1. Sumber Masalah
Menurut Sekaran (2003, Hal. 69) “…problem is any situation where a gap exist between the actual and
desired ideal states…”. Masalah dapat diartikan sebagai penyimpangan antara yang seharusnya dengan
apa yang benar-benar terjadi, antara teori dan praktek, antara aturan dengan pelaksanaan, antara
rencana dengan pelaksanaan. Stonner (1982) mengemukakan bahwa masalah-masalah dapat diketahui
atau dicari apabila terdapat penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan, antara apa yang
direncanakan dengan kenyataan, adanya pengaduan dan kompetisi.
1. Penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan
Contoh : Perubahan bersifat pasti, namun sering perubahan itu tidak diharapkan oleh sebagian orang,
karena akan menimbulkan masalah. Orang yang biasa menjadi pimpinan dalam pemerintahan harus
berubah menjadi karyawan di sebuah perusahaan. Hal ini pada awalnya tentu akan muncul masalah.
2. Penyimpangan antara apa yang direncanakan dengan kenyataan
Contoh : Suatu rencana yang telah ditetapkan, tetapi hasilnya tidak sesuai dengan tujuan dari rencana
tersebut, maka tentu ada masalah. Dengan adanya reformasi diharapkan harga-harga akan turun,
ternyata tidak, sehingga timbul masalah korupsi.
3. Adanya pengaduan
Contoh : dalam suatu organisasi yang tadinya tenang tidak ada masalah, mendadak heboh lantaran
ada pengaduan dari pelanggan mengenai produk gagal atau pelayanan yang buruk.
4. Kompetisi
Contoh : Adanya persaingan atau kompetisi dapat menimbulkan masalah besar. Seperti perusahaan
Pos dan Giro kini mereka memiliki saingan perusahaan serupa dengan pelayanan yang lebih baik.
Data masalah dapat diperoleh dari hasil pengamatan pendahuluan terhadap hasil penelitian orang lain,
atau dari dokumentasi. Data yang diberikan harus up to date, lengkap dan akurat. Jumlah data masalah
yang dikemukakan tergantung dari jumlah variable penelitian yang ditetapkan untuk diteliti. Bila
penelitian berkenaan dengan 5 variable, maka data masalah yang dikemukakan minimal 5 buah. Tanpa
menunjukkan data, maka masalah yang dikemukakan dalam penelitian tidak akan dipercaya.
Dalam Augusty (2011) diterangkan bagaimana peneliti mencari sumber untuk menemukan masalah
yang akan ditelitinya, adapun sumber-sumber masalah dapat diambil dari :
1. Fenomena Bisnis
Penelitian ilmiah dapat berangkat dari pengamatan atas fenomena bisnis sehari-hari dimana
memunculkan masalah yang layak untuk diteliti. Masalah adalah penyimpangan sesuatu yang
diinginkan dengan sesuatu yang sesungguhnya terjadi. Salah satu contoh untuk melihat dari fenomena
bisnis yang ada adalah dengan mengamati data. Data adalah representasi fenomena bisnis yang paling
actual. Oleh karena itu sebuah penelitian seharusnya berangkat dari adanya sebuah data atau
informasi yang menampakkan adanya masalah. Tanpa adanya data yang menggambarkan fenomena
sesungguhnya, sulitlah sebuah penelitian dimulai.
Contoh : Seorang peneliti mengamati grafik
kinerja penjualan. Mengamati grafik di samping ini,
peneliti menemukan latar belakang yang cukup untuk
memberi justifikasi pada penelitiannya. Peneliti dapat
merumuskan bahwa masalah yang dihadapi adalah
menurunnya kinerja penjualan yang berkepanjangan
selama tahun 2011. Atas dasar masalah itu, penelitian
dapat mengembangkan masalah penelitiannya.
0
20
40
60
80
TW1 TW2 TW3 TW4 TW5
Penjualan 2011
2. 2. Senjang Penelitian (Research Gap)
Senjang penelitian adalah celah-celah yang dapat dimasuki oleh seorang peneliti berdasarkan
pengalaman atau temuan dari penelitian terdahulu. Penelitian ilmiah bertujuan untuk mendapatkan
sebuah jawaban baru terhadap sesuatu yang menjadi masalah. Oleh sebab itu peneliti harus
berhadapan dengan dengan sesuatu yang menjadi masalah yang didukung pembenaran dan justifikasi
yang baik.
Sesuatu dapat dipandang research gap bila memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
Gambar 2.4 Research Gap, Augusty (2011)
Sumber research gap diperoleh
dengan membaca dan menelaah
hasil-hasil penelitian yang ada,
umumnya research gap ditemukan
pada bagian pembahasan dan
future/further research dari sebuah
naskah hasil pe-nelitian.
Gambar 2.5 Jenjang Literature, Augusty (2011)
3. Kesenjangan Teori (Theory Gap)
Theory gap adalah kesenjangan atau ketidakmampuan sebuah teori dalam menjelaskan sebuah
fenomena, oleh karena itu teori tersebut lalu dipertanyakan. Masalah dan masalah penelitian, dengan
demikian dapat dikembangkan dari adanya theory gap dalam masyarakat. Proses pencarian theory gap
ini tidaklah mudah, namun satu kebanggaan bagi peneliti dan sponsornya bila mereka mampu
menemukan theory gap sebagai langkah awal eksplorasi ilmiah lanjutan.
3. Proses pencarian theory gap hampir sama dengan proses pencarian research gap, namun berbeda
dalam besaran cakupannya. Sebuah teori mempunyai cakupan yang lebih luas dari sebuah konsep
dalam research gap. Hanya melalui sebuah penelitian yang intesiflah seorang peneliti dapat
menemukan atau mengembangkan sebuah theory gap yang mengungkapkan gugatannya terhadap
kemapanan sebuah teori.