Berikut adalah teori-teori terjadinya hipertensi pada kehamilan:1. Teori adaptasi kardiovaskular2. Teori intoleransi imunologik ibu dan janin 3. Teori genetik4. Teori defisiensi gizi5. Teori stimulasi inflamasi6. Teori kelainan vaskularisasi plasenta7. Teori iskemia plasenta dan pembentukan radikal bebas8. Disfungsi endotel
Usia ekstreme kehamilan < 20 tahun dan >35 tahun, obesitas, DM, hipertensi, dan riwayat eclampsia pada keluarga dapat menyebabkan kemungkinan diagnosis pre-eclampsia. Penanganan awal pre-eclampsia dengan cara menurunkan tekanan darah dengan obat hidralazyne, labetalol, serta target tekanan darah sistolik 140-150 mmHg dan diastolic 90-100 mmHg. Dan untuk tatalaksana lebih lanjut dapat diberikan
Similar to Berikut adalah teori-teori terjadinya hipertensi pada kehamilan:1. Teori adaptasi kardiovaskular2. Teori intoleransi imunologik ibu dan janin 3. Teori genetik4. Teori defisiensi gizi5. Teori stimulasi inflamasi6. Teori kelainan vaskularisasi plasenta7. Teori iskemia plasenta dan pembentukan radikal bebas8. Disfungsi endotel
Similar to Berikut adalah teori-teori terjadinya hipertensi pada kehamilan:1. Teori adaptasi kardiovaskular2. Teori intoleransi imunologik ibu dan janin 3. Teori genetik4. Teori defisiensi gizi5. Teori stimulasi inflamasi6. Teori kelainan vaskularisasi plasenta7. Teori iskemia plasenta dan pembentukan radikal bebas8. Disfungsi endotel (20)
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
Berikut adalah teori-teori terjadinya hipertensi pada kehamilan:1. Teori adaptasi kardiovaskular2. Teori intoleransi imunologik ibu dan janin 3. Teori genetik4. Teori defisiensi gizi5. Teori stimulasi inflamasi6. Teori kelainan vaskularisasi plasenta7. Teori iskemia plasenta dan pembentukan radikal bebas8. Disfungsi endotel
4. KATA SULIT
1. ANC : antenatal care pemeriksaan yang dilakukan untuk
memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala yang
diikuti oleh koreksi terhadap kelainan yang ditemukan.
2. Tinggi fundus uteri : titik tertinggi dari Rahim.
3. Status obstertric : riwayat pemeriksaan selama kehamilan
atau persalinan.
KATA SULIT
5. 1. Apa saja faktor resiko tekanan darah pada kehamilan?
2. Mengapa kepala pasien terasa sakit?
3. Mengapa kasus pasien termasuk gawatdarurat?
4. Apa obat anti hipertensi yg bisa diberikan pada ibu hamil?
5. Di usia kehamilan keberapa sajakah hipertensi bisa muncul, selain yg pernah mengalami hipertensi?
6. Kenapa usia kehamilan dengan panjang fundus uteri tidak sama?
7. Mengapa bisa tidak terjadi edema padahal pasien mengalami hipertensi dan proteinuria?
8. Apa tatalaksana yang harus dilakukan pada kasus diatas?
9. Apa saja komplikasi yang dapat terjadi pada kasus diatas?
10. Apa saja Tindakan pertama yang harus dilakukan pada pasien di scenario?
11. Apa kemungkinan diagnosis pasien?
12. Apa pencegahan yang harus dilakukan untuk mencegah kasus seperti yang diatas?
PERTANYAAN
6. 1. Karna usia ekstreme kehamilan < 20 tahun > 35 tahun, obesitas, DM, riwayat penyakit ginjal, hipertensi, faktor
kembar, dan Riwayat eclampsia pada keluarga.
2. Tekanan darah tinggi menyebabkan tekanan pada intrakranium meningkat sehingga menyebabkan sakit kepala.
3. Bisa terjadi kematian pada ibu hamil, kerusakan organ, eclampsia, dan BBLR rendah.
4. Methyldopa aman untuk ibu hamil setelah trimester 1 tidak mengganggu pertumbuhan janin dan tidak ada
kontraindikasi terhadap ibu. Bisa diberikan labetalol dan nifedipine tapi harus dihindari pada trimester 1.
5. Muncul saat kehamilan usia 20 minggu atau lebih sampai bayi lahir.
6. Janin tidak dapat berkembang karna asupan nutrisi yang kurang.
7. Karna garam dalam darah pasien masih bisa meretensi air.
8. Medikamentosa bisa diberikan ACE Inhibitor, angiotensin. Non medikamentosa ibu hamil rajin olahraga,
mengkonsumsi buah dan sayur, menghindari rokok/ tidak merokok, diet rendah garam, deteksi dini untuk
mencegah terjadinya kerusakan pada organ.
JAWABAN
Bisa menyebabkan kematian pada ibu dan janin, bisa
menyebabkan preeclampsia berat , eclampsia, serta
pertumbuhan janin yang terhambat.
Bisa dilakukan dengan menurunkan tekanan darah
dengan obat hidralazyne, labetalol, serta target tekanan
darah sistolik 140-150 mmHg dan diastolic 90-100
mmHg, bisa juga diberikan magnesium sulfat untuk
mencegah eclampsia dan konsultasi ke bagian abgyn
untuk penanganan lebih lanjut.
Kemungkinan diagnosis Preeclampsia dikarnakan usia
kehamilan >20 minggu terdapat proteinuria berat
namun tidak didapati kejang pada ibu.
Menghindari faktor resiko, menghindari alcohol dan
cafein, berolahraga secara teratur, istirahat yang cukup
dan konsumsi air putih min 8-10/hari.
7. 9. Bisa menyebabkan kematian pada ibu dan janin, bisa menyebabkan preeclampsia berat , eclampsia, serta
pertumbuhan janin yang terhambat.
10. Bisa dilakukan dengan menurunkan tekanan darah dengan obat hidralazyne, labetalol, serta target tekanan darah
sistolik 140-150 mmHg dan diastolic 90-100 mmHg, bisa juga diberikan magnesium sulfat untuk mencegah
eclampsia dan konsultasi ke bagian abgyn untuk penanganan lebih lanjut.
11. Kemungkinan diagnosis Preeclampsia dikarnakan usia kehamilan >20 minggu terdapat proteinuria berat namun
tidak didapati kejang pada ibu.
12. Menghindari faktor resiko, menghindari alcohol dan cafein, berolahraga secara teratur, istirahat yang cukup dan
konsumsi air putih min 8-10/hari.
JAWABAN
8. Usia ekstreme kehamilan < 20 tahun dan >35 tahun, obesitas, DM, hipertensi, dan riwayat eclampsia
pada keluarga dapat menyebabkan kemungkinan diagnosis pre-eclampsia. Penanganan awal
pre-eclampsia dengan cara menurunkan tekanan darah dengan obat hidralazyne, labetalol, serta
target tekanan darah sistolik 140-150 mmHg dan diastolic 90-100 mmHg. Dan untuk tatalaksana
lebih lanjut dapat diberikan medikamentosa, ACE Inhibitor, angiotensin, menyarankan
mengkonsumsi buah dan sayur, menghindari rokok, diet rendah garam, dan deteksi dini untuk
mencegah terjadinya kerusakan pada organ. Jika tidak ditangani dengan segera bisa
menyebabkan kematian pada ibu dan janin, preeclampsia berat, eclampsia, serta pertumbuhan
janin yang terhambat. Pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan menghindari faktor
resiko, menghindari alcohol dan cafein, berolahraga secara teratur, istirahat yang cukup dan
konsumsi air putih min 8-10/hari.
HIPOTESIS
13. DEFINISI
Definisi Hipertensi atau tekanan darah tinggi
adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih
dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik
lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran
dengan selang waktu lima menit dalam keadaan
cukup istirahat/tenang.
16. Penyebab hipertensi dalam kehamilan
sebenarnya belum jelas. Ada yang
mengatakan bahwa hal tersebut
diakibatkan oleh kelainan pembuluh darah,
ada yang mengatakan karena faktor diet,
tetapi ada juga yang mengatakan
disebabkan faktor keturunan, dan lain
sebagainya. (InfoDATIN Kementerian
Kesehatan RI, 2014)
ETIOLOGI
18. UMUR
< 20 tahun
dan > 35 tahun.
OBESISTAS
wanita dewasa muda yang
obesitas berpeluang
berisiko 6 kali lebih besar
menderita hipertensi
dibanding dengan yang
tidak obesitas
GAYA HIDUP
ibu hamil hipertensi
dimana responden
lebih banyak
mengkonsumsi
makanan berlemak
dan junkfood
PENGGUNAAN
KONTRASEPSI
ORAL
wanita dewasa muda
yang menggunakan
alat kontrasepsi oral ≥
5 tahun berpeluang
berisiko 4,8 kali lebih
besar menderita
hipertensi
dibandingkan dengan
yang menggunakan
alat kontrasepsi oral <
5 tahun
FAKTOR RESIKO
PARITAS
Sekitar 85% hipertensi
(preklamsi-eklamsi) terjadi
pada kehamilan pertama.
20. EPIDEMIOLOGI
Menurut data dari WHO (World Health Organization)
tahun 2005 terdapat 536.000 ibu hamil meninggal dunia
karena hipertensi dalam kehamilan. Kejadian ini terjadi hampir
di seluruh dunia, angka kematian ibu (AKI) di Asia Tenggara
berjumlah 35 per 100 ribu kelahiran hidup. Hasil laporan
WHO tahun 2005 juga menyatakan bahwa di Indonesia
AKI tergolong tinggi yaitu per 100.000 kelahiran hidup
(WHO, 2005).
23. GASROINSTERSTINAL
Hipertensi gestasional berat adalah kondisi peningkatan
tekanan darah > 160/110 mmHg. Tekanan darah baru menjadi
normal pada post partum, biasanya dalam sepuluh hari.
Pasien mungkin mengalami sakit kepala, penglihatan kabur, dan sakit
perut dan tes laboratorium abnormal, termasuk jumlah trombosit rendah
dan tes fungsi hati abnormal
(Karthikeyan,2015).
24. Hipertensi kronis pada
kehamilan
Hipertensi kronis pada kehamilan apabila tekanan darahnya ≥140/90
mmHg, terjadi sebelum kehamilan atau ditemukan sebelum 20 minggu
kehamilan. Seringkali merupakan hipertensi esensial /primer, dan
didapatkan pada 3,6-9% kehamilan. Hipertensi kronis pada kehamilan
adalah hipertensi (≥ 140/90 mmHg) yang telah ada sebelum kehamilan.
26. Hipertensi kronis yang
disertai pre-eklampsia
Angka kejadian hipertensi kronis pada kehamilan yang disertai pre-
eklampsia sebesar 25%. Sedangkan bila tanpa hipertensi kronis angka
kejadian pre-eklampsia hanya 5%
Hipertensi kronis disertai pre-eklampsia ada 2 (Roberts et al., 2013):
• Hipertensi kronis disertai pre-eklampsia berat
Peningkatan tekanan darah, adanya proteinuria dengan adanya
gangguan organ lain.
• Hipertensi kronis disertai pre-eklampsia ringan
Hanya ada peningkatan tekanan darah dan adanya proteinuria.
29. Teori kelainan
vaskularisasi
plasenta
Teori Iskemia Pla
senta, Radikal
bebas, dan
Disfungsi Endotel
TEORI
HIPERTENSI
PADA MASA
KEHAMILAN
06
07
Teori intoleransi
imunologik ibu dan
janin
02
Teori Genetik
02
Iskemia Plasenta dan
pembentukan Radikal Bebas
Disfungsi Endotel
04
03
01 05
Teori Adaptasi
kardiovaskular
Teori Defisiensi
Gizi
Teori Stimulasi
Inflamasi
30. TEORI TERJADAINYA HIPERTENSI PADA KEHAMILAN
• Teori Adaptasi kardiovaskular
Pada kehamilan normal pembuluh darah refrakter terhadap bahan
vasopresor. Refrakter berarti pembuluh darah tidak peka terhadap
rangsangan vasopresor atau dibutuhkan kadar vasopresor yang lebih
tinggi untuk menimbulkan respon vasokonstriksi.
• Teori intoleransi imunologik ibu dan janin
Pada perempuan normal respon imun tidak menolak adanya hasil
konsepsi yang bersifat asing
31. TEORI TERJADAINYA HIPERTENSI PADA KEHAMILAN
• Teori Genetik
Ada faktor keturunan dan familial dengan model gen
tunggal. Genotype ibu lebih menentukan terjadinya hipertensi dalam
kehamilan secara familial jika dibandingkan dengan genotype janin.
• Teori Defisiensi Gizi
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa defisiensi gizi berperan
dalam terjadinya hipertensi dalam kehamilan
• Teori Stimulasi Inflamasi
lepasnya debris trofoblas di dalam sirkulasi darah merupakan
rangsangan utama terjadinya proses inflamasi
32. TEORI TERJADAINYA HIPERTENSI PADA KEHAMILAN
• Teori kelainan vaskularisasi plasenta
Pada kehamilan normal, rahim dan plasenta mendapatkan aliran darah
dari cabang – cabang arteri uterina dan arteri ovarika yang menembus
miometrium dan menjadi arteri arkuata, yang akan bercabang menjadi
arteri radialis. Arteri radialis menembus endometrium menjadi arteri
basalis memberi cabang arteri spiralis.
33. TEORI TERJADAINYA HIPERTENSI PADA KEHAMILAN
• Teori Iskemia Plasenta, Radikal bebas, dan Disfungsi Endotel
1. Iskemia Plasenta dan pembentukan Radikal Bebas
Karena kegagalan Remodelling arteri spiralis akan berakibat plasenta
mengalami iskemia, yang akan merangsang pembentukan radikal
bebas, yaitu radikal hidroksil (-OH) yang dianggap sebagai toksin
2. Disfungsi Endotel
Kerusakan membran sel endotel mengakibatkan terganggunya fungsi
endotel, bahkan rusaknya seluruh struktur sel endotel keadaan ini
disebut disfungsi endotel
35. ● Usia kehamilan >20 minggu
● Tekanan darah ≥140/90
mmHg
● Proteinuria (>0,3 g/hari)
● sakit kepala, perubahan
visual, nyeri epigastrium, dan
dyspnoea
01
Hipertensi kronik dalam
kehamilan adalah tekanan
darah ≥140/90mmHg yang
didapatkan sebelum kehamilan
atau sebelum umur kehamilan
20 minggu dan hipertensi tidak
menghilang setelah 12 minggu
pasca persalinan.
02
Hipertensi gestasional
didapat pada wanita
dengan tekanan darah ≥
140/90 mmHg atau lebih
untuk pertama kali selama
kehamilan tetapi belum
mengalami proteinuria
03
Pre-eklampsia Hipertensi kronik Hipertensi gestasional
36. • Tekanan darah ≥ 140
mmHg/ 90mmHg
• Proteinuria ≥ 300 mg/ 24 jam
atau ≥ 1 + dipstick
• Edema
Manifestasi preeklamsia ringan:
• Peningkatan tekanan darah (sistolik ≥ 160 mmHg,
diastolik ≥ 110 mmHg)
• Peningkatan kreatinin (> 1.1 mg/dL [97 µmol/L] atau ≥ 2x
normal)
• Disfungsi hati (transamilase ≥ 2x normal atas) atau nyeri
pada tubuh bagian atas
• Sakit kepala atau penglihatan kabur + Trombosit <
100x103 /µL (100x109 /L)
• Edema paru
• Proteinuria > 5 g/ 24 jam atau 4 +
• Oliguria
• Hemolisis mikroangiopatik
• Trombositopenia berat
• Pertumbuhan janin intrauterin terhambat
• Sindrom HELLP
Fitur pre-eklampsia berat
39. ANAMESIS
• Keluhan pasien
• Riwayat penyakit terdahuu
• Lama nya mengalami hipertensi
• Indikasi adanya hipertensi
sekunder
• riwayat penyakit ginjal
• Pemakaian obat-obatan analgesic
dan obat/bahan lain
• Faktor-faktor risiko
• Gejala kerusakan organ
40. Pemeriksaan Fisik
• Pengukuran tekanan darah
• Pengukuran rutin di kamar periksa
dokter / rumah sakit
• Pengukuran 24 jam
Pemeriksaan penunjang
• Tes darah rutin
• Proteinuria kuantitatif
• Hitung darah perifer lengkap (DPL)
• Golongan darah ABO, Rh, dan uji
pencocokan silang
• Fungsi hati (LDH, SGOT, SGPT)
• Fungsi ginjal (ureum, kreatinin serum)
• Profil koagulasi (PT, APTT, fibrinogen)
• USG (terutama jika ada indikasi gawat
janin/pertumbuhan janin terhambat)
41. Penegakan Diagnosis Hipertensi
Proteinuria ditetapkan bila ekskresi protein di urin melebihi 300 mg dalam 24
jam atau tes urin dipstik > positif 1. Pemeriksaan urin dipstik bukan
merupakan pemeriksaan yang akurat dalam memperkirakan kadar
proteinuria
Interpretasi hasil dari proteinuria dengan metode dipstick adalah : 19
+1 = 0,3 – 0,45 g/L
+2 = 0,45 – 1 g/L
+3 = 1 – 3 g/L
+4 = > 3 g/L.
Prevalensi kasus preeklamsia berat terjadi 95% pada hasil pemeriksaan +1
dipstick, 36% pada +2 dan +3 dipstick.
Penentuan Proteinuria
Hipertensi adalah tekanan darah sekurang-kurangnya 140 mmHg sistolik
atau 90 mmHg diastolik pada dua kali pemeriksaan berjarak 15 menit
menggunakan lengan yang sama
42. Penegakkan Diagnosis Preeklampsia
untuk menegakkan diagnosis preeklampsia, yaitu:
• Trombositopenia: trombosit < 100.000 / mikroliter
• Gangguan ginjal: kreatinin serum >1,1 mg/dL atau didapatkan
peningkatan kadar kreatinin serum pada kondisi dimana tidak ada
kelainan ginjal lainnya
• Gangguan liver: peningkatan konsentrasi transaminase 2 kali normal dan
atau adanya nyeri di daerah epigastrik / regio kanan atas abdomen
• Edema Paru
• Didapatkan gejala neurologis: stroke, nyeri kepala, gangguan visus
• Gangguan pertumbuhan janin yang menjadi tanda gangguan sirkulasi
uteroplasenta: Oligohidramnion, Fetal Growth Restriction (FGR) atau
didapatkan adanya absent or reversed end diastolic velocity (ARDV)
47. Tatalaksana terhadap Hipertensi
Ibu dengan hipertensi berat selama kehamilan perlu mendapat terapi antihipertensi.
Pilihan antihipertensi didasarkan terutama pada pengalaman dokter dan ketersediaan obat. Beberapa jenis
antihipertensi yang dapat digunakan:
● Antihipertensi golongan ACE inhibitor (misalnya kaptopril), ARB (misalnya valsartan), dan klorotiazid
dikontraindikasikan pada ibu hamil.
● Ibu yang mendapat terapi antihipertensi di masa antenatal dianjurkan untuk melanjutkan terapi
antihipertensi hingga persalinan
● Terapi antihipertensi dianjurkan untuk hipertensi pascasalin berat.
48.
49.
50. Pencegahan dan Tatalaksana terhadap Kejang
Bila terjadi kejang, perhatikan jalan napas, pernapasan (oksigen), dan sirkulasi (cairan intravena).
● MgSO4 diberikan secara intravena kepada ibu dengan eklampsia (sebagai tatalaksana kejang) dan
preeklampsia berat (sebagai pencegahan kejang).
● Pada kondisi di mana MgSO4 tidak dapat diberikan seluruhnya, berikan dosis awal (loading dose) lalu
rujuk ibu segera ke fasilitas kesehatan yang memadai.
● Lakukan intubasi jika terjadi kejang berulang dan segera kirim ibu ke ruang ICU (bila tersedia) yang sudah
siap dengan fasilitas ventilator tekanan positif.
53. KOMPLIKASI
Konsekuensi hipertensi pada kehamilan (Mustafa et al., 2012; Malha et al., 2018) :
● a) Jangka pendek Ibu : eklampsia, hemoragik, isemik stroke, kerusakan hati (HELL sindrom, gagal hati,
disfungsi ginjal, persalinan cesar, persalinan dini, dan abruptio plasenta. Janin : kelahiran preterm, induksi
kelahiran, gangguan pertumbuhan janin, sindrom pernapasan, kematian janin.
● b) Jangka panjang Wanita yang mengalami hipertensi saat hamil memiliki risiko kembali mengalami
hipertensi pada kehamilan berikutnya, juga dapat menimbulkan komplikasi kardiovaskular, penyakit ginjal
dan timbulnya kanker
54. KOMPLIKASI
Hipertensi pada kehamilan dapat berkembang menjadi pre-eklampsia, eklampsia dan sindrom HELLP.
Kemudian dapat bermanifestasi dengan kejadian serebral iskemik atau hemoragik pada pra, peri, dan
postpartum menjadi penyakit stroke. Gejala pre-eklampsia/eklampsia adalah sakit kepala, gangguan
penglihatan (kabur atau kebutaan) dan kejang. Hal ini dapat menyebabkan kecacatan bahkan kematian bagi
ibu dan janin bila tidak segara dilakukan penanganan
58. Preeklampsia diperkirakan berakibat kematian maternal sebesar 14%. Kematian tersebut diakibatkan disfungsi
sel endotel sistemik, vasospasme yang menyebabkan kegagalan organ, komplikasi susunan saraf pusat,
komplikasi pada ginjal, gangguan koagulasi, dan solusio plasenta. Kemungkinan preeklampsia berulang adalah
10%. Apabila wanita tersebut mengalami preeklampsia dengan komplikasi, maka kemungkinan untuk berulang
di kehamilan berikutnya menjadi lebih besar. Jika kejadian preeklampsianya lebih dini, maka kemungkinan
berulangnya juga lebih bagus.