SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
Disusun Oleh Kelompok 3 :
-Ade Wahyudin
-Royhan
-Aminah
-Zahra Febrianti
Mata Kuliah Ushul Fiqih
Dosen Pengampu : Iti Septi S.Hi.,M.Sh.,P.Hd
NASKH
DAN
MANSUH
DEFINISI NASKH DAN MANSUKH
Nasikh menurut bahasa ialah hukum syara’ yang menghapuskan,
menghilangkan, atau memindahkan atau juga yang mengutip serta mengubah dan
mengganti.
Adapun makna Nasikh menurut para Ulama’
• Bermakna izalah atau menghilangkan
• Bermakna tabdil atau mengganti
• Bermakna tahwil atau memalingkan
• Bermakna menukil atau memindah dari satu tempat ke tempat lain
• Bermakna takhsis atau mengkhususkan
RUKUN NASKH
1. Nasakh adalah pernyataan yang menunujukkan adanya pembatalan
hukum yang telah ada.
2. Nasakh yaitu dalil kemudian yang menghapus hukum yang telah ada.
Pada hakikatnya, Nasakh itu berasal dari Allah karena Dialah yang
membuat hukum dan Dia pula yang menghapusnya.
3. Mansukh yaitu hukum yang dibatalkan dihapuskan atau dipindahkan.
4. Mansukh ‘anh yaitu orang yang dibebani hukum.
Syarat-Syarat Nasakh
1. Yang dibatalkan adalah hukum syara’
2. Pembatalan itu datangnya dari tuntutan syara’
3. Pembatalan hukum tidak disebabkan oleh berakhirnya waktu
pemberlakuan hukum, seperti perintah Allah tentang kewajiban
berpuasa tidak berarti di Nasakh setelah selesai melaksanakan
puasa tersebut.
4. Tuntutan yang mengandung Nasakh harus datang kemudian.
DASAR PENETAPAN NASAKH DAN MANSUKH
Manna Al Qaththan menetapkan tiga dasar untuk menegaskan
bahwa suatu ayat dikatakan naskh (menghapus) ayat lain mansukh
(dihapus), antara lain:
1. Melalui pentransmisian yang jelas (an-Naql as-Sharih) dari nabi atau
para sahabatnya, seperti hadis: “kuntu nahaitukum ‘anziyarat al-
qubur ala fazuruha” (Aku (dulu) melarang kalian ziarah kubur,
(sekarang) berziarahlah.
2. Melalui kesepakatan umat bahwa ayat ini naskh dan ayat itu
mansukh.
3. Melalui studi sejarah, mana ayat yang lebih belakang turun, sehingga
disebut naskh dan mana yang duluan turun, sehingga disebut
mansukh.
RUANG LINGKUP NASAKH
Nasakh hanya terjadi pada perintah dan larangan, baik yang
diungkapkan dengan tegas dan jelas maupun yang diungkapkan dengan
kalimat berita (khabar) yang bermakna amar (perintah) atau nahi
(larangan), jika hal tersebut tidak berhubungan dengan persoalan
akidah, yang berfokus kepada zat Allah, sifat-sifatnya, kitab-kitabnya,
rasul-rasulnya, dan hari kemudian, serta tidak berkaitan pula dengan
etika dan akhlak atau dengan pokok-pokok ibadah dan muamalah.
PEMBAGIAN NASAKH
1. Nasakh al-qur’an dengan al-qur’an
Bagian ini disepakati kebolehannya oleh ulama’ dan telah
terjadi dalm pandangan mereka yang mengatakan adanya
naskh. Misalnya, ayat tentang iddah 4 bulan 10 hari.
2. Nasakh al-qur’an dengan as-sunnah.
Naskh ini ada 2 macam :
•Naskh Al Qur’an dengan hadis ahad.
Jumhur berpendapat Qur’an tidak boleh dinaskh oleh hadis ahad sebab Qur’an adalah mutawatir dan
menunjukkan yakin, sedang hadis ahad zanni (bersifat dugaan). Disamping tidak sah pula menghapuskan
sesuatu yang ma’lum (jelas diketahui) dengan maznun (diduga).
•Naskh Qur’an dengan hadis mutawatir.
Naskh demikian diperbolehkan oleh imam Malik, Abu Hanifah, dan Ahmad dalam satu riwayat sebab masing-
masing keduanya adalah wahyu. Namun dalam suatu riwayat lain, as Syafi’i, Ahli Zahir, dan Ahmad menolak
naskh seperti ini, berdasarkan firman Allah QS. Al Baqarah: 106
“Apa saja yang Kami nasakhkan, atau Kami jadikan (manusia) lupa
kepadanya, Kami datangkan yang lebih baik atau yang sebanding
dengannya.”
3. Naskh Sunnah dengan Al Qur’an.
• Ini dibolehkan oleh jumhur. Sebagai contoh ialah masalah menghadap ke Baitul
Maqdis yang ditetapkan dengan sunnah dan di dalam Al Qur’an tidak terdapat dalil
yang menunjukkannya.
4. Naskh Sunnah dengan Sunnah
• Dalam kategori ini terdapat 4 bentuk:
• Naskh mutawatir dengan mutawatir
• Naskh ahad dengan ahad
• Naskh ahad dengan mutawatir
• Naskh mutawatir dengan ahad
Tiga bentuk pertama diperbolehkan, sedang dalam bentuk keempat terjadi
silang pendapat seperti halnya naskh Qur’an dengan hadis ahad, yang tidak
diperbolehkan oleh jumhur.
MACAM-MACAM NASKH DALAM AL QUR’AN
Berdasarkan kejelasan dan cakupannya, naskh dalam Al Qur’an
dibagi menjadi empat macam:
1. Naskh Sharih, yaitu ayat yang secara jelas menghapus hukum yang
terdapat pada ayat terdahulu. Misalnya ayat tentang perang pada
QS. An Nahl: 65 yang mengharuskan satu muslim melawan sepuluh
kafir.
Ayat ini di-naskh oleh ayat yang mengharuskan satu orang mukmin
melawan dua orang kafir pada ayat 66 dalam surat yang sama.
2. Naskh dzimmi, yaitu jika terdapat dua naskh yang saling
bertentangan dan tidak dikompromikan. Serta keduanya turun untuk
sebuah masalah yang sama, keduanya diketahui waktu turunnya,
dan ayat yang datang kemudian menghapus ayat yang terdahulu.
Cotohnya, ketetapan Allah yang mewajibkan berwasiat bagi orang-
orang yang akan mati, yag terdapat dalam QS. Al baqarah: 180.
Ayat ini menurut pendukung naskh di-naskh oleh hadis la washiyyah
li waris (tidak ada wasiat bagi ahli waris).
3. Naskh kully, yaitu menghapus hukum yang sebelumnya secara
keseluruhan. Contohnya, ketentuan iddah empat bulan sepuluh hari
pada QS. Al Baqarah: 234 di naskh oleh ketentuan iddah satu tahun
pada ayat 240 dalam surat yang sama.
4. Naskh juz’iy, yaitu menghapus hukum umum yang berlaku bagi
semua individu dengan hukum yang hanya berlaku bagi sebagian
individu, atau menghapus hukum yang bersfat mutlaq dengan hukum
yang muqoyyad. Contohnya, hukum dera 80 kali bagi orang yang
menuduh seorang wanita tanpa adanya saksi pada surat An Nur ayat
4, dihapus oleh ketentuan li’an, yaitu bersumpah empat kali dengan
nama Allah jika si penuduh suami yang tertuduh, pada ayat 6 dalam
surat yang sama
Dilihat dari segi bacaan dan hukumnya,
mayoritas ulama membagi naskh tiga macam:
1. Penghapusan terhadap hukum (hukm) dan bacaan (tilawah)
sekaligus, yaitu bacaan dan tulisan ayatnya pun tidak ada lagi
termasuk hukum ajarannya telah terhapus dan diganti dengan hukum
yang baru. Ayat-ayat yang terbilang kategori ini tidak dibenarkan
dibaca dan diamalkan. Misalnya, penghapusan ayat tentang
keharaman kawin dengan saudara satu susuan karena sama-sama
menyusu kepada seorang ibu dengan 10 kali susuan dengan 5 kali
susuan saja.
2. Penghapusan terhadap hukumnya saja, sedang bacaannya tetap
ada. Yaitu tulisan dan bacaannya tetap ada dan boleh dibaca,
sedangkan isi hukumnya sudah dihapus atau tidak boleh diamalkan.
Misalnya, pada surat Al Baqarah ayat 240 tentang istri-istri yang
dicerai suaminya harus beriddah 1 tahun dan masih berhak
mendapat nafkah dan tempat tinggal selama iddah. Kemudian
dihapus ayat 234 surat Al Baqarah, sehingga keharusan iddah 1
tahun tidak berlaku lagi.
3. Penghapusan terhadap bacaanya saja, sedangkan hukumnya
tetap berlaku. Sebagaimaa hadits Umar bin Khattab dan Ubay bin
Ka’ab:
“Orang tua laki-laki dan perempuan yang berzina, maka rajamlah
keduanya itu dengan pasti sebagai siksaan dari Allah.....”
HIKMAH KEBERADAAN NASKH
1. Memelihara kepentingan hamba.
2. Pengembangan pensyariatan hukum sampai kepada tingkat
kesempurnaan seiring dengan perkembangan dakwah dan kondidsi
umat manusia.
3. Cobaan dan ujian bagi orang mukallaf untuk mengikutinya atau
tidak.
4. Merupakan kebaikan dan kemudahan bagi umat. Sebab jika naskh
ituu beralih ke hal yang lebih berat maka didalamnya terdapat
tambahan pahala. Dan jika beralih ke hal yang lebih ringan maka ia
mengandung kemudahan dan keringanan.
KLASIFIKASI SURAT AL QUR’AN KAITANNYA
DENGAN NASKH
1. Pertama, surat yang tidak terdapat naskh dan mansukh, yaitu 43
surat.
2. Kedua, surat yang mengandung nasikh mansukh, yaitu 25 surat.
3. Ketiga, surat yang mengandung mansukh saja, yaitu 40 surat.
4. Keempat, surat yang mengandung nasikh saja, yaitu 6 surat.
CONTOH-CONTOH NASKH
Firman Allah :
“Dan kepunyaan Allahlah Timur dan Barat, maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah
Allah ” (QS. Al Baqarah: 115)
Dinasakh oleh :
“maka palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram.”(Al
Baqarah: 144)
Firman Allah :
“Diwajibkan atas kamu apabila seorang diantara kamu kedatangan (tanda-tanda) maut, jika ia menunggalkan
harta yang banyak, berwasiat untuk bapak ibu dan karib kerabatnya.....”(QS. Al Baqarah: 180)
Dikatakan, ayat ini mansukh oleh ayat tentang kewarisan dan oleh hadis ke: “Sesungguhnya Allah telah
memberikan pada setiap orang yang mempunyai hak akan haknya, maka tidak ada wasiat bagi ahli waris.”
Firman Allah :
“Dan wajib bagi mereka yang kuat menjalankan puasa (jika mereka tidak berpuasa)
membayar fidyah......”(Al Baqarah:184)
Ayat ini dinaskh oleh :
“Maka barang siapa yang menyaksikan bulan ramadhan, hendaklah ia berpuasa....”(Al Baqarah:185)
NASKH DENGAN PENGGANTI DAN TANPA
PENGGANTI
1. Nasakh tanpa badal. Misalnya penghapusan keharusan bersedekah
sebelum menghadap Rasulullah sebagaimana diperintahkan dalam
firman Allah surah al-Mujadilah ayat 12. Ketentuan ini dinasakh
dengan firman-Nya surat al-Mujadilah ayat 13.
2. Nasakh dengan badal yang lebih ringan. Misalnya surah al-Baqarah
ayat 187. Ayat ini menasakh ayat 183 surah al-Baqarah. Karena
maksud ayat 183 ini adalah agar puasa kita sesuai dengan ketentuan
puasa orang-orang terdahulu; yaitu diharamkan makan, minum dan
becampur dengan istri apabila mereka mengerjakan shalat petang
atau telah tidur, sampai dengan malam berikutnya, sebagaimana
disebutkan oleh para ahli.
3. Nasakh dengan badal yang sepadan. Misalnya penghapusan kiblat
shalat menghadap ke Baitul Maqdis dengan menghadap ke Ka'bah.
Sebagaimana disebutkan dalam surah al-Baqarah ayat 144.
4. Nasakh dengan badal yang lebih berat. Seperti penghapusan
hukuman penahanan di rumah (terhadap wanita yang berzina) dalam
ayat 15 surah an-Nisa' dengan hukuman cambuk dalam surah an-
Nuur ayat 2.
KESIMPULAN
Naskh ada dua perkara yakni nasikh dan mansukh. Nasikh adalah
perkara yang menghilangkan perkara lain, sedangkan Mansukh adalah perkara
yang dihilangkan oleh perkara lain dan diperbolehkan menaskhkan ayat Al-
qur’an dengan Al-qur’an, Al-qur’an dengan hadist, hadist dengan Al-qur’an dan
hadist dengan hadist. Dalam Naskh terdapat syarat dan rukun yang harus
dipenuhi. Banyak perbedaan pendapat dari para ulama’ mengenai nasikh
mansukh yang menimbulkan setuju tidaknya naskh diterapkan. Di sisi lain juga
banyak hikmah yang bisa kita ambil dari pengetahuan tentang naskh.
“anak kecil ketawa cekikikan
karena dia menonton ninja hatori
Terimakasih saya haturkan
Sudah sabar untuk menyimak materi”

More Related Content

Similar to Disusun Oleh Kelompok 3.pptx

Similar to Disusun Oleh Kelompok 3.pptx (20)

Bab i uq
Bab i uq Bab i uq
Bab i uq
 
Konsep nasakh & mansukh
Konsep nasakh & mansukhKonsep nasakh & mansukh
Konsep nasakh & mansukh
 
Nasikh dan mansukh
Nasikh dan mansukhNasikh dan mansukh
Nasikh dan mansukh
 
Ulumu-l-Qur'an Nasikh wa Mansukh
Ulumu-l-Qur'an Nasikh wa MansukhUlumu-l-Qur'an Nasikh wa Mansukh
Ulumu-l-Qur'an Nasikh wa Mansukh
 
Tugasan usul fiqh2
Tugasan usul fiqh2Tugasan usul fiqh2
Tugasan usul fiqh2
 
Makalah nasikh mansukh
Makalah nasikh mansukhMakalah nasikh mansukh
Makalah nasikh mansukh
 
Kedudukan dan Fungsi Hadits
Kedudukan dan Fungsi HaditsKedudukan dan Fungsi Hadits
Kedudukan dan Fungsi Hadits
 
Tafsir surat al baqarah 183
Tafsir surat al baqarah 183Tafsir surat al baqarah 183
Tafsir surat al baqarah 183
 
نسخ دان منسوخ
نسخ  دان منسوخنسخ  دان منسوخ
نسخ دان منسوخ
 
NASIKH MANSUKH POWERPOINT
NASIKH MANSUKH POWERPOINTNASIKH MANSUKH POWERPOINT
NASIKH MANSUKH POWERPOINT
 
Naskh mansukh
Naskh mansukhNaskh mansukh
Naskh mansukh
 
Nasakh
Nasakh Nasakh
Nasakh
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Mansuk mansuh
Mansuk mansuhMansuk mansuh
Mansuk mansuh
 
USULUDDIN STPM : ULUM AL QURAN NASIKH MANSUKH
USULUDDIN STPM : ULUM AL QURAN NASIKH MANSUKHUSULUDDIN STPM : ULUM AL QURAN NASIKH MANSUKH
USULUDDIN STPM : ULUM AL QURAN NASIKH MANSUKH
 
Tugasan usul fiqh2
Tugasan usul fiqh2Tugasan usul fiqh2
Tugasan usul fiqh2
 
4. sumber hukum islam
4. sumber hukum islam4. sumber hukum islam
4. sumber hukum islam
 
Agama iddah & rujuk materi xii
Agama iddah & rujuk materi xiiAgama iddah & rujuk materi xii
Agama iddah & rujuk materi xii
 
Ilmu nasik h dan mansukh
Ilmu nasik h dan mansukhIlmu nasik h dan mansukh
Ilmu nasik h dan mansukh
 
Fungsi_dan_Kedudukan_Hadits (1).pptx
Fungsi_dan_Kedudukan_Hadits (1).pptxFungsi_dan_Kedudukan_Hadits (1).pptx
Fungsi_dan_Kedudukan_Hadits (1).pptx
 

Recently uploaded

IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 

Recently uploaded (20)

IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 

Disusun Oleh Kelompok 3.pptx

  • 1. Disusun Oleh Kelompok 3 : -Ade Wahyudin -Royhan -Aminah -Zahra Febrianti Mata Kuliah Ushul Fiqih Dosen Pengampu : Iti Septi S.Hi.,M.Sh.,P.Hd NASKH DAN MANSUH
  • 2. DEFINISI NASKH DAN MANSUKH Nasikh menurut bahasa ialah hukum syara’ yang menghapuskan, menghilangkan, atau memindahkan atau juga yang mengutip serta mengubah dan mengganti. Adapun makna Nasikh menurut para Ulama’ • Bermakna izalah atau menghilangkan • Bermakna tabdil atau mengganti • Bermakna tahwil atau memalingkan • Bermakna menukil atau memindah dari satu tempat ke tempat lain • Bermakna takhsis atau mengkhususkan
  • 3. RUKUN NASKH 1. Nasakh adalah pernyataan yang menunujukkan adanya pembatalan hukum yang telah ada. 2. Nasakh yaitu dalil kemudian yang menghapus hukum yang telah ada. Pada hakikatnya, Nasakh itu berasal dari Allah karena Dialah yang membuat hukum dan Dia pula yang menghapusnya. 3. Mansukh yaitu hukum yang dibatalkan dihapuskan atau dipindahkan. 4. Mansukh ‘anh yaitu orang yang dibebani hukum.
  • 4. Syarat-Syarat Nasakh 1. Yang dibatalkan adalah hukum syara’ 2. Pembatalan itu datangnya dari tuntutan syara’ 3. Pembatalan hukum tidak disebabkan oleh berakhirnya waktu pemberlakuan hukum, seperti perintah Allah tentang kewajiban berpuasa tidak berarti di Nasakh setelah selesai melaksanakan puasa tersebut. 4. Tuntutan yang mengandung Nasakh harus datang kemudian.
  • 5. DASAR PENETAPAN NASAKH DAN MANSUKH Manna Al Qaththan menetapkan tiga dasar untuk menegaskan bahwa suatu ayat dikatakan naskh (menghapus) ayat lain mansukh (dihapus), antara lain: 1. Melalui pentransmisian yang jelas (an-Naql as-Sharih) dari nabi atau para sahabatnya, seperti hadis: “kuntu nahaitukum ‘anziyarat al- qubur ala fazuruha” (Aku (dulu) melarang kalian ziarah kubur, (sekarang) berziarahlah. 2. Melalui kesepakatan umat bahwa ayat ini naskh dan ayat itu mansukh. 3. Melalui studi sejarah, mana ayat yang lebih belakang turun, sehingga disebut naskh dan mana yang duluan turun, sehingga disebut mansukh.
  • 6. RUANG LINGKUP NASAKH Nasakh hanya terjadi pada perintah dan larangan, baik yang diungkapkan dengan tegas dan jelas maupun yang diungkapkan dengan kalimat berita (khabar) yang bermakna amar (perintah) atau nahi (larangan), jika hal tersebut tidak berhubungan dengan persoalan akidah, yang berfokus kepada zat Allah, sifat-sifatnya, kitab-kitabnya, rasul-rasulnya, dan hari kemudian, serta tidak berkaitan pula dengan etika dan akhlak atau dengan pokok-pokok ibadah dan muamalah.
  • 7. PEMBAGIAN NASAKH 1. Nasakh al-qur’an dengan al-qur’an Bagian ini disepakati kebolehannya oleh ulama’ dan telah terjadi dalm pandangan mereka yang mengatakan adanya naskh. Misalnya, ayat tentang iddah 4 bulan 10 hari.
  • 8. 2. Nasakh al-qur’an dengan as-sunnah. Naskh ini ada 2 macam : •Naskh Al Qur’an dengan hadis ahad. Jumhur berpendapat Qur’an tidak boleh dinaskh oleh hadis ahad sebab Qur’an adalah mutawatir dan menunjukkan yakin, sedang hadis ahad zanni (bersifat dugaan). Disamping tidak sah pula menghapuskan sesuatu yang ma’lum (jelas diketahui) dengan maznun (diduga). •Naskh Qur’an dengan hadis mutawatir. Naskh demikian diperbolehkan oleh imam Malik, Abu Hanifah, dan Ahmad dalam satu riwayat sebab masing- masing keduanya adalah wahyu. Namun dalam suatu riwayat lain, as Syafi’i, Ahli Zahir, dan Ahmad menolak naskh seperti ini, berdasarkan firman Allah QS. Al Baqarah: 106 “Apa saja yang Kami nasakhkan, atau Kami jadikan (manusia) lupa kepadanya, Kami datangkan yang lebih baik atau yang sebanding dengannya.”
  • 9. 3. Naskh Sunnah dengan Al Qur’an. • Ini dibolehkan oleh jumhur. Sebagai contoh ialah masalah menghadap ke Baitul Maqdis yang ditetapkan dengan sunnah dan di dalam Al Qur’an tidak terdapat dalil yang menunjukkannya. 4. Naskh Sunnah dengan Sunnah • Dalam kategori ini terdapat 4 bentuk: • Naskh mutawatir dengan mutawatir • Naskh ahad dengan ahad • Naskh ahad dengan mutawatir • Naskh mutawatir dengan ahad Tiga bentuk pertama diperbolehkan, sedang dalam bentuk keempat terjadi silang pendapat seperti halnya naskh Qur’an dengan hadis ahad, yang tidak diperbolehkan oleh jumhur.
  • 10. MACAM-MACAM NASKH DALAM AL QUR’AN Berdasarkan kejelasan dan cakupannya, naskh dalam Al Qur’an dibagi menjadi empat macam: 1. Naskh Sharih, yaitu ayat yang secara jelas menghapus hukum yang terdapat pada ayat terdahulu. Misalnya ayat tentang perang pada QS. An Nahl: 65 yang mengharuskan satu muslim melawan sepuluh kafir. Ayat ini di-naskh oleh ayat yang mengharuskan satu orang mukmin melawan dua orang kafir pada ayat 66 dalam surat yang sama.
  • 11. 2. Naskh dzimmi, yaitu jika terdapat dua naskh yang saling bertentangan dan tidak dikompromikan. Serta keduanya turun untuk sebuah masalah yang sama, keduanya diketahui waktu turunnya, dan ayat yang datang kemudian menghapus ayat yang terdahulu. Cotohnya, ketetapan Allah yang mewajibkan berwasiat bagi orang- orang yang akan mati, yag terdapat dalam QS. Al baqarah: 180. Ayat ini menurut pendukung naskh di-naskh oleh hadis la washiyyah li waris (tidak ada wasiat bagi ahli waris). 3. Naskh kully, yaitu menghapus hukum yang sebelumnya secara keseluruhan. Contohnya, ketentuan iddah empat bulan sepuluh hari pada QS. Al Baqarah: 234 di naskh oleh ketentuan iddah satu tahun pada ayat 240 dalam surat yang sama.
  • 12. 4. Naskh juz’iy, yaitu menghapus hukum umum yang berlaku bagi semua individu dengan hukum yang hanya berlaku bagi sebagian individu, atau menghapus hukum yang bersfat mutlaq dengan hukum yang muqoyyad. Contohnya, hukum dera 80 kali bagi orang yang menuduh seorang wanita tanpa adanya saksi pada surat An Nur ayat 4, dihapus oleh ketentuan li’an, yaitu bersumpah empat kali dengan nama Allah jika si penuduh suami yang tertuduh, pada ayat 6 dalam surat yang sama
  • 13. Dilihat dari segi bacaan dan hukumnya, mayoritas ulama membagi naskh tiga macam: 1. Penghapusan terhadap hukum (hukm) dan bacaan (tilawah) sekaligus, yaitu bacaan dan tulisan ayatnya pun tidak ada lagi termasuk hukum ajarannya telah terhapus dan diganti dengan hukum yang baru. Ayat-ayat yang terbilang kategori ini tidak dibenarkan dibaca dan diamalkan. Misalnya, penghapusan ayat tentang keharaman kawin dengan saudara satu susuan karena sama-sama menyusu kepada seorang ibu dengan 10 kali susuan dengan 5 kali susuan saja.
  • 14. 2. Penghapusan terhadap hukumnya saja, sedang bacaannya tetap ada. Yaitu tulisan dan bacaannya tetap ada dan boleh dibaca, sedangkan isi hukumnya sudah dihapus atau tidak boleh diamalkan. Misalnya, pada surat Al Baqarah ayat 240 tentang istri-istri yang dicerai suaminya harus beriddah 1 tahun dan masih berhak mendapat nafkah dan tempat tinggal selama iddah. Kemudian dihapus ayat 234 surat Al Baqarah, sehingga keharusan iddah 1 tahun tidak berlaku lagi. 3. Penghapusan terhadap bacaanya saja, sedangkan hukumnya tetap berlaku. Sebagaimaa hadits Umar bin Khattab dan Ubay bin Ka’ab: “Orang tua laki-laki dan perempuan yang berzina, maka rajamlah keduanya itu dengan pasti sebagai siksaan dari Allah.....”
  • 15. HIKMAH KEBERADAAN NASKH 1. Memelihara kepentingan hamba. 2. Pengembangan pensyariatan hukum sampai kepada tingkat kesempurnaan seiring dengan perkembangan dakwah dan kondidsi umat manusia. 3. Cobaan dan ujian bagi orang mukallaf untuk mengikutinya atau tidak. 4. Merupakan kebaikan dan kemudahan bagi umat. Sebab jika naskh ituu beralih ke hal yang lebih berat maka didalamnya terdapat tambahan pahala. Dan jika beralih ke hal yang lebih ringan maka ia mengandung kemudahan dan keringanan.
  • 16. KLASIFIKASI SURAT AL QUR’AN KAITANNYA DENGAN NASKH 1. Pertama, surat yang tidak terdapat naskh dan mansukh, yaitu 43 surat. 2. Kedua, surat yang mengandung nasikh mansukh, yaitu 25 surat. 3. Ketiga, surat yang mengandung mansukh saja, yaitu 40 surat. 4. Keempat, surat yang mengandung nasikh saja, yaitu 6 surat.
  • 17. CONTOH-CONTOH NASKH Firman Allah : “Dan kepunyaan Allahlah Timur dan Barat, maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah ” (QS. Al Baqarah: 115) Dinasakh oleh : “maka palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram.”(Al Baqarah: 144)
  • 18. Firman Allah : “Diwajibkan atas kamu apabila seorang diantara kamu kedatangan (tanda-tanda) maut, jika ia menunggalkan harta yang banyak, berwasiat untuk bapak ibu dan karib kerabatnya.....”(QS. Al Baqarah: 180) Dikatakan, ayat ini mansukh oleh ayat tentang kewarisan dan oleh hadis ke: “Sesungguhnya Allah telah memberikan pada setiap orang yang mempunyai hak akan haknya, maka tidak ada wasiat bagi ahli waris.”
  • 19. Firman Allah : “Dan wajib bagi mereka yang kuat menjalankan puasa (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah......”(Al Baqarah:184) Ayat ini dinaskh oleh : “Maka barang siapa yang menyaksikan bulan ramadhan, hendaklah ia berpuasa....”(Al Baqarah:185)
  • 20. NASKH DENGAN PENGGANTI DAN TANPA PENGGANTI 1. Nasakh tanpa badal. Misalnya penghapusan keharusan bersedekah sebelum menghadap Rasulullah sebagaimana diperintahkan dalam firman Allah surah al-Mujadilah ayat 12. Ketentuan ini dinasakh dengan firman-Nya surat al-Mujadilah ayat 13. 2. Nasakh dengan badal yang lebih ringan. Misalnya surah al-Baqarah ayat 187. Ayat ini menasakh ayat 183 surah al-Baqarah. Karena maksud ayat 183 ini adalah agar puasa kita sesuai dengan ketentuan puasa orang-orang terdahulu; yaitu diharamkan makan, minum dan becampur dengan istri apabila mereka mengerjakan shalat petang atau telah tidur, sampai dengan malam berikutnya, sebagaimana disebutkan oleh para ahli.
  • 21. 3. Nasakh dengan badal yang sepadan. Misalnya penghapusan kiblat shalat menghadap ke Baitul Maqdis dengan menghadap ke Ka'bah. Sebagaimana disebutkan dalam surah al-Baqarah ayat 144. 4. Nasakh dengan badal yang lebih berat. Seperti penghapusan hukuman penahanan di rumah (terhadap wanita yang berzina) dalam ayat 15 surah an-Nisa' dengan hukuman cambuk dalam surah an- Nuur ayat 2.
  • 22. KESIMPULAN Naskh ada dua perkara yakni nasikh dan mansukh. Nasikh adalah perkara yang menghilangkan perkara lain, sedangkan Mansukh adalah perkara yang dihilangkan oleh perkara lain dan diperbolehkan menaskhkan ayat Al- qur’an dengan Al-qur’an, Al-qur’an dengan hadist, hadist dengan Al-qur’an dan hadist dengan hadist. Dalam Naskh terdapat syarat dan rukun yang harus dipenuhi. Banyak perbedaan pendapat dari para ulama’ mengenai nasikh mansukh yang menimbulkan setuju tidaknya naskh diterapkan. Di sisi lain juga banyak hikmah yang bisa kita ambil dari pengetahuan tentang naskh.
  • 23. “anak kecil ketawa cekikikan karena dia menonton ninja hatori Terimakasih saya haturkan Sudah sabar untuk menyimak materi”