SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Ketika kita berbicara mengenai ayat-ayat yang terkandung di dalam Al-
Qur’an, sebenarnya dari semua ayat yang ada didalam Al-Qur’an tersebut tidak
semuanya memberikan arti/pemahaman yang jelas terhadap kita. Jika kita mau
telusuri, ternyata banyak sekali ayat-ayat yang masih butuh penjelasan yang
lebih mendalam mengenai hukum yang tersimpan dalam ayat tersebut. Ini
menunjukkan bahwa ternyata ayat-ayat Al-Qur’an itu tidak hanya memberikan
pemahaman secara langsung dan jelas, tetapi ada ayat yang maknanya tersirat
didalam ayat tersebut.
Perbedaan penemuan hukum (istinbat al-ahkam) terjadi akibat beberapa
faktor, baik internal maupun eksternal. Salah satu faktor penyebab perbedaan
tersebut, secara internal, adalah perbedaan metode ulama Usul dalam
memahami makna nass, al-Qur’an dan Hadis, melalui lafaz (turq dilalah al-
alfaz)
Oleh karena itu, agar kita semua dapat memahami dan mengetahui hukum
atau makna yang terdapat didalam ayat-ayat Al-Qur’an. Dalam makalah ini
akan dipaparkan sedikit penjelasan guna menambah pemahaman pembaca
mengenai ushul fiqih. Sebagian aspek tersebut yaitu mengenai Mantuq dan
Mafhum, meliputi pengertian serta pembagian-pembagiannya.
2
B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi mantuq dan mafhum?
2. Apa sajakah macam-macam pembagian dari mantuq dan mafhum?
C. Tujuan Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan penulisan makalah ini diantaranya bertujuan
untuk:
1. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ulumul Qur’an.
2. Untuk mengetahui dan memahami pengertian Mantuq dan Mafhum.
3. Untuk mengetahui macam-macam pembagian dari Mantuq dan Mafhum.
D. Batasan Masalah
Mengingat begitu banyaknya pembahasan masalah mengenai uraian
masalah diatas, maka penulis membatasi pembahasan tentang makalah ini
sesuai dengan yang terdapat dalam rumusan masalah diatas. Adapun hal-hal
yang tidak termasuk dalam pembahasan di atas, penulisan tidak
menguraiakannya secara detail.
E. Metode Penulisan
Adapun dalam penulisan makalah ini penulis menggunakan metode telaah
kepustakaan yang mana dalam penulisan makalah ini penulis menggunakan
referensi yang diperoleh dari perpustakaan dan referensi lain yang terkait
dengan pembahasan makalah ini.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Mantuq dan Mafhum
Petunjuk (dadalah) lafaz kepada makna ada kalanya berdasarkan pada
bunyi (mantuq, arti tersurat) perkataan yang diucapkan itu, baik secara tegas
maupun mengandung kemungkinan makna lain, dengan taqdir. dan ada
kalanya pula berdasarkan pada pemahaman (mafhun,arti tersirat)-nya, baik
hukum-nya sesuai dengan hukum mantuq ataupun bertentangan. inilah yang
dinamakan dengan mantuq dan mafhum.1
B. Definisi Mantuq dan Macam-macamnya.
Mantuq adalah sesuatu (makna) yang ditunjukkan oleh lafaz menurut
ucapannya, yakni penunjukkan makna yang berdasarkan materi huruf-huruf
yang diucapkan.
Mantuq itu ada yang berupa nass, zahir dan mua’awwal.
1. Mantuq Nass ialah, lafaz yang bentuknya sendiri telah dapat menunjukkan
makna yang dimaksud secara tegas (sarih), tidak mengandung
kemungkinan makna lain. Misalnya firman Allah:
Artinya: “Maka (wajib) berpuasa tiga hari dalam masa haji dan tujuh hari
(lagi) apabila kamu telah pulang kembali . itulah sepuluh (hari) yang
sempurna…..”(al-Baqarah (2):196).
Penyipatan “sepuluh” dengan “sempurna” telah mematahkan
kemungkinan “sepuluh” ini diartikan lain secara majas (metafora). Inilah
yang dimaksud dengan nass. Telah dinukil dari suatu kaum yang
mengatakan, jarang sekali terdapat mantuq nass dalam kitab dalam sunnah.
Akan tetapi Imam Haramain secara berlebihan menyanggah pendapat
1Mudzakir, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an, Litera Antarnusa, Bogor, 2009, Hlm. 358
4
mereka tersebut. Ia berkata: “tujuan utama dari mantuq nass ialah
kemandirian dalam menunjukkan makna secara pasti dengan mematahkan
segala ta’wildan kemungkinan. Yang demikian ini sekalipun jarang
terjadibila dilihat dari bentuk lafaz yang mengacu kepada bahasa, akan
tetapi banyak lafaz tersebut karena ia disertai haliyah dan makaliyah.
2. Mantuq zahir ialah, lafaz yang menunjukkan suatu makna yang segera
dipahami ketika ia diucapkan tetapi disertai kemungkinan makna lain yang
lemah (marjuh). Jadi, zahir itu sama dengan nass dalam hal penunjukkan
kepada makna yang berdasarkan pada ucapan. Namun dari segi lain ia
berbeda dengannya karena nass hanya menunjukkan satu makna secara
tegas dan tidak mengandung kemungkinan menerima makna lain meskipun
lemah. Misalnya firman Allah:
(al-Baqarah (2)173). Lafaz “al-bag” digunakan untuk makna “al-Jahil”
(bodoh tidak tahu) dan ‘az-zalim” (melampui batas, zalim). Tetapi untuk
pemakain makna kedua lebih tegas dan popular sehingga makna inilah
yang kuat (Irajih), sedang makna yang pertama lemah (Imarjuh). Juga
seperti firman-Nya:
“Dan janganlah kamu mendekati mereka sebelum mereka bersuci…” (al-
Baqarah(2):222). Berhenti haid dinamakan “suci” (tuhr), berwudhu dan
mandi pun disebut (tuhr). Namun penunjukan kata “tuhr” kepada makna
kedua lebih konkrit, jelas (zahir) sehingga itulah makna yang rajah, sedang
penunjukan kepaa makna yang pertama adalah marjuh.
3. Mantuq Mu’awwal adalah lafaz yang diartikan dengan makna marjuh
karena ada sesuatu dalil yang menghalangi dimaksudkannya makna yang
rajih. Mu’awwal bebeda dengan zahir. Zahir diartikan dengan makna yang
razih sebab tidak ada dalil yang memalingkannya kepada yang marjuh,
sedang mu’awwal diartikan dengan makna marjuh karena ada dalil yang
5
memalingkannya dari makna rajih. Akan tetapi masing-masing kedua
makna itu ditunjukkan oleh lafaz menurut bunyi ucapnya. Misalnya firman
Allah:
Lafaz janah az-zulli ( ) diartikan dengan “tunduk,tawadu’dan
bergaul secara baik” dengan kedua orang tua, tidak diartikan “sayap”,
karena mustahil manusia mempunyai sayap.
Dalalah Iqtida’ dan Dalalah Isyarah
Kebenaran petunjuk (dalalah) sebuah lafaz kepada makna terkadang
bergantung pada sesuatu yang tidak disebutkan. Dalalah demikian disebut
dalalah iqtida’. Dan terkadang tidak bergantung pada hal tersebut tetapi lafaz
itu menunjukkan makna yang tidak dimaksud pada mulanya, yang demikian
disebut dalalah isyarah.
Seperti firman-Nya :
“Barang siapa diantara kamu yang sakit atau dalam perjalanan (lalu
dia berbuka puasa) maka (wajiblah dia berpuasa) sebanyak hari yang
ditinggalkanya itupada hari yang lain (Q.S Al-Baqarah :184)
Artinya dia harus mengqadha sebanyak hari yang ditinggalkanya itu.
Mengqadha puasa bagi musyafir itu hanya diwajibkan apabila dia
membukakan puasanya itu waktu dalam perjalananya itu. Adapun apabila ia
masih berpuasa juga dalam waktu perjalananya itu, maka tidak diwajibkan
mengqadha.2
Dinamakan iqtida’ (memperlakukan) karena memperlakukan kata-kata
lalu ditambahkan kepada lafaz.
2Halimudin,Pembahasan Ilmu Al-Quran 2, PT Rineka Cipta, Jakarta,1994, hlm. 59
(al-Isra’()17:24).
6
Seperti firman-Nya :
“Dihalalkan bagi kamu pada mlam hari puasa bercampur dengan
isteri-isteri kamu. Mereka itu adalah pakaian bagimu dan kamupun adalah
pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat
menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi maaf
kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah
ditetapkan allah untukmu. Dan makanlah makanan dan minuman sampai jelas
kelihatanya bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. (Q.S Al-
Baqarah: 187)
Ayat ini menunjukan atas sahnya berpuasa bagi orang yang junub pagi
hari. Karena diperbolehkan bersetubuh sampai terbit fajar dimana waktu sudah
sempit untuk mandi. Ini sudah merupakan suatu kepastian bila junub diwaktu
bersetubuh sampai akhir malam. Sudah tidak lapang lagi waktu untuk mandi
sebelum fajar. Di perbolehkan junub diwaktu subuh.3
Kedua dalalah ini iqtida’ dan isyarah, juga didasarkan pada mantuq, maka
keduanya termasuk bagian dari mantuq. Dengan demikian, mantuq meliputi:
nass, zahir, mu’awwal, iqtida’, dan isyarah.
3Ibid., hlm. 60
7
C. Definisi Mafhum dan Macam-macamnya
Mafhum adalah makna yang ditunjukkan oleh lafaz tidak berdasarkan
pada bunyi ucapan. Ia terbagi menjadi dua, mafhum muwafaqah dan mafhum
mukhalafah.
1. Mafhum muwafaqah ialah makna yang hukumnya sesuai dengan mantuq.
Mafhum ini ada dua macam:
a. Fahwal Khitab, yaitu apabila makna yang dipahami itu lebih harus
diambil hukumnya daripada mantuq. Misalnya keharaman mencaci-
maki dan memukul kedua orang tua yang dipahami dari ayat:
“Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada
keduanya perkataan ‘ah’…” (al-Isra’ (17):23). Mantuq ayat ini adalah
haramnya mengatakan “ah”, oleh karena itu keharaman mencaci maki
dan memukul lebih pantas diambil karena keduanya lebih berat.
b. Lahnul Khitab, yaitu apabila hukum mafhum sama nilainya dengan
hukum mantuq. Misalnya dalam firman Allah:
“Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim
secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya..”
(an-Nisa’(4):10). Ayat ini menunjukkan pula keharaman membakar
harta anak yatim atau menyia-nyiakannya dengan cara pengrusakan
yang bagaimanapun juga. Dalalah demikian disebut lahnul Khitab,
karena ia sama nilainya dengan memakannya sampai habis.
Kedua mafhum ini disebut mafhum muwafaqah karena makna yang tidak
disebutkan itu hukumnya sesuai dengan hukum yang diucapkan, meskipun
8
hukum itu memiliki nilai tambah pada yang pertama dan sama pada yang
kedua4. Dalalah dalam mafhum muwafaqah itu termasuk dalam kategori
“mengingatkan kepada yang lebih tinggi dengan yang lebih rendah atau
kepada yang lebih rendah dengan yang lebih tinggi.” Kedua macam ini
terkumpul dalam firman Allah:
“Dan diantara ahli kitab ada orang yang jika kamu mempercayakan
kepadanya harta yang banyak, dikembalikannya kepadamu; dan diantara
mereka ada orang yang jika kamu mempercayakan kepada satu dinar, tidak
dikembalikannya kepadamu…” (Ali ‘Imran (3):75).
2. Mafhum mukhaafah, ialah makna yang berbeda hukumnya dengan mantuq.
Mafhum ini ada empat macam:
a. Mafhum sifat. Yang dimaksud ialah sifat Ma’nawi, seperti musytaq
(kata turunan) dalam ayat:
“Hai orang-orang beriman, jika dating kepadamu orang fasik
membawa suatu berita maka periksalah dengan teliti…” (al-
Hujarat(49):6). Pengertian yang dipahami dari ungkapan kata “fasik”
(orang fasik) ialah bahwa oang yang tidak fasik tidak wajib diteliti
beritanya. Ini berarti bahwa berita yang disampaikan oleh seorang
yang adil wajib diterima.
b. Mafhum syarat, seperti firman Allah:
4Mudzakir, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an, Litera Antarnusa,Bogor, 2009, Hlm. 362
9
“Dan jika mereka (istri-istri yang sudah ditalak) itu sedang
hamil, maka berikanlah kepada mereka nafkahnya.” (at-Talaq(65):6).
Makna atau mafhumnya ialah istri yang dicerai tetapi tidak sedang
hamil, tidak wajib diberi nafkah.
c. Mafhum gayah (maksimalitas). Misalnya:
“kemudian jika suami mentalaknya (sesudah talak kedua),
maka perempuan itu tidak halal lagi baginya hingga ia kawin dengan
suami yang lain…” (al-Baqarah (2):230). Mafhumnya ialah istri
tersebut halal bagi suami pertama sesudah ia nikah dengan suami yang
lain dengan memenuhi syarat-syarat pernikahan.
d. Mafhum Hasr (pembatasan, hanya). Misalnya :
“Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepa
Engkaulah kami memohon pertolongan.” (al-Fatihah (1):5).
Mafhumnya ialah bahwa selain Allah tidak disembah dan tidak
dimintai pertolongan. Oleh karena itu, ayat tersebut menunjukkan
bahwa hanya Dia-lah yang berhak disembah dan dimintai pertolongan.
D. Berhujjah dengan Mafhum
Berhujjah dengan mafhum masih diperselisihkan. Menurut pendapat
paling shahih, mafhum-mafhum tersebut boleh dijadikan hujjah (dalil,
argumentasi) dengan beberapa syarat, antara lain :
a. Apa yang disebutkan bukan dalam kerangka “kebiasaan” yang umum.
Maka kata-kata “yang ada dalam pemeliharaanmu” dalam ayat :
10
“…dan anak-anak perempuan dari istri-istrimu yang ada dalam
pemeliharaanmu…” (an-Nisa’ (4):23), tidak ada mafhumnya, (maksudnya,
ayat ini tidak dapat dipahami bahwa anak tiri yang tidak dalam
pemeliharaan ayah tirinya boleh dinikahi – peny.), sebab pada umum nya
anak-anak perempuan istri itu berada dalam pemeliharaan suami.
b. Apa yang disebutkan itu tidak untuk menjelaskan suatu realita. Maka tidak
ada mafhum bagi firman Allah:
“Dan barang siapa menyembah tuhan yang lain di samping Allah,
padahal tidak ada satu dalil pun baginya tentang itu..” (al-mukminun
(23):117). Sebab dalam kenyataannya tuhan mana pun selain dari Allah
tidak ada dalilnya. Jadi kata-kata “padahal tidak ada satu dalil pun baginya
tentang itu” adalah suatu sifat yang pasti yang didatangkan untuk
memperkuat realita dan menghinakan orang yang menyembah tuhan di
samping Allah, bukan untuk pengertian bahwa menyembah tuhan-tuhan
itu boleh asal dapat ditegakkan dalilnya.
11
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Mantuq adalah sesuatu (makna) yang ditunjukkan oleh suatu lafadz
menurut ucapannya, yakni penunjukan makna yang berdasarkan materi huruf-
huruf yang diucapakan. Jadi mantuq adalah pengertian yang ditunjukkan oleh
lafadz itu sendiri di tempat pembicaraannya.
Sedangkan mafhum adalah sesuatu yang ditunjukkan oleh suatu lafadz
tidak berdasarkan bunyi ucapan ( makna tersirat). Dengan kata lain mafhum ialah
pengertian yang ditunjukkan oleh suatu lafadz tidak dalam tempat pembicaraan,
tetapi dari pemahaman yang terdapat pada ucapan tersebut.
Mantuq terdiri atas 3 macam yaitu nass, dzahir dan mu’awwal. Sedangkan
mafhum terbagi atas dua macam yaitu mafhum muwafaqah dan mafhum
mukholafah. Mafhum muwafaqah terdiri dari fahwal khittab dan lahnal khittab,
sedangkan mafhum mukholafah terdiri dari mafhum sifat, mafhum syarat,
mafhum ghayah, mafhum hasr.

More Related Content

What's hot

PPT 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)
PPT 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)PPT 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)
PPT 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)Khusnul Kotimah
 
Al ‘âm wa al-khâsh
Al ‘âm wa al-khâshAl ‘âm wa al-khâsh
Al ‘âm wa al-khâshFidha DoRr
 
Makalah manthuq dan mafhum
Makalah manthuq dan mafhumMakalah manthuq dan mafhum
Makalah manthuq dan mafhumLutfyHikmah
 
Study Qur'an - Al munasabat ~Miylkha & Evrid
Study Qur'an - Al munasabat ~Miylkha & EvridStudy Qur'an - Al munasabat ~Miylkha & Evrid
Study Qur'an - Al munasabat ~Miylkha & EvridMiylkha Husain
 
Makalah manthuq dan mafhum kelompok 11
Makalah manthuq dan mafhum kelompok 11Makalah manthuq dan mafhum kelompok 11
Makalah manthuq dan mafhum kelompok 11rejotangan
 
Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)Khusnul Kotimah
 
Al-aam dan Khos Fiqh Muamalah
Al-aam dan Khos Fiqh MuamalahAl-aam dan Khos Fiqh Muamalah
Al-aam dan Khos Fiqh MuamalahYusuf Darismah
 
Isi pembahasan copy
Isi pembahasan   copyIsi pembahasan   copy
Isi pembahasan copyflashnetq
 
Makalah kaidah ushuliyah
Makalah kaidah ushuliyahMakalah kaidah ushuliyah
Makalah kaidah ushuliyahYorgie August
 
Tafsir, ta’wil & tarjamah
Tafsir, ta’wil & tarjamahTafsir, ta’wil & tarjamah
Tafsir, ta’wil & tarjamahEndang Suhendar
 

What's hot (20)

PPT 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)
PPT 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)PPT 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)
PPT 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)
 
Al ‘âm wa al-khâsh
Al ‘âm wa al-khâshAl ‘âm wa al-khâsh
Al ‘âm wa al-khâsh
 
Makalah manthuq dan mafhum
Makalah manthuq dan mafhumMakalah manthuq dan mafhum
Makalah manthuq dan mafhum
 
makalah-Ta'wil dan nasakh
makalah-Ta'wil dan nasakhmakalah-Ta'wil dan nasakh
makalah-Ta'wil dan nasakh
 
Amar nahi
Amar nahiAmar nahi
Amar nahi
 
3 'am dan khas
3 'am dan khas3 'am dan khas
3 'am dan khas
 
Ushul fiqh 2
Ushul fiqh 2Ushul fiqh 2
Ushul fiqh 2
 
Study Qur'an - Al munasabat ~Miylkha & Evrid
Study Qur'an - Al munasabat ~Miylkha & EvridStudy Qur'an - Al munasabat ~Miylkha & Evrid
Study Qur'an - Al munasabat ~Miylkha & Evrid
 
Makalah tafsir
Makalah tafsirMakalah tafsir
Makalah tafsir
 
Makalah manthuq dan mafhum kelompok 11
Makalah manthuq dan mafhum kelompok 11Makalah manthuq dan mafhum kelompok 11
Makalah manthuq dan mafhum kelompok 11
 
Mutlaq Muqayyad
Mutlaq MuqayyadMutlaq Muqayyad
Mutlaq Muqayyad
 
Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
 
Al-aam dan Khos Fiqh Muamalah
Al-aam dan Khos Fiqh MuamalahAl-aam dan Khos Fiqh Muamalah
Al-aam dan Khos Fiqh Muamalah
 
Pembahasan
PembahasanPembahasan
Pembahasan
 
Isi pembahasan copy
Isi pembahasan   copyIsi pembahasan   copy
Isi pembahasan copy
 
Makalah kaidah ushuliyah
Makalah kaidah ushuliyahMakalah kaidah ushuliyah
Makalah kaidah ushuliyah
 
Tafsir wa Ta'wil
Tafsir wa Ta'wilTafsir wa Ta'wil
Tafsir wa Ta'wil
 
Kaidah kaidah hukum islam
Kaidah kaidah hukum islamKaidah kaidah hukum islam
Kaidah kaidah hukum islam
 
Tafsir, ta’wil & tarjamah
Tafsir, ta’wil & tarjamahTafsir, ta’wil & tarjamah
Tafsir, ta’wil & tarjamah
 
Usul tafsir
Usul tafsirUsul tafsir
Usul tafsir
 

Viewers also liked

Global challenges and opportunities for the spanish company
Global challenges and opportunities for the spanish companyGlobal challenges and opportunities for the spanish company
Global challenges and opportunities for the spanish companyCírculo de Empresarios
 
Gerencia de proyecto de tecnologia educativa
Gerencia de proyecto de tecnologia educativaGerencia de proyecto de tecnologia educativa
Gerencia de proyecto de tecnologia educativaJOHANNITALL
 
Emilio Tarango Resume CV
Emilio Tarango Resume CVEmilio Tarango Resume CV
Emilio Tarango Resume CVEmilio Tarango
 
Recetas angie
Recetas angieRecetas angie
Recetas angieangie_def
 
Diapositiva completa
Diapositiva completaDiapositiva completa
Diapositiva completaRinol Sierra
 
Harry Flores Resume 2 (1)
Harry Flores Resume 2 (1)Harry Flores Resume 2 (1)
Harry Flores Resume 2 (1)Harry Flores
 
Abstracts_Re_sume_s_ACC-CCA2012 (1)
Abstracts_Re_sume_s_ACC-CCA2012 (1)Abstracts_Re_sume_s_ACC-CCA2012 (1)
Abstracts_Re_sume_s_ACC-CCA2012 (1)Michelle Aguayo
 
Radiografía del socio Círculo de Empresarios
Radiografía del socio Círculo de EmpresariosRadiografía del socio Círculo de Empresarios
Radiografía del socio Círculo de EmpresariosCírculo de Empresarios
 
Testimonio maria janeth castillo rodas
Testimonio maria janeth castillo rodasTestimonio maria janeth castillo rodas
Testimonio maria janeth castillo rodasgustavo munoz
 
Calidad de vida de multialoe humberto pelaes
Calidad de vida  de multialoe   humberto pelaes Calidad de vida  de multialoe   humberto pelaes
Calidad de vida de multialoe humberto pelaes gustavo munoz
 
Integraciondetecnologia valeyfabri-121128083803-phpapp01
Integraciondetecnologia valeyfabri-121128083803-phpapp01Integraciondetecnologia valeyfabri-121128083803-phpapp01
Integraciondetecnologia valeyfabri-121128083803-phpapp01VyFSH
 

Viewers also liked (19)

Global challenges and opportunities for the spanish company
Global challenges and opportunities for the spanish companyGlobal challenges and opportunities for the spanish company
Global challenges and opportunities for the spanish company
 
Gerencia de proyecto de tecnologia educativa
Gerencia de proyecto de tecnologia educativaGerencia de proyecto de tecnologia educativa
Gerencia de proyecto de tecnologia educativa
 
portfolio
portfolioportfolio
portfolio
 
Emilio Tarango Resume CV
Emilio Tarango Resume CVEmilio Tarango Resume CV
Emilio Tarango Resume CV
 
Endrina muñoz proyecto i
Endrina muñoz proyecto iEndrina muñoz proyecto i
Endrina muñoz proyecto i
 
Slideshare
SlideshareSlideshare
Slideshare
 
Indice de inclusion
Indice de inclusionIndice de inclusion
Indice de inclusion
 
Recetas angie
Recetas angieRecetas angie
Recetas angie
 
Barómetro 2016 círculo de empresarios
Barómetro 2016 círculo de empresariosBarómetro 2016 círculo de empresarios
Barómetro 2016 círculo de empresarios
 
Diapositiva completa
Diapositiva completaDiapositiva completa
Diapositiva completa
 
Código GEMA
Código GEMACódigo GEMA
Código GEMA
 
Harry Flores Resume 2 (1)
Harry Flores Resume 2 (1)Harry Flores Resume 2 (1)
Harry Flores Resume 2 (1)
 
Abstracts_Re_sume_s_ACC-CCA2012 (1)
Abstracts_Re_sume_s_ACC-CCA2012 (1)Abstracts_Re_sume_s_ACC-CCA2012 (1)
Abstracts_Re_sume_s_ACC-CCA2012 (1)
 
Radiografía del socio Círculo de Empresarios
Radiografía del socio Círculo de EmpresariosRadiografía del socio Círculo de Empresarios
Radiografía del socio Círculo de Empresarios
 
Testimonio maria janeth castillo rodas
Testimonio maria janeth castillo rodasTestimonio maria janeth castillo rodas
Testimonio maria janeth castillo rodas
 
Alorex
AlorexAlorex
Alorex
 
Calidad de vida de multialoe humberto pelaes
Calidad de vida  de multialoe   humberto pelaes Calidad de vida  de multialoe   humberto pelaes
Calidad de vida de multialoe humberto pelaes
 
Integraciondetecnologia valeyfabri-121128083803-phpapp01
Integraciondetecnologia valeyfabri-121128083803-phpapp01Integraciondetecnologia valeyfabri-121128083803-phpapp01
Integraciondetecnologia valeyfabri-121128083803-phpapp01
 
Abdullah Alotaibi C.V.
Abdullah Alotaibi C.V.Abdullah Alotaibi C.V.
Abdullah Alotaibi C.V.
 

Similar to Bab i

Copy of bab ii2
Copy of bab ii2Copy of bab ii2
Copy of bab ii2andisalwa
 
Makalah manthuq dan mafhum
Makalah manthuq dan mafhumMakalah manthuq dan mafhum
Makalah manthuq dan mafhumrismariszki
 
Sumber Hukum Islam ( Sub - AlQuran )
Sumber Hukum Islam ( Sub - AlQuran )Sumber Hukum Islam ( Sub - AlQuran )
Sumber Hukum Islam ( Sub - AlQuran )Eja Fahreza
 
Makalah Muhkam Mutasyabih
Makalah Muhkam MutasyabihMakalah Muhkam Mutasyabih
Makalah Muhkam Mutasyabihazzaazza50746
 
Tugasan ulum quran ustazah siti eshah salleh
Tugasan ulum quran ustazah siti eshah sallehTugasan ulum quran ustazah siti eshah salleh
Tugasan ulum quran ustazah siti eshah sallehNorafsah Awang Kati
 
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdfKaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdfZukét Printing
 
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.docx
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.docxKaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.docx
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.docxZukét Printing
 
Disusun Oleh Kelompok 3.pptx
Disusun Oleh Kelompok 3.pptxDisusun Oleh Kelompok 3.pptx
Disusun Oleh Kelompok 3.pptxAdeWahyufin
 
PPT METODOLOGI FILSAFAT HUKUM ISLAM AS VA.pptx
PPT METODOLOGI FILSAFAT HUKUM ISLAM AS VA.pptxPPT METODOLOGI FILSAFAT HUKUM ISLAM AS VA.pptx
PPT METODOLOGI FILSAFAT HUKUM ISLAM AS VA.pptxDeniSujani
 
Manthuq dan mafhum
Manthuq dan mafhumManthuq dan mafhum
Manthuq dan mafhumRatih Aini
 
4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih
4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih
4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabihMarhamah Saleh
 

Similar to Bab i (20)

Copy of bab ii2
Copy of bab ii2Copy of bab ii2
Copy of bab ii2
 
Makalah manthuq dan mafhum
Makalah manthuq dan mafhumMakalah manthuq dan mafhum
Makalah manthuq dan mafhum
 
Mantuq dan Mafhum.pdf
Mantuq dan Mafhum.pdfMantuq dan Mafhum.pdf
Mantuq dan Mafhum.pdf
 
Al-Munasabah
Al-MunasabahAl-Munasabah
Al-Munasabah
 
Sumber Hukum Islam ( Sub - AlQuran )
Sumber Hukum Islam ( Sub - AlQuran )Sumber Hukum Islam ( Sub - AlQuran )
Sumber Hukum Islam ( Sub - AlQuran )
 
Ilmu nasikh mansukh
Ilmu nasikh mansukhIlmu nasikh mansukh
Ilmu nasikh mansukh
 
Mantuq dan Mafhum.docx
Mantuq dan Mafhum.docxMantuq dan Mafhum.docx
Mantuq dan Mafhum.docx
 
Makalah Muhkam Mutasyabih
Makalah Muhkam MutasyabihMakalah Muhkam Mutasyabih
Makalah Muhkam Mutasyabih
 
Tugasan ulum quran ustazah siti eshah salleh
Tugasan ulum quran ustazah siti eshah sallehTugasan ulum quran ustazah siti eshah salleh
Tugasan ulum quran ustazah siti eshah salleh
 
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdfKaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
 
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.docx
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.docxKaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.docx
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.docx
 
Disusun Oleh Kelompok 3.pptx
Disusun Oleh Kelompok 3.pptxDisusun Oleh Kelompok 3.pptx
Disusun Oleh Kelompok 3.pptx
 
PPT METODOLOGI FILSAFAT HUKUM ISLAM AS VA.pptx
PPT METODOLOGI FILSAFAT HUKUM ISLAM AS VA.pptxPPT METODOLOGI FILSAFAT HUKUM ISLAM AS VA.pptx
PPT METODOLOGI FILSAFAT HUKUM ISLAM AS VA.pptx
 
Manthuq dan mafhum
Manthuq dan mafhumManthuq dan mafhum
Manthuq dan mafhum
 
Makalah metodologi
Makalah metodologiMakalah metodologi
Makalah metodologi
 
Makalah al quran hadist
Makalah al quran hadistMakalah al quran hadist
Makalah al quran hadist
 
Modul 10 kb 1
Modul 10 kb 1Modul 10 kb 1
Modul 10 kb 1
 
Tugas 1
Tugas 1Tugas 1
Tugas 1
 
4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih
4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih
4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih
 
Pembentangan usul
Pembentangan usulPembentangan usul
Pembentangan usul
 

Recently uploaded

Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...luqmanhakimkhairudin
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxdedyfirgiawan
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptxfurqanridha
 
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia pptMateri Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia pptParulianGultom2
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfsubki124
 
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa  PemrogramanMateri Bab 6 Algoritma dan bahasa  Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa PemrogramanSaeranSaeran1
 
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi PerapotekanPembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi PerapotekanNesha Mutiara
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxDewiUmbar
 
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxAksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxTekiMulyani
 
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxJajang Sulaeman
 
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriSudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriFarhanPerdanaRamaden1
 
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMSISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMhanyakaryawan1
 
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEANIPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEANGilangNandiaputri1
 
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDMateri Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDsulistyaningsihcahyo
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptpalagoro17
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxrani414352
 
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XIPPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XIHepySari1
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".Kanaidi ken
 

Recently uploaded (20)

Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
 
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia pptMateri Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
 
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa  PemrogramanMateri Bab 6 Algoritma dan bahasa  Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa Pemrograman
 
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi PerapotekanPembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxAksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
 
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
 
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriSudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
 
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMSISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
 
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEANIPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
 
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDMateri Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
 
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XIPPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 

Bab i

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Ketika kita berbicara mengenai ayat-ayat yang terkandung di dalam Al- Qur’an, sebenarnya dari semua ayat yang ada didalam Al-Qur’an tersebut tidak semuanya memberikan arti/pemahaman yang jelas terhadap kita. Jika kita mau telusuri, ternyata banyak sekali ayat-ayat yang masih butuh penjelasan yang lebih mendalam mengenai hukum yang tersimpan dalam ayat tersebut. Ini menunjukkan bahwa ternyata ayat-ayat Al-Qur’an itu tidak hanya memberikan pemahaman secara langsung dan jelas, tetapi ada ayat yang maknanya tersirat didalam ayat tersebut. Perbedaan penemuan hukum (istinbat al-ahkam) terjadi akibat beberapa faktor, baik internal maupun eksternal. Salah satu faktor penyebab perbedaan tersebut, secara internal, adalah perbedaan metode ulama Usul dalam memahami makna nass, al-Qur’an dan Hadis, melalui lafaz (turq dilalah al- alfaz) Oleh karena itu, agar kita semua dapat memahami dan mengetahui hukum atau makna yang terdapat didalam ayat-ayat Al-Qur’an. Dalam makalah ini akan dipaparkan sedikit penjelasan guna menambah pemahaman pembaca mengenai ushul fiqih. Sebagian aspek tersebut yaitu mengenai Mantuq dan Mafhum, meliputi pengertian serta pembagian-pembagiannya.
  • 2. 2 B. Rumusan Masalah 1. Apakah definisi mantuq dan mafhum? 2. Apa sajakah macam-macam pembagian dari mantuq dan mafhum? C. Tujuan Penulisan Adapun yang menjadi tujuan penulisan makalah ini diantaranya bertujuan untuk: 1. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ulumul Qur’an. 2. Untuk mengetahui dan memahami pengertian Mantuq dan Mafhum. 3. Untuk mengetahui macam-macam pembagian dari Mantuq dan Mafhum. D. Batasan Masalah Mengingat begitu banyaknya pembahasan masalah mengenai uraian masalah diatas, maka penulis membatasi pembahasan tentang makalah ini sesuai dengan yang terdapat dalam rumusan masalah diatas. Adapun hal-hal yang tidak termasuk dalam pembahasan di atas, penulisan tidak menguraiakannya secara detail. E. Metode Penulisan Adapun dalam penulisan makalah ini penulis menggunakan metode telaah kepustakaan yang mana dalam penulisan makalah ini penulis menggunakan referensi yang diperoleh dari perpustakaan dan referensi lain yang terkait dengan pembahasan makalah ini.
  • 3. 3 BAB II PEMBAHASAN A. Mantuq dan Mafhum Petunjuk (dadalah) lafaz kepada makna ada kalanya berdasarkan pada bunyi (mantuq, arti tersurat) perkataan yang diucapkan itu, baik secara tegas maupun mengandung kemungkinan makna lain, dengan taqdir. dan ada kalanya pula berdasarkan pada pemahaman (mafhun,arti tersirat)-nya, baik hukum-nya sesuai dengan hukum mantuq ataupun bertentangan. inilah yang dinamakan dengan mantuq dan mafhum.1 B. Definisi Mantuq dan Macam-macamnya. Mantuq adalah sesuatu (makna) yang ditunjukkan oleh lafaz menurut ucapannya, yakni penunjukkan makna yang berdasarkan materi huruf-huruf yang diucapkan. Mantuq itu ada yang berupa nass, zahir dan mua’awwal. 1. Mantuq Nass ialah, lafaz yang bentuknya sendiri telah dapat menunjukkan makna yang dimaksud secara tegas (sarih), tidak mengandung kemungkinan makna lain. Misalnya firman Allah: Artinya: “Maka (wajib) berpuasa tiga hari dalam masa haji dan tujuh hari (lagi) apabila kamu telah pulang kembali . itulah sepuluh (hari) yang sempurna…..”(al-Baqarah (2):196). Penyipatan “sepuluh” dengan “sempurna” telah mematahkan kemungkinan “sepuluh” ini diartikan lain secara majas (metafora). Inilah yang dimaksud dengan nass. Telah dinukil dari suatu kaum yang mengatakan, jarang sekali terdapat mantuq nass dalam kitab dalam sunnah. Akan tetapi Imam Haramain secara berlebihan menyanggah pendapat 1Mudzakir, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an, Litera Antarnusa, Bogor, 2009, Hlm. 358
  • 4. 4 mereka tersebut. Ia berkata: “tujuan utama dari mantuq nass ialah kemandirian dalam menunjukkan makna secara pasti dengan mematahkan segala ta’wildan kemungkinan. Yang demikian ini sekalipun jarang terjadibila dilihat dari bentuk lafaz yang mengacu kepada bahasa, akan tetapi banyak lafaz tersebut karena ia disertai haliyah dan makaliyah. 2. Mantuq zahir ialah, lafaz yang menunjukkan suatu makna yang segera dipahami ketika ia diucapkan tetapi disertai kemungkinan makna lain yang lemah (marjuh). Jadi, zahir itu sama dengan nass dalam hal penunjukkan kepada makna yang berdasarkan pada ucapan. Namun dari segi lain ia berbeda dengannya karena nass hanya menunjukkan satu makna secara tegas dan tidak mengandung kemungkinan menerima makna lain meskipun lemah. Misalnya firman Allah: (al-Baqarah (2)173). Lafaz “al-bag” digunakan untuk makna “al-Jahil” (bodoh tidak tahu) dan ‘az-zalim” (melampui batas, zalim). Tetapi untuk pemakain makna kedua lebih tegas dan popular sehingga makna inilah yang kuat (Irajih), sedang makna yang pertama lemah (Imarjuh). Juga seperti firman-Nya: “Dan janganlah kamu mendekati mereka sebelum mereka bersuci…” (al- Baqarah(2):222). Berhenti haid dinamakan “suci” (tuhr), berwudhu dan mandi pun disebut (tuhr). Namun penunjukan kata “tuhr” kepada makna kedua lebih konkrit, jelas (zahir) sehingga itulah makna yang rajah, sedang penunjukan kepaa makna yang pertama adalah marjuh. 3. Mantuq Mu’awwal adalah lafaz yang diartikan dengan makna marjuh karena ada sesuatu dalil yang menghalangi dimaksudkannya makna yang rajih. Mu’awwal bebeda dengan zahir. Zahir diartikan dengan makna yang razih sebab tidak ada dalil yang memalingkannya kepada yang marjuh, sedang mu’awwal diartikan dengan makna marjuh karena ada dalil yang
  • 5. 5 memalingkannya dari makna rajih. Akan tetapi masing-masing kedua makna itu ditunjukkan oleh lafaz menurut bunyi ucapnya. Misalnya firman Allah: Lafaz janah az-zulli ( ) diartikan dengan “tunduk,tawadu’dan bergaul secara baik” dengan kedua orang tua, tidak diartikan “sayap”, karena mustahil manusia mempunyai sayap. Dalalah Iqtida’ dan Dalalah Isyarah Kebenaran petunjuk (dalalah) sebuah lafaz kepada makna terkadang bergantung pada sesuatu yang tidak disebutkan. Dalalah demikian disebut dalalah iqtida’. Dan terkadang tidak bergantung pada hal tersebut tetapi lafaz itu menunjukkan makna yang tidak dimaksud pada mulanya, yang demikian disebut dalalah isyarah. Seperti firman-Nya : “Barang siapa diantara kamu yang sakit atau dalam perjalanan (lalu dia berbuka puasa) maka (wajiblah dia berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkanya itupada hari yang lain (Q.S Al-Baqarah :184) Artinya dia harus mengqadha sebanyak hari yang ditinggalkanya itu. Mengqadha puasa bagi musyafir itu hanya diwajibkan apabila dia membukakan puasanya itu waktu dalam perjalananya itu. Adapun apabila ia masih berpuasa juga dalam waktu perjalananya itu, maka tidak diwajibkan mengqadha.2 Dinamakan iqtida’ (memperlakukan) karena memperlakukan kata-kata lalu ditambahkan kepada lafaz. 2Halimudin,Pembahasan Ilmu Al-Quran 2, PT Rineka Cipta, Jakarta,1994, hlm. 59 (al-Isra’()17:24).
  • 6. 6 Seperti firman-Nya : “Dihalalkan bagi kamu pada mlam hari puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu. Mereka itu adalah pakaian bagimu dan kamupun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi maaf kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan allah untukmu. Dan makanlah makanan dan minuman sampai jelas kelihatanya bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. (Q.S Al- Baqarah: 187) Ayat ini menunjukan atas sahnya berpuasa bagi orang yang junub pagi hari. Karena diperbolehkan bersetubuh sampai terbit fajar dimana waktu sudah sempit untuk mandi. Ini sudah merupakan suatu kepastian bila junub diwaktu bersetubuh sampai akhir malam. Sudah tidak lapang lagi waktu untuk mandi sebelum fajar. Di perbolehkan junub diwaktu subuh.3 Kedua dalalah ini iqtida’ dan isyarah, juga didasarkan pada mantuq, maka keduanya termasuk bagian dari mantuq. Dengan demikian, mantuq meliputi: nass, zahir, mu’awwal, iqtida’, dan isyarah. 3Ibid., hlm. 60
  • 7. 7 C. Definisi Mafhum dan Macam-macamnya Mafhum adalah makna yang ditunjukkan oleh lafaz tidak berdasarkan pada bunyi ucapan. Ia terbagi menjadi dua, mafhum muwafaqah dan mafhum mukhalafah. 1. Mafhum muwafaqah ialah makna yang hukumnya sesuai dengan mantuq. Mafhum ini ada dua macam: a. Fahwal Khitab, yaitu apabila makna yang dipahami itu lebih harus diambil hukumnya daripada mantuq. Misalnya keharaman mencaci- maki dan memukul kedua orang tua yang dipahami dari ayat: “Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’…” (al-Isra’ (17):23). Mantuq ayat ini adalah haramnya mengatakan “ah”, oleh karena itu keharaman mencaci maki dan memukul lebih pantas diambil karena keduanya lebih berat. b. Lahnul Khitab, yaitu apabila hukum mafhum sama nilainya dengan hukum mantuq. Misalnya dalam firman Allah: “Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya..” (an-Nisa’(4):10). Ayat ini menunjukkan pula keharaman membakar harta anak yatim atau menyia-nyiakannya dengan cara pengrusakan yang bagaimanapun juga. Dalalah demikian disebut lahnul Khitab, karena ia sama nilainya dengan memakannya sampai habis. Kedua mafhum ini disebut mafhum muwafaqah karena makna yang tidak disebutkan itu hukumnya sesuai dengan hukum yang diucapkan, meskipun
  • 8. 8 hukum itu memiliki nilai tambah pada yang pertama dan sama pada yang kedua4. Dalalah dalam mafhum muwafaqah itu termasuk dalam kategori “mengingatkan kepada yang lebih tinggi dengan yang lebih rendah atau kepada yang lebih rendah dengan yang lebih tinggi.” Kedua macam ini terkumpul dalam firman Allah: “Dan diantara ahli kitab ada orang yang jika kamu mempercayakan kepadanya harta yang banyak, dikembalikannya kepadamu; dan diantara mereka ada orang yang jika kamu mempercayakan kepada satu dinar, tidak dikembalikannya kepadamu…” (Ali ‘Imran (3):75). 2. Mafhum mukhaafah, ialah makna yang berbeda hukumnya dengan mantuq. Mafhum ini ada empat macam: a. Mafhum sifat. Yang dimaksud ialah sifat Ma’nawi, seperti musytaq (kata turunan) dalam ayat: “Hai orang-orang beriman, jika dating kepadamu orang fasik membawa suatu berita maka periksalah dengan teliti…” (al- Hujarat(49):6). Pengertian yang dipahami dari ungkapan kata “fasik” (orang fasik) ialah bahwa oang yang tidak fasik tidak wajib diteliti beritanya. Ini berarti bahwa berita yang disampaikan oleh seorang yang adil wajib diterima. b. Mafhum syarat, seperti firman Allah: 4Mudzakir, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an, Litera Antarnusa,Bogor, 2009, Hlm. 362
  • 9. 9 “Dan jika mereka (istri-istri yang sudah ditalak) itu sedang hamil, maka berikanlah kepada mereka nafkahnya.” (at-Talaq(65):6). Makna atau mafhumnya ialah istri yang dicerai tetapi tidak sedang hamil, tidak wajib diberi nafkah. c. Mafhum gayah (maksimalitas). Misalnya: “kemudian jika suami mentalaknya (sesudah talak kedua), maka perempuan itu tidak halal lagi baginya hingga ia kawin dengan suami yang lain…” (al-Baqarah (2):230). Mafhumnya ialah istri tersebut halal bagi suami pertama sesudah ia nikah dengan suami yang lain dengan memenuhi syarat-syarat pernikahan. d. Mafhum Hasr (pembatasan, hanya). Misalnya : “Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepa Engkaulah kami memohon pertolongan.” (al-Fatihah (1):5). Mafhumnya ialah bahwa selain Allah tidak disembah dan tidak dimintai pertolongan. Oleh karena itu, ayat tersebut menunjukkan bahwa hanya Dia-lah yang berhak disembah dan dimintai pertolongan. D. Berhujjah dengan Mafhum Berhujjah dengan mafhum masih diperselisihkan. Menurut pendapat paling shahih, mafhum-mafhum tersebut boleh dijadikan hujjah (dalil, argumentasi) dengan beberapa syarat, antara lain : a. Apa yang disebutkan bukan dalam kerangka “kebiasaan” yang umum. Maka kata-kata “yang ada dalam pemeliharaanmu” dalam ayat :
  • 10. 10 “…dan anak-anak perempuan dari istri-istrimu yang ada dalam pemeliharaanmu…” (an-Nisa’ (4):23), tidak ada mafhumnya, (maksudnya, ayat ini tidak dapat dipahami bahwa anak tiri yang tidak dalam pemeliharaan ayah tirinya boleh dinikahi – peny.), sebab pada umum nya anak-anak perempuan istri itu berada dalam pemeliharaan suami. b. Apa yang disebutkan itu tidak untuk menjelaskan suatu realita. Maka tidak ada mafhum bagi firman Allah: “Dan barang siapa menyembah tuhan yang lain di samping Allah, padahal tidak ada satu dalil pun baginya tentang itu..” (al-mukminun (23):117). Sebab dalam kenyataannya tuhan mana pun selain dari Allah tidak ada dalilnya. Jadi kata-kata “padahal tidak ada satu dalil pun baginya tentang itu” adalah suatu sifat yang pasti yang didatangkan untuk memperkuat realita dan menghinakan orang yang menyembah tuhan di samping Allah, bukan untuk pengertian bahwa menyembah tuhan-tuhan itu boleh asal dapat ditegakkan dalilnya.
  • 11. 11 BAB III PENUTUP Kesimpulan Mantuq adalah sesuatu (makna) yang ditunjukkan oleh suatu lafadz menurut ucapannya, yakni penunjukan makna yang berdasarkan materi huruf- huruf yang diucapakan. Jadi mantuq adalah pengertian yang ditunjukkan oleh lafadz itu sendiri di tempat pembicaraannya. Sedangkan mafhum adalah sesuatu yang ditunjukkan oleh suatu lafadz tidak berdasarkan bunyi ucapan ( makna tersirat). Dengan kata lain mafhum ialah pengertian yang ditunjukkan oleh suatu lafadz tidak dalam tempat pembicaraan, tetapi dari pemahaman yang terdapat pada ucapan tersebut. Mantuq terdiri atas 3 macam yaitu nass, dzahir dan mu’awwal. Sedangkan mafhum terbagi atas dua macam yaitu mafhum muwafaqah dan mafhum mukholafah. Mafhum muwafaqah terdiri dari fahwal khittab dan lahnal khittab, sedangkan mafhum mukholafah terdiri dari mafhum sifat, mafhum syarat, mafhum ghayah, mafhum hasr.