Dokumen ini membahas implementasi konsep "reinventing government" dalam pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia. Reinventing government bertujuan memperbaiki birokrasi agar lebih efisien dan responsif terhadap perubahan. Namun, terdapat berbagai kendala dalam implementasinya seperti minimnya komitmen politik dan kompetensi birokrasi. Kasus Kabupaten Lamongan menunjukkan keberhasilan melalui kepemimpinan dan partisipasi masyarakat.
1. IMPLEMENTASI KONSEP “REINVENTING GOVERNMENT” DALAM PELAKSANAAN
OTONOMI DAERAH
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi mata kuliah kebijakan publik pada sekolah
tinggi ilmu sosial dan ilmu politik raja haji
OLEH
ANDRO
Nim : 15101004
Kode MK : AUI 339 / PUM 534
Dosen Pengajar :
SHAHRIL BUDIMAN, MPM
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI PUBLIK
SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
RAJA HAJI TANJUNGPINANG
2017
2. Pendahuluan
Otonomi Daerah bukan merupakan hal yang hal baru karena
telah mendapatkan perhatian sejak masa Soekarno.
pada masa kemerdekaan atau masa orde lama, misalnya
: pernyataan tentang otonomi yang seluas-luasnya tercantum
dalam UUD No. 1 Tahun 1945, UU No. 22 Tahun 1948 dan
disusun kemudian dengan UU No. 1 Tahun 1957, setahun
sebelumnya juga muncul UU yang mengatur perimbangan
keuangan otonom pusat dan daerah yakni UU No. 52 Tahun
1955 diera pemerintahan orde baru mengenai UU Nomor 5
tahun 1974 yang menegaskan bahwa otonomi daerah dititik
beratkan pada daerah tingkat 2
3. Peran pemerintah pusat dalam implementasi otonomi daerah ada beberapa
akibat yang menimbulkan masalah :
Kebijakan pembangunan yg dilakukan gagal menangkap
aspirasi
Sentralisme kebijakan pembangunan telah menciptakan
ketergantungan daerah pusat
Banyak daerah yg potensialnya gagal karena sumber daya
daerah, dan daerah hanya mendapatkan sedikit dari hasil
daerah nya.
Sentralisme telah menciptakan homogenisasi dan dominasi
dalam kebijakan pembangunan daerah
4. Tujuan dilaksanakan otonomi daerah
Meningkatkan pelayanan publik
Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui
pemberian kewenangan yang lebih besar kepada daerah
9. Beberapa Kendala :
Beberapa faktor yang mungkin terjadi bagi pelaksanaan reiventing
government di era otonomi daerah saat ini
Minimnya komitmen
dan kepemimpinan
politik
Terjadinya
politisasi birokrasi
Penentangan dari
dalam birokrasi
Minimnya
kompetensi dalam
pelaksanaan
reformasi birokrasi
10. Kasus Kabupaten Lamongan
Ada beberapa faktor yang nampaknya penyebab keberhasilan
pembangunan di kabupaten lamongan kota jawa timur :
Kemampuan leadership dan semangat wirausaha yg dimiliki oleh
Bupati Lamongan
Berbagai program pembangunan daerah di kabupaten Lamongan
tidak akan berhasil jika pemda tidak melibatkan masyarakat
Mendorong keberhasilan pembangunan di Lamongan dengan
menerapkan sistem pelayanan terpadu
11. Kesimpulan
Diperlukan reinventing government yg bermakna pencairan format
birokrasi yg mempunyai kemampuan untuk memperbaharui secara
mandiri dan mempunyai mentalitas wirausaha. Hal ini karena
otonomi daerah dengan berbagai tujuan yg hendak dicapai
memerluarkan birokrasi yg efisien, yg secara cepat mampu
memperbaharui diri dan responsip terhadap perubahan-perubahan
yg terjadi. Namun dalam kontek indonesia, usaha dalam
mengimplementasikan konsep reinventing government ini akan
banyak mendapatkan tantangan.