2. Retensio Plasenta adalah terlambatnya
kelahiran plasenta selama setengah jam
setelah persalinan bayi. Pada beberapa
kasus dapat terjadi retensio plasenta
berulang (habitual retentio plasenta).
Plasenta harus dikeluarkan karena dapat
menimbulkan bahaya perdarahan, infeksi
karena sebagai benda mati, dapat terjadi
plasenta inkarserata, dapat terjadi polip
plasenta, dan terjadi degenerasi ganas
korio karsinoma.
3.
4. Menurut Wiknjosastro (2007) sebab retensio
plasenta dibagi menjadi 2 golongan
ialah sebab fungsional dan sebab patologi
anatomik.
Sebab fungsional
•His yang kurang kuat (sebab utama)
•Tempat melekatnya yang kurang
menguntungkan (contoh : di sudut tuba)
•Ukuran plasenta terlalu kecil
•Lingkaran kontriksi pada bagian bawah
perut
5. Sebab patologi anatomik (perlekatan
plasenta yang abnormal)
Plasenta belum terlepas dari dinding rahim
karena melekat dan tumbuh lebih dalam.
Menurut tingkat perlekatannya :
1. Plasenta adhesiva : plasenta yang
melekat pada desidua endometrium
lebih dalam.
2. Plasenta inkreta : vili khorialis tumbuh
lebih dalam dan menembus desidua
endometrium sampai ke miometrium.
6. 3. Plasenta akreta : vili khorialis tumbuh
menembus miometrium sampai ke
serosa.
4. Plasenta perkreta : vili khorialis tumbuh
menembus serosa atau peritoneum
dinding rahim.
14. Sikap umum bidan
a. Memperhatikan keadaan umum penderita
•Apakah anemis
•Bagaimana jumlah perdarahannya
•Keadaan umum penderita: tekanan darah, nadi,
dan suhu
•Keadaan fundus uteri: kontraksi dan tinggi fundus
uter
b. Mengetahui keadaan plasenta
•Apakah plasenta inkarserata
•Melakukan tes plasenta lepas: metode Kusnert,
metode Klein, metode Stassman, metode Manuaba
15. a. Retensio plasenta dengan perdarahan
•Langsung melakukan plasenta manual
b. Retensio plasenta tanpa perdarahan
•Setelah dapat memastikan keadaan umum penderita
segera memasang infus dan memberikan cairan
•Merujuk penderita ke pusat dengan fasilitas cukup,
untuk mendapatkan penanganan yang lebih baik
•Memberikan transfusi
•Proteksi dengan antibiotika
•Mempersiapkan plasenta manual dengan legeartis
dalam keadaan pengaruh narkosa
16.
17. Plasenta manual merupakan
tindakan operasi kebidanan untuk
melahirkan retensio plasenta. Teknik
operasi plasenta manual tidaklah sukar,
tetapi harus dipikirkan bagaimanan
persiapan agar tindakan teresebut dapat
menyelamatkan jiwa penderita.
Plasenta manual
Persiapan plasenta manual:
•Peralatan sarung tangan
•Desinfektan untuk genitalia eksterna
19. Langkah Cara melakukan
Persiapan : pasang set dan cairan infus,jelaskan pada
ibu prosedur dan tujuan tindakan , lanjutan anastesia
verbal atau analgesia per rectal, siapkan dan jalankan
prosedur pencegahan infeksi
Tindakan penetrasi ke dalam Kavum uteri : pastikan
kandung kemih dalam keadaan kosong; jepit tali
pusat dengan klem pada jarak 5-10 cm dari vulva,
tegangkan dengan suatu tangan sejajar lantai.
20. Secara obstetric masukkan tangan lainnya
(punggung tangan menghadap ke bawah)
ke dalam vagina dengan menelusuri sisi
bawah tali pusat ; setelah mencapai
bukaan serviks, kemudian minta seorang
asisten / penolong lain untuk
memegangkan klem tali pusat kemudian
pindahkan tangan luar untuk menahan
fundus uteri.
21. Sambil menahan fundus uteri, memasukkan
tangan dalam hingga ke kavum uteri
sehingga mencapai tempat implantasi
plasenta ; bentangkan tangan obstetric
menjadi datar seperti memberi dalam ( ibu
jari merapat ke jari telunjuk dan jari-jari
lain merapat); tentukan implantasi
plasenta, temukan tepi plasenta paling
bawah . bila plasenta berimplantasi di
korpus belkang ,tali pusat tetap disebelah
atas dan sisipkan ujung jari-jari tangan
diantara plasenta dan dinding uterus
dimana punggung tangan menghadap ke
bawah ( posterior ibu ) ;
22. Bila di korpus depan maka pindahkan
tangan ke sebelah atas tali pusat dan
sisipkan ujung jari-jari tangan diantara
plasenta dan dinding uterus dimana
punggung tangan menghadap ke atas (
anterior ibu ); setelah ujung-ujung jari
tangan diantara plasenta dan dinding
maka perluasan pelepasan plasenta
dengan jalan menggeser tangan ke tangan
kiri sambil di geserkan ke atas ( cranial
ibu ) hingga semua perlekatan plasenta
terlepas dari dinding uterus.
Sementara satu tangan masih di dalam
kavum uteri , lakukan eksplorasi untuk
menilai tidak ada plasenta yang tertinggal
23. Pindahkan tangan luar dari fundus ke
supra symphisis ( tahan segemn
bawah uterus ) kemudian instruksikan
asisten / penolong untuk menarik tali
pusat sambil tangan dalam membawa
plasenta keluar (hindari adanya
percikan darah)
Lakukan penekanan dengan tangan
yang menahan suprasymphisis )
uterus kearah dorso cranial setelah
plasenta dilahirkan dan tempatkan
plasenta di dalam wadahh yang telah
disediakan
24. Lakukan tindakan pencegahan infeksi dengan
cara : dekontaminasi sarung tangan ( sebelum
dilepaskan ) dan peralatan lain yang digunakan;
lepaskan dan rendam sarung tangan dan
peralatan lainnya di dalam larutan clorin 0,5 %
selama 10 menit ; cuci tangan dengan sabun
dan air bersihh mengalir , keringkan tangan
dengan handuk bwersihh dan kering;
Lakukan pemantauan pasca tindakan: periksa
kembali tanda vital ibu : catat kondisi ibu dan
buat laporan tindakan : tuliskan rencana
pengobatan, tindakan yang masih diperlukan
dan asuhan lanjutan; beritahukan pada ibu dan
keluarganya bahwa tindakan ytelah selesai
tetapi ibu masih memerlukan pemantauan dan
asuhan lanjutan ; lanjutan pemantaun ibu
hingga 2 jam pasca tindakan sebelum keruang
rawat gabung.
25.
26. KALA III
Pukul 11.10
Tempat : BPS Cinta Bunda
Ny. S berusia 32 tahun P3A0 post
partum 30 menit yang lalu plasenta
belum lahir .
27. Keadaan
umum
:Baik
TD :120/ 70 mmHg
Nadi :84 x/ menit
RR :22 x/menit
Suhu :370C
S : Ibu mengatakan perutnya
terasa mulas placenta belum lahir dan
ibu merasa gelisah
O : Pemeriksaan umum
28. Pemeriksaan fisik
Abdomen : Palpasi pada daerah perut didapatkan
uterus tidak teraba bulat,TFU 1 jari diatas
pusat .
Genetalia : perdarahan pervaginam,tali pusat jelujur
sebagian
• Jumlah darah yg keluar:
A : Partus kala III dengan plasenta belum lahir setelah
30 menit
29. P
:
•Beritahu ibu hasil pemeriksaan
•Menentramkan jiwa ibu
•Menjelaskan pada ibu tindakan yang mungkin dilakukan
•Menjelaskan pada ibu bahwa plasenta harus dikeluarkan
secara manual
•Melakukan observasi vital sign
•Melakukan manual plasenta
•Masukan 1 tangan kedalam vagina dengan menelusuri tali
pusat bagia bawah
•Tentukan implantasi plasenta, temukan tepi plasenta yang
paling bawah
•Gerakkan tangan kanan ke kiri dan kanan sambil bergeser
kranial sehingga semua permukaan maternal plasenta
dapat dilepaskan.
•Sementara satu tangan masih didalam kavum uteri,
lakukan eksplorasi ulangan untuk memastikan tidak ada
bagian plasenta yang masih melekat pada dinding uterus
•Keluarkan plasenta
30. •Mengobservasi perdarahan
•Mengobservasi kontraksi uterus
• Memeriksa placenta yang sudah dikeluarkan, selaput
dan kotiledonya
•Mengontrol luka yang terjadi pada vagina dan
perineum tidak ada robekan, perineum utuh .
•Melakuka masase fundus 15 detik
•Membersihkan ibu dan lakukan vulva hygiene setelah
plasenta dilahirkan
•Mengganti pakaian ibu dengan yang bersih
•Memberikan minuman dan anjurkan ibu untuk
istirahat
•Placenta lahir pukul 11.40, lengkap, berat 500 gr,
kotiledon 20 buah, insersi lateralis, panjang tali pusat
45 cm, diameter 200cm.