1. Dari Timor untuk Negeri:
Implikasi Ketahanan Hayati Masyarakat
terhadap Kebijakan Publik
I Wayan Mudita
http://iwayanmudita.blogspot.com
http://tanamankampung.blogspot.com
2. Alur Presentasi
1
• Kondisi Lingkungan Alam Timor
2
• Mengapa Dari Timor?
3
• Apa Itu Ketahanan Hayati Berbasis Masyarakat
4
• Kebijakan Menghadapi Ancaman Ketahanan Hayati
5
• Implikasi terhadap Kebijakan Publik Sektor Pertanian
5. Mengapa Dari Timor?
Jeruk keprok merupakan tanaman asli Timor yang
dikembangkan sebagai ikon pembangunan
pertanian, tetapi kemudian mengalami kemunduran
Pada awal 1990-an, ditemukan penyakit busuk
phytophthora, tetapi ditolak
Pada akhir 1990-an, dtemukan kutu loncat jeruk asia
Diaphorina citri, tetapi tidak dilakulan langkah antisipasi
terhadap kemungkinan penularan penyakit CVPD
Peneliti lain melaporkan menemukan CVPD, tetapi
kemudian merevisi laporannya menjadi tidak terdapat
CVPD, melainkan hanya tristeza
6. Apa Itu Ketahanan Hayati?
Ketahanan hayati berkaitan dengan keadaan
sumberdaya dan lingkungan hidup yang aman dari
ancaman hayati (biological threats), termasuk ancaman
bioprospek (bioprospecting) dan bioterorisme
(bioterorism), baik yang berasal dari luar maupun dari
dalam
Pengelolaan ketahanan hayati dilakukan melalui
analisis risiko, mencakup penilaian risiko, pengelolaan
risiko, dan komunikasi risiko
Pengelolaan dilakukan dalam kontinuum prabatas (di
luar wilayah), batas (memasuki wilayah), dan
pascabatas (di dalam wilayah)
7. Kondisi Ketahanan Hayati Jeruk Keprok
Jeruk keprok mengalami kemuduran populasi dan
produksi sejak 1990-an
Pembiakan jeruk keprok dilakukan dengan
menggunakan induk populasi sebagai sumber mata
tempel, padahal pohon induk seharusnya dalam BPMT
Pohon induk populasi dan bibit okulasi harus
disertifikasi, tetapi sertifikasi mengalami kendala medan
dan kekurangan petugas
Pembagian anakan okulasi berpotensi menularkan dan
menyebarkan penyakit yang menular melalui bibit
Kemunduran produksi jeruk keprok menyebabkan
masyarakat mengalami kesulitan mengakses bahan
pangan yang tidak diproduksi sendiri
10. Tanggapan terhadap Temuan CVPD
CVPD tidak mungkin terdapat pada jeruk keprok sebab
telah dikeluarkan peraturan daerah yang melarang
pemasukan bibit okulasi dari luar
Pemerintah telah membagikan Bubur Kalifornia untuk
mengendalikan penyakit jeruk keprok
Penangkar bibit dan petani mengetahui penyakit CVPD
bukan dari pemerintah, melainkan dengan mencari
informasi sendiri
Petani berusaha mengatasi masalah dengan cara
menolak menanam anakan okulasi, menanam dari
biji, melakukan okulasi sendiri, meracik pestisida nabati
11. Ketahanan Hayati Berbasis Masyarakat
Kemunduran jeruk keprok disebabkan bukan hanya
oleh organisme yang menimbulkan ancaman ketahanan
hayati, melainkan juga oleh faktor yang berkaitan
dengan masyarakat dan pemerintah
Ketahanan hayati masyarakat merupakan ketahanan
hayati yang terjadi karena interaksi antar
pemerintah, masyarakat, dan lingkungan
Interaksi antar pemerintah, masyarakat dan lingkungan
dimediasi oleh modal sosial dan tatakelola
pemerintahan dalam bentuk sistem ekologis sosial
12. Ketahanan Hayati Masyarakat sebagai
Sistem Ekologi Sosial
Keterkaitan:
Potensi:
antar variabel
modal untuk
yang menentu-
berkembang
kan fleksibilitas
dan menentu-
sistem dalam
kan arah proses
menghadapi
perkembangan
perubahan
Resiliensi:
kemampuan sistem
untuk mengembalikan
diri setelah mengalami
gangguan
13. Aspek Modal Sosial dalam Ketahanan Hayati
Masyarakat
Sumberdaya Sumberdaya
pengetahuan: identitas:
sumberdaya yang integritas, saling per-
dapat dimanfaatkan caya, visi, dan komit-
untuk mendukung tin- men untuk memupuk Modal
dakan melalui jaring- rasa percaya diri dan Sosial
an berdasarkan pada membangun identitas
nilai-nilai dan norma sebagai motivasi
masyarakat dengan untuk berubah dan
dibatasi melalui bertindak demi
sanksi sosial kebaikan bersama
14. Aspek Tatakelola Pemerintahan dalam
Ketahanan Hayati Masyarakat
meta-governance:
tatanan, norma, dan prinsip
sebagai dasar etis dalam
menjalankan seluruh proses
tatakelola pemerintahan
penggunaan kekuasaan dan
kewenangan untuk meng- pembentukan dan koordinasi antar
identifikasi dan menyelesaikan kelembagaan pemerintahan untuk
masalah melalui interaksi antara memungkinkan kebijakan dapat
berbagai organisasi pemerintahan dirumuskan menjadi program
dengan masyarakat guna pembangunan dan kemudian
menghasilkan kebijakan dilaksanakan
15. Kebijakan Menghadapi Ancaman
Ketahanan Hayati
Pada tingkat nasional, kebijakan dalam menghadapi
ancaman terhadap ketahanan hayati masih bersifat
sektoral
Pengendalian Hama Terpadu (PHT) yang ditetapkan
sebagai sistem perlindungan tanaman belum
merupakan kebijakan ketahanan hayati yang
utuh, melainkan berfokus pada pengelolaan pascabatas
pada sektor pertanian
Kebijakan yang berkaitan dengan ketahanan hayati di
daerah diterjemahkan sesuai dengan kepentingan
daerah dan kepentingan politik para pejabat publik di
daerah
16. Aspek Kebijakan dalam Ketahanan Hayati
Masyarakat
Modal sosial dalam kaitan dengan kelompok dan
jaringan, informasi, trust, dan identitas diri
Tatakelola pemerintahan dalam kaitan dengan
penggunaan kekuasaan dan kewenangan untuk
menanggapi masuknya organisme yang mengancam
ketahanan hayati
Fokus bukan hanya pada produksi, melainkan
memperhatikan rada imbang (trade off) dengan
stabilitas dan ekuitabilitas yang diperlukan untuk
menjamin keberlanjutan agroekosistem
17. Implikasi Ketahanan Hayati Masyarakat
terhadap Kebijakan Publik (1)
Kebijakan publik seharusnya tidak hanya berdimensi
teknis, tetapi juga memasukkan dimensi modal sosial
untuk memperoleh dukungan publik secara utuh
Kebijakan yang dapat dipertanggungjawabkan secara
teknis dan sosial tidak dengan sendirinya memberikan
hasil yang diharapkan bila tidak disertai dengan
tatakelola pemerintahan yang baik dalam
implementasinya
Desentralisasi dan otonomi daerah tidak dengan
sendirinya dapat memperbaiki tatakelola
pemerintahan, bahkan justeru dapat sebaliknya
18. Implikasi Ketahanan Hayati masyarakat
terhadap Kebijakan Publik (2)
Kebijakan nasional dalam menghadapi ancaman
organisme pengganggu pada sektor
pertanian, peternakan, kehutanan, lingkungan hidup
dan kesehatan perlu dirumuskan menjadi kebijakan
yang berdimensi ketahanan hayati secara terpadu
Pengabaian ketahanan hayati dalam kebijakan publik
berisiko membahayakan ketahanan pangan, terutama
ketahanan pangan masyarakat di wilayah beriklim
kering
Implementasi wawasan ketahanan hayati dalam
perumusan kebijakan publik perlu dilakukan dalam
kerangka pendekatan sistem ekologis sosial
20. Terima Kasih
silahkan juga kunjungi posting:
Membedah Pertanian NTT melalui Sudut Pandang
Ketahanan Hayati Masyarakat (Bagian 1 dan Bagian 2)
pada blog guru kecil
Kuliah umum penerima NTT Academia Award 2012 pada 18 Januari 2012 di Gedung Rektorat UKAW, Kupang