Dokumen tersebut membahas tentang Zhahir (jelas) dan Takwil (membutuhkan interpretasi) sebagai dalil-dalil hukum fiqh. Zhahir adalah lafaz yang maknanya jelas secara langsung, sedangkan Takwil mengartikan lafaz ke makna lain berdasarkan dalil. Kajian Takwil sebagian besar terkait furu' (cabang-cabang hukum), sedangkan nash yang jelas tidak dapat ditakwilkan. Dalil utama Tak
2. Pendahuluan
Dalam menetapkan hukum
para ahli memerlukan dalil-dalil yang
sahih untuk menentukan hukum yang
jelas dan tanpa keraguan, dan diantara
dari dalil tersebut berbeda-beda,oleh
karena itu para ahli fiqh membagi dalil-
dalil tersebut kepada Zahir(jelas) dan
mustawwal (takwil), agar kita lebih
mengerti dari mana hukum tersebut
berasal.
Dalil-dalil hukum fiqh
ZAHIR/JELAS
MUSTAWAAL
(PERLU DITAKWIL)
4. PENGERTIAN
A. Zahir(Jelas)
zhahir itu adalah suatu lafazh yang dengan
mendengarkan lafazh itu pendengar bisa langsung
mengerti apa maksud nya tanpa perlu berpikir dan
tidak bergantung kepada petunjuk lain
Adapun contoh yang dapat dikemukakan disini
adalah firman Allah SWT yang berbunyi :
َابِّالر َمَّرَح َو َعْيَبْال ُهللا َّلَحَأ َو.
Artinya : “Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba.”
Ayat tersebut petunjuknya sudah jelas
bahwa mengenai halalnya jual beli dan
haramnya riba. Petunjuk itu diambil
dari lafazh itu sendiri tanpa
memerlukan qarinah lain. Kedudukan
lafazh zhahir wajib diamalkannya
sesuai petunjuk lafazh itu sendiri,
sepanjang tidak ada dalil yang men-
takhsish-nya, men-takwil-nya atau me-
nasakh-nya.
5. Hukum Zahir
Yang dimaksud dengan hukum zhahir adalah, dalam
hal bagaimana kita boleh atau harus berpegang pada makna
yang zhahir, dan dalam keadaan bagaimana pula kita boleh
meninggalkan arti zhahir.
Para ulama ushul fiqih memberi hukum tentang
pemakaian lafaz zhahir sebagai berikut
“Zhahir itu adalah dalil syar’I (yang) wajib diikuti,
kecuali terdapat dalil yang menunjukkan lain
daripadanya.”
6.
7. Pengertian
Takwil mempunyai makna At-Tafir (penjelas,
uraian) atau Al-Marja’, Al-Mashir (kembali, tempat
kembali) atau Al-Jaza’ (balasan yang kembali padanya)
Sedangkan menurut terminologi, para ulama
berbeda pendapat dalam mendefenisikan takwil.Para
ulama salaf mendefenisikan takwil antara lain sebagai
berikut
8. Imam Al -Ghazali
“Sesungguhnya takwil itu merupakan
ungkapan tentang pengambilan makna
dari lafazh yang bersifat probabilitas yang
didukung oleh dalil dan menjadikan arti
yang lebih kuat dari makna yang
ditunjukkan oleh lafazh zhahir.”
Al-Musthashfa(Al-Ghazali, 1973: 128)
Imam Al-Mudi dalam kitab Al-Mushtashfa
“Membawa makna lafazh zhahir yang
mempunyai ihtimal (probabilitas)
kepada makna lain yang didukung
dalil.”
9. Kaum Muhaditsin
Menurut Wahab Khalaf :
بدليل ظاهر عن اللفظ صرف
Artinya : “Memalingkan lafazh dari zhahirnya, karena ada dalil.”
Menurut Abu Zarhah :
فيه الظاهر هو ليس و يحتمله آخر معنى إلى معناه ظاهر عن اللفظ إخراج.
Artinya : “Takwil adalah mengeluarkan lafazh dari artinya yang zhahir kepada
makna lain , tetapi bukan zhahirnya.”
Penyebab adanya penakwilan terhadap lafazh-
lafazh yang artinya dianggap kuat diantaranya
karena arti zhahir-nya tidak sesuai dengan arti
yang hakiki, sehingga dalil hasil takwil yang tidak
kuat menjadi kuat. Dengan kata lain,
mengutamakan makna dari hasil prasangka yang
sesuai dengan maksud syara’.
10. ObjekTakwil
tidak menyangkut nash-nash yang qath’i,baik secara khusus maupun
umum
tidak menyangkut hukum-hukum agama penting yang mudah ataupun sulit
untuk dipahami yang merupakan dasar-dasar syara’
Nash alquran ada yang qath’i
(benar), dan zhanni(relatif
benar),maksudnya banyak
pengertian,ataupun adanya
perbedaan penafsiran dari
kalangan ulama
tidak mencakup peraturan-peraturan syari’at yang bersifat umum, diantaranya
bahan-bahan yang memerlukan penafsiran dan pematokan hukum
Bersifat furu’
skipPengertian furu’
11. USHUL DAN FURU’
ISLAM
Aqidah
Syariat
Akhlak
USHULUDIN
FURU’UDIN/FURU’
USHUL, yaitu Ajaran Islam yang
sangat PRINSIP dan
MENDASAR, sehingga Umat
Islam wajib sepakat dalam Ushul
dan tidak boleh berbeda, karena
perbedaan dalam Ushul adalah
Penyimpangan yang
mengantarkan kepada
kesesatan.
Furu’uddin biasa disingkat FURU’, yaitu
Ajaran Islam yang sangat penting
namunTIDAK PRINSIP danTIDAK
MENDASAR, sehingga Umat Islam
boleh berbeda dalam Furu’, karena
perbedaan dalam Furu’ bukan
penyimpangan dan tidak
mengantarkan kepada kesesatan, tapi
dengan satu syarat yakni :ADA DALIL
YANG BISA DIPERTANGGUNG
JAWABKAN SECARA SYAR’I.
12. Dalil-dalil
PenunjangTakwil
Nash yang diambil dari Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Ijma’,Qiyas dan Akal yang merupakan sumber perbincangan
segala sesuatu
Kaidah-kaidah umum syari’at yang diambil dari Al-Qur’an dan
Sunnah
Kaidah-kaidah fiqih yang menetapkan bahwa pembentukan
syari’at memperhatikan hal-hal yang bersifatjuz’i tanpa batas
Hakikat kemaslahatan umum
Adat yang diucapkan dan diamalkan.
Hikmah syari’at atau tujuan syari’at itu sendiri
13.
14. Firman Allah
َمْؤُي اَم َونُلَعْفَيَو ْمِهِقْوَف نِِّم مُهَّبَر َونُافَخَيَونُر
artinya : Mereka (para malaikat) takut kepadaTuhan merekaYang
di atas mereka (dengan kekuasaanNya), serta mereka
mengerjakan apaYang diperintahkan.(Annahli16:50)
Takwil salaf – Kita tidak mengetahui maksud ‘di atas’ di dalam ayat tersebut.Kita
serahkan maknanya kepada Allah dan maha suciAllah itu daripada keadaannya
berpihak samada di atas atau di bawah.
Takwil khalaf – Maksud ‘di atas’ itu ialah ‘ketinggian dan kebesaran’.Maka jadilah
maksudnya para malaikat takut dengan ketinggian dan kebesaran Allah.
15. ٰىَوَت ْاس ِشْرَعْال ىَلَع ُنٰـَمْحَّالر
Artinya : yaitu (Allah) Ar-Rahman,Yang bersemayam di atas
Arasy.(Ta Ha 20:5)
Takwil salaf – Kita tidak mengetahui maksud ‘bersemayam’ tersebut
dan kita serahkan maknanya kepada Allah.Akan tetapi mustahil
Allah daripada mengambil tempat dan mustahil zatNya itu daripada
bersentuh dengan arasy.
Takwil khalaf – Maksud bersemayam itu ialah memerintah dan
menguasai.Maka jadilah makna ayat tersebut Allah itu memerintah
dan menguasai arasy.
16. اًّفَص اًّفَص ُكَلَمْالَو َكُّبَر َءاَجَو
Artinya : DanTuhanmu pun datang, sedang malaikat berbaris-
baris (siap sedia menjalankan perintah),
Begitu juga disebut di dalam sebuah hadis
ﺍﻟﺩﻧﻴﺎ ﺳﻣﺎﺀ ﺇﻟﻰ ﻛﻝﻟﻴﻟﺔ ﻭﺟﻝ ﻋﺯ ﺍﷲ ﻴﻧﺯﻝ
Artinya :TurunTuhan kita pada setiap malam ke langit dunia….
Takwil salaf – Kita tidak mengetahui makna ‘datang’ dan
‘turun’Tuhan di dalam ayat dan hadis tersebut dan kita
serahkan maknanya kepada Allah.Akan tetapi mustahil Allah
itu daripada sifat pergi datang dan berpindah – pindah.
Takwil khalaf -Yang dimaksudkan dengan datangTuhan di
dalam ayat tersebut artinya telah ‘datang azabTuhan’ atau
‘datang urusanTuhan’ yang melengkapi azab dan rahmatNya
dan yang dimaksudkan dengan ‘turunTuhan’ di dalam hadis itu
pula artinya turun malaikatTuhan kita.
17. Zhahir adalah suatu lafazh yang dengan mendengarkan lafazh itu pendengar bisa
langsung mengerti apa maksud nya tanpa perlu berpikir dan tidak bergantung kepada
petunjuk lain. Apabila tidak terdapat alasan yang kuat untuk mendorong pentakwilan sesuatu
lafaz, maka lafaz zhahirnyalah yang dipakai sebagai dalil yang wajib kita ikuti.
Sedangkan Takwil adalah mengeluarkan lafazh dari artinya yang zhahir kepada makna
lain , tetapi bukan zhahirnya. Adapun kajian takwilkebanyakan adalah firu’ sebagaimana
pendapat Imam Asy-Syaukani. Selain itu hal-hal yang jelas dan nash yang merupakan
kajian takwil juga. Itu semua kajian takwil secara global dan terbatas bila belum ada panafsiran
dari syari’at secara menyeluruh.