Semoga bermanfaat :)
Tolong jangan mengupload file ini kembali yaa, jika ingin mengupload kembali, copy url dan sertakan akun ini sebagai sumber ^^ Terima kasih
Strategi Media Pembelajaran (SMP) - Model pembelajaran
1. i
MODEL PEMBELAJARAN
Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah
Strategi dan Media Pembelajaran yang diampu oleh Bapak ______
Disusun oleh :
Nousseva Renna (5415164015)
PRODI PENDIDIKAN VOKASIONAL KONSTRUKSI BANGUNAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2018
2. ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Strategi dan Media Pembelajaran ini yang
berjudul Model Pembelajaran.
Makalah ini tidak mungkin selesai tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, selayaknya kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak ________ selaku dosen pembimbing mata kuliah Strategi dan Media
Pembelajar;
2. Orang tua tercinta atas doanya yang tidak pernah putus;
3. Rekan-rekan prodi Pendidikan Vokasional Konstruksi Bangunan.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini belum sempurna dan masih memiliki
banyak kekurangan, untuk itu kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca agar makalah ini bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat dalam menambah wawasan bagi pembaca.
Jakarta, 11 Maret 2018
Penulis
3. iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...........................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................2
1.3 Tujuan..........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................3
2.1 Definisi Model Pembelajaran.....................................................................................3
2.2 Kedudukan Model Pembelajaran...............................................................................3
2.2.1 Model Sebagai Alat Motivasi Ekstrinsik .......................................................4
2.2.2 Model Sebagai Strategi Pengajaran ...............................................................5
2.2.3 Model sebagai Alat Mencapai Tujuan ...........................................................5
2.3 Fungsi Model Pembelajaran.......................................................................................5
2.4 Jenis-Jenis Model Pembelajaran ................................................................................6
2.4.1 Model Pembelajaran Menurut Joyce dan Weil..............................................6
2.4.2 Model Pembelajaran Langsung....................................................................10
2.4.3 Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)...........................................11
2.4.4 Model Pembelajaran Kooperatif ..................................................................11
2.4.5 Model Pembelajaran Konstruktivisme.........................................................12
2.4.6 Model Pembelajaran Kontekstual................................................................12
2.4.7 Model Pembelajaran Interaktif.....................................................................13
2.4.8 Model Pembelajaran Inkuiri.........................................................................14
2.4.9 Model Pembelajaran PMRI..........................................................................15
2.5 Kelebihan Model Pembelajaran...............................................................................16
2.5.1 Kelebihan Model Pembelajaran Langsung ..................................................16
2.5.2 Kelebihan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) .........................16
2.5.3 Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif.................................................16
2.5.4 Kelebihan Model Pembelajaran Konstruktivisme .......................................17
2.5.5 Kelebihan Model Pembelajaran Kontekstual...............................................17
2.5.6 Kelebihan Model Pembelajaran Interaktif ...................................................18
2.5.7 Kelebihan Model Pembelajaran Inkuiri.......................................................18
2.5.8 Kelebihan Model Pembelajaran PMRI ........................................................18
4. iv
2.6 Kekurangan Model Pembelajaran ............................................................................18
2.6.1 Kekurangan Model Pembelajaran Langsung ...............................................18
2.6.2 Kekurangan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) ......................19
2.6.3 Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif..............................................19
2.6.4 Kekurangan Model Pembelajaran Konstruktivisme ....................................19
2.6.5 Kekurangan Model Pembelajaran Kontekstual............................................19
2.6.6 Kekurangan Model Pembelajaran Interaktif................................................20
2.6.7 Kekurangan Model Pembelajaran Inkuiri....................................................20
2.6.8 Kekurangan Model Pembelajaran PMRI .....................................................20
Gambar 2.2.1 Hubungan Antara Model, Strategi, Metode, dan Keterampilan Belajar .........4
Tabel 2.4.1.1 Model-Model Pembelajaran Interaksi Sosial...................................................6
Tabel 2.4.1.1 Model-Model Pembelajaran Pengelolaan Informasi .......................................7
Tabel 2.4.1.1 Model-Model Pembelajaran Personal Humanistik ..........................................8
Tabel 2.4.1.1 Model-Model Pembelajaran Sistem Perilaku (Behaviorisme) ........................9
BAB III PENUTUP .............................................................................................................21
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................21
3.2 Saran.....................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................22
5. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada hakikatnya belajar merupakan proses yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan. Sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto
2003:2). Model pembelajaran terkait dengan pemilihan strategi, pembuatan struktur
metode, keterampilan, dan aktivitas peserta didik. Agar kegiatan pembelajaran
dapat berhasil, dibutuhkan beberapa komponen yaitu komponen tujuan, komponen
materi, komponen strategi belajar mengajar, serta komponen evaluasi. Komponen-
komponen tersebut saling terkait dan mempengaruh. Komponen-komponen
tersebut harus diperhatikan dalam memilih dan menentukan model-model
pembelajaran apa yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
Suatu keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan guru
mengembangkan model-model pembelajaran yang berorientasi pada peningkatan
intensitas keterlibatan siswa secara efektif dalam proses pembelajaran.
Model-model pembelajaran disusun berdasarkan prinsip atau teori sebagai
landasan dalam pengembangannya. Model tersebut merupakan pola umum perilaku
pembelajaran untuk mencapai kompetensi atau tujuan pembelajaran yang
diharapkan. Model pembelajaran dapat dijadikan suatu pola pilihan, artinya para
guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efesien untuk mencapai
tujuan pembelajaran.
Oleh karena itu agar dapat mengembangkan model pembelajaran yang efektif
maka setiap guru harus memiliki pengetahuan yang memadai berkenaan dengan
konsep dan cara-cara pengimplementasian model-model pembelajaran tersebut
dalam proses pembelajaran. Keanekaragaman model pembelajaran akan
disampaikan pada makalah ini, sebagai upaya bagaimana menyediakan alternatif
dalam strategi pembelajaran yang hendak disampaikan agar terwujudnya tujuan
pembelajaran.
6. 2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, maka dapat
diambil perumusan masalanya, yaitu :
1. Apa definisi atau pengertian dari model pembelajaran?
2. Bagaimana kedudukan model pembelajaran?
3. Apa fungsi dari model pembelajaran?
4. Apa saja jenis-jenis model pembelajaran?
5. Apa keunggulan model pembelajaran?
6. Apa kekurangan model pembelajaran?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :
1. Mengetahui definisi dari model pembelajaran.
2. Mengetahui bagaimana kedudukan model pembelajaran.
3. Mengetahui apa saja fungsi dari model pembelajaran.
4. Mengetahui jenis-jenis model pembelajaran.
5. Mengetahui keunggulan model pembelajaran.
6. Mengetahui kekurangan model pembelajaran.
7. 3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Model Pembelajaran
Model adalah rencana, representasi, atau deskripsi yang menjelaskan suatu
objek, sistem, atau konsep. Sedangkan pembelajaran adalah proses interaksi peserta
didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar untuk
mencapai tujuan belajar.
Menurut Trianto (2010:51) menyebutkan bahwa model pembelajaran adalah
suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran tutorial. Model
Pembelajaran dilakukan untuk membantu pendidik dalam menggabungkan teori
belajar dengan aktivitas yang dilakukan dalam pembelajaran.
Menurut Helmiati (2016:31) model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran
yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.
Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari
penerapan suatu pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran.
Maka dapat didefinisikan model pembelajaran adalah pola interaksi siswa
dengan guru yang merupakan suatu rencana prosedur atau pola sistematis yang
digunakan sebagai pedoman untuk mencapai tujuan pembelajaran didalamnya
terdapat strategi, teknik, metode, bahan, media, dan alat penilaian pembelajaran.
Secara sederhana, definisi model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu
pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas.
2.2 Kedudukan Model Pembelajaran
Model pembelajaran mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam
pengajaran. Dalam kegiatan pembelajaran seorang guru harus memiliki
pengetahuan yang memadai berkenaan dengan konsep dan cara-cara
pengimplementasian model-model pembelajaran tersebut dalam proses
pembelajaran agar terwujudnya tujuan pembelajaran.
8. 4
Gambar 2.2.1
Hubungan antara model, strategi, metode, dan keterampilan mengajar
Didalam gambar tersebut, dapat dilihat bahwa kedudukan model
pembelajaran berada di tingkat paling tinggi atau dengan kata lain, model
pembelajaran mencangkup seluruh aspek, yaitu strategi, metode, dan keterampilan
pembelajaran. Apabila antara aspek strategi, metode, dan keterampilan belajar
sudah terangkai menjadi satu kesatuan, maka terbentuklah sesuatu yang disebut
model pembelajaran. Sehingga model pembelajaran merupakan keseluruhan aspek
tersebut yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah, kedudukan model dalam pengajaran
meliputi: model sebagai alat memotivasi intrinsik, model sebagai strategi
pengajaran, dan model sebagai alat pencapai tujuan.
2.2.1 Model Sebagai Alat Motivasi Ekstrinsik
Model sebagai alat motivasi ekstrinsik adalah motivasi muncul karena faktor
dari luar diri individu tersebut (lingkungan). Model menempati peranan yang tidak
kalah penting dari komponen lainnya dalam kegiatan belajar dan mengajar.
Motivasi ekstrinsik menurut Sardiman A.M. adalah motif-motif yang aktif dan
berfungsinya, karena adanya perangsang dari luar. Karena itu, model berfungsi
sebagai alat perangsang dari luar yang dapat membangkitkan semangat belajar
seseorang.
MODEL PEMBELAJARAN
Proses
informasi
Personal
Interaksi
Sosial
Behavior
STRATEGI PEMBELAJARAN
Langsung
Tidak langsung
Interaktif
Eksperimen
Mandiri
METODE PEMBELAJARAN
Debat
Diskusi
Inkuiri
Studi kasus
Ceramah
Fakta,konsep
Simulasi
Visual/grafik
Belajarkelompok
KETERAMPILAN
PEMBELAJARAN
Perencanaan
Ekspositori
Pengajaranlangsung
Demonstrasi
Evaluasi
Memberi
pertanyaan
Pemecahanmasalah
Bermainperan
9. 5
2.2.2 Model Sebagai Strategi Pengajaran
Dalam kegiatan belajar mengajar tidak semua peserta didik dapat menjaga
konsentrasinya dalam waktu yang cukup lama. Daya serap dan tangkap peserta
didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan pun bermacam-macam, ada yang
mampu berfikir cepat, berfikir sedang, dan ada yang perlu waktu yang cukup lama
untuk menyerap bahan pelajaran tersebut. Faktor kecerdasanlah yang
mempengaruhi hal tersebut. Oleh karena itu cepat lambarnya penerimaan peserta
didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan menghendaki pemberian waktu yang
bervariasi, sehingga penguasaan penuh terhadap bahan pelajaran yang diajarkan
dapat tercapai.
2.2.3 Model Sebagai Alat Mencapai Tujuan
Tujuan dapat dikatakan sebagai suatu cita-cita yang akan dicapai dalam
kegiatan belajar mengajar. Tujuan merupakan suatu bentuk pedoman yang memberi
arah kemana kegiatan belajar mengajar akan dibawa, kemudian model berperan
sebagai pelicin jalan pengajaran untuk menuju tujuan. Saat tujuan dirumuskan agar
peserta didik memiliki keterampilan tertentu, maka model yang digunakan harus
sesuai dengan tujuan. Sehingga model harus menjadi penunjang pencapaian tujuan
pengajaran.
2.3 Fungsi Model Pembelajaran
Menurut Trianto (2010:53) fungsi model pembelajaran adalah sebagai
pedoman bagi perancang pengajar dan para guru dalam melaksanakan
pembelajaran. Untuk memilih model ini sangat dipengaruhi oleh sifat dari materi
yang akan diajarkan, dan dipengaruhi oleh sifat dari materi yang akan diajarkan,
serta dipengaruhi oleh tujuan yang akan dicapai oleh peserta didik dalam
pengajaran tersebut sehingga kemampuan peserta didik meningkat. Disamping itu
pula, setiap model pembelajaran juga mempunyai tahap-tahap (sintaks) yang dapat
dilakukan siswa dengan bimbingan guru. Antara sintaks satu dengan sintaks lain
juga mempunyai perbedaan. Perbedaan-perbedaan ini diantaranya pembuka dan
penutup pembelajaran. Oleh karena itu guru perlu menguasai dan dapat menerapkan
10. 6
berbagai keterampilan mengajar, agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang
beraneka ragam dan lingkungan belajar.
Secara khusus, ada beberapa fungsi dari sebuah model pembelajaran menurut
Chauhan (1979: 20-1) yaitu sebagai berikut:
Pedoman : model pembelajaran dapat berfungsi sebagai pedoman yang dapat
menjelaskan apa yang harus dilakukan guru. Maka mengajar menjadi sesuatu
yang ilmiah dan terencana, merupakan rangkaian kegiatan yang mempunyai
tujuan.
Pengembang kurikulum : model pembelajaran dapat membantu dalam
mengembangkan kurikulum untuk satuan dan kelas yang berbeda dalam
pendidikan.
Penempatan bahan-bahan pembelajaran : model pembelajaran dapat menetapkan
secara rinci bentuk-bentuk bahan pembelajaran yang berbeda.
2.4 Jenis-Jenis Model Pembelajaran
2.4.1 Model Pembelajaran Menurut Joyce dan Weil
Menurut Bruce Joyce dan Marshal Weil dalam Dedi Supriawan dan
A.Benyamin Surasega (1990), empat kelompok model pembelajaran adalah :
1. Model Interaksi Sosial
Model pembelajaran ini termasuk model pembelajaran kooperatif,
menekankan pada hubungan personal dan sosial antara manusia. Model ini
berupaya mengembangkan kecakapan sosial, menghargai setiap perbedaan dan
realitas sosial. Model ini berorientasi pada peserta didik dengan mengembangkan
sikap demokratis.
Model Pengembang Tujuan Pembelajaran
Investigasi
Kelompok
John Dewey
dan Hebert
Thelen
Keterampilan demokratis. Pembelajaran
fokus pada perkembangan sosial,
akademik, dan pemahaman.
Bermain Peran Fannie Shftel Keterampilan sosial, mempelajari
peranannya dalam interaksi sosial.
Pemahaman nilai dan perilaku.
11. 7
Metode
Laboratorium
National
Training Lab.
Memahami dinamika kelompok,
kepemimpinan, dan gaya personal.
Inkuiri Sosial Byron
Massialas
Kemampuan berdiskusi sevara terbuka,
mengembangkan hipotesis, dan
menggunakan fakta.
Inkuiri Hukum James Shaver Menganalisis isu kebijakan melalui
kerangka hukum. Meningkatkan
kemampuan mengumpulkan data, analisis
pertanyaan, serta kepercayaan diri.
Simulasi Sosial Sarene
Boocock
Mengalami realitas dan proses sosial untuk
memperoleh konsep, reaksi, dan
keterampilan mengambil keputusan.
Kebergantungan
Positif
David JohnSon Memahami emosi dan hubungan
antarmasyarakat.
Tabel 2.4.1.1
Model-model pembelajaran Interaksi Sosial
2. Model Pengelolaan Informasi
Model pembelajaran ini termasuk model pembelajaran inkuiri, Model
pembelajaran ini menekankan pada perolehan, ketuntasan, dan pemrosesan
informasi yang difokuskan pada fungsi kognitif anak, membahas tentang
bagaimana seseorang berpikir, mengingat, dan untuk memahami dunia dengan cara
menggali dan mengorganisasikan data, merasakan adanya masalah dan mencari
jalan keluarnya, serta mengembangkan bahasa untuk mengungkapkannya.
Model Pengembang Tujuan Pembelajaran
Inkuiri Ilmiah Suchman Meningkatkan keingintahuan terhadap
fenomena, merancang eksplorasi,
mengumpulkan dan menganalisis data.
Latihan Inkuiri Suchman Meningkatkan keingintahuan dan kemampuan
eksplorasi, memahami cara mengumpulkan dan
mengelola informasi, mengembangkan
hipotesis, konsep, dan berpikir sebab-akibat.
12. 8
Berpikiran
Induktif
Bruce Joyce Mengembangkan kemampuan berpikir induktif,
keterampilan mengklasifikasi, hipotesis, dan
membangun konseptual bahan ajar.
Pemerolehan
Konsep
Jerome
Bruner
Mengembangkan kemampuan mempelajari
konsep, strategi untuk memperoleh dan
mengaplikasikan konsep.
Perkembangan
Kognitif
Jean Piaget,
Lawrence,
Kohlberg,dll
Meningkatkan pengembangan intelektual
secara umum dan mengatur pembelajaran untuk
meningkatkan intelektual.
Advance
Organizer
David
Ausubel
Meningkatkan kemampuan menyerap dan
mengelola informasi, terutama belajar dari guru
dan membaca.
Belajar Pola
(mnemonik)
Michael
Pressley
Meningkatkan kemampuan memperoleh
informasi, konsep, dan sistem konseptual
Tabel 2.4.1.2
Model-model pembelajaran pengelolaan informasi
3. Model Personal Humanistik
Model pembelajaran ini menekankan pada pengembangan kepribadian
peserta didik. Memungkinkan seseorang dapat memahami diri sendiri dengan baik,
sanggup bertanggung jawab, dan lebih kreatif untuk mencapai kualitas hidup yang
lebih baik. Peserta didik harus mengambil inisiatif dan melibatkan diri sepenuhnya
dalam aktivitas pembelajaran.
Model Pengembang Tujuan Pembelajaran
Pembelajaran
Tanpa Arahan
Carl Rogers Membangun kapasitas belajar mandiri untuk
pengembangan dan kepercayaan diri.
Sinetik Wiliam
Gordon
Kemampuan memecahkan masalah,
berekspresi, menunjukan simpati, dan memiliki
wawasan sosial.
Latihan
Kesadaran
Fritrz Perls Kemampuan eksplorasi dan pemahaman diri,
rasa percaya diri, dan empati.
Pertemuan
Kelas
William
Glasser
Pemahaman diri dan tanggung jawab terhadap
diri sendiri dan orang lain.
13. 9
Aktualisasi
Diri
Abraham
Maslow
Pemahaman personal dan kapasitas untuk
berkembang.
Sistem
Konseptual
David Hunt Meningkatkan kompleksitas personal dan
fleksibilitas mengelola informasi, serta
berinteraksi sosial.
Tabel 2.4.1.3
Model-model pembelajaran personal Humanistik
4. Model Sistem Perilaku (Behaviorisme)
Model ini menekankan pada perubahan perilaku yang terlihat dari peserta
didik, sehingga konsisten dengan konsep dirinya. Prinsip dasar teori ini adalah
pemberian rangsangan (stimulus) dan respon yang akan dihasilkan. Karakteristik
model ini adalah penjabaran tugas-tugas yang harus dipelajari peserta didik dengan
lebih efisien dan berurutan.
Model Pengembang Tujuan Pembelajaran
Pembelajaran
Langsung
David Rinn
Arends
Ketuntasan studi akademik dan
keterampilan dasar dalam rentang yang luas
dan memperoleh informasi secara bertahap.
Belajar Sosial Albert Bandura,
Carl Thoresen.
Dan Wes Becker
Mengelola perilaku, belajar pola perilaku
baru, mengurangi fobia, belajar mengontrol
diri.
Belajar Tuntas Benjamin
Bloom, James
Block, dan
B.F.Skinner
Ketuntasan keterampilan akademik dan
materi. Materi dan tugas dibagi dalam unit
kecil agar mudah mempelajari keterampilan
secara tuntas.
Simulasi Thomas Good,
Jere Brophy, dll.
Ketuntasan keterampilan kompleks dan
konsep dalam rentang yang luas.
Pengurangan
Kekhawatiran
David Rager dan
Rager Johnson
Kontrol terhadap reaksi tidak suka,
implementasi dalam penyembuhan pasien.
Belajar
Kontrol Diri
B.F. Skinner Mengembangkan pengaturan transfer
perilaku kedalam situasi lain.
Latihan Asertif B.F. Skinner Mengembangkan komunikasi dan
lingkungan belajar produktif.
14. 10
Pengembangan
Konsep dan
Keterampilan
B.F. Skinner Mengembangkan perilaku dalam situasi
tertentu serta memodifikasi perilaku sesuai
masukan dari lingkungan
Tabel 2.4.1.4
Model-model pembelajaran sistem perilaku (behaviorisme)
2.4.2 Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)
Pembelajaran langsung dapat didefinisikan sebagai model pembelajaran
dimana guru mentransformasikan informasi atau keterampilan secara langsung
kepada peserta didik, pembelajaran berorientasi pada tujuan dan distrukturkan oleh
guru (Depdiknas, 2010:24). Depdiknas (2010:23) menyebutkan bahwa tujuan
utama pembelajaran langsung adalah untuk memaksimalkan penggunaan waktu
belajar peserta didik.
Menurut Killen dalam depdiknas (2010:23) pembelajaran langsung atau
Direct Instruction merujuk pada berbagai teknik pembelajaran ekspositori
(pemindahan pengetahuan dari guru kepada murid secara langsung, misalnya
ceramah, demonstrasi, praktik, kerja kelompok dan tanya jawab) yang
melibatkatkan seluruh kelas. Pendekatan dalam model pembelajaran ini berpusat
pada guru.
Tahapan model pembelajaran langsung.
1. Orientasi : memberikan kerangka pelajaran dan orientasi terhadap materi yang
akan disampaikan.
2. Presentasi : guru dapat menyajikan materi pelajaran baik berupa konsep maupun
keterampilan.MEM
3. Latihan terstruktur : guru merencanakan dan memberikan bimbingan instruksi
awal kepada siswa.
4. Latihan terbimbing : peserta didik diberi kesempatan untuk melatih konsep atau
keterampilan. Hal dipakai guru untuk menilai kemampuan peserta didik.
5. Latihan mandiri : guru melalukan instruksi lebih lanjut dengan berfokus pada
situasi kompleks atau kehidupan sehari-hari.
15. 11
2.4.3 Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)
Model pembelajaran ini menyajikan kepada siswa situasi masalah yang
autentik dan bermakna yang dapat memberikan kemudahan kepada mereka untuk
melakukan penyelidikan dan inkuiri (Trianto, 2010:91). Model ini membantu siswa
untuk memproses informasi yang ada dan menyusun pengetahuan mereka sendiri.
Karakteristik model PBM adalah pengajuan pertanyaan atau masalah,
berfokus pada keterkaitan antardisiplin, melakukan penyelidikan autentik, lalu
menghasilkan produk dan memamerkannya. Hal tersebut dilakukan dengan
kolaborasi atau bekerja secara kelompok.
Tahapan model PBM :
1. Guru menjelaskan pembelajaran dan mengajukan demonstrasi masalah agar
siswa terlibat dalam pemecahan masalah tersebut.
2. Guru membantu siswa mendefinisikan masalah tersebut.
3. Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok.
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya seperti laporan.
5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Hasil belajar model PMB adalah keterampilan penyelidikan dan mengatasi
masalah, perilaku dan keterampilan sosial sesuai orang dewasa, dan keterampilan
untuk belajar secara mandiri.
2.4.4 Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah proses pembelajaran tidak harus belajar dari
guru kepada siswa. Siswa dapat saling membelajarkan sesama siswa lainnya.
Dalam melakukan proses belajar-mengajar guru tidak lagi mendominasi, siswa
dituntut untuk berbagi informasi dengan siswa yang lainnya dan saling belajar
mengajar sesama mereka (Isjoni, 2010:17).
Model ini menekankan kesadaran peserta didik untuk saling membantu
mencari dan mengelola informasi dan mengaplikasikan pengetahuannya.
Tahapan model Kooperatif
1. Menyampaikan tujuan dan memotivasi peserta didik.
2. Menyajikan informasi dengan ceramah, demonstrasi, diskusi, atau bahan bacaan.
3. Mengorganisasikan peserta didik ke dalam kelompok-kelompok.
16. 12
4. Mengevaluasi hasil belajar tiap kelompok dan mempresentasikannya.
5. Guru memberikan penilaian pada masing-masing kelompok dan individu.
Hasil belajar kooperatif adalah prestasi akademis, toleransi menerima
keanekaragaman, serta pengembangan keterampilan sosial.
2.4.5 Model Pembelajaran Konstruktivisme
Model pembelajaran konstruktivisme adalah salah satu pandangan tentang
proses pembelajaran yang menyatakan bahwa dalam proses belajar diawali dengan
terjadinya konflik kognitif. Konflik kognitif ini hanya diatasi melalui pengetahuan
diri (self-regulation) dan pada akhir proses belajar, pengetahuan akan dibangun
sendiri oleh anak melalui pengalamannya dari hasil interaksi dengan lingkungannya
(Bell, 1993 : 24, Driver & Leach,1993 : 104).
Tahap model pembelajaran konstruktivisme dalam pembelajaran:
Apersepsi, yaitu siswa didorong agar mengemukakan pengetahuan awalnya
tentang konsep yang akan dibahas. Siswa diberi kesempatan untuk
mengkomunikasikan, mengilustrasikan pemahamannya tentang konsep itu.
Eksplorasi, yaitu siswa diberi kesempatan untuk menyelidiki dan menemukan
konsep melalui pengumpulan, perorganisasian, dan penginterpretasian data
dalam suatu kegiatan yang telah dirancang pendidik. Tahap ini akan memenuhi
rasa keingintahuan siswa tentang fenomena alam si sekelilingnya.
Diskusi dan penjelasan konsep, yaitu siswa memberikan penjelasan dan solusi
yang didasarkan pada hasil observasinya. Tahap ini akan membangun
pemahaman baru tentang konsep yang sedang dipelajari.
Pengembangan aplikasi, yaitu siswa dapat mengaplikasikan pemahaman
konseptualnya dikehidupan nyata.
2.4.6 Model Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning)
Model pembelajaran CTL ini menekankan pada keterkaitan antara materi
pembelajaran dengan dunia kehidupan siswa secara nyata, sehingga siswa mampu
menerapkan kompetensi dalam kehidupan sehari-hari (Mulyasa, 2006).
Karakteristik pembelajaran kontekstual menurut Muslich (2007:42) adalah
pembelajaran dilaksanakan dalam konteks autentik (pembelajaran diarahkan pada
17. 13
keterampilan dalam kehidupan nyata). pembelajaran tugas dan pengalaman
bermakna kepada siswa. Dilaksanakan melalui kerja berkelompok, dan memberi
kesempatan untuk menciptakan rasa kerjasama serta dilaksanakan secara aktif,
kreatif, produktif, dan bekerjasama.
Komponen utama pembelajaran kontekstual:
Konstruktivisme : pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit yang
hasilnya berdasarkan pengetahuan terdahulu dan pengalaman belajar bermakna.
Inkuiri (menemukan) : proses pembelajaran berdasarkan pencarian dan
penemuan melalui proses berpikir sistematis.
Bertanya (questioning) :guru menggunakan pertanyaan untuk menuntun siswa
berpikir dan membuat penilaian terhadap pemahaman siswa.
Masyarakat belajar : prestasi belajar diperoleh dari sharing antar teman ataupun
kelompok.
Pemodelan : pemodelan pada dasarnya membahas gagasan yang dipikirkan,
memberi contoh tentang konsep atau aktivitas belajar.
Refleksi : respon terhadap apa yang diterima.
Penilaian nyata : guru mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar
yang dilakukan siswa dan menilainya.
2.4.7 Model Pembelajaran Interaktif
Model pembelajaran ini merujuk pada pandangan konstruktivisme. Model ini
dikenal dengan pendekatan “pertanyaan siswa”. Siswa mempunyai rasa ingin tahu
terhadap objek yang dibahas yang menimbulkan pertanyaan, kemudian siswa
melakukan penyelidikan terhadap pertanyaan mereka sendiri. Model pembelajaran
interaktif ini mungkin menjadi lebih baik bila dilakukan hanya sesekali bukan
sebagai pembelajaran yang dilakukan secara terus-menerus (rutin), sehingga
pembelajaran menjadi tidak membosankan.
Tahap persiapan, pendidik mempelajari topik dan mengumpulkan sumber-
sumber yang berkaitan dengan topik yang akan dipelajari.
Tahap pengetahuan awal, pendidik berusaha menggali pengetahuan siswa
tentang topik yang akan dipelajari.
18. 14
Tahap kegiatan eksplorasi, pendidik menjelaskan topik yang akan dieksplorasi
kemudian melakukan ekspolarasi.
Tahap pertanyaan siswa, diharapkan seluruh siswa menanyakan topik yang akan
dipelajari.
Tahap penyelidikan, pendidik dan siswa memilih pertanyaan untuk diselidiki.
Tahap pengetahuan akhir, pengetahuan masing-masing siswa oleh kelompok
dikumpulkan dan dibandingkan dengan pengetahuan sebelumnya.
Tahap refleksi, pendidik dan siswa memberikan komentar tentang hal-hal yang
dilakukan dan menetapkan hal-hal yang perlu dimantapkan.
2.4.8 Model Pembelajaran Inkuiri
Suchman (Joice dan Weil, 1980) mengembangkan model pembelajaran
dengan pendekatan inkuiri. Model pembelajaran ini mengajak dan melatih siswa
untuk memperoleh pengetahuan baru dengan melakukan investigasi dan
menjelaskan suatu fenomena seperti hal yang dilakukan oleh ilmuwan dalam
mengorganisir pengetahuan dan membuat prinsip-prinsip. Menurut pendapat
Bruner dan Taba, Suchman (Hilda Karli, et.al., 2002:111) model pembelajaran ini
lebih menyadarkan siswa tentang proses terhadap penyelidikan dan belajar tentang
prosedur ilmiah secara langsung.
Tahap pertama adalah penyajian masalah atau mengadapkan siswa pada situasi
teka-teki. Tahap ini akan memberikan pengalaman kreasi kepada siswa.
Tahap kedua adalah pemgumpulan dan verifikasi data.
Tahap ketiga adalah eksperimen. Siswa akan melakukan eksperimen untuk
mengeksplorasi dan menguji secara langsung objeknya.
Tahap keempat adalah mengorganisir data dan merumuskan penjelasan. Tahap
ini mendorong siswa untuk dapat memberi penjelasan.
Tahap kelima adalah mengadakan analisis tentang proses inkuiri. Tahap ini
siswa diminta untuk menganilisis pola-pola pertemuan mereka dan mencoba
memperbaikinya secara sistematis dan secara independen.
19. 15
2.4.9 Model pembelajaran Pendidikan Matematika Realistik Indonesia
(PMRI)
Pendidikan Matematika Realistik Indonesia adalah suatu pendekatan
pembelajaran matematika yang mengungkapkan pengalaman dan kejadian yang
dekat dengan siswa sebagai sarana untuk memahami persoalan matematika.
Supinah(2008: 15-16) : PMRI adalah teori pembelajaran yang telah dikembangkan
khusus untuk matematika.
Menurut suryanto dan sugiman ciri-ciri PMRI:
Menggunakan masalah kontekstual (matematika dipandang dengan sebagai
kegiatan sehari-hari manusia untuk memecahkan masalah yang dihadapi).
Menggunakan hasil dan konstruksi siswa sendiri (siswa menemukan konsep
matematis, dibawah bimbingan guru).
Pembelajaran terfokus pada siswa.
Terjadinya interaksi anatara murid dan guru (aktivitas belajar meliputi
(memecahkan masalah kontekstual yang realistik, mengorganisasikan
pengalaman matematis, mendiskusikan hasil-hasil pemecahan terserbut).
Prinsip PMRI menggunakan prinsip dari RME. Menurut gravemeijer ada tiga
prinsip RME :
Guided Re-invention: siswa diharapkan aktif dan dapat membangun sendiri
pengetahuan yang akan didapatkannya.
Dedactical phenomenology: berorientasi kepada memberi informasi matematik
yang sudah siap pakai untuk memecahkan masalah, sebagai sarana utama untuk
memulai pembelajaran.
Self developed models: kebebasan yang diberikan kepada siswa untuk
memecahkan masalah secara mandiri atau kelompok, dengan sendirinya akan
memungkinkan munculnya berbagai model pemecahan masalah buatan siswa.
Langkah-langkah PMRI:
Persiapan: guru harus benar-benar memahami masalah dan memiliki berbagai
macam strategi yang mungkin akan dipakai siswa dalam menyelesaikannya.
Pembukaan: siswa diminta untuk memecahkan masalah dengan cara mereka
sendiri. (dikenalkan terlebih dulu dengan strategi pembelajaran yang dipakai dan
masalah dari dunia nyata).
20. 16
Proses pembelajaran: mencoba berbagai strategi untuk menyelesaikan masalah
sesuai dengan pengalaman, lalu mempresentasikan kepada siswa yang lainnya,
guru mengamati dan memberi tanggapan sambil mengarahkan siswa.
Penutup: setelah mendapat strategi terbaik melalui diskusi kelas, siswa diajak
menarik kesimpulan dari pelajaraan saai itu. Lalu mengerjakan soal evaluasi
dalam bentuk matematika formal (zulkardi dalam Hartomo 2008:20)
2.5 Keunggulan Model Pembelajaran
2.5.1 Kelebihan Model Pembelajaran Langsung
Menurut Depdiknas dalam Sudrajat (2011) adalah sebagai berikut :
1. Guru mengendalikan isi materi dan urutan informasi yang diterima
siswa sehingga fokus mengenai apa yang harus dicapai siswa.
2. Cara paling efektif untuk mengajarkan konsep dan keterampilan yang
eksplisit kepada siswa yang berprestasi rendah.
3. Dapat menjadi cara untuk menyampaikan informasi yang banyak dalam
waktu yang relatif singkat.
4. Dapat menjadi cara efektif untuk mengajarkan informasi dan
pengetahuan faktual yang sangat terstruktur.
5. Memungkinkan guru untuk menyampaikan ketertarikan pribadi
mengenai mata pelajaran (melalui presentasi yang antusias) yang dapat
merangsang ketertarikan dan antusiasme siswa.
2.5.2 Kelebihan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)
Menurut Trianto (2010:96-97):
1. Realistik dengan kehidupan siswa.
2. Konsep sesuai dengan kebutuhan siswa.
3. Retensi konsep jadi kuat.
4. Mengembangkan kemampuan problem solving.
2.5.3 Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut Jarolimek dan Parker didalam Isjoni (2010:24) :
1. Saling bekerjasama dan bergotong-royong.
21. 17
2. Siswa dapat mengembangkan aktualisasi berbagai pontensi diri.
3. Siswa bukan hanya obyek melainkan subyek (menjadi tutor sebaya).
4. Suasana kelas menjadi menyenangkan.
5. Terjalin hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa dan guru.
2.5.4 Kelebihan Model Pembelajaran Konstruktivisme
1. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan
gagasannya secara terus terang dengan menggunakan bahasanya sendiri,
2. Memberi siswa kesempatan untuk berpikir tentang pengalamannya untuk
berpikir kreatif, imajinatif, mendorong refleksi tentang model dan teori
serta mengenalkan berbagai gagasan pada saat yang tepat.
3. Memberi siswa kesempatan untuk mencoba gagasan baru agar siswa
dapat memperoleh kepercayaan diri, berani menghadapi dan
menyelesaikan berbagai masalah dalam situasi yang baru.
4. Mendorong siswa untuk memikirkan perubahan gagasan mereka setelah
menyadari konsepnya, agar siswa dapat mengaplikasikan pengetahuan
yang baru dalam situasi yang baru.
5. Memberi lingkungan belajar yang kondusif, mendukung siswa
mengungkapkan pikirannya, saling menyimak, dan menghindari kesan
selalu ada satu jawaban yang benar.
2.5.5 Kelebihan Model Pembelajaran Kontekstual
1. Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan nyata, siswa dapat
menghubungkan antara pengalaman belajar dengan kehidupan nyata.
2. Pembelajaran yang lebih produktif, karena menganut aliran
konstruktivisme (pengalaman) dimana siswa dibimbing untuk
menemukan pengetahuannya sendiri.
3. Menekankan aktivitas siswa secara penuh, baik fisik maupun mental
4. Kelas sebagai tempat untuk menguji data hasil temuan mereka.
5. Menciptakan suasana pembelajaran yang bermakna, karena siswa
mendapat pengalaman.
22. 18
2.5.6 Kelebihan Model Pembelajaran Interaktif
1. Siswa lebih banyak diberi kesempatan untuk melibatkan
keingintahuannya pada objek yang dipelajari.
2. Melatih mengungkapkan rasa ingin tahu melalui pertanyaan.
3. Memberi sarana bermain bagi siswa melalui eksplorasi dan investigasi.
4. Guru sebagai fasilitator, motivator, dan perancang aktivitas belajar.
5. Menempatkan siswa sebagai subjek.
2.5.7 Kelebihan Model Pembelajaran Inkuiri
1. Pembelajaran menjadi lebih hidup dan siswa lebih aktif.
2. Dapat mengembangkan konsep dasar kepada siswa,
3. Membantu dalam menggunakan ingatan untuk proses belajar baru.
4. Mendorong siswa menjadi lebih inisiatif.
2.5.8 Kelebihan Model Pembelajaran PMRI
Menurut suwarsono dalam Nalole (2008:140)
1. PMRI memberikan pengertian yang jelas dan operasional kepada siswa
tentang hubungan antara matematika dengan kehidupan sehari-hari, dan
kegunaan matematika secara umum untuk manusia.
2. Pengertian bahwa cara penyelesaian suatu soal atau masalah tidak harus
tunggal dan tidak harus sama dengan orang yang lainnya.
3. Pengertian bahwa proses pembelajaran merupakan hal yang utama dan
harus berusaha untuk menemukan sendiri konsep-konsep matematika.
2.6 Kekurangan Model Pembelajaran
2.6.1 Kekurangan Model Pembelajaran Langsung
Menurut Depdiknas dalam Sudrajat (2011) adalah sebagai berikut :
1. Bersandar pada kemampuan siswa untuk mengasimilasikan informasi
melalui kegiatan mendengarkan, mengamati, dan mencatat.
2. Sulit mengatasi perbedaan dalam hal kemampuan, pengetahuan awal,
tingkat pemahaman, gaya belajar, atau ketertarikan siswa.
3. Siswa hanya memiliki sedikit kesempatan untuk terlibat secara aktif.
23. 19
4. Model ini sangat bergantung pada gaya komunikasi guru, komunikator
yang baik menghasilkan pembelajaran yang baik.
5. Model ini banyak melibatkan komunikasi satu arah sehingga guru sulit
mendapatkan umpan balik mengenai pemahaman siswa.
2.6.2 Kekurangan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)
Menurut Trianto (2010:96-97):
1. Sulitnya mencari problem yang relavan.
2. Sering terjadi miss-konsepsi.
3. Persiapan pembelajaran (alat, problem, konsep) yang kompleks.
4. Konsumsi waktu, model ini memerlukan waktu yang cukup dalam
penyelidikan.
2.6.3 Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut Dess dalam Hobri (2009:52-53):
1. Membutuhkan waktu yang lama bagi peserta didik, sehingga sulit
mencapai target kurikulum.
2. Membutuhkan keterampilan khusus pendidik, sehingga tidak semua
pendidik dapat melakukannya.
3. Menuntut sifat tertentu dari siswa, misalnya untuk bekerja sama.
2.6.4 Kekurangan Model Pembelajaran Konstruktivisme
1. Guru kesulitan memberi contoh yang konkrit dan realistik dalam proses
pembelajaran (guru harus memiliki kreatifitas yang tinggi).
2. Guru hanya ingin menggunakan model pembelajaran dengan ceramah.
3. Terbatasnya fasilitas sekolah.
4. Pendidik kurang mengusai materi.
2.6.5 Kekurangan Model Pembelajaran Kontekstual
1. Diperlukan waktu yang cukup lama
2. Kondisi kelas yang kurang kondusif.
3. Pendidik kurang menguasai materi dalam kehidupan nyatanya.
24. 20
2.6.6 Kekurangan Model Pembelajaran Interaktif
1. Peserta didik bergantung pada kecapakan guru dalam menyusun dan
mengembangkan dinamika kelompok.
2. Sulit mengontrol sejauh mana pemahaman peserta didik yang pasif.
3. Bergantung pada kecakapan guru dalam mengelola kelas serta menyusun
dan mengembangkan dinamika kelompok.
2.6.7 Kekurangan Model Pembelajaran Inkuiri
1. Kurang efektif untuk siswa yang pasif.
2. Kurang cocok untuk anak yang usianya terlalu muda, misalkan SD.
3. Sulit untuk mengatur kelas dengan jumlah siswa yang banyak.
4. Tidak efektif jika guru tidak mampu menguasai kelas.
2.6.8 Kekurangan Model Pembelajaran PMRI
1. Pemahaman dan pengimplementasiannya yang tidak mudah.
2. Pencarian soal-soal yang kontekstual tidak selalu mudah dan beberapa
materi yang tidak tersedia.
3. Sulit untuk mendorong siswa menyelesaikan tiap soal.
4. Pemilihan alat peraga harus cermat.
5. Model ini hanya diterapkan apabila materi dalam kurikulum tidak terlalu
padat.
25. 21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang digunakan sebagai
pedoman pendidik dalam menggabungkan teori belajar dengan aktivitas yang
dilakukan dalam pembelajarannya yang didalamnya merupakan penerapan
pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran agar terwujud tujuan dalam
pembelajaran tersebut. Model pembelajaran berfungsi sebagai pedoman bagi
pendidik dalam melaksanakan pembelajarannya agar tercapai tujuan pembelajaran.
Disamping itu model pembelajaran juga berfungsi sebagai pengembang kurikulum
dan penempatan bahan-bahan pembelajaran.
Model pembelajaran memiliki berbagai jenis. Namun secara garis besar
menurut Joyce dan Weil model Pembelajaran dibagi menjadi empat kelompok yaitu
model interaksi sosial, model pengelolaan informasi, model personal humanistik,
dan model sistem perilaku. Contoh lain model pembelajaran adalah model
pembelajaran langsung, PBM, kooperatif, konstruktivisme, kontekstual, interaktif,
inkuiri, dan PMRI. Masing-masing model pembelajaran tersebut memiliki
kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
3.2 Saran
Model pembelajaran merupakan hal yang penting yang harus dimiliki oleh
seorang pendidik. Model pembelajaran juga memilki jenis yang berbeda-beda,
untuk itu seorang pendidik harus menguasai model pembelajaran. Seorang pendidik
harus memberikan model pembelajaran yang sesuai kepada peserta didik sesuai
dengan kemampuan peserta didik, karakter kelas, dan ketersediaan perlengkapan
yang ada. Model pembelajaran menjadi suatu indikator penting agar tercapainya
tujuan pembelajaran, karena model pembelajaran mencangkup penerapan
pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran.
26. 22
DAFTAR PUSTAKA
Afandi, Muhammad, Evi Chamalah dan Oktarina Puspita Wardani. 2013. Model
Dan Metode Pembelajaran Di Sekolah. Semarang : Sultan Agung Press
Aqib, Zainal. 2013. Model-Model, Media, dan Strategi Pembelajaran Konstektual
(Inovatif). Bandung : Yrama Widya
Hamdayama, Jumanta. 2016. Metodologi Pengajaran. Jakarta : Bumi Aksara
Helmiati. 2012. Model Pembelajaran. Yogyakarta : Aswaja Pressindo
Indien. 2011. Penerapan Pembelajaran Kontekstual, Keunggulan dan Kelemahan
Pembelajaran Konstekstual. Diambil dari : http://007indien.blogspot.co.id.
(9 Maret 2018)
Nilakusmawati, Desak Putu Eka, dan Ni Made Asih. 2010. Kajian Teoritis
Beberapa Model Pembelajaran. Diambil Dari : http://erepo.unud.ac.id. (9
Maret 2018)
Rusman. 2009. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta : Rajawali Press
Sani, Ridwan Abdullah. 2013. Inovasi Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara
Setyawan, Doni. 2016. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran
Konstruktivisme. Diambil dari: http://www.donisetyawan.com (9 Maret
2018)
Suyanto dan Jihad, A. 2013. Menjadi Guru Profesional. Jakarta : Esensi Erlangga
Group.
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.
Jakarta : Prestasi Pustaka
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta :
Kencana