Dokumen tersebut membahas konsep-konsep dasar dalam sistem hukum, termasuk subjek hukum (manusia dan badan hukum), objek hukum, hak dan kewajiban, peristiwa hukum, perbuatan hukum dan akibat hukum, serta sanksi hukum. Dokumen ini menjelaskan definisi dan kategori dari berbagai konsep tersebut secara singkat namun memadai.
1. Pengantar Ilmu Hukum
Pengertian Pokok dalam Sistem
Hukum
Disampaikan oleh :
Fully Handayani R, SH,M.Kn
2. Subjek Hukum
• Adalah segala sesuatu yang menurut
hukum dapat menjadi pendukung (dapat
memiliki) hak dan kewajiban.
• Yang dapat dikategorikan sebagai Subjek
Hukum adalah Manusia (Natuurlijk
persoon) dan Badan Hukum (Rechts
persoon)
3. Subjek Hukum Manusia (Natuurlijk
Persoon)
• Adalah setiap orang yang mempunyai kedudukan yang sama
selaku pendukung hak dan kewajiban. Pada prinsipnya orang
sebagai subjek hukum dimulai sejak lahir hingga meninggal dunia.
Namun ada pengecualian menurut Pasal 2 KUHPerdata, bahwa
bayi yang masih ada di dalam kandungan ibunya dianggap telah
lahir dan menjadi subjek hukum jika kepentingannya menghendaki,
seperti dalam hal kewarisan. Namun, apabila dilahirkan dalam
keadaan meninggal dunia, maka menurut hukum ia dianggap tidak
pernah ada, sehingga ia bukan termasuk subjek Hukum
• Ada juga golongan manusia yang tidak dapat menjadi subjek
hukum, karena tidak cakap dalam melakukan perbuatan hukum
(Personae miserabile) yaitu :
1. Anak yang masih dibawah umur, belum dewasa dan belum
menikah.
2. Orang yang berada dalam pengampuan (curatele) yaitu orang
yang sakit ingatan, pemabuk, pemboros, dan Isteri yang tunduk
pada pasal 110 KUHPer, yg sudah dicabut oleh SEMA No.3/1963
4. Subjek Hukum Badan Hukum (Rechtspersoon)
• Adalah suatu perkumpulan atau lembaga yang
dibuat oleh hukum dan mempunyai tujuan
tertentu. Sebagai subjek hukum, badan hukum
mempunyai syarat-syarat yang telah ditentukan
oleh hukum yaitu : (Teori Kekayaan bertujuan)
1. Memiliki kekayaan yg terpisah dari kekayaan
anggotanya.
2. Hak dan Kewajiban badan hukum terpisah
dari hak dan kewajiban para anggotanya.
5. Badan Hukum
• Badan Hukum terbagi atas dua macam :
a. Badan Hukum Privat, seperti PT, Koperasi, Yayasan
dsb.
b. Badan Hukum Publik, seperti Negara, dan instansi
pemerintah.
• Ada empat teori yg digunakan sebagai syarat badan
hukum untuk menjadi subyek hukum. Yaitu :
1. Teori Fictie
2. Teori Kekayaan Bertujuan
3. Teori Pemilikan
4. Teori Organ
6. Objek Hukum
• Adalah segala sesuatu yang bermanfaat bagi
subjek hukum dan dapat menjadi objek dalam
suatu hubungan hukum.
• Objek Hukum berupa benda atau barang
ataupun hak yang dapat dimiliki dan bernilai
ekonomis.
• Dapat dibedakan antara lain :
- Benda berwujud dan tidak berwujud
- Benda bergerak dan tidak bergerak
7. Hak dan Kewajiban serta Kewenangan dalam
Hukum
• Tidak seorangpun manusia yang tidak mempunyai
hak, tetapi konsekwensinya bahwa orang lain pun
memiliki hak yang sama dengannya. Jadi hak pada
pihak yang satu berakibat timbulnya kewajiban pada
pihak yang lain.
• Untuk terjadinya “hak dan kewajiban”, diperlukan
suatu “peristiwa” yang oleh hukum dihubungkan
sebagai suatu akibat. Artinya, hak seseorang
terhadap sesuatu benda mengakibatkan timbulnya
kewajiban pada orang lain, yaitu menghormati dan
tidak boleh mengganggu hak tersebut.
8. HAK
• Ada dua teori dalam ilmu hukum untuk menjelaskan
keberadaan Hak, yaitu ;
1. Teori Kepentingan (Belangen Theorie), dianut
Rudolf von Jhering, yang berpendapat “hak itu
sesuatu yang penting bagi seseorang yg dilindungi
oleh hukum, atau suatu kepentingan yg terlindungi”.
Teori ini dibantah oleh Utrecht, menurutnya “hukum
itu memang mempunyai tugas melindungi
kepentingan dari yang berhak, tetapi orang tidak
boleh mengacaukan antara hak dan kepentingan.
Karena hukum sering melindungi kepentingan
dengan tidak memberikan hak kepada yang
bersangkutan”.
9. HAK
2. Teori Kehendak (Wilsmacht Theorie), hak adalah
kehendak yang diperlengkapi dengan kekuatan dan
diberi oleh tata tertib hukum kepada seseorang.
Dianut oleh Bernhard Winscheid. Berdasarkan
kehendak sesorang dapat memiliki rumah, mobil,
tanah, dll. Sedangkan anak dibawah umur atau
orang gila tidak dapat beri hak, karena belum
menyatakan kehendaknya.Teori ini dibantah oleh
Utrecht, menurutnya walaupun dibawah
pengampuan mereka tetap dapat memiliki mobil,
rumah, dsb. Namun, yg menjalankan adalah wali
atau kuratornya.
10. Hak dapat timbul pada subjek hukum disebabkan
oleh beberapa hal berikut :
• Adanya subjek hukum baru, baik orang maupun
badan hukum.
• Terjadi perjanjian yg disepakati oleh para pihak
yg melakukan perjanjian.
• Terjadi kerugian yg diderita oleh seseorang
akibat kesalahan atau kelalaian orang lain.
• Karena seseorang telah melakukan kewajiban
yg merupakan syarat memperoleh hak.
• Terjadinya daluarsa (verjaring)
11. Hapusnya suatu hak menurut hukum dapat
disebabkan oleh empat hal yaitu :
• Apabila pemegang hak meninggal dunia dan
tidak ada pengganti atau ahli waris yang
ditunjuk, baik oleh pemegang hak maupun
ditunjuk oleh hukum.
• Masa berlakunya hak telah habis dan tidak
dapat diperpanjang lagi.
• Telah diterimanya suatu benda yang menjadi
objek hak.
• Karena daluarsa (verjaring)
12. KEWAJIBAN
• Kewajiban sesungguhnya merupakan
beban, yg diberikan oleh hukum kepada
subjek hukum. Kewajiban dalam ilmu
hukum menurut Curzon dibedakan
beberapa golongan, yaitu
1. Kewajiban Mutlak dan Kewajiban Nisbi
2. Kewajiban Publik dan Kewajiban Perdata
3. Kewajiban Positif dan Kewajiban Negatif
13. Lahir dan timbulnya suatu Kewajiban, disebabkan
oleh hal sebagai berikut :
• Karena diperoleh suatu hak yang membebani
syarat untuk memenuhi kewajiban.
• Berdasarkan suatu perjanjian yang telah
disepakati.
• Adanya kesalahan atau kelalaian seseorang yg
menimbulkan kerugian bagi orang lain, sehingga
ia wajib membayar ganti rugi.
• Karena telah menikmati hak tertentu yg harus
diimbangi dengan kewajiban tertentu.
• Karena daluarsa (verjaring) contoh denda
14. Hapusnya suatu Kewajiban karena hal-hal sebagai
berikut :
• Karena meninggalnya orang yg mempunyai kewajiban,
tanpa ada penggantinya, baik ahli waris maupun orang
lain atau badan hukum yang ditunjuk oleh hukum.
• Masa berlakunya telah habis dan tidak diperpanjang.
• Kewajiban telah dipenuhi oleh yang bersangkutan.
• Hak yg melahirkan kewajiban telah dihapus
• Daluarsa (verjaring) extinctief.
• Ketentuan undang-undang.
• Kewajiban telah beralih atau dialihkan kepada orang lain.
• Terjadi suatu sebab di luar kemampuan manusia,
sehingga tidak dapat dipenuhi kewajiban itu.
15. Peristiwa Hukum
• Adalah “semua kejadian atau fakta yang terjadi dalam
kehidupan masyarakat yang mempunyai akibat hukum.
Contoh ; Perkawinan, Jual beli, dsb.
• Peristiwa hukum dibedakan menjadi :
1. Peristiwa hukum karena perbuatan subjek hukum,
yaitu suatu peristiwa hukum yang terjadi akibat
perbuatan hukum, contohnya pembuatan wasiat, hibah.
2. Peristiwa hukum yang bukan perbuatan subjek hukum
atau peristiwa hukum lainnya, yaitu peristiwa hukum
yang terjadi dalam masyarakat yg bukan merupakan
akibat dari perbuatan subjek hukum. Misalnya, kelahiran,
kematian.
16. Perbuatan dan Akibat Hukum
• Perbuatan hukum adalah setiap perbuatan atau tindakan
subjek hukum yg mempunyai akibat hukum, dan akibat
hukum itu memang dikehendaki oleh subyek hukum.
Misalnya Sewa menyewa, jual-beli, hibah, nikah, dsb.
• Perbuatan Hukum terdiri atas dua jenis, yaitu :
1. Perbuatan hukum bersegi satu, yaitu perbuatan
hukum yg dilakukan oleh satu pihak saja, misalnya
pemberian wasiat, pengakuan anak, dsb.
2. Perbuatan hukum bersegi dua, yaitu perbuatan hukum
yg dilakukan oleh dua pihak atau lebih, misalnya
perjanjian.
17. Akibat hukum
• Adalah akibat yg diberikan oleh hukum atas suatu
peristiwa hukum atau perbuatan dari subjek hukum. Ada
tiga jenis akibat hukum, yaitu :
• Akibat hukum berupa lahirnya, berubahnya, lenyapnya
suatu keadaan hukum tertentu. Misalnya: Usia 21 tahun
melahirkan suatu keadaan hukum baru dari tidak cakap
bertindak menjadi cakap bertindak. Atau Orang dewasa
yg dibawah pengampuan, melenyapkan kecakapan
dalam tindakan hukum.
• Akibat hukum berupa lahirnya, berubahnya, atau
lenyapnya suatu hubungan hukum tertentu. Misalnya :
sejak Kreditur dan debitur melakukan akad kredit, maka
melahirkan hubungan hukum baru, yaitu utang-piutang.
Atau Sejak pembeli melunasi harga suatu barang, dan
penjual menyerahkan barang tersebut, maka berubahlah
atau lenyaplah hubungan hukum jual beli diantara
mereka.
18. Akibat Hukum
• Akibat hukum berupa sanksi, yang tidak dikehendaki oleh
subjek hukum. Sanksi dari suatu akibat hukum berdasarkan
pada lapangan hukum, dibedakan menjadi :
1. Sanksi Hukum di bidang hukum publik, diatur dalam pasal
10 KUHP, yg berupa Hukuman Pokok dan Hukuman
Tambahan
2. Sanksi Hukum di bidang hukum privat, terdiri atas :
a. Melakukan Perbuatan Melawan Hukum
(onrechtmatigedaad), diatur dalam pasal 1365 KUHPer,
adalah suatu perbuatan seseorang yg mengakibatkan
kerugian terhadap yg sebelumnya tidak diperjanjikan,
sehingga ia diwajibkan mengganti kerugian.
b. Melakukan Wanprestasi, diatur dalam pasal 1366
KUHPer, yaitu akibat kelalaian seseorang tidak
melaksanakan kewajibannya tepat pada waktunya, atau
tidak dilakukan secara layak sesuai perjanjian, sehingga ia
dapat dituntut memenuhi kewajibannya bersama
keuntungan yg dpt diperoleh atas lewatnya batas waktu.
19. Sanksi dari aspek sosiologis
• Sanksi dari aspek sosiologis merupakan persetujuan atau
penolakan terhadap perilaku tertentu yg terdiri dari Sanksi
Positif dan Sanksi Negatif. Sanksi Positif misalnya pemberian
tanda jasa karena prestasi. Sanksi Negatif yaitu penjatuhan
hukuman penjara kepada seseorang karena perbuatan
pidana atau melawan Hukum.
• Sanksi Negatif dalam arti luas terdiri :
1. Pemulihan Keadaan
2. Pemenuhan Keadaan
3. Penjatuhan Hukuman
• Hukuman dalam arti luas dibedakan :
1. Hukuman Perdata, misalnya Ganti kerugian
2. Hukuman Administratif, misalnya Pencabutan Izin Usaha
3. Hukuman Pidana, misalnya siksaan materiil atau riil yaitu
hukuman mati, penjara, dan kurungan. Dan siksaan moril atau
idiil yaitu pengumuman putusan hakim, dan pencabutan hak-
hak tertentu.
20. Perbuatan Melawan Hukum
(onrechtmatigedaad)
• Rumusan Pengertian dan Pelaksanaan Perbuatan
Melawan Hukum sebelum 1919 dan sesudah 1919
(Arrest Hogeraad) 19 Desember 1919, adalah sebagai
berikut :
• Sebelum 1919, perbuatan melawan hukum terjadi,
apabila perbuatan itu bertentangan dengan hukum
tertulis (UU) hanya dalam hal :
1. melanggar hak orang lain yg diakui UU, atau
melanggar ketentuan hukum tertulis saja.
2. bertentangan dengan kewajiban hukum si pelaku,
misalnya tidak memberi pertolongan terhadap seseorang
korban kecelakaan, padahal mengetahui kejadian
kecelakaan.
21. Perbuatan Melawan Hukum
(onrechtmatigedaad)
• Sesudah tahun 1919, yaitu setelah keluarnya Arrest
(putusan) Hogeraad (MA) Belanda, pada tanggal 31
Desember 1919, memutuskan bahwa suatu perbuatan
digolongkan melawan hukum apabila :
1. Setiap perbuatan atau kealpaan yg menimbulkan
pelanggaran terhadap orang lain, atau bertentangan
dengan kewajiban hukum si pelaku.
2. Melanggar baik terhadap kesusilaan maupun
terhadap kesaksamaaan yg layak dalam pergaulan
masyarakat terhadap orang lain, atau benda milik
orang lain.