SlideShare a Scribd company logo
BAB 1 
PENDAHULUAN 
1.1 Latar Belakang 
Perdarahan setelah melahirkan atau hemorrhagic post partum (HPP) 
adalah konsekuensi. Perdarahan berlebihan dari tempat implantasi plasenta, 
trauma di traktus genitalia dan struktur sekitarnya, atau keduanya. 
Di Indonesia, Sebagian besar persalinan terjadi tidak di rumah sakit, 
sehingga sering pasien yang bersalin di luar kemudian terjadi perdarahan post 
partum terlambat sampai ke rumah sakit, saat datang keadaan 
umum/hemodinamiknya sudah memburuk, akibatnya mortalitas tinggi.3 
Menurut Depkes RI, kematian ibu di Indonesia (2002) adalah 650 ibu tiap 
100.000 kelahiran hidup dan 43% dari angka tersebut disebabkan oleh 
perdarahan post partum. 
HPP yang menyebabkan kematian pada ibu 45% terjdi pada 24jam 
pertama setelah bayi lahir, 68-73% dalam satu minggu setelah bayi lahir, dan 
82-88 dalam 2minggu stelah bayi lahir. (Sarwono Prawirotarjo. 523) 
HPP adalah perdarahan yang masif yang berasal dari tempat implantasi 
plasenta, robekan pada jalan lahir dan jaringan sekitarnya dan merupakan 
salah satu penyebab kematian ibu disamping perdarahan karena hamil 
ektopik atau abortus. HPP bila tidak mendapat penanganan yang semestinya 
akan meningkatkan morbiditas dan mortalitas ibu serta proses penyembuhan 
kembali. 
Apabila terjadi perdarahan yang berlebihan pasca persalinan harus 
dicari etiologi yang spesifik. Atonia uteri, retensio plasenta (termasuk 
plasenta akreta dan variannya), sisa plasenta, dan laserasi traktus genitalia 
merupakan penyebab sebagian besar perdarahan post partum. Dalam 20 tahun 
terakhir, plasenta akreta mengalahkan atonia uteri sebagai penyebab tersering 
perdarahan post partum yang keparahannya mengharuskan dilakukan
tindakan histerektomi. Laserasi traktus genitalia yang dapat terjadi sebagai 
penyebab perdarahan post partum antara lain laserasi perineum, laserasi 
vagina, cedera levator ani dan cedera pada serviks uteri. 
Berdasarkan hal tersebut di atas dan dari temuan kami di klinik 
diperoleh kasus retensio plasenta sebagai salah satu penyebab kasus HPP, 
maka dari itu kami akan berupaya untuk mengkaji kasus tersebut. 
1.2 Rumusan masalah 
2.1 Apa konsep teori dari HPP(Hemorrhage Post Partum)? 
2.2 Bagimana asuhan keperawatan pada klien dengan HPP (Hemorrhage 
Post Partum)? 
1.3 Tujuan 
3. 1 Menghasilkan deskripsi tentang konsep teori HPP( Hemorrhage Post 
Partum) 
3. 2 Menghasilkan rincian tentang asuhan keperawatan pada klien 
dengan ( Hemorrhage Post Partum) 
1.4 Manfaat 
4.1 Bagi penyusun setelah mengerjakan makalah ini mendapatkan banyak 
ilmu pengetahuan tentang asuhan keperawatan yang membahas 
tentang HHP ( Hemorrhage Post Partum) 
4.2 Bagi pembaca setelah membaca makalah ini semoga bisa diterapkan 
pada perwatan pasien ( Hemorrhage Post Partum) sesuai dengan teori 
yang ada dalm makalah ini
BAB 2 
TINJAUAN PUSTAKA 
A. KONSEP TEORI 
2.1 Definisi 
HPP (Hemorrhage Post Partum)adalah perdarahan yang melebihi 500 ml 
dalam jam pertama setelah anak lahir atau setara dengan pengeluaran darah 
1000 ml pada seksio secarea. (ilmu kandungan,2006) 
HPP adalah perdarahan yang berasal dari tempat implantasi 
plasenta,robekan pada jalan lahir dan jaringan sekitar. 
Perdarahan post partum adalah perdarahan yang terjadi pada Kala IV 
yang lebih dari 500-600 cc dalam 24 jam setelah anak dan plasenta lahir. 
(Rustam, 1998 : 300) 
Perdarahan post partum adalah perdarahan yang lebih dari 500 cc dalam 
24 jam pertama setelah bayi lahir. (Obstetri patologi hal 231) 
Perdarahan post partum adalah perdarahan sesudah 24 jam setelah 
anak lahir dan biasanya disebabkan jaringan placenta yang tertinggal. 
(Obstetri patologi hal 231) 
Perdarahan post partum adalah peradarahan dalam kala IV yang lebih dari 
500 – 600 cc dalam 24 jam stelah anak dan placenta lahir. (Sinopsis Obstetri 
EGC edisi 2 hal 300). 
2.2 Klasifikasi 
Klasifikasi perdarahan post partum di bagi menjadi 2 
2.1 HPP Primer (Early post partum hemorrhage)
Perdarahan yang terjadi dalam 24 jam pertama ,penyebab utamanya: 
 Atonia uteri 
 Retensio plasenta 
 Sisa plasenta 
 Robekan jalan lahir 
2.2 HPP Sekunder (Late Post Partum Hemorrhage)Perdarahan yang terjadi 
setelah 24 jam pertama . 
2.3 Etiologi &Maniefestasi klinik 
Berdasarkan klasifikasi dan penyebab,etiologi perdarahan post partum 
adalah: 
1. Atonia uteri 
Yaitu keadaan lemahnya tonus/kontraksi rahim yang 
menyebabkan uterus tidak mampu menutup perdarahan terbuka 
dari tempat implantasi plasenta setelah bayi lahir 
Faktor predisposisi: 
 Regangan rahim yang berlebihan karena 
gemeli,polihidramion,atau anak terlalu besar. 
 Kelelahan karena persalinan lama atau persalinan kasep 
 Ibu dengan keadaan umum yang jelek,anemis,atau 
menderita penyakit menahun 
 Mioma uteri yang menggangu kontraksi rahim 
 Infeksi intra uterin (korioamnionitis) 
 Ada riwayat atonia uteri 
 Umur yang terlalu tua atau terlalu muda 
 Prioritas sering dijumpai pada multipara atau grande 
multipara 
 Faktor social ekonomi yaitu malnutrisi 
Gejala klinik : 
 Perdarahan pervaginam
 Kontraksi uteri lemah 
 Anemia 
 Konsistensi rahim lunak 
Diagnosis 
 Bila setelah bayi lahir dan plasenta lahir ternyata 
perdarahan masih aktif,banyak, dan bergumpal. 
 Pada palpasi didapatkan fundus uteri masih setinggi 
pusat atau lebih. 
 Kontraksi yang lembek 
Pada saat atonia uteri di diagnosis,maka pada saat 
itu juga masih ada darah sebanyak 500-1000cc yang sudah 
keluar dari pembuluh darah,tetapi tertangkap dalam uterus. 
Penanganan 
a. Sikap trendelenburg dan memberikan O2. 
b. Merangsang kontraksi uterus dengan cara: 
 Masase fundus uteri dan merangsang puting susu. 
 Pemberian oksitosin dan turunan egometrin IM,IV,atau 
SC. 
 Pemberian derivate prostatglandin 
 Pemberian misoprostol 800-1000mg per rectal. 
 KBI/KBE dan kompresi aorta abdominalis(KAA). 
 Bila semua tindakan itu gagal,maka dipersiapkan untuk 
dilakukan tindakan operatif laparatomi dengan pilihan 
bedah konservatif(mempertahankan uterus) atau 
melakukan histerektomi. 
c. kenali dan tegakkan diagnosis kerja atonia uteri 
d. antisipasi dini kebutuhan darah dan lakukan tranfusi sesuai 
kebutuhan
e. jika perdarahan terus berlangsung pastikan plasenta lahir 
lengkap 
f. lakukanKBI bila diperlukan 
2. Robekan jalan lahir 
Perdarahan dalam keadaan dimana plasenta lahir 
lengkap,kontraksi rahim baik,dapat dipastikan bahwa perdarahan 
tersebut berasal dari perlukaan jalan lahir. 
Gejala klinik : 
 Darah segar yang mengalir segera bayi lahir. 
 Uterus berkontraksi dan keras. 
 Plasenta lengkap. 
Pucat dan lemah. 
Perlukaan jalan lahir terdiri dari: 
 Robekan perineum. 
 Hematoma vulva. 
 Robekan dinding vagina. 
 Robekan serviks. 
 Ruptur uteri. 
Penanganan 
a. Periksa dengan seksama dan perbaiki robekan pada 
serviks, vagina, dan perineum 
b. Lakukan uji beku darah jika perdarahan terus 
berlangsung. Bila terjadi koagulopati lakukan 
penanganannya. 
3. Sisa plasenta 
penanganan 
a. raba bagian dalam uterus untuk mencari sisa plasenta. 
Eksplorasi manual uterus . 
b. keluarkan sisa plasenta dengan tangan,cunam ovum,atau 
kuret besar
c. jika perdarahan terus berlangsung lakukan uji beku darah 
4. Retensio plasenta 
penanganan 
a. jika plasenta terlihat di vagina minta ibu untuk mengedan. 
b. Pastikan kandung kemih kosong 
c. jika plasenta belum keluar, berika 10 unit oksitosin I. M. 
d. jika plasenta belum dilahirkan setelah 30 menit 
pemberian oksitosin dan uterus terasa berkontraksi, 
lakukan PTT 
e. jika traksi tali pusat terkendali belum berhasil cobalah 
untuk melakukan plasenta manual 
f. jika terdapat tanda tanda infeksi berikan antibiotika 
5. Inverse uterus 
Penanganan 
a. jika ibu merasakan kesakitan, berikan petidin 1 mg / 
kgBB secara I.V. atau I.M. 
b. jika perdarahan berlangsung lakukan uji beku darah 
c. berikan antibiotika profilaksis dosis tunggal setelah 
mereposisi uterus 
d. jika terdapat tanda tanda infeksi berikan antibiotika untuk 
metritis 
(Rustam, 1998 : 300)
Kala I 
Kala II 
Sisa Plasenta 
&selput ketuban 
Robekan jln 
lahir 
Retensio 
plasenta 
Shock 
Hipovolemia 
Penurunan perfusi 
jaringan 
2.4 Patofisiologi 
Persalinan Pervaginam 
Kala III 
Bila turun terjadi perdarahan yang terus menerus 
Atonia 
uteri 
Perdarahan post 
partum 
TD Nadi dan RR Tubuh pucat 
Ekstremitas dingin 
Shock 
Kala IV 
Presyok 
1. Nadi& TD 
2. Akral dgin 
3. Sering 
menguap 
4. Gelisah 
Cemas
2.5 Penaganan 
1. Pencegahan perdarahan post partum 
Mencegah atau sekurang – kurangnya bersikap siaga pada kasus – kasus 
yang disangka akan terjadi perdarahan adlah penting, tindakan pencegahan 
tidak hanya dilakukan sewaktu bersalinan, namun sudah dimulai sejak ibu 
hamil dengan melakukan antenatal care yang baik, ibu yang mempunyai 
riwayat perdarahan post partum sangat dianjurkan untuk bersalin dirumah 
sakit. 
Dirumah sakit diperiksa keadaan fisik, keadaan umur, kadar Hb, golongan 
darah, dan bila mungkin tersedia donor darah, sambil mengawasi 
persalinan dipersiapkan untuk keprluan infus dan obat – obatan penguat 
rahim (uterotonika) setelah ketuban pecah kepala janin mulai membuka 
vulva, infus dipasang sewaktu bayi lahir diberikan 1 ampul mettergin atau 
kombinasi dengan 5 satuan sintosinon (sintro metrin intravena) hasilnya 
biasanya memuaskan. 
2. Pengobatan perdarahan kala uri 
Sikap dalam menghadapi perdarahan kala uri ialah : 
- Berikan oksitoksin. 
- Cobalah mengeluarkan placenta menurut cara crede (1 – 2 kali). 
- Keluarkan placenta dengan tangan. 
Jika masih ada sisa – sisa placenta yang melekat dan masih terdapat 
perdarahan segera dilakukan utero vagina temporade selama 24 jam diikuti 
pemberian uterotenika dan antibiotik selama 3 hari berturut – turut dan 
pada hari keempat baru dilakukan kuretase untuk membersihkanya, jika 
disebkan oleh luka, luka jalan lahir, luka segera dijahit dan perdarahan 
akan berhenti.
3. Pengobatan perdarahan pada atonia uteri 
Tergantung banyaknya perdarahan dan derajat atonio uteri dibagi dalam 3 
tahap : 
- Tahap I 
Perdarahan yang tidak begitu banyak adapat diatasi cara pemberian 
utorotonika mengurut rahim (masase) dan merangsang gureta. 
- Tahap II 
Bila perdarahan belum berhenti dan bertambah banyak selanjutnya 
diberikan infus dan tranfunsi darah dan dapat dilakukan : 
• Perasat (manuver) zorge meister. 
• Perasat (manuver) fricth. 
• Kompresi bimanual. 
• Tamporade utero – vaginal. 
• Jepitan uterina dengan cara hengkel. 
- Tahap III 
Bila upaya semua diatas tidak menolong juga, maka usaha terakhir 
adalah menghilangkan sumber perdarahan, dapat ditempuh dua cara 
yaitu dengan neoligasi arteri tipogatrika atau histerektomi 
2.6 Pemeriksaan 
Tenaga professional perawatan kesehatan yang terlatih akan: 
- Menelusuri uterus dengan lembut 
- Mengeluarkan setiap robekan uterus yang ada 
- Menjahit ulang luka jika perlu 
Pantau kondisi pasien dengan cermat. Hal itu meliputi: 
- Suhu 
- Denyut nadi 
- Pernafsan 
- Tekanan darah 
- Kondisi umum(mis, pucat, tingkat kesadaran)
- Asupan cairan dan haluaran urin 
- Melakukan pencacatan yang akurat 
Sediakan asuhan keperawatan yang baik, antara lain: 
- Kenyamanan fisik dan hygiene 
- Dukungan emosional 
- Melakukan intruksi medis 
- Melaporkan setiap perubahan pada dokter 
2.7 . Pemeriksaan Penunjang 
1. Golongan darah : menentukan Rh, ABO dan percocokan silang 
2. Jumlah darah lengkap : menunjukkan penurunan Hb/Ht dan 
peningkatan jumlah sel darah putuih (SDP). (Hb saat tidak 
hamil:12-16gr/dl, saat hamil: 10-14gr/dl. Ht saat tidak hamil:37%- 
47%, saat hamil:32%-42%. Total SDP saat tidak hamil 4.500- 
10.000/mm3. saat hamil 5.000-15.000) 
3. Kultur uterus dan vagina : mengesampingkan infeksi pasca partum 
4. Urinalisis : memastikan kerusakan kandung kemih 
5. Profil koagulasi : peningkatan degradasi, kadar produk 
fibrin/produk split fibrin (FDP/FSP), penurunan kadar fibrinogen : 
masa tromboplastin partial diaktivasi, masa tromboplastin partial 
(APT/PTT), masa protrombin memanjang pada KID 
6. Sonografi : menentukan adanya jaringan plasenta yang tertahan 
2.8 Penatalaksanaan medis 
1. Masukkan ibu kerumah sakit sebagai salah satu kasus kedaruratan 
2. Percepat kontraksi dengan cara melakukan mesase pada uterus jika 
uterus masih dapat teraba 
3. Kaji kondisi maternal dan, jika pada daerah yang terpencil , 
mulailah penatalaksanan sebelum pemindahan, jika memungkinkan 
4. Berikan oksitosin 10 IU atau ergometrin 0,5 mg IV. Berikan secara 
IM jika tidak tersedia
5. Ambil darah untuk pemeriksaan Hemoglobin, golongan darah, 
pencocokan silang 
6. Pasang infuse IV. Gunakan normal salin atau natrium laktat 
terlebih dahulu. Jika ibu mengalami syok , alirkan dengan 
cepat(1liter dalam i5 menit) sampai kondisi ibu stabil. 
7. Jika terjadi perdarahan yang berlebihan, tambahkan 40 IU oksitosin 
perliter pada infuse IV dan alirkan sebanyak 40Tpm 
8. Pada kasus syok yang parah, gunakan plasma ekspander atau 
transfursi darah jika tersedia. 
9. Mulai berikan antibiotic berspektrum luas dengan dosis tinggi( 
ampisilin 1g IV diikuti 500mg secara IM setiap 6jam + 
metronidazol 400 atau 500mg secra oral setiap 8 jam 
10. Jika mungkin, persiapkan pasien untuk pemeriksaan segera di 
bawah pengaruh anestesi
DAFTAR PUSTAKA 
Aminah, S. 1998. Modul Hemorage postpartum. Jakarta:EGC 
Bari, Saifuddin Abdul dkk. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan 
KesehatanMaternal dan Neonatol. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka 
Sarwono PrawirotarjoPillitteri, Adele. 2007. Perawatan Kesehatan Ibu Dan Anak. 
Jakarta : EGC 
Sastrawinata, S. 1983. Obetetri Fisiologi. Bandung:FKU Padjajaran Bandung 
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC
B. ASUHAN KEPERAWATAN 
I. Pengkajian 
 Identitas klien, meliputi : nama, umur, pekerjaan, pendidikan, alamat, 
medical record dan lain – lain 
 Riwayat kesehatan 
1. Riwayat kesehatan dahulu 
Riwayat penyakit jantung, hipertensi, penyakit ginjal kronik, hemofilia, 
riwayat pre eklampsia, trauma jalan lahir, kegagalan kompresi pembuluh 
darah, tempat implantasi plasenta, retensi sisa plasenta. 
2. Riwayat kesehatan sekarang 
Keluhan yang dirasakan saat ini yaitu: kehilangan darah dalam jumlah 
banyak (>500ml), Nadi lemah, pucat, lokea berwarna merah, haus, pusing, 
gelisah, letih, tekanan darah rendah, ekstremitas dingin, dan mual. 
3. Riwayat kesehatan keluarga 
Adanya riwayat keluarga yang pernah atau sedang menderita hipertensi, 
penyakit jantung, dan pre eklampsia, penyakit keturunan hemopilia dan 
penyakit menular. 
 Riwayat obstetric 
a. Riwayat menstruasi meliputi: Menarche, lamanya siklus, banyaknya, 
baunya , keluhan waktu haid, HPHT 
b. Riwayat perkawinan meliputi : Usia kawin, kawin yang keberapa, Usia 
mulai hamil 
c. Riwayat hamil, persalinan dan nifas yang lalu 
1. Riwayat hamil meliputi: Waktu hamil muda, hamil tua, apakah ada 
abortus, retensi plasenta 
2. Riwayat persalinan meliputi: Tua kehamilan, cara persalinan, penolong, 
tempat bersalin, apakah ada kesulitan dalam persalinan anak lahir atau 
mati, berat badan anak waktu lahir, panjang waktu lahir 
3. Riwayat nifas meliputi: Keadaan lochea, apakah ada pendarahan, ASI 
cukup atau tidak dan kondisi ibu saat nifas, tinggi fundus uteri dan 
kontraksi
d. Riwayat Kehamilan sekarang 
1. Hamil muda, keluhan selama hamil muda 
2. Hamil tua, keluhan selama hamil tua, peningkatan berat badan, 
tinggi badan, suhu, nadi, pernafasan, peningkatan tekanan darah, 
keadaan gizi akibat mual, keluhan lain 
3. Riwayat antenatal care meliputi : Dimana tempat pelayanan, 
beberapa kali, perawatan serta pengobatannya yang didapat 
II. Pengkajian 11 fungsional Gordon 
1) Pola Persepsi Kesehatan 
Menanyakan apakah klien sudah mengetahui tentang perdarahan 
postpartum dan sudah pernah mendengar tentang hal itu. 
2) Pola Nutrisi Metabolik 
Perhatikan pola menu makanan yang dikonsumsi, jumlah, jenis 
makanan (Kalori, protein, vitamin, tinggi serat), freguensi, konsumsi 
snack (makanan ringan), nafsu makan, pola minum, jumlah. makan 
dan minum pada masa nifas harus bermutu dan bergizi, cukup kalori, 
makanan yang mengandung protein, banyak cairan, sayur-sayuran 
dan buah – buahan. 
3) Pola eliminasi 
E3Perhatikan apakah terjadi diuresis, setelah melahirkan, adakah 
inkontinensia (hilangnya infolunter pengeluaran urin), hilangnya 
kontrol blas, terjadi over distensi blass atau tidak atau retensi urine 
karena rasa talut luka episiotomi, apakah perlu bantuan saat BAK. 
Pola BAB, freguensi, konsistensi, rasa takut BAB karena luka 
perineum, kebiasaan penggunaan toilet. BAB harus ada 3-4 hari post 
partum sedangkan miksi hendaklah secepatnya dilakukan sendiri 
(Rustam Mukthar, 1995 ) 
4) Pola Aktivitas Latihan
Lihat kemampuan mobilisasi beberapa saat setelah melahirkan, 
kemampuan merawat diri dan melakukan eliminasi, kemampuan 
bekerja dan menyusui. 
5) Pola Istirahat dan tidur 
Seberapa lamanya, kapan (malam, siang), rasa tidak nyaman yang 
mengganggu istirahat, penggunaan selimut, lampu atau remang-remang 
atau gelap, apakah mudah terganggu dengan suarasuara, 
posisi saat tidur (penekanan pada perineum). 
6) Pola Kognitif dan perceptual 
Biasanya pada pola ini klien tidak mengalami gangguan, karena klien 
masih dapat berkomunikasi. 
7) Pola persepsi diri dan konsep diri 
Sikap penerimaan ibu terhadap tubuhnya, keinginan ibu menyusui, 
persepsi ibu tentang tubuhnya terutama perubahan-perubahan selama 
kehamilan, perasaan klien bila mengalami opresi SC karena CPD 
atau karena bentuk tubuh yang pendek. 
8) Pola Peran dan hubungan 
Peran klien sebagai ibu biasanya akan terganggu . Karen penyakit 
yang dideritanya. Begitu juga hubungan nya dengan orang lain 
disekitarnya. 
9) Pola sexsual reproduksi 
Bagaimana pola interaksi dan hubungan dengan pasangan meliputi 
frkguensi koitus atau hubungan intim, pengetahuan pasangan tentang 
seks, keyakinan, kesulitan melakukan seks, continuitas hubungan 
seksual. Pengetahuan pasangan kapan dimulai hubungan intercourse 
pasca partum (dapat dilakukan setelah luka episiotomy membaik dan 
lochia terhenti, biasanya pada akhir minggu ke 3). 
10) Pola koping dan toleransi stress 
Perubahan peran, respon keluarga, yang bervariasi dapat menjadi 
pendukung berkurang rasasakit atau nyeri yang dialami pasien. 
11) Pola nilai dan kepercayaan
Tanyakan pada klien tentang nilai dan kepercayaan yang diyakininya. 
Ini sering kali berpengaruh terhadap intervensi yang akan kita erikan 
nantinya 
III. Diagnosa Keperawatan 
1. Resiko shock hipovolemik b/d perdarahan 
2. Gangguan perfusi jaringan b/d perdarahan pervaginam 
3. Cemas/ketakutan b/d perubahan keadaan atau ancaman kematian 
IV. Rencana tindakan keperawatan 
1. Shock hipovolemik s/d perdarahan. 
 Tujuan: Tidak terjadi shock(tidak terjadi penurunan kesadaran 
dan tanda-tanda dalam batas normal) 
 Rencana tindakan : 
1. Anjurkan pasien untuk banyak minum 
R/ Peningkatan intake cairan dapat meningkatkan volume intravascular 
sehingga dapat meningkatkan volume intravascular yang dapat 
meningkatkan perfusi jaringan. 
2. Observasitanda-tandavital tiap 4 jam 
R/ Perubahan tanda-tanda vital dapat merupakan indikator terjadinya 
dehidrasi secara dini. 
3. Observasi terhadap tanda-tanda dehidrasi. 
R/ Dehidrasi merupakan terjadinya shock bila dehidrasi tidak ditangani 
secara baik. 
4. Observasi intake cairan dan output 
R/ Intake cairan yang adekuat dapat menyeimbangi pengeluaran cairan 
yang berlebihan. 
5. Kolaborasi dalam : 
 Pemberian cairan infus / transfusi 
R/ Cairan intravena dapat meningkatkan volume intravaskular yang dapat 
meningkatkan perfusi jaringan sehingga dapat mencegah terjadinya shock 
 Pemberian koagulantia dan uterotonika
R/ Koagulan membantu dalam proses pembekuan darah dan uterotonika 
merangsang kontraksi uterus dan mengontrol perdarahan. 
2. Gangguan perfusi jaringan b/d perdarahan pervaginam 
 Tujuan: Tanda vital dan gas darah dalam batas normal 
 Rencana keperawatan : 
1. Monitor tanda vital tiap 5-10 menit 
R/ Perubahan perfusi jaringan menimbulkan perubahan pada tanda vital 
2. Catat perubahan warna kuku, mukosa bibir, gusi dan lidah, suhu kulit 
R/ Dengan vasokontriksi dan hubungan keorgan vital, sirkulasi di jaingan 
perifer berkurang sehingga menimbulkan cyanosis dan suhu kulit yang 
dingin 
3. Kaji ada / tidak adanya produksi ASI 
R/ Perfusi yang jelek menghambat produksi prolaktin dimana diperlukan 
dalam produksi ASI 
4. Tindakan kolaborasi : 
Monitor kadar gas darah dan PH ( perubahan kadar gas darah dan PH 
merupakan tanda hipoksia jaringan ) 
5. Berikan terapi oksigen ( Oksigen diperlukan untuk memaksimalkan 
transportasi sirkulasi jaringan ). 
3. Cemas/ketakutan berhubungan dengan perubahan keadaan atau 
ancaman kematian 
 Tujuan : Klien dapat mengungkapkan secara verbal rasa cemasnya dan 
mengatakan perasaan cemas berkurang atau hilang. 
 Rencana tindakan : 
1. Kaji respon psikologis klien terhadap perdarahan paska persalinan 
R/ Persepsi klien mempengaruhi intensitas cemasnya 
2. Kaji respon fisiologis klien ( takikardia, takipnea, gemetar 
R/ Perubahan tanda vital menimbulkan perubahan pada respon fisiologis 
3. Perlakukan pasien secara kalem, empati, serta sikap mendukung 
R/ Memberikan dukungan emosi 
4. Berikan informasi tentang perawatan dan pengobatan
R/ Informasi yang akurat dapat mengurangi cemas dan takut yang tidak 
diketahui 
5. Bantu klien mengidentifikasi rasa cemasnya 
R/ Ungkapan perasaan dapat mengurangi cemas 
6. Kaji mekanisme koping yang digunakan klien 
R/ Cemas yang berkepanjangan dapat dicegah dengan mekanisme koping 
yang tepat.

More Related Content

What's hot

Parametritis
ParametritisParametritis
Parametritis
astiandriyani
 
Isu etik, moral dan pengambilan keputusan dalam k.3.
Isu etik, moral dan pengambilan keputusan dalam k.3.Isu etik, moral dan pengambilan keputusan dalam k.3.
Isu etik, moral dan pengambilan keputusan dalam k.3.
Al-Ikhlas14
 
Evidence based practice dalam asuhan persalinan dr shinta
Evidence based practice dalam asuhan persalinan dr shintaEvidence based practice dalam asuhan persalinan dr shinta
Evidence based practice dalam asuhan persalinan dr shinta
Annisa Rabbani
 
ASKEB BERSALIN DENGAN PREEKLAMSI RINGAN
ASKEB BERSALIN DENGAN PREEKLAMSI RINGANASKEB BERSALIN DENGAN PREEKLAMSI RINGAN
ASKEB BERSALIN DENGAN PREEKLAMSI RINGAN
Ratna Imas Indriyani (Ratna Fadhilah Al-mumtazah)
 
Sistem dokumentasi rawat jalan dan rawat inap
Sistem dokumentasi rawat jalan dan rawat inapSistem dokumentasi rawat jalan dan rawat inap
Sistem dokumentasi rawat jalan dan rawat inap
Oka Artawan
 
Penatalaksanaan Atonia Uteri
Penatalaksanaan Atonia UteriPenatalaksanaan Atonia Uteri
Penatalaksanaan Atonia Uteri
pjj_kemenkes
 
Makalah asfiksia
Makalah asfiksiaMakalah asfiksia
Makalah asfiksia
Warnet Raha
 
Pembahasan Kesehatan Reproduksi
Pembahasan Kesehatan ReproduksiPembahasan Kesehatan Reproduksi
Pembahasan Kesehatan Reproduksi
AffiZakiyya
 
Makalah solusio plasenta
Makalah solusio plasentaMakalah solusio plasenta
Makalah solusio plasenta
Sentra Komputer dan Foto Copy
 
5. parametritis & pelviksitis
5. parametritis & pelviksitis5. parametritis & pelviksitis
5. parametritis & pelviksitisPradasary
 
Malaria pada ibu hamil.pptx
Malaria pada ibu hamil.pptxMalaria pada ibu hamil.pptx
Malaria pada ibu hamil.pptx
endah80783
 
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...Operator Warnet Vast Raha
 
Konsep dasar masa nifas
Konsep dasar masa nifasKonsep dasar masa nifas
Konsep dasar masa nifas
Sumiaty Syifah
 
KB 2 - Pemeriksaan Fisik Pada Ibu Nifas
KB 2 - Pemeriksaan Fisik Pada Ibu NifasKB 2 - Pemeriksaan Fisik Pada Ibu Nifas
KB 2 - Pemeriksaan Fisik Pada Ibu NifasUwes Chaeruman
 
Laporan kasus sc kpd
Laporan kasus sc kpdLaporan kasus sc kpd
Laporan kasus sc kpd
Sirajamaspul Bambapuang
 
Adaptasi psikologis pada kehamilan trimester i
Adaptasi psikologis pada kehamilan trimester iAdaptasi psikologis pada kehamilan trimester i
Adaptasi psikologis pada kehamilan trimester i
Warnet Raha
 
86345062 makalah-plasenta-previa
86345062 makalah-plasenta-previa86345062 makalah-plasenta-previa
86345062 makalah-plasenta-previa
Warnet Raha
 
RETENSIO PLASENTA
RETENSIO PLASENTARETENSIO PLASENTA
RETENSIO PLASENTA
Gabriella Cereira Angelina
 

What's hot (20)

Parametritis
ParametritisParametritis
Parametritis
 
Isu etik, moral dan pengambilan keputusan dalam k.3.
Isu etik, moral dan pengambilan keputusan dalam k.3.Isu etik, moral dan pengambilan keputusan dalam k.3.
Isu etik, moral dan pengambilan keputusan dalam k.3.
 
Evidence based practice dalam asuhan persalinan dr shinta
Evidence based practice dalam asuhan persalinan dr shintaEvidence based practice dalam asuhan persalinan dr shinta
Evidence based practice dalam asuhan persalinan dr shinta
 
ASKEB BERSALIN DENGAN PREEKLAMSI RINGAN
ASKEB BERSALIN DENGAN PREEKLAMSI RINGANASKEB BERSALIN DENGAN PREEKLAMSI RINGAN
ASKEB BERSALIN DENGAN PREEKLAMSI RINGAN
 
Sistem dokumentasi rawat jalan dan rawat inap
Sistem dokumentasi rawat jalan dan rawat inapSistem dokumentasi rawat jalan dan rawat inap
Sistem dokumentasi rawat jalan dan rawat inap
 
Isi
IsiIsi
Isi
 
Penatalaksanaan Atonia Uteri
Penatalaksanaan Atonia UteriPenatalaksanaan Atonia Uteri
Penatalaksanaan Atonia Uteri
 
Makalah asfiksia
Makalah asfiksiaMakalah asfiksia
Makalah asfiksia
 
Pembahasan Kesehatan Reproduksi
Pembahasan Kesehatan ReproduksiPembahasan Kesehatan Reproduksi
Pembahasan Kesehatan Reproduksi
 
Makalah solusio plasenta
Makalah solusio plasentaMakalah solusio plasenta
Makalah solusio plasenta
 
5. parametritis & pelviksitis
5. parametritis & pelviksitis5. parametritis & pelviksitis
5. parametritis & pelviksitis
 
Malaria pada ibu hamil.pptx
Malaria pada ibu hamil.pptxMalaria pada ibu hamil.pptx
Malaria pada ibu hamil.pptx
 
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...
 
Konsep dasar masa nifas
Konsep dasar masa nifasKonsep dasar masa nifas
Konsep dasar masa nifas
 
KB 2 - Pemeriksaan Fisik Pada Ibu Nifas
KB 2 - Pemeriksaan Fisik Pada Ibu NifasKB 2 - Pemeriksaan Fisik Pada Ibu Nifas
KB 2 - Pemeriksaan Fisik Pada Ibu Nifas
 
Laporan kasus sc kpd
Laporan kasus sc kpdLaporan kasus sc kpd
Laporan kasus sc kpd
 
ASKEB NIFAS NORMAL
ASKEB NIFAS NORMALASKEB NIFAS NORMAL
ASKEB NIFAS NORMAL
 
Adaptasi psikologis pada kehamilan trimester i
Adaptasi psikologis pada kehamilan trimester iAdaptasi psikologis pada kehamilan trimester i
Adaptasi psikologis pada kehamilan trimester i
 
86345062 makalah-plasenta-previa
86345062 makalah-plasenta-previa86345062 makalah-plasenta-previa
86345062 makalah-plasenta-previa
 
RETENSIO PLASENTA
RETENSIO PLASENTARETENSIO PLASENTA
RETENSIO PLASENTA
 

Viewers also liked

Makalah hpp akper muna
Makalah hpp akper munaMakalah hpp akper muna
Makalah hpp akper muna
Warnet Raha
 
Solusio plasenta
Solusio plasentaSolusio plasenta
Solusio plasenta
tiodoratiarlin
 
Perdarahan postpartum paper
Perdarahan postpartum paperPerdarahan postpartum paper
Perdarahan postpartum paperfegrianafia
 
referat post partum hemorrhage (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
referat post partum hemorrhage (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)referat post partum hemorrhage (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
referat post partum hemorrhage (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
Adeline Dlin
 
KB 1 Komplikasi Persalinan dan Penatalaksanaannya
KB 1 Komplikasi Persalinan dan PenatalaksanaannyaKB 1 Komplikasi Persalinan dan Penatalaksanaannya
KB 1 Komplikasi Persalinan dan Penatalaksanaannya
pjj_kemenkes
 
Komplikasi persalinan
Komplikasi persalinanKomplikasi persalinan
Komplikasi persalinan
Irmadani Irmadani
 

Viewers also liked (7)

Sindrom nefrotik AKPER PEMKAB MUNA
Sindrom nefrotik AKPER PEMKAB MUNA Sindrom nefrotik AKPER PEMKAB MUNA
Sindrom nefrotik AKPER PEMKAB MUNA
 
Makalah hpp akper muna
Makalah hpp akper munaMakalah hpp akper muna
Makalah hpp akper muna
 
Solusio plasenta
Solusio plasentaSolusio plasenta
Solusio plasenta
 
Perdarahan postpartum paper
Perdarahan postpartum paperPerdarahan postpartum paper
Perdarahan postpartum paper
 
referat post partum hemorrhage (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
referat post partum hemorrhage (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)referat post partum hemorrhage (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
referat post partum hemorrhage (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
 
KB 1 Komplikasi Persalinan dan Penatalaksanaannya
KB 1 Komplikasi Persalinan dan PenatalaksanaannyaKB 1 Komplikasi Persalinan dan Penatalaksanaannya
KB 1 Komplikasi Persalinan dan Penatalaksanaannya
 
Komplikasi persalinan
Komplikasi persalinanKomplikasi persalinan
Komplikasi persalinan
 

Similar to Makalah hpp

Makalah hpp
Makalah hppMakalah hpp
Makalah hpp
Warnet Raha
 
Neuro
NeuroNeuro
Neuro
krist14
 
Perdarahan Postpartum.ppt
Perdarahan Postpartum.pptPerdarahan Postpartum.ppt
Perdarahan Postpartum.pptelly_nd
 
Makalah hpp akper muna
Makalah hpp akper munaMakalah hpp akper muna
Makalah hpp akper muna
Septian Muna Barakati
 
Perdarahan postpartum rev.pptx
Perdarahan postpartum rev.pptxPerdarahan postpartum rev.pptx
Perdarahan postpartum rev.pptx
FITRIANOVIANTI4
 
Post partum
Post partumPost partum
Post partumfhermien
 
HPP.pptx
HPP.pptxHPP.pptx
HPP.pptx
NawafAmoudi
 
Perdarahan postpartum
Perdarahan postpartumPerdarahan postpartum
Perdarahan postpartum
Idha Chan
 
SALIN PENYULIT KALA III DAN IV
SALIN PENYULIT KALA III DAN IVSALIN PENYULIT KALA III DAN IV
SALIN PENYULIT KALA III DAN IV
Lilis c'Ben
 

Similar to Makalah hpp (20)

Makalah hpp
Makalah hppMakalah hpp
Makalah hpp
 
Makalah hpp
Makalah hppMakalah hpp
Makalah hpp
 
Makalah hpp
Makalah hppMakalah hpp
Makalah hpp
 
Haemorraghe post partum
Haemorraghe post partumHaemorraghe post partum
Haemorraghe post partum
 
162970870 askep-hpp
162970870 askep-hpp162970870 askep-hpp
162970870 askep-hpp
 
162970870 askep-hpp
162970870 askep-hpp162970870 askep-hpp
162970870 askep-hpp
 
Neuro
NeuroNeuro
Neuro
 
Pp hdocx
Pp hdocxPp hdocx
Pp hdocx
 
Perdarahan Postpartum.ppt
Perdarahan Postpartum.pptPerdarahan Postpartum.ppt
Perdarahan Postpartum.ppt
 
Askep hpp
Askep hppAskep hpp
Askep hpp
 
Makalah hpp akper muna
Makalah hpp akper munaMakalah hpp akper muna
Makalah hpp akper muna
 
Perdarahan postpartum rev.pptx
Perdarahan postpartum rev.pptxPerdarahan postpartum rev.pptx
Perdarahan postpartum rev.pptx
 
Post partum
Post partumPost partum
Post partum
 
Makalah hpp akper muna
Makalah hpp akper munaMakalah hpp akper muna
Makalah hpp akper muna
 
Makalah hpp akper muna
Makalah hpp akper munaMakalah hpp akper muna
Makalah hpp akper muna
 
HPP.pptx
HPP.pptxHPP.pptx
HPP.pptx
 
Tindakan kbi AKBID PARAMATA RAHA
Tindakan kbi AKBID PARAMATA RAHA Tindakan kbi AKBID PARAMATA RAHA
Tindakan kbi AKBID PARAMATA RAHA
 
Kasus hpp
Kasus hppKasus hpp
Kasus hpp
 
Perdarahan postpartum
Perdarahan postpartumPerdarahan postpartum
Perdarahan postpartum
 
SALIN PENYULIT KALA III DAN IV
SALIN PENYULIT KALA III DAN IVSALIN PENYULIT KALA III DAN IV
SALIN PENYULIT KALA III DAN IV
 

More from Septian Muna Barakati

Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Septian Muna Barakati
 
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Septian Muna Barakati
 
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Septian Muna Barakati
 
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Septian Muna Barakati
 
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Septian Muna Barakati
 
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Septian Muna Barakati
 
Dokomen polisi
Dokomen polisiDokomen polisi
Dokomen polisi
Septian Muna Barakati
 
Dokumen perusahaan
Dokumen perusahaanDokumen perusahaan
Dokumen perusahaan
Septian Muna Barakati
 
Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3
Septian Muna Barakati
 
Dosa besar
Dosa besarDosa besar
Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamunEkosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun
Septian Muna Barakati
 
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi pendudukFaktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Septian Muna Barakati
 
Faktor
FaktorFaktor
Fho...................
Fho...................Fho...................
Fho...................
Septian Muna Barakati
 
555555555555555 (2)
555555555555555 (2)555555555555555 (2)
555555555555555 (2)
Septian Muna Barakati
 
99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya
Septian Muna Barakati
 
10 impact of global warming
10 impact of global warming10 impact of global warming
10 impact of global warming
Septian Muna Barakati
 
10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global
Septian Muna Barakati
 
5 w 1h penyakit hiv
5 w 1h  penyakit hiv5 w 1h  penyakit hiv
5 w 1h penyakit hiv
Septian Muna Barakati
 

More from Septian Muna Barakati (20)

Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
 
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
 
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
 
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA
 
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
 
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
 
Dokomen polisi
Dokomen polisiDokomen polisi
Dokomen polisi
 
Dokumen perusahaan
Dokumen perusahaanDokumen perusahaan
Dokumen perusahaan
 
Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3
 
Dosa besar
Dosa besarDosa besar
Dosa besar
 
Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamunEkosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun
 
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi pendudukFaktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
 
E
EE
E
 
Faktor
FaktorFaktor
Faktor
 
Fho...................
Fho...................Fho...................
Fho...................
 
555555555555555 (2)
555555555555555 (2)555555555555555 (2)
555555555555555 (2)
 
99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya
 
10 impact of global warming
10 impact of global warming10 impact of global warming
10 impact of global warming
 
10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global
 
5 w 1h penyakit hiv
5 w 1h  penyakit hiv5 w 1h  penyakit hiv
5 w 1h penyakit hiv
 

Recently uploaded

penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkdpenjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
jaya35ml2
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
mohfedri24
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
ssuser289c2f1
 
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
arianferdana
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
AdrianAgoes9
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Nur afiyah
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
Indah106914
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
setiatinambunan
 
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptxAKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
adelsimanjuntak
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
adolfnuhujanan101
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
smp4prg
 

Recently uploaded (20)

penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkdpenjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
 
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
 
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptxAKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
 

Makalah hpp

  • 1. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdarahan setelah melahirkan atau hemorrhagic post partum (HPP) adalah konsekuensi. Perdarahan berlebihan dari tempat implantasi plasenta, trauma di traktus genitalia dan struktur sekitarnya, atau keduanya. Di Indonesia, Sebagian besar persalinan terjadi tidak di rumah sakit, sehingga sering pasien yang bersalin di luar kemudian terjadi perdarahan post partum terlambat sampai ke rumah sakit, saat datang keadaan umum/hemodinamiknya sudah memburuk, akibatnya mortalitas tinggi.3 Menurut Depkes RI, kematian ibu di Indonesia (2002) adalah 650 ibu tiap 100.000 kelahiran hidup dan 43% dari angka tersebut disebabkan oleh perdarahan post partum. HPP yang menyebabkan kematian pada ibu 45% terjdi pada 24jam pertama setelah bayi lahir, 68-73% dalam satu minggu setelah bayi lahir, dan 82-88 dalam 2minggu stelah bayi lahir. (Sarwono Prawirotarjo. 523) HPP adalah perdarahan yang masif yang berasal dari tempat implantasi plasenta, robekan pada jalan lahir dan jaringan sekitarnya dan merupakan salah satu penyebab kematian ibu disamping perdarahan karena hamil ektopik atau abortus. HPP bila tidak mendapat penanganan yang semestinya akan meningkatkan morbiditas dan mortalitas ibu serta proses penyembuhan kembali. Apabila terjadi perdarahan yang berlebihan pasca persalinan harus dicari etiologi yang spesifik. Atonia uteri, retensio plasenta (termasuk plasenta akreta dan variannya), sisa plasenta, dan laserasi traktus genitalia merupakan penyebab sebagian besar perdarahan post partum. Dalam 20 tahun terakhir, plasenta akreta mengalahkan atonia uteri sebagai penyebab tersering perdarahan post partum yang keparahannya mengharuskan dilakukan
  • 2. tindakan histerektomi. Laserasi traktus genitalia yang dapat terjadi sebagai penyebab perdarahan post partum antara lain laserasi perineum, laserasi vagina, cedera levator ani dan cedera pada serviks uteri. Berdasarkan hal tersebut di atas dan dari temuan kami di klinik diperoleh kasus retensio plasenta sebagai salah satu penyebab kasus HPP, maka dari itu kami akan berupaya untuk mengkaji kasus tersebut. 1.2 Rumusan masalah 2.1 Apa konsep teori dari HPP(Hemorrhage Post Partum)? 2.2 Bagimana asuhan keperawatan pada klien dengan HPP (Hemorrhage Post Partum)? 1.3 Tujuan 3. 1 Menghasilkan deskripsi tentang konsep teori HPP( Hemorrhage Post Partum) 3. 2 Menghasilkan rincian tentang asuhan keperawatan pada klien dengan ( Hemorrhage Post Partum) 1.4 Manfaat 4.1 Bagi penyusun setelah mengerjakan makalah ini mendapatkan banyak ilmu pengetahuan tentang asuhan keperawatan yang membahas tentang HHP ( Hemorrhage Post Partum) 4.2 Bagi pembaca setelah membaca makalah ini semoga bisa diterapkan pada perwatan pasien ( Hemorrhage Post Partum) sesuai dengan teori yang ada dalm makalah ini
  • 3. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA A. KONSEP TEORI 2.1 Definisi HPP (Hemorrhage Post Partum)adalah perdarahan yang melebihi 500 ml dalam jam pertama setelah anak lahir atau setara dengan pengeluaran darah 1000 ml pada seksio secarea. (ilmu kandungan,2006) HPP adalah perdarahan yang berasal dari tempat implantasi plasenta,robekan pada jalan lahir dan jaringan sekitar. Perdarahan post partum adalah perdarahan yang terjadi pada Kala IV yang lebih dari 500-600 cc dalam 24 jam setelah anak dan plasenta lahir. (Rustam, 1998 : 300) Perdarahan post partum adalah perdarahan yang lebih dari 500 cc dalam 24 jam pertama setelah bayi lahir. (Obstetri patologi hal 231) Perdarahan post partum adalah perdarahan sesudah 24 jam setelah anak lahir dan biasanya disebabkan jaringan placenta yang tertinggal. (Obstetri patologi hal 231) Perdarahan post partum adalah peradarahan dalam kala IV yang lebih dari 500 – 600 cc dalam 24 jam stelah anak dan placenta lahir. (Sinopsis Obstetri EGC edisi 2 hal 300). 2.2 Klasifikasi Klasifikasi perdarahan post partum di bagi menjadi 2 2.1 HPP Primer (Early post partum hemorrhage)
  • 4. Perdarahan yang terjadi dalam 24 jam pertama ,penyebab utamanya:  Atonia uteri  Retensio plasenta  Sisa plasenta  Robekan jalan lahir 2.2 HPP Sekunder (Late Post Partum Hemorrhage)Perdarahan yang terjadi setelah 24 jam pertama . 2.3 Etiologi &Maniefestasi klinik Berdasarkan klasifikasi dan penyebab,etiologi perdarahan post partum adalah: 1. Atonia uteri Yaitu keadaan lemahnya tonus/kontraksi rahim yang menyebabkan uterus tidak mampu menutup perdarahan terbuka dari tempat implantasi plasenta setelah bayi lahir Faktor predisposisi:  Regangan rahim yang berlebihan karena gemeli,polihidramion,atau anak terlalu besar.  Kelelahan karena persalinan lama atau persalinan kasep  Ibu dengan keadaan umum yang jelek,anemis,atau menderita penyakit menahun  Mioma uteri yang menggangu kontraksi rahim  Infeksi intra uterin (korioamnionitis)  Ada riwayat atonia uteri  Umur yang terlalu tua atau terlalu muda  Prioritas sering dijumpai pada multipara atau grande multipara  Faktor social ekonomi yaitu malnutrisi Gejala klinik :  Perdarahan pervaginam
  • 5.  Kontraksi uteri lemah  Anemia  Konsistensi rahim lunak Diagnosis  Bila setelah bayi lahir dan plasenta lahir ternyata perdarahan masih aktif,banyak, dan bergumpal.  Pada palpasi didapatkan fundus uteri masih setinggi pusat atau lebih.  Kontraksi yang lembek Pada saat atonia uteri di diagnosis,maka pada saat itu juga masih ada darah sebanyak 500-1000cc yang sudah keluar dari pembuluh darah,tetapi tertangkap dalam uterus. Penanganan a. Sikap trendelenburg dan memberikan O2. b. Merangsang kontraksi uterus dengan cara:  Masase fundus uteri dan merangsang puting susu.  Pemberian oksitosin dan turunan egometrin IM,IV,atau SC.  Pemberian derivate prostatglandin  Pemberian misoprostol 800-1000mg per rectal.  KBI/KBE dan kompresi aorta abdominalis(KAA).  Bila semua tindakan itu gagal,maka dipersiapkan untuk dilakukan tindakan operatif laparatomi dengan pilihan bedah konservatif(mempertahankan uterus) atau melakukan histerektomi. c. kenali dan tegakkan diagnosis kerja atonia uteri d. antisipasi dini kebutuhan darah dan lakukan tranfusi sesuai kebutuhan
  • 6. e. jika perdarahan terus berlangsung pastikan plasenta lahir lengkap f. lakukanKBI bila diperlukan 2. Robekan jalan lahir Perdarahan dalam keadaan dimana plasenta lahir lengkap,kontraksi rahim baik,dapat dipastikan bahwa perdarahan tersebut berasal dari perlukaan jalan lahir. Gejala klinik :  Darah segar yang mengalir segera bayi lahir.  Uterus berkontraksi dan keras.  Plasenta lengkap. Pucat dan lemah. Perlukaan jalan lahir terdiri dari:  Robekan perineum.  Hematoma vulva.  Robekan dinding vagina.  Robekan serviks.  Ruptur uteri. Penanganan a. Periksa dengan seksama dan perbaiki robekan pada serviks, vagina, dan perineum b. Lakukan uji beku darah jika perdarahan terus berlangsung. Bila terjadi koagulopati lakukan penanganannya. 3. Sisa plasenta penanganan a. raba bagian dalam uterus untuk mencari sisa plasenta. Eksplorasi manual uterus . b. keluarkan sisa plasenta dengan tangan,cunam ovum,atau kuret besar
  • 7. c. jika perdarahan terus berlangsung lakukan uji beku darah 4. Retensio plasenta penanganan a. jika plasenta terlihat di vagina minta ibu untuk mengedan. b. Pastikan kandung kemih kosong c. jika plasenta belum keluar, berika 10 unit oksitosin I. M. d. jika plasenta belum dilahirkan setelah 30 menit pemberian oksitosin dan uterus terasa berkontraksi, lakukan PTT e. jika traksi tali pusat terkendali belum berhasil cobalah untuk melakukan plasenta manual f. jika terdapat tanda tanda infeksi berikan antibiotika 5. Inverse uterus Penanganan a. jika ibu merasakan kesakitan, berikan petidin 1 mg / kgBB secara I.V. atau I.M. b. jika perdarahan berlangsung lakukan uji beku darah c. berikan antibiotika profilaksis dosis tunggal setelah mereposisi uterus d. jika terdapat tanda tanda infeksi berikan antibiotika untuk metritis (Rustam, 1998 : 300)
  • 8. Kala I Kala II Sisa Plasenta &selput ketuban Robekan jln lahir Retensio plasenta Shock Hipovolemia Penurunan perfusi jaringan 2.4 Patofisiologi Persalinan Pervaginam Kala III Bila turun terjadi perdarahan yang terus menerus Atonia uteri Perdarahan post partum TD Nadi dan RR Tubuh pucat Ekstremitas dingin Shock Kala IV Presyok 1. Nadi& TD 2. Akral dgin 3. Sering menguap 4. Gelisah Cemas
  • 9. 2.5 Penaganan 1. Pencegahan perdarahan post partum Mencegah atau sekurang – kurangnya bersikap siaga pada kasus – kasus yang disangka akan terjadi perdarahan adlah penting, tindakan pencegahan tidak hanya dilakukan sewaktu bersalinan, namun sudah dimulai sejak ibu hamil dengan melakukan antenatal care yang baik, ibu yang mempunyai riwayat perdarahan post partum sangat dianjurkan untuk bersalin dirumah sakit. Dirumah sakit diperiksa keadaan fisik, keadaan umur, kadar Hb, golongan darah, dan bila mungkin tersedia donor darah, sambil mengawasi persalinan dipersiapkan untuk keprluan infus dan obat – obatan penguat rahim (uterotonika) setelah ketuban pecah kepala janin mulai membuka vulva, infus dipasang sewaktu bayi lahir diberikan 1 ampul mettergin atau kombinasi dengan 5 satuan sintosinon (sintro metrin intravena) hasilnya biasanya memuaskan. 2. Pengobatan perdarahan kala uri Sikap dalam menghadapi perdarahan kala uri ialah : - Berikan oksitoksin. - Cobalah mengeluarkan placenta menurut cara crede (1 – 2 kali). - Keluarkan placenta dengan tangan. Jika masih ada sisa – sisa placenta yang melekat dan masih terdapat perdarahan segera dilakukan utero vagina temporade selama 24 jam diikuti pemberian uterotenika dan antibiotik selama 3 hari berturut – turut dan pada hari keempat baru dilakukan kuretase untuk membersihkanya, jika disebkan oleh luka, luka jalan lahir, luka segera dijahit dan perdarahan akan berhenti.
  • 10. 3. Pengobatan perdarahan pada atonia uteri Tergantung banyaknya perdarahan dan derajat atonio uteri dibagi dalam 3 tahap : - Tahap I Perdarahan yang tidak begitu banyak adapat diatasi cara pemberian utorotonika mengurut rahim (masase) dan merangsang gureta. - Tahap II Bila perdarahan belum berhenti dan bertambah banyak selanjutnya diberikan infus dan tranfunsi darah dan dapat dilakukan : • Perasat (manuver) zorge meister. • Perasat (manuver) fricth. • Kompresi bimanual. • Tamporade utero – vaginal. • Jepitan uterina dengan cara hengkel. - Tahap III Bila upaya semua diatas tidak menolong juga, maka usaha terakhir adalah menghilangkan sumber perdarahan, dapat ditempuh dua cara yaitu dengan neoligasi arteri tipogatrika atau histerektomi 2.6 Pemeriksaan Tenaga professional perawatan kesehatan yang terlatih akan: - Menelusuri uterus dengan lembut - Mengeluarkan setiap robekan uterus yang ada - Menjahit ulang luka jika perlu Pantau kondisi pasien dengan cermat. Hal itu meliputi: - Suhu - Denyut nadi - Pernafsan - Tekanan darah - Kondisi umum(mis, pucat, tingkat kesadaran)
  • 11. - Asupan cairan dan haluaran urin - Melakukan pencacatan yang akurat Sediakan asuhan keperawatan yang baik, antara lain: - Kenyamanan fisik dan hygiene - Dukungan emosional - Melakukan intruksi medis - Melaporkan setiap perubahan pada dokter 2.7 . Pemeriksaan Penunjang 1. Golongan darah : menentukan Rh, ABO dan percocokan silang 2. Jumlah darah lengkap : menunjukkan penurunan Hb/Ht dan peningkatan jumlah sel darah putuih (SDP). (Hb saat tidak hamil:12-16gr/dl, saat hamil: 10-14gr/dl. Ht saat tidak hamil:37%- 47%, saat hamil:32%-42%. Total SDP saat tidak hamil 4.500- 10.000/mm3. saat hamil 5.000-15.000) 3. Kultur uterus dan vagina : mengesampingkan infeksi pasca partum 4. Urinalisis : memastikan kerusakan kandung kemih 5. Profil koagulasi : peningkatan degradasi, kadar produk fibrin/produk split fibrin (FDP/FSP), penurunan kadar fibrinogen : masa tromboplastin partial diaktivasi, masa tromboplastin partial (APT/PTT), masa protrombin memanjang pada KID 6. Sonografi : menentukan adanya jaringan plasenta yang tertahan 2.8 Penatalaksanaan medis 1. Masukkan ibu kerumah sakit sebagai salah satu kasus kedaruratan 2. Percepat kontraksi dengan cara melakukan mesase pada uterus jika uterus masih dapat teraba 3. Kaji kondisi maternal dan, jika pada daerah yang terpencil , mulailah penatalaksanan sebelum pemindahan, jika memungkinkan 4. Berikan oksitosin 10 IU atau ergometrin 0,5 mg IV. Berikan secara IM jika tidak tersedia
  • 12. 5. Ambil darah untuk pemeriksaan Hemoglobin, golongan darah, pencocokan silang 6. Pasang infuse IV. Gunakan normal salin atau natrium laktat terlebih dahulu. Jika ibu mengalami syok , alirkan dengan cepat(1liter dalam i5 menit) sampai kondisi ibu stabil. 7. Jika terjadi perdarahan yang berlebihan, tambahkan 40 IU oksitosin perliter pada infuse IV dan alirkan sebanyak 40Tpm 8. Pada kasus syok yang parah, gunakan plasma ekspander atau transfursi darah jika tersedia. 9. Mulai berikan antibiotic berspektrum luas dengan dosis tinggi( ampisilin 1g IV diikuti 500mg secara IM setiap 6jam + metronidazol 400 atau 500mg secra oral setiap 8 jam 10. Jika mungkin, persiapkan pasien untuk pemeriksaan segera di bawah pengaruh anestesi
  • 13. DAFTAR PUSTAKA Aminah, S. 1998. Modul Hemorage postpartum. Jakarta:EGC Bari, Saifuddin Abdul dkk. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan KesehatanMaternal dan Neonatol. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono PrawirotarjoPillitteri, Adele. 2007. Perawatan Kesehatan Ibu Dan Anak. Jakarta : EGC Sastrawinata, S. 1983. Obetetri Fisiologi. Bandung:FKU Padjajaran Bandung Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC
  • 14. B. ASUHAN KEPERAWATAN I. Pengkajian  Identitas klien, meliputi : nama, umur, pekerjaan, pendidikan, alamat, medical record dan lain – lain  Riwayat kesehatan 1. Riwayat kesehatan dahulu Riwayat penyakit jantung, hipertensi, penyakit ginjal kronik, hemofilia, riwayat pre eklampsia, trauma jalan lahir, kegagalan kompresi pembuluh darah, tempat implantasi plasenta, retensi sisa plasenta. 2. Riwayat kesehatan sekarang Keluhan yang dirasakan saat ini yaitu: kehilangan darah dalam jumlah banyak (>500ml), Nadi lemah, pucat, lokea berwarna merah, haus, pusing, gelisah, letih, tekanan darah rendah, ekstremitas dingin, dan mual. 3. Riwayat kesehatan keluarga Adanya riwayat keluarga yang pernah atau sedang menderita hipertensi, penyakit jantung, dan pre eklampsia, penyakit keturunan hemopilia dan penyakit menular.  Riwayat obstetric a. Riwayat menstruasi meliputi: Menarche, lamanya siklus, banyaknya, baunya , keluhan waktu haid, HPHT b. Riwayat perkawinan meliputi : Usia kawin, kawin yang keberapa, Usia mulai hamil c. Riwayat hamil, persalinan dan nifas yang lalu 1. Riwayat hamil meliputi: Waktu hamil muda, hamil tua, apakah ada abortus, retensi plasenta 2. Riwayat persalinan meliputi: Tua kehamilan, cara persalinan, penolong, tempat bersalin, apakah ada kesulitan dalam persalinan anak lahir atau mati, berat badan anak waktu lahir, panjang waktu lahir 3. Riwayat nifas meliputi: Keadaan lochea, apakah ada pendarahan, ASI cukup atau tidak dan kondisi ibu saat nifas, tinggi fundus uteri dan kontraksi
  • 15. d. Riwayat Kehamilan sekarang 1. Hamil muda, keluhan selama hamil muda 2. Hamil tua, keluhan selama hamil tua, peningkatan berat badan, tinggi badan, suhu, nadi, pernafasan, peningkatan tekanan darah, keadaan gizi akibat mual, keluhan lain 3. Riwayat antenatal care meliputi : Dimana tempat pelayanan, beberapa kali, perawatan serta pengobatannya yang didapat II. Pengkajian 11 fungsional Gordon 1) Pola Persepsi Kesehatan Menanyakan apakah klien sudah mengetahui tentang perdarahan postpartum dan sudah pernah mendengar tentang hal itu. 2) Pola Nutrisi Metabolik Perhatikan pola menu makanan yang dikonsumsi, jumlah, jenis makanan (Kalori, protein, vitamin, tinggi serat), freguensi, konsumsi snack (makanan ringan), nafsu makan, pola minum, jumlah. makan dan minum pada masa nifas harus bermutu dan bergizi, cukup kalori, makanan yang mengandung protein, banyak cairan, sayur-sayuran dan buah – buahan. 3) Pola eliminasi E3Perhatikan apakah terjadi diuresis, setelah melahirkan, adakah inkontinensia (hilangnya infolunter pengeluaran urin), hilangnya kontrol blas, terjadi over distensi blass atau tidak atau retensi urine karena rasa talut luka episiotomi, apakah perlu bantuan saat BAK. Pola BAB, freguensi, konsistensi, rasa takut BAB karena luka perineum, kebiasaan penggunaan toilet. BAB harus ada 3-4 hari post partum sedangkan miksi hendaklah secepatnya dilakukan sendiri (Rustam Mukthar, 1995 ) 4) Pola Aktivitas Latihan
  • 16. Lihat kemampuan mobilisasi beberapa saat setelah melahirkan, kemampuan merawat diri dan melakukan eliminasi, kemampuan bekerja dan menyusui. 5) Pola Istirahat dan tidur Seberapa lamanya, kapan (malam, siang), rasa tidak nyaman yang mengganggu istirahat, penggunaan selimut, lampu atau remang-remang atau gelap, apakah mudah terganggu dengan suarasuara, posisi saat tidur (penekanan pada perineum). 6) Pola Kognitif dan perceptual Biasanya pada pola ini klien tidak mengalami gangguan, karena klien masih dapat berkomunikasi. 7) Pola persepsi diri dan konsep diri Sikap penerimaan ibu terhadap tubuhnya, keinginan ibu menyusui, persepsi ibu tentang tubuhnya terutama perubahan-perubahan selama kehamilan, perasaan klien bila mengalami opresi SC karena CPD atau karena bentuk tubuh yang pendek. 8) Pola Peran dan hubungan Peran klien sebagai ibu biasanya akan terganggu . Karen penyakit yang dideritanya. Begitu juga hubungan nya dengan orang lain disekitarnya. 9) Pola sexsual reproduksi Bagaimana pola interaksi dan hubungan dengan pasangan meliputi frkguensi koitus atau hubungan intim, pengetahuan pasangan tentang seks, keyakinan, kesulitan melakukan seks, continuitas hubungan seksual. Pengetahuan pasangan kapan dimulai hubungan intercourse pasca partum (dapat dilakukan setelah luka episiotomy membaik dan lochia terhenti, biasanya pada akhir minggu ke 3). 10) Pola koping dan toleransi stress Perubahan peran, respon keluarga, yang bervariasi dapat menjadi pendukung berkurang rasasakit atau nyeri yang dialami pasien. 11) Pola nilai dan kepercayaan
  • 17. Tanyakan pada klien tentang nilai dan kepercayaan yang diyakininya. Ini sering kali berpengaruh terhadap intervensi yang akan kita erikan nantinya III. Diagnosa Keperawatan 1. Resiko shock hipovolemik b/d perdarahan 2. Gangguan perfusi jaringan b/d perdarahan pervaginam 3. Cemas/ketakutan b/d perubahan keadaan atau ancaman kematian IV. Rencana tindakan keperawatan 1. Shock hipovolemik s/d perdarahan.  Tujuan: Tidak terjadi shock(tidak terjadi penurunan kesadaran dan tanda-tanda dalam batas normal)  Rencana tindakan : 1. Anjurkan pasien untuk banyak minum R/ Peningkatan intake cairan dapat meningkatkan volume intravascular sehingga dapat meningkatkan volume intravascular yang dapat meningkatkan perfusi jaringan. 2. Observasitanda-tandavital tiap 4 jam R/ Perubahan tanda-tanda vital dapat merupakan indikator terjadinya dehidrasi secara dini. 3. Observasi terhadap tanda-tanda dehidrasi. R/ Dehidrasi merupakan terjadinya shock bila dehidrasi tidak ditangani secara baik. 4. Observasi intake cairan dan output R/ Intake cairan yang adekuat dapat menyeimbangi pengeluaran cairan yang berlebihan. 5. Kolaborasi dalam :  Pemberian cairan infus / transfusi R/ Cairan intravena dapat meningkatkan volume intravaskular yang dapat meningkatkan perfusi jaringan sehingga dapat mencegah terjadinya shock  Pemberian koagulantia dan uterotonika
  • 18. R/ Koagulan membantu dalam proses pembekuan darah dan uterotonika merangsang kontraksi uterus dan mengontrol perdarahan. 2. Gangguan perfusi jaringan b/d perdarahan pervaginam  Tujuan: Tanda vital dan gas darah dalam batas normal  Rencana keperawatan : 1. Monitor tanda vital tiap 5-10 menit R/ Perubahan perfusi jaringan menimbulkan perubahan pada tanda vital 2. Catat perubahan warna kuku, mukosa bibir, gusi dan lidah, suhu kulit R/ Dengan vasokontriksi dan hubungan keorgan vital, sirkulasi di jaingan perifer berkurang sehingga menimbulkan cyanosis dan suhu kulit yang dingin 3. Kaji ada / tidak adanya produksi ASI R/ Perfusi yang jelek menghambat produksi prolaktin dimana diperlukan dalam produksi ASI 4. Tindakan kolaborasi : Monitor kadar gas darah dan PH ( perubahan kadar gas darah dan PH merupakan tanda hipoksia jaringan ) 5. Berikan terapi oksigen ( Oksigen diperlukan untuk memaksimalkan transportasi sirkulasi jaringan ). 3. Cemas/ketakutan berhubungan dengan perubahan keadaan atau ancaman kematian  Tujuan : Klien dapat mengungkapkan secara verbal rasa cemasnya dan mengatakan perasaan cemas berkurang atau hilang.  Rencana tindakan : 1. Kaji respon psikologis klien terhadap perdarahan paska persalinan R/ Persepsi klien mempengaruhi intensitas cemasnya 2. Kaji respon fisiologis klien ( takikardia, takipnea, gemetar R/ Perubahan tanda vital menimbulkan perubahan pada respon fisiologis 3. Perlakukan pasien secara kalem, empati, serta sikap mendukung R/ Memberikan dukungan emosi 4. Berikan informasi tentang perawatan dan pengobatan
  • 19. R/ Informasi yang akurat dapat mengurangi cemas dan takut yang tidak diketahui 5. Bantu klien mengidentifikasi rasa cemasnya R/ Ungkapan perasaan dapat mengurangi cemas 6. Kaji mekanisme koping yang digunakan klien R/ Cemas yang berkepanjangan dapat dicegah dengan mekanisme koping yang tepat.