SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
BAB I 
PENDAHULUAN 
1.1 Latar Belakang 
Darah adalah suatu jaringan tubuh yang terdapat di dalam pembuluh darah yang 
warnannya merah. Warna merah itu keadaannya tidak tetap tergantung pada banyaknya kadar 
oksigen dan karbondioksida didalamnya. Darah yang banyak mengandung karbon diogsida 
warnanya merah tua. Adanya oksigen dalam darah di ambil dengan cara bernapas, dan zat 
tersebut sangat berguna pada peristiwa pembakaran/ metabolisme di dalam tubuh. Vikositas/ 
kekentalan darah lebih kental dari pada air yang mempunyai BJ 1,041-1,065, temperatur 
380C, dan PH 7,37-7,45. 
Darah selamanya beredar di dalam tubuh oleh karena adanya kerja atau pompa 
jantung. Selama darah beredar dalam pembuluh maka darah akan tetap encer, tetapi kalau ia 
keluar dari pembuluhnya maka ia akan menjadi beku. Pembekuan ini dapat dicegah dengan 
jalan mencampurkan ke dalam darah tersebut sedikit obat anti- pembekuan/ sitrus natrikus. 
Dan keadaan ini akan sangat berguna apabila darah tersebut diperlukan untuk transfusi darah. 
Pada tubuh yang sehat atau orang dewasa terdapat darah sebanyak kira-kira 1/13 dari 
berat badan atau kira-kira 4-5 liter. Keadaan jumlah tersebut pada tiap-tiap orang tidak sama, 
bergantung pada umur, pekerjaan, keadaan jantung, atau pembuluh darah. 
A. Fungsi Darah 
a.Sebagai alat pengangkut yaitu: 
 Mengambil oksigen/ zat pembakaran dari paru-paru untuk diedarkan keseluruh 
jaringan tubuh. 
 Mengangkut karbon dioksida dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paru-paru. 
 Mengambil zat-zat makanan dari usus halus untuk diedarkan dan dibagikan ke 
seluruh jaringan/ alat tubuh. 
 Mengangkat / mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh untuk dikeluarkan 
melalui ginjal dan kulit.
b. Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit dan racun dalam tubuh dengan 
perantaraan leukosit dan antibodi/ zat–zat anti racun. 
c. Menyebarkan panas keseluruh tubuh. 
b. Kandungan Darah 
Kandungan dalam darah: 
 Air : 91% 
 Protein : 3% (albumin, globulin, protombin dan fibrinigen) 
 Mineral : 0,9% (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam fosfat,magnesium, 
kalsium, dan zat besi). 
 Bahan organik : 0,1% (glukosa, lemak asam urat, kreatinin, kolesterol, dan asam 
amino). 
1.2 Tujuan 
Dengan disusunya makalah ini, kami dapat menuangkan apa pun yang berhubungan 
dengan bahan diskusi, sehingga makalah ini dapat berguna bagi pembaca. 
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah : 
 Sebagai tugas mata kuliah patologi 
 Menjelaskan tentang sel darah merah . 
 Sebagai pengetahuan para pembaca. 
 Sebagai informasi untuk para pembaca . 
1.3 Ruang Lingkup 
Dalam makalah ini di uraikan dan dijelaskan mengenai “ sel darah merah“. Selain itu, 
diterangkan pula pembentukan sel darah merah dan fungsi sel farah merah serta banyak 
lagi informasi di makalh ini.
BAB II 
PEMBAHASAN 
2.1 DEFINISI 
Eritrosit merupakan bagian utama dari sel-sel darah. Setiap mm kubiknya darah 
pada seorang laki-laki dewasa mengandung kira-kira 5 juta sel darah merah dan pada 
seorang perempuan dewasa kira-kira 4 juta sel darah merah. Sel darah merah (eritrosit) 
bentuknya seperti cakram/ bikonkaf dan tidak mempunyai inti. Ukuran diameter kira-kira 
7,7 unit (0,007 mm), tidak dapat bergerak. Banyaknya kira–kira 5 juta dalam 1 mm3 
(41/2 juta). Warnanya kuning kemerahan, karena didalamnya mengandung suatu zat yang 
disebut hemoglobin, warna ini akan bertambah merah jika di dalamnya banyak 
mengandung oksigen. 
Tiap-tiap sel darah merah mengandung 200 juta molekul hemoglobin. Hemoglobin 
(Hb) merupakan suatu protein yang mengandung senyawa besi hemin. Hemoglobin 
mempunyai fungsi mengikat oksigen di paru-paru dan mengedarkan ke seluruh jaringan 
tubuh. Jadi, dapat dikatakan bahwa di paruparu terjadi reaksi antara hemoglobin dengan 
oksigen. 
 2 Hb2+ 4 O2 ==> 4 Hb O2 (oksihemoglobin) 
Setelah sampai di sel-sel tubuh, terjadi reaksi pelepasan oksigen oleh Hb. 
 4 Hb O2 ==> 2 Hb2+ 4 O2 
Kandungan hemoglobin inilah yang membuat darah berwarna merah. Amatilah 
Gambar 5.2 untuk mengenal struktur hemoglobin.
2.2 STRUKTUR ERITROSIT 
Eritrosit mempunyai bentuk bikonkaf, seperti cakram dengan garis tengah 7,5 uM 
dan tidak berinti. Warna eritrosit kekuning-kuningan dan dapat berwarna merah karena 
dalam sitoplasmanya terdapat pigmen warna merah berupa hemoglobin. Sel darah 
merah (eritrosit) diproduksi di dalam sumsum tulang merah, limpa dan hati. Proses 
pembentukannya dalam sumsum tulang melalui beberapa tahap. Mula-mula besar dan 
berisi nukleus dan tidak berisi hemoglobin kemudian dimuati hemoglobin dan akhirnya 
kehilangan nukleusnya dan siap diedarkan dalam sirkulasi darah yang kemudian akan 
beredar di dalam tubuh selama kebih kurang 114 - 115 hari, setelah itu akan mati. 
Hemoglobin yang keluar dari eritrosit yang mati akan terurai menjadi dua zat yaitu 
hematin yang mengandung Fe yang berguna untuk membuat eritrosit baru dan 
hemoglobin yaitu suatu zat yang terdapat didalam eritrisit yang berguna untuk mengikat 
oksigen dan karbon dioksida. 
Jumlah normal pada orang dewasa kira- kira 11,5 – 15 gram dalam 100 cc darah. 
Normal Hb wanita 11,5 mg% dan laki-laki 13,0 mg%. Sel darah merah memerlukan 
protein karena strukturnya terdiri dari asam amino dan memerlukan pula zat besi, 
sehingga diperlukan diit seimbang zat besi. 
Di dalam tubuh banyaknya sel darah merah ini bisa berkurang, demikian juga 
banyaknya hemoglobin dalam sel darah merah. Apabila kedua-duanya berkurang maka 
keadaan ini disebut anemia, yang biasanya disebabkan oleh perdarahaan yang hebat, 
penyakit yang melisis eritrosit, dan tempat pembuatan eritrosit terganggu.
2.3 FISIOLOGI ERITROSIT 
Sel darah merah atau lebih dikenal sebagai eritrosit memiliki fungsi utama untuk 
mengangkut hemoglobin, dan seterusnya membawa oksigen dari paru-paru menuju 
jaringan. Jika hemoglobin ini bebas dalam plasma, kurang lebih 3 persennya bocor 
melalui membran kapiler masuk ke dalam ruang jaringan atau melalui membran 
glomerolus pada ginjal terus masuk dalam saringan glomerolus setiap kali darah 
melewati kapiler. Oleh karena itu, agar hemoglobin tetap berada dalam aliran darah, 
maka ia harus tetap berada dalam sel darah merah. Dalam minggu-minggu pertama 
kehidupan embrio, sel-sel darah merah primitif yang berinti diproduksi dalam yolk sac. 
Selama pertengahan trimester masa gestasi, hepar dianggap sebagai organ utama untuk 
memproduksi eritrosit, walaupun terdapat juga eritrosit dalam jumlah cukup banyak 
dalam limpa dan limfonodus. Lalu selama bulan terakhir kehamilan dan sesudah lahir, 
sel-sel darah merah hanya diproduksi sumsum tulang. 
Pada sumsum tulang terdapat sel-sel yang disebut sel stem hemopoietik pluripoten, 
yang merupakan asal dari seluruh sel-sel dalam darah sirkulasi. Sel pertama yang dapat 
dikenali dari rangkaian sel darah merah adalah proeritroblas. Kemudian setelah 
membelah beberapa kali, sel ini menjadi basofilik eritroblas pada saat ini sel 
mengumpulkan sedikit sekali hemoglobin. Pada tahap selanjutnya hemoglobin menekan 
nukleus sehingga menjadi kecil, tetapi masih memiliki sedikit bahan basofilik, disebut 
retikulosit. Kemudian setelah bahan basofilik ini benar-benar hilang, maka terbentuklah 
eritrosit matur (Guyton&Hall Fisiologi Kedokteran Edisi 9:529). 
Hemoglobin terdiri dari 4 rantai polpeptida globin yang berikatan secara non-kovalen, 
yang masing-masing mengandung sebuah grup heme (molekul yang 
mengandung Fe) dan sebuah “oxygen binding site”. Dua pasang rantai globin yg berbeda 
membtk struktur tetramerik dengan sebuah “heme moiety” di pusat (center). Molekul 
heme penting bagi RBC untuk menangkap O2 diparu-paru dan membawanya keseluruh 
tubuh. Protein Hb lengkap dapat membawa 4 molekul O2 sekaligus. O2 yang berikatan 
dengan Hb memberi warna darah merah cerah. Konsentrasi sel-sel darah merah dalam
darah pada pria normal 4,6-6,2 juta/mm3, pada perempuan 4,2-5,4 juta/mm3, pada anak-anak 
4,5-5,1 juta/mm3. Dan konsentrasi hemoglobin pada pria normal 13-18 g/dL, pada 
perempuan 12-16 g/dL, pada anak-anak 11,2-16,5 g/dL (Kamus Kedokteran Dorland, 
edisi 29). 
Dalam keadaan normal, sel darah merah atau eritrosit mempunyai waktu hidup 120 
hari didalam sirkulasi darah, Jika menjadi tua, sel darah merah akan mudah sekali hancur 
atau robek sewaktu sel ini melalui kapiler terutama sewaktu melalui limpa. penghancuran 
sel darah merah bisa dipengaruhi oleh faktor intrinsik seperti :genetik, kelainan membran, 
glikolisis, enzim, dan hemoglobinopati, sedangkan faktot ekstrinsik : gangguan sistem 
imun, keracunan obat, infeksi seperti akibat plasmodium Jika suatu penyakit 
menghancurkan sel darah merah sebelum waktunya (hemolisis), sumsum tulang berusaha 
menggantinya dengan mempercepat pembentukan sel darah merah yang baru, sampai 10 
kali kecepatan normal. Jika penghancuran sel darah merah melebihi pembentukannya, 
maka akan terjadi anemia hemolitik. 
2.4 PEMBENTUKAN ERITROSIT 
Eritrosit (sel darah merah) dihasilkan pertama kali di dalam kantong kuning telah 
saat embrio pada minggu-minggu pertama. Proses pembentukan eritrosit disebut 
eritropoisis. Setelah beberapa bulan kemudian, eritrosit terbentuk di dalam hati, limfa, 
dan kelenjar sumsum tulang. Produksi eritrosit ini dirangsang oleh hormon eritropoietin. 
Setelah dewasa eritrosit dibentuk di sumsum tulang membranosa. Semakin bertambah 
usia seseorang, maka produktivitas sumsum tulang semakin turun. 
Sel pembentuk eritrosit adalah hemositoblas yaitu sel batang myeloid yang 
terdapat di sumsum tulang. Sel ini akan membentuk berbagai jenis leukosit, eritrosit, 
megakariosit (pembentuk keping darah). Rata-rata umur sel darah merah kurang lebih 
120 hari. Sel-sel darah merah menjadi rusak dan dihancurkan dalam sistem retikulum 
endotelium terutama dalam limfa dan hati. 
Globin dan hemoglobin dipecah menjadi asam amino untuk digunakan sebagai 
protein dalam jaringan-jaringan dan zat besi dalam hem dari hemoglobin dikeluarkan 
untuk dibuang dalam pembentukan sel darah merah lagi. Sisa hem dari hemoglobin 
diubah menjadi bilirubin (warna kuning empedu) dan biliverdin, yaitu yang berwarna
kehijau-hijauan yang dapat dilihat pada perubahan warna hemoglobin yang rusak pada 
luka memar. 
2.5 MASA HIDUP ERITTROSIT 
Masa hidup eritrosit hanya sekitar 120 hari atau 4 bulan, kemudian dirombak di 
dalam hati dan limpa. Sebagian hemoglobin diubah menjadi bilirubin dan biliverdin, 
yaitu pigmen biru yang memberi warna empedu. Zat besi hasil penguraian hemoglobin 
dikirim ke hati dan limpa, selanjutnya digunakan untuk membentuk eritrosit baru. Kira-kira 
setiap hari ada 200.000 eritrosit yang dibentuk dan dirombak. Jumlah ini kurang dari 
1% dari jumlah eritrosit secara keseluruhan. 
2.6 Metabolisme Sel Darah Merah 
 JALAN EMBDEN-MEYERHOF 
Eritrosit tidak mempunyai mitokondria atau organel lainnya dan juga 
metabolisme di dalam sitoplasmanya sangat berkurang. Yang diperlukan untuk 
fungsinya tentu saja adalah penambahanglukosa yang dipecahkan melalui glikolisis 
menjadi laktat. Untuk setiap molekul glukosa yang digunakan, dihasilkan dua 
molekul ATP dan dengan demikian dua ikatan fostat berenergi tinggi. ATP ini 
menyediakan energi untuk pemeliharaan volume, bentuk dan kelenturan (flexibility) 
sel darah merah. ATP juga berfungsi menyediakan energi bagi Na+/K+ -ATPase, 
yang menjaga lingkungan ion di dalam eritrosit, dan ini memakai satu molekul ATP 
untuk menggerakkan tiga ion natrium 
ke luar dan dua ion kalium ke dalam sel. BPG (2,3-Bifosfogliserat) juga berasal dari 
pemecahan glukosa.Jalan Embden-Meyerhof juga menghasilkan NADH yang 
diperlukan oleh enzim methhemoglobin reduktase untuk mereduksi methemoglobin 
yang tidak berfungsi (hemoglobin teroksidasi) yang mengandung besi Ferri 
(Fe3+OH)-yang diproduksi oleh oksidasi sekitar 3% hemoglobin setiap hari- untuk 
menjadi aktif berfungsi sebagai bentuk hemoglobin tereduksi (mengandung besi 
ferro, Fe2+).
 JALAN HEKSOSA MONOFOSFAT (PENTOSA FOSFAT) 
Kira-kira 5% glikolisis terjadi dengan cara oksidatif ini di mana glukosa 6- 
fosfat dikonversi menjadi 6-fosfoflukonat dan terus menjadi ribulosa 5-fosfat. 
NADPH dihasilkan dan berikatan dengan glutation (GSH) yang menjaga keutuhan 
gugus sulfidril (-SH) dalam sel termasuk yang di dalam hemoglobin dan membran sel 
darah merah. NADPH yang digunakan oleh methemoglobin reduktase lainnya 
memelihara besi hemoglobin dalam keadaan Fe2+ yang fungsional aktif. Selain itu 
dengan adanya O2 selalu terbentuk peroksida yang sangat reaktif, yang juga harus 
dimusnahkan. Hal ini terjadi secara enzimatik dengan bantuan glutation (GSH). 
Tripeptida ( -Glu-Cys-Gly) yang atipikal ini membawa satu gugus 
2.7 Membran Sel Darah Merah 
Ini merupakan lapisan lipid bipolar yang mengandung protein structural dan 
kontraktil dan banyak enzim serta antigen permukaan. Kira-kira 50% membran adalah 
protein, 40% lemak dan sampai 10% karbohidrat. Lipid terdiri dari 60% fosfolipid netral 
(terutama kolesterol) dan 10% glikolipid. Fosfolipid dan glikolipid adalah structural 
dengan gugus polar pada permukaan eksterna dan interna dan gugus nonpolar pada 
tengah membran. Karbohidrat terdapat hanya pada permukaan eksterna sedangkan 
protein diduga baik sebagai bagian tepi (perifer) ataupun integral, yang menembus 
bilamina lipid (lipid bilayer). Satu dari protein tersebut –spektrin – diduga structural 
pada permukaan dalam, yang memperthankan bentuk bikonkaf. Cacat protein ini dapat 
menerangkan abnormalitas bentuk membran sel darah merah, misalnya sferositosis 
herediter dan elliptositosis, sedangkan perubahan dalam komposisi lipid yang disebabkan 
abnormalitas congenital atau akuisita dalam kolesterol atau fosfolipid plasma dapat 
berkaitan dengan abnormalitas membran lain. Gambar 13 : Unit membran eritrosit 
dengan simpanan protein.
2.8 Penghancuran Eritrosit 
Ini terjadi setelah umur rata-rata 120 hari ketika sel dipindahkan ke 
ekstravaskular oleh makrofag system retikuloendotelial (RE), teristimewa dalam 
sumsum tulang tetapi juga dalam hati dan limpa. Mebabolisme sel darah merah 
perlahan-lahan memburuk karena enzim tidak diganti, sampai sel menjadi tidak mampu 
(non-viable), tetapi alasan yang tepat mengapa sel darah merah mati tidak jelas. Sel 
darah merah pecah membebaskan besi untuk sirkulasi melalui transferin plasma ke 
eritroblas sumsum, dan protoporfirin yang dipecah menjadi bilirubin. Bilirubin beredar 
ke hati dimana ia dikonjugasikan dengan glukoronida yang dieksresi ke dalam usus 
melalui empedu dan dikonversi menjadi sterkobilinogen dan sterkobilin (diekskresi 
dalam feses). Sterkobilinogen dan sterkobilin sebagaian diserap kembali (reabsorpsi) 
dan diekskresi dalam urin sebagai urobilinogen dan urobilin. Fraksi kecil protoporfirin 
dikonversi menjadi karbon monoksida (CO) dan diekskresi melalui paru-paru. Rantai 
globin dipecah menjadi asam amino yang dipakai kembali (reutilisasi) untuk sintesis 
protein umum dalam tubuh. Hemolisis intravaskular (pemecahan sel darah merah di 
dalam pembuluh darah) memainkan peranan sedikit atau tidak sama sekali pada 
penghancuran sel darah merah.
BAB III 
SIMPULAN 
Dari uraian-uraian pada bab sebelumnya dapat diambil simpulan sebagai 
berikut : 
1. Hemoglobin berfungsi untuk transpor O2 dan CO2 antara paru-paru dan jaringan 
2. Oksigen binding/disosiasi dipengaruhi oleh pO2, pCO2, pH, suhu tubuh dan 
konsentrasi 2,3-DPG. Sintesis dari 2,3-BPG dalam eritrosit adalah penting untuk 
mengontrol afinitas hemoglobin terhadap oksigen. 
3. Pada proses penguraian hem, hem akan diuraikan menjadi bilirubin yang kemudian 
dikonjugasikan dengan glukoronat dan diekskresikan dalam empedu. 
4. Struktur sel eritrosit bersifat lentur dan bikonkaf sehingga dapat berubahubah ketika 
sel berjalan melewati kapiler yang sangat kecil. 
5. Eritrosit tidak mempunyai mitokondria atau organel lainnya dan juga metabolisme di 
dalam sitoplasmanya sangat berkurang, sehingga untuk melaksanakan fungsinya 
diperlukan penambahan glukosa yang dipecahkan melalui glikolisis menjadi laktat. 
6. Metabolisme yang dominan pada eritrosit adalah glikolisis, PPP dan 2,3-BPG. 
Glikolisis penting untuk menyediakan ATP untuk pompa ion membran dan NADH 
untuk re-oksidasi methemoglobin. PPP menyediakan NADPH untuk menjaga 
keadaan tereduksi dari glutation. Jika hal ini gagal, maka pada RBC akan meningkat 
jumlah peroxide terutama hal ini akan mengakibatkan lemahnya dinding sel dan akan 
menyebabkan hemolisis.
DAFTAR PUSTAKA 
pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/.../metabolisme_eritrosit.pdf 
www.sentra-edukasi.com/.../pengertian-pembentukan-fungsi-eritrosit.... 
www.ebookkedokteran.com/.../makalah-anatomi- fisiologi-sel-darah-... 
www.scribd.com/.../Bahan-Skripsi-Menghitung-Besar-Kepingan-Sel-... 
www.ilmupengetahuan.net/fisiologi-darah-menghitung-sel-darah-sel-...

More Related Content

What's hot

Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNESLaporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNESdewisetiyana52
 
Pemeriksaan hematologi
Pemeriksaan hematologi Pemeriksaan hematologi
Pemeriksaan hematologi fikri asyura
 
Isi atlas sedimen urin
Isi atlas sedimen urinIsi atlas sedimen urin
Isi atlas sedimen urinMita Yurike
 
PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU
PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU
PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU Riskymessyana99
 
Anatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologiAnatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologiYabniel Lit Jingga
 
Laporan pemeriksaan urine
Laporan pemeriksaan urineLaporan pemeriksaan urine
Laporan pemeriksaan urineSantos Tos
 
3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah
3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah
3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darahSofyan Dwi Nugroho
 
Pemeriksaan hematologi (darah rutin)
Pemeriksaan hematologi (darah rutin)Pemeriksaan hematologi (darah rutin)
Pemeriksaan hematologi (darah rutin)Rolly Scavengers
 
Isolasi dan morfologi koloni bakteri
Isolasi  dan  morfologi koloni bakteriIsolasi  dan  morfologi koloni bakteri
Isolasi dan morfologi koloni bakteriAfifi Rahmadetiassani
 
LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI DASAR 1
LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI DASAR 1LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI DASAR 1
LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI DASAR 1Awe Wardani
 

What's hot (20)

Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNESLaporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
 
LED (Laju Endap Darah)
LED (Laju Endap Darah)LED (Laju Endap Darah)
LED (Laju Endap Darah)
 
Soal soal hematologi
Soal soal hematologiSoal soal hematologi
Soal soal hematologi
 
Sel-sel pada leukosit
Sel-sel pada leukositSel-sel pada leukosit
Sel-sel pada leukosit
 
Pemeriksaan hematologi
Pemeriksaan hematologi Pemeriksaan hematologi
Pemeriksaan hematologi
 
Ppt hemofilia eva(507)
Ppt hemofilia eva(507)Ppt hemofilia eva(507)
Ppt hemofilia eva(507)
 
Isi atlas sedimen urin
Isi atlas sedimen urinIsi atlas sedimen urin
Isi atlas sedimen urin
 
makalah fotometer
makalah fotometermakalah fotometer
makalah fotometer
 
PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU
PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU
PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU
 
PPT ANEMIA
PPT ANEMIAPPT ANEMIA
PPT ANEMIA
 
Anatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologiAnatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologi
 
Sel darah merah
Sel darah merahSel darah merah
Sel darah merah
 
Laporan pemeriksaan urine
Laporan pemeriksaan urineLaporan pemeriksaan urine
Laporan pemeriksaan urine
 
3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah
3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah
3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah
 
Eritropoiesis
EritropoiesisEritropoiesis
Eritropoiesis
 
Pemeriksaan hematologi (darah rutin)
Pemeriksaan hematologi (darah rutin)Pemeriksaan hematologi (darah rutin)
Pemeriksaan hematologi (darah rutin)
 
Isolasi dan morfologi koloni bakteri
Isolasi  dan  morfologi koloni bakteriIsolasi  dan  morfologi koloni bakteri
Isolasi dan morfologi koloni bakteri
 
LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI DASAR 1
LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI DASAR 1LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI DASAR 1
LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI DASAR 1
 
Makalah leukosit
Makalah leukositMakalah leukosit
Makalah leukosit
 
Mekanisme Spesiasi dan Kepunahan
Mekanisme Spesiasi dan KepunahanMekanisme Spesiasi dan Kepunahan
Mekanisme Spesiasi dan Kepunahan
 

Similar to Makalah sel-darah-merah

Anatomi fisiologi dalam sistem hematologi
Anatomi fisiologi dalam sistem hematologiAnatomi fisiologi dalam sistem hematologi
Anatomi fisiologi dalam sistem hematologiWarnet Raha
 
Jtptunimus gdl-onysuci-5726-3-3.babii-i
Jtptunimus gdl-onysuci-5726-3-3.babii-iJtptunimus gdl-onysuci-5726-3-3.babii-i
Jtptunimus gdl-onysuci-5726-3-3.babii-ifahruludin
 
Jtptunimus gdl-onysuci-5726-3-3.babii-i
Jtptunimus gdl-onysuci-5726-3-3.babii-iJtptunimus gdl-onysuci-5726-3-3.babii-i
Jtptunimus gdl-onysuci-5726-3-3.babii-ifahruludin
 
73967010 makalah-darah
73967010 makalah-darah73967010 makalah-darah
73967010 makalah-darahDha Sugaluh
 
Presentasi ppt powerpoint_darah_blood_pp
Presentasi ppt powerpoint_darah_blood_ppPresentasi ppt powerpoint_darah_blood_pp
Presentasi ppt powerpoint_darah_blood_ppKharismaCinta
 
PRESENTASI_PPT_Powerpoint_DARAH_Blood_pp.pptx
PRESENTASI_PPT_Powerpoint_DARAH_Blood_pp.pptxPRESENTASI_PPT_Powerpoint_DARAH_Blood_pp.pptx
PRESENTASI_PPT_Powerpoint_DARAH_Blood_pp.pptxwulanwijaya6
 
Darah merupakan bagian yang paling penting didalam sistem transport
Darah merupakan bagian yang paling penting didalam sistem transportDarah merupakan bagian yang paling penting didalam sistem transport
Darah merupakan bagian yang paling penting didalam sistem transportsjktsialang
 
Laporan Praktikum Biokimia Darah dan Pemeriksaan Kandungan Senyawa dalam Darah
Laporan Praktikum Biokimia Darah dan Pemeriksaan Kandungan Senyawa dalam DarahLaporan Praktikum Biokimia Darah dan Pemeriksaan Kandungan Senyawa dalam Darah
Laporan Praktikum Biokimia Darah dan Pemeriksaan Kandungan Senyawa dalam DarahVina Widya Putri
 
Biologi peredaran darah kelas XI
Biologi peredaran darah kelas XIBiologi peredaran darah kelas XI
Biologi peredaran darah kelas XIQuirella Bellinda
 
Darah adalah cairan tubuh yang berwarna merah yang terdapat dalam jantung dan...
Darah adalah cairan tubuh yang berwarna merah yang terdapat dalam jantung dan...Darah adalah cairan tubuh yang berwarna merah yang terdapat dalam jantung dan...
Darah adalah cairan tubuh yang berwarna merah yang terdapat dalam jantung dan...JufrikaGusni
 
Karsinah BAB II (1).docx
Karsinah BAB II (1).docxKarsinah BAB II (1).docx
Karsinah BAB II (1).docxSaniaJunianti
 
Ipa8 kd7-struktur dan fungsi sistem peredaran darah
Ipa8 kd7-struktur dan fungsi sistem peredaran darahIpa8 kd7-struktur dan fungsi sistem peredaran darah
Ipa8 kd7-struktur dan fungsi sistem peredaran darahSMPK Stella Maris
 
Materi Darah.pptx
Materi Darah.pptxMateri Darah.pptx
Materi Darah.pptxrosa yani
 
Materi Darah.pptx
Materi Darah.pptxMateri Darah.pptx
Materi Darah.pptxrosa yani
 

Similar to Makalah sel-darah-merah (20)

Pengertian darah dan AKBID PARAMATA RAHA
Pengertian darah dan AKBID PARAMATA RAHA Pengertian darah dan AKBID PARAMATA RAHA
Pengertian darah dan AKBID PARAMATA RAHA
 
Biokimia Darah
Biokimia DarahBiokimia Darah
Biokimia Darah
 
Darah
Darah Darah
Darah
 
Anatomi fisiologi dalam sistem hematologi
Anatomi fisiologi dalam sistem hematologiAnatomi fisiologi dalam sistem hematologi
Anatomi fisiologi dalam sistem hematologi
 
Jtptunimus gdl-onysuci-5726-3-3.babii-i
Jtptunimus gdl-onysuci-5726-3-3.babii-iJtptunimus gdl-onysuci-5726-3-3.babii-i
Jtptunimus gdl-onysuci-5726-3-3.babii-i
 
Jtptunimus gdl-onysuci-5726-3-3.babii-i
Jtptunimus gdl-onysuci-5726-3-3.babii-iJtptunimus gdl-onysuci-5726-3-3.babii-i
Jtptunimus gdl-onysuci-5726-3-3.babii-i
 
73967010 makalah-darah
73967010 makalah-darah73967010 makalah-darah
73967010 makalah-darah
 
Presentasi ppt powerpoint_darah_blood_pp
Presentasi ppt powerpoint_darah_blood_ppPresentasi ppt powerpoint_darah_blood_pp
Presentasi ppt powerpoint_darah_blood_pp
 
PRESENTASI_PPT_Powerpoint_DARAH_Blood_pp.pptx
PRESENTASI_PPT_Powerpoint_DARAH_Blood_pp.pptxPRESENTASI_PPT_Powerpoint_DARAH_Blood_pp.pptx
PRESENTASI_PPT_Powerpoint_DARAH_Blood_pp.pptx
 
Percobaan viii
Percobaan viiiPercobaan viii
Percobaan viii
 
Darah merupakan bagian yang paling penting didalam sistem transport
Darah merupakan bagian yang paling penting didalam sistem transportDarah merupakan bagian yang paling penting didalam sistem transport
Darah merupakan bagian yang paling penting didalam sistem transport
 
Laporan Praktikum Biokimia Darah dan Pemeriksaan Kandungan Senyawa dalam Darah
Laporan Praktikum Biokimia Darah dan Pemeriksaan Kandungan Senyawa dalam DarahLaporan Praktikum Biokimia Darah dan Pemeriksaan Kandungan Senyawa dalam Darah
Laporan Praktikum Biokimia Darah dan Pemeriksaan Kandungan Senyawa dalam Darah
 
Biologi peredaran darah kelas XI
Biologi peredaran darah kelas XIBiologi peredaran darah kelas XI
Biologi peredaran darah kelas XI
 
Darah adalah cairan tubuh yang berwarna merah yang terdapat dalam jantung dan...
Darah adalah cairan tubuh yang berwarna merah yang terdapat dalam jantung dan...Darah adalah cairan tubuh yang berwarna merah yang terdapat dalam jantung dan...
Darah adalah cairan tubuh yang berwarna merah yang terdapat dalam jantung dan...
 
Karsinah BAB II (1).docx
Karsinah BAB II (1).docxKarsinah BAB II (1).docx
Karsinah BAB II (1).docx
 
Eritrosit
EritrositEritrosit
Eritrosit
 
Ipa8 kd7-struktur dan fungsi sistem peredaran darah
Ipa8 kd7-struktur dan fungsi sistem peredaran darahIpa8 kd7-struktur dan fungsi sistem peredaran darah
Ipa8 kd7-struktur dan fungsi sistem peredaran darah
 
Materi Darah.pptx
Materi Darah.pptxMateri Darah.pptx
Materi Darah.pptx
 
Materi Darah.pptx
Materi Darah.pptxMateri Darah.pptx
Materi Darah.pptx
 
Hematologi
Hematologi Hematologi
Hematologi
 

Recently uploaded

3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaUpdate 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaErdinataKusuma1
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptxssuser1f6caf1
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 

Recently uploaded (20)

3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaUpdate 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 

Makalah sel-darah-merah

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Darah adalah suatu jaringan tubuh yang terdapat di dalam pembuluh darah yang warnannya merah. Warna merah itu keadaannya tidak tetap tergantung pada banyaknya kadar oksigen dan karbondioksida didalamnya. Darah yang banyak mengandung karbon diogsida warnanya merah tua. Adanya oksigen dalam darah di ambil dengan cara bernapas, dan zat tersebut sangat berguna pada peristiwa pembakaran/ metabolisme di dalam tubuh. Vikositas/ kekentalan darah lebih kental dari pada air yang mempunyai BJ 1,041-1,065, temperatur 380C, dan PH 7,37-7,45. Darah selamanya beredar di dalam tubuh oleh karena adanya kerja atau pompa jantung. Selama darah beredar dalam pembuluh maka darah akan tetap encer, tetapi kalau ia keluar dari pembuluhnya maka ia akan menjadi beku. Pembekuan ini dapat dicegah dengan jalan mencampurkan ke dalam darah tersebut sedikit obat anti- pembekuan/ sitrus natrikus. Dan keadaan ini akan sangat berguna apabila darah tersebut diperlukan untuk transfusi darah. Pada tubuh yang sehat atau orang dewasa terdapat darah sebanyak kira-kira 1/13 dari berat badan atau kira-kira 4-5 liter. Keadaan jumlah tersebut pada tiap-tiap orang tidak sama, bergantung pada umur, pekerjaan, keadaan jantung, atau pembuluh darah. A. Fungsi Darah a.Sebagai alat pengangkut yaitu:  Mengambil oksigen/ zat pembakaran dari paru-paru untuk diedarkan keseluruh jaringan tubuh.  Mengangkut karbon dioksida dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paru-paru.  Mengambil zat-zat makanan dari usus halus untuk diedarkan dan dibagikan ke seluruh jaringan/ alat tubuh.  Mengangkat / mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh untuk dikeluarkan melalui ginjal dan kulit.
  • 2. b. Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit dan racun dalam tubuh dengan perantaraan leukosit dan antibodi/ zat–zat anti racun. c. Menyebarkan panas keseluruh tubuh. b. Kandungan Darah Kandungan dalam darah:  Air : 91%  Protein : 3% (albumin, globulin, protombin dan fibrinigen)  Mineral : 0,9% (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam fosfat,magnesium, kalsium, dan zat besi).  Bahan organik : 0,1% (glukosa, lemak asam urat, kreatinin, kolesterol, dan asam amino). 1.2 Tujuan Dengan disusunya makalah ini, kami dapat menuangkan apa pun yang berhubungan dengan bahan diskusi, sehingga makalah ini dapat berguna bagi pembaca. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :  Sebagai tugas mata kuliah patologi  Menjelaskan tentang sel darah merah .  Sebagai pengetahuan para pembaca.  Sebagai informasi untuk para pembaca . 1.3 Ruang Lingkup Dalam makalah ini di uraikan dan dijelaskan mengenai “ sel darah merah“. Selain itu, diterangkan pula pembentukan sel darah merah dan fungsi sel farah merah serta banyak lagi informasi di makalh ini.
  • 3. BAB II PEMBAHASAN 2.1 DEFINISI Eritrosit merupakan bagian utama dari sel-sel darah. Setiap mm kubiknya darah pada seorang laki-laki dewasa mengandung kira-kira 5 juta sel darah merah dan pada seorang perempuan dewasa kira-kira 4 juta sel darah merah. Sel darah merah (eritrosit) bentuknya seperti cakram/ bikonkaf dan tidak mempunyai inti. Ukuran diameter kira-kira 7,7 unit (0,007 mm), tidak dapat bergerak. Banyaknya kira–kira 5 juta dalam 1 mm3 (41/2 juta). Warnanya kuning kemerahan, karena didalamnya mengandung suatu zat yang disebut hemoglobin, warna ini akan bertambah merah jika di dalamnya banyak mengandung oksigen. Tiap-tiap sel darah merah mengandung 200 juta molekul hemoglobin. Hemoglobin (Hb) merupakan suatu protein yang mengandung senyawa besi hemin. Hemoglobin mempunyai fungsi mengikat oksigen di paru-paru dan mengedarkan ke seluruh jaringan tubuh. Jadi, dapat dikatakan bahwa di paruparu terjadi reaksi antara hemoglobin dengan oksigen.  2 Hb2+ 4 O2 ==> 4 Hb O2 (oksihemoglobin) Setelah sampai di sel-sel tubuh, terjadi reaksi pelepasan oksigen oleh Hb.  4 Hb O2 ==> 2 Hb2+ 4 O2 Kandungan hemoglobin inilah yang membuat darah berwarna merah. Amatilah Gambar 5.2 untuk mengenal struktur hemoglobin.
  • 4. 2.2 STRUKTUR ERITROSIT Eritrosit mempunyai bentuk bikonkaf, seperti cakram dengan garis tengah 7,5 uM dan tidak berinti. Warna eritrosit kekuning-kuningan dan dapat berwarna merah karena dalam sitoplasmanya terdapat pigmen warna merah berupa hemoglobin. Sel darah merah (eritrosit) diproduksi di dalam sumsum tulang merah, limpa dan hati. Proses pembentukannya dalam sumsum tulang melalui beberapa tahap. Mula-mula besar dan berisi nukleus dan tidak berisi hemoglobin kemudian dimuati hemoglobin dan akhirnya kehilangan nukleusnya dan siap diedarkan dalam sirkulasi darah yang kemudian akan beredar di dalam tubuh selama kebih kurang 114 - 115 hari, setelah itu akan mati. Hemoglobin yang keluar dari eritrosit yang mati akan terurai menjadi dua zat yaitu hematin yang mengandung Fe yang berguna untuk membuat eritrosit baru dan hemoglobin yaitu suatu zat yang terdapat didalam eritrisit yang berguna untuk mengikat oksigen dan karbon dioksida. Jumlah normal pada orang dewasa kira- kira 11,5 – 15 gram dalam 100 cc darah. Normal Hb wanita 11,5 mg% dan laki-laki 13,0 mg%. Sel darah merah memerlukan protein karena strukturnya terdiri dari asam amino dan memerlukan pula zat besi, sehingga diperlukan diit seimbang zat besi. Di dalam tubuh banyaknya sel darah merah ini bisa berkurang, demikian juga banyaknya hemoglobin dalam sel darah merah. Apabila kedua-duanya berkurang maka keadaan ini disebut anemia, yang biasanya disebabkan oleh perdarahaan yang hebat, penyakit yang melisis eritrosit, dan tempat pembuatan eritrosit terganggu.
  • 5. 2.3 FISIOLOGI ERITROSIT Sel darah merah atau lebih dikenal sebagai eritrosit memiliki fungsi utama untuk mengangkut hemoglobin, dan seterusnya membawa oksigen dari paru-paru menuju jaringan. Jika hemoglobin ini bebas dalam plasma, kurang lebih 3 persennya bocor melalui membran kapiler masuk ke dalam ruang jaringan atau melalui membran glomerolus pada ginjal terus masuk dalam saringan glomerolus setiap kali darah melewati kapiler. Oleh karena itu, agar hemoglobin tetap berada dalam aliran darah, maka ia harus tetap berada dalam sel darah merah. Dalam minggu-minggu pertama kehidupan embrio, sel-sel darah merah primitif yang berinti diproduksi dalam yolk sac. Selama pertengahan trimester masa gestasi, hepar dianggap sebagai organ utama untuk memproduksi eritrosit, walaupun terdapat juga eritrosit dalam jumlah cukup banyak dalam limpa dan limfonodus. Lalu selama bulan terakhir kehamilan dan sesudah lahir, sel-sel darah merah hanya diproduksi sumsum tulang. Pada sumsum tulang terdapat sel-sel yang disebut sel stem hemopoietik pluripoten, yang merupakan asal dari seluruh sel-sel dalam darah sirkulasi. Sel pertama yang dapat dikenali dari rangkaian sel darah merah adalah proeritroblas. Kemudian setelah membelah beberapa kali, sel ini menjadi basofilik eritroblas pada saat ini sel mengumpulkan sedikit sekali hemoglobin. Pada tahap selanjutnya hemoglobin menekan nukleus sehingga menjadi kecil, tetapi masih memiliki sedikit bahan basofilik, disebut retikulosit. Kemudian setelah bahan basofilik ini benar-benar hilang, maka terbentuklah eritrosit matur (Guyton&Hall Fisiologi Kedokteran Edisi 9:529). Hemoglobin terdiri dari 4 rantai polpeptida globin yang berikatan secara non-kovalen, yang masing-masing mengandung sebuah grup heme (molekul yang mengandung Fe) dan sebuah “oxygen binding site”. Dua pasang rantai globin yg berbeda membtk struktur tetramerik dengan sebuah “heme moiety” di pusat (center). Molekul heme penting bagi RBC untuk menangkap O2 diparu-paru dan membawanya keseluruh tubuh. Protein Hb lengkap dapat membawa 4 molekul O2 sekaligus. O2 yang berikatan dengan Hb memberi warna darah merah cerah. Konsentrasi sel-sel darah merah dalam
  • 6. darah pada pria normal 4,6-6,2 juta/mm3, pada perempuan 4,2-5,4 juta/mm3, pada anak-anak 4,5-5,1 juta/mm3. Dan konsentrasi hemoglobin pada pria normal 13-18 g/dL, pada perempuan 12-16 g/dL, pada anak-anak 11,2-16,5 g/dL (Kamus Kedokteran Dorland, edisi 29). Dalam keadaan normal, sel darah merah atau eritrosit mempunyai waktu hidup 120 hari didalam sirkulasi darah, Jika menjadi tua, sel darah merah akan mudah sekali hancur atau robek sewaktu sel ini melalui kapiler terutama sewaktu melalui limpa. penghancuran sel darah merah bisa dipengaruhi oleh faktor intrinsik seperti :genetik, kelainan membran, glikolisis, enzim, dan hemoglobinopati, sedangkan faktot ekstrinsik : gangguan sistem imun, keracunan obat, infeksi seperti akibat plasmodium Jika suatu penyakit menghancurkan sel darah merah sebelum waktunya (hemolisis), sumsum tulang berusaha menggantinya dengan mempercepat pembentukan sel darah merah yang baru, sampai 10 kali kecepatan normal. Jika penghancuran sel darah merah melebihi pembentukannya, maka akan terjadi anemia hemolitik. 2.4 PEMBENTUKAN ERITROSIT Eritrosit (sel darah merah) dihasilkan pertama kali di dalam kantong kuning telah saat embrio pada minggu-minggu pertama. Proses pembentukan eritrosit disebut eritropoisis. Setelah beberapa bulan kemudian, eritrosit terbentuk di dalam hati, limfa, dan kelenjar sumsum tulang. Produksi eritrosit ini dirangsang oleh hormon eritropoietin. Setelah dewasa eritrosit dibentuk di sumsum tulang membranosa. Semakin bertambah usia seseorang, maka produktivitas sumsum tulang semakin turun. Sel pembentuk eritrosit adalah hemositoblas yaitu sel batang myeloid yang terdapat di sumsum tulang. Sel ini akan membentuk berbagai jenis leukosit, eritrosit, megakariosit (pembentuk keping darah). Rata-rata umur sel darah merah kurang lebih 120 hari. Sel-sel darah merah menjadi rusak dan dihancurkan dalam sistem retikulum endotelium terutama dalam limfa dan hati. Globin dan hemoglobin dipecah menjadi asam amino untuk digunakan sebagai protein dalam jaringan-jaringan dan zat besi dalam hem dari hemoglobin dikeluarkan untuk dibuang dalam pembentukan sel darah merah lagi. Sisa hem dari hemoglobin diubah menjadi bilirubin (warna kuning empedu) dan biliverdin, yaitu yang berwarna
  • 7. kehijau-hijauan yang dapat dilihat pada perubahan warna hemoglobin yang rusak pada luka memar. 2.5 MASA HIDUP ERITTROSIT Masa hidup eritrosit hanya sekitar 120 hari atau 4 bulan, kemudian dirombak di dalam hati dan limpa. Sebagian hemoglobin diubah menjadi bilirubin dan biliverdin, yaitu pigmen biru yang memberi warna empedu. Zat besi hasil penguraian hemoglobin dikirim ke hati dan limpa, selanjutnya digunakan untuk membentuk eritrosit baru. Kira-kira setiap hari ada 200.000 eritrosit yang dibentuk dan dirombak. Jumlah ini kurang dari 1% dari jumlah eritrosit secara keseluruhan. 2.6 Metabolisme Sel Darah Merah  JALAN EMBDEN-MEYERHOF Eritrosit tidak mempunyai mitokondria atau organel lainnya dan juga metabolisme di dalam sitoplasmanya sangat berkurang. Yang diperlukan untuk fungsinya tentu saja adalah penambahanglukosa yang dipecahkan melalui glikolisis menjadi laktat. Untuk setiap molekul glukosa yang digunakan, dihasilkan dua molekul ATP dan dengan demikian dua ikatan fostat berenergi tinggi. ATP ini menyediakan energi untuk pemeliharaan volume, bentuk dan kelenturan (flexibility) sel darah merah. ATP juga berfungsi menyediakan energi bagi Na+/K+ -ATPase, yang menjaga lingkungan ion di dalam eritrosit, dan ini memakai satu molekul ATP untuk menggerakkan tiga ion natrium ke luar dan dua ion kalium ke dalam sel. BPG (2,3-Bifosfogliserat) juga berasal dari pemecahan glukosa.Jalan Embden-Meyerhof juga menghasilkan NADH yang diperlukan oleh enzim methhemoglobin reduktase untuk mereduksi methemoglobin yang tidak berfungsi (hemoglobin teroksidasi) yang mengandung besi Ferri (Fe3+OH)-yang diproduksi oleh oksidasi sekitar 3% hemoglobin setiap hari- untuk menjadi aktif berfungsi sebagai bentuk hemoglobin tereduksi (mengandung besi ferro, Fe2+).
  • 8.  JALAN HEKSOSA MONOFOSFAT (PENTOSA FOSFAT) Kira-kira 5% glikolisis terjadi dengan cara oksidatif ini di mana glukosa 6- fosfat dikonversi menjadi 6-fosfoflukonat dan terus menjadi ribulosa 5-fosfat. NADPH dihasilkan dan berikatan dengan glutation (GSH) yang menjaga keutuhan gugus sulfidril (-SH) dalam sel termasuk yang di dalam hemoglobin dan membran sel darah merah. NADPH yang digunakan oleh methemoglobin reduktase lainnya memelihara besi hemoglobin dalam keadaan Fe2+ yang fungsional aktif. Selain itu dengan adanya O2 selalu terbentuk peroksida yang sangat reaktif, yang juga harus dimusnahkan. Hal ini terjadi secara enzimatik dengan bantuan glutation (GSH). Tripeptida ( -Glu-Cys-Gly) yang atipikal ini membawa satu gugus 2.7 Membran Sel Darah Merah Ini merupakan lapisan lipid bipolar yang mengandung protein structural dan kontraktil dan banyak enzim serta antigen permukaan. Kira-kira 50% membran adalah protein, 40% lemak dan sampai 10% karbohidrat. Lipid terdiri dari 60% fosfolipid netral (terutama kolesterol) dan 10% glikolipid. Fosfolipid dan glikolipid adalah structural dengan gugus polar pada permukaan eksterna dan interna dan gugus nonpolar pada tengah membran. Karbohidrat terdapat hanya pada permukaan eksterna sedangkan protein diduga baik sebagai bagian tepi (perifer) ataupun integral, yang menembus bilamina lipid (lipid bilayer). Satu dari protein tersebut –spektrin – diduga structural pada permukaan dalam, yang memperthankan bentuk bikonkaf. Cacat protein ini dapat menerangkan abnormalitas bentuk membran sel darah merah, misalnya sferositosis herediter dan elliptositosis, sedangkan perubahan dalam komposisi lipid yang disebabkan abnormalitas congenital atau akuisita dalam kolesterol atau fosfolipid plasma dapat berkaitan dengan abnormalitas membran lain. Gambar 13 : Unit membran eritrosit dengan simpanan protein.
  • 9. 2.8 Penghancuran Eritrosit Ini terjadi setelah umur rata-rata 120 hari ketika sel dipindahkan ke ekstravaskular oleh makrofag system retikuloendotelial (RE), teristimewa dalam sumsum tulang tetapi juga dalam hati dan limpa. Mebabolisme sel darah merah perlahan-lahan memburuk karena enzim tidak diganti, sampai sel menjadi tidak mampu (non-viable), tetapi alasan yang tepat mengapa sel darah merah mati tidak jelas. Sel darah merah pecah membebaskan besi untuk sirkulasi melalui transferin plasma ke eritroblas sumsum, dan protoporfirin yang dipecah menjadi bilirubin. Bilirubin beredar ke hati dimana ia dikonjugasikan dengan glukoronida yang dieksresi ke dalam usus melalui empedu dan dikonversi menjadi sterkobilinogen dan sterkobilin (diekskresi dalam feses). Sterkobilinogen dan sterkobilin sebagaian diserap kembali (reabsorpsi) dan diekskresi dalam urin sebagai urobilinogen dan urobilin. Fraksi kecil protoporfirin dikonversi menjadi karbon monoksida (CO) dan diekskresi melalui paru-paru. Rantai globin dipecah menjadi asam amino yang dipakai kembali (reutilisasi) untuk sintesis protein umum dalam tubuh. Hemolisis intravaskular (pemecahan sel darah merah di dalam pembuluh darah) memainkan peranan sedikit atau tidak sama sekali pada penghancuran sel darah merah.
  • 10. BAB III SIMPULAN Dari uraian-uraian pada bab sebelumnya dapat diambil simpulan sebagai berikut : 1. Hemoglobin berfungsi untuk transpor O2 dan CO2 antara paru-paru dan jaringan 2. Oksigen binding/disosiasi dipengaruhi oleh pO2, pCO2, pH, suhu tubuh dan konsentrasi 2,3-DPG. Sintesis dari 2,3-BPG dalam eritrosit adalah penting untuk mengontrol afinitas hemoglobin terhadap oksigen. 3. Pada proses penguraian hem, hem akan diuraikan menjadi bilirubin yang kemudian dikonjugasikan dengan glukoronat dan diekskresikan dalam empedu. 4. Struktur sel eritrosit bersifat lentur dan bikonkaf sehingga dapat berubahubah ketika sel berjalan melewati kapiler yang sangat kecil. 5. Eritrosit tidak mempunyai mitokondria atau organel lainnya dan juga metabolisme di dalam sitoplasmanya sangat berkurang, sehingga untuk melaksanakan fungsinya diperlukan penambahan glukosa yang dipecahkan melalui glikolisis menjadi laktat. 6. Metabolisme yang dominan pada eritrosit adalah glikolisis, PPP dan 2,3-BPG. Glikolisis penting untuk menyediakan ATP untuk pompa ion membran dan NADH untuk re-oksidasi methemoglobin. PPP menyediakan NADPH untuk menjaga keadaan tereduksi dari glutation. Jika hal ini gagal, maka pada RBC akan meningkat jumlah peroxide terutama hal ini akan mengakibatkan lemahnya dinding sel dan akan menyebabkan hemolisis.
  • 11. DAFTAR PUSTAKA pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/.../metabolisme_eritrosit.pdf www.sentra-edukasi.com/.../pengertian-pembentukan-fungsi-eritrosit.... www.ebookkedokteran.com/.../makalah-anatomi- fisiologi-sel-darah-... www.scribd.com/.../Bahan-Skripsi-Menghitung-Besar-Kepingan-Sel-... www.ilmupengetahuan.net/fisiologi-darah-menghitung-sel-darah-sel-...