SlideShare a Scribd company logo
1 of 3
Mata kuliah : Rencana Pembangunan Pendidikan Nasional dan Daerah.
1. a. Desentralisasi pendidikan dimulai sejak tahun 1973, yaitu sejak diterbitkannya UU no. 5 tahun
1973 tentang pokok-pokok pemerintahan daerah otonomi dan pokok-pokok penyelenggaraan
pemerintahan yang menjadi tugas pusat dan daerah. Dan terdapat pula pada PP No. 45 tahun 1992
dan dikuatkan lagi melalui PP No. 8 tahun 1995. Menurut UU No.22 Tahun 1999 tentang
pemerintahan daerah, desentralisasi dikonsepsikan sebagai penyerahan wewenang yang disertai
tanggung jawab pemerintah oleh pemerintah pusat kepada daerah otonom.
Beberapa alasan yang mendasari perlunya desentralisasi :
• Mendorong terjadinya partisipasi dari bawah secara lebih luas.
• Mengakomodasi terwujudnya prinsip demokrasi.
• Mengurangi biaya akibat alur birokrasi yang panjang sehingga dapat meningkatkan
efisiensi.
• Memberi peluang untuk memanfaatkan potensi daerah secara optimal.
• Mengakomodasi kepentingan politik.
• Mendorong peningkatan kualitas produk yang lebih kompetitif.
• bih kompetitif.
Desentralisasi Community Based Education mengisyaratkan terjadinya perubahan
kewenangan dalam pemerintah antara lain :
• Perubahan berkaitan dengan urusan yang tidak diatur oleh pemerintah pusat, secara
otomatis menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, termasuk dalam pengelolaan
pendidikan.
• Perubahan berkenaan dengan desentralisasi pengelolaan pendidikan. Dalam hal ini
pelempahan wewenang dalam pengelolaan pendidikan dari pemerintah pusat ke
daerah otonom, yang menempatkan kabupaten/kota sebagai sentra desentralisasi.
Desentralisasi adalah pendelegasian wewenang dalam membuat keputusan dan kebijakan
kepada orang-orang pada level bawah ( daerah ). Pada sistem pendidikan yang terbaru tidak
lagi menerapkan sistem pendidikan sentralisasi, melainkan sistem otonomi daerah atau otda
yang memberikan wewenang kepada pemerintah daerah untuk mengambil kebijakan yang
tadinya diputuskan seluruhnya oleh pemerintah pusat.
Dari beberapa pengalaman di negara lain, kegagalan desentralisasi di akibatkan oleh beberapa
hal :
1. Masa transisi dari sistem sentralisasi ke desentralisasi memungkinkan terjadinya
perubahan secara gradual dan tidak memadai serta jadwal pelaksanaan yang tergesa-
gesa.
2. Kurang jelasnya pembatasan rinci kewenangan antara pemerintah pusat, propinsi dan
daerah.
3. Kemampuan keuangan daerah yang terbatas.
4. Sumber daya manusia yang belum memadai.
5. Kapasitas manajemen daerah yang belum memadai.
6. Restrukturisasi kelembagaan daerah yang belum matang.
7. Pemerintah pusat secara psikologis kurang siap untuk kehilangan otoritasnya.
Selain dampak negatif tentu saja desentralisasi pendidikan juga telah membuktikan
keberhasilannya antara lain,
1. Mampu memenuhi tujuan politis, yaitu melaksanakan demokratisasi dalam
pengelolaan pendidikan.
2. Mampu membangun partisipasi masyarakat sehingga melahirkan pendidikan yang
relevan, karena pendidikan benar-benar dari oleh dan untuk masyarakat.
3. Mampu menyelenggarakan pendidikan dengan memfasilitasi proses belajar mengajar
yang kondusif, yang pada gilirannya akan meningkatkan kualitas belajar siswa.
b.
c
2. a.
b.
c.
3. a
b.
c.
4. a.
b.

More Related Content

Similar to Rencana pembangunan pendidikan nasional

Tutorial 8: desentralisasi pembiayaan pendidikan
Tutorial 8: desentralisasi pembiayaan pendidikanTutorial 8: desentralisasi pembiayaan pendidikan
Tutorial 8: desentralisasi pembiayaan pendidikantitaros
 
Pkn0192 2 pembentukan daerah dan kawasan khusus (1)
Pkn0192 2 pembentukan daerah dan kawasan khusus (1)Pkn0192 2 pembentukan daerah dan kawasan khusus (1)
Pkn0192 2 pembentukan daerah dan kawasan khusus (1)JanuarRobiansyah
 
Mbs implikasi manajemenkurikulum_sistem
Mbs implikasi manajemenkurikulum_sistemMbs implikasi manajemenkurikulum_sistem
Mbs implikasi manajemenkurikulum_sistemDenny Kodrat
 
Makalah kebijakan pendidikan di era otonomi daerah
Makalah kebijakan pendidikan di era otonomi daerahMakalah kebijakan pendidikan di era otonomi daerah
Makalah kebijakan pendidikan di era otonomi daerahHaubibBro
 
Ika prawita tugas 1 pemda
Ika prawita tugas 1 pemdaIka prawita tugas 1 pemda
Ika prawita tugas 1 pemdaIka Prawita
 
Makalah sentralisasi dan desentralisasi
Makalah sentralisasi dan desentralisasiMakalah sentralisasi dan desentralisasi
Makalah sentralisasi dan desentralisasiSeptian Muna Barakati
 
Andro kebijakan publik sp
Andro kebijakan publik spAndro kebijakan publik sp
Andro kebijakan publik spnurul khaiva
 
xx 2.docx
xx 2.docxxx 2.docx
xx 2.docxasril79
 
xx 1.docx
xx 1.docxxx 1.docx
xx 1.docxasril79
 
xx 2.docx
xx 2.docxxx 2.docx
xx 2.docxasril79
 
Landasan implementasi bhmn
Landasan implementasi bhmnLandasan implementasi bhmn
Landasan implementasi bhmnisnuwidi
 
Desentralisasi
DesentralisasiDesentralisasi
Desentralisasiadysintang
 
Tugas kelompok perekonomian indonesia otonomi daerah
Tugas kelompok perekonomian indonesia otonomi daerahTugas kelompok perekonomian indonesia otonomi daerah
Tugas kelompok perekonomian indonesia otonomi daerahASRI ANTO
 

Similar to Rencana pembangunan pendidikan nasional (20)

Inisiasi 8
Inisiasi 8Inisiasi 8
Inisiasi 8
 
Tutorial 8: desentralisasi pembiayaan pendidikan
Tutorial 8: desentralisasi pembiayaan pendidikanTutorial 8: desentralisasi pembiayaan pendidikan
Tutorial 8: desentralisasi pembiayaan pendidikan
 
Decentralization of education
Decentralization of educationDecentralization of education
Decentralization of education
 
Pkn0192 2 pembentukan daerah dan kawasan khusus (1)
Pkn0192 2 pembentukan daerah dan kawasan khusus (1)Pkn0192 2 pembentukan daerah dan kawasan khusus (1)
Pkn0192 2 pembentukan daerah dan kawasan khusus (1)
 
Pwerpoint
PwerpointPwerpoint
Pwerpoint
 
3764 9717-1-sm
3764 9717-1-sm3764 9717-1-sm
3764 9717-1-sm
 
Presentasi pkn
Presentasi pknPresentasi pkn
Presentasi pkn
 
Mbs implikasi manajemenkurikulum_sistem
Mbs implikasi manajemenkurikulum_sistemMbs implikasi manajemenkurikulum_sistem
Mbs implikasi manajemenkurikulum_sistem
 
Makalah kebijakan pendidikan di era otonomi daerah
Makalah kebijakan pendidikan di era otonomi daerahMakalah kebijakan pendidikan di era otonomi daerah
Makalah kebijakan pendidikan di era otonomi daerah
 
Ika prawita tugas 1 pemda
Ika prawita tugas 1 pemdaIka prawita tugas 1 pemda
Ika prawita tugas 1 pemda
 
Makalah sentralisasi dan desentralisasi
Makalah sentralisasi dan desentralisasiMakalah sentralisasi dan desentralisasi
Makalah sentralisasi dan desentralisasi
 
Andro kebijakan publik sp
Andro kebijakan publik spAndro kebijakan publik sp
Andro kebijakan publik sp
 
Pengantar Pendidikan
Pengantar PendidikanPengantar Pendidikan
Pengantar Pendidikan
 
xx 2.docx
xx 2.docxxx 2.docx
xx 2.docx
 
xx 1.docx
xx 1.docxxx 1.docx
xx 1.docx
 
xx 2.docx
xx 2.docxxx 2.docx
xx 2.docx
 
Landasan implementasi bhmn
Landasan implementasi bhmnLandasan implementasi bhmn
Landasan implementasi bhmn
 
Desentralisasi
DesentralisasiDesentralisasi
Desentralisasi
 
Desentralisasi
DesentralisasiDesentralisasi
Desentralisasi
 
Tugas kelompok perekonomian indonesia otonomi daerah
Tugas kelompok perekonomian indonesia otonomi daerahTugas kelompok perekonomian indonesia otonomi daerah
Tugas kelompok perekonomian indonesia otonomi daerah
 

Rencana pembangunan pendidikan nasional

  • 1. Mata kuliah : Rencana Pembangunan Pendidikan Nasional dan Daerah. 1. a. Desentralisasi pendidikan dimulai sejak tahun 1973, yaitu sejak diterbitkannya UU no. 5 tahun 1973 tentang pokok-pokok pemerintahan daerah otonomi dan pokok-pokok penyelenggaraan pemerintahan yang menjadi tugas pusat dan daerah. Dan terdapat pula pada PP No. 45 tahun 1992 dan dikuatkan lagi melalui PP No. 8 tahun 1995. Menurut UU No.22 Tahun 1999 tentang pemerintahan daerah, desentralisasi dikonsepsikan sebagai penyerahan wewenang yang disertai tanggung jawab pemerintah oleh pemerintah pusat kepada daerah otonom. Beberapa alasan yang mendasari perlunya desentralisasi : • Mendorong terjadinya partisipasi dari bawah secara lebih luas. • Mengakomodasi terwujudnya prinsip demokrasi. • Mengurangi biaya akibat alur birokrasi yang panjang sehingga dapat meningkatkan efisiensi. • Memberi peluang untuk memanfaatkan potensi daerah secara optimal. • Mengakomodasi kepentingan politik. • Mendorong peningkatan kualitas produk yang lebih kompetitif. • bih kompetitif. Desentralisasi Community Based Education mengisyaratkan terjadinya perubahan kewenangan dalam pemerintah antara lain : • Perubahan berkaitan dengan urusan yang tidak diatur oleh pemerintah pusat, secara otomatis menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, termasuk dalam pengelolaan pendidikan. • Perubahan berkenaan dengan desentralisasi pengelolaan pendidikan. Dalam hal ini pelempahan wewenang dalam pengelolaan pendidikan dari pemerintah pusat ke daerah otonom, yang menempatkan kabupaten/kota sebagai sentra desentralisasi. Desentralisasi adalah pendelegasian wewenang dalam membuat keputusan dan kebijakan kepada orang-orang pada level bawah ( daerah ). Pada sistem pendidikan yang terbaru tidak lagi menerapkan sistem pendidikan sentralisasi, melainkan sistem otonomi daerah atau otda yang memberikan wewenang kepada pemerintah daerah untuk mengambil kebijakan yang tadinya diputuskan seluruhnya oleh pemerintah pusat. Dari beberapa pengalaman di negara lain, kegagalan desentralisasi di akibatkan oleh beberapa hal :
  • 2. 1. Masa transisi dari sistem sentralisasi ke desentralisasi memungkinkan terjadinya perubahan secara gradual dan tidak memadai serta jadwal pelaksanaan yang tergesa- gesa. 2. Kurang jelasnya pembatasan rinci kewenangan antara pemerintah pusat, propinsi dan daerah. 3. Kemampuan keuangan daerah yang terbatas. 4. Sumber daya manusia yang belum memadai. 5. Kapasitas manajemen daerah yang belum memadai. 6. Restrukturisasi kelembagaan daerah yang belum matang. 7. Pemerintah pusat secara psikologis kurang siap untuk kehilangan otoritasnya. Selain dampak negatif tentu saja desentralisasi pendidikan juga telah membuktikan keberhasilannya antara lain, 1. Mampu memenuhi tujuan politis, yaitu melaksanakan demokratisasi dalam pengelolaan pendidikan. 2. Mampu membangun partisipasi masyarakat sehingga melahirkan pendidikan yang relevan, karena pendidikan benar-benar dari oleh dan untuk masyarakat. 3. Mampu menyelenggarakan pendidikan dengan memfasilitasi proses belajar mengajar yang kondusif, yang pada gilirannya akan meningkatkan kualitas belajar siswa. b. c 2. a. b. c. 3. a b. c. 4. a.
  • 3. b.