3. Tujuan Pembelajaran Umum
Tujuan Pembelajaran Khusus
Kegiatan Belajar
1
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Test Formatif Tugas
III
Setelah mempelajari kegiatan belajar 2 ini, maha-
siswa diharapkan memiliki pemahaman tentang
asuhan keperawatan postpartum beresiko tinggi
TUJUANPembelajaran Umum
TUJUANPembelajaran Khusus
a. Menjelaskan resiko tinggi pada
postpartum
b. Menjelaskan asuhan keperawatan
postpartum beresiko tinggi
Pokok-Pokok Materi
a. Resiko tinggi postpartum
b. Asuhan keperawatan postpartum
beresiko tinggi
Asuhan Keperawatan PostPartum Beresiko tinggi
4. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
2
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Test Formatif Tugas
1. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko perdarahan berhubungan dengan atonia uteri, laserasi, sisa
plasenta
b. Resiko infeksi berhubungan dengan truma jaringan atau lanjutan dari
ketuban pecah
c. Resiko gangguan mood berhubungan dengan stres, perubahan hormon-
al,kurang istirahat, kurang dukungan sosial
2. Hasil yang diharapkan setelah diberikan asuhan keperawatan
a. Fundus uteri dan lokia dalam batas normal
b. Tidak ada gejala infeksi
c. Istirahat cukup dan merasa ada dukungan
3. Pendahuluan
Setelah anda memahami perubahan fisiologis dan psikologis ibu postpar-
tum, anda akan mudah memahami materi ini. Kebanyakan ibu tidak mengala-
mi komplikasi selama postpartum, tetapi ketika mengalami komplikasi dapat
mengancam nyawa dan mengikutsertakan keluarga untuk mencari pertolon-
gan.
Fokus asuhan keperawatan postpartum adalah untuk mengurangi resiko
komplikasi dan mengetahui sedini mungkin komplikasi sehingga dapat
mendapat pertolongan secepatnya.
Uraian Materi
5. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
3
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Test Formatif Tugas
Perdarahan
Perdarahan postpartum (PPH) digolongkan menjadi perdarahan primer dan
sekunder. PPH primer terjadi dalam 24 jam postpartum dan PPH sekunder 24
jam setelah postpartum. PPH primer didefinisikan sebagai kehilangan darah lebih
dari 500 ml dalam 24 jam pertama. Penyebab PPH primer atonia uteri, laserasi
dan hematoma. Penyebab PPH sekunder adalah hematoma, subinvolusi dan sisa
placenta.
Tindakan keperawatan untuk mengurangi resiko
1. Melihat dokumen riwayat prenatal dan intranatal ( anemia, persalinan lama,
episiotomi)
2. Kaji tanda – tanda awal komplikasi dan berikan intervens secepatnya
3. Menjaga kebersihan tangan baik pasein, petugas maupun pengungjung
4. Mempromosikan kesehatan tentang diet yang tepat, cairan dan aktivitas
5. Memberikan dukungan emosional dari orang tua dan keluarga
Atonia Uteri
Atonia uteri kontraksi uterus menurun penyebab utama perdarahan postpartum
primer Kontraksi uterus mengerutkan pembuluh darah pada plasenta dan seh-
ingga membantu dalam mengurangi jumlah perdarahan yang keluar.
Pengkajian ditemukan
a. Fundus uteri lembek
b. Pembalut penuh darah dalam waktu 15 menit
c. Perdarahan lambat dan stabil tiba – tiba besar
d. Ada gumpalan darah
e. Conjungtiva pucat dan kulit dingin
6. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
4
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Test Formatif Tugas
f. Kecemasan dan kebingungan
g. Takikardi
h. Hipotensi
Manajemen medis
a. Pengobatan obat – obat merangsang kontaksi uterus
b. Infus untuk mengurangi risiko syok hipovalemi
c. Pengganti darah /tansfusi darah untuk mengurangi risiko syok hemoragik
d. Operasi histerktomi dapat diindasikan, ketika semua pengobatan gagal
Tindakan keperawatan
a. Melihat dokumen riwayat prenatal dan intranatal resiko atonia uteri
b. Kaji rahim, pastikan kandung kemih kosong, bila sulit pasang kateter
c. Kaji jumlah dan karakteristik lochia, bila ada gumpalan darah menggang-
gu kontraksi
Gambar 3.1 Masase Fundus
7. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
5
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Test Formatif Tugas
Laserasi
Laserasi merupakan penyebab kedua terbanyak PPH primer, dapat terjadi saat
persalinan . Bagian yang sering mengalami laserasi adalah leher rahim, vagina,
labia dan perineum. Laserasi dapat disebabkan persalinan dengan tindakan yang
menggunakan forcep atau vakum ekstrasi.
Pengkajian ditemukan
a. Rahim berada diatas garis tengah
b. Perdarahan dengan gumpalan
c. Takikardia
d. Hipotensi
Manajemen medis
a. Pemeriksaan serviks, vagina, perineum dan labia
b. Menjahit laserasi
c. Pengobatan untuk mengurangi nyeri
Tindakan keperawatan
a. Lihat cacatan menyebab laserasi
b. Observasi tanda – tanda vital
c. Observasi jumlah perdarahan
d. Laporkan kepada dokter apabila perdarahan meningkat
e. Menyiapkan obat – obat untuk mengatasi nyeri sesuai aturan
f. Memberikan dukungan emosional kepada ibu dan keluarganya
8. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
6
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Test Formatif Tugas
Hematoma
Hematoma terjadi ketika darah berkumpul di dalam jaringan ikat pada va-
gina atau daerah perineum, karena ada pembuluh darah yang pecah dan terus
mengeluarkan darah. Sulit untuk menentukan jumlah kehilangan darah, karena
darah dipertahankan dalam jaringan. Oleh karena itu PPH tidak dapat terdiagno-
sa sampai ibu postpartum mengalami syok hipovolemik. Faktor penyebab hema-
toma adalah persalinan dengan episiotomi, forcep dan persalinan lama.
Gambar 3.2 A. Vulvar hematoma B. Hematoma dinding vagina
Pengkajian ditemukan
• Nyeri hebat didaerah vagina dan perineum
• Takikardia dan hipotensi
• Hematoma terletak didalam vagina tidak terlihat dari luar
• Hematoma didaerah perineum tampak pembengkakan, perubahan warna
dan lembut
• Hematoma dengan akumulasi darah 200 hingga 500 ml cukup besar
Manajemen medis
a. Hematoma kecil diobservasi dan tanpa dilakukan pembedahan
9. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
7
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Test Formatif Tugas
b. Hematoma besar dilakukan pembedahan dan darah dikeluarkan
c. Pengobatan untuk mengurangi rasa sakit
Tindakan keperawatan
a. Observasi resiko hematoma
b. Kompres es pada perineum dalam 24 jam pertama untuk mengurangi
resiko hematoma
c. Menilai derajat nyeri dengan skala nyeri (1 – 10)
d. Observasi tanda – tanda vital
e. Mempersiapkan obat – obat analgesia untuk mengurangi rasa nyeri
f. Laporkan kepada dokter bila ada kejanggalan
Subinvolusio
Subinvolusi uterus adalah istilah yang digunakan ketika rahim tidak terjadi
penurunan ukuran, ini terjadi pada periode postpartum lanjut, sebelum dilakukan
diagnosa subinvolusi, keadaan uterus dan lokia dalam keadaan involusi normal.
Faktor resiko :
a. Fibroid
b. Endometritis
c. Sisa jaringan plasenta
Pengkajian ditemukan
a. Rahim lembut dan lebih besar dari normal setelah melahirkan
b. Lokia kembali ke tahap rubra
10. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
8
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Test Formatif Tugas
c. Adanya nyeri
Manajemen Medis
a. Intervensi medis tergantung penyebab subinvolusi
b. Kuretase untuk mengeluarkan sisa plasenta
c. Pengobatan untuk mencegah perdarahan dan infeksi
Tindakan keperawatan
a. Lihat dokumentasi prenatal dan faktor resiko
b. Observasi pada ibu yang kecenderungan dapat terjadi subinvolusio
c. Berikan informasi tindakan yang akan dilakukan apabila perdarahan
d. Memberikan pendidikan kesehatan tentang involusi uterus dan peningka-
tan jumlah lochia
e. Memberikan pendidikan kesehatan cara – cara untuk mengurangi risiko
infeksi seperti ; mengganti pembalut sesering mungkin, mencuci tangan,
gizi dan asupan cairan memadai serta istirahat yang cukup.
Sisa jaringan plasenta
Sisa jaringan plasenta adalah penyebab paling umum terjadinya perdarahan
sekunder. Hal ini dapat terjadi ketika sebagian kecil sisa plasenta seperti ko-
tiledon yang tetap melekat padab rahim selama persalinan kala tiga .Sisa plesen-
ta bila tidak dikeluarkan akan menganggu involusi uterus dan dapat menyebab-
kan endometritis. Hal ini dapat disebabkan oleh pengambilan plasenta secara
manual.
11. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
9
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Test Formatif Tugas
Pengkajian ditemukan
a. Perdarahan hebat tiba – tiba terjadi setelah minggu pertama postpartum
b. Subinvolusi uterus
c. Peningkatan suhu tubuh dan nyeri rahim jika sudah terjadi endometritis
d. Kulit pucat
e. Takikardi
f. Hipotensi
Manajemen Medis
a. Kuretase untuk mengeluarkan sisa plasenta
b. Pemberian obat untuk mencagah infeksi
Tindakan Keperawatan
a. Lihat catatan faktor resiko
b. Observasi bila ibu kecenderungan berisiko
c. Lihat hasil laboratorium ( yang mengindikasi dari kehilangan darah)
d. Pendidikan kesehatan untuk mobilisasi agar sisa placenta dapat keluar
e. Anjurkan ibu melaporkan bila ada peningkatan lochia, perdarahan merah
terang ,suhu tinggi atau kontraksi rahim lembek
Tindakan keperawatan setelah PPH
a. Kaji fundus dan lokia setiap jam selama empat jam pertama setelah perda-
rahan
12. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
10
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Test Formatif Tugas
b. Ajarkan bagaimana mengevaluasi fundus dan bagimana melakukan pijatan
pada fundus serta tanda – tanda PPH
c. Anjurkan minum banyak atau melalui IV untuk mengurangi risiko hipovo-
lemia
d. Anjurkan untuk tidak menahan BAK, agar kandung kemih kosong untuk
mengurangi risiko perdarahan
e. Membantu ambulasi karena ada peningkatan hipotensi ortostatik yang
berhubungan dengan kehilangan darah.
f. Jelaskan pentingnya istirahat untuk mengurangi risiko kelelahan berhubun-
gan dengan kehilangan darah
g. Memberikan kesempatan pada klien untuk bercerita pengalaman PPH, un-
tuk mengurangi stress
h. Memberikan informasi makanan yang mengandung zat besi untuk men-
gurangi risiko anemia
Gangguan Koagulasi
Berbagai komplikasi dapat terjadi selama periode postpartum terkait dengan
perubahan dalam mekanisme pembekuan darah. Gangguan koagulasi yang
dapat terjadi diantaranya disseminated intravasculer coagulatioan (DIC), embo-
lisme cairan amiotik dan trombosis. DIC adalah suatu sindrom dimana terjadi
hiperstimulasi pada alur koagulasi, saat ini terjadi penghancuran gumpalan darah
lebih cepat daripada pembentukannya, oleh karena itu faktor koagulasi menurun
dengan cepat dan menyebabkan perdarahan. Komplikasi ini dapat dengan cepat
menyebabkan kematian. Ibu postpartum yang mengalami hal ini dirawat di unit
perawatan kritis.
Faktor resiko DIC :
a. Abruptio plasenta
b. Hipertensi karena kehamilan
13. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
11
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Test Formatif Tugas
c. HELLP sindrom
d. PPH yang lama
e. Embolisme cairan amniotik
f. Sepsis
Pengkajian ditemukan
a. Perdarahan berkepanjangan dan tidak terkontrol
b. Perdarahan dapat terjadi pada intra vena, sayatan, gusi dan kandung ke-
mih
c. Peningkatan kecemasan
d. Tanda dan gejala syok hipovalemik
e. Kulit pucat dan berkeringat
f. Takikardi
g. Takipnea
h. Hipotensi
Manajemen Medis
a. Pemeriksaan laboratorium (tingkat fibrinogen,waktu protrombin, trombo-
plastin dan trmbosit) untuk menilai waktu pembekuan darah
b. Terapi IV
c. Tranfusi darah untuk mengganti darah yang hilang
d. Identifikasi penyebab perdarahan
e. Terapi oksigen
14. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
12
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Test Formatif Tugas
f. Klien dirawat di unit kritis
Tindakan keperawatan
a. Lihat dokumentasi prenatal dan faktor penyebab risiko
b. Observasi lebih sering pada klien dengan DIC
c. Kaji PPH dan berikan tindakan yang tepat agar dapat mengurangi resiko
DIC
d. Observasi tanda – tanda vital
e. Berikan oksigen sesuai petunjuk
f. Periksa laboratorium sesuai tujuan
g. Berikan transfusi darah sesuai petunjuk
h. Merawat klien di ruang kritis
Emboli Cairan Amniotik
Emboli Cairan amniotik merupakan komplikasi yang jarang terjadi, tetapi ser-
ing fatal akibatnya, jika terjadi selama kehamilan, persalinan, kelahiran dan 24
jam pertama setelah melahirkan. Cairan Amniotik yang mengandung sel – sel
janin, lanugo dan vernix memasuki sistem vasculer ibu dan memulai proses ter-
jadinya cardiorespiratory collapse dan DIC Kasus ini terjadi satu kasus per 8000
hingga 30.000 kehamilan ( Moore, 2007).
Faktor resiko :
a. Induksi persalinan beresiko 2 kali lebih besar dari yang tidak dilakukan
induksi
15. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
13
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Test Formatif Tugas
b. Kehamilan pada usia 35 tahun atau lebih
c. Persalinan dengan SC
d. Persalinan dengan forcep dan Vakum
e. Plasenta previa
f. Abrupsio plasenta
g. Polyhidramion
h. Eklampsi
i. Laserasi servik dan uterus
Pengkajian ditemukan
a. Hipotensi
b. Dyspnea
c. Cyanosis
d. Edema paru (hasil sinar X)
e. Atonia uteri yang menyebabkan perdarahan besar dan mengarah ke (DIC)
f. Henti jantung dan pernafasan.
Tindakan keperawatan
a. Menyiapkan alat – alat untuk membantu kardiorespirasi
b. Kaji tanda – tanda kejang
c. Berikan oksigen menggunakan masker
d. Mempersiapkan untuk pemeriksaan lab ( jumlah trombosit, darah tepi
gas,fibrinogen, gol darah dan tes laboratorium lainnya sesuia kebutuhan)
e. Memonitor kehilangan darah melalui vagina
16. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
14
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Test Formatif Tugas
f. Rawat di ruang kritis
g. Berikan dukungan emosional
h. Informasikan rencana keperawatan selanjutnya
Tindakan keperawatan
a. Lihat dokumentasi prenatal dan faktor resiko
b. Observasi tanda – tanda vital
c. Menyiapkan oksigen
d. Mendapatkan hasil laboratorium sesuai pesanan
e. Menyiapkan darah sesuai pesanan
f. Memberikan dukungan emosional kepada ibu dan keluarganya
Pembekuan darah
Trombosis adalah bekuan darah dalam pembuluh darah. Selama kehamilan
dan 6 minggu pertama setelah melahirkan , ibu be risiko mengalami pembekuan
darah.Hal ini berhubungan dengan adanya perubahan fisiologis yang terjadi se-
lama kehamilan. Selama kehamilan, terjadi peningkatan faktor pembekuan
I, II, VII, IX, X dan XII beserta peningkatan fibrinogen. Komponen – komponen
pembekuan darah tetap tinggi selama periode postpartum. Trombosis selama
kehamilan dan atau setelah melahirkan, biasanya terjadi dalam vena di kaki dan
disebut sebagai trombosis veinous dalam. Perlu diperhatikan bahwa bekuan akan
terlepas menjadi emboli dan masuk ke organ penting seperti paru – paru.
Faktor resiko :
a. perubahan fisiologis normal dalam koagulasi yang berhubungan dengan
kehamilan
17. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
15
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Test Formatif Tugas
b. melahirkan melalui operasi seksio caesarea memiliki risikolima kali lebih
besar dari kelahiran vagina
c. endometritis yang dapat menyebar ke sistem vaskuler menyebabkan trom-
boflebitis
d. mobilitas menurun yang meningkatkan resiko venous statis
e. obesitas mengakibatkan tekanan ekstra pada pembuluh panggul sehingga
venous statis
f. Peningkatan paritas.
Pengkajian ditemukan
a. Tanda Homans positif
b. Kelembutan dan panas di daerah yang terkena
c. Kaki sakit bila berjalan
d. Pembengkakan pada kaki yang terkena
Manajemen Medis
a. Doppler ultrasonografi untuk mendiagnosa
b. Kompresi stoking untuk mengurangi statis vena dan trombosis veinous
dalam
c. Terapi IV heparin mencegah pembekuan
d. Terapi antibiotik jika trombosis terkait dengan infeksi
e. Istirahat dengan kaki yang terkena ditinggikan.
18. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
16
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Test Formatif Tugas
Tindakan Keperawatan
a. Fokus terhadap penurunan risiko pembentukan trombosis dan risiko em-
boli
b. Lihat dokumentasi prenatal dan faktor resiko
c. Monitor ibu – ibu yang mempunyai risiko trombosis
d. Anjurkan menggunakan stoking untuk kompresi
e. Membantu ambulasi, ambulasi dini meningkatkan sirkulasi dan menguran-
gi risiko vena statis
f. Menyiapkan obat – obat analgesia untuk rasa sakit dan antikoagulan.
g. Evaluasi tanda – tanda kemungkinan trombosis dan catat.
Infeksi
Diperkirakan bahwa 1% sampai 8% ibu akan mengalami infeksi postpartum
(Kennedy, 2007). Hal ini juga memperkirakan bahwa 0,6 kematian ibu per 100.000
kelahiran hidup, dikaitkan dengan infeksi postpartum. Daerah yang paling
sering terkena infeksi selama periode postpartum adalah rahim, kandung kemih,
payudara dan daerah insisi.
Kebanyakan infeksi yang terjadi selama postpartum mudah diobati apabila
terdekteksi secara dini.Infeksi yang tidak teridentifikasi dan tidak diobati pada
tahap dini dapat menyebabkan komplikasi serius seperti pembentukan abses
,selulitis, tromboflebitis dan septik syok.
Tindakan keperawatan
a. Mengurangi resiko terkena infeksi
b. Mengidentifikasi tanda – tanda awal infeksi
c. Hasil kajian bila ada tanda – tanda infeksi dilaporkan
19. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
17
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Test Formatif Tugas
Endometritis
Endometritis adalah infeksi postpartum yang paling umum, ini adalah infeksi
dari endometrium yang biasanya dimulai pada plasenta dan menyebar ke seluruh
endometrium (AWHONN, 2006). Sekitar 2 % ibu yang melahirkan melalui vagina
dan 15 % yang melahirkan dengan operasi secsio caesar mengalami endometritis.
Faktor resiko:
a. ibu – ibu yang mengalami pecah membran pada waktu yang lama
b. persalinan lama
c. melahirkan melalui operasi sectio caesar
d. anemia
e. malnutrisi
f. perdarahan postpartum,
g. diabetes
Pengkajian ditemukan
a. Peningkatan suhu dari 39, 5º atau lebih tinggi dengan atau tanpa meng-
gigil
b. Tachikardi
c. Nyeri didaerah uterus
d. Subinvolusi
e. Malaise
f. Nyeri perut bagian bawah
g. Lokia berbau busuk
20. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
18
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Test Formatif Tugas
Manajemen Medis
a. Leukositosis > 20.000/mm3
b. Kultur endometrium
c. Kultur darah
d. Urinalisis
e. Terapi antibiotik
f. Pemberian Antibiotik
Tindakan Keperawatan
a. Lihat catatan prenatal dan faktor resiko
b. Monitoring klien yang mempunyai resiko endometritis
c. Mempersiapkan untuk pemeriksaan laboratorium
d. Anjurkan minum banyak (minimal 3000 ml/hari)
e. Anjurkan membersih perenium dari depan ke belakang
f. Ganti pembalut setiap habis BAK atau BAB
g. Cuci tangan untuk mengurangi penyebaran
h. Ambulasi dini
i. Mengajurkan untuk diet tinggi protein dan vitamin C
j. Berikan tindakan manajemen nyeri
k. Memberikan dukungan emosional kepada ibu dan keluarganya
l. Menyiapkan obat antibiotik sesuai pesanan
m. Laporkan bila ada penyimpangan
21. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
19
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Test Formatif Tugas
Cystitis
Cystitis adalah infeksi kandung kemih , merupakan kejadian umum pada periode
postpartum. Cystitis mudah diobati, tetapi jika tidak diobati atau jika ada keter-
lambatan Dalam pengobatan berisiko pielonefritis.
Faktor risiko :
a. anastesi epidural yang dapat menyebabkan pengosongan kandung ke-
mih kurang maksimal, sehingga menyebabkan peningkatan pertumbuhan
bakteri,
b. penggunaan kateter selama proses persalinan
c. edema sekitar uretra
d. melahirkan melalui operasi SC
e. Melahirkan dengan forsep dan vakum yang dapat menyebabkan edema
di sekitar uretra
f. Pemeriksaan intrapartal vagina dan proses melahirkan dapat mengon-
taminasi uretra dengan bakteri
Pengkajian ditemukan
a. Demam ringan < 38,5 ° C
b. Terasa panas saat buang air kecil
c. Nyeri daerah suprapubik
d. Berkemih sering kurang dari 150 ml per berkemih
Manajemen Medis
a. Pemberian Antibiotik
22. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
20
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Test Formatif Tugas
b. Urinalisis, urin kultur dan sensitivitas
Tindakan keperawatan
a. Lihat catatan prenatal dan faktor risiko
b. Observasi gejala sistitis
c. Membantu ke kamar mandi untuk BAK setelah melahirkan.
d. Gunakan kateter bila dalam 12 jam belum BAK
e. Anjurkan BAK setiap 3 sampai 4 jam.
f. Mempersiapkan antibiotik sesuai pesanan
g. Menginformasikan gejala sistitis
Mastitis
Mastitis adalah peradangan atau infeksi pada payudara ibu yang meyusui. Ini
biasanya terjadi pada salah satu payudara dan dalam 2 minggu pertama post-
partum setelah ASI keluar. Infeksi akan membaik dalam waktu 24 sampai 48 jam
dengan terapi antibiotik, bila terlambat dalam pengobatan dapat terjadi pem-
bentukan abses.
Faktor resiko :
a. pengalaman mastitis pada bayi sebelumnya
b. puting sakit dan atau retak
c. penggunaan krim anti jamur pada puting
23. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
21
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Test Formatif Tugas
Pengkajian ditemukan
a. Massa terasa padat dan lembek
b. Kemerahan di daerah sekitar massa
c. Nyeri akut pada payudara yang terkena
d. Peningkatan suhu
e. Takikardi
f. Malaise
g. Keluar nanah
Manajemen Medis
Penggunaan antibiotik yang aman untuk menyusui
Tindakan Keperawatan
a. Periksa payudara dan palpasi untuk mengetahui tanda – tanda mastitis
b. Ajarkan metoda untuk mencegah iritasi dan kerusakan pada puting, sep-
erti menyusui yang benar, bersihkan daerah sekitar payudara dan kering-
kan setelah menyesui.
c. Cuci tangan sebelum dan sesudah menyusui bayi untuk mengurangi
penyebaran bakteri
d. Gunakan bra yang menyokong untuk kenyamanan
e. Mempersiapkan analgesi sesuai pesanan
f. Ajarkan tanda – tanda mastitis, agar teridentifikasi lebih awal
g. Anjurkan pentingnya diet ibu menyusui yang sehat dan asupan cairan
yang memadai untuk mengurangi risiko infeksi
24. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
22
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Test Formatif Tugas
h. Kompres hangat ke daerah yang terkena untuk kenyamanan dan mening-
katkan sirkulai
i. Mempersiapkan antibiotik sesuai pesanan
j. Catat temuan kemungkinan mastiti dan informasikan kepada dokter
k. Anjurkan untuk terus menyusui atau pijat keluarkan ASI dari payudara
yang terkena
Infeksi Luka
Infeksi luka dapat terjadi pada daerah episitomy, insisi SC dan Laserasi .
Faktor resiko
a. Obesitas
b. Diabetes
c. Partus lama
d. Malnutrisi
e. Ketuban pecah dini
f. sudah ada infeksi sebelumnya
g. Imunodefisiensi
h. Terapi kortikosteroid
i. Tehnik penjahitan yang kurang baik
Pengkajian ditemukan
a. Eritema
25. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
23
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Test Formatif Tugas
b. Kemerahan
c. Panas
d. Pembengkakan
e. Kelembutan
f. Keluar nanah
g. Deman ringan
h. Nyeri meningkat pada luka
Manajemen Medis
a. Ambil spesimen dari luka atau lecet
b. Untuk infeksi luka ringan sampai sedang tidak mengeluarkan pus/nanah
c. Terapi antibiotik oral
d. Kompres hangat
e. Infeksi luka dengan pus
f. Luka dibuka dan keringkan
Tindakan Keperawatan
a. Lihat cacatan prenatal dan faktor risiko
b. Observasi kondisi luka
c. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan luka
d. Pendidikan kesehatan tentang diet yang tepat dan asupan cairan untuk
mengurangi risiko infeksi dan membantu mempercepat proses penyem-
buhan
26. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
24
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Test Formatif Tugas
e. Sitzbath untuk luka perineum
f. Mempersiapkan spesimen laboratorium sesuai pesanan
g. Mempersiapkan antibiotk dan analgesia untuk demam sesuai pesanan
Perubahan Psikologis pada Ibu Postpartum
Sebuah keadaan psikologis ibu selama postpartum, karena perubahan hormon,
kurang tidur dan stres menerima bayi baru lahir dalam kehidupan serta keluarga.
Sebagian besar akan mengalami postpartum blues yang jangka pendek dan tidak
perlu intervensi medis.
Sebagian kecil ibu posrpartum 6,5 % menjadi 12 % akan mengalami ganggu-
an mood dan berpengaruh terhadap perawatan dirinya dan atau bayinya. (A
WHONN, 2006). Gangguan mood selama tahun pertama setelah melahirkan
memiliki efek negatif . hubungan ibu dan bayinya.Ada dua gangguan mood
depresi postpartum dan psikosis. postpartum. Gangguan ini memerlukan per-
awatan yang profesional
a. Postpartum Depression
Postpartum Depression (PPD) adalah gangguan mood yang ditandai den-
gan depresi berat yang terjadi dalam 6 sampai 12 bulan setelah melahirkan,
diperkirakan hal ini terjadi 6,5 % menjadi 12,9 % (A WHONN, 2006). PPD memi-
liki efek pada ibu postpartum, keluarga dan anak – anak.Perbedaan antara
postpartum blues dan PPD, adalah PPD tidak dapat merawat dirinya sendiri
dengan aman dan atau bayinya, bila sudah dapat merawat dirinya sendiri yang
tepat akan pulih dari PPD, biasanya mereka bersedih atas waktu yang hilang
bersama bayi.
Faktor resiko :
a. riwayat depresi sebelumnya
27. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
25
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Test Formatif Tugas
b. depresi atau kecemasan selama kehamilan,
c. dukungan sosila yang tidak memadai,
d. kurang harmonis dengan pasangan
e. hidup kurang bahagia.
Pengkajian ditemukan
a. Gangguan tidur dan nafsu makan
b. Putus asa
c. Menangis tak terkendali
d. Kecemasan,ketakutan dan atau panik
e. Ketidakmampuan untuk berkosentrasi
f. Perasaan berslah, tidak mampu dan atau tidak berharga
g. Ketidakmampuan untuk merawat diri dan atau bayinya
h. Penurunan kontak sayang dengan bayi
i. Penurunan tanggap terhadap bayi
j. Mempunyai pikiran melukai bayi
k. Mempunyai pikiran bunuh diri
Manajemen medis (Psikiartri)
a. Obat antidepresan
b. Psikoterapi interpersonal
c. Terapi kognitif
d. Farmakoterapi
28. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
26
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Test Formatif Tugas
Tindakan keperawatan
a. Lihat cacatan prenatal dan faktor risiko
b. Memantau interaksi bayi – bayi dengan ibunya yang resiko PPD
c. Jadilah pendukung dan mendorong dalam interaksi
d. Berikan dukungan dan bantu dalam pengasuhan anak
b. Postpartum Psikosis
Postpartum psikosis (PPP) adalah jenis dari gangguan bipolar dan bentuk pal-
ing serius dari gangguan mood postpartum. PPP merupakan Gangguan mood
yang langka terjadi 1 sampai 2 per 1000 ibu melahirkan (AWOHNN, 2006).
Timbulnya gejala dapat sedini mungkin hari ketiga postpartum dan memerlu-
kan rawat inap segera karena berisiko untuk melukai diri sendiri atau bayinya.
Faktor risiko :
a. klien mempunyai riwayat gangguan bipolar
b. ada keluarga yang mempunyai penyakit yang sama.
Pengkajian ditemukan
a. Delusi, paranoid, halusinasi
b. Perubahan suasana hati
c. Suasana hati tertekan atau gembira
d. Perasaan bingung untuk merawat bayi
e. Mempunyai perasaan aneh, seperti dia atau bayinya yang mati
f. Perilaku tidak terorganisir
29. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
27
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Test Formatif Tugas
Manajemen medis
a. Rawat inap di unit psikiatri
b. Terapi antidepresi dan terapi obat anti psikotik
c. Psikoterapi
d. Terapi electroconvulsive
Tindakan Keperawatan
a. Lihat catatan prenatal untuk faktor risiko
b. Berikan pendidikan kesehatan kepada keluarga bila ada tanda-tanda sep-
erti perubahan suasana hati, halusinasi, keyakinan aneh segera membawa
ke Rumah Sakit.
30. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
28
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Test Formatif Tugas
Fokus asuhan keperawatan postpartum adalah untuk mengurangi resiko kom-
plikasi dan mengetahui sedini mungkin komplikasi sehingga dapat mendapat
pertolongan secepatnya. Perdarahan postpartum (PPH) digolongkan menjadi
perdarahan primer dan sekunder PPH primer terjadi dalam 24 jam postpartus
dan PPH sekunder 24 jam setelah postpartum. PPH primer didefinisikan sebagai
kehilangan darah lebih dari 500 ml dalam 24 jam pertama. Penyebab PPH primer
atonia uteri, laserasi dan hematoma. Penyebab PPH sekunder adalah hematoma,
subinvolusi dan sisa plasenta.
Atonia uteri kontraksi uterus menurun penyebab utama perdarahan postpar-
tum primer, laserasi terjadi pada leher rahim, vagina, labia dan perineum. He-
matoma terjadi ketika darah berkumpul di dalam jaringan ikat pada vagina atau
daerah perineum, karena ada pembuluh darah yang pecah dan terus mengelu-
arkan darah. Subinvolusi uterus adalah istilah yang digunakan ketika rahim tidak
terjadi penurunan ukuran , ini terjadi pada periode postpartum lanjut. Sisa jar-
ingan plasenta adalah penyebab paling umum terjadinya perdarahan sekunder.
Gangguan koagulasi yang dapat terjadi diantaranya disseminated intravasculer
coagulatioan (DIC), embolisme cairan amiotik dan trombosis. Trombosis selama
kehamilan dan atau setelah melahirkan, biasanya terjadi dalam vena di kaki dan
disebut sebagai trombosis veinous dalam. Kebanyakan infeksi yang terjadi selama
postpartum mudah diobati apabila terdekteksi secara dini. Endometriosis yang
biasanya dimulai pada plasenta dan menyebar ke seluruh endometrium. Cystitis
mudah diobati, tetapi jika tidak diobati atau jika ada keterlambatan dalam pen-
gobatan berisiko pielonefritis. Resiko pielonefritis. Infeksi luka dapat terjadi pada
daerah episitomi insisi SC dan laserasi.
Ada dua gangguan mood depresi postpartum dan psikosis postpartum.
Gangguan ini memerlukan perawatan yang profesional Postpartum Depression
(PPD) adalah gangguan ood yang ditandai dengan depresi berat yang terjadi da-
lam 6 sampai 12 bulan setelah melahirkan. Postpartum psikosis (PPP) adalah jenis
dari gangguan bipolar dan bentuk paling serius dari gangguan mood postpar-
tum. Timbulnya gejala dapat sedini mungkin hari ketiga postpartum dan memer-
lukan rawat inap segera karena berisiko untuk melukai diri sendiri atau bayinya.
Demikianlah materi yang dapat disampaikan mudah – mudahan anda memahami
dan menjawab perrtanyaan di bawah ini.
Rangkuman
31. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
29
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Test Formatif Tugas
Pilih jawaban yang benar, boleh lebih dari satu
1. Pasien anda berusia 25 tahun dan 2 jam yang lalu telah melahirkan. Hasil
pemeriksaan anda menunjukkan bahwa fundusnya keras dan berada di um-
bilical. Darah pasien mengalir cukup banyak hingga tembus pada tempat
tidurnya. Berdasarkan kajian dan observasi anda mencurigai bahwa pasien
menunjukkan gejalan perdarahan postpartum yang berhubungan dengan:
a. Atony uteri
b. Laserasi servik dan vagina
c. Jaringan plasenta yang tersisa
d. Fibroid
2. Nyonya Fischer 4 hari yang lalu melahirkan. Dia menelpon klinik dan memberi
tahu perawat yang bertanggung jawab bahwa dia demam dan tidak enak
badan. Pengkajian tambahan apakah yang harus dilakukan untuk membantu
pemeriksaanya? Pilih semua yang berlaku.
a. Kapan pasien mulai merasakan adanya demam dan berapa suhu tubuhn-
ya?
b. Apakah pasien merasa nyeri ?
c. Berapa banyakkah pemasukkan cairannya selama 24 jam?
d. Bagaimanakah warna dan jumlah pendarahannya?
3. Lohea yang berbau terjadi :
a. Saat beta-hemolytic Streptococcus merupakan mikroorganisme primer
yang berkaitan dengan endometritis
b. Dalam 24 jam pertama setelah melahirkan berhubungan dengan endo-
metritis
c. Saat seluruh bagian endometrium terinfeksi
Test Formatif
32. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
30
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Test Formatif Tugas
d. Saat proses involusi normal
4. Pasien yang mengalami matitis sebaiknya :
a. Berhenti menyusui hingga 48 jam setelah memulai penggunaan antibi-
otik
b. Melanjutkan menyusui dengan atau memijat dan menekan payudara un-
tuk pengeluaran ASI
c. Bersihkan puting dengan sabun antibiotik sebelum menyusui
d. Memberikan krim pada puting setelah menyusui hingga mastitis tertan-
gani
5. Manakah yang termasuk tanda dan gejala depresi postpartum? Pilihlah semua
yang berlaku.
a. Gangguan tidur dan gangguan nafsu makan
b. Menangis yang tidak terkendali
c. Delusional
d. Memiliki perasaan bersalah atau merasa tidak berguna
Kunci jawaban
1.B
2.A, B, C, dan D
3.C
4.B
5.A, B, C, dan D
33. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
31
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Test Formatif Tugas
1. Membaca buku yang berkaitan dengan asuhan postpartum resiko tinggi
2. Setelah membaca dan memahami kegiatan belajar 1, 2 dan 3, Coba diskusikan
dengan teman agar lebih memahami!
Tugas