Dokumen tersebut membahas tentang sistem endokrin, yaitu sistem yang mengatur pelepasan hormon. Ia menjelaskan tentang 9 kelenjar endokrin utama termasuk hipofisis, tiroid, paratiroid, timus, adrenal, pankreas, ovarium dan testis, serta hormon-hormon yang dihasilkan dan fungsinya.
2. Eksokrin
(Yunani: exo = outside, krinein = to separate. to secrete)
Sekret saluran kusus aksi
Contoh: keringat, saliva, enzim-enzim pencernaan.
Endokrin
(Yunani: endo = inside, krinein = to separate. to secrete)
Sekret sirkulasi darah sel-sel target aksi
Contoh: hormon, neurohormon
3. Hormon berasal dari kata homaein yang berarti memacu.
Hormon adalah zat kimia yang dibentuk oleh kelenjar
endokrin/ kelenjar buntu dalam jumlah yang kecil yang
dapat menimbulkan efek fisiologis pada organ target.
Hormon berfungsi :
1. Memacu pertumbuhan dan metabolisme tubuh.
2. Memacu reproduksi.
3. Mengatur keseimbangan cairan tubuh/homeostasis.
4. Mengatur tingkah laku.
7. Kelenjar hipotalamus merupakan
penghubung utama antara sistem
saraf dan sistem endokrin
Sel-sel saraf pada kelenjar
hipotalamus memproduksi bahan
kimia yang mengontrol kerja dari
kelenjar pituitari (kelenjar hipofisis).
Kelenjar Hipotalamus
Hipotalamus juga dapat mengeluarkan hormon yang disebut
releasing hormone dan inhibiting hormone.
8. Kelenjar hipofisis mensekresikan berbagai macam hormon
yang mengatur berbagai kegiatan dalam tubuh disebut
sebagai “Master of Gland”
Kelenjar Pituitari (Hipofisis)
9. Hormon Fungsi
1. Hipofisis Anterior
Hormon tumbuh
(Somatotropin)
Memicu pertumbuhan dengan meningkatkan
laju pembentukan protein di dalam sel.
Laktotropik hormone (LTH) Merangsang produksi air susu
Thyroid stimulating hormone
(TSH)
Mengontrol sekresi hormone oleh kelenjar
tiroid
Follicle stimulating hormone
(FSH)
1. Pada wanita, merangsang perkembangan
folikel pada ovarium dan sekresi estrogen
2. Pada pria, memicu testis untuk
menghasilkan sperma
Luiteinizing hormone (LH) 1. Pada wanita, menstimulasi ovulasi dan
sekresi progesterone
2. Pada pria, menstimulasi sel interstisial
untuk menghasilkan testosteron
Macam-macam hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisis:
10. Kelebihan/Kekurangan hormon pada kelenjar hipofisis:
1. Gigantisme
2. Akromegali
3. Kekerdilan
4. Diabetes insipidus
Hormon Fungsi
2. Hipofisis medulla
Melanosit stimulating
hormone (MSH)
Mempengaruhi pigmentasi kulit
3. Hipofisis Posterior
Hormon antidiuretik (ADH)
atau Vasopresin
Menurunkan volume urin dengan cara
menyerap air dari ginjal dan meningkatkan
tekanan darah
Oksitosin Memacu kontraksi uterus selama proses
melahirkan dan kelenjar susu agar
mengeluarkan air susu.
11. Kelenjar pineal adalah suatu bagian kecil di dalam otak
yang bertanggung jawab atas efisiensi fungsi dari beberapa
sistem metabolisme di dalam tubuh.
Kelenjar ini panjangnya hanya sekitar 7 milimeter dan
terletak hampir di bagian tengah otak, di antara otak kanan
dan otak kiri.
Memproduksi melatonin yang
mungkin memainkan peran
dalam mengatur siklus
tidur-bangun seseorang.
Kelenjar Pineal (Epifisis)
12. Hormon yang dihasilkan:
1. Tiroksin : memacu kecepatan reaksi
kimia dalam sel tubuh, sehingga
meningkatkan metabolisme tubuh
2. Calcitonin : mengatur kadar kalsium
dalam darah.
Kekurangan/kelebihan hormon :
1. Hipotiroidisme
2. Hipertiroidisme
Kelenjar Thyroid (Gondok)
13. Kelenjar paratiroid terletak di dekat kelenjar tiroid
Hormon yang dihasilkan:
Hormon parathormon : untuk meningkatkan pengeluaran
fosfor oleh ginjal dan mengatur kadar kalsium dalam darah
dengan bantuan kalsitonin.
Kekurangan/kelebihan :
1. Hipoparatiroidisme
2. Hiperparatiroidisme
Kelenjar Parathyroid (Anak Gondok)
14. Terletak di sepanjang rongga trachea di rongga dada bagian atas
Kelenjar ini merupakan kelenjar penimbunan hormon somatotrof
yang membesar sewaktu pubertas dan setelah dewasa tidak
berfungsi lagi.
Fungsi :
Mengaktifkan pertumbuhan badan
Mengurangi aktivitas kelenjar kelamin
Menghasilkan timosin yang berfungsi
untuk merangsang limfosit
Kelenjar Timus
15. Terletak diatas ginjal, ada 2 bagian :
1. Adrenalin korteks menghasilkan
hormon kortison yang terdiri dari :
a) Mineralokortikoid
berfungsi untuk meningkatkan
reabsorpsi garam natrium, kalium,
klorin diginjal serta menjaga
keseimbangan hormon kelamin
Kelenjar Adrenalin (Anak Ginjal)
b) Glukokortikoid
berfungsi mempengaruhi perubahan glikogen menjadi glukosa
dan menurunkan jumlah eosinofil dan limfosit
c) Gonadokartikoid
berfungsi membentuk hormon seks (androgen dan estrogen)
16. 2. Pada medulla menghasilkan hormon adrenalin (epinefrin) yang
berfungsi:
‒ Mengubah glikogen menjadi glukosa
‒ menaikkan gula darah
‒ Kecepatan pernapasan
‒ mempercepat kerja jantung
‒ Mempersempit pembuluh darah
Penyakit yang dapat ditimbulkan:
a) Addison : Kekurangan glukokortikoid karena kelenjar andrenal terifeksi
b) Sindrom cushing : Kelebihan glukokortikoid
c) Sindrom Adrenogenital : Kekurangan glukokortikoid karena
kekurangan enzim pembentuk glukokotikoid
d) Peokromositoma : Tumor adrenal medulla
Kelenjar Adrenalin (Anak Ginjal)
17. Menghasilkan hormon insulin dan
glukagon di Kelenjar Pulau
Langerhans
Insulin mengubah glukosa (gula
darah) menjadi glikogen (gula otot)
Bila kadar glukosa dalam darah
tinggi, insulin disekresikan sehingga
glukosa diubah menjadi glikogen.
Kelenjar Pankreas
Sebaliknya, jika kadar glukosa dalam darah menurun, glukagon
disekresikan yang akan mengubah glikogen menjadi glukosa
Kekurangan insulin dapat mengakibatkan Diabetes Mellitus
18.
19. 1. Ovarium
a. Estrogen dihasilkan oleh folikel
graaf.
‒ Mempengaruhi pertumbuhan
ciri-ciri kelamin sekunder pada
wanita
b. Progesterone dihasilkan oleh
korpus luteum
− Mempersiapkan dinding uterus
untuk menerima embrio
− Perkembangan, dan
pertumbuhan kelenjar air susu.
Kelenjar Gonad (Kelamin)
20. Hipofisis FSH LH
Ovarium Perkembangan
folikel sel telur
folikel de Graff
Hormon estrogen
Pematangan sel telur
ovulasi
terbentuk corpus luteum
Hormon progesteron
Penebalan endometrium
12
21.
22. 2. Testis
Testis menghasilkan hormon
testoteron
Mempengaruhi pematangan
sperma (spermatogenesisi)
Mempengaruhi pembentukan
tanda – tanda kelamin sekunder
pria, misalnya pertumbuhan
kumis, janggut, bulu dada, jakun,
dan membesarnya suara.
Sekresi hormon tersebut distimulasi
oleh ICTH yang dihasilkan oleh
hipofisis bagian anterior.
Kelenjar Gonad
Editor's Notes
Kelenjar dalam tubuh manusia dibedakan menjadi 2 bagian yaitu :
1. Kelenjar eksokrin yaitu kelenjar yang mempunyai saluran khusus dalam penyaluran hasil
sekretnya/getahnya. Ex : kelenjar-kelenjar pencernaan.
2. Kelenjar endokrin yaitu kelenjar yang tidak mempunyai saluran khusus dalam penyaluran hasil
sekretnya/getahnya. Ex : kelenjar hipofisis, thyroid, thymus dll.
Hipotalamus terletak di bagian dalam-bawah otak.
Dia mengontrol fungsi kelenjar pituitari, dengan memproduksi hormon yang menginduksi kelenjar hipofisis, yang pada gilirannya mempengaruhi sekresi hormon dari kelenjar lainnya.
Hipotalamus menyekresikan dua buah hormone, yaitu:
1. Hormon pembebas (releasing hormone) yang memacu kelenjar hipofisis untuk menyekresikan hormon-hormonnya
2. Hormon penghambat (inhibiting hormone) yang membuat kelenjar hipofisis berhenti menyekresikan
1. Jika pada masa anak-anak, sekresi hormon pertumbuhan berlebih (hipersekresi) akan menyebabkan pertumbuhan raksasa (gigantisme).
2. Bila hipersekresi hormon pertumbuhan terjadi pada di usia dewasa, dapat menyebabkan pertumbuhan tulang abnormal di lengan, kaki, dan kepala. Kondisi ini dikenal sebagai akromegali.
3. Bila kekurangan hormon pertumbuhan pada masa kanak-kanak menyebabkan kekerdilan
Kelenjar ini bertanggung jawab menghasilkan sebuah hormon yang bernama melatonin, yang berfungsi untuk mengatur ritme harian tubuh. Ketika retina mata terstimulasi oleh cahaya, impuls dikirim ke saraf optik menuju bagian otak yang disebut hipotalamus. Dari sini, saraf simpatetik berhubungan dengan kelenjar pineal dan memicu diproduksinya melatonin. Hasilnya adalah ketika tidak ada cahaya yang mencapai mata, misalnya pada malam hari, sinyal-sinyal ini tidak lagi menghambat produksi melatonin dan kemudian menyuruh tubuh untuk tidur.
Gejala Hipotiroidisme
Kekurangan hormon tiroid menyebabkan melambatnya fungsi tubuh. Gejalanya ringan dan timbul secara bertahap,
Ekspresi wajah menjadi tumpul, suara menjadi serak dan berbicara menjadi lambat, kelopak mata menutup dan mata serta wajah menjadi bengkak.
Banyak penderita yang mengalami penambahan berat badan, sembelit dan tidak tahan terhadap cuaca dingin.
Rambut menjadi tipis, kasar dan kering; kulit menjadi kasar, kering, bersisik dan menebal.
Banyak penderita yang mengalami sindroma terowongan karpal.
Denyut nadi bisa melambat, telapak tangan dan telapak kaki tampak agak oranye (karotenemia) dan alis mata bagian samping mulai rontok.
Beberapa penderita, terutama yang berusia lanjut, menjadi pelupa, bingung dan pikun.
Hipertiroidisme
Hipertiroidisme adalah suatu keadaan dimana kelenjar tiroid bekerja secara berlebihan, sehingga menghasilkan sejumlah besar hormon tiroid. Hipertiroidisme bisa ditemukan dalam bentuk penyakit Graves, gondok noduler toksik atau hipertiroidisme sekunder.
Hipoparatiroidisme
Terjadinya kekurangan didalam darah atau Hipokalsemia mengakibatkan keadaan yang disebut telani. Dengan gejala khas kejang dan konvulsi, kususnya pada tangan dan kaki yang disebut karpopedal spasmus. Gejala—ini dapat diringankan dengan pemberian kalsium.
Hiperparatiroidisme
Biasanya ada sangkut pautnya dengan pembesaran (tumor) kelenjar. Keseimbangan distrusi kalium terganggu, kalsium dikeluarkan lagi dari tulang dan dimasukan kembali keserum darah akibatnya terjadi penyakit tulang dengan tanda-tanda yang khas beberapa bagian kropos, yang dikenal sebagai otatis fibrosc stistika parens dan terbentuk kristal pada tulang, kalsiumnya diedarkan didalam ginjal dan dapat menyebabkan batu ginjal dan kegagalan ginjal hiperfungsi paratiroid terjadi memproduksi lebih banyak hormon paratiroksin dari biasanya.
Hubungan Kelenjar Adrenal dengan Emosi
Kelenjar adrenal, khususnya hormon yang dihasilkannya (efinefrin dan norefinefrin) mempunyai hubungan kerja dengan sistem emosi manusia. Stimulus yang mencekam menyebabkan hipotalamus mengaktifkan medula adrenal melalui impuls saraf dan korteks adrenal melalui sinyal hormonal. Medulla adrenal memperantarai respons jangka pendek terhadap stress dengan cara mensekresikan hormon katekolamin yaitu efinefrin dan norefinefrin. Korteks adrenal mengontrol respon yang berlangsung lebih lama dengan cara mensekresikan hormone steroid (Campbell, 1952 : 146).
Hubungan Kelenjar Adrenal dengan Emosi
Kelenjar adrenal, khususnya hormon yang dihasilkannya (efinefrin dan norefinefrin) mempunyai hubungan kerja dengan sistem emosi manusia. Stimulus yang mencekam menyebabkan hipotalamus mengaktifkan medula adrenal melalui impuls saraf dan korteks adrenal melalui sinyal hormonal. Medulla adrenal memperantarai respons jangka pendek terhadap stress dengan cara mensekresikan hormon katekolamin yaitu efinefrin dan norefinefrin. Korteks adrenal mengontrol respon yang berlangsung lebih lama dengan cara mensekresikan hormone steroid (Campbell, 1952 : 146).
Pada setiap siklus menstruasi, FSH yang dikeluarkan oleh hipofisis merangsang perkembangan folikel-folikel di dalam ovarium (indung telur).
Pada umumnya hanya 1 folikel yang terangsang namun dapat perkembangan dapat menjadi lebih dari 1, dan folikel tersebut berkembang menjadi folikel de graaf yang membuat estrogen.
Estrogen ini menekan produksi FSH, sehingga hipofisis mengeluarkan hormon yang kedua yaitu LH. Produksi hormon LH maupun FSH berada di bawah pengaruh releasing hormones yang disalurkan hipotalamus ke hipofisis. Penyaluran RH dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik estrogen terhadap hipotalamus.
Produksi hormon gonadotropin (FSH dan LH) yang baik akan menyebabkan pematangan dari folikel de graaf yang mengandung estrogen. Estrogen mempengaruhi pertumbuhan dari endometrium.
Di bawah pengaruh LH, folikel de graaf menjadi matang sampai terjadi ovulasi. Setelah ovulasi terjadi, dibentuklah korpus rubrum yang akan menjadi korpus luteum, di bawah pengaruh hormon LH dan LTH (luteotrophic hormones, suatu hormon gonadotropik).
Korpus luteum menghasilkan progesteron yang dapat mempengaruhi pertumbuhan kelenjar endometrium. Bila tidak ada pembuahan maka korpus luteum berdegenerasi dan mengakibatkan penurunan kadar estrogen dan progesteron. Penurunan kadar hormon ini menyebabkan degenerasi, perdarahan, dan pelepasan dari endometrium. Proses ini disebut haid atau menstruasi. Apabila terdapat pembuahan dalam masa ovulasi, maka korpus luteum tersebut dipertahankan.