11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akibat Trauma Abdomen
1. Tujuan Pembelajaran Umum
Tujuan Pembelajaran Khusus
Kegiatan Belajar
1
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
II
Setelah menyelesaikan materi kegiatan belajar-3 ini di harapkan
Anda mampu memberikan asuhan keperawatan pasien dengan
trauma abdomen.
Setelah menyelesaikan materi kegiatan belajar-3 ini diharapkan Anda
mampu menjelaskan: 1) pengertian trauma abdomen, 2) penyebab
trauma abdomen, 3) patofisiologi trauma abdomen, 4) managemen
medis trauma abdomen, dan 5) managemen keperawatan.
Dalam kegiatan belajar-3 ini
Anda akan mempelajari materi
tentang asuhan keperawatan
pada pasien dengan trauma
abdomen yang meliputi:
1. Pengertian
2. Patofisiologi
3. Managemen medis
4. Managemen keperawatan
TUJUANPembelajaran Umum
TUJUANPembelajaran Khusus
POKOKMateri
Asuhan Keperawatan pada Pasien Akibat Trauma
Abdomen
2. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
2
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
Berikut ini Anda akan mempelajari dan mendalami asuhan keperawatan pada
pasien dengan trauma abdomen.
1. Pengertian
Apa pengertian dari gangguan sistem pencernaan trauma abdomen?
Gangguan sistem pencernaan trauma abdomen adalah pukulan/benturan
langsung pada rongga abdomen yang mengakibatkan cidera tekanan/
tindasan pada isi rongga abdomen, terutama organ padat (hati, pancreas,
ginjal, limpa) atau berongga (lambung, usus halus, usus besar, pembuluh–
pembuluh darah abdominal) dan mengakibatkan ruptur abdomen. Trauma
abdomen dikelompokkan menjadi dua yaitu trauma tajam/penetrasi dan
trauma tumpul abdomen.
Trauma abdomen penetrasi–menyebabkan suatu pembukaan luka, seperti
akibat luka tembak atau luka tusuk. Biasanya, cedera yang diakibatkan oleh
luka-luka tusuk mengikuti sebuah pola yang lebih mudah diperkirakan
dan melibatkan sedikit kerusakan jaringan dibandingkan dengan cedera
yang diakibatkan oleh luka-luka tembakan, meskipun luka-luka tikaman
pada struktur-struktur dan organ-organ vaskuler besar bisa menjadi fatal
organ padat dapat mengalami perdaragan profus ketika terluka. Orgna
berongga umumnya tidak mengalami perdarahan secara signifikan tetapi
kemungkinan menyebabkan peritonitis jika rusak.
Trauma tumpul abdomen- suatu kekuatan pada abdomen yang tidak
meninggalkan luka terbuka, biasanya terjadi akibat kecelakaan kendarahan
bermotoratauterjatuh.Traumaabdomentumpulsecaratipikalmemberikan
hasil dalam cedera pada isi perut yang padat karena isi perut yang berongga
cenderung untuk menjadi lebih dapat ditekan. Organ-organ berongga,
bagaimanapun juga, akan robek, khususnya ketika dalam keadaan penuh,
jika terdapat peningkatan mendadak dalam tekanan intraluminal.
2. Patofisiologi
Mekanisme lain akibat trauma tumpul abdomen adalah : meningkatnya
Uraian Materi
3. 3
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
tekanan intra abdomen yang mendadak dan hebat oleh gaya tekan dari
luar seperti benturan setir atau sabuk pengaman yang letaknya tidak benar
dapat mengakibatkan gaya akselerasi– deselerasi secara mendadak juga
terjepitnya organ intra abdomen antara dinding abdomen anterior dan
vertebrae atau struktur tulang dinding thoraks. Akibatnya terjadi memar
ataupun ruptur dari organ padat, laserasi atau perforasi organ abdomen,
avulsi pembuluh darah abdomen, menghasilkan adanya darah dalam
rongga abdomen (hemoabdomen), uroabdomen, perinonitis, dan sepsis.
Perubahan yang terjadi berhubungan dengan trauma abdomen adalah:
(1) pengeluaran cairan secara besar-besaran yang berhubungan dengan
kerusakan jaringan, kehilangan darah, dan shock, (2) perubahan-perubahan
metabolik yang berhubungan dengan stress dan pelepasan catecholamine,
(3) permasalahan koagulasi yang berhubungan dengan pendarahan yang
banyak dan transfusi, (4) pembengkakan, infeksi, dan pembentukan abses
sebagai akibat dari pelepasan sekresi GI dan bakteria ke dalam selaput
perut, dan (5) gangguan nutrisi dan elektrolit yang berkembang sebagai
akibat kerusakan keutuhan sistem saluran GI. Hypovolemia dan shock yang
berkepanjangan menyebabkan iskemia organ. Sekitar seperlima semua
trauma abdomen memerlukan intervensi pembedahan.
3. Managemen medis.
Pemeriksaan diagnostic: kadar hematocrit, sel darah putih. Platelit darah,
kadar glukosa darah, kadar amylase darah, SGOT, SGPT, LDH. X-ray
abdomen dan dada, DPL (diagnostic peritoneal lavage), CT-scan dan
angiografi.
Penatalaksanaan meliputi pemberian oksigen, managemen cairan,
intubasi gaster, catheter, obat-obatan (antibiotic spektrum luas, analgesic,
propilaksis tetanus). Pasien trauma abdomen dilakukan pembedahan
segera (urgent laparotomy) pada kondisi trauma abdomen tembus/
penetrasi, perdarahan gastrointestinal, sepsis peritonitis, adanya gas
bebas dalam abdomen, dan pembedahan tidak segera (delayed surgery)
pada kondisi hemoabdomen, uroabdomen dan bile peritonitis.
4. 4
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
4. Manageman keperawatan
a. Pengkajian
Riwayat: Kaji tingkat kesadaran, riwayat penggunaan obat atau alkohol,
mekanisme trauma, keluhan nyeri, keluhan haus (sebuah tanda awal
dari shock pendarahan), mual atau muntah. waktu makan terakhir
si pasien, pembedahan-pembedahan abdomen sebelumnya, dan
penggunaan alat-alat bantu keselamatan, informasi pengobatan yang
sedang dijalani dan alergi-alergi, khususnya antibiotik, dan tetanus
toxoid, cedera kepala, kesulitan bernafas, atau gangguan perfusi
cerebral.
Pengkajian fisik
Inspeksi: Inspeksi tanda trauma abdomen sebelumnya; luka tusuk,
lecet atau bekas peluru, dan ecchymosis pada abdomen (pertanda
pendarahan retroperitoneal). Lihat adanya distensi perut.
Auskultasi: aktivitas peristaltik/ada atau tidak adanya suara bising usus
kemungkinan. Tidak adanya suara bising usus merupakan tanda iritasi
peritoneal, akibat pendarahan yang terus menerus, peritonitis.
Palpasi: adanya nyeri atau kekakuan, periksan semua kuadran, dimulai
dari area yang nyeri. Pasangkan lingkar abdomen untuk mengobservasi
adanya gas, darah, atau cairan dalam abdomen.
Perkusi: dullness berarti organ-organ terisi darah yang pecah.
Tanda-tanda vital dan hemodinamik: rasa sakit saat bernafas akibat
cedera thoracis, atau pengangkatan diafragmatik sebagai akibat dari
penggelembungan abdomen, tachycardi dan vasokonstriksi awal yang
disebabkan oleh hilangnya darah, tekanan darah biasanya normal
bertahan sampai kehilangan darah menjadi besar, bila berlanjut
perdarahan akan menjadi syok (hipovolemik).
b. Managemen emergensi
1) Evaluasi ABC dan segera beri tindakan yang tepat.
5. 5
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
2) Jaga pasien tenang dan diatas stretcher, karena pergerakan
memungkinkan fragmen mengunci bekuan pada pembuluh darah
besar dan menghasilkan perdarahan massif
3) Potong baju yang menutupi luka
4) Periksa masuk dan keluarnya luka
5) Hitung jumlah luka
6) Jika pasien koma, immobilisasi cervical spine sampai setelah foto
servical diambil dan jelas.
7) Suport pernapasan dengan oksigen aliran tinggi
8) Lakukan penekanan pada perdarahan eksternal
9) Pasang dua infuse jarum besar dan infuskan ringer laktat
10) Pasang nasogastrik tube untuk mengosongkan lambung dan
mencegah aspirasi
11) Tutup organ abdomen yang menonjol, jangan berusaha untuk
mengembalikan organ ke abdomen. Gunakan kassa steril untuk
melinduingi viscera dari kekeringan
12) Tutup luka dengan balutan kering
13) Puasakan untuk mencegah muntah dan peningkatan peristaltic
14) Pasang kateter indwelling untuk memastikan adanya hematuri dan
memonitor output urine
c. Diagnose keperawatan
1. Potensial terjadi gangguan perfusi jaringan saluran gastrointestinal
berhubungan dengan interupsi aliran darah arterial atau vena atau
hypovolemia sekunder terhadap cedera fisik.
2. Penurunan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan
aktif sekunder terhadap cedera fisik
3. Nyeri berhubungan dengan cedera fisik sekunder terhadap trauma
6. 6
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
atau pembedahan eksternal
4. Potensial terjadi infeksi berhubungan dengan pembedahan,
sekunder terhadap penurunan hemoglobin atau respon kekebalan
yang tidak memadai
5. Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan gangguan integritas saluran pencernaan (akibat tarumatik
atau pembedahan) dan peningkatan kebutuhan sekunder terhadap
keadaan hypermetabolik pasca trauma
d. Perencanaan
1. Potensial terjadi gangguan perfusi jaringan saluran gastrointestinal
berhubungan dengan interupsi aliran darah arterial atau vena atau
hypovolemia sekunder terhadap cedera fisik.
Tujuan: Pasien memiliki perfusi jaringan saluran GI yang cukup,
dibuktikan oleh bising usus normoaktif; halus, aberhubungan
denganomen tidak menggelembung.
Intervensi keperawatan:
1) Auskulasi bising tiap jam selama fase akut dari trauma abdomen
dan 4 jam sekali selama fase penyembuhan. Rasional laporkan
ketidakberadaan bising usus besar yang berkepanjangan atau
mendadak selama periode pasca operasi menandakan ischemia.
2) Evaluasi lingkar perut pasien, rasional mengetahui tanda-tanda
komplikasi-komplikasi yang diakibatkan oleh pendarahan.
3) Pastikan volume intravaskuler memadai.
4) Evaluasi data laboratorium untuk bukti pendarahan (Hct, SGPT,
SGOT, LDH). Nilai-nilai yang diharapkan adalah sebagai berikut: Hct
> 30%, SGOT 5-40 IU/L, SGPT 5-35 IU/L, dan LDH 90-200 ImU/ml.
5) Dokumentasikan jumlah dan karakter sekresi, drainase, dan eksresi
GI. Catat perubahan-perubahan yang menunjukkan pendarahan,
infeksi (contoh, peningkatan drainase atau drainase bernanah), atau
7. 7
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
kesulitan buang air besar
2. Penurunan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan
aktif sekunder terhadap cedera fisik
Tujuan: Pasien mengalami normovolemik seperti yang dibuktikan
oleh nadi 60-100 X/menit, CVP 2-6 mmHg, hasil urineri > 30 ml/jam
(> 0,5 ml/kg/jam), ekstrimitas hangat, kapilary refill time (< 3 detik).
Intervansi Keperawatan:
1) Monitor tekanan darah tiap 15 menit, atau secara lebih sering dalam
keberadaan pendarahan
2) Pantau nadi, ECG, Periksa ECG untuk mencatat kenaikan-kenaikan
nadi dan perubahan ischemik myocardial (contoh, ketidak
beriramaan ventrikuler dan perubahan segmen ST).
3) Berikan cairan melalui infuse secara terus menerus selama
pengembalian volume cairan cepat. pada pasien dengan kehilangan
darah banyak,.
4) Antisipasi peningkatan nadi dan cardiac output sebagai akibat
dari keadaan kardiovaskuler hyperdinamik sebagai akibat dari
pengembalian volume yang sedang dijalankan.
5) Ukuran pengeluaran urine tiap 2 jam dan waspadalah terhadap
pengeluaran < 30 ml/jam selama 2 jam berturutan, pastikan
bahwa pasien tidak menunjukkan bukti hypovolemia.
6) Pantau indikator-indikator fisik hypovolemia, termasuk ekstrimitas-
ektrimitas dingin, pengisian ulang kapiler > 4 detik.
7) Perkirakan hilangnya darah yang sedang terjadi. Ukur semua
drainase dari tabung atau kateter, catat warna drainase (contoh,
coklat tanah, merah terang)
3. Nyeri berhubungan dengan cedera fisik sekunder terhadap trauma
atau pembedahan eksternal.
Tujuan: Pasien mengatakan nyeri berkurang atau terkontrol, dibuktikan
8. 8
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
oleh skala rasa sakit.
Intervensi keperawatan:
1) Kaji nyeri pasien sebelum operasi dan pasca operasi. Rasa sakit
sebelum operasi dapat diantisipasi, nyeri pasca operasi juga bisa
menjadi hal yang penting. Nyeri pada irisan dan mendalam bisa
diantisipasi, tapi rasa sakit yang intensif atau rasa sakit yang
berkepanjangan, khususnya ketika disertai dengan tanda-tanda
peritoneal lainnya, bisa menandakan pendarahan, infarksi usus
besar, infeksi, atau komplikasi-komplikasi lainnya. Lengkapi sebuah
skala rasa sakit dengan pasien, peringkatkan ketidaknyamanan dari
0 (tidak sakit) sampai 10.
2) Kolaborasi pemberian analgesik. Hindari penyuntikan analgesik
sebelum operasi sampai pasien telah dievaluasi secara menyeluruh
oleh seorang dokter bedah. Pada saat setelah operasi, suntikkan
analgesik yang telah disebutkan dengan jelas sebelum rasa
sakit menjadi menghebat. Analgesik-analgesik tersebut sangat
membantu dalam meredakan rasa sakit,
3) Kombinasikan pemberian analgesik dengan manuver non
farmakologis (contoh, penempatan posisi, menggosok punggung,
pengalihan perhatian) rasional membantu mengurangi rasa sakit.
4. Potensial terjadi infeksi berhubungan dengan pembedahan, sekunder
terhadap penurunan hemoglobin atau respon kekebalan yang tidak
memadai.
Tujuan: Pasien bebas dari infeksi seperti yang dibuktikan dengan
temperatur pusat atau rectal < 37,80
C nadi < 100 X/menit; orientasi
terhadap orang, tempat, dan waktu; dan tidak ada tanda-tanda radang.
Intervansi Keperawatan:
1) Pantau dan catat ada tidaknya tanda-tanda infeksi.
2) Pastikan kepatenan dari semua pipa atau drain yang terpasang
setelah pembedahan. Laporkan dengan tepat longgarnya tabung
kepatenan yang tidak mengendur.
3) Evaluasi irisan luka untuk bukti infeksi: kemerahan, panas,
9. 9
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
keterlambatan penyembuhan, dan rainase yang bernanah. Catat
warna, karakter, dan bau busuk dari semua drainase. Laporkan
keberadaan drainase yang berbau tidak enak dan tidak normal.
4) Kolaborasi pemberian antibiotik parenteral sesuai waktu.
5) Kolaborasi pemberian tetanus immunoglobulin dan tetanus toxoid
6) Ganti pembalut, menggunakan tekhnik aspetik rasional mencegah
kontaminasi silang dari berbagai luka dengan mengganti satu
pembalut.
5. Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan gangguan integritas saluran pencernaan (akibat tarumatik
atau pembedahan) dan peningkatan kebutuhan sekunder terhadap
keadaan hypermetabolik pasca trauma.
Tujuan: kebutuhan nutrisi pasien tercukupi yang memadai dibuktikan
dengan keseimbangan nitrogen
Intervansi Keperawatan:
1) Kolaborasikan dengan dokter, ahli diet, dan ahli farmasi, rasional
memperkirakan kebutuhan metabolisme pasien pada dasar jenis
cedera, tingkat aktivitas
2) Pertimbangkan cedera khusus pasien dengan trauma hingga saluran
pencernaan bagian atas akan diberi makan secara enteral.
3) Pastikan kepatenan dari pipa nasogastrik atau intestinal, rasional
mempertahankan dekompresi dan mendorong penyembuhan dan
mengembalikan fungsi usus besar. Jangan mulai meng-enteral
pemberian makan sampai fungsi usus besar kembali (yaitu, suara-
suara usus besar terdengar, pasien merasakan lapar).
4) Kenali bahwa narkotika menurunkan motilitas saluran pencernaan
dan akan menyebabkan mual dan muntah.
5) TimbangBBpasiensetiaphari,rasionalmengevaluasikecenderungan
penurunan berat badan. Waspadalah terhadap penurunan terus
menerus berat badan, dan evaluasi kehilangannnya dengan menaksir
dan membandingkan dengan volume status dan pergantian cairan.
10. 10
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
6) Kumpulkan urine 24 jam untuk nilai nitrogen urea, rasional
mengevaluasi keseimbagan nitrogen.
e. Evaluasi
Evaluasi yang diharapkan pada pasien dengan trauma abdomen
meliputi: mencapai penyembuhan luka padda waktu yang tepat, infeksi
dapat dikendalikan, nyeri berkurang, pasien memiliki cukup energi untuk
bergerak dan pasien menunjukkan tingkat mobilitas yang optimum.
11. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
11
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
Gangguan sistem pencernaan trauma abdomen merupakan penyakit yang
mengancam jiwa, dan merupakan tantangan perawat medikal bedah. Gangguan
sistem pencernaan trauma abdomen adalah pukulan/benturan langsung pada
rongga abdomen yang mengakibatkan cidera tekanan/tindasan pada isi rongga
abdomen, terutama organ padat (hati, pancreas, ginjal, limpa) atau berongga
(lambung, usus halus, usus besar, pembuluh–pembuluh darah abdominal) dan
mengakibatkan ruptur abdomen..
Rangkuman
12. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
12
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
Tes Formatif
Pilihlah salah satu jawaban dari pertanyaan berikut yang paling benar!
1. Pasien Anda adalah laki-laki 18 tahun yang digorok di perut dengan parang.
Dia memiliki massa omentum dan usus kecil menonjol dari luka. Tindakan
primer padan pasien ini adalah.............…
a. Mengembalikan isi abdomen ke rongga abdomen dan menjaga pasien
tetap hangat
b. Menutup isi abdomen dengan balutan basah
c. Mendinginkan pasien untuk mengurangi metabolism.
d. Mengirigasi organ terkena dengan saline steril untuk menghilangkan
kotoran, dan pelan-pelan menyelipkan organ kembali
2. Berikut ini yang menggambarkan perawatan definitive pasien dengan
perdarahan intra-abdominal traumatic adalah............
a. Intervensi permbedahan cepat
b. Oksigenasi agresif dan resusitasi cairan
c. Masuk ICU untuk observasi
d. Pemberian darah dan produk darah.
3. Luka terbuka pada abdomen yang lebar sehingga organ keluar dari abdomen,
disebut ........
a. Avulsi
b. Laserasi
c. Eviscerasi
d. Hematoma
13. 13
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
e. abrasi
4. Tindakan yang harus dihindari ketika Anda menghadapi pasien dengan organ
abdomen yang keluar adalah ...............
a. Masukkan atau kembalikan organ yang keluar.
b. Pertahankan organ tetap hangat dan lembab.
c. Kontrol cairan abdomen
d. Tutup dengan gaaz basah , dan dressing steril
5. Intervensi berikut dilakukan pada semua klien dengan trauma abdomen,
kecuali ..........
a. Berikan O2
b. Pertahankan kebebasan jalan napas
c. Posisi supine atau shock
d. Terapi shock kalau perlu
e. Berikan makan dan minum jika pasien tidak muntah
6. Pasien berikut yang mungkin mengalami trauma organ abdomen adalah
.................
1. Seorang 30 tahun pekerja bangunan yang jatuh dari atap lantai dua tapi
berhasil mendaratkan di kakinya
2. seorang pria 17 tahun dengan luka tembak pada pantat kanan
3. Seorang pria 50 tahun dengan luka tikaman 4 cm lateral skapula kanan
4. Seorang wanita 45-tahun menahan pengemudi dari sebuah mobil dengan
dampak kecepatan moderat dari depan
a. 1, 3, 4
14. 14
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
b. 4
c. 1, 2, 3, 4
d. 3, 4
7. Tanda adanya perdarahan internal abdomen adalah ..................
a. Suara usus terdengar aktif
b. Peningkatan lingkat abdomen
c. Terdengan timpani pada perkusi
d. Abdomen lunak, tidak kaku pada palpasi
8. Pasien yang mengalami patah tulang iga kanan bawah sangat memungkinkan
mengalami injuri pada organ abdomen ….............
a. Ginjal kanan, hati dan jantung
b. Hati, kandung empedu dan ginjal kanan
c. Paru kanan, kandung empedu dan kolon
d. Lambung limpa dan paru kanan
9. Indikator yang paling signifikan pada trauma abdomen berat adalah adanya
….........
a. Suara usus pada rongga dada
b. Referred pain pada salah satu atau kedua tulang belikat
c. Distensi abdomen.
d. Shock yang tak dapat dijelaskan
e. Suara usus yang cepat
15. 15
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
10. Ancaman hidup yang paling segera pada pasien trauma abdomen
adalah...................
a. Ruptur lambung
b. Sepsis
c. Perdarahan yang tak terdeteksi
d. Ruptur kandung kemih
e. Trauma tembus
Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban Tes Formatif 3 yang
terdapat dibagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban benar. Apabila jawaban
Anda benar 80% atau lebih, Anda diperkenankan mengerjakan soal Tes Akhir
Modul (TAM). Bagus! Jika masih dibawah 80% Anda harus mengulangi lagi materi
kegiatan belajar-3, terutama bagian yang belum dikuasai.