecemasan Pasien dan keluarga teratasi ?
i. Apakah Pasien terhindar dari kerusakan integritas kulit ?
Saya ucapkan selamat karena Anda sudah menyelesaikan uraian materi pada
kegiatan belajar-1.
29. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
27
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
Rangkuman
Dari uraian materi pada kegiatan belajar 1, dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
c. Meningitis adalah suatu peradangan pada selaput otak, ditandai dengan
peningkatan jumlah sel polimorfonuklear dalam cairan serebrospinal
d. Penyebab meningitis adalah bakteri, seperti pneumococcus, meningococcus,
stapilococcus, streptococcus, salmonella, mikobakterium tuberkulosa
e. Faktor risiko terjadinya meningitis adalah daya tahan tubuh menurun seperti
pada Pasien dengan gizi buruk atau malnutrisi, Pasien dengan pengobatan
kemoterapi dan radioterapi dan pada Pasien yang sedang mendapatkan
pengobatan immunosupresi. Juga pada fokal infeksi pada organ tubuh seperti
Otitis media, rinitis, sinusitis, karies dan abses gigi, tindakan invasif mengenai
jaringan saraf atau CSF dan trauma kepala dan medula spinalis
f. Terdapat sejumlah perubahan pada cairan cerebrospinalis penderita meningitis
sepertiwarnamenjadipurulen,padainfeksivirusdantuberkolosismenunjukkan
warna kuning jernih,tekanan CSF mengalami peningkatan, jumlah Sel PMN
meningkat, kadar protein meningkat,kadar glukosa menurun,pemeriksaan
none dan pandi positif
g. Diagnosa keperawatan yang dapat dijumpai pada Pasien dengan meningitis
mencakup gangguan yang berhubungan dengan oksigen, kebutuhan
cairan dan elektrolit, kebutuhan nutrisi, gangguan perfusi jaringan cerebral,
peningkatan suhu tubuh, potensi cedera atau injuri, kecemasan dan gangguan
integritas kulit.
h. Perencanaan keperawatan dimaksudkan untuk mengatasi masalah perawatan
yang dialami Pasien, mencegah masalah terjadi dan meningkatkan status
kesehatan Pasien.
30. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
28
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
Test Formatif
1. Meningens adalah
A. Selaput yang melapisi otak
B. Selaput yang melapisi medulla spinalis
C. Selaput yang membungkus otak dan medulla spinalis
D. Selaput yang melapisi batang otak
E. Selaput yang membungkus cairan otak
2. Lapisan meningens yang langsung menempel pada tulang adalah
A. Arachnoid
B. Piamater
C. Duramater
D. Epidural
E. Sub dural
3. Mikroorganisme penyebab meningitis berupa virus disebut....
A. Meningitis serosa
B. Meningitis purulenta
C. Asptik meningitis
D. Tuberkulosa meningitis
31. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
29
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
E. Meningitis Bakterialis
4. Data-data fisik yang dapat dijumpai pada pasien meningitis adalah..
A. Kaku kuduk
B. Hipertonus
C. Hiperreflek
D. Hiperalgesia
E. Hiperekstensi
5. Komplikasi dibawah ini sering terjadi pada pasien meningitis .
A. Retardasi mental
B. Buta
C. Kelumpuhan
D. Tuli
E. Semua jawaban benar
6. Upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalkan terjadinya kejang pada
pasien meningitis adalah, kecuali:
A. Menghindari stimulasi yang tidak perlu
B. Menempatkan pasien pada ruangan yang tenang
C. Kolaborasi terapi anti kejang
D. Melakukan restrain pada pasien
E. Pencahayaan yang berlebihan dihindarkan
32. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
30
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
30
7. Masalah keperawatan utama pada meningitis adalah
A. Gangguan mobilitas fisik
B. Gangguan perfusi serebral
C. Nyeri akut
D. Gangguan nutrisi
E. Semua jawaban benar
8. Pemeriksaan diagnostik yang diperlukan pada pasien meningitis adalah...
A. Pemeriksaan darah
B. Pemeriksaan urin
C. Pemeriksaan cairan serebrospinal
D. Pemeriksaan CT Scan
E. Pemeriksaan foto thorax
9. Pada pemeriksaan test nonne dan pandi pada pasien dengan meningitis
bakterialis adalah.....
A. Nonne dan pandi positif
B. Nonne positif pandi negatif
C. Nonne meragukan
D. Pandi meragukan
E. Nonne dan pandi negatif
33. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
31
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
10. Pada pasien meningitis terjadi kelumpuhan tungkai yang akan
menyebabkan.....
A. Kontraktur dan atropi
B. Gangguan mobilitas
C. Hipertropia
D. Hiperplasia
E. Kejang otot
Sebelum Anda mengakhiri sessi ini, kerjakanlah tugas berikut ini. Anda dapat
mencocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban pada lembaran akhir
modul ini.
Kasus
Seorang pasien laki-laki dirawat dengan keluhan sakit kepala. Pasien mengeluh
sakit kepala sejak satu minggu yang lalu. Hasil pemeriksaan menunjukkan kaku
kuduk positif, reflex patologis positif, riwayat kejang positif. Tekanan darah
120/80 mmHg, Nadi 100 x/mnt, Suhu 38 derajat Celcius, Pernafasan 26 kali/
menit. Pasien disignosis medis meningitis.
Tugas :
1. Jelaskan patosisiologi penyakit pasien tersebut
2. Tentukan 1 diagnosa keperawatan yang tepat pada kasus tersebut
3. Susun rencana asuhan keperawatan sesuai dengan masalah yang
ditentukan
Tes Akhir Kegiatan Belajar 1