SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
YENI ANGGRAINI, S.Ked
SMF OBSTETRI GINEKOLOGI RSUD DR SOEDARSO
PSPD UNTAN
PONTIANAK 2007
 Kondisi hipoksia pada janin dimana bila tidak
dilakukan penyelamatan akan berakibat buruk
yaitu menyebabkan kerusakan atau kematian
janin jika tidak diatasi secepatnya atau janin
tidak secepatnya dilahirkan.1
 Salah satu penyebab mortalitas perinatal yang
menonjol adalah masalah hipoksia intra uterin.
 Angka mortalitas perinatal Indonesia masih
jauh diatas rata-rata negara maju, yaitu 60 –
170 : < 10 per 1.000 kelahiran hidup.2
 Adanya cara untuk mengetahui tingkat
hipoksia pada gawat janin akan sangat
berguna untuk menyelamatkan janin.3
 Gawat janin menunjukkan hipoksia pada
janin. Keadaan tersebut dapat terjadi
baik pada antepartum maupun
intrapartum. 2
 = Kelainan pada fetus akibat gangguan
oksigenasi dan atau nutrisi yang bisa
bersifat akut (prolaps tali pusat), sub akut
(kontraksi uterus yang terlalu kuat) atau
kronik (plasenta insufisiensi).4
Menurut Perhimpunan Kedokteran Fetomaternal
Indonesia4
 Ibu : hipotensi atau syok yang disebabkan oleh
apapun, penyakit kardiovaskuler,anemia, penyakit
pernafasan, malnutrisi, asidosis dan dehidrasi.
 Uterus : kontraksi uterus yang telalu kuat atau terlalu
lama, degenerasi vaskuler.
 Plasenta : degenerasi vaskuler, hipoplasi plasenta.
 Tali pusat : kompresi tali pusat.
 Fetus : infeksi, malformasi dan lain-lain.
 1. Wanita hamil usia > 35 tahun
 2. Wanita dengan riwayat:
 Bayi lahir mati
 Pertumbuhan janin terhambat
 Oligohidramnion atau polihidramnion
 Kehamilan ganda/ gemelli
 Sensitasi rhesus
 Hipertensi
 Diabetes dan penyakit-penyakit kronis
lainnya
 Berkurangnya gerakan janin
 Kehamilan serotinus
 Gawat janin sebelum persalinan (antepartum)4
 bersifat kronik, berkaitan dengan fungsi plasenta yang menurun
atau bayi sendiri yang sakit
 Pasien gagal dalam pertambahan berat badan dan uterus
tidak bertambah besar, uterus yang lebih kecil daripada umur
kehamilan
 Faktor predisposisi meliputi penyakit hipertensi, diabetes mellitus,
penyakit jantung, postmaturitas, malnutrisi ibu dan anemia.
 Gawat janin selama persalinan (intrapartum)4
 menunjukkan hipoksia janin.
 Tanpa oksigen yang adekuat, denyut jantung janin kehilangan
variabilitas dasarnya dan menunjukkan deselerasi lanjut pada
kontraksi uterus.
 indikator gawat janin yang pertama :: perubahan dalam pola
denyut jantung janin (bradikardia, takikardia, tidak adanya
variabilitas, atau deselerasi lanjut)
Insufisiensi uteroplasenter akut:
 Aktivitas uterus yang
berlebihan, hipertonik uterus,
dapat dihubungkan dengan
pemberian oksitosin.
 Hipotensi ibu, anestesi
epidural, kompresi vena kava,
posisi terlentang, perdarahan
ibu.
 Solusio plasenta, abrupsio
 Plasenta previa dengan
perdarahan
 Kompresi (penekanan) tali
pusat
 Anestesi blok paraservikal
Insufisiensi uteroplasenter
kronik :
 Penyakit hipertensi
 Diabetes mellitus
 Isoimunisasi Rh
 Postmaturitas atau
dismaturitas
 GEJALA
 berkurangnya gerakan janin
 TANDA
 Mekonium kental berwarna hijau terdapat di
cairan ketuban pada letak kepala
 Takikardi / bradikardi /iregularitas dari denyut
jantung janin dilakukan pemantauan
menggunakan kardiotokografi
 Asidosis janin dengan cara mengambil
sampel darah janin.
 Mekonium
 Pemantauan Denyut Jantung Janin
 Pemeriksaan pH darah kulit kepala
janin
 Mekonium dianggap signifikan bila berwarna hijau tua
kehitaman dan kental indikasi perlunya persalinan yang
lebih cepat dan penanganan mekonium pada saluran napas
neonatus untuk mencegah aspirasi mekonium.
 3 teori yang untuk menjelaskan tentang keluarnya mekonium:
 Sebagai respons terhadap hipoksia
 Mekonium merupakan tanda maturasi yang normal dari
traktus gastrointestinal di bawah pengaruh persarafan
yang mempersarafinya
 Stimulasi vagal dari terjepitnya tali pusat dan gerakan
peristalsis yang meningkat.
 Komponen mekonium (garam empedu dan enzim-enzim )
menyebabkan komplikasi serius bila terinhalasi atau teraspirasi
oleh janin, sindrom aspirasi mekonium (obstruksi jalan
nafas, kehilangan surfaktan paru, pneumonitis kimia)
 Dalam buku acuan nasional pelayanan kesehatan
maternal dan neonatal memberikan penilaian
terhadap denyut jantung janin sbb:
1. Denyut jantung janin normal dapat melambat
sewaktu his, dan segera kembali normal setelah
relaksasi.
2. Denyut jantung lambat yaitu kurang dari 100 kali per
menit saat tidak ada his, menunjukan adanya gawat
janin.
3. Denyut jantung cepat yaitu lebih dari 180 kali per
menit yang disertai takikardi ibu karena ibu demam,
efek obat, hipertensi atau amnionitis. Jika denyut
jantung ibu normal, denyut jantung janin cepat
sebaiknya dianggap sebagai tanda gawat janin.8
 Alat elektronik yang digunakan untuk
tujuan memantau atau mendeteksi
adanya gangguan yang berkaitan
dengan hipoksia janin dalam rahim.
 Pemantauan dilakukan melalui
penilaian pola denyut jantung janin
dalam hubungan dengan adanya
kontraksi ataupun aktivitas janin
dalam rahim.
 Pemeriksaan standar rutin untuk
menentukan kesejahteraan janin.
 Pengukuran eksternal
 Pengukuran internal
 Mempunyai hubungan erat dengan tingkat asidosis
janin
 Pengambilan darah janin harus dilakukan di luar his
dan sebaiknya ibu dalam posisi tidur miring.
 Darah diambil sebanyak 0,25 ml kemudian dilakukan
pemeriksaan pH, PCO2 dan PO2.
 Indikasi pemeriksaan darah janin adalah :
1. Deselerasi lambat berulang
2. Deselerasi variable memanjang
3. Mekonium pada presentasi kepala
4. Hipertensi pada ibu
5. Osilasi dengan variabilitas yang
menyempit.
 Asfiksia
 Menyebabkan kematian janin jika
tidak segera ditangani dengan baik.
Prinsip-prinsip umum:2
 Bebaskan setiap kompresi tali pusat
 Perbaiki aliran darah uteroplasenter
 Menilai apakah persalinan dapat
berlangsung normal atau kelahiran segera
merupakan indikasi.
Rencana kelahiran (pervaginam atau
perabdominam) didasarkan pada faktor-
faktor etiologi, kondisi janin, riwayat obstetrik
pasien dan jalannya persalinan.
Menurut American College of obstetricians and
Gynecologist (ACOG)7
 Reposisi ibu
 Pemeriksaan per vaginam, untuk melihat apakah
ada prolaps tali pusat
 Koreksi hipotensi maternal
 Monitoring Denyut jantung janin
 Okxigenasi Ibu
 Keseimbangan asam – basa.
 Pengisapan mekonium pada BBL
 Pemberian tokolitik
 Amnioinfusion
 Gawat janin merupakan suatu keadaan yang
membahayakan bagi ibu dan janin.
 Penting untuk mengenali tanda-tanda gawat
janin sedini mungkin. Diagnosis dari gawat janin
dapat berupa berupa pengenalan tanda dan
gejala , adanya mekoneum hijau kental,
monitoring denyut jantung janin ataupun
dengan pemeriksaan pH darah kulit kepala
janin.
 Penting bagi tenaga medis untuk memahami
dan menangani pasien dengan gawat janin
sesuai prosedur yang berlaku.
Mengatasi Hipoksia Janin

More Related Content

What's hot

The Endometrium and Decidua: Pregnancy
The Endometrium and Decidua: PregnancyThe Endometrium and Decidua: Pregnancy
The Endometrium and Decidua: PregnancyRahmah Fitria
 
Ketuban pecah dini ppt
Ketuban pecah dini pptKetuban pecah dini ppt
Ketuban pecah dini pptTaufik Tias
 
persalinan sungsang
persalinan sungsangpersalinan sungsang
persalinan sungsangMariaBjr
 
04 perdarahan pasca persalinan
04 perdarahan pasca persalinan04 perdarahan pasca persalinan
04 perdarahan pasca persalinanJoni Iswanto
 
Caput succedaneum dan cephalhematoma
Caput succedaneum dan cephalhematomaCaput succedaneum dan cephalhematoma
Caput succedaneum dan cephalhematomaFuji Astuti
 
Perubahan persalinan, 3 pP f
Perubahan persalinan, 3 pP fPerubahan persalinan, 3 pP f
Perubahan persalinan, 3 pP fharry christama
 
7d persalinan sungsang
7d persalinan sungsang7d persalinan sungsang
7d persalinan sungsangJoni Iswanto
 
ASKEB Ruptur Uteri AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGO
ASKEB Ruptur Uteri AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGOASKEB Ruptur Uteri AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGO
ASKEB Ruptur Uteri AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGOVeranica Widi
 
Manajemen Kegawat Daruratan Obstetri dan Ginekologi
Manajemen Kegawat Daruratan Obstetri dan GinekologiManajemen Kegawat Daruratan Obstetri dan Ginekologi
Manajemen Kegawat Daruratan Obstetri dan GinekologiDokter Tekno
 
Mola hidatidosa dan Koriokarsinoma, endometriosis
Mola hidatidosa dan Koriokarsinoma, endometriosisMola hidatidosa dan Koriokarsinoma, endometriosis
Mola hidatidosa dan Koriokarsinoma, endometriosisharry christama
 
Plasenta previa (2)
Plasenta previa (2)Plasenta previa (2)
Plasenta previa (2)Taufik Tias
 

What's hot (20)

Solusio placenta
Solusio placentaSolusio placenta
Solusio placenta
 
Kehamilan ektopik
Kehamilan ektopikKehamilan ektopik
Kehamilan ektopik
 
Kista Bartholini
Kista BartholiniKista Bartholini
Kista Bartholini
 
The Endometrium and Decidua: Pregnancy
The Endometrium and Decidua: PregnancyThe Endometrium and Decidua: Pregnancy
The Endometrium and Decidua: Pregnancy
 
Ketuban pecah dini ppt
Ketuban pecah dini pptKetuban pecah dini ppt
Ketuban pecah dini ppt
 
Gawat janin
Gawat janinGawat janin
Gawat janin
 
Kardiotokografi
KardiotokografiKardiotokografi
Kardiotokografi
 
persalinan sungsang
persalinan sungsangpersalinan sungsang
persalinan sungsang
 
Ppt bu ayu
Ppt bu ayuPpt bu ayu
Ppt bu ayu
 
04 perdarahan pasca persalinan
04 perdarahan pasca persalinan04 perdarahan pasca persalinan
04 perdarahan pasca persalinan
 
Caput succedaneum dan cephalhematoma
Caput succedaneum dan cephalhematomaCaput succedaneum dan cephalhematoma
Caput succedaneum dan cephalhematoma
 
Manuver leopold
Manuver leopoldManuver leopold
Manuver leopold
 
Perubahan persalinan, 3 pP f
Perubahan persalinan, 3 pP fPerubahan persalinan, 3 pP f
Perubahan persalinan, 3 pP f
 
7d persalinan sungsang
7d persalinan sungsang7d persalinan sungsang
7d persalinan sungsang
 
RETENSIO PLASENTA
RETENSIO PLASENTARETENSIO PLASENTA
RETENSIO PLASENTA
 
Malpresentasi dan malposisi
Malpresentasi dan malposisiMalpresentasi dan malposisi
Malpresentasi dan malposisi
 
ASKEB Ruptur Uteri AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGO
ASKEB Ruptur Uteri AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGOASKEB Ruptur Uteri AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGO
ASKEB Ruptur Uteri AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGO
 
Manajemen Kegawat Daruratan Obstetri dan Ginekologi
Manajemen Kegawat Daruratan Obstetri dan GinekologiManajemen Kegawat Daruratan Obstetri dan Ginekologi
Manajemen Kegawat Daruratan Obstetri dan Ginekologi
 
Mola hidatidosa dan Koriokarsinoma, endometriosis
Mola hidatidosa dan Koriokarsinoma, endometriosisMola hidatidosa dan Koriokarsinoma, endometriosis
Mola hidatidosa dan Koriokarsinoma, endometriosis
 
Plasenta previa (2)
Plasenta previa (2)Plasenta previa (2)
Plasenta previa (2)
 

Viewers also liked

Tanda bahaya kehamilan muda dan lanjut
Tanda bahaya kehamilan muda dan lanjutTanda bahaya kehamilan muda dan lanjut
Tanda bahaya kehamilan muda dan lanjuteriyanti2517
 
IDENTIFIKASI PENYEBAB TERJADINYA GAWAT JANIN PADA IBU BERSALIN DI RUANG DELIM...
IDENTIFIKASI PENYEBAB TERJADINYA GAWAT JANIN PADA IBU BERSALIN DI RUANG DELIM...IDENTIFIKASI PENYEBAB TERJADINYA GAWAT JANIN PADA IBU BERSALIN DI RUANG DELIM...
IDENTIFIKASI PENYEBAB TERJADINYA GAWAT JANIN PADA IBU BERSALIN DI RUANG DELIM...Warnet Raha
 
2. infeksi dalam kehamilan AKBID PARAMATA RAHA
2. infeksi dalam kehamilan AKBID PARAMATA RAHA2. infeksi dalam kehamilan AKBID PARAMATA RAHA
2. infeksi dalam kehamilan AKBID PARAMATA RAHAOperator Warnet Vast Raha
 
Askep ggn pernafasan_tbc
Askep ggn pernafasan_tbcAskep ggn pernafasan_tbc
Askep ggn pernafasan_tbcArdian Putra
 
Komplikasi yg mempengaruhi dan dipengaruhi kehamilan
Komplikasi yg mempengaruhi dan dipengaruhi kehamilanKomplikasi yg mempengaruhi dan dipengaruhi kehamilan
Komplikasi yg mempengaruhi dan dipengaruhi kehamilanNova Ci Necis
 
9..kebtuhan fisik ibu hamil -
9..kebtuhan fisik ibu hamil -9..kebtuhan fisik ibu hamil -
9..kebtuhan fisik ibu hamil -Devi Narti
 
M3 kebutuhan dasar ibu hamil sesuai dengan tahapan perkembangan kb3
M3 kebutuhan dasar ibu hamil sesuai dengan tahapan perkembangan kb3M3 kebutuhan dasar ibu hamil sesuai dengan tahapan perkembangan kb3
M3 kebutuhan dasar ibu hamil sesuai dengan tahapan perkembangan kb3pjj_kemenkes
 
Kb1 kebutuhan fisik ibu hamil
Kb1 kebutuhan fisik ibu hamilKb1 kebutuhan fisik ibu hamil
Kb1 kebutuhan fisik ibu hamilpjj_kemenkes
 
PPT Kematian Bayi Mendadak, Infeksi Bayi
PPT Kematian Bayi Mendadak, Infeksi BayiPPT Kematian Bayi Mendadak, Infeksi Bayi
PPT Kematian Bayi Mendadak, Infeksi BayiChiyapuri
 
Gtd mola hidatidosa
Gtd mola hidatidosaGtd mola hidatidosa
Gtd mola hidatidosaTrigunawan
 
Kebutuhan fisik ibu hamil pada trimester i 2
Kebutuhan fisik ibu hamil pada trimester i 2Kebutuhan fisik ibu hamil pada trimester i 2
Kebutuhan fisik ibu hamil pada trimester i 2Arya Ningrat
 
Ketuban pecah dini.power point
Ketuban pecah dini.power pointKetuban pecah dini.power point
Ketuban pecah dini.power pointRiana Budiastuti
 
makalah-preeklamsia-dan-eklamsia
makalah-preeklamsia-dan-eklamsiamakalah-preeklamsia-dan-eklamsia
makalah-preeklamsia-dan-eklamsiaaswari_putra
 

Viewers also liked (20)

Tanda bahaya kehamilan muda dan lanjut
Tanda bahaya kehamilan muda dan lanjutTanda bahaya kehamilan muda dan lanjut
Tanda bahaya kehamilan muda dan lanjut
 
IDENTIFIKASI PENYEBAB TERJADINYA GAWAT JANIN PADA IBU BERSALIN DI RUANG DELIM...
IDENTIFIKASI PENYEBAB TERJADINYA GAWAT JANIN PADA IBU BERSALIN DI RUANG DELIM...IDENTIFIKASI PENYEBAB TERJADINYA GAWAT JANIN PADA IBU BERSALIN DI RUANG DELIM...
IDENTIFIKASI PENYEBAB TERJADINYA GAWAT JANIN PADA IBU BERSALIN DI RUANG DELIM...
 
Prolaps
ProlapsProlaps
Prolaps
 
2. infeksi dalam kehamilan AKBID PARAMATA RAHA
2. infeksi dalam kehamilan AKBID PARAMATA RAHA2. infeksi dalam kehamilan AKBID PARAMATA RAHA
2. infeksi dalam kehamilan AKBID PARAMATA RAHA
 
Askep ggn pernafasan_tbc
Askep ggn pernafasan_tbcAskep ggn pernafasan_tbc
Askep ggn pernafasan_tbc
 
Komplikasi yg mempengaruhi dan dipengaruhi kehamilan
Komplikasi yg mempengaruhi dan dipengaruhi kehamilanKomplikasi yg mempengaruhi dan dipengaruhi kehamilan
Komplikasi yg mempengaruhi dan dipengaruhi kehamilan
 
9..kebtuhan fisik ibu hamil -
9..kebtuhan fisik ibu hamil -9..kebtuhan fisik ibu hamil -
9..kebtuhan fisik ibu hamil -
 
M3 kebutuhan dasar ibu hamil sesuai dengan tahapan perkembangan kb3
M3 kebutuhan dasar ibu hamil sesuai dengan tahapan perkembangan kb3M3 kebutuhan dasar ibu hamil sesuai dengan tahapan perkembangan kb3
M3 kebutuhan dasar ibu hamil sesuai dengan tahapan perkembangan kb3
 
Kb1 kebutuhan fisik ibu hamil
Kb1 kebutuhan fisik ibu hamilKb1 kebutuhan fisik ibu hamil
Kb1 kebutuhan fisik ibu hamil
 
Ibu hamil
Ibu hamilIbu hamil
Ibu hamil
 
Ppt yang benar
Ppt yang benarPpt yang benar
Ppt yang benar
 
Torch pada kehamilan
Torch pada kehamilanTorch pada kehamilan
Torch pada kehamilan
 
Preeklamsi
PreeklamsiPreeklamsi
Preeklamsi
 
PPT Kematian Bayi Mendadak, Infeksi Bayi
PPT Kematian Bayi Mendadak, Infeksi BayiPPT Kematian Bayi Mendadak, Infeksi Bayi
PPT Kematian Bayi Mendadak, Infeksi Bayi
 
Ketuban pecah dini
Ketuban pecah diniKetuban pecah dini
Ketuban pecah dini
 
Gtd mola hidatidosa
Gtd mola hidatidosaGtd mola hidatidosa
Gtd mola hidatidosa
 
Kebutuhan fisik ibu hamil pada trimester i 2
Kebutuhan fisik ibu hamil pada trimester i 2Kebutuhan fisik ibu hamil pada trimester i 2
Kebutuhan fisik ibu hamil pada trimester i 2
 
Infeksi saluran kemih
Infeksi saluran kemihInfeksi saluran kemih
Infeksi saluran kemih
 
Ketuban pecah dini.power point
Ketuban pecah dini.power pointKetuban pecah dini.power point
Ketuban pecah dini.power point
 
makalah-preeklamsia-dan-eklamsia
makalah-preeklamsia-dan-eklamsiamakalah-preeklamsia-dan-eklamsia
makalah-preeklamsia-dan-eklamsia
 

Similar to Mengatasi Hipoksia Janin

gawat janin dan oligohidramion
gawat janin dan oligohidramiongawat janin dan oligohidramion
gawat janin dan oligohidramionanggi satya
 
Makalah hubungan asfiksia dengan portus lama
Makalah hubungan asfiksia dengan portus lamaMakalah hubungan asfiksia dengan portus lama
Makalah hubungan asfiksia dengan portus lamaSeptian Muna Barakati
 
Makalah hubungan asfiksia dengan solusi plasenta
Makalah hubungan asfiksia dengan  solusi plasentaMakalah hubungan asfiksia dengan  solusi plasenta
Makalah hubungan asfiksia dengan solusi plasentaSeptian Muna Barakati
 
Makalah hubungan asfiksia dengan solusi plasenta
Makalah hubungan asfiksia dengan  solusi plasentaMakalah hubungan asfiksia dengan  solusi plasenta
Makalah hubungan asfiksia dengan solusi plasentaOperator Warnet Vast Raha
 
Makalah hubungan asfiksia dengan solusi plasenta
Makalah hubungan asfiksia dengan  solusi plasentaMakalah hubungan asfiksia dengan  solusi plasenta
Makalah hubungan asfiksia dengan solusi plasentaWarnet Raha
 
Makalah hubungan asfiksia solusi plasenta
Makalah hubungan asfiksia solusi plasentaMakalah hubungan asfiksia solusi plasenta
Makalah hubungan asfiksia solusi plasentaWarnet Raha
 
Makalah hubungan asfiksia solusi plasenta
Makalah hubungan asfiksia solusi plasentaMakalah hubungan asfiksia solusi plasenta
Makalah hubungan asfiksia solusi plasentaSeptian Muna Barakati
 
Makalah hubungan asfiksia dengan solusi plasenta
Makalah hubungan asfiksia dengan  solusi plasentaMakalah hubungan asfiksia dengan  solusi plasenta
Makalah hubungan asfiksia dengan solusi plasentaSeptian Muna Barakati
 
Makalah hubungan asfiksia solusi plasenta
Makalah hubungan asfiksia solusi plasentaMakalah hubungan asfiksia solusi plasenta
Makalah hubungan asfiksia solusi plasentaSeptian Muna Barakati
 
Makalah hubungan asfiksia dengan post matur
Makalah hubungan asfiksia dengan  post maturMakalah hubungan asfiksia dengan  post matur
Makalah hubungan asfiksia dengan post maturSeptian Muna Barakati
 
Makalah hubungan asfiksia dengan post matur
Makalah hubungan asfiksia dengan  post maturMakalah hubungan asfiksia dengan  post matur
Makalah hubungan asfiksia dengan post maturWarnet Raha
 
Makalah hubungan asfiksia dengan demam
Makalah hubungan asfiksia dengan demamMakalah hubungan asfiksia dengan demam
Makalah hubungan asfiksia dengan demamWarnet Raha
 
Makalah hubungan asfiksia dengan demam
Makalah hubungan asfiksia dengan demamMakalah hubungan asfiksia dengan demam
Makalah hubungan asfiksia dengan demamSeptian Muna Barakati
 
Makalah hubungan asfiksia dengan letak sumsang
Makalah hubungan asfiksia dengan  letak sumsangMakalah hubungan asfiksia dengan  letak sumsang
Makalah hubungan asfiksia dengan letak sumsangWarnet Raha
 
Makalah hubungan asfiksia dengan letak sumsang
Makalah hubungan asfiksia dengan  letak sumsangMakalah hubungan asfiksia dengan  letak sumsang
Makalah hubungan asfiksia dengan letak sumsangOperator Warnet Vast Raha
 

Similar to Mengatasi Hipoksia Janin (20)

gawat janin dan oligohidramion
gawat janin dan oligohidramiongawat janin dan oligohidramion
gawat janin dan oligohidramion
 
Makalah hubungan asfiksia dengan portus lama
Makalah hubungan asfiksia dengan portus lamaMakalah hubungan asfiksia dengan portus lama
Makalah hubungan asfiksia dengan portus lama
 
Makalah hubungan asfiksia dengan solusi plasenta
Makalah hubungan asfiksia dengan  solusi plasentaMakalah hubungan asfiksia dengan  solusi plasenta
Makalah hubungan asfiksia dengan solusi plasenta
 
Makalah hubungan asfiksia dengan solusi plasenta
Makalah hubungan asfiksia dengan  solusi plasentaMakalah hubungan asfiksia dengan  solusi plasenta
Makalah hubungan asfiksia dengan solusi plasenta
 
Makalah hubungan asfiksia dengan solusi plasenta
Makalah hubungan asfiksia dengan  solusi plasentaMakalah hubungan asfiksia dengan  solusi plasenta
Makalah hubungan asfiksia dengan solusi plasenta
 
Makalah hubungan asfiksia solusi plasenta
Makalah hubungan asfiksia solusi plasentaMakalah hubungan asfiksia solusi plasenta
Makalah hubungan asfiksia solusi plasenta
 
Makalah hubungan asfiksia solusi plasenta
Makalah hubungan asfiksia solusi plasentaMakalah hubungan asfiksia solusi plasenta
Makalah hubungan asfiksia solusi plasenta
 
Makalah hubungan asfiksia solusi plasenta
Makalah hubungan asfiksia solusi plasentaMakalah hubungan asfiksia solusi plasenta
Makalah hubungan asfiksia solusi plasenta
 
Makalah hubungan asfiksia dengan solusi plasenta
Makalah hubungan asfiksia dengan  solusi plasentaMakalah hubungan asfiksia dengan  solusi plasenta
Makalah hubungan asfiksia dengan solusi plasenta
 
Makalah hubungan asfiksia solusi plasenta
Makalah hubungan asfiksia solusi plasentaMakalah hubungan asfiksia solusi plasenta
Makalah hubungan asfiksia solusi plasenta
 
Makalah hubungan asfiksia dengan post matur
Makalah hubungan asfiksia dengan  post maturMakalah hubungan asfiksia dengan  post matur
Makalah hubungan asfiksia dengan post matur
 
Makalah hubungan asfiksia dengan post matur
Makalah hubungan asfiksia dengan  post maturMakalah hubungan asfiksia dengan  post matur
Makalah hubungan asfiksia dengan post matur
 
Makalah hubungan asfiksia dengan post matur
Makalah hubungan asfiksia dengan  post maturMakalah hubungan asfiksia dengan  post matur
Makalah hubungan asfiksia dengan post matur
 
Makalah hubungan asfiksia dengan demam
Makalah hubungan asfiksia dengan demamMakalah hubungan asfiksia dengan demam
Makalah hubungan asfiksia dengan demam
 
Makalah hubungan asfiksia dengan demam
Makalah hubungan asfiksia dengan demamMakalah hubungan asfiksia dengan demam
Makalah hubungan asfiksia dengan demam
 
Makalah hubungan asfiksia dengan demam
Makalah hubungan asfiksia dengan demamMakalah hubungan asfiksia dengan demam
Makalah hubungan asfiksia dengan demam
 
Makalah hubungan asfiksia dengan demam
Makalah hubungan asfiksia dengan demamMakalah hubungan asfiksia dengan demam
Makalah hubungan asfiksia dengan demam
 
200076167 case-doc
200076167 case-doc200076167 case-doc
200076167 case-doc
 
Makalah hubungan asfiksia dengan letak sumsang
Makalah hubungan asfiksia dengan  letak sumsangMakalah hubungan asfiksia dengan  letak sumsang
Makalah hubungan asfiksia dengan letak sumsang
 
Makalah hubungan asfiksia dengan letak sumsang
Makalah hubungan asfiksia dengan  letak sumsangMakalah hubungan asfiksia dengan  letak sumsang
Makalah hubungan asfiksia dengan letak sumsang
 

Recently uploaded

MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 

Recently uploaded (19)

MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 

Mengatasi Hipoksia Janin

  • 1. YENI ANGGRAINI, S.Ked SMF OBSTETRI GINEKOLOGI RSUD DR SOEDARSO PSPD UNTAN PONTIANAK 2007
  • 2.  Kondisi hipoksia pada janin dimana bila tidak dilakukan penyelamatan akan berakibat buruk yaitu menyebabkan kerusakan atau kematian janin jika tidak diatasi secepatnya atau janin tidak secepatnya dilahirkan.1  Salah satu penyebab mortalitas perinatal yang menonjol adalah masalah hipoksia intra uterin.  Angka mortalitas perinatal Indonesia masih jauh diatas rata-rata negara maju, yaitu 60 – 170 : < 10 per 1.000 kelahiran hidup.2  Adanya cara untuk mengetahui tingkat hipoksia pada gawat janin akan sangat berguna untuk menyelamatkan janin.3
  • 3.  Gawat janin menunjukkan hipoksia pada janin. Keadaan tersebut dapat terjadi baik pada antepartum maupun intrapartum. 2  = Kelainan pada fetus akibat gangguan oksigenasi dan atau nutrisi yang bisa bersifat akut (prolaps tali pusat), sub akut (kontraksi uterus yang terlalu kuat) atau kronik (plasenta insufisiensi).4
  • 4. Menurut Perhimpunan Kedokteran Fetomaternal Indonesia4  Ibu : hipotensi atau syok yang disebabkan oleh apapun, penyakit kardiovaskuler,anemia, penyakit pernafasan, malnutrisi, asidosis dan dehidrasi.  Uterus : kontraksi uterus yang telalu kuat atau terlalu lama, degenerasi vaskuler.  Plasenta : degenerasi vaskuler, hipoplasi plasenta.  Tali pusat : kompresi tali pusat.  Fetus : infeksi, malformasi dan lain-lain.
  • 5.  1. Wanita hamil usia > 35 tahun  2. Wanita dengan riwayat:  Bayi lahir mati  Pertumbuhan janin terhambat  Oligohidramnion atau polihidramnion  Kehamilan ganda/ gemelli  Sensitasi rhesus  Hipertensi  Diabetes dan penyakit-penyakit kronis lainnya  Berkurangnya gerakan janin  Kehamilan serotinus
  • 6.  Gawat janin sebelum persalinan (antepartum)4  bersifat kronik, berkaitan dengan fungsi plasenta yang menurun atau bayi sendiri yang sakit  Pasien gagal dalam pertambahan berat badan dan uterus tidak bertambah besar, uterus yang lebih kecil daripada umur kehamilan  Faktor predisposisi meliputi penyakit hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung, postmaturitas, malnutrisi ibu dan anemia.  Gawat janin selama persalinan (intrapartum)4  menunjukkan hipoksia janin.  Tanpa oksigen yang adekuat, denyut jantung janin kehilangan variabilitas dasarnya dan menunjukkan deselerasi lanjut pada kontraksi uterus.  indikator gawat janin yang pertama :: perubahan dalam pola denyut jantung janin (bradikardia, takikardia, tidak adanya variabilitas, atau deselerasi lanjut)
  • 7. Insufisiensi uteroplasenter akut:  Aktivitas uterus yang berlebihan, hipertonik uterus, dapat dihubungkan dengan pemberian oksitosin.  Hipotensi ibu, anestesi epidural, kompresi vena kava, posisi terlentang, perdarahan ibu.  Solusio plasenta, abrupsio  Plasenta previa dengan perdarahan  Kompresi (penekanan) tali pusat  Anestesi blok paraservikal Insufisiensi uteroplasenter kronik :  Penyakit hipertensi  Diabetes mellitus  Isoimunisasi Rh  Postmaturitas atau dismaturitas
  • 8.  GEJALA  berkurangnya gerakan janin  TANDA  Mekonium kental berwarna hijau terdapat di cairan ketuban pada letak kepala  Takikardi / bradikardi /iregularitas dari denyut jantung janin dilakukan pemantauan menggunakan kardiotokografi  Asidosis janin dengan cara mengambil sampel darah janin.
  • 9.  Mekonium  Pemantauan Denyut Jantung Janin  Pemeriksaan pH darah kulit kepala janin
  • 10.  Mekonium dianggap signifikan bila berwarna hijau tua kehitaman dan kental indikasi perlunya persalinan yang lebih cepat dan penanganan mekonium pada saluran napas neonatus untuk mencegah aspirasi mekonium.  3 teori yang untuk menjelaskan tentang keluarnya mekonium:  Sebagai respons terhadap hipoksia  Mekonium merupakan tanda maturasi yang normal dari traktus gastrointestinal di bawah pengaruh persarafan yang mempersarafinya  Stimulasi vagal dari terjepitnya tali pusat dan gerakan peristalsis yang meningkat.  Komponen mekonium (garam empedu dan enzim-enzim ) menyebabkan komplikasi serius bila terinhalasi atau teraspirasi oleh janin, sindrom aspirasi mekonium (obstruksi jalan nafas, kehilangan surfaktan paru, pneumonitis kimia)
  • 11.  Dalam buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonatal memberikan penilaian terhadap denyut jantung janin sbb: 1. Denyut jantung janin normal dapat melambat sewaktu his, dan segera kembali normal setelah relaksasi. 2. Denyut jantung lambat yaitu kurang dari 100 kali per menit saat tidak ada his, menunjukan adanya gawat janin. 3. Denyut jantung cepat yaitu lebih dari 180 kali per menit yang disertai takikardi ibu karena ibu demam, efek obat, hipertensi atau amnionitis. Jika denyut jantung ibu normal, denyut jantung janin cepat sebaiknya dianggap sebagai tanda gawat janin.8
  • 12.  Alat elektronik yang digunakan untuk tujuan memantau atau mendeteksi adanya gangguan yang berkaitan dengan hipoksia janin dalam rahim.  Pemantauan dilakukan melalui penilaian pola denyut jantung janin dalam hubungan dengan adanya kontraksi ataupun aktivitas janin dalam rahim.  Pemeriksaan standar rutin untuk menentukan kesejahteraan janin.  Pengukuran eksternal  Pengukuran internal
  • 13.  Mempunyai hubungan erat dengan tingkat asidosis janin  Pengambilan darah janin harus dilakukan di luar his dan sebaiknya ibu dalam posisi tidur miring.  Darah diambil sebanyak 0,25 ml kemudian dilakukan pemeriksaan pH, PCO2 dan PO2.  Indikasi pemeriksaan darah janin adalah : 1. Deselerasi lambat berulang 2. Deselerasi variable memanjang 3. Mekonium pada presentasi kepala 4. Hipertensi pada ibu 5. Osilasi dengan variabilitas yang menyempit.
  • 14.  Asfiksia  Menyebabkan kematian janin jika tidak segera ditangani dengan baik.
  • 15. Prinsip-prinsip umum:2  Bebaskan setiap kompresi tali pusat  Perbaiki aliran darah uteroplasenter  Menilai apakah persalinan dapat berlangsung normal atau kelahiran segera merupakan indikasi. Rencana kelahiran (pervaginam atau perabdominam) didasarkan pada faktor- faktor etiologi, kondisi janin, riwayat obstetrik pasien dan jalannya persalinan.
  • 16. Menurut American College of obstetricians and Gynecologist (ACOG)7  Reposisi ibu  Pemeriksaan per vaginam, untuk melihat apakah ada prolaps tali pusat  Koreksi hipotensi maternal  Monitoring Denyut jantung janin  Okxigenasi Ibu  Keseimbangan asam – basa.  Pengisapan mekonium pada BBL  Pemberian tokolitik  Amnioinfusion
  • 17.  Gawat janin merupakan suatu keadaan yang membahayakan bagi ibu dan janin.  Penting untuk mengenali tanda-tanda gawat janin sedini mungkin. Diagnosis dari gawat janin dapat berupa berupa pengenalan tanda dan gejala , adanya mekoneum hijau kental, monitoring denyut jantung janin ataupun dengan pemeriksaan pH darah kulit kepala janin.  Penting bagi tenaga medis untuk memahami dan menangani pasien dengan gawat janin sesuai prosedur yang berlaku.