SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
Oleh:
Fida Durratul Habibah
(1420410128)
 Definisi
 Pembagian al-am
 Bentuk-bentuk al khash
 Secara bahasa ‘âm (ّ‫ام‬َ‫ع‬ْ‫ل‬‫)ا‬ adalah
bentuk fâ’il (subyek) dari kata ‘umûm (‫م‬ ْ‫و‬ُ‫م‬ُ‫ع‬ْ‫ل‬‫)ا‬
yang secara bahasa berarti merata
(menyeluruh) dan mengelilingi (mengepung).
 Secara Istilah Menurut ulama mutaqaddimîn
dan sebagian ulama mutaakhirîn
âm didefinisikan sebagai: ّ‫ا‬َ‫م‬ِّ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ئ‬ْ‫ي‬َ‫ش‬َّّ‫م‬َ‫ع‬َّ‫ص‬َ‫ف‬‫ا‬‫ا‬ًِ‫ع‬‫ا‬
Artinya: “Yang mencakup dua hal atau lebih.”
 ‘Am ialah suatu lafazh yang menunjukkan
suatu makna yang mencakup seluruh satuan
yang tidak terbatas dalam jumlah tertentu.
1. Pembagian ‘âm berdasarkan maksudnya
 âm dibagi menjadi ‘âm yang memang
dimaksudkan sebagai ‘âm
 âm yang dimaksukan sebagai khâsh walau
bentuk lafalnya adalah ‘âm.
2.Pembagian ‘âm berdasarkan keberadaan takhshîsh.
 ‘âm yang tetap pada sifat ‘umûm-nya
 ‘âm yang di-takhshîsh.
3. Pembagian ‘âm berdasarkan penggunaan
sifat ‘umûm
 Âm yang memang dimaksudkan
sebagai ‘âm dan tidak menerima takhshîsh
 Âm yang memang dimaksudkan
sebagai ‘âm dan dapat menerima takhshîsh
 Âm yang dimaksudkan sebagai khâsh.
 secara etimologi bermakna munfarid (ً‫)المنفر‬ artinya
meyendiri, terpisah. Dan secara terminologi berarti
lafal yang dari segi bahasanya menunjukkan individu
tertentu secara menyendiri.
 Menurut mana’ul Quthan, khâsh kebalikan dari ‘âm ,
yaitu yang tidak meliputi semua tanpa batas. Terkait
dengan lafadz khas ini adalah perihal Takhshîsh yaitu
(mengeluarkan sebagian apa yang diiputi oleh lafadz
‘âm) dan mukhasis yakni, lafadz yang menjadi dasar
adanya pengeluaran dari ketentuan ‘âm tersebut,
atau lafadz atau dalil yang dijadikan untuk
mengkhususkan.
 suatu lafal yang telah jelas hukum yang terkandung di
dalam nash, baik itu al-Qur’an maupun hadis Nabi
sendiri, sebelum ada dalil yang menghendaki arti lain,
hukum yang diambil dari khash ini adalah
pasti (qath’i) bukan zhanny.
1. Lafadz khash berbentuk mutlak, yaitu lafadz
khash yang tidak ditentukan dengan sesuatu.
Contoh:
dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita
yang baik-baik (berbuat zina) dan mereka tidak
mendatangkan empat orang saksi, Maka
deralah mereka (yang menuduh itu) delapan
puluh kali dera, dan janganlah kamu terima
kesaksian mereka buat selama-lamanya. dan
mereka Itulah orang-orang yang fasik. (An-
Nur:4)
Hukuman 80 kali cambuk bagi penuduh zina,
tidak boleh lebih dan tidak boleh kurang.
2. Lafadz khash berbentuk khash (muqayad), yaitu lafadz yang
ditentukan dengan sesuatu.Contoh dalam Firman Allah Q. S. al-
Maidah: 6 masalah bersuci, yaitu: Yang artinya:
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak
mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu dan tanganmu
sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu
sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub Maka
mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali
dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu
kamu tidak memperoleh air, Maka bertayammumlah dengan tanah
yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah
itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak
membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu,
supaya kamu bersyukur.(Al Maidah: 6)
Ayat ini menjelaskan tentang hukum wudhu, sebabnya adalah
bersuci dengan cara berwudhu, ayat ini menjelaskan tentang
hukum bertayamum sebabnya adalah bersuci. Kalau tidak
menemukan air untuk berwudhu.
3. Lafadz khash berbentuk Amr
Contoh dalam firman Allah Q. S. al-Maidah ayat
38:
Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang
mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai)
pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan
sebagai siksaan dari Allah. dan Allah Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana. (al-Maidah:38)
Disini menjelaskan bahwa surat al-Maidah ayat
38 berbicara tentang pencuri baik laki-laki
maupun perempuan dipotong kedua tanganya,
sebagai pembalasan apa yang telah
diperbuatnya.
4. Lafadz khash berbentuk nahiy
Contoh terdapat dalam firman allah Q. S. al-
Baqarah ayat 221.
Ayat ini menjelaskan bahwa Larangan pada
ayat ini menunjukan hukum haram. Akan
tetapi jika ada tanda yang menunjukan bahwa
arti ayat tersebut harus dipalingkan ke arti
majazi, maka pengertian hukumnya harus
disesuaikan dengan tanda tersebut, sehingga
memungkinkan mengandung arti makruh,
do’a, irsyad, dan sebagainya.
 Definisi
 Hukum lafadz mutlaq wa al-muqayyad
 Secara bahasa muthlaq berarti lawan dari
muqayyad. Secara istilah berarti: “sesuatu yang
menunjukkan hakikat tanpa adanya pengikat”
Contohnya adalah firman Allah ta’ala pada surat
al Mujadilah ayat 3 yang artinya “ maka (wajib
atasnya) memerdekakan seorang hamba
sahaya”. Ini berarti boleh membebaskan hamba
sahaya yang tidak mukmin atau hamba sahaya
yang mukmin.
 muthlaq ialah lafal-lafal yang menunjukkan
kepada pengertian dengan tidak ada ikatan
(batas) yang tersendiri berupa perkataan.
 Muqayyad secara bahasa yaitu lafadz yang
terkait,artinya secara istilahnya suatu lafadz
yang dikaitkan dengan sesuatu pengait atau
dengan kata lain lafadz muqoyyad, adalah
lafadz yang menunjukkan hakikat sesuatu
akan tetapi sudah dikaitkan dengan sesuatu
yang lain
 Muqayyad ialah suatu lafal yang
menunjukkan atas pengertian yang
mempunyai batas tertentu berupa perkataan.
 para ulama memberikan kaidah tentang
lafadz muthlaq itu dengan: lafadz muthlaq
tetap dalam kemuthlaqannya sampai ada dalil
yang membatasi kemuthlaqannya itu.
 Sebaliknya para ulama juga merumuskan
lafadz muqayyad dengan pernyataan: Lafadz
muqayyad tetap dalam muqayyadannya, dan
tidak boleh membatalkannya sebelum ada
dalil yang menunjukkan pembatalan itu.
 Tetapi sering ditemui ada dalil tentang suatu
masalah disebutkan dengan lafadz muthlaq,
kemudian tempat lain dalam masalah yang
serupa dinyatakan dengan lafadz muqayyad,
begitupun sebaliknya.
 Permasalahannya bukan pada dalil yang
sama masalahnya akan tetapi kesamaan
lafadznya. Hal tersebut bisa terjadi, sehingga
ada empat kemungkinan:
1. Sama hukum dan sebabnya. Contoh:
“Diharamkan atasmu bangkai, darah, dan
daging babi”. (al-maidah:3)
“Katakanlah: Tidaklah aku peroleh didalam
wahyu yang diturunkan kepadaku, akan
sesuatu makanan yang haram atas orang
yang hendak memakannya, kecuali bangkai,
darah yang mengalir, seperti hati (liver), limpa,
tidak haram”. (al-an’am:145)
2. Sama sama berbeda hukum dan sebabnya.
Contoh:
Mutlaq
“ Pencuri lelaki dan perempuan potonglah
tangannya” (al-maidah:38)
Dengan muqayyad
“wahai orang mukmin, apabila kamu hendak
salat, hendaklah basuh mukamu dan
tanganmu sampai siku” (al-maidah:6)
3. Berbeda hukum, tetapi sebabnya sama.
Contoh:
Muthlaq:
“ Tayamum ialah sekali mengusap debu untuk
muka dan kedua tangan” (HR. Ammar)
Muqayyad:
“Basuhlah mukamu dan tanganmu sampai
siku” (al-maidah:6)
3. Berisi hukum yang sama, tetapi berlainan
sebabnya
Contoh:
“Orang – orang yang menzihar istrinya
kemudian mereka hendak menarik apa yang
mereka ucapkan maka (wajib atasnya)
memerdekakan hamba sahaya sebelum
keduanya bercampur”. (al-mujadalah:3)
“ Barang siapa yang membunuh orang
mukmin dengan tidak disengaja (karena
kekeliruan) maka hendaklah membebaskan
seorang hamba yang mukmin”. (an-nisa:92).
 Definisi
 Pembagian manthuq
 Pembagian mafhum
 Mantuq adalah yang diucapkan, yang tersurat
atau teks, dan lain-lain.
 Al Mafhum artinya yang difaham, dan yang
tersirat.
 Dikatakan lafadz apabila maksud dari suatu
lafaz sesuai dengan yang terucap atau yang
tersurat secara jelas, hal ini dinamakan
mantuq.
 Sedangkan yang dimaksudkan lafaz bukanlah
yang terucap atau yang tersurat, tetapi yang
dimaksudkan adalah yang tersirat, hal ini
dinamakan mafhum.
 An-nash atau sarih artinya jelas atau tegas. Maksudnya
lafadz yang tidak memungkinkan untuk ditakwil
(memalingkan arti asal kepada arti yang lain karena suatu
sebab yang menghendaki demikian). Contohnya dalam
surat Al-Maidah ayat 89 yang artinya: ….. Maka hendaklah
berpuasa tiga hari,…..(Q.S. Al-Maidah:89). Ayat tersebut
tidak memungkinkan pemalingan artinya kepada arti yang
lain, karena jelas menunjukkan wajib puasa tiga hari.
 Az Zahir artinya yang tampak atau yang nyata. Maksudnya
adalah lafaz yang memungkinkan untuk ditakwil. Yang
demikian ini sering juga disebut dengan nama gairu sarih
artinya tidak jelas maksudnya. Sebagai contoh pada surat
az-zariyat:47 yang artinya dan langit itu kami bangun
dengan tangan…. (Q.S. Az-Zariyat: 47). Arti “tangan” diayat
tersebut itu ditakwilkan artinya dengan kekuasaan atau
kekuatan karena tidak mungkin Allah bertangan seperti
manusia.
1. Mafhum mawafaqah yaitu mafhum yang sesuai dengan
mantuqnya. Mafhum muwafaqah sendiri dilihat dari
bentuknya dapat dibagi menjadi dua, yaitu
 fakhwal Kitab, yakni yang mana kadar mafhumnya, lebih
tinggi daripada mantuq-nya. Sebagai contoh firman Allah
pada surat al-Isra ayat 23 yang artinya …. Janganlah
berkata “ah” terhadap kedua ibu dan bapakmu… qadar
mafhum pada ayat tersebut, yakni “tidak boleh memukul”
adalah lebih tingi qadar menyakitkannya daripada
mengucapkan “ah”.
 lahnul kitab, yaitu mafhum yang mana kadar mafhumnya
sama dengan kadar mantuq. Sebagai contoh firman Allah
dalam surat an-nisa ayat 10 yang artinya: sesungguhnya
orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim,
sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya….
(an-nisa: 10). Mantuq ayat ini melarang memakan harta
anak yatim, mafhumnya adalah melarang membakar harta
anak yatim. Dalam hal ini qadar mafhum dan mantuqnya
yakni memakan dan membakar adalah sama, mengandung
sifat menghabiskan.
2. Mafhum mukhalafah, yakni mafhum yang didapati dengan
jalan mengambil kebalikan dari mantuqnya.
 Mafhum sifat yakni hubungan hukum terhadap dalah
satu sifat sesuatu. Contoh: Maka hendaklah engkau
memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman
(QS. An-Nisa:92).
 Mafhum adad, yakni hubungan hukum dengan
bilangan tertentu. Contoh: dan orang-orang yang
menuduh wanita-wanita yang baik-baik (berbuat zina)
dan mereka tidak mendatangkan empat orang saksi,
Maka deralah mereka (yang menuduh itu) delapan
puluh kali dera, dan janganlah kamu terima kesaksian
mereka buat selama-lamanya. dan mereka Itulah
orang-orang yang fasik.(Q.S. An-Nur:4).
 Mafhum ghayah, yakni batas yang dijangkau oleh
hukum. Contoh: Apabila kamu hendak mengerjakan
shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai
siku-sikumu… (Q.S. Al-Maidah:6).
 Mafhum hashar, yakni pengkhususan hukum
denga memakai alat khusus (antara lain dengan
kalimat naïf atau memindahkan, kemudian diiringi
dengan istisna’ atau pengecualian). Contoh:
Katakanlah “aku tidak peroleh dari wahyu yang
diwahyukan kepada sesuatu yang diharamkannya
bagi orang yang hendak memaknnya, kecuali
makanan tiu bagkai atau darah yang mengalir
atau daging babi…” (Q.S al-an’am:145).
 Mafhum illat, yakni hubungan hukum dengan illat
(sebab hukum). Contoh: ….sesungguhnya
(meminum khammar)…. Adalah perbuatan keji,
termasuk perbuatan setan. Karena itu jauhilah
perbuatan-perbuatan itu. (Q.S Al-Maidah:90).

More Related Content

What's hot

Riba Dalam Pandangan Syari'ah Islam
Riba Dalam Pandangan Syari'ah Islam  Riba Dalam Pandangan Syari'ah Islam
Riba Dalam Pandangan Syari'ah Islam
alhazimy
 

What's hot (20)

Keutamaan mencari nafkah
Keutamaan mencari nafkahKeutamaan mencari nafkah
Keutamaan mencari nafkah
 
Mengapa Harus Berilmu
Mengapa Harus BerilmuMengapa Harus Berilmu
Mengapa Harus Berilmu
 
Nasikh dan mansukh
Nasikh dan mansukhNasikh dan mansukh
Nasikh dan mansukh
 
Mutlaq dan muqoyyad sangat benar
Mutlaq dan muqoyyad sangat benarMutlaq dan muqoyyad sangat benar
Mutlaq dan muqoyyad sangat benar
 
Tafsir al 'ashr
Tafsir al 'ashrTafsir al 'ashr
Tafsir al 'ashr
 
Ulum hadith
Ulum hadithUlum hadith
Ulum hadith
 
Ppt ulumul quran
Ppt ulumul quranPpt ulumul quran
Ppt ulumul quran
 
01 pentingnya niat yang benar nasihat ustadz
01 pentingnya niat yang benar   nasihat ustadz01 pentingnya niat yang benar   nasihat ustadz
01 pentingnya niat yang benar nasihat ustadz
 
06 hukum riba 2015
06 hukum riba 201506 hukum riba 2015
06 hukum riba 2015
 
Kemukjizatan al qur'an
Kemukjizatan al qur'anKemukjizatan al qur'an
Kemukjizatan al qur'an
 
PPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan Wahyu
PPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan WahyuPPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan Wahyu
PPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan Wahyu
 
7777777777
77777777777777777777
7777777777
 
Keutamaan Shodaqah
Keutamaan ShodaqahKeutamaan Shodaqah
Keutamaan Shodaqah
 
Aqidah Islam 1
Aqidah Islam 1Aqidah Islam 1
Aqidah Islam 1
 
Sesi 2, Jalan Menuju Iman
Sesi 2, Jalan Menuju ImanSesi 2, Jalan Menuju Iman
Sesi 2, Jalan Menuju Iman
 
Jalan dakwah
Jalan dakwahJalan dakwah
Jalan dakwah
 
powerpoint qadha qadar
powerpoint qadha qadarpowerpoint qadha qadar
powerpoint qadha qadar
 
Riba Dalam Pandangan Syari'ah Islam
Riba Dalam Pandangan Syari'ah Islam  Riba Dalam Pandangan Syari'ah Islam
Riba Dalam Pandangan Syari'ah Islam
 
02.2 AKIBAT HARTA HARAM
02.2 AKIBAT HARTA HARAM02.2 AKIBAT HARTA HARAM
02.2 AKIBAT HARTA HARAM
 
Sirah Nabawiyah 91: Sekilas Makna Hijrah
Sirah Nabawiyah 91: Sekilas Makna HijrahSirah Nabawiyah 91: Sekilas Makna Hijrah
Sirah Nabawiyah 91: Sekilas Makna Hijrah
 

Similar to Al ‘âm wa al-khâsh

PPT METODOLOGI FILSAFAT HUKUM ISLAM AS VA.pptx
PPT METODOLOGI FILSAFAT HUKUM ISLAM AS VA.pptxPPT METODOLOGI FILSAFAT HUKUM ISLAM AS VA.pptx
PPT METODOLOGI FILSAFAT HUKUM ISLAM AS VA.pptx
DeniSujani
 
dokumen.tips_tafsir-surat-al-adiyat.ppt
dokumen.tips_tafsir-surat-al-adiyat.pptdokumen.tips_tafsir-surat-al-adiyat.ppt
dokumen.tips_tafsir-surat-al-adiyat.ppt
dottydesviana
 
3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad
3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad
3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad
Marhamah Saleh
 
Copy of bab ii2
Copy of bab ii2Copy of bab ii2
Copy of bab ii2
andisalwa
 
Makalah amsal-quran
Makalah amsal-quranMakalah amsal-quran
Makalah amsal-quran
Riri Rizki
 
Aqidah salaf ashhabul hadits
Aqidah salaf ashhabul haditsAqidah salaf ashhabul hadits
Aqidah salaf ashhabul hadits
Ardian DP
 
Rambu rambu dan kerangka dalam memahami sunnah nabawiyyah
Rambu rambu dan kerangka dalam memahami sunnah nabawiyyahRambu rambu dan kerangka dalam memahami sunnah nabawiyyah
Rambu rambu dan kerangka dalam memahami sunnah nabawiyyah
Rizal Fuadi Muhammad
 

Similar to Al ‘âm wa al-khâsh (20)

Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Lafadz ‘am
Lafadz ‘amLafadz ‘am
Lafadz ‘am
 
PPT METODOLOGI FILSAFAT HUKUM ISLAM AS VA.pptx
PPT METODOLOGI FILSAFAT HUKUM ISLAM AS VA.pptxPPT METODOLOGI FILSAFAT HUKUM ISLAM AS VA.pptx
PPT METODOLOGI FILSAFAT HUKUM ISLAM AS VA.pptx
 
Chap 2.docx
Chap 2.docxChap 2.docx
Chap 2.docx
 
dokumen.tips_tafsir-surat-al-adiyat.ppt
dokumen.tips_tafsir-surat-al-adiyat.pptdokumen.tips_tafsir-surat-al-adiyat.ppt
dokumen.tips_tafsir-surat-al-adiyat.ppt
 
Bahasa Spesifik Al Qur'an
Bahasa Spesifik Al Qur'anBahasa Spesifik Al Qur'an
Bahasa Spesifik Al Qur'an
 
Mutlaq
MutlaqMutlaq
Mutlaq
 
3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad
3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad
3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad
 
Peringatan Keras Untuk Para Penyembah Kubur
Peringatan Keras Untuk Para Penyembah KuburPeringatan Keras Untuk Para Penyembah Kubur
Peringatan Keras Untuk Para Penyembah Kubur
 
Tugas 1
Tugas 1Tugas 1
Tugas 1
 
Ulumul qur’an 2
Ulumul qur’an 2Ulumul qur’an 2
Ulumul qur’an 2
 
Pembentangan usul
Pembentangan usulPembentangan usul
Pembentangan usul
 
Ushul Fiqh II Lafadz dari Segi Taklif
Ushul Fiqh II Lafadz dari Segi TaklifUshul Fiqh II Lafadz dari Segi Taklif
Ushul Fiqh II Lafadz dari Segi Taklif
 
Copy of bab ii2
Copy of bab ii2Copy of bab ii2
Copy of bab ii2
 
Tafsir surat al adiyat
Tafsir surat al adiyatTafsir surat al adiyat
Tafsir surat al adiyat
 
Al-Munasabah
Al-MunasabahAl-Munasabah
Al-Munasabah
 
Makalah amsal-quran
Makalah amsal-quranMakalah amsal-quran
Makalah amsal-quran
 
Aqidah salaf ashhabul hadits
Aqidah salaf ashhabul haditsAqidah salaf ashhabul hadits
Aqidah salaf ashhabul hadits
 
Rambu rambu dan kerangka dalam memahami sunnah nabawiyyah
Rambu rambu dan kerangka dalam memahami sunnah nabawiyyahRambu rambu dan kerangka dalam memahami sunnah nabawiyyah
Rambu rambu dan kerangka dalam memahami sunnah nabawiyyah
 
mafhum mukhalafah
mafhum mukhalafahmafhum mukhalafah
mafhum mukhalafah
 

Recently uploaded

konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatankonsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
SuzanDwiPutra
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
DewiUmbar
 
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
luqmanhakimkhairudin
 
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptxAKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
cupulin
 
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Jajang Sulaeman
 

Recently uploaded (20)

Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxInformatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatankonsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
 
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxAksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMSISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
 
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptxKegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptxAKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XIPPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
 
MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANG
MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANGMESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANG
MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANG
 
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfUAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
 

Al ‘âm wa al-khâsh

  • 2.  Definisi  Pembagian al-am  Bentuk-bentuk al khash
  • 3.  Secara bahasa ‘âm (ّ‫ام‬َ‫ع‬ْ‫ل‬‫)ا‬ adalah bentuk fâ’il (subyek) dari kata ‘umûm (‫م‬ ْ‫و‬ُ‫م‬ُ‫ع‬ْ‫ل‬‫)ا‬ yang secara bahasa berarti merata (menyeluruh) dan mengelilingi (mengepung).  Secara Istilah Menurut ulama mutaqaddimîn dan sebagian ulama mutaakhirîn âm didefinisikan sebagai: ّ‫ا‬َ‫م‬ِّ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ئ‬ْ‫ي‬َ‫ش‬َّّ‫م‬َ‫ع‬َّ‫ص‬َ‫ف‬‫ا‬‫ا‬ًِ‫ع‬‫ا‬ Artinya: “Yang mencakup dua hal atau lebih.”  ‘Am ialah suatu lafazh yang menunjukkan suatu makna yang mencakup seluruh satuan yang tidak terbatas dalam jumlah tertentu.
  • 4. 1. Pembagian ‘âm berdasarkan maksudnya  âm dibagi menjadi ‘âm yang memang dimaksudkan sebagai ‘âm  âm yang dimaksukan sebagai khâsh walau bentuk lafalnya adalah ‘âm. 2.Pembagian ‘âm berdasarkan keberadaan takhshîsh.  ‘âm yang tetap pada sifat ‘umûm-nya  ‘âm yang di-takhshîsh. 3. Pembagian ‘âm berdasarkan penggunaan sifat ‘umûm  Âm yang memang dimaksudkan sebagai ‘âm dan tidak menerima takhshîsh  Âm yang memang dimaksudkan sebagai ‘âm dan dapat menerima takhshîsh  Âm yang dimaksudkan sebagai khâsh.
  • 5.  secara etimologi bermakna munfarid (ً‫)المنفر‬ artinya meyendiri, terpisah. Dan secara terminologi berarti lafal yang dari segi bahasanya menunjukkan individu tertentu secara menyendiri.  Menurut mana’ul Quthan, khâsh kebalikan dari ‘âm , yaitu yang tidak meliputi semua tanpa batas. Terkait dengan lafadz khas ini adalah perihal Takhshîsh yaitu (mengeluarkan sebagian apa yang diiputi oleh lafadz ‘âm) dan mukhasis yakni, lafadz yang menjadi dasar adanya pengeluaran dari ketentuan ‘âm tersebut, atau lafadz atau dalil yang dijadikan untuk mengkhususkan.  suatu lafal yang telah jelas hukum yang terkandung di dalam nash, baik itu al-Qur’an maupun hadis Nabi sendiri, sebelum ada dalil yang menghendaki arti lain, hukum yang diambil dari khash ini adalah pasti (qath’i) bukan zhanny.
  • 6. 1. Lafadz khash berbentuk mutlak, yaitu lafadz khash yang tidak ditentukan dengan sesuatu. Contoh: dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik (berbuat zina) dan mereka tidak mendatangkan empat orang saksi, Maka deralah mereka (yang menuduh itu) delapan puluh kali dera, dan janganlah kamu terima kesaksian mereka buat selama-lamanya. dan mereka Itulah orang-orang yang fasik. (An- Nur:4) Hukuman 80 kali cambuk bagi penuduh zina, tidak boleh lebih dan tidak boleh kurang.
  • 7. 2. Lafadz khash berbentuk khash (muqayad), yaitu lafadz yang ditentukan dengan sesuatu.Contoh dalam Firman Allah Q. S. al- Maidah: 6 masalah bersuci, yaitu: Yang artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub Maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, Maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.(Al Maidah: 6) Ayat ini menjelaskan tentang hukum wudhu, sebabnya adalah bersuci dengan cara berwudhu, ayat ini menjelaskan tentang hukum bertayamum sebabnya adalah bersuci. Kalau tidak menemukan air untuk berwudhu.
  • 8. 3. Lafadz khash berbentuk Amr Contoh dalam firman Allah Q. S. al-Maidah ayat 38: Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (al-Maidah:38) Disini menjelaskan bahwa surat al-Maidah ayat 38 berbicara tentang pencuri baik laki-laki maupun perempuan dipotong kedua tanganya, sebagai pembalasan apa yang telah diperbuatnya.
  • 9. 4. Lafadz khash berbentuk nahiy Contoh terdapat dalam firman allah Q. S. al- Baqarah ayat 221. Ayat ini menjelaskan bahwa Larangan pada ayat ini menunjukan hukum haram. Akan tetapi jika ada tanda yang menunjukan bahwa arti ayat tersebut harus dipalingkan ke arti majazi, maka pengertian hukumnya harus disesuaikan dengan tanda tersebut, sehingga memungkinkan mengandung arti makruh, do’a, irsyad, dan sebagainya.
  • 10.  Definisi  Hukum lafadz mutlaq wa al-muqayyad
  • 11.  Secara bahasa muthlaq berarti lawan dari muqayyad. Secara istilah berarti: “sesuatu yang menunjukkan hakikat tanpa adanya pengikat” Contohnya adalah firman Allah ta’ala pada surat al Mujadilah ayat 3 yang artinya “ maka (wajib atasnya) memerdekakan seorang hamba sahaya”. Ini berarti boleh membebaskan hamba sahaya yang tidak mukmin atau hamba sahaya yang mukmin.  muthlaq ialah lafal-lafal yang menunjukkan kepada pengertian dengan tidak ada ikatan (batas) yang tersendiri berupa perkataan.
  • 12.  Muqayyad secara bahasa yaitu lafadz yang terkait,artinya secara istilahnya suatu lafadz yang dikaitkan dengan sesuatu pengait atau dengan kata lain lafadz muqoyyad, adalah lafadz yang menunjukkan hakikat sesuatu akan tetapi sudah dikaitkan dengan sesuatu yang lain  Muqayyad ialah suatu lafal yang menunjukkan atas pengertian yang mempunyai batas tertentu berupa perkataan.
  • 13.  para ulama memberikan kaidah tentang lafadz muthlaq itu dengan: lafadz muthlaq tetap dalam kemuthlaqannya sampai ada dalil yang membatasi kemuthlaqannya itu.  Sebaliknya para ulama juga merumuskan lafadz muqayyad dengan pernyataan: Lafadz muqayyad tetap dalam muqayyadannya, dan tidak boleh membatalkannya sebelum ada dalil yang menunjukkan pembatalan itu.
  • 14.  Tetapi sering ditemui ada dalil tentang suatu masalah disebutkan dengan lafadz muthlaq, kemudian tempat lain dalam masalah yang serupa dinyatakan dengan lafadz muqayyad, begitupun sebaliknya.  Permasalahannya bukan pada dalil yang sama masalahnya akan tetapi kesamaan lafadznya. Hal tersebut bisa terjadi, sehingga ada empat kemungkinan:
  • 15. 1. Sama hukum dan sebabnya. Contoh: “Diharamkan atasmu bangkai, darah, dan daging babi”. (al-maidah:3) “Katakanlah: Tidaklah aku peroleh didalam wahyu yang diturunkan kepadaku, akan sesuatu makanan yang haram atas orang yang hendak memakannya, kecuali bangkai, darah yang mengalir, seperti hati (liver), limpa, tidak haram”. (al-an’am:145)
  • 16. 2. Sama sama berbeda hukum dan sebabnya. Contoh: Mutlaq “ Pencuri lelaki dan perempuan potonglah tangannya” (al-maidah:38) Dengan muqayyad “wahai orang mukmin, apabila kamu hendak salat, hendaklah basuh mukamu dan tanganmu sampai siku” (al-maidah:6)
  • 17. 3. Berbeda hukum, tetapi sebabnya sama. Contoh: Muthlaq: “ Tayamum ialah sekali mengusap debu untuk muka dan kedua tangan” (HR. Ammar) Muqayyad: “Basuhlah mukamu dan tanganmu sampai siku” (al-maidah:6)
  • 18. 3. Berisi hukum yang sama, tetapi berlainan sebabnya Contoh: “Orang – orang yang menzihar istrinya kemudian mereka hendak menarik apa yang mereka ucapkan maka (wajib atasnya) memerdekakan hamba sahaya sebelum keduanya bercampur”. (al-mujadalah:3) “ Barang siapa yang membunuh orang mukmin dengan tidak disengaja (karena kekeliruan) maka hendaklah membebaskan seorang hamba yang mukmin”. (an-nisa:92).
  • 19.  Definisi  Pembagian manthuq  Pembagian mafhum
  • 20.  Mantuq adalah yang diucapkan, yang tersurat atau teks, dan lain-lain.  Al Mafhum artinya yang difaham, dan yang tersirat.  Dikatakan lafadz apabila maksud dari suatu lafaz sesuai dengan yang terucap atau yang tersurat secara jelas, hal ini dinamakan mantuq.  Sedangkan yang dimaksudkan lafaz bukanlah yang terucap atau yang tersurat, tetapi yang dimaksudkan adalah yang tersirat, hal ini dinamakan mafhum.
  • 21.  An-nash atau sarih artinya jelas atau tegas. Maksudnya lafadz yang tidak memungkinkan untuk ditakwil (memalingkan arti asal kepada arti yang lain karena suatu sebab yang menghendaki demikian). Contohnya dalam surat Al-Maidah ayat 89 yang artinya: ….. Maka hendaklah berpuasa tiga hari,…..(Q.S. Al-Maidah:89). Ayat tersebut tidak memungkinkan pemalingan artinya kepada arti yang lain, karena jelas menunjukkan wajib puasa tiga hari.  Az Zahir artinya yang tampak atau yang nyata. Maksudnya adalah lafaz yang memungkinkan untuk ditakwil. Yang demikian ini sering juga disebut dengan nama gairu sarih artinya tidak jelas maksudnya. Sebagai contoh pada surat az-zariyat:47 yang artinya dan langit itu kami bangun dengan tangan…. (Q.S. Az-Zariyat: 47). Arti “tangan” diayat tersebut itu ditakwilkan artinya dengan kekuasaan atau kekuatan karena tidak mungkin Allah bertangan seperti manusia.
  • 22. 1. Mafhum mawafaqah yaitu mafhum yang sesuai dengan mantuqnya. Mafhum muwafaqah sendiri dilihat dari bentuknya dapat dibagi menjadi dua, yaitu  fakhwal Kitab, yakni yang mana kadar mafhumnya, lebih tinggi daripada mantuq-nya. Sebagai contoh firman Allah pada surat al-Isra ayat 23 yang artinya …. Janganlah berkata “ah” terhadap kedua ibu dan bapakmu… qadar mafhum pada ayat tersebut, yakni “tidak boleh memukul” adalah lebih tingi qadar menyakitkannya daripada mengucapkan “ah”.  lahnul kitab, yaitu mafhum yang mana kadar mafhumnya sama dengan kadar mantuq. Sebagai contoh firman Allah dalam surat an-nisa ayat 10 yang artinya: sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya…. (an-nisa: 10). Mantuq ayat ini melarang memakan harta anak yatim, mafhumnya adalah melarang membakar harta anak yatim. Dalam hal ini qadar mafhum dan mantuqnya yakni memakan dan membakar adalah sama, mengandung sifat menghabiskan.
  • 23. 2. Mafhum mukhalafah, yakni mafhum yang didapati dengan jalan mengambil kebalikan dari mantuqnya.  Mafhum sifat yakni hubungan hukum terhadap dalah satu sifat sesuatu. Contoh: Maka hendaklah engkau memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman (QS. An-Nisa:92).  Mafhum adad, yakni hubungan hukum dengan bilangan tertentu. Contoh: dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik (berbuat zina) dan mereka tidak mendatangkan empat orang saksi, Maka deralah mereka (yang menuduh itu) delapan puluh kali dera, dan janganlah kamu terima kesaksian mereka buat selama-lamanya. dan mereka Itulah orang-orang yang fasik.(Q.S. An-Nur:4).  Mafhum ghayah, yakni batas yang dijangkau oleh hukum. Contoh: Apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai siku-sikumu… (Q.S. Al-Maidah:6).
  • 24.  Mafhum hashar, yakni pengkhususan hukum denga memakai alat khusus (antara lain dengan kalimat naïf atau memindahkan, kemudian diiringi dengan istisna’ atau pengecualian). Contoh: Katakanlah “aku tidak peroleh dari wahyu yang diwahyukan kepada sesuatu yang diharamkannya bagi orang yang hendak memaknnya, kecuali makanan tiu bagkai atau darah yang mengalir atau daging babi…” (Q.S al-an’am:145).  Mafhum illat, yakni hubungan hukum dengan illat (sebab hukum). Contoh: ….sesungguhnya (meminum khammar)…. Adalah perbuatan keji, termasuk perbuatan setan. Karena itu jauhilah perbuatan-perbuatan itu. (Q.S Al-Maidah:90).