SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Download to read offline
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
JABATAN FUNGSIONAL ENTOMOLOG KESEHATAN JENJANG TERAMPIL
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
10
MATERI DASAR 3
KEBIJAKAN PENGENDALIAN VEKTOR
I. DESKRIPSI SINGKAT
Penyakit tular vektor merupakan satu di antara penyakit yang
berbasis lingkungan yang dipengaruhi oleh lingkungan fisik, biologi dan
sosial budaya. Ketiga faktor tersebut akan saling mempengaruhi kejadian
penyakit tular vektor di daerah penyebarannya. Beberapa faktor yang
menyebabkan tingginya angka kesakitan penyakit bersumber binatang
antara lain adanya perubahan iklim, keadaan sosial-ekonomi dan perilaku
masyarakat. Perubahan iklim dapat meningkatkan risiko kejadian penyakit
tular vektor. Faktor risiko lainnya adalah keadaan rumah dan sanitasi yang
buruk, pelayanan kesehatan yang belum memadai, perpindahan penduduk
yang non-imun ke daerah endemis.
Masalah yang dihadapi dalam pengendalian vektor di Indonesia
antara lain kondisi geografi dan demografi yang memungkinkan adanya
keragaman vektor, belum teridentifikasikannya spesies vektor (pemetaan
sebaran vektor) di semua wilayah endemis, belum lengkapnya peraturan
penggunaan pestisida dalam pengendalian vektor, peningkatan populasi
resisten beberapa vektor terhadap pestisida tertentu, logistik maupun biaya
operasional dan kurangnya keterpaduan dalam pengendalian vektor.
Selain itu keterbatasan sumber daya terutama tenaga dengan
pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk melakukan tindakan
pengendalian vektor.
II. TUJUAN PEMBELAJARAN
A. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mengikuti materi ini, peserta memahami tentang kebjakan dalam
pengendalian vektor
B. Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah mengikuti materi ini, peserta memahami:
1. Prinsip-prinsip pengendalian vektor
2. Dasar hukum pengendalian vektor
3. Lingkup kegiatan pengendalian vektor
4. Strategi pengendalian vektor
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
JABATAN FUNGSIONAL ENTOMOLOG KESEHATAN JENJANG TERAMPIL
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
11
III. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN
Dalam modul ini akan dibahas empat pokok bahasan dan sub pokok
bahasan sebagai berikut:
Pokok Bahasan 1. Prinsip pengendalian vektor
Pokok Bahasan 2. Dasar hokum pengendalian vektor
Sub pokok bahasan:
a. Penyelenggaraan
b. Ketenagaan
c. Bahan dan alat
d. Perizinan
e. Pembiayaan
f. Peran serta masyarakat
g. Monitoring dan evaluasi
h. Pembinaan dan pengawasan
Pokok Bahasan 3. Lingkup Pengendalian Vektor
Sub pokok bahasan:
a. Pengendalian secara fisik
b. Pengendalian secara hayati (biologi)
c. Pengendalian secara kimiawi
Pokok Bahasan 4. Strategi Pengendalian Vektor
IV. METODE
CTJ
Curah pendapat
Diskusi
V. MEDIA DAN ALAT BANTU
Bahan tayang (Slide power point)
Laptop
LCD
Flipchart
White board
Spidol (ATK)
Panduan diskusi
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
JABATAN FUNGSIONAL ENTOMOLOG KESEHATAN JENJANG TERAMPIL
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
12
VI. LANGKAH PEMBELAJARAN
Langkah 1. Pengkondisian
Langkah pembelajaran:
1) Fasilitator menyapa peserta dengan ramah dan hangat. Apabila belum
pernah menyampaikan sesi di kelas, mulailah dengan perkenalan.
Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap, instansi tempat
bekerja, materi yang akan disampaikan
2) Menayangkan topik materi yaitu Kebijakan Pengendalian Vektor tujuan
dan pokok bahasan: dasar hukum, lingkup kegiatan pengendalian
vektor dan strategi pengendalian vektor.
Langkah 2. Penyampaian Materi
Langkah pembelajaran:
1) Menyampaikan paparan seluruh materi sesuai urutan pokok bahasan
dan sub pokok bahasan dengan menggunakan bahan tayang.
2) Materi disampaikan dengan metode ceramah tanya jawab, kemudian
curah pendapat
3) Diharapkan peserta memperhatikan dan menyimak penjelasan fasilitator
dan mengajukan pertanyaan, bila ada hal-hal yang belum dipahami atau
perlu penjelasan lebih lanjut.
Langkah 3. Diskusi kelompok
Langkah pembelajaran:
1) Peserta dibagi menjadi 4 kelompok mendiskusikan tentang 4 pokok
bahasan.
2) Empat pokok bahasan:
- Prinsip-prinsip pengendalian vektor
- Dasar hukum pengendalian vector
- Lingkup Kegiatan Pengendalian Vektor
- Strategi Pengendalian Vektor dengan keterlibatan lintas program dan
lintas sektor terkait
3) Setelah itu, masing-masing kelompok mempresentasikannya
Langkah 4. Rangkuman dan Kesimpulan
Langkah pembelajaran:
1) Fasilitator melakukan evaluasi untuk mengetahui penyerapan peserta
terhadap materi yang disampaikan dan pencapaian tujuan pembelajaran.
Fasilitator menyampaikan beberapa pertanyaan kepada peserta terutama
yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi serta unsur dan sub
unsur kegiatan dalam jabatan fungsional entomolog kesehatan.
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
JABATAN FUNGSIONAL ENTOMOLOG KESEHATAN JENJANG TERAMPIL
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
13
2) Fasilitator merangkum poin-poin penting dari materi yang disampaikan.
3) Fasilitator membuat kesimpulan.
VII. URAIAN MATERI
Pokok bahasan 1.
PRINSIP PENGENDALIAN VEKTOR
Upaya pengendalian vektor perlu dirumuskan melalui proses pengambilan
keputusan yang rasional agar sumber daya yang ada digunakan secara
optimal dan kelestarian lingkungan terjaga.
Prinsip-prinsip pengedalian vektor meliputi :
1) Pengendalian vektor harus berdasarkan data tentang bioekologi vektor
setempat, dinamika penularan penyakit, ekosistem, dan perilaku
masyarakat yang bersifat spesifik lokal (evidence based)
2) Pengendalian vektor dilakukan dengan partisipasi aktif berbagai sektor
dan program terkait,LSM, organisasi profesi, dunia usaha/swasta serta
masyarakat
3) Pengendalian vektor dilakukan dengan meningkatkan penggunaan
metode non kimia dan menggunakan pestisida secara rasional serta
bijaksana.
4) Pengendalian vektor harus mempertimbangkan kaidah ekologi dan
prinsip ekonomi yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.
Pokok bahasan 2.
DASAR HUKUM PENGENDALIAN VEKTOR
Dasar hukum pengendalian vektor; berdasarkan PERMENKES
374/Menkes/Per/III/2010 tanggal 17 Maret 2010 tentang pengendalian
vektor dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Penyelenggaraan:
Penyelenggaraan pengendalian vector dapat dilakukan oleh pemerintah,
pemerintah daerah dan/atau pihak swasta.
2) Ketenagaan:
Ketenagaan dalam melaksanakan pengendalian vektor:
Pengendalian vektor yang menggunakan bahan kimia harus
dilakukan oleh tenaga entomologi kesehatan dan tenaga lain yang
terlatih
Tenaga lain yang terlatih tersebut, harus mendapat sertifikat dari
lembaga pelatihan yang terakreditasi sesuai dengan KEPMENKES
Nomor 725 tahun 2003
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
JABATAN FUNGSIONAL ENTOMOLOG KESEHATAN JENJANG TERAMPIL
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
14
Tenaga lain yang terlatih dalam melakukan pengendalian vektor
harus di bawah pengawasan tenaga entomolog kesehatan.
3) Bahan dan alat
Pestisida yang digunakan dalam pengendalian vektor harus
mendapat ijin Menteri Pertanian atas saran dan atau pertimbangan
Komisi Pestisida (KOMPES) dan memperhatikan petunjuk teknis
WHO
Peralatan yang digunakan dalam pengendalian vektor harus
memenuhi standar (SNI) atau sesuai rekomendasi WHO
Alat pelindung diri (APD) harus di gunakan sesuai standar.
4) Perizinan
Penyelenggaraan pengendalian vektor oleh perusahaan swasta,
harus berbentuk badan hukum dan memiliki izin operasional dari
dinkes kabupaten/kota
Dengan persyaratan, memiliki:
- surat izin usaha
- NPWP
- tenaga entomolog atau terlatih
- persediaan bahan & alat sesuai ketentuan.
5) Pembiayaan
Pembiayaan pengendalian vektor dibebankan pada: APBN, APBD dan
sumber lain yang tidak mengikat
6) Peran serta masyarakat
Pengendalain vektor dilaksanakan dengan melibatkan masyarakat untuk
berperan serta meningkatkan dan melindungi kesehatannya melalui
peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan serta pengembangan
lingkungan sehat.
7) Monitoring dan evaluasi
Pemerintah dan pemerintah daerah melakukan monev
Monev tersebut dilakukan secara berjenjang mulai tkt desa sampai
pusat
Monev yang dilakukan pemerintah daerah harus dilaporkan
kepada pemerintah secara berkala & berjenjang
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
JABATAN FUNGSIONAL ENTOMOLOG KESEHATAN JENJANG TERAMPIL
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
15
8) Pembinaan dan pengawasan
Menteri, kadinkes prov, kadinkes kab/kota melakukan pembinaan
dengan melibatkan organisasi profesi dan asosiasi terkait
Dalam rangka pengawasan, menteri, kadinkes prov, kadinkes
kab/kota dapat memberikan sanksi administratif berupa teguran
tertulis sampai dengan pencabutan izin operasional bagi swasta
Dalam rangka membantu pembinaan dan pengawasan
penyelenggaraan pengendalian vektor, di tingkat nasional
dibentuk Komisi Ahli (KOMLI) pengendalian vektor yang
bertugas melakukan kajian dan evaluasi terhadap kebijaksanaan
operasional pengendalian vektor.
Pokok Bahasan 3.
LINGKUP KEGIATAN PENGENDALIAN VEKTOR
Pengendalian Vektor dapat dilakukan secara terpadu antara lain
menggunakan satu atau kombinasi beberapa metode. Beberapa metode
pengendalian vektor sebagai berikut :
1) Metode pengendalian fisik dan mekanis adalah upaya-upaya untuk
mencegah, mengurangi, menghilangkan habitat perkembangbiakan dan
populasi vektor secara fisik dan mekanik.
Contohnya :
- Modifikasi dan manipulasi lingkungan tempat perindukan
(3M, pembersihan lumut, penanaman bakau, pengeringan,
pengaliran/drainase, dan lain-lain)
- Pemasangan kelambu
- Memakai baju lengan panjang
- Penggunaan hewan sebagai umpan nyamuk (cattle barrier)
- Pemasangan kawat kasa
2) Metode pengendalian hayati (biologi) dengan menggunakan musuh
alami:
- predator pemakan jentik (ikan, mina padi dan lain-lain)
- bakteri, virus, fungi
- manipulasi gen (penggunaan jantan mandul, dll)
3) Metode pengendalian secara kimia
- Penyemprotan (IRS=Indoor Residual Spraying)
- Kelambu berinsektisida
- Larvisida
- Space spray (pengkabutan panas/fogging dan
dingin/ULV=Ultra Low Volume)
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
JABATAN FUNGSIONAL ENTOMOLOG KESEHATAN JENJANG TERAMPIL
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
16
- Insektisida rumah tangga (penggunaan repelen, anti nyamuk
bakar, liquid vaporizer, paper vaporizer, mat, aerosol dan lain-
lain)
Pokok Bahasan 4.
STRATEGI PENGENDALIAN VEKTOR DENGAN KETERLIBATAN
LINTAS PROGRAM DAN LINTAS SEKTOR TERKAIT
Agar upaya pengendalian vektor dapat berhasil dengan baik yaitu efektif
dan eikfisien yang berbasis bukti (evidence based), perlu dilaksanakan secara
terpadu, lintas program, lintas sektor, serta bersama masyarakat.
Untuk itu langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah:
Menentukan sasaran area/lokasi kegiatan pengumpulan data vektor
berdasarkan pemetaan dan stratifikasi wilayah endemis yang dibuat
oleh program penanggulangan penyakit
Melakukan Survei Dinamika Penularan (SDP) untuk mengidentifikasi
metode pengendalian vektor dengan mempertimbangkan aspek
REESAA (rasional, efektif, efisien, sustainable, acceptable, affordable)
berdasarkan data dan informasi epidemiologi, entomologi dan
perilaku masyarakat
Menentukan kombinasi metode pengendalian vektor yang efektif dan
sasaran yang jelas (tepat waktu dan lokasi) berdasarkan hasil SDP,
dengan mempertimbangkan tersedianya sumber daya yang ada, serta
hasil penelitian inovatif yang tepat guna
Mengidentifikasi mitra dan perannya dalam upaya pengendalian
vektor
Melakukan advokasi dan sosialisasi untuk mendapatkan komitmen
dari pihak-pihak terkait dan masyarakat
Menyusun rencana kegiatan oleh masing-masing sektor terkait sesuai
dengan peran dan fungsinya dalam koordinasi pemerintah daerah
Mengimplentasikan sesuai dengan rencana masing-masing sektor
terkait
Melakukan pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan
Melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala untuk
penyempurnaan program dan memberikan masukan bagi penelitian
dan pengembangan
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
JABATAN FUNGSIONAL ENTOMOLOG KESEHATAN JENJANG TERAMPIL
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
17
VIII. REFERENSI
1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 374/MENKES/PER/III/2010
tanggal 17 Maret 2010 tentang Pengendalian Vektor
2. KEPMENKES No. 92 Tahun 1994 Tentang Perubahan Atas Lampiran
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 581/Menkes/SK/VII/1992
Tentang Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah Dengue
3. Pedoman Penggunaan Pestisida (2010): Direktorat PPBB, Ditjen PP & PL
Kemenkes RI
4. Surat Direktur Jenderal PPM & PL kepada Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi Nomor PM.00.03.219 tanggal 12 Maret 2003 tentang Informasi
Teknis Insektisida dan Larvisida untuk Pemberantasan Vektor malaria
dan DBD
IX. LAMPIRAN
Panduan Diskusi Kelompok:
Peserta dibagi menjadi tiga kelompok untuk mendiskusikan 3 topik diskusi:
1. Prinsip-prinsip dan dasar hukum pengendalian vektor
2. Lingkup Kegiatan Pengendalian Vektor
3. Strategi Pengendalian Vektor dengan keterlibatan lintas program dan
lintas sektor terkait

More Related Content

What's hot

Pengurangan Risiko Salmonella Enteritidis Pada Ayam Petelur - Ditkesmavet - P...
Pengurangan Risiko Salmonella Enteritidis Pada Ayam Petelur - Ditkesmavet - P...Pengurangan Risiko Salmonella Enteritidis Pada Ayam Petelur - Ditkesmavet - P...
Pengurangan Risiko Salmonella Enteritidis Pada Ayam Petelur - Ditkesmavet - P...Tata Naipospos
 
Penyuluhan dbd sdsmp
Penyuluhan dbd sdsmpPenyuluhan dbd sdsmp
Penyuluhan dbd sdsmpIsmail Bara
 
Pengendalian Vektor Lalat
Pengendalian Vektor LalatPengendalian Vektor Lalat
Pengendalian Vektor LalatInoy Trisnaini
 
Masuk dan Menyebarnya LSD dan PMK di Indonesia - PDHI Riau-KEMIN Indonesia, P...
Masuk dan Menyebarnya LSD dan PMK di Indonesia - PDHI Riau-KEMIN Indonesia, P...Masuk dan Menyebarnya LSD dan PMK di Indonesia - PDHI Riau-KEMIN Indonesia, P...
Masuk dan Menyebarnya LSD dan PMK di Indonesia - PDHI Riau-KEMIN Indonesia, P...Tata Naipospos
 
Demam berdarah dengue
Demam berdarah dengueDemam berdarah dengue
Demam berdarah dengueJoni Iswanto
 
Aspek Epidemiologi dan Pengendalian Brucellosis - Ditkeswan - Presentasi Zoo...
Aspek Epidemiologi dan Pengendalian Brucellosis -  Ditkeswan - Presentasi Zoo...Aspek Epidemiologi dan Pengendalian Brucellosis -  Ditkeswan - Presentasi Zoo...
Aspek Epidemiologi dan Pengendalian Brucellosis - Ditkeswan - Presentasi Zoo...Tata Naipospos
 
Roadmap Pembebasan Rabies Menuju Indonesia Bebas Rabies 2030 - PUSVETMA, Sura...
Roadmap Pembebasan Rabies Menuju Indonesia Bebas Rabies 2030 - PUSVETMA, Sura...Roadmap Pembebasan Rabies Menuju Indonesia Bebas Rabies 2030 - PUSVETMA, Sura...
Roadmap Pembebasan Rabies Menuju Indonesia Bebas Rabies 2030 - PUSVETMA, Sura...Tata Naipospos
 
Epidemiologi kesehatan-lingkungan1
Epidemiologi kesehatan-lingkungan1Epidemiologi kesehatan-lingkungan1
Epidemiologi kesehatan-lingkungan1Thonce Thesia
 
FGD Risiko Penyakit Zoonosis Terhadap Kesehatan Masyarakat - Badan Pemeriksa ...
FGD Risiko Penyakit Zoonosis Terhadap Kesehatan Masyarakat - Badan Pemeriksa ...FGD Risiko Penyakit Zoonosis Terhadap Kesehatan Masyarakat - Badan Pemeriksa ...
FGD Risiko Penyakit Zoonosis Terhadap Kesehatan Masyarakat - Badan Pemeriksa ...Tata Naipospos
 
Komponen proses penyakit menular (3)
Komponen proses penyakit menular (3)Komponen proses penyakit menular (3)
Komponen proses penyakit menular (3)Andhyy Ilham
 
Konsep penularan penyakit
Konsep penularan penyakitKonsep penularan penyakit
Konsep penularan penyakitanwar marzuki
 
Identifikasi faktor resiko
Identifikasi faktor resikoIdentifikasi faktor resiko
Identifikasi faktor resikoJoni Iswanto
 
Penerapan Konsep 'One Health' di Peternakan dan Pasar Unggas dengan Mengoptim...
Penerapan Konsep 'One Health' di Peternakan dan Pasar Unggas dengan Mengoptim...Penerapan Konsep 'One Health' di Peternakan dan Pasar Unggas dengan Mengoptim...
Penerapan Konsep 'One Health' di Peternakan dan Pasar Unggas dengan Mengoptim...Tata Naipospos
 
Identifikasi hitung-kepadatan-nyamuk
Identifikasi hitung-kepadatan-nyamukIdentifikasi hitung-kepadatan-nyamuk
Identifikasi hitung-kepadatan-nyamukSiti Aisyah
 
Sanitasi dan Kesehatan lingkungan
Sanitasi dan Kesehatan lingkunganSanitasi dan Kesehatan lingkungan
Sanitasi dan Kesehatan lingkunganSepti Ratnasari
 
Kesiapsiagaan Penyakit Mulut dan Kuku - Rapat Koordinasi Balai Besar Veterine...
Kesiapsiagaan Penyakit Mulut dan Kuku - Rapat Koordinasi Balai Besar Veterine...Kesiapsiagaan Penyakit Mulut dan Kuku - Rapat Koordinasi Balai Besar Veterine...
Kesiapsiagaan Penyakit Mulut dan Kuku - Rapat Koordinasi Balai Besar Veterine...Tata Naipospos
 
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...Tata Naipospos
 
BAB 7 Epidemiologi Penyakit Menular Diftheria, Pertusis dan Tetanus
BAB 7 Epidemiologi Penyakit Menular Diftheria, Pertusis dan TetanusBAB 7 Epidemiologi Penyakit Menular Diftheria, Pertusis dan Tetanus
BAB 7 Epidemiologi Penyakit Menular Diftheria, Pertusis dan TetanusNajMah Usman
 
4m plus--pencegahan demam berdarah dengue
4m plus--pencegahan demam berdarah dengue4m plus--pencegahan demam berdarah dengue
4m plus--pencegahan demam berdarah dengueRuth Kristina
 

What's hot (20)

Pengurangan Risiko Salmonella Enteritidis Pada Ayam Petelur - Ditkesmavet - P...
Pengurangan Risiko Salmonella Enteritidis Pada Ayam Petelur - Ditkesmavet - P...Pengurangan Risiko Salmonella Enteritidis Pada Ayam Petelur - Ditkesmavet - P...
Pengurangan Risiko Salmonella Enteritidis Pada Ayam Petelur - Ditkesmavet - P...
 
Penyuluhan dbd sdsmp
Penyuluhan dbd sdsmpPenyuluhan dbd sdsmp
Penyuluhan dbd sdsmp
 
Pengendalian Vektor Lalat
Pengendalian Vektor LalatPengendalian Vektor Lalat
Pengendalian Vektor Lalat
 
Masuk dan Menyebarnya LSD dan PMK di Indonesia - PDHI Riau-KEMIN Indonesia, P...
Masuk dan Menyebarnya LSD dan PMK di Indonesia - PDHI Riau-KEMIN Indonesia, P...Masuk dan Menyebarnya LSD dan PMK di Indonesia - PDHI Riau-KEMIN Indonesia, P...
Masuk dan Menyebarnya LSD dan PMK di Indonesia - PDHI Riau-KEMIN Indonesia, P...
 
Demam berdarah dengue
Demam berdarah dengueDemam berdarah dengue
Demam berdarah dengue
 
Aspek Epidemiologi dan Pengendalian Brucellosis - Ditkeswan - Presentasi Zoo...
Aspek Epidemiologi dan Pengendalian Brucellosis -  Ditkeswan - Presentasi Zoo...Aspek Epidemiologi dan Pengendalian Brucellosis -  Ditkeswan - Presentasi Zoo...
Aspek Epidemiologi dan Pengendalian Brucellosis - Ditkeswan - Presentasi Zoo...
 
Roadmap Pembebasan Rabies Menuju Indonesia Bebas Rabies 2030 - PUSVETMA, Sura...
Roadmap Pembebasan Rabies Menuju Indonesia Bebas Rabies 2030 - PUSVETMA, Sura...Roadmap Pembebasan Rabies Menuju Indonesia Bebas Rabies 2030 - PUSVETMA, Sura...
Roadmap Pembebasan Rabies Menuju Indonesia Bebas Rabies 2030 - PUSVETMA, Sura...
 
Epidemiologi kesehatan-lingkungan1
Epidemiologi kesehatan-lingkungan1Epidemiologi kesehatan-lingkungan1
Epidemiologi kesehatan-lingkungan1
 
FGD Risiko Penyakit Zoonosis Terhadap Kesehatan Masyarakat - Badan Pemeriksa ...
FGD Risiko Penyakit Zoonosis Terhadap Kesehatan Masyarakat - Badan Pemeriksa ...FGD Risiko Penyakit Zoonosis Terhadap Kesehatan Masyarakat - Badan Pemeriksa ...
FGD Risiko Penyakit Zoonosis Terhadap Kesehatan Masyarakat - Badan Pemeriksa ...
 
Komponen proses penyakit menular (3)
Komponen proses penyakit menular (3)Komponen proses penyakit menular (3)
Komponen proses penyakit menular (3)
 
Konsep penularan penyakit
Konsep penularan penyakitKonsep penularan penyakit
Konsep penularan penyakit
 
Identifikasi faktor resiko
Identifikasi faktor resikoIdentifikasi faktor resiko
Identifikasi faktor resiko
 
Penerapan Konsep 'One Health' di Peternakan dan Pasar Unggas dengan Mengoptim...
Penerapan Konsep 'One Health' di Peternakan dan Pasar Unggas dengan Mengoptim...Penerapan Konsep 'One Health' di Peternakan dan Pasar Unggas dengan Mengoptim...
Penerapan Konsep 'One Health' di Peternakan dan Pasar Unggas dengan Mengoptim...
 
Identifikasi hitung-kepadatan-nyamuk
Identifikasi hitung-kepadatan-nyamukIdentifikasi hitung-kepadatan-nyamuk
Identifikasi hitung-kepadatan-nyamuk
 
Sos nkv
Sos nkv Sos nkv
Sos nkv
 
Sanitasi dan Kesehatan lingkungan
Sanitasi dan Kesehatan lingkunganSanitasi dan Kesehatan lingkungan
Sanitasi dan Kesehatan lingkungan
 
Kesiapsiagaan Penyakit Mulut dan Kuku - Rapat Koordinasi Balai Besar Veterine...
Kesiapsiagaan Penyakit Mulut dan Kuku - Rapat Koordinasi Balai Besar Veterine...Kesiapsiagaan Penyakit Mulut dan Kuku - Rapat Koordinasi Balai Besar Veterine...
Kesiapsiagaan Penyakit Mulut dan Kuku - Rapat Koordinasi Balai Besar Veterine...
 
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
 
BAB 7 Epidemiologi Penyakit Menular Diftheria, Pertusis dan Tetanus
BAB 7 Epidemiologi Penyakit Menular Diftheria, Pertusis dan TetanusBAB 7 Epidemiologi Penyakit Menular Diftheria, Pertusis dan Tetanus
BAB 7 Epidemiologi Penyakit Menular Diftheria, Pertusis dan Tetanus
 
4m plus--pencegahan demam berdarah dengue
4m plus--pencegahan demam berdarah dengue4m plus--pencegahan demam berdarah dengue
4m plus--pencegahan demam berdarah dengue
 

Similar to VEKTOR PENGENDALIAN

Md.3 dasar-dasar epidemiologi kesehatan dan kode etik profesi epidemiolgi k...
Md.3   dasar-dasar epidemiologi kesehatan dan kode etik profesi epidemiolgi k...Md.3   dasar-dasar epidemiologi kesehatan dan kode etik profesi epidemiolgi k...
Md.3 dasar-dasar epidemiologi kesehatan dan kode etik profesi epidemiolgi k...BidangTFBBPKCiloto
 
255254380 md-3-kebijakan-program-penyehatan-lingkungan-terampil-pelaksana
255254380 md-3-kebijakan-program-penyehatan-lingkungan-terampil-pelaksana255254380 md-3-kebijakan-program-penyehatan-lingkungan-terampil-pelaksana
255254380 md-3-kebijakan-program-penyehatan-lingkungan-terampil-pelaksanaHafiz Duallist
 
Modul jafung entomolog ahli
Modul jafung entomolog ahli Modul jafung entomolog ahli
Modul jafung entomolog ahli misra9
 
KAK PENGELOLAAN LIMBAH B3.doc
KAK PENGELOLAAN LIMBAH B3.docKAK PENGELOLAAN LIMBAH B3.doc
KAK PENGELOLAAN LIMBAH B3.dockeslingkembangan
 
Pedoman%20nasional%20penanggulangan%20tb
Pedoman%20nasional%20penanggulangan%20tbPedoman%20nasional%20penanggulangan%20tb
Pedoman%20nasional%20penanggulangan%20tbrieogiq
 
Pedoman nasional penanggulangan tuberculosis cet 8 (2002)
Pedoman nasional penanggulangan tuberculosis cet 8 (2002)Pedoman nasional penanggulangan tuberculosis cet 8 (2002)
Pedoman nasional penanggulangan tuberculosis cet 8 (2002)Mamang Bagiansah
 
Persiapan pelaksanaan kegiatan entokes
Persiapan pelaksanaan kegiatan entokesPersiapan pelaksanaan kegiatan entokes
Persiapan pelaksanaan kegiatan entokesLejarPribadi
 
International Health Regulations dan Performance of Veterinary Services - FKF...
International Health Regulations dan Performance of Veterinary Services - FKF...International Health Regulations dan Performance of Veterinary Services - FKF...
International Health Regulations dan Performance of Veterinary Services - FKF...Tata Naipospos
 
PMK no.50_Tentang Standar Baku Mutu Kesling dan Persyaratan Kesehatan Vektor
PMK no.50_Tentang Standar Baku Mutu Kesling dan Persyaratan Kesehatan VektorPMK no.50_Tentang Standar Baku Mutu Kesling dan Persyaratan Kesehatan Vektor
PMK no.50_Tentang Standar Baku Mutu Kesling dan Persyaratan Kesehatan VektorUFDK
 
Prospek tenaga kesehatan lingkungan
Prospek tenaga kesehatan lingkunganProspek tenaga kesehatan lingkungan
Prospek tenaga kesehatan lingkunganAyuw Damayanti
 
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) _BimTek "AKREDITASI RS (KepMenKes 2...
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) _BimTek "AKREDITASI RS (KepMenKes 2...Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) _BimTek "AKREDITASI RS (KepMenKes 2...
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) _BimTek "AKREDITASI RS (KepMenKes 2...Kanaidi ken
 

Similar to VEKTOR PENGENDALIAN (20)

Md.3 dasar-dasar epidemiologi kesehatan dan kode etik profesi epidemiolgi k...
Md.3   dasar-dasar epidemiologi kesehatan dan kode etik profesi epidemiolgi k...Md.3   dasar-dasar epidemiologi kesehatan dan kode etik profesi epidemiolgi k...
Md.3 dasar-dasar epidemiologi kesehatan dan kode etik profesi epidemiolgi k...
 
255254380 md-3-kebijakan-program-penyehatan-lingkungan-terampil-pelaksana
255254380 md-3-kebijakan-program-penyehatan-lingkungan-terampil-pelaksana255254380 md-3-kebijakan-program-penyehatan-lingkungan-terampil-pelaksana
255254380 md-3-kebijakan-program-penyehatan-lingkungan-terampil-pelaksana
 
Karim klompok
Karim klompokKarim klompok
Karim klompok
 
Modul jafung entomolog ahli
Modul jafung entomolog ahli Modul jafung entomolog ahli
Modul jafung entomolog ahli
 
KAK PENGELOLAAN LIMBAH B3.doc
KAK PENGELOLAAN LIMBAH B3.docKAK PENGELOLAAN LIMBAH B3.doc
KAK PENGELOLAAN LIMBAH B3.doc
 
Pedoman%20nasional%20penanggulangan%20tb
Pedoman%20nasional%20penanggulangan%20tbPedoman%20nasional%20penanggulangan%20tb
Pedoman%20nasional%20penanggulangan%20tb
 
Pedoman nasional penanggulangan tuberculosis cet 8 (2002)
Pedoman nasional penanggulangan tuberculosis cet 8 (2002)Pedoman nasional penanggulangan tuberculosis cet 8 (2002)
Pedoman nasional penanggulangan tuberculosis cet 8 (2002)
 
Persiapan pelaksanaan kegiatan entokes
Persiapan pelaksanaan kegiatan entokesPersiapan pelaksanaan kegiatan entokes
Persiapan pelaksanaan kegiatan entokes
 
Program kesling 28042021
Program kesling 28042021Program kesling 28042021
Program kesling 28042021
 
Modul pengendalian
Modul pengendalianModul pengendalian
Modul pengendalian
 
International Health Regulations dan Performance of Veterinary Services - FKF...
International Health Regulations dan Performance of Veterinary Services - FKF...International Health Regulations dan Performance of Veterinary Services - FKF...
International Health Regulations dan Performance of Veterinary Services - FKF...
 
PMK no.50_Tentang Standar Baku Mutu Kesling dan Persyaratan Kesehatan Vektor
PMK no.50_Tentang Standar Baku Mutu Kesling dan Persyaratan Kesehatan VektorPMK no.50_Tentang Standar Baku Mutu Kesling dan Persyaratan Kesehatan Vektor
PMK no.50_Tentang Standar Baku Mutu Kesling dan Persyaratan Kesehatan Vektor
 
Permenkes Nomor 50 Tahun 2017.pdf
Permenkes Nomor 50 Tahun 2017.pdfPermenkes Nomor 50 Tahun 2017.pdf
Permenkes Nomor 50 Tahun 2017.pdf
 
Prospek tenaga kesehatan lingkungan
Prospek tenaga kesehatan lingkunganProspek tenaga kesehatan lingkungan
Prospek tenaga kesehatan lingkungan
 
Program kesling (2)
Program kesling (2)Program kesling (2)
Program kesling (2)
 
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) _BimTek "AKREDITASI RS (KepMenKes 2...
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) _BimTek "AKREDITASI RS (KepMenKes 2...Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) _BimTek "AKREDITASI RS (KepMenKes 2...
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) _BimTek "AKREDITASI RS (KepMenKes 2...
 
Program kesehatan
Program kesehatanProgram kesehatan
Program kesehatan
 
Mi.4 epid ahli
Mi.4 epid ahliMi.4 epid ahli
Mi.4 epid ahli
 
1.KAK klinik sanitasi.doc
1.KAK klinik sanitasi.doc1.KAK klinik sanitasi.doc
1.KAK klinik sanitasi.doc
 
Program kesling
Program keslingProgram kesling
Program kesling
 

More from BidangTFBBPKCiloto

Etika Tim Penilai Jabatan Fungsional Kesehatan
Etika Tim Penilai Jabatan Fungsional KesehatanEtika Tim Penilai Jabatan Fungsional Kesehatan
Etika Tim Penilai Jabatan Fungsional KesehatanBidangTFBBPKCiloto
 
Pengorganisasian Tim Penilai Jabatan Fungsional Kesehatan
Pengorganisasian Tim Penilai Jabatan Fungsional KesehatanPengorganisasian Tim Penilai Jabatan Fungsional Kesehatan
Pengorganisasian Tim Penilai Jabatan Fungsional KesehatanBidangTFBBPKCiloto
 
Kebijakan Jabatan Fungsional Kesehatan
Kebijakan Jabatan Fungsional KesehatanKebijakan Jabatan Fungsional Kesehatan
Kebijakan Jabatan Fungsional KesehatanBidangTFBBPKCiloto
 
Bahan kabid kebijakan pengembangan jfk
Bahan kabid kebijakan pengembangan jfkBahan kabid kebijakan pengembangan jfk
Bahan kabid kebijakan pengembangan jfkBidangTFBBPKCiloto
 
Evaluasi ns 15 dan persiapan ns 16
Evaluasi ns 15 dan persiapan ns 16Evaluasi ns 15 dan persiapan ns 16
Evaluasi ns 15 dan persiapan ns 16BidangTFBBPKCiloto
 
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521
Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521BidangTFBBPKCiloto
 
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521
Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521BidangTFBBPKCiloto
 
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521
Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521BidangTFBBPKCiloto
 
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521
Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521BidangTFBBPKCiloto
 
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521
Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521BidangTFBBPKCiloto
 
Tips dalam memfasilitasi memberdayakan (1) (1)
Tips dalam memfasilitasi memberdayakan (1) (1)Tips dalam memfasilitasi memberdayakan (1) (1)
Tips dalam memfasilitasi memberdayakan (1) (1)BidangTFBBPKCiloto
 
Materi pembekalan ns team 2021 manajemen pkk
Materi pembekalan ns team 2021 manajemen pkkMateri pembekalan ns team 2021 manajemen pkk
Materi pembekalan ns team 2021 manajemen pkkBidangTFBBPKCiloto
 
Perencanaan penanganan korban bencana
Perencanaan penanganan korban bencanaPerencanaan penanganan korban bencana
Perencanaan penanganan korban bencanaBidangTFBBPKCiloto
 
Penatalaksanaan pasien trauma ns
Penatalaksanaan pasien trauma nsPenatalaksanaan pasien trauma ns
Penatalaksanaan pasien trauma nsBidangTFBBPKCiloto
 

More from BidangTFBBPKCiloto (20)

Etika Tim Penilai Jabatan Fungsional Kesehatan
Etika Tim Penilai Jabatan Fungsional KesehatanEtika Tim Penilai Jabatan Fungsional Kesehatan
Etika Tim Penilai Jabatan Fungsional Kesehatan
 
Pengorganisasian Tim Penilai Jabatan Fungsional Kesehatan
Pengorganisasian Tim Penilai Jabatan Fungsional KesehatanPengorganisasian Tim Penilai Jabatan Fungsional Kesehatan
Pengorganisasian Tim Penilai Jabatan Fungsional Kesehatan
 
Kebijakan Jabatan Fungsional Kesehatan
Kebijakan Jabatan Fungsional KesehatanKebijakan Jabatan Fungsional Kesehatan
Kebijakan Jabatan Fungsional Kesehatan
 
Bahan kabid kebijakan pengembangan jfk
Bahan kabid kebijakan pengembangan jfkBahan kabid kebijakan pengembangan jfk
Bahan kabid kebijakan pengembangan jfk
 
Evaluasi ns 15 dan persiapan ns 16
Evaluasi ns 15 dan persiapan ns 16Evaluasi ns 15 dan persiapan ns 16
Evaluasi ns 15 dan persiapan ns 16
 
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521
Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521
 
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521
Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521
 
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521
Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521
 
4. langkah pendampingan ns
4. langkah pendampingan ns4. langkah pendampingan ns
4. langkah pendampingan ns
 
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521
Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521
 
Pelayanan kefarmasian di pkm
Pelayanan kefarmasian di pkmPelayanan kefarmasian di pkm
Pelayanan kefarmasian di pkm
 
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521
Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521
 
Tips dalam memfasilitasi memberdayakan (1) (1)
Tips dalam memfasilitasi memberdayakan (1) (1)Tips dalam memfasilitasi memberdayakan (1) (1)
Tips dalam memfasilitasi memberdayakan (1) (1)
 
Peran fasilitator (1)
Peran fasilitator (1)Peran fasilitator (1)
Peran fasilitator (1)
 
Konsep dasar stbm
Konsep dasar stbmKonsep dasar stbm
Konsep dasar stbm
 
Materi pembekalan ns team 2021 manajemen pkk
Materi pembekalan ns team 2021 manajemen pkkMateri pembekalan ns team 2021 manajemen pkk
Materi pembekalan ns team 2021 manajemen pkk
 
Perencanaan penanganan korban bencana
Perencanaan penanganan korban bencanaPerencanaan penanganan korban bencana
Perencanaan penanganan korban bencana
 
Triase ns
Triase nsTriase ns
Triase ns
 
Transportasi pasien ns
Transportasi pasien nsTransportasi pasien ns
Transportasi pasien ns
 
Penatalaksanaan pasien trauma ns
Penatalaksanaan pasien trauma nsPenatalaksanaan pasien trauma ns
Penatalaksanaan pasien trauma ns
 

Recently uploaded

PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxnursariheldaseptiana
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiCristianoRonaldo185977
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptAhmadSyajili
 
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Surveikustiyantidew94
 
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxAhmadSyajili
 
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehSKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehBISMIAULIA
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxrikosyahputra0173
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxmariaboisala21
 
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompokelmalinda2
 

Recently uploaded (9)

PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
 
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
 
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
 
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehSKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
 
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
 

VEKTOR PENGENDALIAN

  • 1. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL ENTOMOLOG KESEHATAN JENJANG TERAMPIL KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 10 MATERI DASAR 3 KEBIJAKAN PENGENDALIAN VEKTOR I. DESKRIPSI SINGKAT Penyakit tular vektor merupakan satu di antara penyakit yang berbasis lingkungan yang dipengaruhi oleh lingkungan fisik, biologi dan sosial budaya. Ketiga faktor tersebut akan saling mempengaruhi kejadian penyakit tular vektor di daerah penyebarannya. Beberapa faktor yang menyebabkan tingginya angka kesakitan penyakit bersumber binatang antara lain adanya perubahan iklim, keadaan sosial-ekonomi dan perilaku masyarakat. Perubahan iklim dapat meningkatkan risiko kejadian penyakit tular vektor. Faktor risiko lainnya adalah keadaan rumah dan sanitasi yang buruk, pelayanan kesehatan yang belum memadai, perpindahan penduduk yang non-imun ke daerah endemis. Masalah yang dihadapi dalam pengendalian vektor di Indonesia antara lain kondisi geografi dan demografi yang memungkinkan adanya keragaman vektor, belum teridentifikasikannya spesies vektor (pemetaan sebaran vektor) di semua wilayah endemis, belum lengkapnya peraturan penggunaan pestisida dalam pengendalian vektor, peningkatan populasi resisten beberapa vektor terhadap pestisida tertentu, logistik maupun biaya operasional dan kurangnya keterpaduan dalam pengendalian vektor. Selain itu keterbatasan sumber daya terutama tenaga dengan pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk melakukan tindakan pengendalian vektor. II. TUJUAN PEMBELAJARAN A. Tujuan Pembelajaran Umum Setelah mengikuti materi ini, peserta memahami tentang kebjakan dalam pengendalian vektor B. Tujuan Pembelajaran Khusus Setelah mengikuti materi ini, peserta memahami: 1. Prinsip-prinsip pengendalian vektor 2. Dasar hukum pengendalian vektor 3. Lingkup kegiatan pengendalian vektor 4. Strategi pengendalian vektor
  • 2. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL ENTOMOLOG KESEHATAN JENJANG TERAMPIL KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 11 III. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN Dalam modul ini akan dibahas empat pokok bahasan dan sub pokok bahasan sebagai berikut: Pokok Bahasan 1. Prinsip pengendalian vektor Pokok Bahasan 2. Dasar hokum pengendalian vektor Sub pokok bahasan: a. Penyelenggaraan b. Ketenagaan c. Bahan dan alat d. Perizinan e. Pembiayaan f. Peran serta masyarakat g. Monitoring dan evaluasi h. Pembinaan dan pengawasan Pokok Bahasan 3. Lingkup Pengendalian Vektor Sub pokok bahasan: a. Pengendalian secara fisik b. Pengendalian secara hayati (biologi) c. Pengendalian secara kimiawi Pokok Bahasan 4. Strategi Pengendalian Vektor IV. METODE CTJ Curah pendapat Diskusi V. MEDIA DAN ALAT BANTU Bahan tayang (Slide power point) Laptop LCD Flipchart White board Spidol (ATK) Panduan diskusi
  • 3. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL ENTOMOLOG KESEHATAN JENJANG TERAMPIL KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 12 VI. LANGKAH PEMBELAJARAN Langkah 1. Pengkondisian Langkah pembelajaran: 1) Fasilitator menyapa peserta dengan ramah dan hangat. Apabila belum pernah menyampaikan sesi di kelas, mulailah dengan perkenalan. Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap, instansi tempat bekerja, materi yang akan disampaikan 2) Menayangkan topik materi yaitu Kebijakan Pengendalian Vektor tujuan dan pokok bahasan: dasar hukum, lingkup kegiatan pengendalian vektor dan strategi pengendalian vektor. Langkah 2. Penyampaian Materi Langkah pembelajaran: 1) Menyampaikan paparan seluruh materi sesuai urutan pokok bahasan dan sub pokok bahasan dengan menggunakan bahan tayang. 2) Materi disampaikan dengan metode ceramah tanya jawab, kemudian curah pendapat 3) Diharapkan peserta memperhatikan dan menyimak penjelasan fasilitator dan mengajukan pertanyaan, bila ada hal-hal yang belum dipahami atau perlu penjelasan lebih lanjut. Langkah 3. Diskusi kelompok Langkah pembelajaran: 1) Peserta dibagi menjadi 4 kelompok mendiskusikan tentang 4 pokok bahasan. 2) Empat pokok bahasan: - Prinsip-prinsip pengendalian vektor - Dasar hukum pengendalian vector - Lingkup Kegiatan Pengendalian Vektor - Strategi Pengendalian Vektor dengan keterlibatan lintas program dan lintas sektor terkait 3) Setelah itu, masing-masing kelompok mempresentasikannya Langkah 4. Rangkuman dan Kesimpulan Langkah pembelajaran: 1) Fasilitator melakukan evaluasi untuk mengetahui penyerapan peserta terhadap materi yang disampaikan dan pencapaian tujuan pembelajaran. Fasilitator menyampaikan beberapa pertanyaan kepada peserta terutama yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi serta unsur dan sub unsur kegiatan dalam jabatan fungsional entomolog kesehatan.
  • 4. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL ENTOMOLOG KESEHATAN JENJANG TERAMPIL KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 13 2) Fasilitator merangkum poin-poin penting dari materi yang disampaikan. 3) Fasilitator membuat kesimpulan. VII. URAIAN MATERI Pokok bahasan 1. PRINSIP PENGENDALIAN VEKTOR Upaya pengendalian vektor perlu dirumuskan melalui proses pengambilan keputusan yang rasional agar sumber daya yang ada digunakan secara optimal dan kelestarian lingkungan terjaga. Prinsip-prinsip pengedalian vektor meliputi : 1) Pengendalian vektor harus berdasarkan data tentang bioekologi vektor setempat, dinamika penularan penyakit, ekosistem, dan perilaku masyarakat yang bersifat spesifik lokal (evidence based) 2) Pengendalian vektor dilakukan dengan partisipasi aktif berbagai sektor dan program terkait,LSM, organisasi profesi, dunia usaha/swasta serta masyarakat 3) Pengendalian vektor dilakukan dengan meningkatkan penggunaan metode non kimia dan menggunakan pestisida secara rasional serta bijaksana. 4) Pengendalian vektor harus mempertimbangkan kaidah ekologi dan prinsip ekonomi yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. Pokok bahasan 2. DASAR HUKUM PENGENDALIAN VEKTOR Dasar hukum pengendalian vektor; berdasarkan PERMENKES 374/Menkes/Per/III/2010 tanggal 17 Maret 2010 tentang pengendalian vektor dengan ketentuan sebagai berikut: 1) Penyelenggaraan: Penyelenggaraan pengendalian vector dapat dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan/atau pihak swasta. 2) Ketenagaan: Ketenagaan dalam melaksanakan pengendalian vektor: Pengendalian vektor yang menggunakan bahan kimia harus dilakukan oleh tenaga entomologi kesehatan dan tenaga lain yang terlatih Tenaga lain yang terlatih tersebut, harus mendapat sertifikat dari lembaga pelatihan yang terakreditasi sesuai dengan KEPMENKES Nomor 725 tahun 2003
  • 5. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL ENTOMOLOG KESEHATAN JENJANG TERAMPIL KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 14 Tenaga lain yang terlatih dalam melakukan pengendalian vektor harus di bawah pengawasan tenaga entomolog kesehatan. 3) Bahan dan alat Pestisida yang digunakan dalam pengendalian vektor harus mendapat ijin Menteri Pertanian atas saran dan atau pertimbangan Komisi Pestisida (KOMPES) dan memperhatikan petunjuk teknis WHO Peralatan yang digunakan dalam pengendalian vektor harus memenuhi standar (SNI) atau sesuai rekomendasi WHO Alat pelindung diri (APD) harus di gunakan sesuai standar. 4) Perizinan Penyelenggaraan pengendalian vektor oleh perusahaan swasta, harus berbentuk badan hukum dan memiliki izin operasional dari dinkes kabupaten/kota Dengan persyaratan, memiliki: - surat izin usaha - NPWP - tenaga entomolog atau terlatih - persediaan bahan & alat sesuai ketentuan. 5) Pembiayaan Pembiayaan pengendalian vektor dibebankan pada: APBN, APBD dan sumber lain yang tidak mengikat 6) Peran serta masyarakat Pengendalain vektor dilaksanakan dengan melibatkan masyarakat untuk berperan serta meningkatkan dan melindungi kesehatannya melalui peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan serta pengembangan lingkungan sehat. 7) Monitoring dan evaluasi Pemerintah dan pemerintah daerah melakukan monev Monev tersebut dilakukan secara berjenjang mulai tkt desa sampai pusat Monev yang dilakukan pemerintah daerah harus dilaporkan kepada pemerintah secara berkala & berjenjang
  • 6. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL ENTOMOLOG KESEHATAN JENJANG TERAMPIL KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 15 8) Pembinaan dan pengawasan Menteri, kadinkes prov, kadinkes kab/kota melakukan pembinaan dengan melibatkan organisasi profesi dan asosiasi terkait Dalam rangka pengawasan, menteri, kadinkes prov, kadinkes kab/kota dapat memberikan sanksi administratif berupa teguran tertulis sampai dengan pencabutan izin operasional bagi swasta Dalam rangka membantu pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pengendalian vektor, di tingkat nasional dibentuk Komisi Ahli (KOMLI) pengendalian vektor yang bertugas melakukan kajian dan evaluasi terhadap kebijaksanaan operasional pengendalian vektor. Pokok Bahasan 3. LINGKUP KEGIATAN PENGENDALIAN VEKTOR Pengendalian Vektor dapat dilakukan secara terpadu antara lain menggunakan satu atau kombinasi beberapa metode. Beberapa metode pengendalian vektor sebagai berikut : 1) Metode pengendalian fisik dan mekanis adalah upaya-upaya untuk mencegah, mengurangi, menghilangkan habitat perkembangbiakan dan populasi vektor secara fisik dan mekanik. Contohnya : - Modifikasi dan manipulasi lingkungan tempat perindukan (3M, pembersihan lumut, penanaman bakau, pengeringan, pengaliran/drainase, dan lain-lain) - Pemasangan kelambu - Memakai baju lengan panjang - Penggunaan hewan sebagai umpan nyamuk (cattle barrier) - Pemasangan kawat kasa 2) Metode pengendalian hayati (biologi) dengan menggunakan musuh alami: - predator pemakan jentik (ikan, mina padi dan lain-lain) - bakteri, virus, fungi - manipulasi gen (penggunaan jantan mandul, dll) 3) Metode pengendalian secara kimia - Penyemprotan (IRS=Indoor Residual Spraying) - Kelambu berinsektisida - Larvisida - Space spray (pengkabutan panas/fogging dan dingin/ULV=Ultra Low Volume)
  • 7. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL ENTOMOLOG KESEHATAN JENJANG TERAMPIL KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 16 - Insektisida rumah tangga (penggunaan repelen, anti nyamuk bakar, liquid vaporizer, paper vaporizer, mat, aerosol dan lain- lain) Pokok Bahasan 4. STRATEGI PENGENDALIAN VEKTOR DENGAN KETERLIBATAN LINTAS PROGRAM DAN LINTAS SEKTOR TERKAIT Agar upaya pengendalian vektor dapat berhasil dengan baik yaitu efektif dan eikfisien yang berbasis bukti (evidence based), perlu dilaksanakan secara terpadu, lintas program, lintas sektor, serta bersama masyarakat. Untuk itu langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah: Menentukan sasaran area/lokasi kegiatan pengumpulan data vektor berdasarkan pemetaan dan stratifikasi wilayah endemis yang dibuat oleh program penanggulangan penyakit Melakukan Survei Dinamika Penularan (SDP) untuk mengidentifikasi metode pengendalian vektor dengan mempertimbangkan aspek REESAA (rasional, efektif, efisien, sustainable, acceptable, affordable) berdasarkan data dan informasi epidemiologi, entomologi dan perilaku masyarakat Menentukan kombinasi metode pengendalian vektor yang efektif dan sasaran yang jelas (tepat waktu dan lokasi) berdasarkan hasil SDP, dengan mempertimbangkan tersedianya sumber daya yang ada, serta hasil penelitian inovatif yang tepat guna Mengidentifikasi mitra dan perannya dalam upaya pengendalian vektor Melakukan advokasi dan sosialisasi untuk mendapatkan komitmen dari pihak-pihak terkait dan masyarakat Menyusun rencana kegiatan oleh masing-masing sektor terkait sesuai dengan peran dan fungsinya dalam koordinasi pemerintah daerah Mengimplentasikan sesuai dengan rencana masing-masing sektor terkait Melakukan pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan Melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala untuk penyempurnaan program dan memberikan masukan bagi penelitian dan pengembangan
  • 8. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL ENTOMOLOG KESEHATAN JENJANG TERAMPIL KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 17 VIII. REFERENSI 1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 374/MENKES/PER/III/2010 tanggal 17 Maret 2010 tentang Pengendalian Vektor 2. KEPMENKES No. 92 Tahun 1994 Tentang Perubahan Atas Lampiran Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 581/Menkes/SK/VII/1992 Tentang Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah Dengue 3. Pedoman Penggunaan Pestisida (2010): Direktorat PPBB, Ditjen PP & PL Kemenkes RI 4. Surat Direktur Jenderal PPM & PL kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Nomor PM.00.03.219 tanggal 12 Maret 2003 tentang Informasi Teknis Insektisida dan Larvisida untuk Pemberantasan Vektor malaria dan DBD IX. LAMPIRAN Panduan Diskusi Kelompok: Peserta dibagi menjadi tiga kelompok untuk mendiskusikan 3 topik diskusi: 1. Prinsip-prinsip dan dasar hukum pengendalian vektor 2. Lingkup Kegiatan Pengendalian Vektor 3. Strategi Pengendalian Vektor dengan keterlibatan lintas program dan lintas sektor terkait