SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
MENGHITUNG ERITROSIT
HITUNG ERITROSIT
A. Pra Analitik
Persiapan Pasien: tidak memerlukan persiapan khusus
Persiapan Sampel: darah kapiler , EDTA
 Prinsip: Darah diencerkan dengan larutan pengencer isotonis agar mencegah hemolisis
eritrosit dan memudahkan menghitung eritrosit.
Alat dan Bahan
Alat:
1. Pipet eritrosit atau clinipet 20 µl, pipet volumetrik 4 ml
2. Tabung ukuran 75 x 10 mm
3. KH Improved Neubauer dan kaca penutup
4. Pipet Pasteur
5. Mikroskop
Bahan/ Reagens
Larutan pengencer dapat digunakan salah satu dari larutan berikut :
a. Larutan hayem
Natrium – sulfat …………………..2,50 g
Natrium – clorida …………………0,50 g
Merkuri – clorida …………………0,25 g
Akuades …………………………..ad 100ml
Pada keadaan hiperglobulinemia, larutan ini tak dapat dipergunakan karena akan
mengakibatkan presipitasi protein, rouloux, aglutinasi.
b. Larutan Gower
Natrium – sulfat ………………….12,5 g
Asam asetat glasial ……………….33,3 ml
Akuades …………………………..ad 200 ml
Larutan ini mencegah aglutinasi dan rouloux sel-sel erirosit
c. Larutan Formal Sitrat.
d. Formalin 40 % ……………………. 10 ml
Larutan sodium sitrat 0,109 M ….... 1000 ml
Larutan ini mudah dibuat dan tidak berubah dalam jangka lama. Bentuk diskoid eritrosit tetap
dipertahankan dan tidak menyebabkan terjadinya aglutinasi
B. Analitik
C.
A. Membuat pengenceran.
1. Cara pipet
Dengan pipet eritrosit, pipetlah darah sampai tanda 0,5 serta encerkan dengan larutan
pengencer sampai tanda 101 ( pengencer 1 : 200 ). Homogenkan selama 3 menit.
2. Cara tabung
 Larutan pengencer sebanyak 4 ml dimasukkan ke dalam tabung ukuran 75 x 10 mm.
 Dibuat pengencer darah 1 : 200 dengan menambahkan 20 µl darah EDTA / darah kapiler ke
dalam tabung yang telah berisi larutan pengencer.
Tindakan selanjutnya sama seperti seperti yang telah diterangkan pada hitung lekosit
B. Mengisi Kamar Hitung ( KH ).
Prosedur sama dengan lekosit, tetapi untuk eritrosit KH dibiarkan selama 2 menit agar eritrosit
mengendap, tetapi tidak lebih lama dari 2 menit sebab mengeringnya larutan pada tepi kamar
hitung akan menimbulkan arus yang dapat menyebabkan pergerakan eritrosit yang telah
mengendap. Bila penghitungan jumlah sel di dalam kamar hitung di tunda, sebaiknya kamar
hitung dimasukkan ke dalam cawan petri yang berisi kapas atau kertas saring basah.
C. Menghitung Jumlah Eritrosit.
Sebaiknya jumlah sel yang dihitung minimal 200 eritrosit. Untuk hitung eritrosit, dihitung semua
eritrosit yang ada pada kelima bidang sedang yaitu A, B, C, D, dan E pada gambar 1, luas
masing-masing bidang adalah 1/5 x 1/5 mm2 atau 0,2 x 0,2 mm2. Volumenya ( 0,2 x 0,2 x 0,1 ) x
5 = 0,02 mmk atau 0,02 µl.
D. Perhitungan.
Jumlah eritrosit =
Bila jumlah eritrosit yang dihitung dalam bidang sebesar A, B, C, D, E adalah N, maka :
Jumlah eritrosit =
C. Pasca Analitik
Nilai rujukan :
Laki-laki : 4.5 – 6.0 juta / µl
Diposkan oleh Yazhid Bashar LD di 22.48
http://yazhid28bashar.blogspot.com/2013/05/menghitung-eritrosit.html
Pengertian & Fungsi Eritrosit ( Sel Darah Merah )
Eritrosit merupakan bagian utama dari sel-sel darah. Setiap mm kubiknya darah pada seorang
laki-laki dewasa mengandung kira-kira 5 juta sel darah merah dan pada seorang perempuan
dewasa kira-kira 4 juta sel darah merah.
Tiap-tiap sel darah merah mengandung 200 juta molekul hemoglobin. Hemoglobin (Hb)
merupakan suatu protein yang mengandung senyawa besi hemin. Hemoglobin mempunyai
fungsi mengikat oksigen di paru-paru dan mengedarkan ke seluruh jaringan tubuh. Jadi, dapat
dikatakan bahwa di paruparu terjadi reaksi antara hemoglobin dengan oksigen.
2 Hb2+ 4 O2 ==> 4 Hb O2 (oksihemoglobin)
Setelah sampai di sel-sel tubuh, terjadi reaksi pelepasan oksigen oleh Hb.
4 Hb O2 ==> 2 Hb2+ 4 O2
Kandungan hemoglobin inilah yang membuat darah berwarna merah. Amatilah Gambar 5.2
untuk mengenal struktur hemoglobin.
Struktur Eritrosit
Eritrosit mempunyai bentuk bikonkaf, seperti cakram dengan garis tengah 7,5 uM dan tidak
berinti. Warna eritrosit kekuning-kuningan dan dapat berwarna merah karena dalam
sitoplasmanya terdapat pigmen warna merah berupa hemoglobin.
Pembentukan Eritrosit
Eritrosit dibentuk dalam sumsum merah tulang pipih, misalnya di tulang dada, tulang selangka,
dan di dalam ruas-ruas tulang belakang. Pembentukannya terjadi selama tujuh hari. Pada
awalnya eritrosit mempunyai inti, kemudian inti lenyap dan hemoglobin terbentuk. Setelah
hemoglobin terbentuk, eritrosit dilepas dari tempat pembentukannya dan masuk ke dalam
sirkulasi darah.
Eritrosit dalam tubuh dapat berkurang karena luka sehingga mengeluarkan banyak darah atau
karena penyakit, seperti malaria dan demam berdarah. Keadaan seperti ini dapat mengganggu
pembentukan eritrosit.
Masa Hidup Eritrosit
Masa hidup eritrosit hanya sekitar 120 hari atau 4 bulan, kemudian dirombak di dalam hati dan
limpa. Sebagian hemoglobin diubah menjadi bilirubin dan biliverdin, yaitu pigmen biru yang
memberi warna empedu. Zat besi hasil penguraian hemoglobin dikirim ke hati dan limpa,
selanjutnya digunakan untuk membentuk eritrosit baru. Kira-kira setiap hari ada 200.000 eritrosit
yang dibentuk dan dirombak. Jumlah ini kurang dari 1% dari jumlah eritrosit secara keseluruhan.
Demikian artikel "Pengertian, Pembentukan & Fungsi Eritrosit ( Sel Darah Merah )" ini saya
susun, artikel ini saya ambil dari ( BSE ):
Biologi Kelas IX karangan Purnomo, Sudjino, Trijoko, Suwarni hadisusanto.
Biologi SMA / MA Kelas IX karangan Siti Nur Rochmah , Sri Widayati , Meirina Arif
Biologi untuk SMA / MA Kelas IX Program IPA karangan Faidah Rachmawati , Nurul Urifah ,Ari
Wijayati
Praktis Belajar Biologi 2 Karangan Fictor F , Moekti A.
http://www.sentra-edukasi.com/2011/07/pengertian-pembentukan-fungsi-
eritrosit.html#.UnZqW_kbCd8
Hitung Eritrosit
Posted by Riswanto on Tuesday, December1, 2009
Labels: Tes Hematologi
Seperti hitung lekosit, untuk menghitung jumlah sel-sel eritrosit
ada dua metode, yaitu manual dan elektronik (automatik). Metode manual hampir sama dengan
hitung lekosit, yaitu menggunakan bilik hitung. Namun, hitung eritrosit lebih sukar daripada
hitung lekosit. Orang yang telah berpengalaman saja memiliki kesalahan yang cukup besar
dalam menghitung eritrosit (rata-rata sekitar 20%), apalagi orang yang belum berpengalaman
atau kerjanya kurang teliti.
Prinsip hitung eritrosit manual adalah darah diencerkan dalam larutan yang isotonis untuk
memudahkan menghitung eritrosit dan mencegah hemolisis. Larutan Pengencer yang biasa
digunakan adalah :
 Larutan Hayem : Natrium sulfat 2.5 g, Natrium klorid 0.5 g, Merkuri klorid 0.25 g,
aquadest 100 ml. Pada keadaan hiperglobulinemia, larutan ini tidak dapat dipergunakan
karena dapat menyebabkan precipitasi protein, rouleaux, aglutinasi.
 Larutan Gower : Natrium sulfat 12.5 g, Asam asetat glasial 33.3 ml, aquadest 200 ml.
Larutan ini mencegah aglutinasi dan rouleaux.
 Natrium klorid 0.85 %
Bahan pemeriksaan yang dipergunakan adalah darah kapiler, darah EDTA, darah heparin, atau
darah amonium-kalium oksalat.
Prosedur
Darah diencerkan 100 x atau 200 x menggunakan pipet eritrosit atau tabung, kocok selama 3
menit supaya homogen. Larutan sampel kemudian dimasukkan/diteteskan ke dalam bilik hitung.
Sel-sel eritrosit dihitung di bawah mikroskop dengan perbesaran sedang (40x).
Cara menghitung sel eritrosit adalah :
Letakkan bilik hitung di bawah mikroskop dengan perbesaran lemah (10x). Cari kotak
penghitungan yang berada di tengah. Kotak tersebut terbagi dalam 25 kotak kecil dan setiap
kotak kecil terbagi menjadi menjadi 16 kotak kecil-kecil. Sel eritrosit dihitung dalam 5 kotak kecil,
yaitu 4 kotak di sudut dan 1 kotak lagi di tengah. Jumlah eritrosit dihitung dengan rumus :
Hitung eritrosit
= (N / V ) x Pengenceran
= (N / [5 x 0.2 x 0.2 x 0.1 ] ) x 200
= ( N / 0.02 ) x 200
= N x 10.000
dimana : N=jumlah sel eritrosit yang dihitung, V=volume bilik hitung
Nilai Rujukan
 Dewasa pria : 4.50 - 6.50 (x10^6/mmk)
 Dewasa wanita : 3.80 - 4.80 (x10^6/mmk)
 Bayi baru lahir : 4.30 - 6.30 (x10^6/mmk)
 Anak usia 1-3 tahun : 3.60 - 5.20 (x10^6/mmkl)
 Anak usia 4-5 tahun : 3.70 - 5.70 (x10^6/mmk)
 Anak usia 6-10 tahun : 3.80 - 5.80 (x10^6/mmk)
Masalah Klinis
 Penurunan nilai : kehilangan darah (perdarahan), anemia, leukemia, infeksi kronis,
mieloma multipel, cairan per intra vena berlebih, gagal ginjal kronis, kehamilan, hidrasi
berlebihan
 Peningkatan nilai : polisitemia vera, hemokonsentrasi/dehidrasi, dataran tinggi, penyakit
kardiovaskuler
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi temuan hasil laboratorium :
 Pengambilan sampel darah di daerah lengan yang terpasang jalur intra-vena
menyebabkan hitung eritrosit rendah akibat hemodilusi
 Pengenceran tidak tepat
 Larutan pengencer tercemar darah atau lainnya
 Alat yang dipergunakan seperti pipet, bilik hitung dan kaca penutupnya kotor dan basah
 Penghitungan mikroskopik menggunakan perbesaran lemah (10x)
http://labkesehatan.blogspot.com/2009/12/hitung-eritrosit.html
Ciri dan fungsi
Eritrosit mamalia tidak berinti jadi tidak memiliki DNA. Eritrosit mamalia berbentuk bikonkaf,
yakni bentuk cakram dengan bagian tengah agak gepeng. Bentuk ini mengoptimalkan
pertukaran oksigen. Warna eritrosit tergantung hemoglobin. Fungsi hemoglobin adalah
membantu eritrosit mengikat oksigen. Jika hemoglobin mengikat oksigen, maka eritrosit
berwarnah merah, dan jika oksigen dilepaskan oleh hemoglobin maka eritrosit berwarna merah
kebiruan.
Kadar hemoglobin (Hb) dalam darah seseorang bervariasi, tergantung jenis kelamin dan umur
seseorang. Pada kondisi normal Hb laki-laki dewsa 13-18 gram per 100 ml (g/ml). Kadar Hb
wanita dewasa adalah 12-16 (g/ml), sedangkan pada bayi adalah 14-20 (g/ml) darah.
Eritrosit juga mengkatalisis reaksi antara karbon dioksida (CO₂) dan air, karena eritrosit
mengandungkarbonat anhidrase dalam jumlah besar. Reaksi ini memungkinkan darah bereaksi
dengan CO₂ dan mengangkutnya dari jaringan ke paru-paru.
Jumlah eritrosit juga bervariasi, tergantung jenis kelamin , usia , dan ketinggian tempat tinggal
seseorang. Jumlah eritrosit pada laki-laki normal 5,1-5,8 juta per mililiter kubik darah dan pada
wanita normal 4,3-5,2 juta per mililiter kubik darah. Orang yang hidup di dataran tinggi cenderung
memiliki eritrosit yang lebih banyak. Eritrosit dapat berkurang lebih banyak karena ada luka yang
mengeluarkan darah banyak dan penyakit anemia. Aktivitas seseorag akan berpengaruh pada
peredaran darah sehingga oksigen yang dilepas akan berbeda-beda untuk setiap orang (Marieb
2004; Solomon at al. 2005).
Pembentukan eritrosit
Proses pembentukan eritrosit disebuteritropoiesis. Pada beberapa minggu kehidupan embrio di
dalam kandungan,eritrosit dihasilkan dari kantong kuning telur. Beberapa bulan kemudian,
pembentukaneritrosit terjadi di hati, limfa, dan kelenjar limfa. Setelah bayi lahir eritrosit di bentuk
oleh sumsum tulang. Produksi eritrosit distimulasi oleh hormon eritropoietin. Kira-kira di usia 20
tahun, sumsum bagian proksimal tulang panjang sudah tidak lagi berproduksi. Sebagian besar
eritrosit di hasilkan dari sumsum tulang membranosa ( tulang belakang, dada, rusuk, dan
panggul). Dengan meningkatnya usia, sumsum tulang menjadi kurang produktif.
http://zonemakalah.blogspot.com/2012/04/eritrosit-sel-darah-merah.html
Laporan Praktikum Jumlah Eritrosit da Leukosit pada
Mencit
20.14 |
A. Tujuan
Menghitung jumlah eritrosit dan leukosit pada
mencit
Membandingkan hasil literature dan hasil
pengamatan
B. Landasan Teori
Hemositometer adalah perangkat awalnya
dirancang untuk penghitungan sel darah. Sekarang
juga digunakan untuk menghitung jenis sel serta
partikel mikroskopis lainnya
hemositometer ini ditemukan oleh Louis-Charles
Malassez dan terdiri dari slide mikroskop kaca tebal
dengan lekukan persegi panjang yang menciptakan
sebuah kamar. ruang ini diukir dengan laser-grid
terukir garis tegak lurus. Perangkat ini dibuat
dengan hati-hati sehingga daerah yang dibatasi
oleh garis diketahui, dan kedalaman ruang ini juga
dikenal. Oleh karena itu mungkin untuk
menghitung jumlah sel atau partikel dalam volume
tertentu cairan, dan dengan demikian menghitung
konsentrasi sel dalam cairan secara keseluruhan.
Cara penggunaan
Ketika sampel cair yang mengandung sel amobil
ditempatkan pada ruangan, ditutupi dengan
penutup kaca, dan aksi kapiler sepenuhnya
mengisi ruang chamber dengan sampel. Melihat
ruang melalui mikroskop, jumlah sel di dalam
ruang dapat ditentukan dengan menghitung.
Berbagai jenis sel dapat dihitung secara terpisah
selama mereka secara visual dibedakan. Jumlah
sel di dalam ruangan digunakan untuk menghitung
konsentrasi atau kepadatan sel dalam campuran
sampel berasal dari. Ini adalah jumlah sel di ruang
dibagi dengan volume ruang itu (volume ruang
adalah diketahui dari awal), dengan
mempertimbangkan setiap pengenceran dan jalan
pintas menghitung:
Konsentrasi sel dalam campuran asli =((jumlah sel
dihitung)/(proporsi ruang dihitung)(volume ruang)
)((volume pengenceran sampel)/(volume
campuran asli dalam sampel))
Dalam desain yang paling umum, volume masing-
masing persegi besar adalah 0,1 mm3. Sel-sel
dalam empat kotak besar dihitung dan sel-sel di
atas atau menyentuh garis di atas dan di kiri yang
dihitung, tetapi sel-sel di atas atau menyentuh
kanan atau garis bawah diabaikan. Konsentrasi
pada sel per sel = ml di empat bujur sangkar / 4 ×
10.000.
Hemositometer sering digunakan untuk
menghitung sel-sel darah, organel dalam sel, sel-
sel darah dalam cairan tulang punggung ke otak
setelah melakukan pungsi lumbal, atau jenis sel
lainnya dalam suspensi. Menggunakan
hemositometer untuk menghitung hasil bakteri
dalam 'jumlah total' karena sulit untuk
membedakan antara organisme hidup dan mati
kecuali tripan biru digunakan untuk noda sel tidak
dapat hidup.
Hewan Eritrosit (dm3) Leukosit (dm3) Kadar Hb
Angka Hematokrit
Ikan 1.265.000 x 10-3 14525 x 10-3 10 mg/dl
17% , 26 %
Ayam 695.000 x 10-3 1400 x 10-3 8,3 mg/dl 32%
, 31%
Mencit 3.885.000 x 10-3 1650 x 10-3 7,8 mg/dl
63% , 68%
1 cc = 10-3 dm3
C. Alat dan bahan
Alat-Alat :
Hemositometer
Mikroskop
Counter
Gunting
Tissue
Kaca objek dan kaca penutup
Pipet Eritrosit dan pipet Leukosit
Bahan-bahan :
Darah mencit
Alkohol 70%
Larutan Hayem
Larutan Turk
D. Cara Kerja
Usaplah bagian yang akan diambil darahnya
dengan tissue beralkohol.
Setelah darah keluar tempelkan ujung pipet
eritsorit (dengan tanda merah didalamnya) isaplah
darah sampai angka 0,5 kemudian encerkan
dengan larutan Hayem sampai batas 101, ikatkan
pipa karet pada pipet nya dan kocok perlahan-
lahan dengan membentuk goyangan angka
delapan.
Sebelum darah diisikan pada bilik hitung,
persiapkan terlebih dahulu bilik hitung dibawah
mikroskop.
Untuk menghitung jumlah eritrosit digunakan
kotak-kotak kecil di tengah. Eritrosit dihitung
dalam 80 kotak kecil.
Jumlah eritrosit/cc = Hasil yang diperoleh dikalikan
dengan 106.
Untuk menghitung jumlah leukosit, tempelkan
ujung pipet leukosit (yang bertanda butiran putih
pada pipetnya) isaplah darah sampai angka 0,5
kemudian encerkan dengan larutan turk sampai
angka 11. Ikatkan pipa plastik pada pipetnya agar
darah tidak keluar dan kocok perlahan-lahan
dengan putaran membentuk angka delapan sampai
homogen.
Kotak yang digunakan untuk menghitung leukosit
adalah kotak besar yang ada pada kiri/kanan atas
dan ujung kiri/kanan bawah. Hitunglah leukosit
sebanyak 4x16 kotak = 64 kotok.
Jumlah leukosit/cc = jumlah leukosit dalam 64
kotak x 50.
E. Data Hasil Pengamatan
Jumlah Kotak Jumlah Eritrosit/cc Jumlah
Leukosit/cc
Kotak I 49 14
Kotak II 60 5
Kotak III 66 7
Kotak IV 54 9
Kotak V 53 -
Jumlah 282
282x106 35
35x64x50=112x103
F. Pembahasan
Pada Hemositometer terdapat Sembilan (9) kotak
yang terdiri dari lima (5) kotak untuk menghitung
eritrisit dan empat (4) kotak untuk menghitung
leukosit.
Menghitung Eritrosit
(Kotak I + Kotak II + Kotak III + Kotak IV + Kotak
V) x 106
(49 + 60 + 66 + 54 + 53) x 106 = 282x106 / cc
Menghitung Leukosit
(Kotak I + Kotak II + Kotak III + Kotak IV) x 64 x
50
(14 + 5 + 7 + 9) x 64 x 50 = 112x103 / cc
G. Kesimpulan
Alat yang digunakan untuk penghitungan jumlah
eritsosit dan leukosit adalah Hemositometer.
Jumlah eritrosit pada mencit lebih banyak
dibandingkan dengan jumlah leukosit nya, yaitu
282x106 /cc dan 112x103 / cc.
Dari literatur yang kami dapat terdapat perbedaan
jumlah eritrosit dan leukosit. Hal ini disebabkan
karena kesalahan pada laboran dan kurangnya
pengetahuan mengenai alat yang digunakan.
http://pongeponge.blogspot.com/2010/12/laporan-praktikum-pengaturan-kecepatan.html
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Fungsi utama dari sel-sel darah merah, yang juga dikenal sebagai eritrosit,
adalah mengangkut hemoglobin, dan seterusnya mengangkut oksigen dari paru-
paru ke jaringan. Selain mengangkut hemoglobin, sel-sel darah merah juga
mempunyai fungsi lain. Contohnya, ia mengandung banyak sekali karbonik
anhidrase, yang mengkatalisis reaksi antara karbon dioksida dan air, sehingga
meningkatkan kecepatan reaksi bolak-balik ini beberapa ribu kali lipat. Cepatnya
reaksi ini membuat air dalam darah bereaksi dengan banyak sekali karbon dioksida,
dan dengan demikian mengangkutnya dari jaringan menuju paru-paru dalam bentuk
ion bikarbonakt (HCO3-). Hemoglobin yang terdapat sel dalam sel juga merupakan
dapar asam-basa (seperti juga pada kebanyakan protein), sehingga sel darah merah
bertanggung jawab untuk sebagian besar daya pendaparan seluruh darah. Sel
darah merah normal, berbentuk lempeng bikonkaf dengan diameter kirakira 7,8
mikrometer dan dengan ketebalan pada bagian yang paling tebal 2,5 mikrometer
dan pada bagian tengah 1 mikrometer atau kurang. Volume rata-rata sel darah
merah adalah 90 sampai 95 mikrometer kubik. Bentuk sel darah merah dapat
berubah-ubah ketika sel berjalan melewati kapiler. Sesungguhnya, sel darah merah
merupakan suatu “kantung” yang dapat diubah menjadi berbagai bentuk.
Selanjutnya, karena sel normal mempunyai membran yang sangat kuat untuk
menampung banyak bahan material di dalamnya, maka perubahan bentuk tadi tidak
akan meregangkan membran secara hebat, dan sebagai akibatnya, tidak akan
memecahkan sel, seperti yang akan terjadi pada sel lainnya. Seperti telah
disebutkan sebelumnya bahwa fungsi terpenting sel darah merah adalah transpor
O2 dan CO2 antara paru-paru dan jaringan. Suatu protein eritrosit, yaitu hemoglobin,
memainkan peranan penting pada kedua proses tersebut.
1.2Tujuan
 Untuk mengetahui cara menghitung eritrosit.
 Untuk menghitung jumlah eritrosit dalam darah.
1.3Rumusan Masalah
1. Apa pengertian eritrosit?
2. Bagaimana cara pengambilan darah kapiler yang tepat ?
3. Bagaimana cara menghitung jumlah sel eritrosit ?
4. Mengetahui jumlah normal sel eritrosit !
5. Penyakit akibat kekurangan atau kelebihan jumlah sel eritrosit !
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Eritrosit
Eritrosit merupakan bagian utama dari sel-sel darah. Setiap mm kubiknya darah
pada seorang laki-laki dewasa mengandung kira-kira 5 juta sel darah merah dan
pada seorang perempuan dewasa kira-kira 4 juta sel darah merah.
Eritrosit mempunyai bentuk bikonkaf, seperti cakram dengan garis tengah 7,5
uM dan tidak berinti. Warna eritrosit kekuning-kuningan dan dapat berwarna merah
karena dalam sitoplasmanya terdapat pigmen warna merah berupa hemoglobin.
Tiap-tiap sel darah merah mengandung 200 juta molekul hemoglobin.
Hemoglobin (Hb) merupakan suatu protein yang mengandung senyawa besi hemin.
Hemoglobin mempunyai fungsi mengikat oksigen di paru-paru dan mengedarkan ke
seluruh jaringan tubuh. Jadi, dapat dikatakan bahwa di paruparu terjadi reaksi antara
hemoglobin dengan oksigen.
2 Hb2+ 4 O2 ==> 4 Hb O2 (oksihemoglobin)
Setelah sampai di sel-sel tubuh, terjadi reaksi pelepasan oksigen oleh Hb.
4 Hb O2 ==> 2 Hb2+ 4 O2
Hitung eritrosit adalah jumlah eritrosit per milimeterkubik atau mikroliter dalah.
Seperti hitung leukosit, untuk menghitung jumlah sel-sel eritrosit ada dua metode,
yaitu manual dan elektronik (automatik). Metode manual hampir sama dengan hitung
leukosit, yaitu menggunakan bilik hitung. Namun, hitung eritrosit lebih sukar daripada
hitung leukosit.
Prinsip hitung eritrosit manual adalah darah diencerkan dalam larutan isotonis untuk
memudahkan menghitung eritrosit dan mencegah hemolisis. Larutan Pengencer
yang digunakan adalah:
 Larutan Hayem : Natrium sulfat 2.5 g, Natrium klorid 0.5 g, Merkuri klorid 0.25
g, aquadest 100 ml. Pada keadaan hiperglobulinemia, larutan ini tidak dapat
dipergunakan karena dapat menyebabkan precipitasi protein, rouleaux,
aglutinasi.
 Larutan Gower : Natrium sulfat 12.5 g, Asam asetat glasial 33.3 ml, aquadest
200 ml. Larutan ini mencegah aglutinasi dan rouleaux.
 Natrium klorid 0.85 %
Harga Normal :
 Dewasa laki-laki : 4.50 – 6.50 (x106/μL)
 Dewasa perempuan : 3.80 – 4.80 (x106/μL)
 Bayi baru lahir : 4.30 – 6.30 (x106/μL)
 Anak usia 1-3 tahun : 3.60 – 5.20 (x106/μL)
 Anak usia 4-5 tahun : 3.70 – 5.70 (x106/μL)
 Anak usia 6-10 tahun : 3.80 – 5.80 (x106/μL)
Masa hidup eritrosit hanya sekitar 120 hari atau 4 bulan, kemudian dirombak di
dalam hati dan limpa. Sebagian hemoglobin diubah menjadi bilirubin dan biliverdin,
yaitu pigmen biru yang memberi warna empedu. Zat besi hasil penguraian
hemoglobin dikirim ke hati dan limpa, selanjutnya digunakan untuk membentuk
eritrosit baru. Kira-kira setiap hari ada 200.000 eritrosit yang dibentuk dan dirombak.
Jumlah ini kurang dari 1% dari jumlah eritrosit secara keseluruhan.
2.2 Penurunan eritrosit
kehilangan darah (perdarahan), anemia, leukemia, infeksi kronis, mieloma
multipel, cairan per intra vena berlebih, gagal ginjal kronis, kehamilan, hidrasi
berlebihan.
GEJALA ANEMIA
Adapun gejala-gejala dari anemia adalah:
1.Lemah, lesu, pusing, mudah marah atau sulit konsentrasi.
2.Pucat terutama pada gusi dan kelopak mata atau bawah kuku.
3.Jantung berdebar nafas pendek.
4.Sariawan mulut atau lidah, bilur-bilur atau pendarahan tidak biasa.
5. Mati rasa atau kesemutan di daerah kaki.
6. Mual dan diare
Penyebab
Difesiensi besi adalah penyebab anemia paling umum. Defesiensi besi dapat
terjadidari pola makan sehari-hari yang rendah besi. Kurang protein, asam folat, vitamin
B12 dari makanan sehari-hari juga memungkinkan terjadinya anemia, mengingat
pentingnya unsure-unsur tersebut dalam pembentukan sel-sel darah merah. Anemia
juga bisa disebabkan hal-hal lain seperti pendarahan kecil tetapi terus menerus (slow
bleeding) seperti akibat wasir, tukak lambung, kanker lambung atau usus dan efek
penggunaan aspirin atau obat-obat nonsteroidal anti inflamasi terus menerus,
menstruasi berat, penyakit yang berhubungan dengan darah seperti leukemia dan
infeksi (cacing, malaria). Pecandu alcohol, perokok, pasien dengan penyakit saluran
pencernaan (gastritis, celiac disease atau crohn’s disease), vegetarian ekstrim, orang
lanjut usia dan wanita hamil termasuk yang beresiko defisiensi besi, akibat gizi buruk
atau kurang gizi atau penyerapan gizi kurng baik.
Pengobatan untuk penderita anemia
Makanlah variasi makanan yang kaya besi, asam folat, dan B12 dari empat
kelompok makanan wajib (protein, karbohidrat, lemak, sayuran dan buah) seperti
polong-polongan kering dan kacang-kacangan, hati, daging, telur, ikan, kerang-
kerangan, buah kering, sayuran hijau, kelompok buah sitrus.
Jika anda sering mengalami menstruasi berat, seger konsultasikan dengan dokter
karena anda mempunyai risiko anemia. Bagi yang sedang hamil atau berencana untuk
hamil, tanyakan pada dokter tentang perlu tidaknya mengkonsumsi suplemen besi.
Segera pergi ke dokter jika anda melihat ada bercak darah pada fases atau urine anda.
Mengkonsumsi makanan yang kaya akan vitamin C ( asam askorbat) seperti jeruk,
tomat, mangga dan lain-lain, sebab asam askorbat dapat meningkatkan penyerapan zat
besi.
Pengobatan untuk penderita anemia defisiensi zat besi:
 60 gram daun bayam merah direbus dengan air secukupnya. Selanjutnya
ditambahkan satu kuning telur ayam kampung. Ramuan tersebut dapat dimakan.
 100 gram kacang hijau + 10 butir angco direbus/ditim + 30 gram kismis, direbus
hingga menjadi bubur cair, kemudian dimakan.
 30 gram daun kacang panjang + 30 gram daun bayam duri + 25 gram lempuyang
wangi, dicuci dan diblender dengan 100 cc air, disaring, airnya diminum.
 30-50 buah buni yang matang + 20 buah murbei + 20 gram kunyit, diblender dengan
menambahkan 100 cc air, tambahkan 1 sendok makan madu lalu dimakan.
2. 3 Peningkatan eritrosit
Peningkatan eritrosit dapat meyebabkan polisitemia era, hemokonsentrasi/dehidrasi,
hipertensi , penyakit kardiovaskuler.
Salah satu penyakit akibat peningkatan eritrost adalah hipertensi, hipertensi tidak
menimbulkan gejala; meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi
bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal
sesungguhnya tidak). Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan
dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik
pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang
normal.
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut:
 sakit kepala
 kelelahan
 mual
 muntah
 sesak napas
 gelisah
 pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak,
mata, jantung dan ginjal.
Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan
koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati
hipertensif, yang memerlukan penanganan segera.
a) Keturunan
Faktor ini tidak bisa Anda kendalikan. Jika seseorang memiliki orang-tua atau
saudara yang memiliki tekanan darah tinggi, maka kemungkinan ia menderita
tekanan darah tinggi lebih besar. Statistik menunjukkan bahwa masalah tekanan
darah tinggi lebih tinggi pada kembar identik daripada yang kembar tidak identik.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa ada bukti gen yang diturunkan untuk
masalah tekanan darah tinggi.
b) Usia
Faktor ini tidak bisa Anda kendalikan. Penelitian menunjukkan bahwa seraya usia
seseorang bertambah, tekanan darah pun akan meningkat. Anda tidak dapat
mengharapkan bahwa tekanan darah Anda saat muda akan sama ketika Anda
bertambah tua. Namun Anda dapat mengendalikan agar jangan melewati batas atas
yang normal.
c. Garam
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Garam dapat meningkatkan tekanan darah dengan
cepat pada beberapa orang, khususnya bagi penderita diabetes, penderita
hipertensi ringan, orang dengan usia tua, dan mereka yang berkulit hitam.
d. Kolesterol
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Kandungan lemak yang berlebih dalam darah Anda,
dapat menyebabkan timbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah. Hal ini
dapat membuat pembuluh darah menyempit dan akibatnya tekanan darah akan
meningkat. Kendalikan kolesterol Anda sedini mungkin. Untuk tips mengendalikan
kolesterol, silahkan lihat artikel berikut: kolesterol.
e. Obesitas / Kegemukan
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Orang yang memiliki berat badan di atas 30 persen
berat badan ideal, memiliki kemungkinan lebih besar menderita tekanan darah
tinggi.
f. Stres
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Stres dan kondisi emosi yang tidak stabil juga
tekanan darah tinggi.
g. Rokok
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Merokok juga dapat meningkatkan tekanan darah
menjadi tinggi. Kebiasan merokok dapat meningkatkan risiko diabetes, serangan
jantung dan stroke. Karena itu, kebiasaan merokok yang terus dilanjutkan ketika
memiliki tekanan darah tinggi, merupakan kombinasi yang sangat berbahaya yang
akan memicu penyakit-penyakit yang berkaitan dengan jantung dan darah.
h. Kafein
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Kafein yang terdapat pada kopi, teh maupun
minuman cola bisa menyebabkan peningkatan tekanan darah.
i. Alkohol
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Konsumsi alkohol secara berlebihan juga
menyebabkan tekanan darah tinggi.
j. Kurang Olahraga
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Kurang olahraga dan bergerak bisa menyebabkan
tekanan darah dalam tubuh meningkat. Olahraga teratur mampu menurunkan
tekanan darah tinggi Anda namun jangan melakukan olahraga yang berat jika Anda
menderita tekanan darah tinggi.
Mencegah dan Mengatasi Darah Tinggi
Untuk mencegah darah tinggi bagi Anda yang masih memiliki tekanan darah normal
ataupun mengatasi darah tinggi bagi Anda yang sudah memiliki tekanan darah
tinggi, maka saran praktis berikut ini dapat Anda lakukan:
 Kurangi konsumsi garam dalam makanan Anda. Jika Anda sudah menderita tekanan
darah tinggi sebaiknya Anda menghindari makanan yang mengandung garam.
 Konsumsi makanan yang mengandung kalium, magnesium dan kalsium. Kalium,
magnesium dan kalsium mampu mengurangi tekanan darah tinggi.
 Kurangi minum minuman atau makanan beralkohol. Jika Anda menderita tekanan
darah tinggi, sebaiknya hindari konsumsi alkohol secara berlebihan. Untuk pria yang
menderita hipertensi, jumlah alkohol yang diijinkan maksimal 30 ml alkohol per hari
sedangkan wanita 15 ml per hari.
 Olahraga secara teratur bisa menurunkan tekanan darah tinggi. Jika Anda menderita
tekanan darah tinggi, pilihlah olahraga yang ringan seperti berjalan kaki, bersepeda,
lari santai, dan berenang. Lakukan selama 30 hingga 45 menit sehari sebanyak 3
kali seminggu.
 Makan sayur dan buah yang berserat tinggi seperti sayuran hijau, pisang, tomat,
wortel, melon, dan jeruk.
 Jalankan terapi anti stres agar mengurangi stres dan Anda mampu mengendalikan
emosi Anda.
 Berhenti merokok juga berperan besar untuk mengurangi tekanan darah tinggi atau
hipertensi.
 Kendalikan kadar kolesterol Anda.
 Kendalikan diabetes Anda.
 Hindari obat yang bisa meningkatkan tekanan darah. Konsultasikan ke dokter jika
Anda menerima pengobatan untuk penyakit tertentu, untuk meminta obat yang tidak
meningkatkan tekanan darah.
BAB III
METODE KERJA
Prinsip :
Darah diencerkan dalam pipet eritrosit, kemudian dimasukkan kedalam kamar
hitung. Jumlah eritrosit dihitung dalam volume tertentu. Dengan mengkalikan
terhadap faktor perhitungan diperoleh jumlah eritrosit dalam satuan volume darah.
3.1 Alat dan bahan
a. Alat
1. Hemositometer, terdiri dari :
- Kamar/bilik hitung
- Kaca penutup
- Pipet eritrosit
- Karet penghisap dengan pipa kecil
2. Auto clik / lanset
3. Kertas saring/tissu
4. Mikroskop
b. Bahan
- Darah kapiler
c. reagen
- Alcohol
- Larutan Hayem : Natrium sulfat 2.5 g, Natrium klorid 0.5 g, Merkuri klorid 0.2
g, aquadest 100 ml.
3.2 Cara Kerja
1. siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. mengambil dara kapiler
a. Mease jari tangan, yang bisa digunakan adalah 3 jari tengah karena ada
selaputnya.
b. Jari yang akan di tusuk di usap dengan alkohol 70%
c. Gunakan lancet yang steril.
d. Tusuk jari yang sudah di beri alkohol
e. Buang 3 tetesan pertama
f. Segera gunakan pemeriksaan karena mudah membeku
g. Usap jari dengan kapas pada bekas tusukan tadi.
3. mengisi pipet thoma
a. Isaplah darah kapiler sampai pada garis tanda “0,5″ tepat.
b. Hapus kelebihan darah yang melekat pada ujung pipet
c. Masukkan ujung pipet kedalam larutan HAYEM sambil mempertahankan
darah tetap pada garis tan tadi. pipet dipegang dengan sudut 45 derajat dan
larutan HAYEM dihisap perlahan-lahan sampai garis tanda “11″ tepat. Hati-
hati jangan sampai terjadi gelembung udara.
d. Angkatlah pipet dari cairan; tutup ujung pipet dengan ujung jari kemudian
lepaskan karet penghisap.
e. Kocoklah pipet tadi selama 15-30 detik. jika tidak segera akan dihitung
letakkan pipet dalam posisi horizontal.
4. Mengisi kamar hitung
a. Letakkan kamar hitung yang telah benar-benar bersih dengan kaca penutup yang
terpasang mendatar di atas meja.
b. Kocoklah pipet yang berisi tadi selama 3 menit terus menerus (jangan sampai
ada cairan yang terbuang dari pipet saat mengocok)
c. Buang semua cairan yang ada pada batang kapiler pipet (3 – 4 tetes) dan
kemudian sentuhkan ujung pipet (sudut 30 derajat) dengan menyinggung
pinggir kaca penutup pada kamar hitung. Biarkan kamar hitung tersebut terisi
cairan perlahan-lahan dengan gaya kapilaritasnya sendiri.
d. Biarkan kamar hitung yang sudah terisi tersebut selama 2-3 menit agar
leukkosit-leukosit mengendap. jika tidak akan dihitung segera, simpan kamar
hitung tersebut dalam cawan peti tertutup yang berisi kapas basah.
5. Cara menghitung sel
a. Atur fokus terlebih dahulu dengan memakai lensa objektif kecil (10 x),
kemudian lensa tersebut diganti dengan lensa objektif besar (40x),
b. Kamar hitung dengan bidang bergaris diletakkan di bawah objektif dan fokus
mikroskop diarahkan pada garis-garis bagi tersebut. Dengan sendirinya
leukosit-leukosit akan jelas terlihat.
c. Hitung semua eritrosit yang terdapat dalam 5 bidang yang tersusun dari 16
bidang kecil (misalnya ; pada keempat sudut bidang besar di tambah dengan
satu bidang di bagian tengah). Cara dan ketentuan menghitung sel sama
dengan cara menghitung leukosit.Mulailah menghitung dari sudut kiri atas,
terus ke kanan, kemudian turun ke bawah dan dari kanan ke kiri dan
seterusnya. Kadang ada sel yang menyinggung garis suatu bidang, sel-sel
yang menyinggung garis batas sebelah kiri atau garis atas haruslah di hitung.
Sebaliknya sel-sel yang menyinggung garis sebelah kanan dan bawah tidak
boleh dihitung.
6. Perhitungan
Pengenceran dalam pipet eritrosit adalah 200 kali. Luas tiap bidang kecil 1/400
mm kuatdrat, tinggi kamar hitung 1/10 mm, sedangkan eritrosit yang dihitung dalam
5 x 16 bidang kamar kecil = 80 bidang kecil, yang jumlah luasnya 1/5 mm kuatdrat.
Faktor untuk mendapatkan jumlah eritrosit dalam ul darah menjadi 5 x 10 x 200 =
10.000.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Dari pengamatan diatas hasinya dapat dihitung sebagai berikut :
Kotak I : 100
Kotak II : 110
Kotak III : 80
Kotak IV : 87
Kotak V : 90
+
467
N x 10.000
467 x 10.000 = 4.670.000/mm3
Jadi jumlah eritrosit dari pasien atas nama syahriani adalah 4.670.000/mm3
4.2 Pembahasan
Menghitung jumlah eritrosit yang terkandung dalam darah memang bukan suatu
hal yang mudah karena sel-sel darah merah yang terkandung dalam darah berukuran
sangat kecil sehingga dibutuhkan seperangkat alat yang dinamakan dengan
Haemocytometer dengan bantuan mikroskop. Dalam proses penghitungan sel-sel darah
merah dibutuhkan juga ketelitian dan konsisten dalam cara menghitung. Penghitungan
sel-sel darah merah dihitung di dalam kamar hitung yang bersakala atau berukuran kecil
dengan jumlah 40 buah. Contoh gambar sel-sel darah yang terkandung di dalam kamar
hitung.
Namun pada saat dilakaukan percobaan bisa saja kita mendapatkan kesalahan,
yang mana akan sangat mempengaruhi hasil pemeriksaan, oleh karena itu ketelitian
sangat diperlukan dalam praktikum ini.
Sumber kesalahan :
a. Jumlah darah/larutan Heyem yang diisap kedalam pipet tidak tepat.
b. Memakai pipet yang basah
c. Berkurangnya darah dalam pipet pada waktu penghapusan darah yang melekat
pada bagian luar ujung pipet.
d. Terjadinya gelembung udara dalam pipet pada waktu menghisap darah/larutan
pengencer.
e. Adanya bekuan darah
f. Darah tidak homogen
g. Kamr hitung/kaca penutup kotor
h. Ada gelembung udara yang masuk pada waktu pengisian kamar hitung
i. Letak kaca penutup tidak tepat
j. Meja mikroskop tidak datar
k. Menghitung sel yang menyinggung garis batas tidak benar
l. Kaca penutup bergeser karena tersebtuh oleh lensa mikroskop
m. Larutan pengencer kotor
n. Menghitung eritrosit tidak memakai lensa obyektif 40x sehingga kurang teliti.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Eritrosit merupakan bagian utama dari sel-sel darah. Setiap mm kubiknya
darah pada seorang laki-laki dewasa mengandung kira-kira 5 juta sel darah merah
dan pada seorang perempuan dewasa kira-kira 4 juta sel darah merah.
Pengenceran darah yang lazim dipakai untuk menghitung eritrosit ialah
20x tetapi menurut keadaan (leukositas tinggi atau leucopenia) pengenceran
itu dapat diubah sesuai dengan keadaan itu.Pengaenceran dilakukan lebih
tinggi pada leukositas dan lebih rendah pada leocopenia.
Jadi jumlah eritrosit dari pasien atas nama syahriani adalah 4.670.000/mm3
5.2 Kritik dan Saran
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih belum sempurna,
untuk itu kami mengharapkan kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran
yang membangun demi kesempurnaan makalah ini
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
Gandasoebrata.R. Penuntun Laboratorium Klinik. Dian Rakyat. Jakarta. 1967
http://belibis-a17.com/tag/kamar-hitung/.html
http://katahatimutiara.wordpress.com/2011/05/23/menghitung-jumlah-eritrosit-dan-
leukosit/.html
http://kharismamerrin.blogspot.com/2011/05/antal-eritrosit.html
http://analislaboratoriumkesehatan.blogspot.com/2010/09/menghitung-sel-sel-
darah.html
http://aniamaharani.blogspot.com/2011/12/praktikum-darahmenghitung-eritrosit.html
http://hirokotuna.wordpress.com/2010/11/02/menghitung-umlah-leukosit/
http://fransiscakumala.wordpress.com/2010/05/04/pemeriksaan-laboratorium-
hematologi/
http://analiskesehatan18.blogspot.com/2012/04/makalah-eritrosit.html
PEMBAHASAN PRAKTIKUM MENGHITUNG JUMLAH
ERITROSIT
PEMBAHASAN
Praktikum ini bertujuan untuk menghitung jumlah eritrosit dalam 1ml
darah. Eritrosit adalah sel darah merah. Eritrosit berfungsi untuk mengikat O2
dan diedarkan ke seluruh tubuh. Eritrosit berbentuk bundar, pipih dan bikonkaf
dengan diameter 7,5 mikron dan tebal 2mikron.
Pada praktikum ini digunakan EDTA sebagai anti koagulan dan larutan
hayem yang berfungsi sebagai pemecah leukosit.
Anti koagulan adalah zat yang mencegah penggumpalan darah dengan cara
mengikat kalsium atau dengan menghambat pembentukan trombin yang
diperlukan untuk mengkonversi fibrinogen menjadi fibrin dalam proses
pembekuan. EDTA adalah salah satu jenis anti koagulan yang sering digunakan.
EDTA umumnya tersedia dalam bentuk garam sodium (natrium) atau potassium
(kalium). EDTA mencegah koagulasi dengan cara mengikat atau mengkhelasi
kalsium. EDTA memiliki keunggulan dibanding dengan antikoagulan yang lain, yaitu
tidak mempengaruhi sel-sel darah, sehingga ideal untuk pengujian hematologi,
seperti pemeriksaan hemoglobin, hematokrit, KED, hitung lekosit, hitung
trombosit dan retikulosit. Penggunaan EDTA harus tepat, bila jumlah EDTA
kurang, darah dapat mengalami koagulasi. Sebaliknya, bila EDTA kelebihan,
eritrosit mengalami krenasi, trombosit membesar dan mengalami disintegrasi.
Ada tiga macam EDTA, yaitu dinatrium EDTA (Na2EDTA), dipotassium
EDTA (K2EDTA) dan tripotassium EDTA (K3EDTA). Na2EDTA dan K2EDTA
biasanya digunakan dalam bentuk kering, sedangkan K3EDTA biasanya digunakan
dalam bentuk cair.
Seperti yang kita ketahui darah adalah salah satu cairan tubuh yang
terdiri dari cairan plasma dan sel. Sel yang terkandung dalam darah yaitu
Eritrosit, Leukosit dan Trombosit. Trombosit berperan dalam pembekuan darah.
Fungsi dari larutan EDTA dalam praktikum ini adalah sebagai anti koagulan atau
anti pembekuan darah, dimana EDTA akan mengikat ion-ion kalsium dalam darah
sehingga pembekuan darah akan terhambat.
Larutan Hayem adalah larutan isotonis yang dipergunakan sebagai
pengencer darah dalam penghitungan sel darah merah. Apabila sampel darah
dicampur dengan larutan Hayem maka sel darah putih akan hancur, sehingga yang
tinggal hanya sel darah merah saja. Larutan Hayem terdiri dari 5gr Na-sulfat, 1
gr NaCl, 0,5gr HgCl2 dan 100 ml aquadest.
Dalam praktikum ini hal pertama yang dilakukan adalah mengambil darah
probandus dan ditempatkan dalam tabung reaksi yang sebelumnya telah dicuci
dengan EDTA supaya darah tidak menggumpal, kemudian darah diambil dengan
pipet mikro hingga 0,5 dan diambil larutan hayem hingga angka 101 dengan pipet
yang sama. Setelah itu pipet digoyang-goyang agar darah dan larutan hayem
homogen. Larutan hayem berfungsi untuk memecah leukosit dan trombosit tetapi
tidak memecah eritrosit, sehingga pada saat campuran darah dan larutan hayem
diteteskan pada bilik hitung dan diletakkan di bawah mikroskop sel darah yang
terlihat di mkikroskop adalah hanya eritrosit saja. Sebelum campuran darah dan
larutan hayem diteteskan di bilik hitung, campuran darah dan larutan hayem
terlebih dahulu dibuang 1-2 tetes, tujuannya adalah untuk membuang larutan
hayem yang tidak tercampur dengan darah sehingga nantinya campuran darah
dan larutan hayem yang diteteskan dibilik hitung adalah campuran yang benar-
benar homogen. Bilik hitung yang sudah ditetesi oleh campuran kemudian ditutup
dengan cover glass dan diamati di bawah mikroskop. Eritrosit yang dihitung
adalah eritrosit yang terletak pada 100 bilik kecil di tengah bilik hitung.
Perhitungan harus dilakukan dengan cepat sebelum eritrosit rusak dan
menggumpal. Perhitungan dilakukan 2x dengan orang yang berbeda untuk
memperkecil kesalahan.
Setelah dihitung, eritosit probandus berjumlah 7.900.000 dimana
seharusnya jumlah eritrosit normal untuk laki-laki adalah 5.000.000 sehingga
probandus didiagnosa menderita polisitemia.
Polisitemia adalah suatu keadaan dimana jumlah eritrosit lebih besar dari
jumlah eritrosit normal pada umumnya hal ini dapat disebabkan oleh Penyakit
Paru Obstruktif aktif (PPOK), penyakit ginjal dan sindroma cushing. Polisitemia
sekunder juga dapat disebabkan oleh peningkatan eritropoietin (EPO) baik dalam
respon terhadap hipoksia kronis (kadar oksigen rendah) atau dari tumor
mensekresi eritropoietin, perilaku, gaya hidup seperti merokok, tinggal di tempat
yang tinggi, penyakit paru-paru parah dan penyakit jantung.
Kelainan eritrosit yang lain adalah oligositemia. Oligositemia merupakan
suatu kelainan dimana jumlah eritrosit seseorang lebih rendah dari jumlah
eritrosit seharusnya. Hal ini dapat disebabkan karena Kurang mengkonsumsi
makanan yang mengandung zat besi, vitamin B12, asam folat dan vitamin C,
unsur-unsur yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah.Kehamilan.
Wanita yang hamil rawan terkena anemia karena janin menyerap zat besi dan
vitamin untuk pertumbuhannya. Penyakit tertentu. Penyakit yang menyebabkan
perdarahan terus-menerus di saluran pencernaan seperti gastritis, radang usus
buntu,dll dapat menyebabkan anemia. Obat-obatan tertentu. Beberapa jenis obat
dapat menyebabkan perdarahan lambung (aspirin, obat anti inflamasi,dll). Obat
lainnya dapat menyebabkan masalah dalam penyerapan zat besi dan vitamin
(antacid, pil KB, obat anti artritis, dll). Operasi pengambilan sebagian atau
seluruh lambung (gastrektomi). Ini bisa menyebabkan anemia karena
tubuh kurang menyerap zat besi dan vitamin B12. Penyakit radang kronis seperti
lupus, artritis rematik, penyakit ginjal, masalah pada kelenjar tiroid,
beberapa jenis kanker, dan penyakit lainnya dapat menyebabkan anemia karena
memengaruhi proses pembentukan sel darah merah.
http://anitatohar.blogspot.com/2013/06/pembahasan-praktikum-menghitung-jumlah.html

More Related Content

What's hot (20)

Imunologi dasar bag.1
Imunologi dasar bag.1Imunologi dasar bag.1
Imunologi dasar bag.1
 
Bakteri GRAM negatif dan bakteri gram positif
Bakteri GRAM negatif dan bakteri gram positifBakteri GRAM negatif dan bakteri gram positif
Bakteri GRAM negatif dan bakteri gram positif
 
Dasar dasar parasitologi
Dasar dasar parasitologiDasar dasar parasitologi
Dasar dasar parasitologi
 
Laporan resmi elixir paracetamol
Laporan resmi elixir paracetamolLaporan resmi elixir paracetamol
Laporan resmi elixir paracetamol
 
Pewarnaan Spora Metode Klein
Pewarnaan Spora Metode KleinPewarnaan Spora Metode Klein
Pewarnaan Spora Metode Klein
 
Isi atlas sedimen urin
Isi atlas sedimen urinIsi atlas sedimen urin
Isi atlas sedimen urin
 
Inflamasi
InflamasiInflamasi
Inflamasi
 
Sel darah merah
Sel darah merahSel darah merah
Sel darah merah
 
Mikrobiologi - Pewarnaan spora
Mikrobiologi - Pewarnaan spora Mikrobiologi - Pewarnaan spora
Mikrobiologi - Pewarnaan spora
 
Toleransi Imunologik dan Autoimnitas
Toleransi Imunologik dan AutoimnitasToleransi Imunologik dan Autoimnitas
Toleransi Imunologik dan Autoimnitas
 
Tkik4
Tkik4Tkik4
Tkik4
 
Laporan pengenalan alat
Laporan pengenalan alatLaporan pengenalan alat
Laporan pengenalan alat
 
Farmakologi
FarmakologiFarmakologi
Farmakologi
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
 
Kamar hitung trambosit
Kamar hitung trambositKamar hitung trambosit
Kamar hitung trambosit
 
Salep mata
Salep mataSalep mata
Salep mata
 
Sediaan semi solid
Sediaan semi solidSediaan semi solid
Sediaan semi solid
 
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNESLaporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
 
Soal dan Jawaban Bakteriologi
Soal dan Jawaban BakteriologiSoal dan Jawaban Bakteriologi
Soal dan Jawaban Bakteriologi
 
Pharmaceutical Care HIV/AIDS
Pharmaceutical Care HIV/AIDSPharmaceutical Care HIV/AIDS
Pharmaceutical Care HIV/AIDS
 

Viewers also liked

An fis darah
An fis darahAn fis darah
An fis daraheeLLLL
 
Eritrosit (sel darah merah)
Eritrosit (sel darah merah)Eritrosit (sel darah merah)
Eritrosit (sel darah merah)nadia hasanah
 
Ճամփորդություն
ՃամփորդությունՃամփորդություն
ՃամփորդությունVictoria Mikail
 
PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER CAPIT MERAH Cherax quadricarinatus...
PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER CAPIT MERAH Cherax quadricarinatus...PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER CAPIT MERAH Cherax quadricarinatus...
PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER CAPIT MERAH Cherax quadricarinatus...Repository Ipb
 
Laporan darah
Laporan darahLaporan darah
Laporan darahNana
 
Laporan praktikum iv
Laporan praktikum ivLaporan praktikum iv
Laporan praktikum ivsarahmae26
 
makalah hewan laboratorium cara pengambilan darah pada mencit
makalah hewan laboratorium cara pengambilan darah pada mencitmakalah hewan laboratorium cara pengambilan darah pada mencit
makalah hewan laboratorium cara pengambilan darah pada mencitFaradina Kusumasdiyanti
 
Laporan Resmi Praktikum Fisiologi Ternak
Laporan Resmi Praktikum Fisiologi TernakLaporan Resmi Praktikum Fisiologi Ternak
Laporan Resmi Praktikum Fisiologi TernakUniversitas Diponegoro
 
Pemeriksaan Darah Lengkap (CBC)
Pemeriksaan Darah Lengkap (CBC)Pemeriksaan Darah Lengkap (CBC)
Pemeriksaan Darah Lengkap (CBC)Agam Ferry Erwana
 
Jurnal pijat bayi
Jurnal pijat bayiJurnal pijat bayi
Jurnal pijat bayiUcantik
 

Viewers also liked (15)

An fis darah
An fis darahAn fis darah
An fis darah
 
Makalah sel-darah-merah
Makalah sel-darah-merahMakalah sel-darah-merah
Makalah sel-darah-merah
 
Eritrosit (sel darah merah)
Eritrosit (sel darah merah)Eritrosit (sel darah merah)
Eritrosit (sel darah merah)
 
Ճամփորդություն
ՃամփորդությունՃամփորդություն
Ճամփորդություն
 
PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER CAPIT MERAH Cherax quadricarinatus...
PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER CAPIT MERAH Cherax quadricarinatus...PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER CAPIT MERAH Cherax quadricarinatus...
PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER CAPIT MERAH Cherax quadricarinatus...
 
Laporan darah
Laporan darahLaporan darah
Laporan darah
 
Laporan praktikum iv
Laporan praktikum ivLaporan praktikum iv
Laporan praktikum iv
 
makalah hewan laboratorium cara pengambilan darah pada mencit
makalah hewan laboratorium cara pengambilan darah pada mencitmakalah hewan laboratorium cara pengambilan darah pada mencit
makalah hewan laboratorium cara pengambilan darah pada mencit
 
Laporan Resmi Praktikum Fisiologi Ternak
Laporan Resmi Praktikum Fisiologi TernakLaporan Resmi Praktikum Fisiologi Ternak
Laporan Resmi Praktikum Fisiologi Ternak
 
Makalah biokimia tentang dna dan rna
Makalah  biokimia tentang dna dan rnaMakalah  biokimia tentang dna dan rna
Makalah biokimia tentang dna dan rna
 
Uji beda mean
Uji beda meanUji beda mean
Uji beda mean
 
Soal soal hematologi
Soal soal hematologiSoal soal hematologi
Soal soal hematologi
 
Pemeriksaan Darah Lengkap (CBC)
Pemeriksaan Darah Lengkap (CBC)Pemeriksaan Darah Lengkap (CBC)
Pemeriksaan Darah Lengkap (CBC)
 
Jurnal pijat bayi
Jurnal pijat bayiJurnal pijat bayi
Jurnal pijat bayi
 
Laporan praktikum reagen
Laporan praktikum reagenLaporan praktikum reagen
Laporan praktikum reagen
 

Similar to Eritrosit

3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah
3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah
3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darahSofyan Dwi Nugroho
 
Analisa cairan pleuraaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Analisa cairan pleuraaaaaaaaaaaaaaaaaaaaAnalisa cairan pleuraaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Analisa cairan pleuraaaaaaaaaaaaaaaaaaaaVeghaNedya1
 
Presentasi sistem peredaran darah
Presentasi sistem peredaran darahPresentasi sistem peredaran darah
Presentasi sistem peredaran darahAgoes Setyawan
 
Apus darah sudah diedit
Apus darah sudah dieditApus darah sudah diedit
Apus darah sudah dieditaisyah fitri
 
Ipa8 kd7-struktur dan fungsi sistem peredaran darah
Ipa8 kd7-struktur dan fungsi sistem peredaran darahIpa8 kd7-struktur dan fungsi sistem peredaran darah
Ipa8 kd7-struktur dan fungsi sistem peredaran darahSMPK Stella Maris
 
BSE Kelas 8 IPA Semester 1 Materi Sistem Peredaran Darah.pdf
BSE Kelas 8 IPA Semester 1 Materi Sistem Peredaran Darah.pdfBSE Kelas 8 IPA Semester 1 Materi Sistem Peredaran Darah.pdf
BSE Kelas 8 IPA Semester 1 Materi Sistem Peredaran Darah.pdfEulisArumsari
 
sel darah pada berbagai konsentrasi
sel darah pada berbagai konsentrasisel darah pada berbagai konsentrasi
sel darah pada berbagai konsentrasiSri Rezki Ramadhani
 
Sistem peredarah darah
Sistem peredarah darahSistem peredarah darah
Sistem peredarah darahTrisucinaibaho
 
Sistem peredaran darah manusia
Sistem peredaran darah manusiaSistem peredaran darah manusia
Sistem peredaran darah manusiaMifta Tessey
 
Sistem Peredaran Darah Pertemuan I
Sistem Peredaran Darah Pertemuan ISistem Peredaran Darah Pertemuan I
Sistem Peredaran Darah Pertemuan IHarsidi Side
 
Sistem peredaran darah
Sistem peredaran darahSistem peredaran darah
Sistem peredaran darahCeLin ZaQuisha
 
MATERI Sistem sirkulasi KELAS X SMA
MATERI Sistem sirkulasi KELAS X SMAMATERI Sistem sirkulasi KELAS X SMA
MATERI Sistem sirkulasi KELAS X SMAZona Bebas
 
Sist peredaran darah
Sist peredaran darahSist peredaran darah
Sist peredaran darahhasri fazari
 
P3 Hitung leukosit.pdf
P3 Hitung leukosit.pdfP3 Hitung leukosit.pdf
P3 Hitung leukosit.pdfNurihsani011
 

Similar to Eritrosit (20)

Tugas hematologi
Tugas hematologiTugas hematologi
Tugas hematologi
 
3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah
3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah
3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah
 
Analisa cairan pleuraaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Analisa cairan pleuraaaaaaaaaaaaaaaaaaaaAnalisa cairan pleuraaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Analisa cairan pleuraaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Presentasi sistem peredaran darah
Presentasi sistem peredaran darahPresentasi sistem peredaran darah
Presentasi sistem peredaran darah
 
Apus darah sudah diedit
Apus darah sudah dieditApus darah sudah diedit
Apus darah sudah diedit
 
Eritrosit
EritrositEritrosit
Eritrosit
 
Ipa8 kd7-struktur dan fungsi sistem peredaran darah
Ipa8 kd7-struktur dan fungsi sistem peredaran darahIpa8 kd7-struktur dan fungsi sistem peredaran darah
Ipa8 kd7-struktur dan fungsi sistem peredaran darah
 
BSE Kelas 8 IPA Semester 1 Materi Sistem Peredaran Darah.pdf
BSE Kelas 8 IPA Semester 1 Materi Sistem Peredaran Darah.pdfBSE Kelas 8 IPA Semester 1 Materi Sistem Peredaran Darah.pdf
BSE Kelas 8 IPA Semester 1 Materi Sistem Peredaran Darah.pdf
 
sel darah pada berbagai konsentrasi
sel darah pada berbagai konsentrasisel darah pada berbagai konsentrasi
sel darah pada berbagai konsentrasi
 
Sistem peredarah darah
Sistem peredarah darahSistem peredarah darah
Sistem peredarah darah
 
Sistem peredaran darah manusia
Sistem peredaran darah manusiaSistem peredaran darah manusia
Sistem peredaran darah manusia
 
Sistem Peredaran Darah Pertemuan I
Sistem Peredaran Darah Pertemuan ISistem Peredaran Darah Pertemuan I
Sistem Peredaran Darah Pertemuan I
 
Sistem peredaran darah
Sistem peredaran darahSistem peredaran darah
Sistem peredaran darah
 
MATERI Sistem sirkulasi KELAS X SMA
MATERI Sistem sirkulasi KELAS X SMAMATERI Sistem sirkulasi KELAS X SMA
MATERI Sistem sirkulasi KELAS X SMA
 
Sist peredaran darah
Sist peredaran darahSist peredaran darah
Sist peredaran darah
 
P3 Hitung leukosit.pdf
P3 Hitung leukosit.pdfP3 Hitung leukosit.pdf
P3 Hitung leukosit.pdf
 
Darah
Darah Darah
Darah
 
18 reinaldi idsya
18 reinaldi idsya18 reinaldi idsya
18 reinaldi idsya
 
Hematologi
HematologiHematologi
Hematologi
 
Isi eritrosit
Isi eritrositIsi eritrosit
Isi eritrosit
 

Recently uploaded

FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptxssuser1f6caf1
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaUpdate 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaErdinataKusuma1
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 

Recently uploaded (20)

FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaUpdate 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 

Eritrosit

  • 1. MENGHITUNG ERITROSIT HITUNG ERITROSIT A. Pra Analitik Persiapan Pasien: tidak memerlukan persiapan khusus Persiapan Sampel: darah kapiler , EDTA  Prinsip: Darah diencerkan dengan larutan pengencer isotonis agar mencegah hemolisis eritrosit dan memudahkan menghitung eritrosit. Alat dan Bahan Alat: 1. Pipet eritrosit atau clinipet 20 µl, pipet volumetrik 4 ml 2. Tabung ukuran 75 x 10 mm 3. KH Improved Neubauer dan kaca penutup 4. Pipet Pasteur 5. Mikroskop Bahan/ Reagens Larutan pengencer dapat digunakan salah satu dari larutan berikut : a. Larutan hayem Natrium – sulfat …………………..2,50 g Natrium – clorida …………………0,50 g Merkuri – clorida …………………0,25 g Akuades …………………………..ad 100ml Pada keadaan hiperglobulinemia, larutan ini tak dapat dipergunakan karena akan mengakibatkan presipitasi protein, rouloux, aglutinasi. b. Larutan Gower Natrium – sulfat ………………….12,5 g Asam asetat glasial ……………….33,3 ml Akuades …………………………..ad 200 ml Larutan ini mencegah aglutinasi dan rouloux sel-sel erirosit c. Larutan Formal Sitrat. d. Formalin 40 % ……………………. 10 ml Larutan sodium sitrat 0,109 M ….... 1000 ml Larutan ini mudah dibuat dan tidak berubah dalam jangka lama. Bentuk diskoid eritrosit tetap dipertahankan dan tidak menyebabkan terjadinya aglutinasi B. Analitik C. A. Membuat pengenceran.
  • 2. 1. Cara pipet Dengan pipet eritrosit, pipetlah darah sampai tanda 0,5 serta encerkan dengan larutan pengencer sampai tanda 101 ( pengencer 1 : 200 ). Homogenkan selama 3 menit. 2. Cara tabung  Larutan pengencer sebanyak 4 ml dimasukkan ke dalam tabung ukuran 75 x 10 mm.  Dibuat pengencer darah 1 : 200 dengan menambahkan 20 µl darah EDTA / darah kapiler ke dalam tabung yang telah berisi larutan pengencer. Tindakan selanjutnya sama seperti seperti yang telah diterangkan pada hitung lekosit B. Mengisi Kamar Hitung ( KH ). Prosedur sama dengan lekosit, tetapi untuk eritrosit KH dibiarkan selama 2 menit agar eritrosit mengendap, tetapi tidak lebih lama dari 2 menit sebab mengeringnya larutan pada tepi kamar hitung akan menimbulkan arus yang dapat menyebabkan pergerakan eritrosit yang telah mengendap. Bila penghitungan jumlah sel di dalam kamar hitung di tunda, sebaiknya kamar hitung dimasukkan ke dalam cawan petri yang berisi kapas atau kertas saring basah. C. Menghitung Jumlah Eritrosit. Sebaiknya jumlah sel yang dihitung minimal 200 eritrosit. Untuk hitung eritrosit, dihitung semua eritrosit yang ada pada kelima bidang sedang yaitu A, B, C, D, dan E pada gambar 1, luas masing-masing bidang adalah 1/5 x 1/5 mm2 atau 0,2 x 0,2 mm2. Volumenya ( 0,2 x 0,2 x 0,1 ) x 5 = 0,02 mmk atau 0,02 µl. D. Perhitungan. Jumlah eritrosit = Bila jumlah eritrosit yang dihitung dalam bidang sebesar A, B, C, D, E adalah N, maka : Jumlah eritrosit = C. Pasca Analitik Nilai rujukan : Laki-laki : 4.5 – 6.0 juta / µl Diposkan oleh Yazhid Bashar LD di 22.48 http://yazhid28bashar.blogspot.com/2013/05/menghitung-eritrosit.html
  • 3. Pengertian & Fungsi Eritrosit ( Sel Darah Merah ) Eritrosit merupakan bagian utama dari sel-sel darah. Setiap mm kubiknya darah pada seorang laki-laki dewasa mengandung kira-kira 5 juta sel darah merah dan pada seorang perempuan dewasa kira-kira 4 juta sel darah merah. Tiap-tiap sel darah merah mengandung 200 juta molekul hemoglobin. Hemoglobin (Hb) merupakan suatu protein yang mengandung senyawa besi hemin. Hemoglobin mempunyai fungsi mengikat oksigen di paru-paru dan mengedarkan ke seluruh jaringan tubuh. Jadi, dapat dikatakan bahwa di paruparu terjadi reaksi antara hemoglobin dengan oksigen. 2 Hb2+ 4 O2 ==> 4 Hb O2 (oksihemoglobin) Setelah sampai di sel-sel tubuh, terjadi reaksi pelepasan oksigen oleh Hb. 4 Hb O2 ==> 2 Hb2+ 4 O2 Kandungan hemoglobin inilah yang membuat darah berwarna merah. Amatilah Gambar 5.2 untuk mengenal struktur hemoglobin. Struktur Eritrosit Eritrosit mempunyai bentuk bikonkaf, seperti cakram dengan garis tengah 7,5 uM dan tidak berinti. Warna eritrosit kekuning-kuningan dan dapat berwarna merah karena dalam sitoplasmanya terdapat pigmen warna merah berupa hemoglobin. Pembentukan Eritrosit Eritrosit dibentuk dalam sumsum merah tulang pipih, misalnya di tulang dada, tulang selangka, dan di dalam ruas-ruas tulang belakang. Pembentukannya terjadi selama tujuh hari. Pada awalnya eritrosit mempunyai inti, kemudian inti lenyap dan hemoglobin terbentuk. Setelah
  • 4. hemoglobin terbentuk, eritrosit dilepas dari tempat pembentukannya dan masuk ke dalam sirkulasi darah. Eritrosit dalam tubuh dapat berkurang karena luka sehingga mengeluarkan banyak darah atau karena penyakit, seperti malaria dan demam berdarah. Keadaan seperti ini dapat mengganggu pembentukan eritrosit. Masa Hidup Eritrosit Masa hidup eritrosit hanya sekitar 120 hari atau 4 bulan, kemudian dirombak di dalam hati dan limpa. Sebagian hemoglobin diubah menjadi bilirubin dan biliverdin, yaitu pigmen biru yang memberi warna empedu. Zat besi hasil penguraian hemoglobin dikirim ke hati dan limpa, selanjutnya digunakan untuk membentuk eritrosit baru. Kira-kira setiap hari ada 200.000 eritrosit yang dibentuk dan dirombak. Jumlah ini kurang dari 1% dari jumlah eritrosit secara keseluruhan. Demikian artikel "Pengertian, Pembentukan & Fungsi Eritrosit ( Sel Darah Merah )" ini saya susun, artikel ini saya ambil dari ( BSE ): Biologi Kelas IX karangan Purnomo, Sudjino, Trijoko, Suwarni hadisusanto. Biologi SMA / MA Kelas IX karangan Siti Nur Rochmah , Sri Widayati , Meirina Arif Biologi untuk SMA / MA Kelas IX Program IPA karangan Faidah Rachmawati , Nurul Urifah ,Ari Wijayati Praktis Belajar Biologi 2 Karangan Fictor F , Moekti A. http://www.sentra-edukasi.com/2011/07/pengertian-pembentukan-fungsi- eritrosit.html#.UnZqW_kbCd8 Hitung Eritrosit Posted by Riswanto on Tuesday, December1, 2009 Labels: Tes Hematologi
  • 5. Seperti hitung lekosit, untuk menghitung jumlah sel-sel eritrosit ada dua metode, yaitu manual dan elektronik (automatik). Metode manual hampir sama dengan hitung lekosit, yaitu menggunakan bilik hitung. Namun, hitung eritrosit lebih sukar daripada hitung lekosit. Orang yang telah berpengalaman saja memiliki kesalahan yang cukup besar dalam menghitung eritrosit (rata-rata sekitar 20%), apalagi orang yang belum berpengalaman atau kerjanya kurang teliti. Prinsip hitung eritrosit manual adalah darah diencerkan dalam larutan yang isotonis untuk memudahkan menghitung eritrosit dan mencegah hemolisis. Larutan Pengencer yang biasa digunakan adalah :  Larutan Hayem : Natrium sulfat 2.5 g, Natrium klorid 0.5 g, Merkuri klorid 0.25 g, aquadest 100 ml. Pada keadaan hiperglobulinemia, larutan ini tidak dapat dipergunakan karena dapat menyebabkan precipitasi protein, rouleaux, aglutinasi.  Larutan Gower : Natrium sulfat 12.5 g, Asam asetat glasial 33.3 ml, aquadest 200 ml. Larutan ini mencegah aglutinasi dan rouleaux.  Natrium klorid 0.85 % Bahan pemeriksaan yang dipergunakan adalah darah kapiler, darah EDTA, darah heparin, atau darah amonium-kalium oksalat. Prosedur Darah diencerkan 100 x atau 200 x menggunakan pipet eritrosit atau tabung, kocok selama 3 menit supaya homogen. Larutan sampel kemudian dimasukkan/diteteskan ke dalam bilik hitung. Sel-sel eritrosit dihitung di bawah mikroskop dengan perbesaran sedang (40x). Cara menghitung sel eritrosit adalah :
  • 6. Letakkan bilik hitung di bawah mikroskop dengan perbesaran lemah (10x). Cari kotak penghitungan yang berada di tengah. Kotak tersebut terbagi dalam 25 kotak kecil dan setiap kotak kecil terbagi menjadi menjadi 16 kotak kecil-kecil. Sel eritrosit dihitung dalam 5 kotak kecil, yaitu 4 kotak di sudut dan 1 kotak lagi di tengah. Jumlah eritrosit dihitung dengan rumus : Hitung eritrosit = (N / V ) x Pengenceran = (N / [5 x 0.2 x 0.2 x 0.1 ] ) x 200 = ( N / 0.02 ) x 200 = N x 10.000 dimana : N=jumlah sel eritrosit yang dihitung, V=volume bilik hitung Nilai Rujukan  Dewasa pria : 4.50 - 6.50 (x10^6/mmk)  Dewasa wanita : 3.80 - 4.80 (x10^6/mmk)  Bayi baru lahir : 4.30 - 6.30 (x10^6/mmk)  Anak usia 1-3 tahun : 3.60 - 5.20 (x10^6/mmkl)  Anak usia 4-5 tahun : 3.70 - 5.70 (x10^6/mmk)  Anak usia 6-10 tahun : 3.80 - 5.80 (x10^6/mmk) Masalah Klinis  Penurunan nilai : kehilangan darah (perdarahan), anemia, leukemia, infeksi kronis, mieloma multipel, cairan per intra vena berlebih, gagal ginjal kronis, kehamilan, hidrasi berlebihan  Peningkatan nilai : polisitemia vera, hemokonsentrasi/dehidrasi, dataran tinggi, penyakit kardiovaskuler Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi temuan hasil laboratorium :  Pengambilan sampel darah di daerah lengan yang terpasang jalur intra-vena menyebabkan hitung eritrosit rendah akibat hemodilusi
  • 7.  Pengenceran tidak tepat  Larutan pengencer tercemar darah atau lainnya  Alat yang dipergunakan seperti pipet, bilik hitung dan kaca penutupnya kotor dan basah  Penghitungan mikroskopik menggunakan perbesaran lemah (10x) http://labkesehatan.blogspot.com/2009/12/hitung-eritrosit.html Ciri dan fungsi Eritrosit mamalia tidak berinti jadi tidak memiliki DNA. Eritrosit mamalia berbentuk bikonkaf, yakni bentuk cakram dengan bagian tengah agak gepeng. Bentuk ini mengoptimalkan pertukaran oksigen. Warna eritrosit tergantung hemoglobin. Fungsi hemoglobin adalah membantu eritrosit mengikat oksigen. Jika hemoglobin mengikat oksigen, maka eritrosit berwarnah merah, dan jika oksigen dilepaskan oleh hemoglobin maka eritrosit berwarna merah kebiruan. Kadar hemoglobin (Hb) dalam darah seseorang bervariasi, tergantung jenis kelamin dan umur seseorang. Pada kondisi normal Hb laki-laki dewsa 13-18 gram per 100 ml (g/ml). Kadar Hb wanita dewasa adalah 12-16 (g/ml), sedangkan pada bayi adalah 14-20 (g/ml) darah. Eritrosit juga mengkatalisis reaksi antara karbon dioksida (CO₂) dan air, karena eritrosit mengandungkarbonat anhidrase dalam jumlah besar. Reaksi ini memungkinkan darah bereaksi dengan CO₂ dan mengangkutnya dari jaringan ke paru-paru.
  • 8. Jumlah eritrosit juga bervariasi, tergantung jenis kelamin , usia , dan ketinggian tempat tinggal seseorang. Jumlah eritrosit pada laki-laki normal 5,1-5,8 juta per mililiter kubik darah dan pada wanita normal 4,3-5,2 juta per mililiter kubik darah. Orang yang hidup di dataran tinggi cenderung memiliki eritrosit yang lebih banyak. Eritrosit dapat berkurang lebih banyak karena ada luka yang mengeluarkan darah banyak dan penyakit anemia. Aktivitas seseorag akan berpengaruh pada peredaran darah sehingga oksigen yang dilepas akan berbeda-beda untuk setiap orang (Marieb 2004; Solomon at al. 2005). Pembentukan eritrosit Proses pembentukan eritrosit disebuteritropoiesis. Pada beberapa minggu kehidupan embrio di dalam kandungan,eritrosit dihasilkan dari kantong kuning telur. Beberapa bulan kemudian, pembentukaneritrosit terjadi di hati, limfa, dan kelenjar limfa. Setelah bayi lahir eritrosit di bentuk oleh sumsum tulang. Produksi eritrosit distimulasi oleh hormon eritropoietin. Kira-kira di usia 20 tahun, sumsum bagian proksimal tulang panjang sudah tidak lagi berproduksi. Sebagian besar eritrosit di hasilkan dari sumsum tulang membranosa ( tulang belakang, dada, rusuk, dan panggul). Dengan meningkatnya usia, sumsum tulang menjadi kurang produktif. http://zonemakalah.blogspot.com/2012/04/eritrosit-sel-darah-merah.html Laporan Praktikum Jumlah Eritrosit da Leukosit pada Mencit 20.14 | A. Tujuan Menghitung jumlah eritrosit dan leukosit pada
  • 9. mencit Membandingkan hasil literature dan hasil pengamatan B. Landasan Teori Hemositometer adalah perangkat awalnya dirancang untuk penghitungan sel darah. Sekarang juga digunakan untuk menghitung jenis sel serta partikel mikroskopis lainnya hemositometer ini ditemukan oleh Louis-Charles Malassez dan terdiri dari slide mikroskop kaca tebal dengan lekukan persegi panjang yang menciptakan sebuah kamar. ruang ini diukir dengan laser-grid terukir garis tegak lurus. Perangkat ini dibuat dengan hati-hati sehingga daerah yang dibatasi oleh garis diketahui, dan kedalaman ruang ini juga dikenal. Oleh karena itu mungkin untuk menghitung jumlah sel atau partikel dalam volume tertentu cairan, dan dengan demikian menghitung konsentrasi sel dalam cairan secara keseluruhan. Cara penggunaan Ketika sampel cair yang mengandung sel amobil ditempatkan pada ruangan, ditutupi dengan penutup kaca, dan aksi kapiler sepenuhnya mengisi ruang chamber dengan sampel. Melihat ruang melalui mikroskop, jumlah sel di dalam ruang dapat ditentukan dengan menghitung. Berbagai jenis sel dapat dihitung secara terpisah selama mereka secara visual dibedakan. Jumlah sel di dalam ruangan digunakan untuk menghitung konsentrasi atau kepadatan sel dalam campuran sampel berasal dari. Ini adalah jumlah sel di ruang dibagi dengan volume ruang itu (volume ruang adalah diketahui dari awal), dengan mempertimbangkan setiap pengenceran dan jalan pintas menghitung: Konsentrasi sel dalam campuran asli =((jumlah sel
  • 10. dihitung)/(proporsi ruang dihitung)(volume ruang) )((volume pengenceran sampel)/(volume campuran asli dalam sampel)) Dalam desain yang paling umum, volume masing- masing persegi besar adalah 0,1 mm3. Sel-sel dalam empat kotak besar dihitung dan sel-sel di atas atau menyentuh garis di atas dan di kiri yang dihitung, tetapi sel-sel di atas atau menyentuh kanan atau garis bawah diabaikan. Konsentrasi pada sel per sel = ml di empat bujur sangkar / 4 × 10.000. Hemositometer sering digunakan untuk menghitung sel-sel darah, organel dalam sel, sel- sel darah dalam cairan tulang punggung ke otak setelah melakukan pungsi lumbal, atau jenis sel lainnya dalam suspensi. Menggunakan hemositometer untuk menghitung hasil bakteri dalam 'jumlah total' karena sulit untuk membedakan antara organisme hidup dan mati kecuali tripan biru digunakan untuk noda sel tidak dapat hidup. Hewan Eritrosit (dm3) Leukosit (dm3) Kadar Hb Angka Hematokrit Ikan 1.265.000 x 10-3 14525 x 10-3 10 mg/dl 17% , 26 % Ayam 695.000 x 10-3 1400 x 10-3 8,3 mg/dl 32% , 31% Mencit 3.885.000 x 10-3 1650 x 10-3 7,8 mg/dl 63% , 68% 1 cc = 10-3 dm3 C. Alat dan bahan Alat-Alat : Hemositometer Mikroskop Counter Gunting Tissue Kaca objek dan kaca penutup
  • 11. Pipet Eritrosit dan pipet Leukosit Bahan-bahan : Darah mencit Alkohol 70% Larutan Hayem Larutan Turk D. Cara Kerja Usaplah bagian yang akan diambil darahnya dengan tissue beralkohol. Setelah darah keluar tempelkan ujung pipet eritsorit (dengan tanda merah didalamnya) isaplah darah sampai angka 0,5 kemudian encerkan dengan larutan Hayem sampai batas 101, ikatkan pipa karet pada pipet nya dan kocok perlahan- lahan dengan membentuk goyangan angka delapan. Sebelum darah diisikan pada bilik hitung, persiapkan terlebih dahulu bilik hitung dibawah mikroskop. Untuk menghitung jumlah eritrosit digunakan kotak-kotak kecil di tengah. Eritrosit dihitung dalam 80 kotak kecil. Jumlah eritrosit/cc = Hasil yang diperoleh dikalikan dengan 106. Untuk menghitung jumlah leukosit, tempelkan ujung pipet leukosit (yang bertanda butiran putih pada pipetnya) isaplah darah sampai angka 0,5 kemudian encerkan dengan larutan turk sampai angka 11. Ikatkan pipa plastik pada pipetnya agar darah tidak keluar dan kocok perlahan-lahan dengan putaran membentuk angka delapan sampai homogen. Kotak yang digunakan untuk menghitung leukosit adalah kotak besar yang ada pada kiri/kanan atas dan ujung kiri/kanan bawah. Hitunglah leukosit sebanyak 4x16 kotak = 64 kotok. Jumlah leukosit/cc = jumlah leukosit dalam 64
  • 12. kotak x 50. E. Data Hasil Pengamatan Jumlah Kotak Jumlah Eritrosit/cc Jumlah Leukosit/cc Kotak I 49 14 Kotak II 60 5 Kotak III 66 7 Kotak IV 54 9 Kotak V 53 - Jumlah 282 282x106 35 35x64x50=112x103 F. Pembahasan Pada Hemositometer terdapat Sembilan (9) kotak yang terdiri dari lima (5) kotak untuk menghitung eritrisit dan empat (4) kotak untuk menghitung leukosit. Menghitung Eritrosit (Kotak I + Kotak II + Kotak III + Kotak IV + Kotak V) x 106 (49 + 60 + 66 + 54 + 53) x 106 = 282x106 / cc Menghitung Leukosit (Kotak I + Kotak II + Kotak III + Kotak IV) x 64 x 50 (14 + 5 + 7 + 9) x 64 x 50 = 112x103 / cc G. Kesimpulan Alat yang digunakan untuk penghitungan jumlah eritsosit dan leukosit adalah Hemositometer. Jumlah eritrosit pada mencit lebih banyak dibandingkan dengan jumlah leukosit nya, yaitu 282x106 /cc dan 112x103 / cc. Dari literatur yang kami dapat terdapat perbedaan jumlah eritrosit dan leukosit. Hal ini disebabkan karena kesalahan pada laboran dan kurangnya pengetahuan mengenai alat yang digunakan.
  • 13. http://pongeponge.blogspot.com/2010/12/laporan-praktikum-pengaturan-kecepatan.html BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Fungsi utama dari sel-sel darah merah, yang juga dikenal sebagai eritrosit, adalah mengangkut hemoglobin, dan seterusnya mengangkut oksigen dari paru- paru ke jaringan. Selain mengangkut hemoglobin, sel-sel darah merah juga mempunyai fungsi lain. Contohnya, ia mengandung banyak sekali karbonik anhidrase, yang mengkatalisis reaksi antara karbon dioksida dan air, sehingga meningkatkan kecepatan reaksi bolak-balik ini beberapa ribu kali lipat. Cepatnya reaksi ini membuat air dalam darah bereaksi dengan banyak sekali karbon dioksida, dan dengan demikian mengangkutnya dari jaringan menuju paru-paru dalam bentuk ion bikarbonakt (HCO3-). Hemoglobin yang terdapat sel dalam sel juga merupakan dapar asam-basa (seperti juga pada kebanyakan protein), sehingga sel darah merah bertanggung jawab untuk sebagian besar daya pendaparan seluruh darah. Sel darah merah normal, berbentuk lempeng bikonkaf dengan diameter kirakira 7,8 mikrometer dan dengan ketebalan pada bagian yang paling tebal 2,5 mikrometer dan pada bagian tengah 1 mikrometer atau kurang. Volume rata-rata sel darah merah adalah 90 sampai 95 mikrometer kubik. Bentuk sel darah merah dapat berubah-ubah ketika sel berjalan melewati kapiler. Sesungguhnya, sel darah merah merupakan suatu “kantung” yang dapat diubah menjadi berbagai bentuk. Selanjutnya, karena sel normal mempunyai membran yang sangat kuat untuk menampung banyak bahan material di dalamnya, maka perubahan bentuk tadi tidak akan meregangkan membran secara hebat, dan sebagai akibatnya, tidak akan memecahkan sel, seperti yang akan terjadi pada sel lainnya. Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa fungsi terpenting sel darah merah adalah transpor O2 dan CO2 antara paru-paru dan jaringan. Suatu protein eritrosit, yaitu hemoglobin, memainkan peranan penting pada kedua proses tersebut. 1.2Tujuan  Untuk mengetahui cara menghitung eritrosit.  Untuk menghitung jumlah eritrosit dalam darah. 1.3Rumusan Masalah 1. Apa pengertian eritrosit? 2. Bagaimana cara pengambilan darah kapiler yang tepat ?
  • 14. 3. Bagaimana cara menghitung jumlah sel eritrosit ? 4. Mengetahui jumlah normal sel eritrosit ! 5. Penyakit akibat kekurangan atau kelebihan jumlah sel eritrosit ! BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Eritrosit Eritrosit merupakan bagian utama dari sel-sel darah. Setiap mm kubiknya darah pada seorang laki-laki dewasa mengandung kira-kira 5 juta sel darah merah dan pada seorang perempuan dewasa kira-kira 4 juta sel darah merah. Eritrosit mempunyai bentuk bikonkaf, seperti cakram dengan garis tengah 7,5 uM dan tidak berinti. Warna eritrosit kekuning-kuningan dan dapat berwarna merah karena dalam sitoplasmanya terdapat pigmen warna merah berupa hemoglobin. Tiap-tiap sel darah merah mengandung 200 juta molekul hemoglobin. Hemoglobin (Hb) merupakan suatu protein yang mengandung senyawa besi hemin. Hemoglobin mempunyai fungsi mengikat oksigen di paru-paru dan mengedarkan ke seluruh jaringan tubuh. Jadi, dapat dikatakan bahwa di paruparu terjadi reaksi antara hemoglobin dengan oksigen. 2 Hb2+ 4 O2 ==> 4 Hb O2 (oksihemoglobin) Setelah sampai di sel-sel tubuh, terjadi reaksi pelepasan oksigen oleh Hb. 4 Hb O2 ==> 2 Hb2+ 4 O2 Hitung eritrosit adalah jumlah eritrosit per milimeterkubik atau mikroliter dalah. Seperti hitung leukosit, untuk menghitung jumlah sel-sel eritrosit ada dua metode, yaitu manual dan elektronik (automatik). Metode manual hampir sama dengan hitung leukosit, yaitu menggunakan bilik hitung. Namun, hitung eritrosit lebih sukar daripada hitung leukosit. Prinsip hitung eritrosit manual adalah darah diencerkan dalam larutan isotonis untuk memudahkan menghitung eritrosit dan mencegah hemolisis. Larutan Pengencer yang digunakan adalah:
  • 15.  Larutan Hayem : Natrium sulfat 2.5 g, Natrium klorid 0.5 g, Merkuri klorid 0.25 g, aquadest 100 ml. Pada keadaan hiperglobulinemia, larutan ini tidak dapat dipergunakan karena dapat menyebabkan precipitasi protein, rouleaux, aglutinasi.  Larutan Gower : Natrium sulfat 12.5 g, Asam asetat glasial 33.3 ml, aquadest 200 ml. Larutan ini mencegah aglutinasi dan rouleaux.  Natrium klorid 0.85 % Harga Normal :  Dewasa laki-laki : 4.50 – 6.50 (x106/μL)  Dewasa perempuan : 3.80 – 4.80 (x106/μL)  Bayi baru lahir : 4.30 – 6.30 (x106/μL)  Anak usia 1-3 tahun : 3.60 – 5.20 (x106/μL)  Anak usia 4-5 tahun : 3.70 – 5.70 (x106/μL)  Anak usia 6-10 tahun : 3.80 – 5.80 (x106/μL) Masa hidup eritrosit hanya sekitar 120 hari atau 4 bulan, kemudian dirombak di dalam hati dan limpa. Sebagian hemoglobin diubah menjadi bilirubin dan biliverdin, yaitu pigmen biru yang memberi warna empedu. Zat besi hasil penguraian hemoglobin dikirim ke hati dan limpa, selanjutnya digunakan untuk membentuk eritrosit baru. Kira-kira setiap hari ada 200.000 eritrosit yang dibentuk dan dirombak. Jumlah ini kurang dari 1% dari jumlah eritrosit secara keseluruhan. 2.2 Penurunan eritrosit kehilangan darah (perdarahan), anemia, leukemia, infeksi kronis, mieloma multipel, cairan per intra vena berlebih, gagal ginjal kronis, kehamilan, hidrasi berlebihan. GEJALA ANEMIA Adapun gejala-gejala dari anemia adalah: 1.Lemah, lesu, pusing, mudah marah atau sulit konsentrasi. 2.Pucat terutama pada gusi dan kelopak mata atau bawah kuku. 3.Jantung berdebar nafas pendek. 4.Sariawan mulut atau lidah, bilur-bilur atau pendarahan tidak biasa. 5. Mati rasa atau kesemutan di daerah kaki. 6. Mual dan diare Penyebab
  • 16. Difesiensi besi adalah penyebab anemia paling umum. Defesiensi besi dapat terjadidari pola makan sehari-hari yang rendah besi. Kurang protein, asam folat, vitamin B12 dari makanan sehari-hari juga memungkinkan terjadinya anemia, mengingat pentingnya unsure-unsur tersebut dalam pembentukan sel-sel darah merah. Anemia juga bisa disebabkan hal-hal lain seperti pendarahan kecil tetapi terus menerus (slow bleeding) seperti akibat wasir, tukak lambung, kanker lambung atau usus dan efek penggunaan aspirin atau obat-obat nonsteroidal anti inflamasi terus menerus, menstruasi berat, penyakit yang berhubungan dengan darah seperti leukemia dan infeksi (cacing, malaria). Pecandu alcohol, perokok, pasien dengan penyakit saluran pencernaan (gastritis, celiac disease atau crohn’s disease), vegetarian ekstrim, orang lanjut usia dan wanita hamil termasuk yang beresiko defisiensi besi, akibat gizi buruk atau kurang gizi atau penyerapan gizi kurng baik. Pengobatan untuk penderita anemia Makanlah variasi makanan yang kaya besi, asam folat, dan B12 dari empat kelompok makanan wajib (protein, karbohidrat, lemak, sayuran dan buah) seperti polong-polongan kering dan kacang-kacangan, hati, daging, telur, ikan, kerang- kerangan, buah kering, sayuran hijau, kelompok buah sitrus. Jika anda sering mengalami menstruasi berat, seger konsultasikan dengan dokter karena anda mempunyai risiko anemia. Bagi yang sedang hamil atau berencana untuk hamil, tanyakan pada dokter tentang perlu tidaknya mengkonsumsi suplemen besi. Segera pergi ke dokter jika anda melihat ada bercak darah pada fases atau urine anda. Mengkonsumsi makanan yang kaya akan vitamin C ( asam askorbat) seperti jeruk, tomat, mangga dan lain-lain, sebab asam askorbat dapat meningkatkan penyerapan zat besi. Pengobatan untuk penderita anemia defisiensi zat besi:  60 gram daun bayam merah direbus dengan air secukupnya. Selanjutnya ditambahkan satu kuning telur ayam kampung. Ramuan tersebut dapat dimakan.  100 gram kacang hijau + 10 butir angco direbus/ditim + 30 gram kismis, direbus hingga menjadi bubur cair, kemudian dimakan.  30 gram daun kacang panjang + 30 gram daun bayam duri + 25 gram lempuyang wangi, dicuci dan diblender dengan 100 cc air, disaring, airnya diminum.  30-50 buah buni yang matang + 20 buah murbei + 20 gram kunyit, diblender dengan menambahkan 100 cc air, tambahkan 1 sendok makan madu lalu dimakan. 2. 3 Peningkatan eritrosit Peningkatan eritrosit dapat meyebabkan polisitemia era, hemokonsentrasi/dehidrasi, hipertensi , penyakit kardiovaskuler. Salah satu penyakit akibat peningkatan eritrost adalah hipertensi, hipertensi tidak menimbulkan gejala; meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik
  • 17. pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal. Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut:  sakit kepala  kelelahan  mual  muntah  sesak napas  gelisah  pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal. Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif, yang memerlukan penanganan segera. a) Keturunan Faktor ini tidak bisa Anda kendalikan. Jika seseorang memiliki orang-tua atau saudara yang memiliki tekanan darah tinggi, maka kemungkinan ia menderita tekanan darah tinggi lebih besar. Statistik menunjukkan bahwa masalah tekanan darah tinggi lebih tinggi pada kembar identik daripada yang kembar tidak identik. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa ada bukti gen yang diturunkan untuk masalah tekanan darah tinggi. b) Usia Faktor ini tidak bisa Anda kendalikan. Penelitian menunjukkan bahwa seraya usia seseorang bertambah, tekanan darah pun akan meningkat. Anda tidak dapat mengharapkan bahwa tekanan darah Anda saat muda akan sama ketika Anda bertambah tua. Namun Anda dapat mengendalikan agar jangan melewati batas atas yang normal. c. Garam Faktor ini bisa Anda kendalikan. Garam dapat meningkatkan tekanan darah dengan cepat pada beberapa orang, khususnya bagi penderita diabetes, penderita hipertensi ringan, orang dengan usia tua, dan mereka yang berkulit hitam. d. Kolesterol Faktor ini bisa Anda kendalikan. Kandungan lemak yang berlebih dalam darah Anda, dapat menyebabkan timbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah. Hal ini dapat membuat pembuluh darah menyempit dan akibatnya tekanan darah akan meningkat. Kendalikan kolesterol Anda sedini mungkin. Untuk tips mengendalikan kolesterol, silahkan lihat artikel berikut: kolesterol. e. Obesitas / Kegemukan
  • 18. Faktor ini bisa Anda kendalikan. Orang yang memiliki berat badan di atas 30 persen berat badan ideal, memiliki kemungkinan lebih besar menderita tekanan darah tinggi. f. Stres Faktor ini bisa Anda kendalikan. Stres dan kondisi emosi yang tidak stabil juga tekanan darah tinggi. g. Rokok Faktor ini bisa Anda kendalikan. Merokok juga dapat meningkatkan tekanan darah menjadi tinggi. Kebiasan merokok dapat meningkatkan risiko diabetes, serangan jantung dan stroke. Karena itu, kebiasaan merokok yang terus dilanjutkan ketika memiliki tekanan darah tinggi, merupakan kombinasi yang sangat berbahaya yang akan memicu penyakit-penyakit yang berkaitan dengan jantung dan darah. h. Kafein Faktor ini bisa Anda kendalikan. Kafein yang terdapat pada kopi, teh maupun minuman cola bisa menyebabkan peningkatan tekanan darah. i. Alkohol Faktor ini bisa Anda kendalikan. Konsumsi alkohol secara berlebihan juga menyebabkan tekanan darah tinggi. j. Kurang Olahraga Faktor ini bisa Anda kendalikan. Kurang olahraga dan bergerak bisa menyebabkan tekanan darah dalam tubuh meningkat. Olahraga teratur mampu menurunkan tekanan darah tinggi Anda namun jangan melakukan olahraga yang berat jika Anda menderita tekanan darah tinggi. Mencegah dan Mengatasi Darah Tinggi Untuk mencegah darah tinggi bagi Anda yang masih memiliki tekanan darah normal ataupun mengatasi darah tinggi bagi Anda yang sudah memiliki tekanan darah tinggi, maka saran praktis berikut ini dapat Anda lakukan:  Kurangi konsumsi garam dalam makanan Anda. Jika Anda sudah menderita tekanan darah tinggi sebaiknya Anda menghindari makanan yang mengandung garam.  Konsumsi makanan yang mengandung kalium, magnesium dan kalsium. Kalium, magnesium dan kalsium mampu mengurangi tekanan darah tinggi.  Kurangi minum minuman atau makanan beralkohol. Jika Anda menderita tekanan darah tinggi, sebaiknya hindari konsumsi alkohol secara berlebihan. Untuk pria yang menderita hipertensi, jumlah alkohol yang diijinkan maksimal 30 ml alkohol per hari sedangkan wanita 15 ml per hari.  Olahraga secara teratur bisa menurunkan tekanan darah tinggi. Jika Anda menderita tekanan darah tinggi, pilihlah olahraga yang ringan seperti berjalan kaki, bersepeda, lari santai, dan berenang. Lakukan selama 30 hingga 45 menit sehari sebanyak 3 kali seminggu.
  • 19.  Makan sayur dan buah yang berserat tinggi seperti sayuran hijau, pisang, tomat, wortel, melon, dan jeruk.  Jalankan terapi anti stres agar mengurangi stres dan Anda mampu mengendalikan emosi Anda.  Berhenti merokok juga berperan besar untuk mengurangi tekanan darah tinggi atau hipertensi.  Kendalikan kadar kolesterol Anda.  Kendalikan diabetes Anda.  Hindari obat yang bisa meningkatkan tekanan darah. Konsultasikan ke dokter jika Anda menerima pengobatan untuk penyakit tertentu, untuk meminta obat yang tidak meningkatkan tekanan darah. BAB III METODE KERJA Prinsip : Darah diencerkan dalam pipet eritrosit, kemudian dimasukkan kedalam kamar hitung. Jumlah eritrosit dihitung dalam volume tertentu. Dengan mengkalikan terhadap faktor perhitungan diperoleh jumlah eritrosit dalam satuan volume darah. 3.1 Alat dan bahan a. Alat 1. Hemositometer, terdiri dari : - Kamar/bilik hitung - Kaca penutup - Pipet eritrosit - Karet penghisap dengan pipa kecil 2. Auto clik / lanset 3. Kertas saring/tissu 4. Mikroskop b. Bahan - Darah kapiler c. reagen - Alcohol - Larutan Hayem : Natrium sulfat 2.5 g, Natrium klorid 0.5 g, Merkuri klorid 0.2 g, aquadest 100 ml. 3.2 Cara Kerja 1. siapkan alat dan bahan yang akan digunakan. 2. mengambil dara kapiler
  • 20. a. Mease jari tangan, yang bisa digunakan adalah 3 jari tengah karena ada selaputnya. b. Jari yang akan di tusuk di usap dengan alkohol 70% c. Gunakan lancet yang steril. d. Tusuk jari yang sudah di beri alkohol e. Buang 3 tetesan pertama f. Segera gunakan pemeriksaan karena mudah membeku g. Usap jari dengan kapas pada bekas tusukan tadi. 3. mengisi pipet thoma a. Isaplah darah kapiler sampai pada garis tanda “0,5″ tepat. b. Hapus kelebihan darah yang melekat pada ujung pipet c. Masukkan ujung pipet kedalam larutan HAYEM sambil mempertahankan darah tetap pada garis tan tadi. pipet dipegang dengan sudut 45 derajat dan larutan HAYEM dihisap perlahan-lahan sampai garis tanda “11″ tepat. Hati- hati jangan sampai terjadi gelembung udara. d. Angkatlah pipet dari cairan; tutup ujung pipet dengan ujung jari kemudian lepaskan karet penghisap. e. Kocoklah pipet tadi selama 15-30 detik. jika tidak segera akan dihitung letakkan pipet dalam posisi horizontal. 4. Mengisi kamar hitung a. Letakkan kamar hitung yang telah benar-benar bersih dengan kaca penutup yang terpasang mendatar di atas meja. b. Kocoklah pipet yang berisi tadi selama 3 menit terus menerus (jangan sampai ada cairan yang terbuang dari pipet saat mengocok) c. Buang semua cairan yang ada pada batang kapiler pipet (3 – 4 tetes) dan kemudian sentuhkan ujung pipet (sudut 30 derajat) dengan menyinggung
  • 21. pinggir kaca penutup pada kamar hitung. Biarkan kamar hitung tersebut terisi cairan perlahan-lahan dengan gaya kapilaritasnya sendiri. d. Biarkan kamar hitung yang sudah terisi tersebut selama 2-3 menit agar leukkosit-leukosit mengendap. jika tidak akan dihitung segera, simpan kamar hitung tersebut dalam cawan peti tertutup yang berisi kapas basah. 5. Cara menghitung sel a. Atur fokus terlebih dahulu dengan memakai lensa objektif kecil (10 x), kemudian lensa tersebut diganti dengan lensa objektif besar (40x), b. Kamar hitung dengan bidang bergaris diletakkan di bawah objektif dan fokus mikroskop diarahkan pada garis-garis bagi tersebut. Dengan sendirinya leukosit-leukosit akan jelas terlihat. c. Hitung semua eritrosit yang terdapat dalam 5 bidang yang tersusun dari 16 bidang kecil (misalnya ; pada keempat sudut bidang besar di tambah dengan satu bidang di bagian tengah). Cara dan ketentuan menghitung sel sama dengan cara menghitung leukosit.Mulailah menghitung dari sudut kiri atas, terus ke kanan, kemudian turun ke bawah dan dari kanan ke kiri dan seterusnya. Kadang ada sel yang menyinggung garis suatu bidang, sel-sel yang menyinggung garis batas sebelah kiri atau garis atas haruslah di hitung. Sebaliknya sel-sel yang menyinggung garis sebelah kanan dan bawah tidak boleh dihitung. 6. Perhitungan Pengenceran dalam pipet eritrosit adalah 200 kali. Luas tiap bidang kecil 1/400 mm kuatdrat, tinggi kamar hitung 1/10 mm, sedangkan eritrosit yang dihitung dalam 5 x 16 bidang kamar kecil = 80 bidang kecil, yang jumlah luasnya 1/5 mm kuatdrat. Faktor untuk mendapatkan jumlah eritrosit dalam ul darah menjadi 5 x 10 x 200 = 10.000. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Dari pengamatan diatas hasinya dapat dihitung sebagai berikut : Kotak I : 100 Kotak II : 110 Kotak III : 80 Kotak IV : 87 Kotak V : 90 +
  • 22. 467 N x 10.000 467 x 10.000 = 4.670.000/mm3 Jadi jumlah eritrosit dari pasien atas nama syahriani adalah 4.670.000/mm3 4.2 Pembahasan Menghitung jumlah eritrosit yang terkandung dalam darah memang bukan suatu hal yang mudah karena sel-sel darah merah yang terkandung dalam darah berukuran sangat kecil sehingga dibutuhkan seperangkat alat yang dinamakan dengan Haemocytometer dengan bantuan mikroskop. Dalam proses penghitungan sel-sel darah merah dibutuhkan juga ketelitian dan konsisten dalam cara menghitung. Penghitungan sel-sel darah merah dihitung di dalam kamar hitung yang bersakala atau berukuran kecil dengan jumlah 40 buah. Contoh gambar sel-sel darah yang terkandung di dalam kamar hitung. Namun pada saat dilakaukan percobaan bisa saja kita mendapatkan kesalahan, yang mana akan sangat mempengaruhi hasil pemeriksaan, oleh karena itu ketelitian sangat diperlukan dalam praktikum ini. Sumber kesalahan : a. Jumlah darah/larutan Heyem yang diisap kedalam pipet tidak tepat. b. Memakai pipet yang basah c. Berkurangnya darah dalam pipet pada waktu penghapusan darah yang melekat pada bagian luar ujung pipet. d. Terjadinya gelembung udara dalam pipet pada waktu menghisap darah/larutan pengencer. e. Adanya bekuan darah f. Darah tidak homogen g. Kamr hitung/kaca penutup kotor h. Ada gelembung udara yang masuk pada waktu pengisian kamar hitung i. Letak kaca penutup tidak tepat j. Meja mikroskop tidak datar k. Menghitung sel yang menyinggung garis batas tidak benar l. Kaca penutup bergeser karena tersebtuh oleh lensa mikroskop m. Larutan pengencer kotor n. Menghitung eritrosit tidak memakai lensa obyektif 40x sehingga kurang teliti.
  • 23. BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Eritrosit merupakan bagian utama dari sel-sel darah. Setiap mm kubiknya darah pada seorang laki-laki dewasa mengandung kira-kira 5 juta sel darah merah dan pada seorang perempuan dewasa kira-kira 4 juta sel darah merah. Pengenceran darah yang lazim dipakai untuk menghitung eritrosit ialah 20x tetapi menurut keadaan (leukositas tinggi atau leucopenia) pengenceran itu dapat diubah sesuai dengan keadaan itu.Pengaenceran dilakukan lebih tinggi pada leukositas dan lebih rendah pada leocopenia. Jadi jumlah eritrosit dari pasien atas nama syahriani adalah 4.670.000/mm3 5.2 Kritik dan Saran Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih belum sempurna, untuk itu kami mengharapkan kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini BAB VI DAFTAR PUSTAKA Gandasoebrata.R. Penuntun Laboratorium Klinik. Dian Rakyat. Jakarta. 1967 http://belibis-a17.com/tag/kamar-hitung/.html http://katahatimutiara.wordpress.com/2011/05/23/menghitung-jumlah-eritrosit-dan- leukosit/.html http://kharismamerrin.blogspot.com/2011/05/antal-eritrosit.html http://analislaboratoriumkesehatan.blogspot.com/2010/09/menghitung-sel-sel- darah.html http://aniamaharani.blogspot.com/2011/12/praktikum-darahmenghitung-eritrosit.html http://hirokotuna.wordpress.com/2010/11/02/menghitung-umlah-leukosit/ http://fransiscakumala.wordpress.com/2010/05/04/pemeriksaan-laboratorium- hematologi/ http://analiskesehatan18.blogspot.com/2012/04/makalah-eritrosit.html
  • 24. PEMBAHASAN PRAKTIKUM MENGHITUNG JUMLAH ERITROSIT PEMBAHASAN Praktikum ini bertujuan untuk menghitung jumlah eritrosit dalam 1ml darah. Eritrosit adalah sel darah merah. Eritrosit berfungsi untuk mengikat O2 dan diedarkan ke seluruh tubuh. Eritrosit berbentuk bundar, pipih dan bikonkaf dengan diameter 7,5 mikron dan tebal 2mikron. Pada praktikum ini digunakan EDTA sebagai anti koagulan dan larutan hayem yang berfungsi sebagai pemecah leukosit. Anti koagulan adalah zat yang mencegah penggumpalan darah dengan cara mengikat kalsium atau dengan menghambat pembentukan trombin yang diperlukan untuk mengkonversi fibrinogen menjadi fibrin dalam proses pembekuan. EDTA adalah salah satu jenis anti koagulan yang sering digunakan. EDTA umumnya tersedia dalam bentuk garam sodium (natrium) atau potassium (kalium). EDTA mencegah koagulasi dengan cara mengikat atau mengkhelasi kalsium. EDTA memiliki keunggulan dibanding dengan antikoagulan yang lain, yaitu tidak mempengaruhi sel-sel darah, sehingga ideal untuk pengujian hematologi, seperti pemeriksaan hemoglobin, hematokrit, KED, hitung lekosit, hitung trombosit dan retikulosit. Penggunaan EDTA harus tepat, bila jumlah EDTA kurang, darah dapat mengalami koagulasi. Sebaliknya, bila EDTA kelebihan, eritrosit mengalami krenasi, trombosit membesar dan mengalami disintegrasi. Ada tiga macam EDTA, yaitu dinatrium EDTA (Na2EDTA), dipotassium EDTA (K2EDTA) dan tripotassium EDTA (K3EDTA). Na2EDTA dan K2EDTA biasanya digunakan dalam bentuk kering, sedangkan K3EDTA biasanya digunakan dalam bentuk cair. Seperti yang kita ketahui darah adalah salah satu cairan tubuh yang terdiri dari cairan plasma dan sel. Sel yang terkandung dalam darah yaitu Eritrosit, Leukosit dan Trombosit. Trombosit berperan dalam pembekuan darah.
  • 25. Fungsi dari larutan EDTA dalam praktikum ini adalah sebagai anti koagulan atau anti pembekuan darah, dimana EDTA akan mengikat ion-ion kalsium dalam darah sehingga pembekuan darah akan terhambat. Larutan Hayem adalah larutan isotonis yang dipergunakan sebagai pengencer darah dalam penghitungan sel darah merah. Apabila sampel darah dicampur dengan larutan Hayem maka sel darah putih akan hancur, sehingga yang tinggal hanya sel darah merah saja. Larutan Hayem terdiri dari 5gr Na-sulfat, 1 gr NaCl, 0,5gr HgCl2 dan 100 ml aquadest. Dalam praktikum ini hal pertama yang dilakukan adalah mengambil darah probandus dan ditempatkan dalam tabung reaksi yang sebelumnya telah dicuci dengan EDTA supaya darah tidak menggumpal, kemudian darah diambil dengan pipet mikro hingga 0,5 dan diambil larutan hayem hingga angka 101 dengan pipet yang sama. Setelah itu pipet digoyang-goyang agar darah dan larutan hayem homogen. Larutan hayem berfungsi untuk memecah leukosit dan trombosit tetapi tidak memecah eritrosit, sehingga pada saat campuran darah dan larutan hayem diteteskan pada bilik hitung dan diletakkan di bawah mikroskop sel darah yang terlihat di mkikroskop adalah hanya eritrosit saja. Sebelum campuran darah dan larutan hayem diteteskan di bilik hitung, campuran darah dan larutan hayem terlebih dahulu dibuang 1-2 tetes, tujuannya adalah untuk membuang larutan hayem yang tidak tercampur dengan darah sehingga nantinya campuran darah dan larutan hayem yang diteteskan dibilik hitung adalah campuran yang benar- benar homogen. Bilik hitung yang sudah ditetesi oleh campuran kemudian ditutup dengan cover glass dan diamati di bawah mikroskop. Eritrosit yang dihitung adalah eritrosit yang terletak pada 100 bilik kecil di tengah bilik hitung. Perhitungan harus dilakukan dengan cepat sebelum eritrosit rusak dan menggumpal. Perhitungan dilakukan 2x dengan orang yang berbeda untuk memperkecil kesalahan. Setelah dihitung, eritosit probandus berjumlah 7.900.000 dimana seharusnya jumlah eritrosit normal untuk laki-laki adalah 5.000.000 sehingga probandus didiagnosa menderita polisitemia. Polisitemia adalah suatu keadaan dimana jumlah eritrosit lebih besar dari jumlah eritrosit normal pada umumnya hal ini dapat disebabkan oleh Penyakit Paru Obstruktif aktif (PPOK), penyakit ginjal dan sindroma cushing. Polisitemia sekunder juga dapat disebabkan oleh peningkatan eritropoietin (EPO) baik dalam respon terhadap hipoksia kronis (kadar oksigen rendah) atau dari tumor mensekresi eritropoietin, perilaku, gaya hidup seperti merokok, tinggal di tempat yang tinggi, penyakit paru-paru parah dan penyakit jantung. Kelainan eritrosit yang lain adalah oligositemia. Oligositemia merupakan suatu kelainan dimana jumlah eritrosit seseorang lebih rendah dari jumlah eritrosit seharusnya. Hal ini dapat disebabkan karena Kurang mengkonsumsi
  • 26. makanan yang mengandung zat besi, vitamin B12, asam folat dan vitamin C, unsur-unsur yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah.Kehamilan. Wanita yang hamil rawan terkena anemia karena janin menyerap zat besi dan vitamin untuk pertumbuhannya. Penyakit tertentu. Penyakit yang menyebabkan perdarahan terus-menerus di saluran pencernaan seperti gastritis, radang usus buntu,dll dapat menyebabkan anemia. Obat-obatan tertentu. Beberapa jenis obat dapat menyebabkan perdarahan lambung (aspirin, obat anti inflamasi,dll). Obat lainnya dapat menyebabkan masalah dalam penyerapan zat besi dan vitamin (antacid, pil KB, obat anti artritis, dll). Operasi pengambilan sebagian atau seluruh lambung (gastrektomi). Ini bisa menyebabkan anemia karena tubuh kurang menyerap zat besi dan vitamin B12. Penyakit radang kronis seperti lupus, artritis rematik, penyakit ginjal, masalah pada kelenjar tiroid, beberapa jenis kanker, dan penyakit lainnya dapat menyebabkan anemia karena memengaruhi proses pembentukan sel darah merah. http://anitatohar.blogspot.com/2013/06/pembahasan-praktikum-menghitung-jumlah.html