1. NAMA KELOMPOK :
1. KHOLIFATUL M.P.P.S. (1761256)
2. RISDA TRI YAMBODHO (1761101)
3. IRA ROSANA (1761141)
PENGARUH KONFLIK TERHADAP
KEPUASAN KERJA
2. MANAJEMEN KONFLIK
Alo Liliweri (1997: 128) manajemen konflik adalah bentuk perasaan yang tidak beres
yang melanda hubungan antara satu bagian dengan bagian lain, satu orang dengan orang
lain, satu kelompok dengan kelompok lain
Ross (1993) mendefinisikan manajemen konflik sebagai langkah-langkah yang diambil
pelaku atau pihak ketiga yang bertujuan untuk mengarahkan perselisihan ke arah hasil
tertentu yang mungkin atau tidak menghasilkan akhir berupa penyelesaian konflik
Minnery (1980: 220) mendefinisikan manajemen konflik adalah suatu proses rasional
yang sifatnya iteratif, dimana proses tersebut terjadi secara terus-menerus mengalami
penyempurnaan hingga tercapai model yang ideal dan representatif
3. JENIS KONFLIK
Contoh : karyawan di tuntut untuk melakukan
perkerjaan diluar batas kemampuannya
Contoh : cara individu menanggapi
tekanan untuk keseragaman yang
dipaksakan oleh kelompok
01
Contoh : Perbedaan
pendapat atau kepribadian
Konflik pada diri individu itu sendiri
Konflik antar individu kelompok
Konflik antar individu
02
03
4. FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KONFLIK
Faktor Internal
a. Kemantapan organisasi. Organisasi yang telah mantap lebih mampu menyesuaikan diri sehingga tidak
mudah terlibat konflik dan mampu menyelesaikannya..
b. Sistem nilai. Sistem nilai suatu organisasi ialah sekumpulan batasan yang meliputi landasan maksud dan
cara berinteraksi suatu organisasi, apakah sesuatu itu baik, buruk, salah atau benar.
c. Tujuan. Tujuan suatu organisasi dapat menjadi dasar tingkah laku organisasi itu serta para anggotanya.
d. Sistem lain dalam organisasi. Seperti sistem komunikasi.
Faktor eksternal
1. Keterbatasan sumber daya. Kelangkaan suatu hal yang dapat menumbuhkan persaingan dan seterusnya
dapat berakhir menjadi konflik.
2. Kekaburan aturan/norma di masyarakat. Hal ini memperbesar peluang perbedaan persepsi.
3. Derajat ketergantungan dengan pihak lain. Semakin tergantung satu pihak dengan pihak lain semakin mudah
konflik terjadi.
4. Pola interaksi dengan pihak lain. Pola yang bebas memudahkan pemamparan dengan nilai-nilai ain
sedangkan pola tertutup menimbulkan sikap kabur dan kesulitan penyesuaian diri.
5. KEPUASAN KERJA
Kepuasan kerja adalah perilaku individual terhadap pekerjaannya sebagai suatu
respon yang menggambarkan perasaan dari individu terhadap pekerjaannya.
Menurut Mila Badriyah (2015) kepuasan kerja adalah sikap atau perasaan
karyawan terhadap aspek-aspek yang menyenangkan atau tidak menyenangkan
mengenai pekerjaan yang sesuai dengan penilaian masing-masing pekerja.
Taufik Noor Hidayat (104263213): Keadaan emosional yang menyenangkan
dengan mana para karyawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja
mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Ini dampak dalam
sikap positif karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di
lingkungan kerjanya.
6. 1. Pekerjaan itu sendiri Setiap pekerjaan memerlukan suatu
keterampilan tertentu sesuai dengan bidangnya masing-masing.
2. Atasan(Supervision), atasan yang baik berarti mau menghargai
pekerjaan bawahannya.
3. Teman sekerja (Workers), Merupakan faktor yang berhubungan
dengan hubungan antara pegawai dengan atasannya dan dengan
pegawai lain, baik yang sama maupun yang berbeda jenis
pekerjaannya.
4. Promosi(Promotion), Merupakan faktor yang berhubungan
dengan ada tidaknya kesempatan untuk memperoleh peningkatan
karier selama bekerja.
5. Gaji/Upah(Pay), Merupakan faktor pemenuhan kebutuhan hidup
pegawai yang dianggap layak atau tidak.
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KEPUASAN KERJA
7. PENGARUH KONFLIK TERHADAP
KEPUASAN KERJA
Konflik dalam organisasi menberikan dampak yang positif maupun negatif bagi
organisasi. Secara positif adanya konflik dapat meningkatkan ritme kerja, membuat
pekerjaan cepat selesai dan meningkatkan kedisiplinan karyawan. Sedangkan secara
negatif konflik dalam organisasi dapat menyebabkan stres kerja, menurunya kepuasan
kerja,. Jika dalam suatu organisasi terjadi konflik yang ditandai dengan munculnya
ketegangan, permusuhan, perasaan mudah marah, emosi, kesadaran akan
ketidaksesuaian aktual, perselisihan ide, pandangan dan pemikiran dan
ketidaksepakatan kandungan keputusan. Sehingga halhal tersebut akan mempengaruhi
kepuasan kerja masing-masing pegawai.
8. Menurut Kreiter dan Knicki (2001;226), Beberapa korelasi kepuasan kerja sebagai berikut:
1. Motivasi. motivasi dan kepuasan kerja terdapat hubungan yang positif dan signifikan. Karena
kepuasan dengan pengawasan/supervisi juga mempunyai korelasi signifikan dengan motivasi,
atasan/manajer disarankan mempertimbangkan bagaimana perilaku mereka mempengaruhi
kepuasan pekerja sehingga mereka secara potensial dapat meningkatkan motivasi pekerja
melalui berbagai usaha untuk meningkatkan kepuasan kerja.
2. Pelibatan Kerja. Hal ini menunjukkan kenyataan dimana individu secara pribadi dilibatkan
dengan peran kerjanya. Karena pelibatan kerja mempunyai hubungan dengan kepuasan kerja,
dan peran atasan/manajer perlu didorong memperkuat lingkungan kerja yang memuaskan untuk
meningkatkan keterlibatan kerja pekerja.
3. Organizational Citizenship Behavior. Merupakan perilaku pekerja di luar dari apa yang
menjadi tugasnya.
4. Organizational Commitment. Mencerminkan tingkatan dimana individu mengidentifikasi
dengan organisasi dan mempunyai komitmen terhadap tujuannya. Antara komitmen organisasi
dengan kepuasan terdapat hubungan yang siknifikan dan kuat, karena meningkatnya kepuasan
kerja akan menimbulkan tingkat komitmen yang lebih tinggi. Selanjutnya komitmen yang lebih
tinggi dapat meningkatkan produktivitas kerja.
9. 5. Ketidakhadiran Antara ketidakhadiran dan kepuasan terdapat korelasi negatif yang
kuat. Dengan kata lain apabila kepuasan meningkat, ketidakhadiran akan turun.
6. Perputaran (Turnover). Hubungan antara perputaran dengan kepuasan adalah negatif.
Dimana perputaran dapat mengganggu kontinuitas organisasi dan mahal sehingga
diharapkan atasan/manajer dapat meningkatkan kepuasan kerja dengan mengurangi
perputaran.
7. Perasaan stres. Antara perasaan stres dengan kepuasan kerja menunjukkan hubungan
negatif dimana dengan meningkatnya kepuasan kerja akan mengurangi dampak negatif
stres.
8. Prestasi Kerja/Kinerja. Terdapat hubungan positif rendah antara kepuasan dan
prestasi kerja. Dikatakan kepuasan kerja menyebabkan peningkatan kinerja sehingga
pekerja yang puas akan lebih produktif. Di sisi lain terjadi kepuasan kerja disebabkan
oleh adanya kinerja atau prestasi kerja sehingga pekerja yang lebih produktif akan
mendapatkan kepuasan.