1. Preeklamsi adalah hipertensi pada ibu hamil yang sebelumnya tidak hipertensi, sedangkan eklamsi ditandai dengan kejang yang diikuti gejala preeklamsi.
2. Faktor risiko termasuk sistem kekebalan tubuh, genetik, ukuran plasenta, dan aterosklerosis.
3. Komplikasi seperti kejang, hipertensi, edema otak, stroke, kelainan janin, prematuritas, gagal ginjal, dan gang
2. Pengertian Preeklamsi dan Eklamsi
• Preeklamsi adalah suatu kondisi terjadinya
hipertensi pada ibu hamil yang sebelum
kehamilan tidak menderita hipertensi.
• Eklampsi adalah kelainan akut pada wanita
hamil, dalam persalinan atau masa nifas yang
ditandai dengan timbulnya kejang (bukan
timbul akibat kelainan neurologik) dan/atau
koma dimana sebelumnya sudah
menunjukkan gejala-gejala preeklampsi.
3. Faktor Resiko Preeklamsi dan Eklamsi
1. Bekaitan dengan sistem imun tubuh
2. Berkaitan dengan predopsisi genetik
3. Berkaitan dengan plasenta besar
4. Berkaitan dengan ateroskreosis
5. Macam-Macam dan cara kerja obat Preeklamsi
dan Eklamsi
1. Magnesium sulfat
2. Fenitoin
3. Diazepam
4. Hidralazin
5. Labetalol
6. Nifedipin
6. 1. Magnesium Sulfat
Menghambat atau menurunkan asetikolin
pada rangsangan serat saraf dengan menghambat
transmisi neuromuskular. Transmisi
neuromuscular membutuhkan kalsium pada
sinaps. Pada pemberian magnesium sulfat,
magnesium akan menggeser kalsium, sehingga
aliran rangsangan tidak terjadi (terjadi kompetitif
inhibition antara ion kalsium dan ion magnesium)
kadar kalsium yang tinggi dalam darah dapat
menghambat kerja magnesium sulfat.
7. 2. Fenitoin
Pada korteks motoris yaitu menghambat
penyebaran aktivitas kejang. Kemungkinan
halini disebabkan peningkatan pengeluaran
natrium dari neuron dan fenitoin cenderung
menstabilkan ambang rangsang terhadap
hipereksitabilitas yang disebabkan
perangsangan berlebihan atau kemampuan
perubahan lingkungan di mana terjadi
penurunan bertahap ion natrium melalui
membran.
8. 3. Diazepam
Diazepam melewati barier plasenta dan
dapat menyebabkan depresi pernapasan pada
neonatus, hipotensi dan hipotermi hingga 36
jam setelah pemberiannya. Depresi neonatal
ini hanya terjadi bila dosisnya lebih dari 30 mg
pada 15 jam sebelum kelahiran.
9. 4. Hidralazin
Merelaksasi otot polosarteriol secara
langsung dan vasodilatasi yang terjadi dapat
menimbulkan reaksi kompensasi yang kuat
berupa peningkatan denyut dan kontraktilitas
jantung, serta peningkatan renin plasma dan
retensi cairan yang akan melawan efek
hipotensi obat. Penurunan tekanan diatolik
lebih besar dari pada tekanan sitolik.
Absorpsinya melalui saluran cerna dan hampir
sempurna.
10. 5. Labetalol
Memblokir reseptor adrenergic yang
memperlambat kecepatan sinus jantung,
menurunkan resistansi peripheral vascular, dan
menurunkan output kardiak.
6. Nifedipin
Nifedipin bekerja sebagai antagonis kalsium
dengan menghambat arus ion kalsium masuk
kedalam otot jantung dari luar sel. Karena
kontraksi otot polos tergantung pada ion kalsium
ekstra seluler, maka dengan adanya antagonis
kalsium dapat menimbulkan efek inotropik
negatif.
11. Penatalaksanaan Preeklamsi dan Eklamsia
1. Penatalaksanaan Preeklamsi ringan adalah Bed Rest
2. Pemantauan tekanan darah harus benar-benar diawasi
untuk mencegah terjadinya gangguan pada janin
3. Pemantauan ketat terhadap ekreksi urin dan tanda-tanda
vital.
4. Suplemen diet (aspirin) tidak perlu digunakan karena dapat
menyebabkan terjadinya pendarahan
5. Obat-obat golongan sedative (kloropromazin,
proklorpomazin) tidak boleh digunakan karena dapat
menekan susunan saraf pusat pada ibu dan janin yang akan
mengganggu pemeriksaan
6. Diuretik tidak boleh digunakan karena adanya diuresis
maka vasokontriksi akan semakin terganggu yang
membahayakan suplai darah dari ibu ke plasenta
7. Terapi profiklatis anti konvulsasi: MgSO4
8. Pengendalian konvusi: MgSO4dan Diazepam