1. MAKALAH
“PENDEKATAN UNTUK MEMBANGUN SISTEM
INFORMASI MENEJEMEN”
Oleh
Nessa Tesia Iggrid ( 1200103-2012)
Dosen Pembimbing
Prof.Dr. Kasman Rukun, M.Pd
Prof. Ali Amran, M.Pd, M.A,Ph.D
PASCASARJANA PENDIDIKAN TEKNIK KEJURUAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013
2. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di era yang dinamis dan modern ini Sistem Informasi merupakan salah satu hal vital
dalam membatu perkembangan suatu organisasi. Sistem Informasi Manajemen merupakan
sebuah sisitem informasi berbasis komputer yang digunakan oleh suatu organisasi atau
perusahaan untuk memberikan informasi-informasi yang dibutuhkan guna membaru manajer
maupun non-manajer dalam pembuatan keputusan untuk organisasi tersebut.
Salah satu komponen utama Sistem Informasi dapat berjalan dengan baik adalah
perangkat komouter, namun di sisi lain koponen utama yang juga menjadi penunjang sitem
informasi yang baik adalah sumber daya manusi yang mempergunakan sistem informas i
tersebut yakni manajer. Seorang manajer harus memilki keterampilan dan kemampuan
penguasaan Sistem Informasi dengan baik guna dapat membatunya dalam mengambil
keputusan dnegan cepat dan tepat.
Namun sampai saat ini masih banyak penggunan Sistem Informasi yang belu maksima l
dikarenakan banyak faktor penghalangnya yakni berupa masih banyaknya perencanaan
sisitem yang belum memadai, sumber daya manusia yang memanfaatkan masih belu
maksimal, serta masih banyaknya organisasi-organisasi yang masih tidak wajar. Hal inila h
yang membuat manfaat SIM belum dapat dimaksimalkan dalam membatu pengembangan
perusahaan. Untuk mencapai sebuah keselarsan anatara sebuah sistem informasi dan
organisasi maka diperlukan beberapa pendekatan-pendekatan baru untuk mendesain ulang
sistem dalam suatu organisasi.
1.2 Rumusan Masalah
Beberapa ruusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:
1. Bagaimana menilai alternatif membangun sistem?
2. Apakah kekuatan dan kelemahan tentang pendekatan yang dipakai?
3. Bagaimana solusi ke permasalahan yang diciptakan oleh pendekatan?
3. 4. Apa saja alat yang digunakan dalam metodologi pengembangan sistem?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang diharapkan dalam pembahasan rumusan masalah di atas antara lain:
1. Untuk mengetahui cara-cara alternatif membangun sistem.
2. Untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan tentang pendekatan yang dipakai.
3. Untuk mengetahui solusi ke permasalahan yang diciptakan oleh pendekatan.
4. Untuk mengetahui alat yang digunakan dalam metodologi pengembangan sistem.
4. BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Menilai Alternatif Membangun Sistem
2.1.1 Pengertian Sistem Informasi
Beberapa pengertian Sistem Informasi Manajemen menurut para ahli :
a. Menurut Barry E.Cushing, SIM adalah :
‘Suatu sistem informasi manajemen adalah Kumpulan dari manusia dan sumber daya
modal di dalam suatu organisasi yang bertanggung jawab mengumpulkan dan
mengolah data untuk mengahasilkan informasi yang berguna untuk semua tingkata n
manajemen di dalam kegiatan perencanaan dan pengendalian
b. Menurut Frederick H.Wu SIM adalah :
‘Sistem Informasi Manajemen adalah kumpulan-kumpulan dari sistem-sistem yang
menyediakan informasi untuk mendukung manajemen
c. Menurut L. James Havery , SIM adalah:
prosedur logis dan rasional untuk merancang suatu rangkaian komponen yang
berhubungan satu dengan yang lainnya dengan maksud untuk berfungsi sebagai suatu
kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.
Sistem Informasi merupakan sebuah sarana vital atau penting dalam suatu
perusahaan dikarekan SIM dapat membantu manajer suatu perusahaan atau organisas i
untuk membuat keputusan dalam menyelesaikan masalah di manajemen bisnis yang
semakin rumit dan dinamis ini.
2.1.2 Rumusan Sistem Informasi
Suatu sistem sangatlah dibutuhkan dalam suatu perusahaan atau instansi
pemerintahan , karena sistem sangatlah menunjang terhadap kinerja perusahaan atau
instansi pemerintah , baik yang berskala kecil maupun besar. Runag lingkup sistem
informasi berlandaskan pada tiga istilah pemebentuknya yakni sistem, informas i,
manajemen.
5. Sistem kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu
tujuan tertentu. dalam istilah tersebut yang dimaksud dengan elemen dari suatu sistem
adalah departemen internal seperti persedian barang mentah, persediaaan barang jadi,
produksi, pemasaran serta departemen eksternal yang terdiri dari supplier dan
konsumen yang saling memebutuhkan satu sama lain untuk melakukan proses usaha.
Informasi adalah hasil pemrosesan data yang diperoleh dari setiap elemen
sistem tersebut menjadi bentuk yang mudah dipahami dan merupakan
pengetahuan yang relevan yang dibutuhkan oleh orang untu menambah
pemahamannya terhadap fakta-fakta yang ada.
Manajemen adalah Manajemen terdiri dari proses atau kegiatan yang
dilakukan oleh pengelola perusahaan seperti merencanakan (menetapkan strategi,
tujuan dan arah tindakan), mengorganisasikan, memprakarsai, mengkoordinir dan
mengendalikan operasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dari ketiga istilah dasar di atas dapat disimpulkan bahwa sistem informas i
manajemen adalah suatu suatu sistem yang berbasis komputer yang dipergunaka n
oleh suatu kelompok organisasi atau suatu perkumpulan formal untuk menyediaka n
informasi- informasi guna membantu manajer ataupun non manajer untuk mengambil
keputusan.
2.1.3 Analisis Sistem
Pengertian analisis sistem adalah Penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh
kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi dan
mengevaluasi permasalahan-permasalahan , kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan
yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat
diusulkan perbaikan-perbaikannya. Tahap analisis sistem merupakan tahap yang kritis
dan sangat penting , karena kesalahan didalam tahap ini akan menyebabkan kesalahan
ditahap berikutnya.Alasan perlunya dilakukan analisis sistem :
6. a. Problem-solving: sistem lama tidak berfungsi sesuai dengan kebutuhan. Untuk itu
analisis diperlukan untuk memperbaiki sistem sehingga dapat berfungsi sesuai
dengan kebutuhan.
b. Kebutuhan baru: adanya kebutuhan baru dalam organisasi atau lingkungan
sehingga diperlukan adanya modifikasi atau tambahan sistem informasi untuk
mendukung organisasi.
c. Mengimplementasikan ide atau teknologi baru.
d. Meningkatkan performansi sistem secara keseluruhan
2.1.4 Prinsip Dasar Desain Sistem
Ada 2 prinsip dasar desain:
1. Desain sistem monolitik. Ditekankan pada integrasi sistem. Resource
mana yang bisa diintegrasikan untuk memperoleh sistem yang efektif
terutama dalam cost.
2. Desain sistem modular. Ditekankan pada pemecahan fungsi- fungsi yang
memiliki idependensi rendah menjadi modul-modul (subsistem fungsional)
yang terpisah sehingga memudahkan kita untuk berkonsentrasi mendesain per
modul.
2.1.5 Langkah- Langkah Dalam Desain sistem
1. Mendefinisikan tujuan sistem (defining system goal), tidak hanya berdasarkan
informasi pemakai, akan tetapi juga berupa telaah dari abstraksi dan
karakteristik keseluruhan kebutuhan informasi sistem.
2. Membangun sebuah model konseptual (develop a conceptual model), berupa
gambaran sistem secara keseluruhan yang menggambarkan satuan
fungsional sebagai unit sistem.
3. Menerapkan kendala-kendala organisasi (applying organizational
contraints). Menerapkan kendala-kendala sistem untuk memperoleh sistem
yang paling optimal. Elemen organisasi merupakan kendala, sedangkan
fungsi- fungsi yang harus dioptimalkan adalah: performance, reliabilit y,
cost, instalation schedule, maintenability, flexibility, grouwth potensial,
7. life expectancy. Model untuk sistem optimal dapat digambarkan sebagai
sebuah model yang mengandung: kebutuhan sistem dan sumber daya
organisasi sebagai input; faktor bobot terdiri atas fungsi- fungsi optimal di
atas; dan total nilai yang harus dioptimalkan dari faktor bobot tersebut.
4. Mendefinisikan aktifitas pemrosesan data (defining data processing
activities).
5. Menyiapkan proposal sistem desain. Proposal ini diperlukan untuk
manajemen apakah proses selanjutnya layak untuk dilanjutkan atau tidak.
2.1.6 Perancangan Sistem
Desain berkonsentrasi pada bagaimana system dibangun untuk memenuhi
kebutuhan pada fase analisis.
Elemen-elemen pengetahuan yang berhubungan dengan proses desain system :
Sumber daya organisasi: bertumpu pada 5 unsur organisasi, yaitu: man,
machines, material, money dan methods.
Informasi kebutuhan dari pemakai: informasi yang diperoleh dari pemakai
selama fase analisis sistem.
Kebutuhan sistem: hasil dari analisis sistem.
Metode pemrosesan data, apakah: manual, elektromechanical, puched card,
atau computer base.
Operasi data. Ada beberapa operasi dasar data, a.l: capture, classify, arrange,
summarize, calculate, store, retrieve, reproduce dan disseminate.
Alat bantu desain, seperti: dfd, dcd, dd, decision table.
2.2 Pendekatan Pengembangan Sistem
Terdapat beberapa pendekatan untuk mengembangkan sistem, yaitu:
a. Pendekatan Klasik
Pendekatan Klasik (classical approach) disebut juga dengan Pendekatan
Tradisional (traditional approach) atau Pendekatan Konvensional
(conventional approach). Metodologi Pendekatan Klasik mengembangkan sistem
dengan mengikuti tahapan-tahapan pada System Life Cycle. Pendekatan ini
8. menekankan bahwa pengembangan akan berhasil bila mengikuti tahapan pada
System Life Cycle.
Permasalahan-permasalahan yang dapat timbul pada Pendekatan
Klasik adalah sebagai berikut :
1. Pengembangan perangkat lunak akan menjadi sulit
Pendekatan klasik kurang memberikan alat-alat dan teknik-teknik di dalam
mengembangkan sistem dan sebagai akibatnya proses pengembangan perangkat
lunak menjadi tidak terarah dan sulit untuk dikerjakan oleh pemrogram. Lain
halnya dengan pendekatan terstruktur yang memberikan alat-alat seperti diagram
arus data (data flow diagram), kamus data (data dictionary), tabel keputusan
(decision table). Diagram IPO, bagan terstruktur (structured chart) dan lain
sebagainya yang memungkinkan Pengembangan Sistem Informasipengembangan
perangkat lunak lebih terarah berdasarkan alat-alat dan teknik-teknik tersebut .
2. Biaya perawatan atau pemeliharaan sistem akan menjadi mahal
Mahalnya biaya perawatan pada pendekatan sistem klasik disebabkan karena
dokumentasi sistem yang dikembangkan kurang lengkap dan kurang
terstruktur.Dokumentasi ini merupakan hasil dari alat-alat dan teknik -teknik yang
digunakan. Karena pendekatan klasik kurang didukung oleh alat-alat dan teknik-teknik,
maka dokumentasi menjadi tidak lengkap dan walaupun ada tetapi
strukturnya kurang jelas, sehingga pada waktu pemeliharaan sistem menjadi
kesulitan.
3. Kemungkinan kesalahan sistem besar
Pendekatan klasik tidak menyediakan kepada analis sistem cara untuk melakukan
pengetesan sistem, sehingga kemungkinan kesalahan-kesalahan sistem akan
menjadi lebih besar.
4. Keberhasilan sistem kurang terjamin
Penekanan dari pendekatan klasik adalah kerja dari personil-personil
pengembang sistem, bukan pada pemakai sistem, padahal sekarang sudah
disadari bahwa dukungan dan pemahaman dari pemakai sistem terhadap sistem
yang sedang dikembangkan merupakan hal yang vital untuk keberhasilan proyek
pengembangan sistem pada akhirnya.
9. b. Pendekatan Terstruktur
Pendekatan terstruktur akan dilengkapi dengan alat-alat dan teknik-teknik yang
dibutuhkan dalam pengembangan sistem, sehingga hasil akhir dari sistem yang
dikembangkan akan didapatkan sistem yang strukturnya didefinisikan dengan
baik dan jelas. Melalui pendekatan struktur,permasalahan yang kompleks dalam
organisasi dapat dipecahkan dan hasil dari produktifitas dan kualitasnya lebih
baik ( bebas kesalahan ).
Keuntungan pendekatan terstruktur :
Mengurangi kerumitan masalah
Konsep mengarah pada sistem yang ideal
Standarisasi
Orientasi kemassa datang
Mengurangi ketergantungan pada desainer
Kekurangan:
SSAD berorientasi utama pada proses, sehingga mengabaikan kebutuhan non-fungsional.
Sedikit sekali manajemen langsung terkait dengan SSAD.
Prinsip dasar SSAD merupakan pengembangan non-iterasi (waterfall)
Interaksi antara analisis atau pengguna tidak komprehensif, karena sistem telah
didefinisikan dari awal, sehingga tidak adaptif terhadap perubahan (kebutuhan-kebutuhan
baru).
Selain dengan menggunakan desain logic dan DFD, tidak cukup tool yang digunaka n
untuk mengkomunikasikan dengan pengguna, sehingga sangat sulit bagi pengguna
untuk melakukan evaluasi.
c. Dari Bawah Ke Atas (Bottom-up Approach)
Pendekatan ini dimulai dari level bawah organisasi, yaitu level operasional
dimana transaksi dilakukan. Pendekatan ini dimulai dari perumusa n
kebutuhan-kebutuhan untuk menangani transaksi dan naik ke level atas dengan
10. merumuskan kebutuhan informasi berdasarkan transaksi tersebut. Pendekatan ini
ciri-ciri dari pendekatan klasik. Pendekatan dari bawah ke atas bila digunaka n
pada tahap analisis sistem disebut juga dengan istilah data analysis, karena yang
menjadi tekanan adalah data yang akan diolah terlebih dahulu, informasi yang
akan dihasilkan menyusul mengikuti datanya.
d. Pendekatan Dari Atas Ke Bawah (Top-down Approach)
Pendekatan Dari Atas Ke Bawah (Top-down Approach) dimulai dari level atas
organisasi, yaitu level perencanaan strategi. Pendekatan ini dimulai dengan
mendefinisikan sasaran dan kebijaksanaan organisasi. Langkah selanjutnya dari
pendekatan ini adalah dilakukannya analisis kebutuhan informasi. Setelah
kebutuhan informasi ditentukan, maka proses turun ke pemrosesan transaksi,
yaitu penentuan output, input, basis data, prosedur-prosedur operasi dan
kontrol. Pendekatan ini juga merupakan ciri-ciri pendekatan terstruktur.
Pendekatan atas-turun bila digunakan pada tahap analis sistem disebut juga
dengan istilah decision analysis, karena yang menjadi tekanan adalah informas i
yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan oleh manajemen terlebih dahulu,
kemudian data yang perlu diolah didefinisikan menyusul mengikuti informasi yang
dibutuhkan.
e. Pendekatan Sepotong (piecemeal approach)
Pengembangan yang menekankan pada suatu kegiatan/aplikasi tertentu tanpa
memperhatikan posisinya di sistem informasi atau tidak memperhatikan sasaran
organisasi secara global (memperhatikan sasaran dari kegiatan atau aplikasi itu
saja).
f. Pendekatan Sistem (systems approach)
Memperhatikan sistem informasi sebagai satu kesatuan terintegrasi untuk
masing-masing kegiatan/aplikasinya dan menekankan sasaran organisas i
secara global.
g. Pendekatan Sistem menyeluruh (total-system approach)
Pendekatan pengembangan sistem serentak secara menyeluruh, sehingga
menjadi sulit untuk dikembangkan (ciri klasik).
h. Pendekatan Moduler (modular approach)
11. Pendekatan dengan memecah sistem komplek menjadi modul yang sederhana,
sehingga sistem lebih mudah dipahami dan dikembangkan, tepat waktu, mudah
dipelihara (ciri terstruktur)
i. Pendekatan Lompatan jauh (great loop approach)
Pendekatan yang menerapkan perubahan menyeluruh secara serentak menggunaka n
teknologi canggih, sehingga mengandung resiko tinggi, terlalu mahal, sulit
dikembangkan karena terlalu komplek.
j. Pendekatan Berkembang (evolutionary approach)
Pendekatan yang menerapkan teknologi canggih hanya untuk aplikasi-aplikasi yang
memerlukan saja dan terus dikembangkan untuk periode berikutnya mengikuti
kebutuhan dan teknologi yang ada.
2.3 Menilai Solusi Ke Permasalahan Yang Diciptakan Oleh Pendekatan
Dalam pengembangan sebuah sistem, kita mengenal konsep SDLC (system
development life cycle). Dapat dikatakan dalam SDLC merupakan usaha bagaimana
sebuah sistem informasi dapat mendukung kebutuhan bisnis, rancangan & pembangunan
sistem serta delivering-nya kepada pengguna. Secara umum, tahapan SDLC meliputi
proses perencanaan, analisis, desain dan implementasi.
a. Planning
Proses perencanaan biasanya lebih menekankan pada alasan mengapa sebuah sistem
harus dibuat.
b. Analysis
Tahapan perencanaan ini kemudian dilanjutkan dengan proses analisis yang lebih
menekankan pada siapa, apa, kapan dan dimana sebuah sistem akan dibuat.
c. Design
Sedangkan pada proses desain lebih menekankan kepada bagaimana sistem akan
berjalan.
12. e. Implementation
Tahap terakhir dilanjutkan dengan fase implementasi yaitu proses delivery- nya
kepada pengguna.
Beberapa metodologi yang biasa dikenal antara lain Structural Design, Rapid Applicat ion
Development (RAD) dan Agile Development,
a. Structural Design
Merupakan sebuah metode pengembangan sistem dimana antara satu fase ke
fase yang lain dilakukan secara berurutan. Keuntungan menggunakan metodologi
ini requirement harus didefinisikan lebih mendalam sebelum proses coding dilakukan,
sesedikit mungkin perubahan dilakukan pada saat proyek berlangsung.
Kelemahannya, desain harus komplit sebelum programming dimulai, serta jika
terjadi fase yang terlewati, maka biaya yang akan ditimbulkan akan lumayan
besar.
b. Rapid Application Development (RAD)
Metodologi ini melakukan beberapa penyesuaian terhadap SDLC pada beberapa
bagian sehingga lebih cepat untuk sampai ke tangan pengguna. Beberapa
kategori RAD yaitu :
Phased Development membagi sistem secara keseluruhan menjadi beberapa versi
sistem. Setelah desain untuk versi pertama selesai maka akan dilanjutkan ke
implementasi. Setelah versi pertama terselesaikan, maka pengembang akan memula i
lagi ke versi selanjutnya.
Metodologi prototyping melakukan analisis, desain dan implementasi secara
bersamaan, kemudian dilakukan secara berulang- ulang untuk mendapat review dari
pengguna. Sebuah prototiping adalah sebuah sistem dalam fungsi yang sangat
minimal.
Throwaway Prototyping hampir sama dengan metodologi Prototyping.
Perbedaannya bahwa pada metodologi ini, analisis dilakukan lebih mendalam lagi.
13. Untuk memilih metodelogi yang paling baik digunakan dalam suatu organisasi harus
dialukan beberapa pertimbangan yang matang. Pasalnya tidak semua organiasi bisa sesuai
atau cocok dengan metodelogi yang ada. Beberapa pertimbangan yang harus dicermati sebelu
memilih metodelogi yang diterapkan adalah : kejelasan kebutuhan pengguna, penguasaan
teknologi, tingkat kerumitan sistem, tingkat kehandalan sistem , waktu pelaksanaan dan
visibilitas jadwal pelaksanaan.
Lima tahapan yang dapat disebutkan menurut Laudon (1991) untuk pemecahan masalah:
1) Mengidentifikasi dan menganalisis masalah,
2) Menyelidiki dan memahami masalah,
3) Memilih opsi terbaik,
4) Mendesain solusi, dengan teknik desain fisik atau lagis,
5) Mengimplementasikan solusi.
2.4 Alat Yang Digunakan Dalam Metodologi Pengembangan Sistem
Dalam suatu metodologi pengembangan sistem dibutuhkan alat dan teknik. Alat yang
biasanya digunakan untuk metodologi sistem adalah gambar, grafik, kamus data, struktur
inggris, pseudocode atau formulir- formulir untuk mencatat atau menyajikan data.
1. Alat yang digunakan untuk metodologi pengembangan sistem salah satnya adalah
grafik yang meliputi :
Diagram HIPO ( Hierarchy plus Input-Proses-Output ), Untuk
mempresentasikan hierarki modul-modul program tidak termasuk
dokumentasi interface antar modul
Diagram aliran data ( DFD/ data Flow Diagram )
Diagram keterhubungan entitas ( ERD/ Entity Relationship Diagram )
Diagram perubahan status ( STD/ State Transaction Diagram )
14. Structured Chart, Untuk mempresentasikan hirarki modul-modul program
termasuk interface antar modul.
Diagram SATD ( Structure Analysis and desaign Techniques )
Diagram Warnier/ Orr, Untuk mempresentasikan struktur program dari
gambaran umum sampai detail.
Diagram Jackson . Alat yang berbentuk grafik yang umum dapat
digunakan dalam semua metodologi antaralain bagan alir system, bagan
alir program, bagan alir proses, bagan organisasi dll.
2. Teknik Pengembangan Sistem yang dapat digunakan pada semua metodologi:
Teknik Manajemen Proyek, yaitu CPM ( Critical Path Metode ) dan
PERT (Program Evaluation dan Review Techniques ), teknik ini
digunakan untuk penjadwalan proyek.
Teknik menemukan fakta, yaitu teknik yang dapat digunakan untuk
mengumpulkan data dan menemukan fakta dalam kegiatan mempelajar i
sistem yang ada. Teknik ini antara lain wawancara, observasi, kuesioner
dan pengumpulan sample.
Teknik analisis biaya/manfaat adalah suatu teknik yang digunakan untuk
menghitung biaya yang berhubungan dengan pengembangan sistem
informasi seperti, biaya pengadaan, biaya persiapan, biaya proyek dan
biaya operasi.
Teknik untuk menjalankan rapat . Tujuan dari rapat dalam pengembangan
sistem diantaranya adalah untuk : mendefinisikan masalah , mengumpulka n
ide-ide ,memecahkan permasalahan dan konflik , menganalisis kemajuan
proyek, mengumpulkan data atau fakta
Teknik Inspeksi/walkthrough. Proses dari analisis dan desain sistem harus
diawasi. Pengawasan ini dapat dilakukan dengan cara memverifikasi hasil
15. dari setiap tahap pengembangan sistem. Verifikasi hasil kerja secara formal
disebut dengan inspeksi sedangkan yang tidak formal disebut walkthrough.
BAB III
PENUTUP
16. 3.1 Kesimpulan
Sistem informasi manajemen adalah suatu suatu sistem yang berbasis komputer yang
dipergunakan oleh suatu kelompok organisasi atau suatu perkumpulan formal untuk
menyediakan informasi- informasi guna membantu manajer ataupun non manajer untuk
mengambil keputusan. Di era saat ini masih banyak perusahaan tau organisasi yang masih
belum bisa memaksimalkan penggunaan sistem informasi. Oleh sebab itu perlu adanya
analisi pendekatan sistem kembali untuk menyesuaikan dengan kebutuhan organisas i
tersebut.
Terdapat beberapa pendekatan untuk mengembangkan sistem, yaitu:Pendekata n
Klasik, Pendekatan Terstruktur, pendekatan dari bawah ke atas, pendekatan dari atas ke
bawah, pendekatan sistem, pendekatan sepotong, pendekatan sistem menyeluruh, pendekatan
moduler, pendekatan lompatan jauh, pendekatan berkembang.
Dalam pengembangan sebuah sistem, kita mengenal konsep SDLC (system
development life cycle). Secara umum, tahapan SDLC meliputi proses perencanaan,
analisis, desain dan implementasi. Beberapa metodologi yang biasa dikenal antara lain
Structural Design, Rapid Application Development (RAD) dan Agile Development.
Dalam suatu metodologi pengembangan sistem dibutuhkan alat dan teknik. Alat yang
biasanya digunakan untuk metodologi sistem adalah gambar, grafik, kamus data, struktur
inggris, pseudocode atau formulir- formulir untuk mencatat atau menyajikan data.
3.2 Saran
Dengan adanya analisi desin baru suatu sistem perusahaan atau organisasi diharapkan sistem
baru tersebut dapat membantu tugas manjer dalam membuat keputusan. Selain sistem
dirancang dengan desain baru, SDM yang mengelola sistem juga harus memilki kemampuan
yang mumpuni.
DAFTAR PUSTAKA
Chr. Jimmy L.Gaol. Sistem Informasi Manajemen: Pemahaman dan Aplikasi. Grasindo