3. TB PARU
DEFINISI
DIAGNOSA
P E N A T A L A K S A N A A N PADA PERSALINAN
PENATALAKSANAAN PASCA PERSALINAN
Penyakit Yang Menyertai Persalinan
4. DEFINISI TB PARU
Penyakit yang di timbulkan karena
adanya infeksi akut / kronis yang
disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
tuberkolosis
Penyakit Yang Menyertai Persalinan
5. DIAGNOSIS TB PARU
Batuk-batuk yang lama
Badan terasa lemah
Nafsu Makan berkurang
Batuk Darah
PEMERIKSAAN FISIK :
Mungkin didapatkan adanya ronkhi basal. Suara caverne atau pleural effusion penyakit ini mungkin
bentuknya aktif/kronik, dan mungkin pola tertutup/terbuka.
PENATA LAKSANAAN :
Pemeriksaan tuberkulosa test kulit dengan PPD (Purified Protein Derivate) SU
bila hasil positif dilakukan /dilanjutkan dengan pemeriksaan foto dada → janin dipengaruhi sinar X
Pada penderita TB Paru aktif perlu dilakukan pemeriksaan sputum BTA. Untuk membuat diagnosis
secara pasti, sekaligus untuk tes kepekaan/uji sensitivitas
Pada janin dengan Ibu TBC Paru jarnag di jumpai TBC Corgenital Janin tertula penyakit setelah
lahir karena di rawa dan disusui ibunya.
OBAT-OBATAN YANG DIGUNAKAN
Isoniazid (INH) 300mg/hari
Menimbulkan komplikasi pada hati
Etambutol 15-20 mg/kg/hari
Menimbukan retrobulber neutris
Steptomycin 1 gr /hari
Hati-hati digunakan dalam kehamilan Trimester I
Rimfapisin 600 mg /hari
Memberikan efek teratogenik
Jangan diberikan pada trimester kehamilan
Penyakit Yang Menyertai Persalinan
6. Pemeriksaan sputum harus dilakukan setelah 1 – 2 bulan
pengobatan
Jika masih positif perlu diulang tes kepekaan kuman terhadap
obat
Bila pasien sudah sembuh lakukan persalinan secara biasa
Pasien TBC aktif harus ditempatkan dikamar bersalin terspisah
Persalinan dibantu oleh Ekstraksi Vacum atau forcep
Usahakan pasein tidak meneran
Berikan masker untuk menutupi mulut dan hidung agar kuman
tidak menyebar
Setelah persalinan pasein di rawat diruang observasi 6 – 8 jam
kemudian dapat dipulangkan
PENATALAKSANAAN
PADA PERSALINAN
Penyakit Yang Menyertai Persalinan
7. Pasien diberi obat uretonika dan obat TBC harus tetap
diberikan
Penderita yang tidak mungkin pulang harus dirawat
diruang isolasi karena bayi cukup rentan terhadap
penyakit
Menganjurkan pemisahan dari ibu
Buktikan dengan pemeriksaan sputum sebanyak 3 kali
yang selalu memperlihatkan hasil negative
Pasien TBC yang menyusui harus mendapat regimen
pengobatan yang penuh
Pengobaan sesuai laktasi
Bayi diberi suntikan mantaux, mendapa profilaksis dan
imunisasi BCG
PENATALAKSANAAN
PASCA PERSALINAN
Penyakit Yang Menyertai Persalinan
8. G I N J A L
Dalam kehamilan terdapat perubahan-perubahan fungsional dan
anatomic ginjal dan saluran kemih yang sering menimbulkan gejala-
gejala dan kelainan fisik dan hasil pemeriksaan laboratorium. Perubahan
natomi terdapat peningkatan pembuluh darah dan ruangan interstisial
pada ginjal.
Ginjal akan memanjang kurang lebih 1 c dan kembali normal setelah
melahirkan
Ureter juga mengalami pemanjangan, melekuk dan kadang berpindah
letak ke lateral dan akan kembali normal 8-12 minggu setelah
melahirkan
Selain itu juga terjadi hiperlpasia dan hipertrofi otot dinding ureter dan
kaliks, dan berkurangnya tonus otot otot saluran kemih karena pengaruh
kehamilans
Akibat pembesaran uterus hiperemi organ-organ pelvis dan pengaruh
hormonal terjadi perubahan pada kendung kemih yang dimulai pada
kehamilan 4 bulan
Kandung kemih akan berpindah lebih anterior dan superior
Pembuluh-pembuluh di daerah mukosa akan membengkak dan melebar
Otot kandung kemih mengalami hipertrofi akibat pengaruh hormone
estrogen
Kapasitas kandungkemih meningkat sampai 1 liter karena efek relaksasi
dari hormone progesterone Penyakit Yang Menyertai Persalinan
9. PERUBAHAN FUNGSI
Segera sesudah konsepsi terjadi peningkatan aliran
plasma (Renal Plasma flow) dan tingkat filtrasi
gomerolus (gomerolus Diltration Rate). Sejak
kehamilan trimester II GFR akan meningkat 30-
50% diatas nilai normal wanita tidak hamil Akibat
akan terjadinya penurunan kadar keratinin serum
dan urin nitrogen darah, normal kreatinin serum
adalah 0,5-0,7 mg/100 mll dan urea nitrogen darah
8-12 mg/100 mll.
G I N J A L
Penyakit Yang Menyertai Persalinan
10. ETIOLOGI & PATOFISIOLOGI
ETIOLOGI
Penyebab gagal ginjal
Tekanan darah tinggi
DM
Sumbutan pada pada salurah kemih (batu, Tumor, Penyempitan Struktur)
Penderita penyakit kanker
Kelainan ginjal, dimana terjadi perkembangan banyak ksta pada organ ginjal itu sendiri.
Rusaknya sel penyaring pada gintjal. Baik akibat infeksi ataupun dampak dari penyakit DT.
PATOFISIOLOGI
Gagal ginjal mendadak, merupakan komplikasi yang sangat gawat dalam kehamilan dan nifas,
1 dalam 1300-1500 kehamilan
Kelainan disadari oleh 2 jenis patologi
Nekrosis tubular akut
Nekrosis kortkal bilateral
Pada kehamilan muda sering diakibatkan oleh Abortus Septic
Gagal ginjal pd kehamilan ini dapat di cegah bila dilakukan;
Penanganan kehamilan dgn persalinan yang baik.
Perdarahan syok dan infeksi segera diatasi atau diobati dengan baik
Pemberian tranfusi darah dengan hati-hati
G I N J A L
Penyakit Yang Menyertai Persalinan
11. FAKTOR RISIKO & DIAGNOSA
FAKTOR RISIKO
Retensi Urin
Ureter yang pendek
Trauma jalan lahir
DIAGNOSA / TANDA GEJALA :
a. Gagal ginjal akut
Bengkak mata, kaki, nyeri pinggang hebat
kencing sakit, demam, kencing sedikit, kencing merah/darah, sering kencing
b. Gagal Ginjal Kronik
Lemas, tidak ada tenaga, nafsu makan, mual, muntah bengkak, kencing berkurang, gatal, sesak nafas,
pucat anemi
Komplikasi terhadap kehamilan abortus dan janin yang terinfeksi
Mortalitas ibu da n bayi apabla tidak diobati berkisar 30-40% kelahiran premature dan Ifud
Drognosis pada Ibu : akhirnya buruk, ada yang segera meinggal adayang agak lama. Hal ini tergantung pada
luasnya kerusakan ginjal waktu diagnosis dibuat da nada/tidaknya factor-faktor yang mempercepat proses
penyakit
Prognosis pada janin : dalam kasus tertentu tergantung pada fungsi ginjal dan derajat hipertensi.
G I N J A L
Penyakit Yang Menyertai Persalinan
12. PENATALAKSANAAN :
Penanganan obstetric penyebab kematian dan
kesakitan bayi pada pasein dengan kelainan ginjal
atau persalinan kurang bulan
Masih ada perdebatan tentang melahirkan secara
efektif lebih cepat dari waktunya sekitar 34-36 mg.
pada pasein dengna insufsiensi ginjal kronis/ yang
sedang menjalani dialisi terutama jika paru janin
sudah matang.
G I N J A L
Penyakit Yang Menyertai Persalinan
14. DEFINISI
Diabetes melitus gestasional
adalah keadaan intoleransi
karbohidrat yang memiliki awitan
atau pertama kali ditemukan
pada kehamilan.
DIABETES MELITUS
Penyakit Yang Menyertai Persalinan
15. DIAGNOSIS
DIABETES MELITUS
Semua ibu hamil dianjurkan untuk menjalani
pemeriksaan untuk melihat adanya diabetes
melitus gestasional, namun waktu dan jenis
pemeriksaannya bergantung pada faktor risiko
yang dimiliki ibu.
Faktor risiko diabetes melitus gestasional
meliputi: obesitas, adanya riwayat diabetes melitus
gestasional sebelumya, glukosuria, adanya riwayat
keluarga dengan diabetes, abortus berulang,
adanya riwayat melahirkan dengan cacat bawaan
atau bayi >4000 gram, dan adanya riwayat
preeklampsia. Penyakit Yang Menyertai Persalinan
16. Pasien dengan faktor risiko tersebut perlu diperiksa lebih lanjut sesuai standar diagnosis
diabetes melitus di kunjungan antenatal pertama. Diagnosis diabetes melitus ditegakkan bila
kadar glukosa darah sewaktu >200 mg/dl (disertai gejala klasik hiperglikemia) ATAU kadar
glukosa darah puasa >126 mg/dl ATAU kadar glukosa 2 jam setelah TTGO >200 mg/dl
ATAU kadar HbA1C >6,5%. Hasil yang lebih rendah perlu dikonfirmasi dengan melakukan
pemeriksaan TTGO di usia kehamilan antara 24-28 minggu.
Pemeriksaan konfirmasi dan pemeriksaan untuk ibu hamil tanpa faktor risiko dilakukan pada
usia kehamilan 24-28 minggu, dengan cara sebagai berikut:
Minta ibu untuk makan makanan yang cukup karbohidrat selama 3 hari, kemudian
berpuasa selama 8-12 jam sebelum dilakukan pemeriksaan.
Periksa kadar glukosa darah puasa dari darah vena di pagi hari, kemudian diikuti pemberian
beban glukosa 75 gram dalam 200 ml air, dan pemeriksaan kadar glukosa darah 1 jam lalu 2
jam kemudian.
Diagnosis diabetes melitus gestasional ditegakkan apabila ditemukan:
o Kadar gula darah puasa > 92 mg/dl, ATAU
o Kadar gula darah setelah 1 jam > 180 mg/dl, ATAU
o Kadar gula darah setelah 2 jam > 153 mg/dl
DIAGNOSIS
DIABETES MELITUS
Penyakit Yang Menyertai Persalinan
19. a. Tatalaksana Umum
Penatalaksanaan diabetes melitus gestasional dilakukan
secara terpadu oleh dokter spesialis penyakit dalam, dokter
spesialis obstetri dan ginekologi, ahli gizi, dan dokter spesialis
anak.
Sedapat mungkin rujuk ibu ke rumah sakit untuk
mendapatkan penatalaksanaan yang adekuat.
Jelaskan kepada pasien bahwa penatalaksanaan diabetes
melitus gestasional dapat mengurangi risiko memiliki bayi
besar, mengurangi kemungkinan terjadinya hipoglikemia
neonatal, dan mengurangi kemungkinan bayi mengidap
diabetes di usia dewasa kelak.
PENATALAKSANAAN
DIABETES MELITUS
Penyakit Yang Menyertai Persalinan
20. Tujuan penatalaksanaan adalah mencapai dan mempertahankan kadar
glukosa darah puasa <95mg/dl dan kadar glukosa 2 jam sesudah makan
<120 mg/dl.
Pengaturan diet perlu dilakukan untuk semua pasien:
Tentukan berat badan ideal: BB ideal = 90% x (TB-100)
Kebutuhan kalori = (BB ideal x 25) + 10-30% tergantung aktivitas fisik
+ 300 kal untuk kehamilan
Bila kegemukan, kalori dikurangi 20-30% tergantung tingkat kegemukan.
Bila kurus, ditambah sekitar 20-30% sesuai kebutuhan untuk meningkatkan
BB
Asupan protein yang dianjurkan adalah 1-1,5 g/kgBB
Pemberian insulin dilakukan di rumah sakit dan dipertimbangkan bila
pengaturan diet selama 2 minggu tidak mencapai target kadar glukosa
darah.
Pemberian insulin dimulai dengan dosis kecil yaitu 0,5-1,5 unit/kgBB/hari.
PENATALAKSANAAN
DIABETES MELITUS
b. Tatalaksana Khusus
Penyakit Yang Menyertai Persalinan
21. Pemantauan ibu dan janin dilakukan dengan pemeriksaan tinggi fundus
uteri, USG, dan kardiotokografi.
Penilaian fungsi dinamik janin plasenta (FDJP) dilakukan tiap minggu
sejak usia kehamilan 36 minggu
Skor <5 merupakan tanda gawat janin dan indikasi untuk melakukan
seksio sesarea. Lakukan amniosentesis dahulu sebelum terminasi
kehamilan bila usia kehamilan <38 minggu untuk memeriksa
kematangan janin.
Skor >6 menandakan janin sehat dan dapat dilahirkan pada umur
kehamilan aterm dengan persalinan normal.
Bila usia kehamilan telah mencapai 38 minggu dan janin tumbuh normal,
tawarkan persalinan elektif dengan induksi maupun seksio sesarea untuk
mencegah distosia bahu.
u Lakukan skrining diabetes kembali 6-12 minggu setelah bersalin. Ibu
dengan riwayat diabetes melitus gestasional perlu diskrining diabetes
setiap 3 tahun seumur hidup.
PENATALAKSANAAN
DIABETES MELITUS
b. Tatalaksana Khusus
Penyakit Yang Menyertai Persalinan
23. Asma adalah penyakit sistem respirasi yang
ditandai dengan episode sesak dan mengi
berulang. Hal ini disebabkan oleh inflamasi kronik
saluran udara serta sekresi mukus berlebih.
Pada serangan asma akut, inflamasi akan
menyebabkan saluran udara menjadi sempit
sehingga mengurangi aliran udara inspirasi dan
ekspirasi.
DEFINISI
ASMA
Penyakit Yang Menyertai Persalinan
25. A. Tatalaksana pada kehamilan
B. Tatalaksana pada persalinan
PENATALAKSANAAN
ASMA
Penyakit Yang Menyertai Persalinan
26. Beri oksigen dan pasang kanul intravena.
Hindari penggunaan obat penekan batuk, sedatif dan antihistamin.
Berikan cairan Ringer Laktat atau NaCl 0,9%.
Berikan terbutalin secara subkutan dengan dosis 0,25 mg per 15 menit
dalam 3 dosis atau oral 2,5 mg tiap 4-6 jam.
Berikan 40-60 mg metilprednisolon intravena setiap 6 jam, ATAU
hidrokortison secara intravena 2 mg/kgBB tiap 4 jam atau setelah
loading dose 2 mg/kgBB dilanjutkan dengan infus 0,5 mg/kgBB/jam.
Jika ada tanda infeksi, beri ampisilin 2 g IV tiap 6 jam.
Rujuk ke fasilitas yang memadai. Di rumah sakit rujukan, pertimbangkan
foto thoraks, laboratorium, alat monitor fungsi vital, dan rawat intensif
bilamana perlu.
Tatalaksana selanjutnya dapat ditentukan dengan berkonsultasi dengan
dokter spesialis paru atau penyakit dalam dan dokter spesialis obstetri
dan ginekologi.
ASMA
A. Tatalaksana pada kehamilan
Penyakit Yang Menyertai Persalinan
27. Asma dapat memburuk selama persalinan sehingga
persalinan harus dilakukan di rumah sakit.
Penanganan asma akut saat persalinan sama dengan saat
kehamilan.
Persalinan per vaginam disarankan kecuali jika terdapat
indikasi obstetri untuk seksio sesarea.
Di rumah sakit rujukan, jika dilakukan seksio sesarea
lakukan anestesi regional.
Apabila terdapat kesulitan pernapasan selama kala II,
lakukan ekstraksi vakum atau cunam bila syarat terpenuhi.
JANGAN beri prostaglandin. Untuk mencegah perdarahan
pascasalin, beri oksitosin 10 unit IM atau ergometrin 0,2 mg
IM.
ASMA
A. Tatalaksana pada persalinan
Penyakit Yang Menyertai Persalinan
28. PERHATIAN
Serangan asma berat yang tidak memberikan respon
setelah 30-60 menit dengan terapi beta-agonis dan
teofilin (status asmatikus) harus ditangani di unit
perawatan intensif!
ERHATIAN
ASMA
Penyakit Yang Menyertai Persalinan