SlideShare a Scribd company logo
1 of 61
1
ILMU UKUR TANAH
(Pengukuran Mendatar)
Tia Sugiri
t-sugiri@telkom.net
2
PENDAHULUAN
SurveyingSurveying : suatu ilmu untuk menentukan
posisi suatu titik di permukaan bumi
• Plane SurveyingPlane Surveying
Kelas pengukuran di mana permukaan bumi
dianggap sebagai bidang datar, artinya adanya
faktor kelengkungan bumi tidak diperhitungkan
• Geodetic SurveyingGeodetic Surveying
Kelas pengukuran di mana permukaan bumi
dianggap sebagai bola, artinya adanya faktor
kelengkungan bumi harus diperhitungkan
3
Ruang Lingkup Ilmu Ukur Tanah, meliputi :
1. Pengukuran mendatar (horizontal)
 penentuan posisi suatu titik secara mendatar
2. Pengukuran tinggi (vertikal)
 penentuan beda tinggi antar titik
Implikasi Praktis pada Pekerjaan Teknik Sipil :
• Bangunan Gedung
• Irigasi
• Jalan Raya
• Kereta Api
• dan lain-lain
4
1. ANALISIS PENELITIAN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
meliputi pemilihan metode pengukuran, prosedur, peralatan, dsb
2. PEKERJAAN LAPANGAN ATAU PENGUMPULAN DATA
melaksanakan pengukuran dan mencatat data di lapangan
3. MENGHITUNG DAN PEMROSESAN DATA
melaksanakan hitungan berdasarkan data yang diperoleh
4. PENYAJIAN DATA ATAU PEMETAAN
menggambarkan hasil-hasil ukuran dan hitungan untuk menghasilkan
peta, gambar rencana, dsb.
5. PEMANCANGAN/PEMATOKAN
untuk menentukan batas-batas atau pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan.
Secara umum, lingkup tugas juru ukur (surveyor) dapat
dibagi menjadi lima bagian, sebagai berikut :
5
BENTUK BUMI
Permukaan bumi secara fisik sangatlah tidak
teratur, sehingga untuk keperluan analisis dalam
surveying, kita asumsikan bahwa permukaan
bumi dianggap sebagai permukaan matematik
yang mempunyai bentuk dan ukuran mendekati
geoid, yaitu permukaan air laut rata-rata dalam
keadaan tenang.
Menurut akhli geologi, secara umum geoid tersebut
lebih mendekati bentuk permukaan sebuah
ellipsoida (ellips putar). Ellipsoida dengan bentuk
dan ukuran tertentu yang digunakan untuk
perhitungan dalam geodesi disebut ellipsoida
referensi.
6
Geoid (permukaan air laut rata2)
Ellipsoida Referensi
A’
B’
C’
C
B
A
Permukaan bumi fisis
ELLIPSOIDA BUMI
7
Pengukuran-pengukuran dilakukan pada dan diantara titik-
titik dipermukaan bumi, titik-titik tersebut adalah sebagai
berikut :
B’
A’
C’
B
A
C
Permukaan bumi fisis
Ellipsoida Referensi
TITIK-TITIK PADA ELLIPSOIDA REFERENSI
8
Untuk keperluan pemetaan titik-titik A’, B’, dan C’
diproyeksikan secara orthogonal kepada permukaan
ellipsoida referensi menjadi titik-titik A, B, dan C. Apabila
titik-titik A’, B’ dan C’ cukup berdekatan, yaitu terletak
dalam suatu wilayah yang luasnya mempunyai ukuran
<55 km, maka permukaan ellipsoida nya dapat dianggap
sebagai bidang datar. Pada keadaan inilah kegiatan
pengukuran dikategorikan pada plane surveying.
Sedangkan apabila titik A’,B’ dan C’ terletak pada ukuran
>55 km, permukaan elllipsoidanya dianggap permukaan
bola. Pada keadaan ini kegiatan pengukurannya termasuk
ke dalam geodetic surveying.
Adapun dimensi-dimensi yang diukur adalah jarak, sudut
dan ketinggian.
9
SISTEM SATUAN UKURAN
• Melaksanakan pengukuran dan kemudian mengerjakan hitungan
dari hasil ukuran adalah tugas juru ukur
• Sistem satuan yang biasa digunakan dalam ilmu ukur tanah, terdiri atas 3
(tiga) macam sistem ukuran, yakni : Satuan Panjang, Satuan Luas dan
Satuan Sudut
• Terdapat lima macam pengukuran dlm pengukuran tanah yaitu :
1. Sudut Horizontal (AOB) 2. Jarak Horizontal (OA dan OB)
3. Sudut Vertikal (AOC) 4. Jarak Vertikal (AC dan BD)
5. Jarak Miring (OC) DC
O
BA
10
SATUAN PANJANG
METER FOOT INCHES YARD
1 3,2808 39,37 1,0936
0,9144 3 36 1
0,3048 1 12 0,3333
0,0254 0,0833 1 0,0278
KM MILE’S 1 KM = 1000 M
1 0,6214 1 HM = 100 M
1,6093 1 1 DM = 0,1 M
1 CM = 0,01 M
1 MM = 0,001 M
Terdapat dua satuan panjang yang lazim digunakan dalam ilmu
ukur tanah, yakni satuan metrik dan satuan britis. Yang
digunakan disini adalah satuan metrik yang didasarkan pada
satuan meter Internasional (meter standar) disimpan di Bereau
Internationale des Poids et Mesures Bretevil dekat Paris
11
SATUAN LUAS
Satuan luas yang biasa dipakai adalah
meter persegi (m2
), untuk daerah yang
relatif besar digunakan hektar (ha) atau
sering juga kilometer persegi (km2
)
1 ha = 10000 m2
1 Tumbak = 14 m2
1 km2
= 106
m2
1 are = 100 m2
12
SATUAN SUDUT
Terdapat tiga satuan untuk menyatakan
Sudut, yaitu :
1. Cara Seksagesimal, yaitu satu lingkaran dibagi
menjadi 360 bagian, satu bagiannya disebut derajat.
2. Cara Sentisimal, yaitu satu lingkaran dibagi menjadi
400 bagian, satu bagiannya disebut grade.
3. Cara Radian, Satu radian adalah sudut pusat yang
berhadapan dengan bagian busur yang panjangnya
sama dengan jari-jari lingkaran. Karena panjang
busur sama dengan keliling lingkaran sebuah
lingkaran yang berhadapan dengan sudut 360o
dan
keliling lingkaran 2 π kali jari-jari, maka : 1 lingkaran
= 2 π rad
1 Lingkaran = 360o
= 400 grade = 2π radian
13
• 1 radian disingkat dengan besaran ρ (rho)
 Berapa derajatkah 1 radian ?
ρο
radian dalam derajat
ρ = 360/2π = 57,295779 = 57ο
17’
44,81”
ρ’
radian dalam menit
ρ = 57ο
17’
44,81”
= (57x60)’ + 17’ + 44,81/60
= 3420 + 17 + 0,74683
= 3437,74683’
ρ’
radian dalam sekon (detik)
ρ = 3437,74683 x 60
= 206264,81”
14
• 1 radian disingkat dengan besaran ρ (rho)
 Berapa Grade-kah 1 radian ? ρ radian dalam sentisimal
ρ = 400/2π = 63,661977 grade
ρ’
radian dalam centigrade
ρ = 63,661977 grade
= 63,661977 x 100
= 6366, 1977 centigrade
ρ’
radian dalam centi-centigrade
ρ = 6366,1977 x 100
= 636619,77 centi-centigrade
15
Hubungan antara seksagesimal dan sentisimal
360o
= 400g
Maka :
1o
= 400/360 = 1,111g
1’= 400x100/360x 60 = 1,85185cg
1” = 400x100x100/360x60x60 = 3,0864175cc
1g
= 360/400 = 0,9o
1cg
= 360x60/400x100 = 0,54’
1cc
= 360x60x60/400x100x100 = 0,324”
16
CONTOH SOAL
1. Nyatakan 1,86 radian dalam ukuran derajat
Jawab :
1 radian = 57ο
17’
44,81”
Jadi 1,86 radian = 1,86 x 57ο
17’
44,81”
= 106ο
34’ 12,5”
atau
2π radian = 360ο
1 radian = 360/2π
Jadi 1,86 radian = 1,86 x 360/2π
= 106o
34’ 12,5”
17
CONTOH SOAL
2. Nyatakan 72 derajat dalam ukuran radian !
Jawab :
2π radian = 360ο
Jadi 72o
= 2π x 72/360
= 1,2566 radian
18
CONTOH SOAL
3. Nyatakan 56o
18’ 45” ke dalam ukuran sentisimal
Jawab :
56o
= 56 x 400/360 = 62,2222g
18’ = 18 x 400x100/360x60 = 33,3333cg
= 0,3333g
45” = 45 x 400x100x100/360x60x60 =138,8889cc
= 0,0139cg
Jadi 56o
18’ 45” = 62,5694g
= 62g
56cg
94cc
19
CONTOH SOAL
4. Nyatakan 154g
42cg
96cc
ke dalam ukuran seksagesimal
Jawab :
154,
4296g
x 360/400 = 138,98664 CATAT 138O
98,664 x 60/100 = 59,1984 CATAT 59’
19,84 X 60/100 = 11,904 CATAT 11”
JADI 154g
42cg
96cc
= 138O
59’11”
ATAU
154g
x 360/400 = 138o
36’ 0”
42cg
x 360x60/400x100 = 0o
22’ 40”
96cc
x 360x60x60/400x100x100 = 0o
0’ 31”
JADI 154g
42cg
96cc
= 138O
59’11”
20
LATIHAN SOAL
1. Nyatakan 131g
36cg
78cc
ke dalam ukuran seksagesimal
2. Nyatakan 1,88 Radian ke dalam ukuran seksagesimal
3. Nyatakan 56o
18’ 45” ke dalam ukuran sentisimal
21
PENENTUAN POSISI SUATU TITIK
Bila kita akan menentukan posisi beberapa buah titik yang
terletak pada suatu garis lurus, maka titik-titik tersebut
dapat ditentukan melalui jarak dari suatu titik, yang biasa
disebut titik nol.
Dari gambar di atas, dapat diperoleh bahwa jarak A ke B
adalah 6 satuan, yaitu (9) – (3) = 6
0 1 2 103 4 5 6 7 8 9
A B
22
.
-4 -3 -2 -1 0 +1 +2 +3
A B
+4 +5 +6 +7-5
+-
Karena titik-titik tersebut terletak pada sebelah kiri dan kanan titik 0,
maka kita harus memberi tanda, yakni tanda negatif (-) pada titik-titik
disebelah kiri titik nol dan tanda positif (+) pada titik-titik yang berada
pada sebelah kanan titik nol.
Dari gambar di atas mudah dimengerti bahwa :
Jarak antara titik A dan B adalah 10 satuan, yang diperoleh dari
(+6) – (-4), begitupun juga titik-titik lainnya.
Jarak biasanya dinyatakan dengan notasi “d”.
Perlu diingat untuk hasil suatu jarak ini akan selalu diperoleh harga
yang positif.
23
Untuk menentukan titik-titik yang tidak terletak pada satu
garis lurus, maka cara yang kita gunakan yaitu melalui
pertolongan dua buah garis lurus yang saling tegak lurus,
yang biasa disebut salib sumbu.
Y+
Y-
X+X-
A
B
C
D
Garis yang mendatar dinamakan
absis atau sumbu X, sedangkan
garis yang vertikal dinamakan
ordinat atau sumbu Y.
Di dalam Ilmu Ukur Tanah digunakan perjanjian sebagai berikut :
1. Sumbu Y positif dihitung ke arah utara
2. Sumbu X positif dihitung ke arah timur
3. Kuadran 1 terletak antara Y+ dan X+
4. Kuadran 2 terletak antara Y- dan X+
5. Kuadran 3 terletak antara Y- dan X-
6. Kuadran 4 terletak antara Y+ dan X-
1
2
3
4
24
PENENTUAN POSISI SUATU TITIK
90O
X+
270o
X-
Y- 180o
Y+ 0O
0
I
III II
IV
ILMU UKUR TANAH
25
PENGERTIAN JARAK
. Titik A dan B terletak di permukaan
bumi. Garis penghubung lurus
AB disebut Jarak Miring. Garis
AA’ dan BB’ merupakan garis
sejajar dan tegak lurus bidang
datar. Jarak antara kedua garis
tsb disebut Jarak Mendatar dari
A ke B. Jarak BB” disebut Jarak
Tegak dari A ke B atau biasa
disebut Beda Tinggi. Sudut
BAB” disebut Sudut Miring.
Antara Sudut Miring, Jarak Miring,
Jarak Mendatar dan Beda
Tinggi, terdapat hubungan sbb :
AB” = A’B’ = AB Cos m
BB” = AB Sin m
(AB)2
= (A’B’)2
+ (BB”)2
A
B
Y
X
B”
B’
A’
A’B’ = Jarak Mendatar
AB = Jarak Miring
BB” = Beda Tinggi antara A dan B
m
26
PENGERTIAN SUDUT MENDATAR & SUDUT JURUSAN
. Yang diartikan sudut
mendatar di A’ adalah
sudut yang dibentuk oleh
bidang ABB’A’ dengan
ACC’A’. Sudut BAC
disebut sudut mendatar =
sudut β
Sudut antara sisi AB dengan
garis y’ yang sejajar
sumbu Y disebut sudut
jurusan sisi AB = α ab.
Sudut Jurusan sisi AC
adalah α ac
A’
Y
X
B’
C’
y’
A
B
C
β
αab
αac
27
PENGERTIAN SUDUT JURUSAN
.Jadi Sudut Jurusan adalah :
Sudut yang dihitung mulai
dari sumbu Y+ (arah
utara) berputar searah
jarum jam sampai titik ybs.
Sudut Jurusan mempunyai
harga dari 0o
sd. 360o
.
Dua sudut jurusan dari dua
arah yang berlawanan
berselisih 180o
B
B
B
A
A
A
C
αab
αab
αab
αab
U
U
U
β
αac
αba
β =αac - αab
αba – αab = 180o
28
SUDUT JURUSAN
• Sudut Jurusan suatu sisi dihitung dari sumbu Y+ (arah utara)
berputar searah jarum jam sampai titik ybs, harganya 0o
- 360o
• Dua sudut jurusan dari dua arah yang berlawanan berselisih 180o
Misalnya αba = αab + 180o
atau αba - αab = 180o
αab
A
dab
U B
Arah suatu titik yang akan dicari dari titik yang
sudah diketahui biasa dikenal dengan sudut jurusan
- dimulai dari arah utara geografis (Y+)
- diputar searah jarum jam
- diakhiri pada arah yang bersangkutan
A
B
C
αab
β
αac
-αac= sudut jurusan dari A ke C
-αab= sudut jurusan dari A ke B
-β = sudut mendatar antara dua arah
αac = αab + β
29
TRIGONOMETRI
A(X,Y)
X
Y
r
α
x
y
Sin =
y
r
α
Cos =
x
r
α
Tg =
y
x
α
Cotg =
x
y
α
2 2
Dalil Pitagoras : r = x + y
30
MENENTUKAN SUDUT JURUSAN dan JARAK
A
B
O
αab
dab
B’
B”
A’
Arah Utara
αab
αab
(Xb, Yb)
(Xa, Ya)
Apabila diketahui Koordinat Titik A (Xa, Ya) dan B (Xb, Yb),
maka :
dan dari Rumus pitagoras diperoleh :
Xb - Xa
Tg =
Yb - Ya
abα
Xb - Xa
= arc Tg
Yb - Ya
abα
2 2
AB ABd = ( X ) + ( Y )ab ∆ ∆
31
LATIHAN SOAL
1. Jika sudut jurusan dari titik P ke Q mempunyai harga
sinus negatif dan cosinus positif, tentukan arah titik Q
tersebut dengan gambar
2. Diketahui A (+15602,75; -80725,88)
B (-25697,72; +26781,15)
Gambar dan hitung Sudut Jurusan αab dan Jarak dab
3. Diketahui : A (+15867,15; -20782,50)
B (+82167,86; +18880,42)
C (-21653,48; -36244,32)
D (-18546,91; 46421,38)
E (+43211,18; +92463,48)
Hitung : Sudut Jurusan, Jarak dan Gambar Koordinat
Titik-Titik Tersebut !
32
LATIHAN SOAL
4. Diketahui A (+54321,25; -61749,62)
B (-39882,12; +45967,40)
Gambar dan hitung Sudut Jurusan αba, dan Jarak dab
5. Diketahui Koordinat Titik P (-3042,86; -5089,16)
Q (-6209,42; +1253,25)
R (+1867,89; -3896,34)
Hitung : Sudut Jurusan αpq αpr dan αqr
Jarak dpq, dpr, dan dqr
6. Diketahui : Koordinat Titik B (+21210,46; +18275,80)
Bila Jarak B ke A adalah 12460 m dan sudut Jurusan
dari B ke A mempunyai harga tangen = akar 3 dan
Cosinus sudut jurusannya mempunyai harga tanda
negatif. Hitung Koordinat Titik A.
33
CONTOH HITUNGAN
SUDUT JURUSAN DAN JARAK 2 TITIK
Titik B
Titik A
Titik 17
Titik 18
Titik 21
Titik 14
Titik 22
Titik 31
Titik 15
Titik 16
Xb
Xa
+ 1842,19
- 1033,56
+ 1246,91
- 1003,65
- 1284,06
+ 1044,69
- 1546,72
+ 871,44
∆ Xab +2875,75 +2250,56 - 2328,75 - 2418,16
Yb
Ya
+1768,28
+964,07
+1098,26
+1467,97
- 1116,48
+ 866,13
+ 1280,36
- 1629,81
∆ Yab + 804,21 - 269,61 - 1982,61 + 2910,17
Tg α ab
α ab
3,575869
74
o
22’34”
- 6, 089013
- 80
o
40’25”
+ 180
o
1, 174588
49
o
35’25”
+ 180
o
-0, 830934
-39
o
43’28”
+ 360
o
α ab 74
o
22’34”
+ 180
o
99
o
19’35”
+ 180
o
229
o
35’25”
+ 180
o
320
o
16’32”
+ 180
o
α ba 254
o
22’34” 279
o
19’35” 49
o
35’25” 140
o
16’32”
dab 2986,08 2280,71 3058,40 3783,73
34
METODE PENENTUAN POSISI HORIZONTAL
• Metode Polar
Menentukan satu titik koordinat yang diikatkan pada
satu titik yang sudah diketahui koordinatnya
• Metode Mengikat Kemuka
Menentukan satu titik koordinat yang diikatkan pada
dua titik yang sudah diketahui koordinatnya
• Metode Mengikat Kebelakang
Menetukan satu titik koordinat yang diikatkan pada
tiga titik yang sudah diketahui koordinatnya
• Poligon
Menentukan banyak titik koordinat yang diikatkan
pada satu atau beberapa titik yang sudah diketahui
koordinatnya
35
METODE POLAR
A
B
O
αab
dab
B’
B”
A’
Arah Utara
αab
αab
?
(Xa, Ya)
Apabila Diketahui Koordinat
Titik A adalah (Xa, Ya) dan
Hasil Pengukuran αab dan dab
Hitung : Koordinat Titik B ?
Penyelesaian :
Xb = OB’
Xb = OA’ + A’B”
Xb = Xa + ∆Xab
Yb = B’B
Yb = B’B” + B”B
Xb = Ya + ∆Yab
ab
ab ab ab ab
ab
X
Sin = X = d Sin
d
α α
∆
→ ∆
ab
ab ab ab ab
ab
Y
Cos = Y = d Cos
d
α α
∆
→ ∆
Xb= Xa + dab Sin αab
Yb= Ya + dab Cos αab
36
LATIHAN SOAL POLAR
1. Diketahui : Koordinat Titik 18 (-1033,56; +964,07)
d18-17 = 2986,08m
α18-17 = 74o
22’34”
Ditanyakan : Koordinat Titik 17 ?
2. Diketahui : Koordinat Titik 14 (-1003,65; +1467,97)
d14-21 = 2280,71m
α14-21 = 99o
19’35”
Ditanyakan : Koordinat Titik 21 ?
3. Diketahui : Koordinat Titik 31 (+1044,69; +866,13)
d31-22 = 3058,40m
α31-22 = 229o
35’25”
Ditanyakan : Koordinat Titik 22 ?
4. Diketahui : Koordinat Titik 16 (+871,44; -1629,81)
d16-15 = 3783,73m
α16-15 = 320o
16’32”
Ditanyakan : Koordinat Titik 15 ?
37
CONTOH HITUNGAN KOORDINAT
Titik A
Titik B ?
Titik 18
Titik 17 ?
Titik 14
Titik 21 ?
Titik 31
Titik 22 ?
Titik 16
Titik 15 ?
dab 2986,08 2280,71 3058,40 3783,73
αab 74o
22’34” 99o
19’35” 229o
35’25” 320o
16’32”
Xa
∆Xab
-1033,56
+2875,75
-1003,65
+2250,56
+1044,69
- 2328,75
+871,44
- 2418,16
Xb +1842,19 +1246,91 -1614,83 -1546,73
Ya
∆Yab
+964,07
+ 804,22
+1467,97
- 369,61
+ 866,13
+1510,22
- 1629,81
+2910,17
Yb +1768,29 +1098,26 +2376,35 +1280,36
38
METODE MENGIKAT KEMUKA
Pada dasarnya metode
mengikat kemuka adalah
penentuan sebuah titik
yang akan dicari
koordinatnya melalui 2
(dua) buah titik yang
sudah diketahui
koordinatnya.
Misalnya kita akan
menentukan koordinat titik
R yang diukur dari Titik
P(Xp;Yp) dan Titik
Q(Xq;Yq). Alat
ditempatkan di kedua titik
yang sudah diketahui
.
P
(Xp;Yp)
R ?
Q
(Xq;Yq)
dpq
dpr
dqr
α
β
γ
αpr
αpq
αqr
αqp
39
METODE MENGIKAT KEMUKA
1. Hitung sudut γ =180o
–α − β
2. Hitung αpq dan dpq
.
R ?
P
(Xp;Yp)
Q
(Xq;Yq)
dpq
dpr
dqr
α
β
γ
αpr
αpq
αqr
αqp
Xq - Xp
Tg =
Yq - Yp
pqα α pq didapat
pq pq
pq pq
Xq-Xp
Sin = d =
d Sin
Xq Xp
α
α
−
→
pq pq
pq pq
Yq-Yp
Cos = d =
d Cos
Yq Yp
α
α
−
→
Diperoleh dpq rata-rata
40
METODE MENGIKAT KEMUKA
3. Dengan Rumus Sinus dalam segitiga
PQR Hitung Panjang Sisi dpr dan sisi dqr
.
R ?
P
(Xp;Yp)
Q
(Xq;Yq)
dpq
dpr
dqr
α
β
γ
αpr
αpq
αqr
αqp
pq pr pq
pr
d d d
d Sin
Sin Sin sin
β
γ β γ
= → =
4. Hitung αpr dan α qr
pq qr pq
qr
d d d
d Sin
Sin Sin sin
α
γ α γ
= → =
αpr = α pq - α
αqr = α qp + β - 360
karena αqp = α pq + 180
maka αqr = α pq + β −180
41
METODE MENGIKAT KEMUKA
5. Hitung Koordinat Titik R
XR1 = Xp + dpr Sinαpr
YR1 = Yp + dpr Cosαpr
dan
XR2 = Xq + dqr Sinαqr
YR2 = Yq + dqr Cosαqr
JADI DIPEROLEH
XR rata-rata dan YR rata-rata
.
R ?
P
(Xp;Yp)
Q
(Xq;Yq)
dpq
dpr
dqr
α
β
γ
αpr
αpq
αqr
αqp
42
LATIHAN SOAL MENGIKAT KEMUKA
Diketahui : Koordinat Titik-
Titik sbb :
A(-1246,78; +963,84) m
B(+1091,36; -1144,23) m
Sudut-Sudut yg diukur
α =56o
15’16”
β =62o
38’ 42”
Hitung : Koordinat Titik C
dengan metoda mengikat
Kemuka ?
.
B
(+1091,36;-1144,23)
A
(-1246,78;+963,84)
C?
α=56 15’16”
β=62 38’42”
43
METODE MENGIKAT KEBELAKANG
Menentukan suatu titik baru dengan jalan mengadakan
pengukuran sudut pada titik yang tidak diketahui
koordinatnya kita namakan penentuan titik dengan cara
mengikat ke belakang.
Ketentuan yang harus dipenuhi adalah diperlukan paling
sedikit tiga titik pengingat yang sudah diketahui
koordinatnya beserta sudut yang diukur dari titik yang
akan ditentukan koordinat tsb.
Keuntungan metode ini adalah kita hanya satu kali
menempatkan instrumen, yaitu pada titik yang akan kita
cari tersebut.
Terdapat dua cara perhitungan yang kita kenal, yaitu Metode
Collins dan Cassini.
44
METODE MENGIKAT KEBELAKANG
1.METODE COLLINS
Bila kita akan
menentukan suatu
koordinat (misalnya
titik P), maka titik
tersebut harus
diikatkan pada titik-titik
yang sudah diketahui
koordinatnya
(misalnya titik A, B,
dan C), kemudian kita
ukur sudut α dan β
.
P ?
A
(Xa;Ya)
(Xb;Yb)
B
C
(Xc;Yc)
αab
α
β
H
dap
dab
dah
dbp
α
β
αab
αah
γ
180−α−β
180−γ
γ
αhc
α−β
αbh
45
METODE MENGIKAT KEBELAKANG
LANGKAH PERHITUNGAN
1. Buatlah sebuah lingkaran
melalui titik ABP, lingkaran
ini akan memotong garis
PC di titik H (titik ini disebut
sebagai titik penolong
Collins)
2. Mencari Sudut Jurusan
α ab dan Jarak dab
.
P ?
A
(Xa;Ya)
(Xb;Yb)
B
C
(Xc;Yc)
αab
α
β
H
dap
dab
dah
dbp
α
β
αab
αah
γ
180−α−β
180−γ
γ
αhc
α+β
αbh
Xb - Xa
Tg =
Yb - Ya
abα
ab1
ab
Xb-Xa
d =
Sin α
ab2
ab
Yb-Ya
d =
Cos α
α ab didapat
ab1 ab2
ab
d d
d
2
+
=
46
METODE MENGIKAT KEBELAKANG
LANGKAH PERHITUNGAN
3. Mencari Koordinat Titik H
(Titik Penolong Collins)
a) Dari Titik A
1) Cari α ah = α ab + β
2) Dengan Rumus Sinus
menentukan dah
.
P ?
A
(Xa;Ya)
(Xb;Yb)
B
C
(Xc;Yc)
αab
α
β
H
dap
dab
dah
dbp
α
β
αab
αah
γ
180−α−β
180−γ
γ
αhc
α+β
αbh
ab ah
ab
ah
d d
Sin Sin 180- -
d
d Sin 180- -
sin
α α β
α β
α
=
=
Xh1= Xa + dah.Sin αah
Yh1= Ya + dah.Cos αah
ahc – ahb
47
METODE MENGIKAT KEBELAKANG
LANGKAH PERHITUNGAN
3. Mencari Koordinat Titik H
(Titik Penolong Collins)
b) Dari Titik B
1) Cari α bh = α ab + (α+β)
2) Dengan Rumus Sinus
menentukan dbh
.
P ?
A
(Xa;Ya)
(Xb;Yb)
B
C
(Xc;Yc)
αab
α
β
H
dap
dab
dah
dbp
α
β
αab
αah
γ
180−α−β
180−γ
γ
αhc
α+β
αbh
bh ab
ab
bh
d d
Sin β Sin α
d
d Sin β
sin α
=
=
Xh2= Xb + dbh.Sin αbh
Yh2= Yb + dbh.Cos αbh
h1 h2
h
X X
X
2
+
=
h1 h2
h
Y Y
Y
2
+
=
48
METODE MENGIKAT KEBELAKANG
LANGKAH PERHITUNGAN
4. Mencari α hc dan γ
γ = αhc – αhb
= αhc – (αbh-180)
= αhc + 180 - αbh
5. Mencari Titik P
a). DARI TITIK A
1) Cari α ap = αab – γ
2) Mencari d ap
hc hc
Xc - Xh
Tg α = α didapat
Yc - Yh
→
apab
ab
ap
dd
Sin α Sin 180 - (α+γ)
d
d Sin 180-(α+γ)
sin α
=
=
3) Xp1= Xa + dap.Sin αap
Yp1= Ya + dap.Cos αap
b) DARI TITIK B
1) Cari α bp = αba – {180-(α+γ)}
Jadi α bp = αab +α+γ
2) Mencari d ap
3) Xp2= Xb + dbp.Sin αbp
Yp2= Yb + dap.Cos αbp
bpab
ab
bp
dd
Sin α Sin γ
d
d Sin γ
sin α
=
=
P1 P2
P
X X
X
2
+
= P1 P2
P
Y Y
Y
2
+
=
49
LATIHAN COLLINS
Diketahui Koordinat Titik-Titik sbb :
A(-48908; -24620)
B(-10080; +69245)
C(+86929; +92646)
Sudut yg diukur α=40o
15’25” dan β=30o
18’46”
Hitung : Koordinat Titik P dengan mengikat Ke
belakang dengan cara Collins !
50
CARA CASSINI
Untuk menentukan koordinat titik P, titik
tersebut diikatkan pada titik yang sudah
diketahui koordinatnya, misalnya titik
A(Xa;Ya), B(Xb;Yb), dan C(Xc;Yc). Pada
cara ini diperlukan dua titik penolong, cara
ini membuat garis yang melalui titik A,
tegak lurus pada AB dan garis ini
memotong lingkaran di Titik R, demikian
pula dari titik C dibuat garis tegak lurus BC
dan memotong lingkaran di titik S.
51
CARA CASSINI
.
A(Xa, Ya)
P
R
S
B(Xb, Yb)
C(Xc, Yc)
α
α β
β
dar
dab
dbc
dcs
αab
52
CARA CASSINI
.
C(Xc, Yc)
A(Xa, Ya)
P
R
S
B(Xb, Yb)
α
α β
β
dar
dab
dbc
dcs
αab
Langkah-Langkah :
1. Menghitung Titik R
Xr = Xa + (Yb-Ya) Cotg α
Yr = Ya – (Xb-Xa) Cotg α
2. Menghitung Titik S
Xs = Xc + (Yc-Yb) Cotg β
Ys = Yc - (Xc-Xb) Cotg β
3. Menghitung Sudut Jurusan αrs
4. Hitung N = n +1/n
5. Menghitung Koordinat Titik P
rs rs
Xs - Xr
Tg α = Tgα = n
Ys - Yr
→
53
CARA CASSINI
.
C(Xc, Yc)
A(Xa, Ya)
P
R
S
B(Xb, Yb)
α
α β
β
dar
dab
dbc
dcs
αab
Langkah-Langkah :
5. Menghitung Koordinat Titik P
b b
P1
Dari Titik R :
1
nX + Xr + Y -Yr
nX =
N
b b
P1
1
Y +n Yr + X -Xr
nY =
N
b b
P2
Dari Titik S :
1
nX + Xs + Y -Ys
nX =
N
b b
P2
1
Y +n Ys + X -Xs
nY =
N
P1 P2
P
X X
X
2
+
=
P1 P2
P
Y Y
Y
2
+
=
54
LATIHAN CASSINI
Diketahui Koordinat Titik-Titik sbb :
A(+23231;+91422)
B(+23373;+90179)
C(+2468;+90831)
Sudut yg diukur α=64o
47’03” dan β=87o
11’28”
Hitung : Koordinat Titik P dengan mengikat Ke
belakang dengan cara Cassini !
55
POLIGON
Poligon adalah serangkaian garis lurus di
permukaan tanah yang menghubungkan titik-titik
dilapangan, dimana pada titik-titik tersebut
dilakukan pengukuran sudut dan jarak.
Tujuan dari Poligon adalah untuk memperbanyak
koordinat titik-titik di lapangan yang diperlukan
untuk pembuatan peta.
Ada 2 (dua) macam bentuk poligon, yaitu :
Poligon Terbuka : poligon yang tidak mempunyai
syarat geometris
Poligon Tertutup : poligon yang mempunyai
syarat geometris
56
POLIGON TERBUKA
Pada gambar di atas, koordinat titik A dan B diketahui, dengan
demikian kita dapat menghitung sudut jurusan AB. Untuk
menentukan koordinat titik 1 diperlukan koordinat titik A, sudut
jurusan A-1 dan jarak A-1, begitu pula titik 2 diperlukan koord titik 1,
sudut jurusan 1-2 dan jarak 1-2 dan seterusnya
Dari gambar di atas, dapat dilihat bahwa αab= (lihat rumus di atas)
αa1 = αab + Sa
α12 = αa1 + S1- 180 α(n, n+1) = α(n-1, n) + Sn - 180
α23 = αab + S2 - 180
A
1
2
3
B
da1
d12
d23
S1
Sa
S2
Xb - Xa
= arc Tg
Yb - Ya
abα
57
CONTOH PERHITUNGAN POLIGON TERBUKA
TITIK SUDUT SUDUT JARAK d. Sin α d. Cos α X Y
JURUSAN
B -1471,82 1041,26
αAB= 284o
00'55"
A 296o
15'26" 315,45 595,14
219o
16'21" 417,36 -264,24 -323,06
1 78o
29'30" 51,21 272,08
117o
45'51" 560,4 495,88 -261,05
2 158o
48'40" 547,09 11,03
96o
34'31" 499,3 496,02 -57,17
3 1043,11 -46,14
58
POLIGON TERBUKA
Poligon Terbuka Terikat Sempurna adalah poligon yang
terikat diujung-ujungnya baik koordinat maupun sudut
jurusannya. Apabila Titik A, B, C dan D diketahui, maka
sudut jurusan awal αab dan αcd
Adapun syarat geometris dari poligon di atas adalah :
1. αab - αcd = ΣSi - n. 180 di mana n = kelipatan
2. XC - Xd = d. Sin α
3. YC - Yd = d. Cos α
TERIKAT SEMPURNA
A
B
C
D
1
2
3
Sa
S1
S2
S3
Sc
59
POLIGON TERTUTUP TERIKAT SEMPURNA
TITIK SUDUT SUDUT JARAK d. Sin α d. Cos α Koor dinat
JURUSAN X Y
B 81.92 432.66
309o
25'20"
A 64
o
02'16" 179.2 352.69
(-) 0o
0'3" 13o
27'33" 148.11 34.47 144.04
1 196o
12'40" -0.03 -0.01 213.64 496.72
(-) 0
o
0'3" 29
o
40'10" 135.25 66.95 117.52
2 190o
22'46" -0.02 280.57 614.24
(-) 0o
0'4" 40o
02'52" 121.17 77.96 92.76
3 191
o
05'55" -0.02 358.51 707
(-) 0o
0'4" 51o
08'43" 138.28 107.68 86.75
C 65o
48'07" -0.02 466.17 793.75
(-) 0
o
0'3" 296
o
56'47"
D 348.16 853.74
542.81 287.06 441.07
60
POLIGON TERTUTUP
Poligon Kring adalah poligon yang mempunyai titik awal
dan akhir yang sama pada suatu titik.
Adapun syarat geometris adalah :
1. Σ Si = (n - 2) 180o ;
Jumlah Sudut Luar Σ Si = (n + 2) 180o
2. Σ d. Sin α = 0
3. Σ d. Cos α = 0
KRING
A
B
C
D
E
F
Sa
Sb Sc
Sd
SeSf
61
POLIGON TERTUTUP “KRING”
JURUSAN X Y
6
45o
07'18"
A 54o
22'36" 1000 1000
(+) 0o
0'1" 99o
29'55" 61.14 60.3 -10.09
1 153o
02'30" -0.01 1060.29 989.91
(+) 0o
0'1" 72o
32'26" 75.02 71.56 22.51
2 124o
58'12" -0.02 -0.01 1131.83 1012.41
(+) 0o
0'1" 17o
30'39" 61.06 18.37 58.23
3 110o
39'24" -0.01 1150.19 1070.64
(+) 0o
0'2" 308o
10'05" 68.58 -53.92 42.38
4 160o
34'21" -0.02 1096.25 1113.02
(+) 0o
0'2" 288o
44'28" 40.6 -38.45 13.04
5 69o
44'48" -0.01 1057.79 1126.06
(+) 0o
0'2" 178o
29'18" 66.8 1.76 -66.78
6 226o
37'59" -0.01 1059.54 1059.28
(+) 0o
0'1" 225o
07'18" 84 -59.52 -59.27
A -0.02 -0.01 1000 1000
457.2

More Related Content

What's hot

Contoh kasus poligon tertutup
Contoh kasus poligon tertutupContoh kasus poligon tertutup
Contoh kasus poligon tertutupEqi Arzaqi
 
Contok kerangka acuan kerja
Contok kerangka acuan kerjaContok kerangka acuan kerja
Contok kerangka acuan kerjaagus prapto
 
Sistem Koordinat dan Transformasi
Sistem Koordinat dan TransformasiSistem Koordinat dan Transformasi
Sistem Koordinat dan TransformasiHamida ID
 
Modul 3 waterpass memanjang
Modul 3 waterpass memanjangModul 3 waterpass memanjang
Modul 3 waterpass memanjangafadliansyah
 
Cara setting out atau stake out bangunan dengan theodolite
Cara setting out atau stake out bangunan dengan theodoliteCara setting out atau stake out bangunan dengan theodolite
Cara setting out atau stake out bangunan dengan theodolitedidiek hermansyah
 
Profil memanjang dan melintang (sifat datar)
Profil memanjang dan melintang (sifat datar)Profil memanjang dan melintang (sifat datar)
Profil memanjang dan melintang (sifat datar)Iqrimha Lairung
 
Latihan soal 1 ILMU UKUR TANAH
Latihan soal 1 ILMU UKUR TANAHLatihan soal 1 ILMU UKUR TANAH
Latihan soal 1 ILMU UKUR TANAHZainal Muttaqin
 
Rangkuman Mata Kuliah Sistem Referensi Geospasial
Rangkuman Mata Kuliah Sistem Referensi GeospasialRangkuman Mata Kuliah Sistem Referensi Geospasial
Rangkuman Mata Kuliah Sistem Referensi GeospasialFaisal Widodo Bancin
 
Laporan Polygon dan Thachymetri
Laporan Polygon dan ThachymetriLaporan Polygon dan Thachymetri
Laporan Polygon dan Thachymetrilia anggraini
 
3.8 perhitungan debit rencana
3.8 perhitungan debit rencana3.8 perhitungan debit rencana
3.8 perhitungan debit rencanavieta_ressang
 
Pengukuran poligon tertutup
Pengukuran poligon tertutupPengukuran poligon tertutup
Pengukuran poligon tertutupAmilia Tiara
 
Pengikatan ke muka & belakang
Pengikatan ke muka & belakangPengikatan ke muka & belakang
Pengikatan ke muka & belakangTutus Kusuma
 
Hitungan Ilmu Ukur Tanah
Hitungan Ilmu Ukur TanahHitungan Ilmu Ukur Tanah
Hitungan Ilmu Ukur Tanahyulika usman
 
Latihan soal ilmu ukur tambang
Latihan soal ilmu ukur tambangLatihan soal ilmu ukur tambang
Latihan soal ilmu ukur tambangyulika usman
 
Pengenalan Bagian-Bagian Total Station TOPCON ES dan GM
Pengenalan Bagian-Bagian Total Station TOPCON ES dan GMPengenalan Bagian-Bagian Total Station TOPCON ES dan GM
Pengenalan Bagian-Bagian Total Station TOPCON ES dan GMRega Surveyor
 
Konversi koordinat geografis ke utm dan sebaliknya menggunakan Software Golde...
Konversi koordinat geografis ke utm dan sebaliknya menggunakan Software Golde...Konversi koordinat geografis ke utm dan sebaliknya menggunakan Software Golde...
Konversi koordinat geografis ke utm dan sebaliknya menggunakan Software Golde...Angga Nugraha
 
PPT PERKERASAN JALAN RAYA 2015
PPT PERKERASAN JALAN RAYA 2015PPT PERKERASAN JALAN RAYA 2015
PPT PERKERASAN JALAN RAYA 2015Herizki Trisatria
 

What's hot (20)

Contoh kasus poligon tertutup
Contoh kasus poligon tertutupContoh kasus poligon tertutup
Contoh kasus poligon tertutup
 
Contok kerangka acuan kerja
Contok kerangka acuan kerjaContok kerangka acuan kerja
Contok kerangka acuan kerja
 
Sistem Koordinat dan Transformasi
Sistem Koordinat dan TransformasiSistem Koordinat dan Transformasi
Sistem Koordinat dan Transformasi
 
Modul 3 waterpass memanjang
Modul 3 waterpass memanjangModul 3 waterpass memanjang
Modul 3 waterpass memanjang
 
Cara setting out atau stake out bangunan dengan theodolite
Cara setting out atau stake out bangunan dengan theodoliteCara setting out atau stake out bangunan dengan theodolite
Cara setting out atau stake out bangunan dengan theodolite
 
Iuw 7v beda tinggi
Iuw   7v beda tinggiIuw   7v beda tinggi
Iuw 7v beda tinggi
 
Profil memanjang dan melintang (sifat datar)
Profil memanjang dan melintang (sifat datar)Profil memanjang dan melintang (sifat datar)
Profil memanjang dan melintang (sifat datar)
 
Latihan soal 1 ILMU UKUR TANAH
Latihan soal 1 ILMU UKUR TANAHLatihan soal 1 ILMU UKUR TANAH
Latihan soal 1 ILMU UKUR TANAH
 
Rangkuman Mata Kuliah Sistem Referensi Geospasial
Rangkuman Mata Kuliah Sistem Referensi GeospasialRangkuman Mata Kuliah Sistem Referensi Geospasial
Rangkuman Mata Kuliah Sistem Referensi Geospasial
 
Laporan Polygon dan Thachymetri
Laporan Polygon dan ThachymetriLaporan Polygon dan Thachymetri
Laporan Polygon dan Thachymetri
 
Laporan Praktikhum IUT
Laporan Praktikhum IUTLaporan Praktikhum IUT
Laporan Praktikhum IUT
 
3.8 perhitungan debit rencana
3.8 perhitungan debit rencana3.8 perhitungan debit rencana
3.8 perhitungan debit rencana
 
Pengukuran poligon tertutup
Pengukuran poligon tertutupPengukuran poligon tertutup
Pengukuran poligon tertutup
 
Pengikatan ke muka & belakang
Pengikatan ke muka & belakangPengikatan ke muka & belakang
Pengikatan ke muka & belakang
 
Hitungan Ilmu Ukur Tanah
Hitungan Ilmu Ukur TanahHitungan Ilmu Ukur Tanah
Hitungan Ilmu Ukur Tanah
 
Latihan soal ilmu ukur tambang
Latihan soal ilmu ukur tambangLatihan soal ilmu ukur tambang
Latihan soal ilmu ukur tambang
 
Pengenalan Bagian-Bagian Total Station TOPCON ES dan GM
Pengenalan Bagian-Bagian Total Station TOPCON ES dan GMPengenalan Bagian-Bagian Total Station TOPCON ES dan GM
Pengenalan Bagian-Bagian Total Station TOPCON ES dan GM
 
Konversi koordinat geografis ke utm dan sebaliknya menggunakan Software Golde...
Konversi koordinat geografis ke utm dan sebaliknya menggunakan Software Golde...Konversi koordinat geografis ke utm dan sebaliknya menggunakan Software Golde...
Konversi koordinat geografis ke utm dan sebaliknya menggunakan Software Golde...
 
Mektan bab 3 klasifikasi tanah
Mektan bab 3 klasifikasi tanahMektan bab 3 klasifikasi tanah
Mektan bab 3 klasifikasi tanah
 
PPT PERKERASAN JALAN RAYA 2015
PPT PERKERASAN JALAN RAYA 2015PPT PERKERASAN JALAN RAYA 2015
PPT PERKERASAN JALAN RAYA 2015
 

Similar to Pengukuran Mendatar

ukur-tanah1.pdf
ukur-tanah1.pdfukur-tanah1.pdf
ukur-tanah1.pdfjaebub
 
Pertemuan 1- Ilmu Ukur Tanah.ppt
Pertemuan 1- Ilmu Ukur Tanah.pptPertemuan 1- Ilmu Ukur Tanah.ppt
Pertemuan 1- Ilmu Ukur Tanah.pptArvinThamsir1
 
Theory &amp; practical theodolite traverse
Theory &amp; practical theodolite traverseTheory &amp; practical theodolite traverse
Theory &amp; practical theodolite traverseMohd Firdaus Ismail
 
Bab 3 pemetaan planimetrik sederhana
Bab 3 pemetaan planimetrik sederhanaBab 3 pemetaan planimetrik sederhana
Bab 3 pemetaan planimetrik sederhanaHendra Supriyanto
 
Pengukuran sudut
Pengukuran sudutPengukuran sudut
Pengukuran sudutolismisarko
 
Resume ilmu ukur tanah pertemuan ke 3
Resume ilmu ukur tanah pertemuan ke 3Resume ilmu ukur tanah pertemuan ke 3
Resume ilmu ukur tanah pertemuan ke 3Gian Adiwinata
 
Pertemuan 1 & 2 - Ilmu Ukur Tanah.ppt
Pertemuan 1 & 2 - Ilmu Ukur Tanah.pptPertemuan 1 & 2 - Ilmu Ukur Tanah.ppt
Pertemuan 1 & 2 - Ilmu Ukur Tanah.pptArvinThamsir1
 
Bab 4 ruang berdimensi dua
Bab 4 ruang berdimensi duaBab 4 ruang berdimensi dua
Bab 4 ruang berdimensi duaEko Supriyadi
 
Matematika Kelas 5 SD Pengukuran Waktu, Sudut, Jarak, dan Kecepatan.pdf
Matematika Kelas 5 SD Pengukuran Waktu, Sudut, Jarak, dan Kecepatan.pdfMatematika Kelas 5 SD Pengukuran Waktu, Sudut, Jarak, dan Kecepatan.pdf
Matematika Kelas 5 SD Pengukuran Waktu, Sudut, Jarak, dan Kecepatan.pdfAvanzaNingSucipto
 
130_20221013021140_Pertemuan ke-4 IUT Sudut- Arah- Azimut dan Jarak (2) Kam...
130_20221013021140_Pertemuan ke-4  IUT Sudut- Arah- Azimut dan Jarak  (2) Kam...130_20221013021140_Pertemuan ke-4  IUT Sudut- Arah- Azimut dan Jarak  (2) Kam...
130_20221013021140_Pertemuan ke-4 IUT Sudut- Arah- Azimut dan Jarak (2) Kam...TengkuEmrinaldi19700
 

Similar to Pengukuran Mendatar (20)

Pengukuran sipat mendatar
Pengukuran sipat mendatarPengukuran sipat mendatar
Pengukuran sipat mendatar
 
ukur-tanah1.pdf
ukur-tanah1.pdfukur-tanah1.pdf
ukur-tanah1.pdf
 
materi_awal_IUT.pdf
materi_awal_IUT.pdfmateri_awal_IUT.pdf
materi_awal_IUT.pdf
 
Pengukuran mendatar 3
Pengukuran mendatar 3Pengukuran mendatar 3
Pengukuran mendatar 3
 
Pertemuan 1- Ilmu Ukur Tanah.ppt
Pertemuan 1- Ilmu Ukur Tanah.pptPertemuan 1- Ilmu Ukur Tanah.ppt
Pertemuan 1- Ilmu Ukur Tanah.ppt
 
MM KELOMPOK 7.ppt
MM KELOMPOK 7.pptMM KELOMPOK 7.ppt
MM KELOMPOK 7.ppt
 
Garis dan-sudut
Garis dan-sudutGaris dan-sudut
Garis dan-sudut
 
Theory &amp; practical theodolite traverse
Theory &amp; practical theodolite traverseTheory &amp; practical theodolite traverse
Theory &amp; practical theodolite traverse
 
Tugas perpetaan
Tugas perpetaanTugas perpetaan
Tugas perpetaan
 
Bab 3 pemetaan planimetrik sederhana
Bab 3 pemetaan planimetrik sederhanaBab 3 pemetaan planimetrik sederhana
Bab 3 pemetaan planimetrik sederhana
 
Pengukuran sudut
Pengukuran sudutPengukuran sudut
Pengukuran sudut
 
Resume ilmu ukur tanah pertemuan ke 3
Resume ilmu ukur tanah pertemuan ke 3Resume ilmu ukur tanah pertemuan ke 3
Resume ilmu ukur tanah pertemuan ke 3
 
Pertemuan 1 & 2 - Ilmu Ukur Tanah.ppt
Pertemuan 1 & 2 - Ilmu Ukur Tanah.pptPertemuan 1 & 2 - Ilmu Ukur Tanah.ppt
Pertemuan 1 & 2 - Ilmu Ukur Tanah.ppt
 
9 gd2
9 gd29 gd2
9 gd2
 
Materi 7 trigonometri
Materi 7 trigonometriMateri 7 trigonometri
Materi 7 trigonometri
 
Bab 4 ruang berdimensi dua
Bab 4 ruang berdimensi duaBab 4 ruang berdimensi dua
Bab 4 ruang berdimensi dua
 
Laporan edit
Laporan editLaporan edit
Laporan edit
 
1. PENDAHULUAN.ppt
1. PENDAHULUAN.ppt1. PENDAHULUAN.ppt
1. PENDAHULUAN.ppt
 
Matematika Kelas 5 SD Pengukuran Waktu, Sudut, Jarak, dan Kecepatan.pdf
Matematika Kelas 5 SD Pengukuran Waktu, Sudut, Jarak, dan Kecepatan.pdfMatematika Kelas 5 SD Pengukuran Waktu, Sudut, Jarak, dan Kecepatan.pdf
Matematika Kelas 5 SD Pengukuran Waktu, Sudut, Jarak, dan Kecepatan.pdf
 
130_20221013021140_Pertemuan ke-4 IUT Sudut- Arah- Azimut dan Jarak (2) Kam...
130_20221013021140_Pertemuan ke-4  IUT Sudut- Arah- Azimut dan Jarak  (2) Kam...130_20221013021140_Pertemuan ke-4  IUT Sudut- Arah- Azimut dan Jarak  (2) Kam...
130_20221013021140_Pertemuan ke-4 IUT Sudut- Arah- Azimut dan Jarak (2) Kam...
 

More from Muhamad Dzaki Albiruni

Population Control in Indonesia and Japan
Population Control in Indonesia and JapanPopulation Control in Indonesia and Japan
Population Control in Indonesia and JapanMuhamad Dzaki Albiruni
 
Soal Pengetahuan Umum SC 68 - Geografi
Soal Pengetahuan Umum SC 68 - GeografiSoal Pengetahuan Umum SC 68 - Geografi
Soal Pengetahuan Umum SC 68 - GeografiMuhamad Dzaki Albiruni
 
Bandung Lautan Api Sejarah Indonesia SMA
Bandung Lautan Api Sejarah Indonesia SMABandung Lautan Api Sejarah Indonesia SMA
Bandung Lautan Api Sejarah Indonesia SMAMuhamad Dzaki Albiruni
 
Akuntansi Perusahaan Dagang (Ekonomi XII SMA)
Akuntansi Perusahaan Dagang (Ekonomi XII SMA)Akuntansi Perusahaan Dagang (Ekonomi XII SMA)
Akuntansi Perusahaan Dagang (Ekonomi XII SMA)Muhamad Dzaki Albiruni
 
Gagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen Letal
Gagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen LetalGagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen Letal
Gagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen LetalMuhamad Dzaki Albiruni
 

More from Muhamad Dzaki Albiruni (20)

Soal OSK Geografi 2017
Soal OSK Geografi 2017Soal OSK Geografi 2017
Soal OSK Geografi 2017
 
Business Case Analysis - Indomie
Business Case Analysis - IndomieBusiness Case Analysis - Indomie
Business Case Analysis - Indomie
 
Laporan Praktikum Perkecambahan
Laporan Praktikum PerkecambahanLaporan Praktikum Perkecambahan
Laporan Praktikum Perkecambahan
 
Population Control in Indonesia and Japan
Population Control in Indonesia and JapanPopulation Control in Indonesia and Japan
Population Control in Indonesia and Japan
 
Eco Living City
Eco Living CityEco Living City
Eco Living City
 
Population Control Impact Essay
Population Control Impact EssayPopulation Control Impact Essay
Population Control Impact Essay
 
Spending Money Wisely Essay
Spending Money Wisely EssaySpending Money Wisely Essay
Spending Money Wisely Essay
 
Kebijakan Pemerintahan Orde Baru
Kebijakan Pemerintahan Orde BaruKebijakan Pemerintahan Orde Baru
Kebijakan Pemerintahan Orde Baru
 
Soal Pengetahuan Umum SC 68 - Geografi
Soal Pengetahuan Umum SC 68 - GeografiSoal Pengetahuan Umum SC 68 - Geografi
Soal Pengetahuan Umum SC 68 - Geografi
 
Bandung Lautan Api Sejarah Indonesia SMA
Bandung Lautan Api Sejarah Indonesia SMABandung Lautan Api Sejarah Indonesia SMA
Bandung Lautan Api Sejarah Indonesia SMA
 
Akuntansi Perusahaan Dagang (Ekonomi XII SMA)
Akuntansi Perusahaan Dagang (Ekonomi XII SMA)Akuntansi Perusahaan Dagang (Ekonomi XII SMA)
Akuntansi Perusahaan Dagang (Ekonomi XII SMA)
 
Gagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen Letal
Gagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen LetalGagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen Letal
Gagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen Letal
 
Wonders of Yogyakarta
Wonders of YogyakartaWonders of Yogyakarta
Wonders of Yogyakarta
 
Hukum Mendel & Pola Pewarisan Sifat
Hukum Mendel & Pola Pewarisan SifatHukum Mendel & Pola Pewarisan Sifat
Hukum Mendel & Pola Pewarisan Sifat
 
Kabinet Natsir
Kabinet NatsirKabinet Natsir
Kabinet Natsir
 
Tugas Geografi Batuan Kelas X
Tugas Geografi Batuan Kelas XTugas Geografi Batuan Kelas X
Tugas Geografi Batuan Kelas X
 
Teori Alam Semesta
Teori Alam SemestaTeori Alam Semesta
Teori Alam Semesta
 
Inflasi
InflasiInflasi
Inflasi
 
Matahari Sebagai Bintang
Matahari Sebagai BintangMatahari Sebagai Bintang
Matahari Sebagai Bintang
 
Geografi Pembangunan
Geografi PembangunanGeografi Pembangunan
Geografi Pembangunan
 

Recently uploaded

2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 

Recently uploaded (20)

2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 

Pengukuran Mendatar

  • 1. 1 ILMU UKUR TANAH (Pengukuran Mendatar) Tia Sugiri t-sugiri@telkom.net
  • 2. 2 PENDAHULUAN SurveyingSurveying : suatu ilmu untuk menentukan posisi suatu titik di permukaan bumi • Plane SurveyingPlane Surveying Kelas pengukuran di mana permukaan bumi dianggap sebagai bidang datar, artinya adanya faktor kelengkungan bumi tidak diperhitungkan • Geodetic SurveyingGeodetic Surveying Kelas pengukuran di mana permukaan bumi dianggap sebagai bola, artinya adanya faktor kelengkungan bumi harus diperhitungkan
  • 3. 3 Ruang Lingkup Ilmu Ukur Tanah, meliputi : 1. Pengukuran mendatar (horizontal)  penentuan posisi suatu titik secara mendatar 2. Pengukuran tinggi (vertikal)  penentuan beda tinggi antar titik Implikasi Praktis pada Pekerjaan Teknik Sipil : • Bangunan Gedung • Irigasi • Jalan Raya • Kereta Api • dan lain-lain
  • 4. 4 1. ANALISIS PENELITIAN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN meliputi pemilihan metode pengukuran, prosedur, peralatan, dsb 2. PEKERJAAN LAPANGAN ATAU PENGUMPULAN DATA melaksanakan pengukuran dan mencatat data di lapangan 3. MENGHITUNG DAN PEMROSESAN DATA melaksanakan hitungan berdasarkan data yang diperoleh 4. PENYAJIAN DATA ATAU PEMETAAN menggambarkan hasil-hasil ukuran dan hitungan untuk menghasilkan peta, gambar rencana, dsb. 5. PEMANCANGAN/PEMATOKAN untuk menentukan batas-batas atau pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan. Secara umum, lingkup tugas juru ukur (surveyor) dapat dibagi menjadi lima bagian, sebagai berikut :
  • 5. 5 BENTUK BUMI Permukaan bumi secara fisik sangatlah tidak teratur, sehingga untuk keperluan analisis dalam surveying, kita asumsikan bahwa permukaan bumi dianggap sebagai permukaan matematik yang mempunyai bentuk dan ukuran mendekati geoid, yaitu permukaan air laut rata-rata dalam keadaan tenang. Menurut akhli geologi, secara umum geoid tersebut lebih mendekati bentuk permukaan sebuah ellipsoida (ellips putar). Ellipsoida dengan bentuk dan ukuran tertentu yang digunakan untuk perhitungan dalam geodesi disebut ellipsoida referensi.
  • 6. 6 Geoid (permukaan air laut rata2) Ellipsoida Referensi A’ B’ C’ C B A Permukaan bumi fisis ELLIPSOIDA BUMI
  • 7. 7 Pengukuran-pengukuran dilakukan pada dan diantara titik- titik dipermukaan bumi, titik-titik tersebut adalah sebagai berikut : B’ A’ C’ B A C Permukaan bumi fisis Ellipsoida Referensi TITIK-TITIK PADA ELLIPSOIDA REFERENSI
  • 8. 8 Untuk keperluan pemetaan titik-titik A’, B’, dan C’ diproyeksikan secara orthogonal kepada permukaan ellipsoida referensi menjadi titik-titik A, B, dan C. Apabila titik-titik A’, B’ dan C’ cukup berdekatan, yaitu terletak dalam suatu wilayah yang luasnya mempunyai ukuran <55 km, maka permukaan ellipsoida nya dapat dianggap sebagai bidang datar. Pada keadaan inilah kegiatan pengukuran dikategorikan pada plane surveying. Sedangkan apabila titik A’,B’ dan C’ terletak pada ukuran >55 km, permukaan elllipsoidanya dianggap permukaan bola. Pada keadaan ini kegiatan pengukurannya termasuk ke dalam geodetic surveying. Adapun dimensi-dimensi yang diukur adalah jarak, sudut dan ketinggian.
  • 9. 9 SISTEM SATUAN UKURAN • Melaksanakan pengukuran dan kemudian mengerjakan hitungan dari hasil ukuran adalah tugas juru ukur • Sistem satuan yang biasa digunakan dalam ilmu ukur tanah, terdiri atas 3 (tiga) macam sistem ukuran, yakni : Satuan Panjang, Satuan Luas dan Satuan Sudut • Terdapat lima macam pengukuran dlm pengukuran tanah yaitu : 1. Sudut Horizontal (AOB) 2. Jarak Horizontal (OA dan OB) 3. Sudut Vertikal (AOC) 4. Jarak Vertikal (AC dan BD) 5. Jarak Miring (OC) DC O BA
  • 10. 10 SATUAN PANJANG METER FOOT INCHES YARD 1 3,2808 39,37 1,0936 0,9144 3 36 1 0,3048 1 12 0,3333 0,0254 0,0833 1 0,0278 KM MILE’S 1 KM = 1000 M 1 0,6214 1 HM = 100 M 1,6093 1 1 DM = 0,1 M 1 CM = 0,01 M 1 MM = 0,001 M Terdapat dua satuan panjang yang lazim digunakan dalam ilmu ukur tanah, yakni satuan metrik dan satuan britis. Yang digunakan disini adalah satuan metrik yang didasarkan pada satuan meter Internasional (meter standar) disimpan di Bereau Internationale des Poids et Mesures Bretevil dekat Paris
  • 11. 11 SATUAN LUAS Satuan luas yang biasa dipakai adalah meter persegi (m2 ), untuk daerah yang relatif besar digunakan hektar (ha) atau sering juga kilometer persegi (km2 ) 1 ha = 10000 m2 1 Tumbak = 14 m2 1 km2 = 106 m2 1 are = 100 m2
  • 12. 12 SATUAN SUDUT Terdapat tiga satuan untuk menyatakan Sudut, yaitu : 1. Cara Seksagesimal, yaitu satu lingkaran dibagi menjadi 360 bagian, satu bagiannya disebut derajat. 2. Cara Sentisimal, yaitu satu lingkaran dibagi menjadi 400 bagian, satu bagiannya disebut grade. 3. Cara Radian, Satu radian adalah sudut pusat yang berhadapan dengan bagian busur yang panjangnya sama dengan jari-jari lingkaran. Karena panjang busur sama dengan keliling lingkaran sebuah lingkaran yang berhadapan dengan sudut 360o dan keliling lingkaran 2 π kali jari-jari, maka : 1 lingkaran = 2 π rad 1 Lingkaran = 360o = 400 grade = 2π radian
  • 13. 13 • 1 radian disingkat dengan besaran ρ (rho)  Berapa derajatkah 1 radian ? ρο radian dalam derajat ρ = 360/2π = 57,295779 = 57ο 17’ 44,81” ρ’ radian dalam menit ρ = 57ο 17’ 44,81” = (57x60)’ + 17’ + 44,81/60 = 3420 + 17 + 0,74683 = 3437,74683’ ρ’ radian dalam sekon (detik) ρ = 3437,74683 x 60 = 206264,81”
  • 14. 14 • 1 radian disingkat dengan besaran ρ (rho)  Berapa Grade-kah 1 radian ? ρ radian dalam sentisimal ρ = 400/2π = 63,661977 grade ρ’ radian dalam centigrade ρ = 63,661977 grade = 63,661977 x 100 = 6366, 1977 centigrade ρ’ radian dalam centi-centigrade ρ = 6366,1977 x 100 = 636619,77 centi-centigrade
  • 15. 15 Hubungan antara seksagesimal dan sentisimal 360o = 400g Maka : 1o = 400/360 = 1,111g 1’= 400x100/360x 60 = 1,85185cg 1” = 400x100x100/360x60x60 = 3,0864175cc 1g = 360/400 = 0,9o 1cg = 360x60/400x100 = 0,54’ 1cc = 360x60x60/400x100x100 = 0,324”
  • 16. 16 CONTOH SOAL 1. Nyatakan 1,86 radian dalam ukuran derajat Jawab : 1 radian = 57ο 17’ 44,81” Jadi 1,86 radian = 1,86 x 57ο 17’ 44,81” = 106ο 34’ 12,5” atau 2π radian = 360ο 1 radian = 360/2π Jadi 1,86 radian = 1,86 x 360/2π = 106o 34’ 12,5”
  • 17. 17 CONTOH SOAL 2. Nyatakan 72 derajat dalam ukuran radian ! Jawab : 2π radian = 360ο Jadi 72o = 2π x 72/360 = 1,2566 radian
  • 18. 18 CONTOH SOAL 3. Nyatakan 56o 18’ 45” ke dalam ukuran sentisimal Jawab : 56o = 56 x 400/360 = 62,2222g 18’ = 18 x 400x100/360x60 = 33,3333cg = 0,3333g 45” = 45 x 400x100x100/360x60x60 =138,8889cc = 0,0139cg Jadi 56o 18’ 45” = 62,5694g = 62g 56cg 94cc
  • 19. 19 CONTOH SOAL 4. Nyatakan 154g 42cg 96cc ke dalam ukuran seksagesimal Jawab : 154, 4296g x 360/400 = 138,98664 CATAT 138O 98,664 x 60/100 = 59,1984 CATAT 59’ 19,84 X 60/100 = 11,904 CATAT 11” JADI 154g 42cg 96cc = 138O 59’11” ATAU 154g x 360/400 = 138o 36’ 0” 42cg x 360x60/400x100 = 0o 22’ 40” 96cc x 360x60x60/400x100x100 = 0o 0’ 31” JADI 154g 42cg 96cc = 138O 59’11”
  • 20. 20 LATIHAN SOAL 1. Nyatakan 131g 36cg 78cc ke dalam ukuran seksagesimal 2. Nyatakan 1,88 Radian ke dalam ukuran seksagesimal 3. Nyatakan 56o 18’ 45” ke dalam ukuran sentisimal
  • 21. 21 PENENTUAN POSISI SUATU TITIK Bila kita akan menentukan posisi beberapa buah titik yang terletak pada suatu garis lurus, maka titik-titik tersebut dapat ditentukan melalui jarak dari suatu titik, yang biasa disebut titik nol. Dari gambar di atas, dapat diperoleh bahwa jarak A ke B adalah 6 satuan, yaitu (9) – (3) = 6 0 1 2 103 4 5 6 7 8 9 A B
  • 22. 22 . -4 -3 -2 -1 0 +1 +2 +3 A B +4 +5 +6 +7-5 +- Karena titik-titik tersebut terletak pada sebelah kiri dan kanan titik 0, maka kita harus memberi tanda, yakni tanda negatif (-) pada titik-titik disebelah kiri titik nol dan tanda positif (+) pada titik-titik yang berada pada sebelah kanan titik nol. Dari gambar di atas mudah dimengerti bahwa : Jarak antara titik A dan B adalah 10 satuan, yang diperoleh dari (+6) – (-4), begitupun juga titik-titik lainnya. Jarak biasanya dinyatakan dengan notasi “d”. Perlu diingat untuk hasil suatu jarak ini akan selalu diperoleh harga yang positif.
  • 23. 23 Untuk menentukan titik-titik yang tidak terletak pada satu garis lurus, maka cara yang kita gunakan yaitu melalui pertolongan dua buah garis lurus yang saling tegak lurus, yang biasa disebut salib sumbu. Y+ Y- X+X- A B C D Garis yang mendatar dinamakan absis atau sumbu X, sedangkan garis yang vertikal dinamakan ordinat atau sumbu Y. Di dalam Ilmu Ukur Tanah digunakan perjanjian sebagai berikut : 1. Sumbu Y positif dihitung ke arah utara 2. Sumbu X positif dihitung ke arah timur 3. Kuadran 1 terletak antara Y+ dan X+ 4. Kuadran 2 terletak antara Y- dan X+ 5. Kuadran 3 terletak antara Y- dan X- 6. Kuadran 4 terletak antara Y+ dan X- 1 2 3 4
  • 24. 24 PENENTUAN POSISI SUATU TITIK 90O X+ 270o X- Y- 180o Y+ 0O 0 I III II IV ILMU UKUR TANAH
  • 25. 25 PENGERTIAN JARAK . Titik A dan B terletak di permukaan bumi. Garis penghubung lurus AB disebut Jarak Miring. Garis AA’ dan BB’ merupakan garis sejajar dan tegak lurus bidang datar. Jarak antara kedua garis tsb disebut Jarak Mendatar dari A ke B. Jarak BB” disebut Jarak Tegak dari A ke B atau biasa disebut Beda Tinggi. Sudut BAB” disebut Sudut Miring. Antara Sudut Miring, Jarak Miring, Jarak Mendatar dan Beda Tinggi, terdapat hubungan sbb : AB” = A’B’ = AB Cos m BB” = AB Sin m (AB)2 = (A’B’)2 + (BB”)2 A B Y X B” B’ A’ A’B’ = Jarak Mendatar AB = Jarak Miring BB” = Beda Tinggi antara A dan B m
  • 26. 26 PENGERTIAN SUDUT MENDATAR & SUDUT JURUSAN . Yang diartikan sudut mendatar di A’ adalah sudut yang dibentuk oleh bidang ABB’A’ dengan ACC’A’. Sudut BAC disebut sudut mendatar = sudut β Sudut antara sisi AB dengan garis y’ yang sejajar sumbu Y disebut sudut jurusan sisi AB = α ab. Sudut Jurusan sisi AC adalah α ac A’ Y X B’ C’ y’ A B C β αab αac
  • 27. 27 PENGERTIAN SUDUT JURUSAN .Jadi Sudut Jurusan adalah : Sudut yang dihitung mulai dari sumbu Y+ (arah utara) berputar searah jarum jam sampai titik ybs. Sudut Jurusan mempunyai harga dari 0o sd. 360o . Dua sudut jurusan dari dua arah yang berlawanan berselisih 180o B B B A A A C αab αab αab αab U U U β αac αba β =αac - αab αba – αab = 180o
  • 28. 28 SUDUT JURUSAN • Sudut Jurusan suatu sisi dihitung dari sumbu Y+ (arah utara) berputar searah jarum jam sampai titik ybs, harganya 0o - 360o • Dua sudut jurusan dari dua arah yang berlawanan berselisih 180o Misalnya αba = αab + 180o atau αba - αab = 180o αab A dab U B Arah suatu titik yang akan dicari dari titik yang sudah diketahui biasa dikenal dengan sudut jurusan - dimulai dari arah utara geografis (Y+) - diputar searah jarum jam - diakhiri pada arah yang bersangkutan A B C αab β αac -αac= sudut jurusan dari A ke C -αab= sudut jurusan dari A ke B -β = sudut mendatar antara dua arah αac = αab + β
  • 29. 29 TRIGONOMETRI A(X,Y) X Y r α x y Sin = y r α Cos = x r α Tg = y x α Cotg = x y α 2 2 Dalil Pitagoras : r = x + y
  • 30. 30 MENENTUKAN SUDUT JURUSAN dan JARAK A B O αab dab B’ B” A’ Arah Utara αab αab (Xb, Yb) (Xa, Ya) Apabila diketahui Koordinat Titik A (Xa, Ya) dan B (Xb, Yb), maka : dan dari Rumus pitagoras diperoleh : Xb - Xa Tg = Yb - Ya abα Xb - Xa = arc Tg Yb - Ya abα 2 2 AB ABd = ( X ) + ( Y )ab ∆ ∆
  • 31. 31 LATIHAN SOAL 1. Jika sudut jurusan dari titik P ke Q mempunyai harga sinus negatif dan cosinus positif, tentukan arah titik Q tersebut dengan gambar 2. Diketahui A (+15602,75; -80725,88) B (-25697,72; +26781,15) Gambar dan hitung Sudut Jurusan αab dan Jarak dab 3. Diketahui : A (+15867,15; -20782,50) B (+82167,86; +18880,42) C (-21653,48; -36244,32) D (-18546,91; 46421,38) E (+43211,18; +92463,48) Hitung : Sudut Jurusan, Jarak dan Gambar Koordinat Titik-Titik Tersebut !
  • 32. 32 LATIHAN SOAL 4. Diketahui A (+54321,25; -61749,62) B (-39882,12; +45967,40) Gambar dan hitung Sudut Jurusan αba, dan Jarak dab 5. Diketahui Koordinat Titik P (-3042,86; -5089,16) Q (-6209,42; +1253,25) R (+1867,89; -3896,34) Hitung : Sudut Jurusan αpq αpr dan αqr Jarak dpq, dpr, dan dqr 6. Diketahui : Koordinat Titik B (+21210,46; +18275,80) Bila Jarak B ke A adalah 12460 m dan sudut Jurusan dari B ke A mempunyai harga tangen = akar 3 dan Cosinus sudut jurusannya mempunyai harga tanda negatif. Hitung Koordinat Titik A.
  • 33. 33 CONTOH HITUNGAN SUDUT JURUSAN DAN JARAK 2 TITIK Titik B Titik A Titik 17 Titik 18 Titik 21 Titik 14 Titik 22 Titik 31 Titik 15 Titik 16 Xb Xa + 1842,19 - 1033,56 + 1246,91 - 1003,65 - 1284,06 + 1044,69 - 1546,72 + 871,44 ∆ Xab +2875,75 +2250,56 - 2328,75 - 2418,16 Yb Ya +1768,28 +964,07 +1098,26 +1467,97 - 1116,48 + 866,13 + 1280,36 - 1629,81 ∆ Yab + 804,21 - 269,61 - 1982,61 + 2910,17 Tg α ab α ab 3,575869 74 o 22’34” - 6, 089013 - 80 o 40’25” + 180 o 1, 174588 49 o 35’25” + 180 o -0, 830934 -39 o 43’28” + 360 o α ab 74 o 22’34” + 180 o 99 o 19’35” + 180 o 229 o 35’25” + 180 o 320 o 16’32” + 180 o α ba 254 o 22’34” 279 o 19’35” 49 o 35’25” 140 o 16’32” dab 2986,08 2280,71 3058,40 3783,73
  • 34. 34 METODE PENENTUAN POSISI HORIZONTAL • Metode Polar Menentukan satu titik koordinat yang diikatkan pada satu titik yang sudah diketahui koordinatnya • Metode Mengikat Kemuka Menentukan satu titik koordinat yang diikatkan pada dua titik yang sudah diketahui koordinatnya • Metode Mengikat Kebelakang Menetukan satu titik koordinat yang diikatkan pada tiga titik yang sudah diketahui koordinatnya • Poligon Menentukan banyak titik koordinat yang diikatkan pada satu atau beberapa titik yang sudah diketahui koordinatnya
  • 35. 35 METODE POLAR A B O αab dab B’ B” A’ Arah Utara αab αab ? (Xa, Ya) Apabila Diketahui Koordinat Titik A adalah (Xa, Ya) dan Hasil Pengukuran αab dan dab Hitung : Koordinat Titik B ? Penyelesaian : Xb = OB’ Xb = OA’ + A’B” Xb = Xa + ∆Xab Yb = B’B Yb = B’B” + B”B Xb = Ya + ∆Yab ab ab ab ab ab ab X Sin = X = d Sin d α α ∆ → ∆ ab ab ab ab ab ab Y Cos = Y = d Cos d α α ∆ → ∆ Xb= Xa + dab Sin αab Yb= Ya + dab Cos αab
  • 36. 36 LATIHAN SOAL POLAR 1. Diketahui : Koordinat Titik 18 (-1033,56; +964,07) d18-17 = 2986,08m α18-17 = 74o 22’34” Ditanyakan : Koordinat Titik 17 ? 2. Diketahui : Koordinat Titik 14 (-1003,65; +1467,97) d14-21 = 2280,71m α14-21 = 99o 19’35” Ditanyakan : Koordinat Titik 21 ? 3. Diketahui : Koordinat Titik 31 (+1044,69; +866,13) d31-22 = 3058,40m α31-22 = 229o 35’25” Ditanyakan : Koordinat Titik 22 ? 4. Diketahui : Koordinat Titik 16 (+871,44; -1629,81) d16-15 = 3783,73m α16-15 = 320o 16’32” Ditanyakan : Koordinat Titik 15 ?
  • 37. 37 CONTOH HITUNGAN KOORDINAT Titik A Titik B ? Titik 18 Titik 17 ? Titik 14 Titik 21 ? Titik 31 Titik 22 ? Titik 16 Titik 15 ? dab 2986,08 2280,71 3058,40 3783,73 αab 74o 22’34” 99o 19’35” 229o 35’25” 320o 16’32” Xa ∆Xab -1033,56 +2875,75 -1003,65 +2250,56 +1044,69 - 2328,75 +871,44 - 2418,16 Xb +1842,19 +1246,91 -1614,83 -1546,73 Ya ∆Yab +964,07 + 804,22 +1467,97 - 369,61 + 866,13 +1510,22 - 1629,81 +2910,17 Yb +1768,29 +1098,26 +2376,35 +1280,36
  • 38. 38 METODE MENGIKAT KEMUKA Pada dasarnya metode mengikat kemuka adalah penentuan sebuah titik yang akan dicari koordinatnya melalui 2 (dua) buah titik yang sudah diketahui koordinatnya. Misalnya kita akan menentukan koordinat titik R yang diukur dari Titik P(Xp;Yp) dan Titik Q(Xq;Yq). Alat ditempatkan di kedua titik yang sudah diketahui . P (Xp;Yp) R ? Q (Xq;Yq) dpq dpr dqr α β γ αpr αpq αqr αqp
  • 39. 39 METODE MENGIKAT KEMUKA 1. Hitung sudut γ =180o –α − β 2. Hitung αpq dan dpq . R ? P (Xp;Yp) Q (Xq;Yq) dpq dpr dqr α β γ αpr αpq αqr αqp Xq - Xp Tg = Yq - Yp pqα α pq didapat pq pq pq pq Xq-Xp Sin = d = d Sin Xq Xp α α − → pq pq pq pq Yq-Yp Cos = d = d Cos Yq Yp α α − → Diperoleh dpq rata-rata
  • 40. 40 METODE MENGIKAT KEMUKA 3. Dengan Rumus Sinus dalam segitiga PQR Hitung Panjang Sisi dpr dan sisi dqr . R ? P (Xp;Yp) Q (Xq;Yq) dpq dpr dqr α β γ αpr αpq αqr αqp pq pr pq pr d d d d Sin Sin Sin sin β γ β γ = → = 4. Hitung αpr dan α qr pq qr pq qr d d d d Sin Sin Sin sin α γ α γ = → = αpr = α pq - α αqr = α qp + β - 360 karena αqp = α pq + 180 maka αqr = α pq + β −180
  • 41. 41 METODE MENGIKAT KEMUKA 5. Hitung Koordinat Titik R XR1 = Xp + dpr Sinαpr YR1 = Yp + dpr Cosαpr dan XR2 = Xq + dqr Sinαqr YR2 = Yq + dqr Cosαqr JADI DIPEROLEH XR rata-rata dan YR rata-rata . R ? P (Xp;Yp) Q (Xq;Yq) dpq dpr dqr α β γ αpr αpq αqr αqp
  • 42. 42 LATIHAN SOAL MENGIKAT KEMUKA Diketahui : Koordinat Titik- Titik sbb : A(-1246,78; +963,84) m B(+1091,36; -1144,23) m Sudut-Sudut yg diukur α =56o 15’16” β =62o 38’ 42” Hitung : Koordinat Titik C dengan metoda mengikat Kemuka ? . B (+1091,36;-1144,23) A (-1246,78;+963,84) C? α=56 15’16” β=62 38’42”
  • 43. 43 METODE MENGIKAT KEBELAKANG Menentukan suatu titik baru dengan jalan mengadakan pengukuran sudut pada titik yang tidak diketahui koordinatnya kita namakan penentuan titik dengan cara mengikat ke belakang. Ketentuan yang harus dipenuhi adalah diperlukan paling sedikit tiga titik pengingat yang sudah diketahui koordinatnya beserta sudut yang diukur dari titik yang akan ditentukan koordinat tsb. Keuntungan metode ini adalah kita hanya satu kali menempatkan instrumen, yaitu pada titik yang akan kita cari tersebut. Terdapat dua cara perhitungan yang kita kenal, yaitu Metode Collins dan Cassini.
  • 44. 44 METODE MENGIKAT KEBELAKANG 1.METODE COLLINS Bila kita akan menentukan suatu koordinat (misalnya titik P), maka titik tersebut harus diikatkan pada titik-titik yang sudah diketahui koordinatnya (misalnya titik A, B, dan C), kemudian kita ukur sudut α dan β . P ? A (Xa;Ya) (Xb;Yb) B C (Xc;Yc) αab α β H dap dab dah dbp α β αab αah γ 180−α−β 180−γ γ αhc α−β αbh
  • 45. 45 METODE MENGIKAT KEBELAKANG LANGKAH PERHITUNGAN 1. Buatlah sebuah lingkaran melalui titik ABP, lingkaran ini akan memotong garis PC di titik H (titik ini disebut sebagai titik penolong Collins) 2. Mencari Sudut Jurusan α ab dan Jarak dab . P ? A (Xa;Ya) (Xb;Yb) B C (Xc;Yc) αab α β H dap dab dah dbp α β αab αah γ 180−α−β 180−γ γ αhc α+β αbh Xb - Xa Tg = Yb - Ya abα ab1 ab Xb-Xa d = Sin α ab2 ab Yb-Ya d = Cos α α ab didapat ab1 ab2 ab d d d 2 + =
  • 46. 46 METODE MENGIKAT KEBELAKANG LANGKAH PERHITUNGAN 3. Mencari Koordinat Titik H (Titik Penolong Collins) a) Dari Titik A 1) Cari α ah = α ab + β 2) Dengan Rumus Sinus menentukan dah . P ? A (Xa;Ya) (Xb;Yb) B C (Xc;Yc) αab α β H dap dab dah dbp α β αab αah γ 180−α−β 180−γ γ αhc α+β αbh ab ah ab ah d d Sin Sin 180- - d d Sin 180- - sin α α β α β α = = Xh1= Xa + dah.Sin αah Yh1= Ya + dah.Cos αah ahc – ahb
  • 47. 47 METODE MENGIKAT KEBELAKANG LANGKAH PERHITUNGAN 3. Mencari Koordinat Titik H (Titik Penolong Collins) b) Dari Titik B 1) Cari α bh = α ab + (α+β) 2) Dengan Rumus Sinus menentukan dbh . P ? A (Xa;Ya) (Xb;Yb) B C (Xc;Yc) αab α β H dap dab dah dbp α β αab αah γ 180−α−β 180−γ γ αhc α+β αbh bh ab ab bh d d Sin β Sin α d d Sin β sin α = = Xh2= Xb + dbh.Sin αbh Yh2= Yb + dbh.Cos αbh h1 h2 h X X X 2 + = h1 h2 h Y Y Y 2 + =
  • 48. 48 METODE MENGIKAT KEBELAKANG LANGKAH PERHITUNGAN 4. Mencari α hc dan γ γ = αhc – αhb = αhc – (αbh-180) = αhc + 180 - αbh 5. Mencari Titik P a). DARI TITIK A 1) Cari α ap = αab – γ 2) Mencari d ap hc hc Xc - Xh Tg α = α didapat Yc - Yh → apab ab ap dd Sin α Sin 180 - (α+γ) d d Sin 180-(α+γ) sin α = = 3) Xp1= Xa + dap.Sin αap Yp1= Ya + dap.Cos αap b) DARI TITIK B 1) Cari α bp = αba – {180-(α+γ)} Jadi α bp = αab +α+γ 2) Mencari d ap 3) Xp2= Xb + dbp.Sin αbp Yp2= Yb + dap.Cos αbp bpab ab bp dd Sin α Sin γ d d Sin γ sin α = = P1 P2 P X X X 2 + = P1 P2 P Y Y Y 2 + =
  • 49. 49 LATIHAN COLLINS Diketahui Koordinat Titik-Titik sbb : A(-48908; -24620) B(-10080; +69245) C(+86929; +92646) Sudut yg diukur α=40o 15’25” dan β=30o 18’46” Hitung : Koordinat Titik P dengan mengikat Ke belakang dengan cara Collins !
  • 50. 50 CARA CASSINI Untuk menentukan koordinat titik P, titik tersebut diikatkan pada titik yang sudah diketahui koordinatnya, misalnya titik A(Xa;Ya), B(Xb;Yb), dan C(Xc;Yc). Pada cara ini diperlukan dua titik penolong, cara ini membuat garis yang melalui titik A, tegak lurus pada AB dan garis ini memotong lingkaran di Titik R, demikian pula dari titik C dibuat garis tegak lurus BC dan memotong lingkaran di titik S.
  • 51. 51 CARA CASSINI . A(Xa, Ya) P R S B(Xb, Yb) C(Xc, Yc) α α β β dar dab dbc dcs αab
  • 52. 52 CARA CASSINI . C(Xc, Yc) A(Xa, Ya) P R S B(Xb, Yb) α α β β dar dab dbc dcs αab Langkah-Langkah : 1. Menghitung Titik R Xr = Xa + (Yb-Ya) Cotg α Yr = Ya – (Xb-Xa) Cotg α 2. Menghitung Titik S Xs = Xc + (Yc-Yb) Cotg β Ys = Yc - (Xc-Xb) Cotg β 3. Menghitung Sudut Jurusan αrs 4. Hitung N = n +1/n 5. Menghitung Koordinat Titik P rs rs Xs - Xr Tg α = Tgα = n Ys - Yr →
  • 53. 53 CARA CASSINI . C(Xc, Yc) A(Xa, Ya) P R S B(Xb, Yb) α α β β dar dab dbc dcs αab Langkah-Langkah : 5. Menghitung Koordinat Titik P b b P1 Dari Titik R : 1 nX + Xr + Y -Yr nX = N b b P1 1 Y +n Yr + X -Xr nY = N b b P2 Dari Titik S : 1 nX + Xs + Y -Ys nX = N b b P2 1 Y +n Ys + X -Xs nY = N P1 P2 P X X X 2 + = P1 P2 P Y Y Y 2 + =
  • 54. 54 LATIHAN CASSINI Diketahui Koordinat Titik-Titik sbb : A(+23231;+91422) B(+23373;+90179) C(+2468;+90831) Sudut yg diukur α=64o 47’03” dan β=87o 11’28” Hitung : Koordinat Titik P dengan mengikat Ke belakang dengan cara Cassini !
  • 55. 55 POLIGON Poligon adalah serangkaian garis lurus di permukaan tanah yang menghubungkan titik-titik dilapangan, dimana pada titik-titik tersebut dilakukan pengukuran sudut dan jarak. Tujuan dari Poligon adalah untuk memperbanyak koordinat titik-titik di lapangan yang diperlukan untuk pembuatan peta. Ada 2 (dua) macam bentuk poligon, yaitu : Poligon Terbuka : poligon yang tidak mempunyai syarat geometris Poligon Tertutup : poligon yang mempunyai syarat geometris
  • 56. 56 POLIGON TERBUKA Pada gambar di atas, koordinat titik A dan B diketahui, dengan demikian kita dapat menghitung sudut jurusan AB. Untuk menentukan koordinat titik 1 diperlukan koordinat titik A, sudut jurusan A-1 dan jarak A-1, begitu pula titik 2 diperlukan koord titik 1, sudut jurusan 1-2 dan jarak 1-2 dan seterusnya Dari gambar di atas, dapat dilihat bahwa αab= (lihat rumus di atas) αa1 = αab + Sa α12 = αa1 + S1- 180 α(n, n+1) = α(n-1, n) + Sn - 180 α23 = αab + S2 - 180 A 1 2 3 B da1 d12 d23 S1 Sa S2 Xb - Xa = arc Tg Yb - Ya abα
  • 57. 57 CONTOH PERHITUNGAN POLIGON TERBUKA TITIK SUDUT SUDUT JARAK d. Sin α d. Cos α X Y JURUSAN B -1471,82 1041,26 αAB= 284o 00'55" A 296o 15'26" 315,45 595,14 219o 16'21" 417,36 -264,24 -323,06 1 78o 29'30" 51,21 272,08 117o 45'51" 560,4 495,88 -261,05 2 158o 48'40" 547,09 11,03 96o 34'31" 499,3 496,02 -57,17 3 1043,11 -46,14
  • 58. 58 POLIGON TERBUKA Poligon Terbuka Terikat Sempurna adalah poligon yang terikat diujung-ujungnya baik koordinat maupun sudut jurusannya. Apabila Titik A, B, C dan D diketahui, maka sudut jurusan awal αab dan αcd Adapun syarat geometris dari poligon di atas adalah : 1. αab - αcd = ΣSi - n. 180 di mana n = kelipatan 2. XC - Xd = d. Sin α 3. YC - Yd = d. Cos α TERIKAT SEMPURNA A B C D 1 2 3 Sa S1 S2 S3 Sc
  • 59. 59 POLIGON TERTUTUP TERIKAT SEMPURNA TITIK SUDUT SUDUT JARAK d. Sin α d. Cos α Koor dinat JURUSAN X Y B 81.92 432.66 309o 25'20" A 64 o 02'16" 179.2 352.69 (-) 0o 0'3" 13o 27'33" 148.11 34.47 144.04 1 196o 12'40" -0.03 -0.01 213.64 496.72 (-) 0 o 0'3" 29 o 40'10" 135.25 66.95 117.52 2 190o 22'46" -0.02 280.57 614.24 (-) 0o 0'4" 40o 02'52" 121.17 77.96 92.76 3 191 o 05'55" -0.02 358.51 707 (-) 0o 0'4" 51o 08'43" 138.28 107.68 86.75 C 65o 48'07" -0.02 466.17 793.75 (-) 0 o 0'3" 296 o 56'47" D 348.16 853.74 542.81 287.06 441.07
  • 60. 60 POLIGON TERTUTUP Poligon Kring adalah poligon yang mempunyai titik awal dan akhir yang sama pada suatu titik. Adapun syarat geometris adalah : 1. Σ Si = (n - 2) 180o ; Jumlah Sudut Luar Σ Si = (n + 2) 180o 2. Σ d. Sin α = 0 3. Σ d. Cos α = 0 KRING A B C D E F Sa Sb Sc Sd SeSf
  • 61. 61 POLIGON TERTUTUP “KRING” JURUSAN X Y 6 45o 07'18" A 54o 22'36" 1000 1000 (+) 0o 0'1" 99o 29'55" 61.14 60.3 -10.09 1 153o 02'30" -0.01 1060.29 989.91 (+) 0o 0'1" 72o 32'26" 75.02 71.56 22.51 2 124o 58'12" -0.02 -0.01 1131.83 1012.41 (+) 0o 0'1" 17o 30'39" 61.06 18.37 58.23 3 110o 39'24" -0.01 1150.19 1070.64 (+) 0o 0'2" 308o 10'05" 68.58 -53.92 42.38 4 160o 34'21" -0.02 1096.25 1113.02 (+) 0o 0'2" 288o 44'28" 40.6 -38.45 13.04 5 69o 44'48" -0.01 1057.79 1126.06 (+) 0o 0'2" 178o 29'18" 66.8 1.76 -66.78 6 226o 37'59" -0.01 1059.54 1059.28 (+) 0o 0'1" 225o 07'18" 84 -59.52 -59.27 A -0.02 -0.01 1000 1000 457.2