SlideShare a Scribd company logo
1 of 115
TEORI KEPEMIMPINAN
1. Teori Bakat
Teori bakat ini adalah teori klasik dari kepemimp
inan. Di sini di sebutkan bahwa
seorang pemimpin dilahirkan, artinya bakat –
bakat tertentu yang di perlukan seseorang
untuk menjadi pemimpin diperolehnya sejak
lahir. Kemampuan seorang pemimpin di tentukan
oleh bakat, intelegensi, stabilitas emosi
dan kebugaran fisik
2. Teori Situasi
Teori ini muncul sebagai hasil pengamatan,
dimana seseorang sekalipun bukan keturunan
pemimpin, ternyata dapat pula menajdi pemimpin
yang baik. Hasil pengamatan tersebut
menyimpulkan bahwa orang biasa yang jadi
pemimpin tersebut karena adanya situasi yang
menguntungkan dirinya, sehingga ia memiliki
kesempatan untuk muncul sebagai pemimpin.
3. Teori Ekologi
Sekalipun teori situasi kini banyak dianut, dan
karena itu masalah kepemimpinan banyak menjadi
bahan studi, namun dalam kehidupan sehari - hari
sering ditemukan adanya seorang
yang setelah berhasil dibentuk menjadi pemimpin,
ternyata tidak memiliki kepemimpinan yang baik.
Hasil pengamatan yang seperti ini melahirkan teori
ekologi, yang menyebutkan bahwa seseorang memang
dapat dibentuk untuk menjadi pemimpin, tetapi untuk
menjadi pemimpin yang baik memang ada bakat –
bakat tertentu yang terdapat pada diri seseorang yang
di peroleh dari alam.
GAYA
KEPEMIMPINAN
• Gaya Kepemimpinan Otokratis
Gaya kepemimpinan otokratis adalah
gaya kepemimpinan yang menggunakan
kekuatan jabatan dan kekuatan pribadi secara
otoriter.
• Gaya Kepemimpinan Demokratis
Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya
seorang pemimpin yang menghargai karakteristik
dan kemampuan yang dimiliki oleh setiap
anggota organisasi
• Gaya Kepemimpinan Partisipasif
Gaya kepemimpinan partisipasif adalah gabungan
bersama antara gaya kepemimpinan dan demokratis
dengan cara mengajukan masalah dan mengusulkan
tindakan pemecahannya kemudian mengundang
kritikan, usul dan saran bawahan.
• Gaya Kepemimpinan Laisses Faire
Dapat diartikan sebagai gaya “membiarkan”
bawahan melakukan sendiri apa yang ingin
dilakukannya
PERAN DAN FUNGSI PEMIMPIN
• Bersikap adil (arbitrating)
Dalam kehidupan organisasi apapun, rasa kebersamaan
diantara para anggotanya adalah mutlak.
• Memberikan sugesti (suggesting)
Sugesti bisa disebut saran atau anjuran
• Mendukung tercapainya tujuan (supplying objectives)
Tercapainya tujuan organisasi tidak terjadi secara
otomatis, melainkan harus didukung oleh berbagai sumber
• Katalisator (catalysing)
Dalam dunia kepemimpinan, seorang
pemimpin dikatakan berperan sebagai seorang
katalisator apabila pemimpin tersebut berperan
selalu meningkatkan penggunaan segala
sumberdaya manusia yang ada, berusaha
memberikan reaksi yang memberikan semangat
dan daya kerja cepat dan semaksimal mungkin,
serta selalu tampil sebagai pelopor dan pembawa
perubahan
• Menciptakan rasa aman (providing security)
Setiap pemimpin berkewajiban menciptakan
rasa aman bagi para bawahannya.
• Sebagai wakil organisasi (representing)
Setiap bawahan yang bekerja pada unit
organisasi apapun selalu memandang atasan atau
pemimpinnya mempunyai peranan dalam segala
bidang kegiatan, lebih-lebih kepemimpinan yang
menganut prinsip “keteladanan atau panutan”.
• Sumber inspirasi (inspiring)
Seorang pemimpin pada hakekatnya adalah
sumber semangat bagi para bawahannya.
• Bersikap menghargai (praising)
Setiap orang pada dasarnya menghendaki
adanya pengakuan dan penghargaan dari orang
lain
KRITERIA PEMIMPIN YANG BAIK
Seorang pemimpin harus memiliki
pengetahuan umum yang luas, semakin tinggi
kedudukan seseorang dalam hirarki
kepemimpinan organisasi, ia semakin dituntut
untuk mampu berpikir dan bertindak secara
generalis.
BAB 6
ORIENTASI PEGAWAI BARU
• PENGERTIAN ORIENTASI
1. Menurut Cascio dalam Sedarmayanti (2010:114),
orientasi adalah pengakraban dan penyesuaian dengan
situasi atau lingkungan
2. Menurut Decenzo & Robbins dalam Sedarmayanti
(2010:114), orientasi adalah aktivitas yang melibatkan
pengenalan karyawan baru kepada organisasi dan unit
kerja mereka
3. Menurut Wether & Davis dalam Sedarmayanti
(2010:114), orientasi adalah mengakrabkan karyawan
dengan peran, organisasi, kebijakan organisasi, dan
karyawan lain
Tujuan Orientasi
Tujuan orientasi menurut R. E. Smith dalam Marwansyah,
(2010:143) sebagai berikut
• Pengenalan organisasi atau perusahaan.
• Penyampaian kebijakan dan praktik-praktik yang penting.
• Penyampaian informasi tentang benefits danservices.
• Pendaftaran program benefit.
• Pengisian dokumen-dokumen kepegawaian.
• Penyampaian informasi tentang harapan-harapan manjemen.
• Penetapan harapan-harapan atau tujuan karyawan.
• Pengenalan rekan-rekan kerja.
• Pengenalan fasilitas kerja.
• Pengenalan tugas-tugas/pekerjaan
Teknik-teknik Orientasi
• Program orientasi dan sosialisasi
Program orientasi ini berawal dari perkenalan singkat
secara informal sampai pada program-program formal
dengan waktu yang lebih panjang. Dalam program
formal, karyawan baru biasanya diberi buku pegangan
atau bahan cetakan yang berisi jam kerja, peninjauan
prestasi, cara pembayaan gaji, liburan dan penggunaan
fasilitas serta pedoman dan peraturan perusahaan
lainnya. Aktivitas ini biasanya dilakukan oleh
supervisor si karyawan baru dan departemen
personalia.
• Peninjauan pekerjaan secara realistis
Aktivitas ini bertujuan untuk menunjukkan
cakupan pekerjaan yang sebenarnya kepada
calon karyawan.Cara ini efektif untuk
memperkecil kejutan realitas
• Pembinaan budaya organisasi
Budaya organisasi dapat diartikan sebagai sikap
dan persepsi yang dimiliki karyawan pada
umumnya dalam suatu perusahaan tempat mereka
berkerja. Dengan kata lain para karyawan
menangkap isyarat tentang perusahaan mereka
misalnya sejauh mana mereka dinilai secara adil
atau sejauh mana hubungan persahabatan yang
diperlihatkan oleh pimpinan mereka
• Pereratan hubungan antar-karyawan
Cara lain untuk membantu proses sosialisasi
karyawan baru adalah dengan mempererat
hubungan antar mereka dan dengan teman kerja
baru atau dengan para supervisor mereka, yang
bertindak sebagai mentor. Sebagai contoh
beberapa perusahaan mendukung adanya
program- program formal. Seperti sistem sahabat
dimana karyawan yang ditugasi sebagai mentor
memberi training khusus dan bertindak sebagai
pemandu bagi pendatang baru
Orientasi mengambil andil dalam mengurangi turn
over karyawan. Keuntungan yang diperoleh oleh karyawan
adalah:
• Pemahaman yang lebih baik terhadap ekspektasi
perusahaan dari mereka dan kinerja mereka.
• Membantu karyawan untuk mengerti nilai dari posisi
mereka dalam perusahaan; membantu membangun
kepercayaan diri.
• Para karyawan menaydari bahwa mereka sangat
penting bagi operasional perusahaan.
• Memberikan gambaran awal terhadap pekerjaan
mereka dan perusahaan.
• Menetapkan komitmen awal untuk menjadi bagian dari
tim.
• Membangun fondasi penting dari motivasi karyawan
Tujuan ORIENTASI PASIEN BARU
• Menghilangkan kebingungan
• Memberikan gambaran ringkas tentang ruang
perawatan
• Memberikan pemahaman tentang hal-hal apa
saja yang mesti mereka lakukan
Peran Perwat Dalam Penerimaan Pasien
Baru
• Kepala Ruangan
1. Menerima pasien baru
2. Memeriksa kelengkapan yang diperlukan untuk persiapan pasien
baru
• Perawat Primer
1. Menyiapkan lembar penerimaan pasien baru
2. Menandatangani lembar penerimaan pasien baru
3. Mengorientasikan pasien ke ruangan
4. Memberi penjelasan tentang perawat dan dokter yang
bertanggung jawab
5. Mendelegasikan pengkajian dan pemeriksaan fisik pada pasien
baru kepada perawat asociate
6. Mendokumentasikan penerimaan pasien baru
• Perawat Associate
1. Membantu PP dalam pelaksanaan penerimaan
pasien baru, pengkajian dan pemeriksaan fisik
pada pasien baru.
BAB 7
Tujuan Overan
• Menyampaikan masalah, kondisi, dan keadaan
klien (data fokus).
• Menyampaikan hal hal yang sudah atau belum
dilakukan dalam asuhan keperawatan kepada
klien.
• Menyampaikan hal-hal penting yang perlu
segera ditindaklanjuti oleh dinas berikutnya.
• Menyusun rencana kerja untuk dinas
berikutnya
Manfaat Bagi Perawat
• Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat
• Menjalin suatu hubungan kerjasama dan
bertanggungjawab antar perawat
• Perawat dapat mengikuti perkembangan klien secara
paripurna
• Peningkatan pemahaman pelaksanaan timbang terima
pasien
• Terhindar dari kekeliruan pemberian tindakan
keperawatan
• Menimbulkan rasa aman
• Meningkatkan percaya diri/bangga
Manfaat bagi pasien
• Klien dapat menyampaikan masalahnya secara
langsung bila ada yang belum terungkap.
Hal-hal yang harus dilaporkan dlm Overan
• Identitas pasien.(nama,umur,kamar,no.bed)
• Diagnosa medis pesien.
• Dokter yang menangani.
• Kondisi umum pasien saat ini.
• Masalah keperawatan.
• Intervensi yang sudah dilakukan.
• Intervensi yang belum dilakukan.
• Tindakan kolaborasi.
• Tanda tangan dan nama yang jelas.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
• Dilaksanakan tepat pada saat pergantian shift..
• Dipimpin oleh kepala ruangan atau penanggung jawab atau penanggung
• Diikuti oleh semua perawat yang telah dan yang akan dinas
• Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematis, dan
menggambarkankondisi pasien saat ini serta menjaga kerahasiaan pasien.
• Timbang terima harus berorientasi pada permasalahan pasien.
• Pada saat timbang terima di kamar pasien, menggunakan volume yang
cukup sehingga pasien di sebelahnya tidak mendengar sesuatu yang rahasia
bagi klien. Sesuatu yang dianggap rahasia sebaiknya tidak dibicarakan
secara langsung di dekat klien
• Sesuatu yang mungkin membuat pasien terkejut dan shock sebaiknya
dibicarakan di nurse station
BAB 8
Tujuan supervisi
1. Mengorganisasikan staf dan pelaksanan
keperawatan
2. Melatih staf dan pelaksana keperawatan
3. Memberikan arahan dalam pelaksanaan tugasnya
agar menyadari dan mengerti terhadap peran,
fungsi sebagai staf dan pelaksana asuhan
keperawatan.
4. Memberikan layanan kemampuan staf dan
pelaksana keperawatan dalam memberikan
asuhan keperawatan.
Fungsi Supervisi Keperawatan
• Mengatur dan mengorganisir proses pemberian
pelayanan keperawatan yang menyangkut pelaksanaan
kebijakan pelayanan keperawatan tentang standar
asuhan yang telah disepakati.
• Menilai dalam memperbaiki factor-factor yang
mempengaruhi proses pemberian pelayanan asuhan
keperawatan.
• Mengkoordinasikan, menstimuli, dan mendorong ke
arah peningkatan kualitas asuhan keperawatan.
• Membantu (assisting), memberi support (supporting)
dan mangajak untuk diikutsertakan (sharing).
Teknik Supervisi
1. Proses supervisi keperawatan terdiri dari 3 elemen
kelompok, yaitu :
• Mengacu pada standar asuhan keperawatan.
• Fakta pelaksanaan praktek keperawatan sebagai pembanding
untuk menetapkan pencapaian.
• Tindak lanjut dalam upaya memperbaiki dan mempertahankan
kualitas asuhan.
2. Area Supervisi.
• Pengetahuan dan pengertian tentang klien.
• Ketrampilan yang dilakukan disesuaikan dengan standar.
• Sikap penghargaan terhadap pekerjaan misalnya kejujuran,
empati
3. Cara Supervisi
Supervisi dapat dilakukan melalui dua cara, Yaitu:
• Langsung : Supervisi dilakukan secara langsung pada
kegiatan yang sedang berlangsung, dimana supervisor
dapat terlibat dalam kegiatan, feed back dan perbaikan.
• Supervisi secara tidak langsung :
Supervisi dilakukan melalui laporan baik tertulis maupun
lisan. Supervisor tidak melihat langsung apa yang
terjadi dilapangan sehingga mungkin terjadi
kesenjangan fakta. Umpan balik dapat diberikan secara
tertulis.
BAB 9
Tujuan Ronde Keperawatan
Tujuan ronde keperawatan bagi perawat
menurut Armola et al. (2010) adalah:
• Melihat kemampuan staf dalam managemen
pasien
• Mendukung pengembangan profesional dan
peluang pertumbuhan
• Meningkatkan pengetahuan perawat dengan
menyajikan dalam format studi kasus
• Menyediakan kesempatan pada staf perawat
untuk belajar meningkatkan penilaian
keterampilan klinis
• Membangun kerjasama dan rasa hormat, serta
• Meningkatkan retensi perawat berpengalaman
dan mempromosikan kebanggaan dalam
profesi keperawatan
Tujuan pelaksanaan ronde keperawatan bagi
pasien, yaitu:
• Untuk mengamati kondisi fisik dan mental pasien
dan kemajuan hari ke hari
• Untuk membuat pengamatan khusus bagi pasien
dan memberikan laporan kepada dokter
mengenai, misal: luka, drainasi, perdarahan, dsb.
• Untuk memperkenalkan pasien ke petugas dan
sebaliknya
• Untuk melaksanakan rencana yang dibuat untuk
perawatan pasien
• Untuk mengevaluasi hasil pengobatan dan kepuasan
pasien
• Untuk memastikan bahwa langkah-langkah keamanan
yang diberikan kepada pasien
• Untuk memeriksakan kondisi pasien sehingga dapat
dicegah, seperti ulcus decubitus, foot drop, dsb
• Untuk membandingkan manifestasi klinis penyakit
pada pasien sehingga perawat memperoleh wawasan
yang lebih baik
• Untuk memodifikasi tindakan keperawatan yang
diberikan
TAHAPAN RONDE KEPERAWATAN
• Pre-rounds, meliputi: preparation (persiapan),
planning (perencanaan), orientation (orientasi).
• Rounds, meliputi: introduction (pendahuluan),
interaction (interaksi), observation
(pengamatan), instruction (pengajaran),
summarizing (kesimpulan).
• Post-rounds, meliputi: debriefing (tanya
jawab), feedback (saran), reflection (refleksi),
preparation (persiapan).
KOMPONEN TERLIBAT DALAM RONDE
KEPERAWATAN
Komponen yang terlibat dalam kegiatan ronde
keperawatan ini adalah perawat primer dan
perawat konselor, kepala ruangan, perawat
associate, yang perlu juga melibatkan seluruh
anggota tim kesehatan lainnya.
BAB 10
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja
1. Faktor Internal
Faktor yang berhubungan dengan kecerdasan,
keterampilan, kestabilan emosi, sifat–sifat seseorang,
meliputi sikap, sifat–sifat kepribadian, sifat fisik,
keinginan atau motivasi, umur, jenis kelamin,
pendidikan, pengalaman kerja, latar belakang budaya
dan variabel-variabel personal lainnya.
2. Faktor Eksternal
Faktor–faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan
yang berasal dari lingkungan, meliputi peraturan
ketenagakerjaan, keinginan pelanggan, pesaing, kondisi
ekonomi, kebijakan organisasi, kepemimpinan,
tindakan–tindakan rekan kerja jenis latihan dan
pengawasan, sistem upah dan lingkungan sosial.
Standar Penilaian Kinerja
• Standar pelayanan keperawatan adalah pernyataan
deskriptif mengenai kualitas pelayanan yang diinginkan untuk
menilai pelayanan keperawatan yang telah diberikan pada
pasien.
• Tujuan standar keperawatan adalah meningkatkan kualitas
asuhan keperawatan, mengurangi biaya asuhan keperawatan,
dan melindungi perawat dari kelalaian dalam melaksanakan
tugas dan melindungi pasien dari tindakan yang tidak
terapeutik.
Model dan Metode Penilaian Kinerja
1. Penilaian Sendiri
• Digunakan pada bidang sumber daya manusia seperti:
penilaian, kinerja, penilaian kebutuhan pelatihan, analisa
peringkat jabatan, perilaku kepemimpinan dan lainnya.
• Dipengaruhi oleh sejumlah faktor kepribadian, pengalaman,
pengetahuan dan sosio demografi seperti suku dan
kependidikan. Dengan demikian tingkat kematangan personal
dalam menilai hasil karya menjadi hal yang patut diperhatikan.
2. Penilaian Atasan
• Pada organisasai pada kematangan tingkat majemuk,
personal biasanya dinilai oleh manajer yang
tingkatnya lebih tinggi, penilaian ini yang termasuk
dilakukan oleh supervisor atau atasan langsung.
3. Penilaian Mitra
• Lebih cocok digunakan pada kelompok kerja yang
mempunyai otonomi yang cukup tinggi.
• Dilakukan oleh seluruh anggota kerja kelompok dan umpan
balik untuk personal yang dinilai yang dilakukan oleh
komite kerja dan bukan oleh supervisor.
• Biasanya lebih ditujukan untuk pengembangan personal
dibandingkan untuk evaluasi.
4. Penilaian Bawahan
• Penilaian bawahan terhadap kinerja personal terutama
dilakukan dengan tujuan untuk pengembangan dan umpan
balik personal.
• Bila penilaian ini digunakan untuk administratif dan
evaluasi, menetapkan gaji dan promosi maka penggunaan
penilaian ini kurang mendapat dukungan, program penilaian
bawahan terhadap manajer dalam rangka perencanaan dan
penilaian kinerja manajer.
Metode Penilaian Prestasi
A. Metode yang berorientasi pada masa lalu.
• Rating Scale: Pengukuran dilakukan berdasarkan skala prestasi
(kuantitatif dan kualitatif) yang sudah baku.
• Checklist: Metode ini memerlukan penilaian untuk menyeleksi
pernyataan yang menjelaskan karakteristik karyawan.
• Critical Incident Method: pengukuran dilakukan berdasarkan
catatan aktivitas seorang karyawan dalam periode waktu tertentu
yang dinyatakan dalam perilaku positif dan negatif.
• Field Review Method: Pengukuran dilakukan dengan langsung
meninjau lapangan.
• Performance Test and Observation: Penilaian prestasi kerja dapat
dilaksanakan didasarkan pada suatu test keahlian.
• Comparative Evaluation Approach: Pengukuran dilakukan
dengan membandingkan prestasi kerja seorang karyawan dengan
karyawan lain.
B. Metode yang berorientasi pada masa depan
• Self appraisal: Teknik evaluasi ini berguna bila
tujuan evaluasi diri adalah untuk melanjutkan
pengembangan diri.
• Psycological appraisal: penilaian ini biasanya
dilakukan oleh seorang psikolog, terutama digunakan
untuk menilai potensi karyawan.
• Management by Objectives: Pengukuran ber-
dasarkan pada tujuan - tujuan pekerjaan yang terukur
dan disepakati bersama antara karyawan dan atasan-
nya.
• Assesment Center: bentuk penilaian yang di
standarisasi, tergantung pada tipe berbagai penilai.
BAB 11
Konflik adalah suatu kondisi yang di
timbulkan karena adanya perbedaan cara
pandang(persepsi) atau perbedaan keinginan,
Pendapat, sikap, perasaan antara individu yang
berinteraksi.
• Konflik adalah masalah internal dan eksternal
yang terjadi sebagai akibat dari perbedaan
pendapat, nilai-nilai, atau keyakinan dari dua
orang atau lebih. (Marquis & Huston 1998).
• Konflik merupakan suatu kemutlakan,
sehingga pemimpin harus belajar untuk
secara efektif memfasilitasi penyelesaian
konflik antara orang-orang agar tujuan dapat
tercapai.
Penyebab Konflik
• Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan
pendirian dan perasaan. Setiap manusia adalah
individu yang unik.
• Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga
membentuk pribadi-pribadi yang berbeda.
• Perbedaan kepentingan antara individu atau
kelompok.
• Batasan pekerjaan yang tidak jelas
• Hambatan komunikasi
• Tekanan waktu
• Standar, peraturan dan kebijakan yang tidak
masuk akal
• Pertikaian antar pribadi
• Harapan yang tidak terwujud
Process of Conflict
• Konflik laten (konflik yang terjadi terus - menerus)
• Konflik yang dirasakan sebagai ancaman, tidak
percaya, marah
• Konflik yang nampak: untuk mencari
solusi.Menghindar, kompetisi, debat atau mencari
penyelesaian konflik
• Resolusi konflik adalah suatu penyelesaian masalah
dengan cara memuaskan semua orang yang terlibat di
dalamnya dengan prinsip “win-win solution”
• Konflik “Aftermatch” Konflik yang terjadi akibat
dari tidak terselesaikannya konflik yang pertama
STRATEGI PENYELESAIAN KONFLIK
1. Menghindar
Menghindari konflik dapat dilakukan jika isu
atau masalah yang memicu konflik tidak terlalu
penting atau tidak seimbang dengan akibat yang
akan ditimbulkannya. Penghindaran merupakan
strategi yang memungkinkan pihak-pihak yang
berkonfrontasi untuk menenangkan diri. Manajer
perawat yang terlibat didalam konflik dapat
menepiskan isu dengan mengatakan “Biarlah kedua
pihak mengambil waktu untuk memikirkan hal ini
dan menentukan tanggal untuk melakukan diskusi”
2. Mengakomodasi
Memberi kesempatan pada orang lain untuk
mengatur strategi pemecahan masalah,
khususnya apabila isu tersebut penting bagi orang
lain. Hal ini memungkinkan timbulnya kerjasama
dengan memberi kesempatan pada mereka
untuk membuat keputusan. Perawat yang menjadi
bagian dalam konflik dapat mengakomodasikan
pihak lain dengan menempatkan kebutuhan pihak
lain di tempat yang pertama.
3. Kompetisi
Gunakan metode ini jika anda percaya
bahwa anda memiliki lebih banyak informasi
dan keahlian yang lebih dibanding yang lainnya
atau ketika anda tidak ingin mengkompromikan
nilai-nilai anda. Metode ini mungkin bisa
memicu konflik tetapi bisa jadi merupakan
metode yang penting untuk alasan-alasan
keamanan.
4. Kompromi atau Negosiasi
Masing-masing memberikan dan
menawarkan sesuatu pada waktu yang
bersamaan, saling memberi dan menerima, serta
meminimalkan kekurangan semua pihak yang
dapat menguntungkan semua pihak.
5. Memecahkan Masalah atau Kolaborasi
• Pemecahan sama-sama menang dimana
individu yang terlibat mempunyai tujuan kerja
yang sama.
• Perlu adanya satu komitmen dari semua pihak
yang terlibat untuk saling mendukung
dan saling memperhatikan satu sama lainnya.
Types of Conflict
• Intrapersonal
• Interpersonal
• Intergroup
Peran Pemimpin dalam Menyelesaikan
Konflik
• Pemimpin perlu menganalisa jumlah dan tipe konflik
yang terjadi dalam organisasi sehingga bisa fokus
mengatasinya.
• Pemimpin kesehatan seharusnya mengevaluasi setiap
level konflik yang terjadi dan melihat apakah
organisasinya kuat dalam mengahdapi konflik.
• Ketika pemimpin terlibat konflik seharusnya berfikir
kritis tentang sejauh mana perhatian mereka terhadap
organisasi.Ini menjadi salah satu kunci untuk
menentukan strategi pengelolaan konflik.
• Dalam negosiasi, pemimpin perlu menentukan dan
mengidentifikasi isu yang pasti akan dinegosiasikan.
• Pemimpin seharusnya hati-hati menentukan apakah
sikap dalam negosiasi telah memenuhi standar norma
sebelum bernegosiasi.
• Pemimpin seharusnya tidak terlalu tertekan dalam
mempersiapkan sebuah negosiasi.
• Jika seorang pemimpin melibatkan pihak ketiga dalam
penanganan konflik mereka harus mengontrol proses
dan hasil dari perdebatan/diskusi.
Langkah – langkah penyelesaian Konflik
1. PENGKAJIAN
ANALISA SITUASI
ANALISA DAN MEMATIKAN ISU YG BERKEMBANG
MENYUSUN TUJUAN
2. IDENTIFIKASI
MENGELOLA PERASAAN
3. INTERVENSI
MASUK PD KONFLIK YG DIYAKINI DPT DISELESAIKAN DG
BAIK
MENYELEKASI METODE DLM PENYELESAIAN KONFLIK
BAB 12
Tujuan Motivasi
Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah
untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul
keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga
dapat memperoleh hasil atau tujuan tertentu (Purwanto,
2008). Tujuan-tujuan dari motivasi adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan moral dan kepuasan pekerja
2. Meningkatkan produktivitas
3. Mempertahankan kestabilan pekerja
4. Meningkatkan kedisiplinan
5. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik
6. Mempertinggi rasa tanggung jawab terhadap tugas
tugasnya
Teori Motivasi
Teori motivasi merupakan proses sebab
akibat bagaimana seseorang bekerja serta hasil
apa yang diperolehnya. Jika bekerja baik saat ini,
maka hasilnya akan diperoleh baik untuk hari
esok. Jadi hasil yang tercermin dalam bagaimana
proses kegiatan yang dilakukan seseorang.
a. Teori Tata Tingkat-Kebutuhan
1) Physiological needs (kebutuhan bersifat biologis). Merupakan suatu kebutuhan
yang sangat mendasar.
2) Safety needs (kebutuhan rasa aman). Merupakan kebutuhan untuk merasa aman
baik secara fisik maupun psikologis dari gangguan.
3) Social needs (kebutuhan-kebutuhan sosial). Manusia pada dasarnya adalah
makhluk sosial, sehingga mereka memiliki kebutuhan-kebutuhan sosial, sehingga
mereka mempunyai kebutuhan-kebutuhan sosial sebagai berikut:
a. Kebutuhan akan perasaan diterima oleh orang lain di mana ia hidup dan bekerja
b. Kebutuhan akan perasaan dihormati, karena setiap manusia merasa dirinya
penting
c. Kebutuhan untuk dapat berprestasi
d. Kebutuhan untuk ikut serta (sense of participation)
4) Esteem needs (kebutuhan akan harga diri).
Penghargaan meliputi faktor internal, sebagai
contoh, harga diri, kepercayaan diri, otonomi, dan
prestasi; dan faktor eksternal, sebagai contoh,
status, pengakuan, dan perhatian.
5) Self Actualization. Kebutuhan akan aktualisasi
diri, termasuk kemampuan berkembang,
kemampuan mencapai sesuatu, kemampuan
mencukupi diri sendiri.
b. Teori Eksistensi-Relasi-Pertumbuhan
1) Kebutuhan eksistensi (existence needs), merupakan
kebutuhan akan substansi material, seperti keinginan untuk
memperoleh makanan, air, perumahan, uang, mebel, dan
mobil.
2) Kebutuhan hubungan (relatedness needs), merupakan
kebutuhan untuk memelihara hubungan antarpribadi yang
penting.
3) Kebutuhan pertumbuhan (growth needs), merupakan
kebutuhan-kebutuhan yang dimiliki seseorang untuk
mengembangkan kecakapan mereka secara penuh.
c. Teori Motivasi Berprestasi
1. The need for achievement (nAch), yaitu
kebutuhan untuk berprestasi, untuk mencapai
sukses.
2. The need for power (nPow), kebutuhan untuk
dapat memerintah orang lain.
3. The need for affiliation (nAff), kebutuhan
akan kawan, hubungan akrab antar pribadi.
Menurut Mc Clelland (dalam As’ad, 2004) ketiga kebutuhan tersebut
munculnya sangat dipengaruhi oleh situasi yang sangat spesifik.
Apabila individu tersebut tingkah lakunya didorong oleh tiga
kebutuhan maka tingkah lakunya akan menampakkan ciri-ciri sebagai
berikut:
1. Tingkah laku individu yang didorong oleh kebutuhan berprestasi
yang tinggi akan nampak sebagai berikut:
- Berusaha melakukan sesuatu dengan cara-cara yang baru dan kreatif
- Mencari feed back (umpan balik) tentang perbuatannya
- Memilih resiko yang moderat (sedang) didalam perbuatannya.
Dengan Memilih resiko yang sedang berarti masih ada peluang
untuk berprestasi yang lebih tinggi
- Mengambil tanggung jawab pribadi atas perbuatan-perbuatannya
2. Tingkah laku individu yang didorong oleh untuk berkuasa yang tinggi akan
nampak sebagai berikut:
- Berusaha menolong orang lain walaupun pertolongan itu tidak diminta
- Sangat aktif dalam menentukan arah kegiatan dari organisasi di mana ia berada
- Sangat peka terhadap struktur pengaruh antar pribadi dari kelompok atau organisasi
3. Tingkah laku individu yang didorong oleh kebutuhan untuk bersahabat akan nampak
sebagai berikut:
a. Lebih memperhatikan segi hubungan pribadi yang ada dalam pekerjaannya,
daripada segi tugas-tugas yang ada pada pekerjaan itu
b. Melakukan pekerjaannya lebih efektif apabila bekerjasama bersama orang lain
dalam suasana yang lebih kooperatif
c. Mencari persetujuan atau kesepakatan dari orang lain
d. Lebih suka dengan orang lain daripada sendiri
d. Teori Keadilan (Equity Theory)
Teori keadilan mempunyai empat asumsi dasar sebagai berikut:
1. Orang berusaha menciptakan dan mempertahankan suatu kondisi
keadilan
2. Jika dirasakan adanya kondisi ketidakadilan, kondisi ini menimbulkan
ketegangan yang memotivasi orang untuk menguranginya atau
menghilangkannya
3. Makin besar persepsi ketidakadilannya, makin besar memotivasinya
untuk bertindak mengurangi kondisi ketegangan itu.
4. Orang akan mempersepsikan yang tidak menyenangkan (misalnya
menerima gaji yang terlalu sedikit) lebih cepat daripada ketidakadilan
yang menyenangkan (misalnya, mendapat gaji yang terlalu besar)
Prinsip teori ini adalah bahwa orang akan merasa puas atau tidak puas,
tergantung apakah ia merasakan adanya keadilan (equity) atau tidak atas suatu
situasi.
e. Kebutuhan akan aktualisasi diri (Self Actualization)
Kebutuhan seperti ini, antara lain kebutuhan
mempertinggi potensi – potensi dan ekspresi diri meliputi:
i. Dapat mengenal diri sendiri dengan baik (mengenal
dan memahami potensi diri)
ii. Belajar memenuhi kebutuhan diri sendiri
iii. Tidak emosional
iv. Mempunyai dedikasi yang tinggi, kreatif dan
mempunyai kepercayaan diri yang tinggi dan
sebagainya (Mubarak, 2007).
BAB 13
Tujuan
Menurut Jipp dan Sirass (1998) discharge
planning bertujuan untuk :
1. Menyiapkan klien secara fisik, psikologis dan
sosial.
2. Meningkatkan kemandirian klien saat
perawatan di rumah.
3. Meningkatkan perawatan yang berkelanjutan
pada klien.
• Keuntungan Discharge Planning
Keuntungan bagi pasien adalah:
a. Dapat memenuhi kebutuhan pasien
b. Merasakan bahwa dirinya adalah bagian dari
proses perawatan sebagai bagian yang aktif
dan bukan objek yang tidak berdaya.
c. Menyadari haknya untuk dipenuhi segala
kebutuhannya
• Keuntungan bagi perawat :
a. Merasakan bahwa keahliannya di terima dan
dapat di gunakan
b. Menerima informasi kunci setiap waktu
c. Memahami perannya dalam system
d. Dapat mengembangkan ketrampilan dalam
prosedur baru
Langkah-Langkah Persiapan Discharge
Planning:
1. Penentuan Length of Stay (LOS)
2. Penentuan Jadwal Jam Kepulangan Pasien
3. Pengaturan Jadwal Visit Dokter
4. Menyusun Pedoman Kriteria Masuk/Keluar Pasien
5. Discharge Lounge
6. Tim Multidisiplin
7. Tim Dokter Ruangan/Case Manager
8. Discharge Coordinator
9. Penentuan Hal-Hal Yang Harus Diselesaikan Pada
24 jam Sebelum Kepulangan
10. Program Aplikasi Bed Management
BAB 14
Ketidak efektifan dalam pendelegasian
Pendelegasian dalam praktik keperawatan
profesional sering ditemukan mengalami
masalah, dimana proses pendelegasian tidak
dilaksanakan secara efektif. Ketidakefektifan
atau kesalahan yang sering ditemukan dapat
dibedakan menjadi tiga hal, yaitu under
delegation, over delegation, dan improper-
delegation
• Pendelegasian yang terlalu sedikit
Manajer keperawatan sering beramsumsi bahwa jika mereka
melakukannya sendiri maka akan menjadi lebih baik dan lebih cepat
dari pada didelegasikan keorang lain. Keadaan ini berdampak terhadap
proses pendelegasian wewenang, dimana orang yang menerima tugas
hanya di berikan wewenang yang sangat terbatas dan sering terjadi
ketidakjelasan wewenang yg harus dilakukan, shg tugas tersebut tdk
dpt diselesaikan dgn baik.
Masalah lain adalah kekhawatiran seseorang bhw mereka tdk mampu
melakukan spt apa yg dilakukan staf/org yg didelegasikan, krn
tanggungjawab yg diberikan hanya sdkt dan sering merasa bosan,
malas, dan tdk efektif. Pendelegasian yg tepat akan dapat meningkatkan
kepuasan kerja dan meningkatkan hubungan yg kondusif antara
manajer dan staf
• Pendelegasian yang berlebihan
Pendelegasian yg berlebihan kepada staf, akan
berdampak terhadap penggunaan waktu yang
siaa. Hal ini disebabkan keterbatasan manajer
untuk memonitor dan menghabiskan waktu
dalam tugas organisasi. Staf akan merasa
terbebani dan sering ditemukan penyalahgunaan
wewenag yg diberikan.
• Pendelegasian yang tdk tepat
Pendelegasian menjadi tdk efektif bila diberikan
kepada orang yang tdk tepat karena lasan faktor
suka /tdk suka. Pedelegasian tersebut tdk akan
memperoleh hasil yg baik karena adanya
kecenderungan manajer menilai pekerjaan staf
berdasarkan unsur subjektivitas
Cara pendelegasian
1. Seleksi dan susun tugas
sediakan wkt yg cukup utk menyusun daftar
tugas-tugas yg hrs dilimpahkan scr rasional
dan dpt dilaksanakan oleh staf. Menyiapkan
laporan yg kontinu, menjawab setiap
pertanyaan, meyiapkan jadwal berurutan,
memesan alat-alat, presentasi pd komisi yg
bertanggung jawab, dan melaksanakan
asuhan keperawatan dan tugas teknis lainnya
2. Seleksi orang yang tepat
pilihlah org yg sesuai utk melaksanakan tugas
tsb berdasarkan kemmapuan dan persyaratan
lainnya. Tepat tidaknya anda memilih staf
bergantung dari kemapuan manajer mengenal
kinerja staf, kelebihan, lemahan, dan
perilakunya.
3. Berikan arahan dan motivasi kepada staff
salah satu kesalahan dalam pedelegasian adalah ketiadaan
arahan yg jelas. Lebih baik pendelegasian dilakukan scr
tertulis, ajarkan pula bagaimana melaksanakan tugas tsb.
Jika anda sdh siap utk memberikan pendelegasian, maka
anda hrs mampu menjawab pertanyaan-pertanya sbb:
a. Apakah saya sdh menjelaskan alasan
pendelegasian dan mengapa tugas ini penting
dilakukan
b. Apakah semua tugas sdh jelas dalam ingatan kita?
Hrskah saya menuliskan scr rinci
c. Jika jawabnya ya, dapatkah saya memberikan
instrusiksi dan prosedur scr rinci terhadap
tingkatan pemahaman staf
d. Apakah tugas yg dilimpakan dapat
memberikan staf kesempatan utk berkembang
dan memotivasi staf scr tepat
e. Apakah staf anda sdh mendapatkan latihan,
pengalaman, dan keterampilan yg diperlukan
dalam melaksanakan tugas tsb
4. Lakukan supervisi yg tepat
anda hrs bisa menentukan apa yg perlu disupervisi,
kapan dilakukan, dan bantuan apa yg dpt diberikan.
Supervisi merupakan hal yang penting dan
pelaksanaannya bergantung pd bagaimana staf
melihatnya
a. Over control . Kontrol yg berlebihan akan merusak
pendelegasian yg diberikan
b. Under kontrol. Kontrol yg kurang jg akan berdampak
buruk terhadap pendelegasian, dimana staf mjd tdk
produktif dlm melaksanakan tugas dan berdampak scr
signifikan terhadap hasil yg diharapkan
Tepat dan Waktu Pendelegasian
Dibawah ini merupakan tepat dan waktu pendelegasian
dapat dilaksanakan:
1. Tugas rutin
tugas rutin seperti wawancara lamaran pekerjaan,
tanggung jawab terhadap masalah-masalah yg kecil,
dan menyeleksi surat merupakan tugas biasa dan dpt
didilegasikan kepada staf
2. Tugas yg tdk mencukupi waktu
pendelegasian dpt dilaksanakan kepada tugas-tugas
tertentu krn manajer tdk mempunyai cukup waktu
untuk mengerjakannya.
3. Penyelesaian masalah
pendelegasian diberikan dgn tujuan memberikan
pengalaman/tantangan kepada staf utk
menyelesaikanya. Staf akan termotivasi apabila
mrk menerimanya sbg suatu tantangan
4. Peningkatan kemampuan
pendelegasianini bertujuan utk meningkatan
kemampuan staf dan tim. Dengan pengelolahan
yg sesuai, pendelegasian akan menjadikan suatu
latihan bagi satf utk belajar
5. Kapan pendelegasian tidak diperlukan.
tidak semua jenis tugas dapat didelegasiakan. Seorang
manajer harus berhati-hati dalam mendelegasikan jenis
tugas tertentu, yaitu :
a. Tugas yang terlalu teknis, misalnya jadwal staf
dan anggara yg merupakan tugas rutin
manajer, tetapi terlalu teknis dan perlu
keterampilan khusus utk dilaksanakan staf
b. Tugas yang berhubungan dengan kepercayaan
dan kerahasiaanm, misalnya kerahasian suatu
informasi dari institusi berhubungan dengan
terjadinya perselingkuhan staf
Keberhasilan Pendelegasian
Keberhasilan pendelegasian akan ditentukan
oleh faktor-faktor berikut:
1. Komunikasi yg jelas dan lengkap
2. Ketersediaan sumber dan sarana
3. Monitoring
4. Pelaopran kemajuan tugas limpah
Kegagalan Manajer dalam Pendelegasian
• Mereka pekerja keras atau prefeksionis
• Mereka tdk aman krn:
- mrk takut bhw delegasi akan gagal
- mrk takut bhw delegasi akan dikerjakan lebih baik
daripada dikerjakan sendiri
- mereka takut akan terjadi penumpukan pekerjaan
• Mereka tdk senang terhadap pendelegasiannya
• Mereka tdk berpikir bhw stafnya siap atau mengharapkan tugas
tersebut
• Mereka mempunyai pengalaman yg tdk menyenangkan terhaap
pendelegasian
• Mereka tdk mengetahui bagaimana delegasi dpt dilaksanakan.
Mangapa Staf Resistan
• Mereka berpikir tdk mempunyai kemampuan utk
mengerjakan
• Upaya pertama telah gagal
• Aktivitasnya mungkin tdk disetujui manajer
• Mereka berpikir tdk mempunyai cukup waktu
• Mereka tdk senang terhadap yg didelegasikan, tdk adanya
penghargaan.
• Mereka tdk mempunyai otonomi utk melksanakan
• Mereka kurang percaya diri/pesimis bhw supervisor akan
mendukungnya
• Mereka berpikir bhw akan dimanipulasi atau dikerjaain
atasannya
BAB 15
Pengertian Mutu
Kata “Mutu” berasal dari bahasa inggris,
“Quality” yang berarti kualitas. Dengan hal ini,
mutu berarti merupakan sebuah hal yang
berhubungan dengan gairah dan harga diri.
Sesuai keberadaannya, mutu dipandang sebagai
nilai tertinggi dari suatu produk atau jasa.
Menurut Crosby, mutu adalah sesuai yang
disyaratkan atau distandarkan (Conformance to
requirement), yaitu sesuai dengan standar mutu
yang telah ditentukan, baik inputnya, prosesnya
maupun outputnya.
Menurut Din Iso, 1986) mutu adalah totalitas
dari wujud serta ciri suatu barang atau jasa yang
di dalamnya terkandung pengertian rasa aman
atau pemenuhan kebutuhan para pengguna.
Pengertian mutu pelayanan kesehatan
• Menurut Azrul mutu pelayanan kesehatan adalah pelayanan
kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa
pelayanan yang sesuai dengan kepuasan rata-rata setara
penyelenggaraannya sesuai dgn standar dan kode etik
profesinya.Aswar
• Menurut Wijono 1996, mutu pelayanan kesehatan adalah
derajat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang sesuai
standar profesi dan standar pelayanan dengan mengunakan
potensi sumber daya yang tersedia di Rumah sakit atau
puskesmas secara wajar, efesien dan efektif serta diberikan
secara aman dan memuaskan sesuai norma, etika, hukum
dan sosial budaya dengan memperhatikan keterbatasan dan
kemampuan pemerintah serta masyarakat konsumen
Dimensi mutu layanan Kesehatan
Dimensi mutu layanan kesehatan menurut L.D.Brown dkk(1992)
adalah sbb;
• Dimensi kompetensi teknis.
Menyangkut ketrampilan, kemampuan,dan penampilan atau kinerja
pemberi layanan kesehatan.
• Dimensi keterjangkauan atau akses terhadap layanan kesehatan
Mempunyai arti bahwa layanan kesehatan harus dapat dicapai oleh
masyarakat,tidak terhalang oleh keadaan geografis,sosial. ekonomi
dan bahasa.
• Dimensi efektivitas layanan kesehatan
Mempunyai arti bahwa perawat harus mampu mengobati atau
mengurangi keluhan yang ada mencegah terjadinya penyakit, serta
berkembangnya penyakit yang ada
• Dimensi efisiensi layanan kesehatan
Layanan kesehatan yang efisiensi dapat melayani lebih banyak klien
atau masyarakat.
• Dimensi kesinambungan layanan kesehatan
Mepunyai arti bahwa klien harus dapt dilayani sesuai
kebutuhan,termasuk rujukan jika diperlukan tanpa mengurangi
prosedur diagnosis dan terapi yang tidak perlu.
• Dimensi keamanan
Layanan kesehatan itu harus aman dari resiko cidera, infeksi, efek
samping, atau bahaya lain yang muncul baik bagi klien, pemberi
layanan, maupaun masyarakat sekitarnya.
• Dimensi kenyamanan
Menyangkut kepuasan klien sehingga mendororng klien untuk
datang berobat kembalike tempat tersebut.
• Dimensi informasi
Layanan kesehatan yang bermutu harus mampu memberikan
informasi yang jelas tentang apa, siapa, kapan, dimana,dan
bagaimana layanan kesehatan itu akan dilaksanakan.
• Dimensi ketepatan waktu
Agar berhasil layanan kesehatan harus dilaksanakan dalam waktu
dan cara yang tepat,oleh pemberi pelayanan yang
tepat,menggunakan peralatan yang tepat,sreta dengan biaya yang
efisien (tepat).
• Dimensi hubungan antar manusia
Hubungan antar manusia yang baik akan menimbulkan kepercayaan
atau kredibilitas dengan cara saling menghargai, menjaga rahasia,
saling menghormati, responsif, memberi perhatian.
• lima dimensi mutu pokok yang dapat digunakan untuk
mengukur persepsi pelanggan tentang mutu pelayanan
kesehatan yang meliputi:
1. Reliability (Kehandalan), yaitu kemampuan untuk
memberikan pelayanan yang sesuai dengan janji yang
ditawarkan
2. Responsiveness (Daya tanggap), yaitu respon
atau kesigapan karyawan dalam membantu
pelanggan dan memberikan pelayanan yang cepat dan
tanggap, yang meliputi: kesigapan karyawan dalam
melayani pelanggan, kecepatan karyawan dalam
menangani transaksi dan penanganan keluhan
pelanggan / pasien.
3. Assurance (Keyakinan / Jaminan), meliputi kemampuan karyawan atas:
pengetahuan terhadap produk/jasa secara tepat, kualitas keramahtamahan,
perhatian dan kesopanan dalam memberikan
pelayanan, ketrampilan dalam memberikan informasi, kemampuan di
dalam memberikan keamanan di dalam memanfaatkan jasa yang
ditawarkan, dan kemampuan di dalam menanamkan kepercayaan
pelanggan terhadap perusahaan.
Dimensi jaminan ini merupakan gabungan dari dimensi:
a. Kompetensi, artinya ketrampilan dan pengetahuan yang dimiliki oleh
para karyawan untuk melakukan pelayanan
b. Kesopanan, yang meliputi keramahan, perhatian, dan sikap
para karyawan
c. Kredibilitas, meliputi hal-hal yang berhubungan dengan
kepercayaan kepada perusahaan, seperti reputasi, prestasi dsb
4. Emphaty (Empati), yaitu perhatian secara individual yang diberikan
perusahaan kepada pelanggan seperti kemudahan untuk menghubungi
perusahaan, kemampuan karyawan untuk berkomunikasi dengan
pelanggan dan usaha perusahaan untuk memahami keinginan dan
kebutuhan pelanggannya.
Dimensi emphaty ini merupakan penggabungan dari dimensi:
a. Akses, meliputi kemudahan untuk memanfaatkan jasa yang
ditawarkan
b. Komunikasi, merupakan kemampuan melakukan komunikasi
untuk menyampaikan informasi kepada pelanggan atau
memperoleh masukan dari pelanggan
c. Pemahaman kepada pelanggan, meliputi usaha perusahaan
untuk mengetahui dan memahami kebutuhan dan keinginan
pelanggan
5. Tangibles (Berwujud), meliputi penampilan
fasilitas fisik seperti gedung dan ruangan front
office, tersedianya tempat parkir, kebersihan,
kerapihan dan kenyamanan ruangan,
kelengkapan peralatan komunikasi dan
penampilan karyawan.
Monitoring Mutu
kepala ruangan perlu melakukan monitoring pekerjaannya secara
indiviudal dan monitoring ruangan secara keseluruhan
 Monotoring perawat secara individual meliputi:
• Kehadiran
• Waktu datang, waktu pulang
• Kepatuhan pada SOP
• Kepatuhan pada standar perilaku etis
• Kepatuhan pada standar praktek
• Keunggulan dalam pemberian asuhan keperawatan
• Keunggulan dalam dokumentasi asuhan keperawatan
• Kemampuan bekerjasama dengan perawat lain
• Pertumbuhan profesional
• kepemimpinan
 Monitoring ruangan secara keseluruhan meliputi :
• Sensus pasien
• Kejadian infeksi nasokomial (IN)
• Kejadian jatuh, dekubitus
• Perawat/tenaga lain yang cedera
• Hubungan dengan departemen lain
• Biaya berlebihan
• Kepatuhan perawat pada SOP
• Kepatuhan perawat pada standar praktek melalui
dokumentasi keperawatan
Tujuan SAK (standar asuhan keperawatan)
• Meningkatkan kualitas asuhan keperawatan
dengan memusatkan upaya dan meningkatkan
motivasi perawat terhadap pencapaian tujuan.
• Mengurangi biaya asuhan keperawatan dengan
mengurangi kegiatan perawat yang tidak penting
atau tidak tepat dengan kebutuhan pasien.
• Memberikan landasan untuk mengantisipasi suatu
hasil yang tidak memenuhi standar asuhan
keperawatan atas kelalaian petugas keperawatan.
Manfaat standar asuhan keperawatan
• Dalam praktek klinik, memberikan serangkaian
kondisi untuk mengevaluasi mutu asuhan
keperawatan dan juga merupakan alat pengukur
mutu penampilan kerja perawat yang sangat
diperlukan sebagai umpan balik dalam
meningkatkan penampilan kerja perawat.
• Dalam administrasi pelayanan keperawatan,
sangat penting dalam perencanaan pola
ketenagaan, program pengembangan staf dan
mengidentifikasi isi dari program pelatihan
• Dalam pendidikan keperawatan, standar sangat
membantu pendidikan keperawatan dalam
merencanakan kurikulum.
• Sebagai area riset dan penelitian keperawatan dengan
temuan yang dapat digunakan untuk memperbaiki dan
meningkatkan kualitas asuhan keperawatan.
• Dalam sistem pelayanan kesehatan secara umum,
perawat dapat menggunakan standar untuk
mengkomunikasikan inti asuhan keperawatan kepada
konsumen dan profesi kesehatan yang lain.
Asuhan keperawatan sesuai standar asuhan
keperawatan
Untuk meningkatkan mutu pemberian asuhan
keperawatan harus sesuai dengan standar praktek
yang sudah ditetapkan. Standar praktek yang
diacu saat ini adalah standar praktek yang
dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional
Indonesia (PPNI).
• Standar I : perawat mengumpulkan data tentang kesehatan
pasien
• Standar II : perawat menetapkan diagnosa keperawatan
• Standar III : perawat mengidentifikasi hasil yang
diharapkan untuk setiap pasien
• Standar IV : perawat mengembangkan rencana keperawatan
yang berisi rencana tindakan untuk mencapai hasil yang
diharapkan
• Standar V : perawat mengimplementasikan tindakan yang
sudah ditetapkan dalam rencana keperawatan
• Standar VI : perawat mengevaluasi perkembangan pasien
dalam mencapai hasil akhir yang sudah ditetapkan

More Related Content

What's hot

Metodologi penelitian powerpoint
Metodologi penelitian  powerpointMetodologi penelitian  powerpoint
Metodologi penelitian powerpointRobert Lakka
 
PKM M (PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT) INDONESIAN DIFABLEPRENEUR
PKM M (PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT) INDONESIAN DIFABLEPRENEURPKM M (PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT) INDONESIAN DIFABLEPRENEUR
PKM M (PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT) INDONESIAN DIFABLEPRENEURSansanikhs
 
Powerpoint komunikasi
Powerpoint komunikasiPowerpoint komunikasi
Powerpoint komunikasiconesti08com
 
Presentasi Hasil Penelitian (Karya Tulis IlmiaH)
Presentasi Hasil Penelitian (Karya Tulis IlmiaH)Presentasi Hasil Penelitian (Karya Tulis IlmiaH)
Presentasi Hasil Penelitian (Karya Tulis IlmiaH)Indah Widi
 
Ciri-ciri Teks Akademik
Ciri-ciri Teks AkademikCiri-ciri Teks Akademik
Ciri-ciri Teks AkademikUwes Chaeruman
 
Contoh proposal-usulan-penelitian-kuantitatif
Contoh proposal-usulan-penelitian-kuantitatifContoh proposal-usulan-penelitian-kuantitatif
Contoh proposal-usulan-penelitian-kuantitatifAndy Saiful Musthofa
 
Makalah komunikasi dalam organisasi (
Makalah komunikasi dalam organisasi (Makalah komunikasi dalam organisasi (
Makalah komunikasi dalam organisasi (Ikvheynha Awlya
 
Bab 4 faktor faktor penyebab korupsi
Bab 4 faktor faktor penyebab korupsiBab 4 faktor faktor penyebab korupsi
Bab 4 faktor faktor penyebab korupsinatal kristiono
 
Materi Kepemimpinan (leadership)
Materi Kepemimpinan (leadership)Materi Kepemimpinan (leadership)
Materi Kepemimpinan (leadership)Dery Muhammad Yusuf
 
Laporan tugas mata kuliah sumberdaya alamiah dan lingkungan
Laporan tugas mata kuliah sumberdaya alamiah dan lingkunganLaporan tugas mata kuliah sumberdaya alamiah dan lingkungan
Laporan tugas mata kuliah sumberdaya alamiah dan lingkunganfriska silalahi
 
Proposal usaha makanan
Proposal usaha makananProposal usaha makanan
Proposal usaha makanansohibikhsan
 
lembar pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel la...
lembar pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel la...lembar pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel la...
lembar pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel la...Google+
 
Contoh Instrumen penelitian
Contoh Instrumen penelitian Contoh Instrumen penelitian
Contoh Instrumen penelitian Suaidin -Dompu
 
Bab ii pancasila dalam arus sejarah bangsa indonesia
Bab ii pancasila dalam arus sejarah bangsa indonesiaBab ii pancasila dalam arus sejarah bangsa indonesia
Bab ii pancasila dalam arus sejarah bangsa indonesiaSyaiful Ahdan
 
METODE PEMBELAJARAN ROLEPLAY
METODE PEMBELAJARAN ROLEPLAYMETODE PEMBELAJARAN ROLEPLAY
METODE PEMBELAJARAN ROLEPLAYFAIQO DIYANA
 

What's hot (20)

Metodologi penelitian powerpoint
Metodologi penelitian  powerpointMetodologi penelitian  powerpoint
Metodologi penelitian powerpoint
 
Merumuskan tujuan penelitian
Merumuskan tujuan penelitianMerumuskan tujuan penelitian
Merumuskan tujuan penelitian
 
PKM M (PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT) INDONESIAN DIFABLEPRENEUR
PKM M (PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT) INDONESIAN DIFABLEPRENEURPKM M (PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT) INDONESIAN DIFABLEPRENEUR
PKM M (PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT) INDONESIAN DIFABLEPRENEUR
 
Powerpoint komunikasi
Powerpoint komunikasiPowerpoint komunikasi
Powerpoint komunikasi
 
Job desk seminar
Job desk seminarJob desk seminar
Job desk seminar
 
Public speaking
Public speakingPublic speaking
Public speaking
 
Presentasi Hasil Penelitian (Karya Tulis IlmiaH)
Presentasi Hasil Penelitian (Karya Tulis IlmiaH)Presentasi Hasil Penelitian (Karya Tulis IlmiaH)
Presentasi Hasil Penelitian (Karya Tulis IlmiaH)
 
Ciri-ciri Teks Akademik
Ciri-ciri Teks AkademikCiri-ciri Teks Akademik
Ciri-ciri Teks Akademik
 
Contoh proposal-usulan-penelitian-kuantitatif
Contoh proposal-usulan-penelitian-kuantitatifContoh proposal-usulan-penelitian-kuantitatif
Contoh proposal-usulan-penelitian-kuantitatif
 
Makalah komunikasi dalam organisasi (
Makalah komunikasi dalam organisasi (Makalah komunikasi dalam organisasi (
Makalah komunikasi dalam organisasi (
 
Bab 4 faktor faktor penyebab korupsi
Bab 4 faktor faktor penyebab korupsiBab 4 faktor faktor penyebab korupsi
Bab 4 faktor faktor penyebab korupsi
 
Materi Kepemimpinan (leadership)
Materi Kepemimpinan (leadership)Materi Kepemimpinan (leadership)
Materi Kepemimpinan (leadership)
 
Presentasi Jurnal
Presentasi JurnalPresentasi Jurnal
Presentasi Jurnal
 
Laporan tugas mata kuliah sumberdaya alamiah dan lingkungan
Laporan tugas mata kuliah sumberdaya alamiah dan lingkunganLaporan tugas mata kuliah sumberdaya alamiah dan lingkungan
Laporan tugas mata kuliah sumberdaya alamiah dan lingkungan
 
Proposal usaha makanan
Proposal usaha makananProposal usaha makanan
Proposal usaha makanan
 
Susunan acara seminar nasional
Susunan acara seminar nasionalSusunan acara seminar nasional
Susunan acara seminar nasional
 
lembar pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel la...
lembar pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel la...lembar pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel la...
lembar pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel la...
 
Contoh Instrumen penelitian
Contoh Instrumen penelitian Contoh Instrumen penelitian
Contoh Instrumen penelitian
 
Bab ii pancasila dalam arus sejarah bangsa indonesia
Bab ii pancasila dalam arus sejarah bangsa indonesiaBab ii pancasila dalam arus sejarah bangsa indonesia
Bab ii pancasila dalam arus sejarah bangsa indonesia
 
METODE PEMBELAJARAN ROLEPLAY
METODE PEMBELAJARAN ROLEPLAYMETODE PEMBELAJARAN ROLEPLAY
METODE PEMBELAJARAN ROLEPLAY
 

Viewers also liked

Human resources management
Human resources managementHuman resources management
Human resources managementmuhammad hamdi
 
Laporan observasi ke perusahaan
Laporan observasi ke perusahaanLaporan observasi ke perusahaan
Laporan observasi ke perusahaanMuhayan Al-Idris
 
Kata penganta100
Kata penganta100Kata penganta100
Kata penganta100hikmah1
 
Kripi Chandna-CV-Updated
Kripi Chandna-CV-UpdatedKripi Chandna-CV-Updated
Kripi Chandna-CV-UpdatedKripi Chandna
 
Tugas 1 MTK3
Tugas 1 MTK3Tugas 1 MTK3
Tugas 1 MTK3cinjy
 
Cover Letter Edit
Cover Letter EditCover Letter Edit
Cover Letter EditSarah Moug
 
AppleTree_2007Early_Learning_Public_Charter_School_-_condensed
AppleTree_2007Early_Learning_Public_Charter_School_-_condensedAppleTree_2007Early_Learning_Public_Charter_School_-_condensed
AppleTree_2007Early_Learning_Public_Charter_School_-_condensedMary Beth Levin
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1Riko Dio
 
ΣΕΒ, Μηνιαίο Δελτίο 13-2-2017
ΣΕΒ, Μηνιαίο Δελτίο 13-2-2017ΣΕΒ, Μηνιαίο Δελτίο 13-2-2017
ΣΕΒ, Μηνιαίο Δελτίο 13-2-2017Panayotis Sofianopoulos
 
ΣΕΒ - εβδομ. Δελτίο 08-12-16
ΣΕΒ - εβδομ. Δελτίο 08-12-16ΣΕΒ - εβδομ. Δελτίο 08-12-16
ΣΕΒ - εβδομ. Δελτίο 08-12-16Panayotis Sofianopoulos
 
Quintessentially%20Lifestyle%20Private%20Membership%20Brochure%202014
Quintessentially%20Lifestyle%20Private%20Membership%20Brochure%202014Quintessentially%20Lifestyle%20Private%20Membership%20Brochure%202014
Quintessentially%20Lifestyle%20Private%20Membership%20Brochure%202014Monica Angulo Pucheaux
 

Viewers also liked (19)

Human resource management (2)
Human resource management (2)Human resource management (2)
Human resource management (2)
 
Human resources management
Human resources managementHuman resources management
Human resources management
 
Laporan observasi ke perusahaan
Laporan observasi ke perusahaanLaporan observasi ke perusahaan
Laporan observasi ke perusahaan
 
Kata penganta100
Kata penganta100Kata penganta100
Kata penganta100
 
Kripi Chandna-CV-Updated
Kripi Chandna-CV-UpdatedKripi Chandna-CV-Updated
Kripi Chandna-CV-Updated
 
Tugas 1 MTK3
Tugas 1 MTK3Tugas 1 MTK3
Tugas 1 MTK3
 
Cover Letter Edit
Cover Letter EditCover Letter Edit
Cover Letter Edit
 
AppleTree_2007Early_Learning_Public_Charter_School_-_condensed
AppleTree_2007Early_Learning_Public_Charter_School_-_condensedAppleTree_2007Early_Learning_Public_Charter_School_-_condensed
AppleTree_2007Early_Learning_Public_Charter_School_-_condensed
 
Friday out
Friday outFriday out
Friday out
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
amit
amitamit
amit
 
ΣΕΒ, Μηνιαίο Δελτίο 13-2-2017
ΣΕΒ, Μηνιαίο Δελτίο 13-2-2017ΣΕΒ, Μηνιαίο Δελτίο 13-2-2017
ΣΕΒ, Μηνιαίο Δελτίο 13-2-2017
 
ΣΕΒ - εβδομ. Δελτίο 08-12-16
ΣΕΒ - εβδομ. Δελτίο 08-12-16ΣΕΒ - εβδομ. Δελτίο 08-12-16
ΣΕΒ - εβδομ. Δελτίο 08-12-16
 
ΣΕΒ, Εβδομαδιαίο 2-2-2017
ΣΕΒ, Εβδομαδιαίο 2-2-2017ΣΕΒ, Εβδομαδιαίο 2-2-2017
ΣΕΒ, Εβδομαδιαίο 2-2-2017
 
ΣΕΒ-01.12.2017
ΣΕΒ-01.12.2017ΣΕΒ-01.12.2017
ΣΕΒ-01.12.2017
 
ΠΟΛ.1189/16
ΠΟΛ.1189/16ΠΟΛ.1189/16
ΠΟΛ.1189/16
 
Quintessentially%20Lifestyle%20Private%20Membership%20Brochure%202014
Quintessentially%20Lifestyle%20Private%20Membership%20Brochure%202014Quintessentially%20Lifestyle%20Private%20Membership%20Brochure%202014
Quintessentially%20Lifestyle%20Private%20Membership%20Brochure%202014
 
ЕкоМапа
ЕкоМапаЕкоМапа
ЕкоМапа
 
Banach Tarski
Banach TarskiBanach Tarski
Banach Tarski
 

Similar to Kepemimpinan

Manajemen Pelayanan Kebidanan Bu Lulu.pptx
Manajemen Pelayanan Kebidanan Bu Lulu.pptxManajemen Pelayanan Kebidanan Bu Lulu.pptx
Manajemen Pelayanan Kebidanan Bu Lulu.pptxFujiElisa
 
Ronde_Keperawatan.pptx
Ronde_Keperawatan.pptxRonde_Keperawatan.pptx
Ronde_Keperawatan.pptxssuser455e471
 
Modul 3 4 - Persepsi dan Stress di Tempat Kerja Motivasi Teori dan Penerapa...
Modul 3  4 - Persepsi dan Stress di Tempat Kerja  Motivasi Teori dan Penerapa...Modul 3  4 - Persepsi dan Stress di Tempat Kerja  Motivasi Teori dan Penerapa...
Modul 3 4 - Persepsi dan Stress di Tempat Kerja Motivasi Teori dan Penerapa...ssuserf17134
 
Fungsi actuating dalam manajemen keperawatan
Fungsi actuating dalam manajemen keperawatanFungsi actuating dalam manajemen keperawatan
Fungsi actuating dalam manajemen keperawatanArief Yanto
 
Organisasi membangunkan tenaga kerja yang beretika dan bermotivasi tinggi
Organisasi membangunkan tenaga kerja yang beretika dan bermotivasi tinggiOrganisasi membangunkan tenaga kerja yang beretika dan bermotivasi tinggi
Organisasi membangunkan tenaga kerja yang beretika dan bermotivasi tinggiCik Lelalalora
 
PENGENALAN KEPADA PENGURUSAN
PENGENALAN KEPADA PENGURUSANPENGENALAN KEPADA PENGURUSAN
PENGENALAN KEPADA PENGURUSANCkg Nizam
 
Bab i evaluasi keperawatan
Bab i evaluasi keperawatanBab i evaluasi keperawatan
Bab i evaluasi keperawatanArya Ningrat
 
tqm-170228120911 (2).pptx
tqm-170228120911 (2).pptxtqm-170228120911 (2).pptx
tqm-170228120911 (2).pptxdrnf
 
Manajemen dalam keperawatan posted by
Manajemen dalam keperawatan posted byManajemen dalam keperawatan posted by
Manajemen dalam keperawatan posted byAndWar Syoehada'
 
Pengajian perniagaan tajuk 2
Pengajian perniagaan tajuk 2Pengajian perniagaan tajuk 2
Pengajian perniagaan tajuk 2umi yukay
 
Menginisiasi Manajemen Perubahan _Training "STRATEGIC THINKING"
Menginisiasi Manajemen Perubahan _Training "STRATEGIC THINKING"Menginisiasi Manajemen Perubahan _Training "STRATEGIC THINKING"
Menginisiasi Manajemen Perubahan _Training "STRATEGIC THINKING"Kanaidi ken
 
Kepemimpinan konsep kebidanan
Kepemimpinan konsep kebidananKepemimpinan konsep kebidanan
Kepemimpinan konsep kebidanannessimeilan
 
RESEARCH METHODOLOGY.docx assigment sigment
RESEARCH METHODOLOGY.docx assigment   sigmentRESEARCH METHODOLOGY.docx assigment   sigment
RESEARCH METHODOLOGY.docx assigment sigmentKarpagavalliJaganath
 
5. DUKUNGAN TKM KOMITMEN KEPEMIMPINAN BUDAYA.pptx
5. DUKUNGAN TKM KOMITMEN KEPEMIMPINAN BUDAYA.pptx5. DUKUNGAN TKM KOMITMEN KEPEMIMPINAN BUDAYA.pptx
5. DUKUNGAN TKM KOMITMEN KEPEMIMPINAN BUDAYA.pptxPuskesmasBinakal
 
5. DUKUNGAN TKM KOMITMEN KEPEMIMPINAN BUDAYA.pdf
5. DUKUNGAN TKM KOMITMEN KEPEMIMPINAN BUDAYA.pdf5. DUKUNGAN TKM KOMITMEN KEPEMIMPINAN BUDAYA.pdf
5. DUKUNGAN TKM KOMITMEN KEPEMIMPINAN BUDAYA.pdfYuNiAgnesLubis1
 
Leardership presentation
Leardership presentationLeardership presentation
Leardership presentationsuhasni dollah
 

Similar to Kepemimpinan (20)

Manajemen Pelayanan Kebidanan Bu Lulu.pptx
Manajemen Pelayanan Kebidanan Bu Lulu.pptxManajemen Pelayanan Kebidanan Bu Lulu.pptx
Manajemen Pelayanan Kebidanan Bu Lulu.pptx
 
Ronde_Keperawatan.pptx
Ronde_Keperawatan.pptxRonde_Keperawatan.pptx
Ronde_Keperawatan.pptx
 
Modul 3 4 - Persepsi dan Stress di Tempat Kerja Motivasi Teori dan Penerapa...
Modul 3  4 - Persepsi dan Stress di Tempat Kerja  Motivasi Teori dan Penerapa...Modul 3  4 - Persepsi dan Stress di Tempat Kerja  Motivasi Teori dan Penerapa...
Modul 3 4 - Persepsi dan Stress di Tempat Kerja Motivasi Teori dan Penerapa...
 
Fungsi actuating dalam manajemen keperawatan
Fungsi actuating dalam manajemen keperawatanFungsi actuating dalam manajemen keperawatan
Fungsi actuating dalam manajemen keperawatan
 
Organisasi membangunkan tenaga kerja yang beretika dan bermotivasi tinggi
Organisasi membangunkan tenaga kerja yang beretika dan bermotivasi tinggiOrganisasi membangunkan tenaga kerja yang beretika dan bermotivasi tinggi
Organisasi membangunkan tenaga kerja yang beretika dan bermotivasi tinggi
 
Supervisi AKPER PEMKAB MUNA
Supervisi AKPER PEMKAB MUNA Supervisi AKPER PEMKAB MUNA
Supervisi AKPER PEMKAB MUNA
 
Supervisi rangki AKPER PEMKAB MUNA
Supervisi rangki AKPER PEMKAB MUNA Supervisi rangki AKPER PEMKAB MUNA
Supervisi rangki AKPER PEMKAB MUNA
 
PENGENALAN KEPADA PENGURUSAN
PENGENALAN KEPADA PENGURUSANPENGENALAN KEPADA PENGURUSAN
PENGENALAN KEPADA PENGURUSAN
 
Bab i evaluasi keperawatan
Bab i evaluasi keperawatanBab i evaluasi keperawatan
Bab i evaluasi keperawatan
 
tqm-170228120911 (2).pptx
tqm-170228120911 (2).pptxtqm-170228120911 (2).pptx
tqm-170228120911 (2).pptx
 
Manajemen dalam keperawatan posted by
Manajemen dalam keperawatan posted byManajemen dalam keperawatan posted by
Manajemen dalam keperawatan posted by
 
Pengajian perniagaan tajuk 2
Pengajian perniagaan tajuk 2Pengajian perniagaan tajuk 2
Pengajian perniagaan tajuk 2
 
Menginisiasi Manajemen Perubahan _Training "STRATEGIC THINKING"
Menginisiasi Manajemen Perubahan _Training "STRATEGIC THINKING"Menginisiasi Manajemen Perubahan _Training "STRATEGIC THINKING"
Menginisiasi Manajemen Perubahan _Training "STRATEGIC THINKING"
 
Kepemimpinan konsep kebidanan
Kepemimpinan konsep kebidananKepemimpinan konsep kebidanan
Kepemimpinan konsep kebidanan
 
RESEARCH METHODOLOGY.docx assigment sigment
RESEARCH METHODOLOGY.docx assigment   sigmentRESEARCH METHODOLOGY.docx assigment   sigment
RESEARCH METHODOLOGY.docx assigment sigment
 
5. DUKUNGAN TKM KOMITMEN KEPEMIMPINAN BUDAYA.pptx
5. DUKUNGAN TKM KOMITMEN KEPEMIMPINAN BUDAYA.pptx5. DUKUNGAN TKM KOMITMEN KEPEMIMPINAN BUDAYA.pptx
5. DUKUNGAN TKM KOMITMEN KEPEMIMPINAN BUDAYA.pptx
 
5. DUKUNGAN TKM KOMITMEN KEPEMIMPINAN BUDAYA.pdf
5. DUKUNGAN TKM KOMITMEN KEPEMIMPINAN BUDAYA.pdf5. DUKUNGAN TKM KOMITMEN KEPEMIMPINAN BUDAYA.pdf
5. DUKUNGAN TKM KOMITMEN KEPEMIMPINAN BUDAYA.pdf
 
Supervisi rangki
Supervisi rangkiSupervisi rangki
Supervisi rangki
 
Supervisi AKPER PEMKAB MUNA
Supervisi AKPER PEMKAB MUNA Supervisi AKPER PEMKAB MUNA
Supervisi AKPER PEMKAB MUNA
 
Leardership presentation
Leardership presentationLeardership presentation
Leardership presentation
 

Recently uploaded

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptxfurqanridha
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfsubki124
 
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxAksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxTekiMulyani
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...luqmanhakimkhairudin
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfUAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfssuser29a952
 
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa  PemrogramanMateri Bab 6 Algoritma dan bahasa  Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa PemrogramanSaeranSaeran1
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxrani414352
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppthidayatn24
 
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatankonsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatanSuzanDwiPutra
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxdedyfirgiawan
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanAyuApriliyanti6
 
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfSurat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfEirinELS
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptpalagoro17
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptxKegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptxWulanEnggarAnaskaPut
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
 
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxAksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfUAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
 
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa  PemrogramanMateri Bab 6 Algoritma dan bahasa  Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa Pemrograman
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
 
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatankonsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfSurat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptxKegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
 

Kepemimpinan

  • 1. TEORI KEPEMIMPINAN 1. Teori Bakat Teori bakat ini adalah teori klasik dari kepemimp inan. Di sini di sebutkan bahwa seorang pemimpin dilahirkan, artinya bakat – bakat tertentu yang di perlukan seseorang untuk menjadi pemimpin diperolehnya sejak lahir. Kemampuan seorang pemimpin di tentukan oleh bakat, intelegensi, stabilitas emosi dan kebugaran fisik
  • 2. 2. Teori Situasi Teori ini muncul sebagai hasil pengamatan, dimana seseorang sekalipun bukan keturunan pemimpin, ternyata dapat pula menajdi pemimpin yang baik. Hasil pengamatan tersebut menyimpulkan bahwa orang biasa yang jadi pemimpin tersebut karena adanya situasi yang menguntungkan dirinya, sehingga ia memiliki kesempatan untuk muncul sebagai pemimpin.
  • 3. 3. Teori Ekologi Sekalipun teori situasi kini banyak dianut, dan karena itu masalah kepemimpinan banyak menjadi bahan studi, namun dalam kehidupan sehari - hari sering ditemukan adanya seorang yang setelah berhasil dibentuk menjadi pemimpin, ternyata tidak memiliki kepemimpinan yang baik. Hasil pengamatan yang seperti ini melahirkan teori ekologi, yang menyebutkan bahwa seseorang memang dapat dibentuk untuk menjadi pemimpin, tetapi untuk menjadi pemimpin yang baik memang ada bakat – bakat tertentu yang terdapat pada diri seseorang yang di peroleh dari alam.
  • 4. GAYA KEPEMIMPINAN • Gaya Kepemimpinan Otokratis Gaya kepemimpinan otokratis adalah gaya kepemimpinan yang menggunakan kekuatan jabatan dan kekuatan pribadi secara otoriter. • Gaya Kepemimpinan Demokratis Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya seorang pemimpin yang menghargai karakteristik dan kemampuan yang dimiliki oleh setiap anggota organisasi
  • 5. • Gaya Kepemimpinan Partisipasif Gaya kepemimpinan partisipasif adalah gabungan bersama antara gaya kepemimpinan dan demokratis dengan cara mengajukan masalah dan mengusulkan tindakan pemecahannya kemudian mengundang kritikan, usul dan saran bawahan. • Gaya Kepemimpinan Laisses Faire Dapat diartikan sebagai gaya “membiarkan” bawahan melakukan sendiri apa yang ingin dilakukannya
  • 6. PERAN DAN FUNGSI PEMIMPIN • Bersikap adil (arbitrating) Dalam kehidupan organisasi apapun, rasa kebersamaan diantara para anggotanya adalah mutlak. • Memberikan sugesti (suggesting) Sugesti bisa disebut saran atau anjuran • Mendukung tercapainya tujuan (supplying objectives) Tercapainya tujuan organisasi tidak terjadi secara otomatis, melainkan harus didukung oleh berbagai sumber
  • 7. • Katalisator (catalysing) Dalam dunia kepemimpinan, seorang pemimpin dikatakan berperan sebagai seorang katalisator apabila pemimpin tersebut berperan selalu meningkatkan penggunaan segala sumberdaya manusia yang ada, berusaha memberikan reaksi yang memberikan semangat dan daya kerja cepat dan semaksimal mungkin, serta selalu tampil sebagai pelopor dan pembawa perubahan
  • 8. • Menciptakan rasa aman (providing security) Setiap pemimpin berkewajiban menciptakan rasa aman bagi para bawahannya. • Sebagai wakil organisasi (representing) Setiap bawahan yang bekerja pada unit organisasi apapun selalu memandang atasan atau pemimpinnya mempunyai peranan dalam segala bidang kegiatan, lebih-lebih kepemimpinan yang menganut prinsip “keteladanan atau panutan”.
  • 9. • Sumber inspirasi (inspiring) Seorang pemimpin pada hakekatnya adalah sumber semangat bagi para bawahannya. • Bersikap menghargai (praising) Setiap orang pada dasarnya menghendaki adanya pengakuan dan penghargaan dari orang lain
  • 10. KRITERIA PEMIMPIN YANG BAIK Seorang pemimpin harus memiliki pengetahuan umum yang luas, semakin tinggi kedudukan seseorang dalam hirarki kepemimpinan organisasi, ia semakin dituntut untuk mampu berpikir dan bertindak secara generalis.
  • 11. BAB 6
  • 12. ORIENTASI PEGAWAI BARU • PENGERTIAN ORIENTASI 1. Menurut Cascio dalam Sedarmayanti (2010:114), orientasi adalah pengakraban dan penyesuaian dengan situasi atau lingkungan 2. Menurut Decenzo & Robbins dalam Sedarmayanti (2010:114), orientasi adalah aktivitas yang melibatkan pengenalan karyawan baru kepada organisasi dan unit kerja mereka 3. Menurut Wether & Davis dalam Sedarmayanti (2010:114), orientasi adalah mengakrabkan karyawan dengan peran, organisasi, kebijakan organisasi, dan karyawan lain
  • 13. Tujuan Orientasi Tujuan orientasi menurut R. E. Smith dalam Marwansyah, (2010:143) sebagai berikut • Pengenalan organisasi atau perusahaan. • Penyampaian kebijakan dan praktik-praktik yang penting. • Penyampaian informasi tentang benefits danservices. • Pendaftaran program benefit. • Pengisian dokumen-dokumen kepegawaian. • Penyampaian informasi tentang harapan-harapan manjemen. • Penetapan harapan-harapan atau tujuan karyawan. • Pengenalan rekan-rekan kerja. • Pengenalan fasilitas kerja. • Pengenalan tugas-tugas/pekerjaan
  • 14. Teknik-teknik Orientasi • Program orientasi dan sosialisasi Program orientasi ini berawal dari perkenalan singkat secara informal sampai pada program-program formal dengan waktu yang lebih panjang. Dalam program formal, karyawan baru biasanya diberi buku pegangan atau bahan cetakan yang berisi jam kerja, peninjauan prestasi, cara pembayaan gaji, liburan dan penggunaan fasilitas serta pedoman dan peraturan perusahaan lainnya. Aktivitas ini biasanya dilakukan oleh supervisor si karyawan baru dan departemen personalia.
  • 15. • Peninjauan pekerjaan secara realistis Aktivitas ini bertujuan untuk menunjukkan cakupan pekerjaan yang sebenarnya kepada calon karyawan.Cara ini efektif untuk memperkecil kejutan realitas
  • 16. • Pembinaan budaya organisasi Budaya organisasi dapat diartikan sebagai sikap dan persepsi yang dimiliki karyawan pada umumnya dalam suatu perusahaan tempat mereka berkerja. Dengan kata lain para karyawan menangkap isyarat tentang perusahaan mereka misalnya sejauh mana mereka dinilai secara adil atau sejauh mana hubungan persahabatan yang diperlihatkan oleh pimpinan mereka
  • 17. • Pereratan hubungan antar-karyawan Cara lain untuk membantu proses sosialisasi karyawan baru adalah dengan mempererat hubungan antar mereka dan dengan teman kerja baru atau dengan para supervisor mereka, yang bertindak sebagai mentor. Sebagai contoh beberapa perusahaan mendukung adanya program- program formal. Seperti sistem sahabat dimana karyawan yang ditugasi sebagai mentor memberi training khusus dan bertindak sebagai pemandu bagi pendatang baru
  • 18. Orientasi mengambil andil dalam mengurangi turn over karyawan. Keuntungan yang diperoleh oleh karyawan adalah: • Pemahaman yang lebih baik terhadap ekspektasi perusahaan dari mereka dan kinerja mereka. • Membantu karyawan untuk mengerti nilai dari posisi mereka dalam perusahaan; membantu membangun kepercayaan diri. • Para karyawan menaydari bahwa mereka sangat penting bagi operasional perusahaan. • Memberikan gambaran awal terhadap pekerjaan mereka dan perusahaan. • Menetapkan komitmen awal untuk menjadi bagian dari tim. • Membangun fondasi penting dari motivasi karyawan
  • 19. Tujuan ORIENTASI PASIEN BARU • Menghilangkan kebingungan • Memberikan gambaran ringkas tentang ruang perawatan • Memberikan pemahaman tentang hal-hal apa saja yang mesti mereka lakukan
  • 20. Peran Perwat Dalam Penerimaan Pasien Baru • Kepala Ruangan 1. Menerima pasien baru 2. Memeriksa kelengkapan yang diperlukan untuk persiapan pasien baru • Perawat Primer 1. Menyiapkan lembar penerimaan pasien baru 2. Menandatangani lembar penerimaan pasien baru 3. Mengorientasikan pasien ke ruangan 4. Memberi penjelasan tentang perawat dan dokter yang bertanggung jawab 5. Mendelegasikan pengkajian dan pemeriksaan fisik pada pasien baru kepada perawat asociate 6. Mendokumentasikan penerimaan pasien baru
  • 21. • Perawat Associate 1. Membantu PP dalam pelaksanaan penerimaan pasien baru, pengkajian dan pemeriksaan fisik pada pasien baru.
  • 22. BAB 7
  • 23. Tujuan Overan • Menyampaikan masalah, kondisi, dan keadaan klien (data fokus). • Menyampaikan hal hal yang sudah atau belum dilakukan dalam asuhan keperawatan kepada klien. • Menyampaikan hal-hal penting yang perlu segera ditindaklanjuti oleh dinas berikutnya. • Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya
  • 24. Manfaat Bagi Perawat • Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat • Menjalin suatu hubungan kerjasama dan bertanggungjawab antar perawat • Perawat dapat mengikuti perkembangan klien secara paripurna • Peningkatan pemahaman pelaksanaan timbang terima pasien • Terhindar dari kekeliruan pemberian tindakan keperawatan • Menimbulkan rasa aman • Meningkatkan percaya diri/bangga
  • 25. Manfaat bagi pasien • Klien dapat menyampaikan masalahnya secara langsung bila ada yang belum terungkap.
  • 26. Hal-hal yang harus dilaporkan dlm Overan • Identitas pasien.(nama,umur,kamar,no.bed) • Diagnosa medis pesien. • Dokter yang menangani. • Kondisi umum pasien saat ini. • Masalah keperawatan. • Intervensi yang sudah dilakukan. • Intervensi yang belum dilakukan. • Tindakan kolaborasi. • Tanda tangan dan nama yang jelas.
  • 27. Hal-hal yang perlu diperhatikan • Dilaksanakan tepat pada saat pergantian shift.. • Dipimpin oleh kepala ruangan atau penanggung jawab atau penanggung • Diikuti oleh semua perawat yang telah dan yang akan dinas • Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematis, dan menggambarkankondisi pasien saat ini serta menjaga kerahasiaan pasien. • Timbang terima harus berorientasi pada permasalahan pasien. • Pada saat timbang terima di kamar pasien, menggunakan volume yang cukup sehingga pasien di sebelahnya tidak mendengar sesuatu yang rahasia bagi klien. Sesuatu yang dianggap rahasia sebaiknya tidak dibicarakan secara langsung di dekat klien • Sesuatu yang mungkin membuat pasien terkejut dan shock sebaiknya dibicarakan di nurse station
  • 28. BAB 8
  • 29. Tujuan supervisi 1. Mengorganisasikan staf dan pelaksanan keperawatan 2. Melatih staf dan pelaksana keperawatan 3. Memberikan arahan dalam pelaksanaan tugasnya agar menyadari dan mengerti terhadap peran, fungsi sebagai staf dan pelaksana asuhan keperawatan. 4. Memberikan layanan kemampuan staf dan pelaksana keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan.
  • 30. Fungsi Supervisi Keperawatan • Mengatur dan mengorganisir proses pemberian pelayanan keperawatan yang menyangkut pelaksanaan kebijakan pelayanan keperawatan tentang standar asuhan yang telah disepakati. • Menilai dalam memperbaiki factor-factor yang mempengaruhi proses pemberian pelayanan asuhan keperawatan. • Mengkoordinasikan, menstimuli, dan mendorong ke arah peningkatan kualitas asuhan keperawatan. • Membantu (assisting), memberi support (supporting) dan mangajak untuk diikutsertakan (sharing).
  • 31. Teknik Supervisi 1. Proses supervisi keperawatan terdiri dari 3 elemen kelompok, yaitu : • Mengacu pada standar asuhan keperawatan. • Fakta pelaksanaan praktek keperawatan sebagai pembanding untuk menetapkan pencapaian. • Tindak lanjut dalam upaya memperbaiki dan mempertahankan kualitas asuhan. 2. Area Supervisi. • Pengetahuan dan pengertian tentang klien. • Ketrampilan yang dilakukan disesuaikan dengan standar. • Sikap penghargaan terhadap pekerjaan misalnya kejujuran, empati
  • 32. 3. Cara Supervisi Supervisi dapat dilakukan melalui dua cara, Yaitu: • Langsung : Supervisi dilakukan secara langsung pada kegiatan yang sedang berlangsung, dimana supervisor dapat terlibat dalam kegiatan, feed back dan perbaikan. • Supervisi secara tidak langsung : Supervisi dilakukan melalui laporan baik tertulis maupun lisan. Supervisor tidak melihat langsung apa yang terjadi dilapangan sehingga mungkin terjadi kesenjangan fakta. Umpan balik dapat diberikan secara tertulis.
  • 33. BAB 9
  • 34. Tujuan Ronde Keperawatan Tujuan ronde keperawatan bagi perawat menurut Armola et al. (2010) adalah: • Melihat kemampuan staf dalam managemen pasien • Mendukung pengembangan profesional dan peluang pertumbuhan • Meningkatkan pengetahuan perawat dengan menyajikan dalam format studi kasus
  • 35. • Menyediakan kesempatan pada staf perawat untuk belajar meningkatkan penilaian keterampilan klinis • Membangun kerjasama dan rasa hormat, serta • Meningkatkan retensi perawat berpengalaman dan mempromosikan kebanggaan dalam profesi keperawatan
  • 36. Tujuan pelaksanaan ronde keperawatan bagi pasien, yaitu: • Untuk mengamati kondisi fisik dan mental pasien dan kemajuan hari ke hari • Untuk membuat pengamatan khusus bagi pasien dan memberikan laporan kepada dokter mengenai, misal: luka, drainasi, perdarahan, dsb. • Untuk memperkenalkan pasien ke petugas dan sebaliknya • Untuk melaksanakan rencana yang dibuat untuk perawatan pasien
  • 37. • Untuk mengevaluasi hasil pengobatan dan kepuasan pasien • Untuk memastikan bahwa langkah-langkah keamanan yang diberikan kepada pasien • Untuk memeriksakan kondisi pasien sehingga dapat dicegah, seperti ulcus decubitus, foot drop, dsb • Untuk membandingkan manifestasi klinis penyakit pada pasien sehingga perawat memperoleh wawasan yang lebih baik • Untuk memodifikasi tindakan keperawatan yang diberikan
  • 38. TAHAPAN RONDE KEPERAWATAN • Pre-rounds, meliputi: preparation (persiapan), planning (perencanaan), orientation (orientasi). • Rounds, meliputi: introduction (pendahuluan), interaction (interaksi), observation (pengamatan), instruction (pengajaran), summarizing (kesimpulan). • Post-rounds, meliputi: debriefing (tanya jawab), feedback (saran), reflection (refleksi), preparation (persiapan).
  • 39. KOMPONEN TERLIBAT DALAM RONDE KEPERAWATAN Komponen yang terlibat dalam kegiatan ronde keperawatan ini adalah perawat primer dan perawat konselor, kepala ruangan, perawat associate, yang perlu juga melibatkan seluruh anggota tim kesehatan lainnya.
  • 41. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja 1. Faktor Internal Faktor yang berhubungan dengan kecerdasan, keterampilan, kestabilan emosi, sifat–sifat seseorang, meliputi sikap, sifat–sifat kepribadian, sifat fisik, keinginan atau motivasi, umur, jenis kelamin, pendidikan, pengalaman kerja, latar belakang budaya dan variabel-variabel personal lainnya.
  • 42. 2. Faktor Eksternal Faktor–faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan yang berasal dari lingkungan, meliputi peraturan ketenagakerjaan, keinginan pelanggan, pesaing, kondisi ekonomi, kebijakan organisasi, kepemimpinan, tindakan–tindakan rekan kerja jenis latihan dan pengawasan, sistem upah dan lingkungan sosial.
  • 43. Standar Penilaian Kinerja • Standar pelayanan keperawatan adalah pernyataan deskriptif mengenai kualitas pelayanan yang diinginkan untuk menilai pelayanan keperawatan yang telah diberikan pada pasien. • Tujuan standar keperawatan adalah meningkatkan kualitas asuhan keperawatan, mengurangi biaya asuhan keperawatan, dan melindungi perawat dari kelalaian dalam melaksanakan tugas dan melindungi pasien dari tindakan yang tidak terapeutik.
  • 44. Model dan Metode Penilaian Kinerja 1. Penilaian Sendiri • Digunakan pada bidang sumber daya manusia seperti: penilaian, kinerja, penilaian kebutuhan pelatihan, analisa peringkat jabatan, perilaku kepemimpinan dan lainnya. • Dipengaruhi oleh sejumlah faktor kepribadian, pengalaman, pengetahuan dan sosio demografi seperti suku dan kependidikan. Dengan demikian tingkat kematangan personal dalam menilai hasil karya menjadi hal yang patut diperhatikan.
  • 45. 2. Penilaian Atasan • Pada organisasai pada kematangan tingkat majemuk, personal biasanya dinilai oleh manajer yang tingkatnya lebih tinggi, penilaian ini yang termasuk dilakukan oleh supervisor atau atasan langsung.
  • 46. 3. Penilaian Mitra • Lebih cocok digunakan pada kelompok kerja yang mempunyai otonomi yang cukup tinggi. • Dilakukan oleh seluruh anggota kerja kelompok dan umpan balik untuk personal yang dinilai yang dilakukan oleh komite kerja dan bukan oleh supervisor. • Biasanya lebih ditujukan untuk pengembangan personal dibandingkan untuk evaluasi.
  • 47. 4. Penilaian Bawahan • Penilaian bawahan terhadap kinerja personal terutama dilakukan dengan tujuan untuk pengembangan dan umpan balik personal. • Bila penilaian ini digunakan untuk administratif dan evaluasi, menetapkan gaji dan promosi maka penggunaan penilaian ini kurang mendapat dukungan, program penilaian bawahan terhadap manajer dalam rangka perencanaan dan penilaian kinerja manajer.
  • 48. Metode Penilaian Prestasi A. Metode yang berorientasi pada masa lalu. • Rating Scale: Pengukuran dilakukan berdasarkan skala prestasi (kuantitatif dan kualitatif) yang sudah baku. • Checklist: Metode ini memerlukan penilaian untuk menyeleksi pernyataan yang menjelaskan karakteristik karyawan. • Critical Incident Method: pengukuran dilakukan berdasarkan catatan aktivitas seorang karyawan dalam periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam perilaku positif dan negatif.
  • 49. • Field Review Method: Pengukuran dilakukan dengan langsung meninjau lapangan. • Performance Test and Observation: Penilaian prestasi kerja dapat dilaksanakan didasarkan pada suatu test keahlian. • Comparative Evaluation Approach: Pengukuran dilakukan dengan membandingkan prestasi kerja seorang karyawan dengan karyawan lain.
  • 50. B. Metode yang berorientasi pada masa depan • Self appraisal: Teknik evaluasi ini berguna bila tujuan evaluasi diri adalah untuk melanjutkan pengembangan diri. • Psycological appraisal: penilaian ini biasanya dilakukan oleh seorang psikolog, terutama digunakan untuk menilai potensi karyawan.
  • 51. • Management by Objectives: Pengukuran ber- dasarkan pada tujuan - tujuan pekerjaan yang terukur dan disepakati bersama antara karyawan dan atasan- nya. • Assesment Center: bentuk penilaian yang di standarisasi, tergantung pada tipe berbagai penilai.
  • 52. BAB 11 Konflik adalah suatu kondisi yang di timbulkan karena adanya perbedaan cara pandang(persepsi) atau perbedaan keinginan, Pendapat, sikap, perasaan antara individu yang berinteraksi.
  • 53. • Konflik adalah masalah internal dan eksternal yang terjadi sebagai akibat dari perbedaan pendapat, nilai-nilai, atau keyakinan dari dua orang atau lebih. (Marquis & Huston 1998). • Konflik merupakan suatu kemutlakan, sehingga pemimpin harus belajar untuk secara efektif memfasilitasi penyelesaian konflik antara orang-orang agar tujuan dapat tercapai.
  • 54. Penyebab Konflik • Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan. Setiap manusia adalah individu yang unik. • Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda. • Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok.
  • 55. • Batasan pekerjaan yang tidak jelas • Hambatan komunikasi • Tekanan waktu • Standar, peraturan dan kebijakan yang tidak masuk akal • Pertikaian antar pribadi • Harapan yang tidak terwujud
  • 56. Process of Conflict • Konflik laten (konflik yang terjadi terus - menerus) • Konflik yang dirasakan sebagai ancaman, tidak percaya, marah • Konflik yang nampak: untuk mencari solusi.Menghindar, kompetisi, debat atau mencari penyelesaian konflik • Resolusi konflik adalah suatu penyelesaian masalah dengan cara memuaskan semua orang yang terlibat di dalamnya dengan prinsip “win-win solution” • Konflik “Aftermatch” Konflik yang terjadi akibat dari tidak terselesaikannya konflik yang pertama
  • 57. STRATEGI PENYELESAIAN KONFLIK 1. Menghindar Menghindari konflik dapat dilakukan jika isu atau masalah yang memicu konflik tidak terlalu penting atau tidak seimbang dengan akibat yang akan ditimbulkannya. Penghindaran merupakan strategi yang memungkinkan pihak-pihak yang berkonfrontasi untuk menenangkan diri. Manajer perawat yang terlibat didalam konflik dapat menepiskan isu dengan mengatakan “Biarlah kedua pihak mengambil waktu untuk memikirkan hal ini dan menentukan tanggal untuk melakukan diskusi”
  • 58. 2. Mengakomodasi Memberi kesempatan pada orang lain untuk mengatur strategi pemecahan masalah, khususnya apabila isu tersebut penting bagi orang lain. Hal ini memungkinkan timbulnya kerjasama dengan memberi kesempatan pada mereka untuk membuat keputusan. Perawat yang menjadi bagian dalam konflik dapat mengakomodasikan pihak lain dengan menempatkan kebutuhan pihak lain di tempat yang pertama.
  • 59. 3. Kompetisi Gunakan metode ini jika anda percaya bahwa anda memiliki lebih banyak informasi dan keahlian yang lebih dibanding yang lainnya atau ketika anda tidak ingin mengkompromikan nilai-nilai anda. Metode ini mungkin bisa memicu konflik tetapi bisa jadi merupakan metode yang penting untuk alasan-alasan keamanan.
  • 60. 4. Kompromi atau Negosiasi Masing-masing memberikan dan menawarkan sesuatu pada waktu yang bersamaan, saling memberi dan menerima, serta meminimalkan kekurangan semua pihak yang dapat menguntungkan semua pihak.
  • 61. 5. Memecahkan Masalah atau Kolaborasi • Pemecahan sama-sama menang dimana individu yang terlibat mempunyai tujuan kerja yang sama. • Perlu adanya satu komitmen dari semua pihak yang terlibat untuk saling mendukung dan saling memperhatikan satu sama lainnya.
  • 62. Types of Conflict • Intrapersonal • Interpersonal • Intergroup
  • 63. Peran Pemimpin dalam Menyelesaikan Konflik • Pemimpin perlu menganalisa jumlah dan tipe konflik yang terjadi dalam organisasi sehingga bisa fokus mengatasinya. • Pemimpin kesehatan seharusnya mengevaluasi setiap level konflik yang terjadi dan melihat apakah organisasinya kuat dalam mengahdapi konflik. • Ketika pemimpin terlibat konflik seharusnya berfikir kritis tentang sejauh mana perhatian mereka terhadap organisasi.Ini menjadi salah satu kunci untuk menentukan strategi pengelolaan konflik.
  • 64. • Dalam negosiasi, pemimpin perlu menentukan dan mengidentifikasi isu yang pasti akan dinegosiasikan. • Pemimpin seharusnya hati-hati menentukan apakah sikap dalam negosiasi telah memenuhi standar norma sebelum bernegosiasi. • Pemimpin seharusnya tidak terlalu tertekan dalam mempersiapkan sebuah negosiasi. • Jika seorang pemimpin melibatkan pihak ketiga dalam penanganan konflik mereka harus mengontrol proses dan hasil dari perdebatan/diskusi.
  • 65. Langkah – langkah penyelesaian Konflik 1. PENGKAJIAN ANALISA SITUASI ANALISA DAN MEMATIKAN ISU YG BERKEMBANG MENYUSUN TUJUAN 2. IDENTIFIKASI MENGELOLA PERASAAN 3. INTERVENSI MASUK PD KONFLIK YG DIYAKINI DPT DISELESAIKAN DG BAIK MENYELEKASI METODE DLM PENYELESAIAN KONFLIK
  • 67. Tujuan Motivasi Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau tujuan tertentu (Purwanto, 2008). Tujuan-tujuan dari motivasi adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan moral dan kepuasan pekerja 2. Meningkatkan produktivitas 3. Mempertahankan kestabilan pekerja 4. Meningkatkan kedisiplinan 5. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik 6. Mempertinggi rasa tanggung jawab terhadap tugas tugasnya
  • 68. Teori Motivasi Teori motivasi merupakan proses sebab akibat bagaimana seseorang bekerja serta hasil apa yang diperolehnya. Jika bekerja baik saat ini, maka hasilnya akan diperoleh baik untuk hari esok. Jadi hasil yang tercermin dalam bagaimana proses kegiatan yang dilakukan seseorang.
  • 69. a. Teori Tata Tingkat-Kebutuhan 1) Physiological needs (kebutuhan bersifat biologis). Merupakan suatu kebutuhan yang sangat mendasar. 2) Safety needs (kebutuhan rasa aman). Merupakan kebutuhan untuk merasa aman baik secara fisik maupun psikologis dari gangguan. 3) Social needs (kebutuhan-kebutuhan sosial). Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial, sehingga mereka memiliki kebutuhan-kebutuhan sosial, sehingga mereka mempunyai kebutuhan-kebutuhan sosial sebagai berikut: a. Kebutuhan akan perasaan diterima oleh orang lain di mana ia hidup dan bekerja b. Kebutuhan akan perasaan dihormati, karena setiap manusia merasa dirinya penting c. Kebutuhan untuk dapat berprestasi d. Kebutuhan untuk ikut serta (sense of participation)
  • 70. 4) Esteem needs (kebutuhan akan harga diri). Penghargaan meliputi faktor internal, sebagai contoh, harga diri, kepercayaan diri, otonomi, dan prestasi; dan faktor eksternal, sebagai contoh, status, pengakuan, dan perhatian. 5) Self Actualization. Kebutuhan akan aktualisasi diri, termasuk kemampuan berkembang, kemampuan mencapai sesuatu, kemampuan mencukupi diri sendiri.
  • 71. b. Teori Eksistensi-Relasi-Pertumbuhan 1) Kebutuhan eksistensi (existence needs), merupakan kebutuhan akan substansi material, seperti keinginan untuk memperoleh makanan, air, perumahan, uang, mebel, dan mobil. 2) Kebutuhan hubungan (relatedness needs), merupakan kebutuhan untuk memelihara hubungan antarpribadi yang penting. 3) Kebutuhan pertumbuhan (growth needs), merupakan kebutuhan-kebutuhan yang dimiliki seseorang untuk mengembangkan kecakapan mereka secara penuh.
  • 72. c. Teori Motivasi Berprestasi 1. The need for achievement (nAch), yaitu kebutuhan untuk berprestasi, untuk mencapai sukses. 2. The need for power (nPow), kebutuhan untuk dapat memerintah orang lain. 3. The need for affiliation (nAff), kebutuhan akan kawan, hubungan akrab antar pribadi.
  • 73. Menurut Mc Clelland (dalam As’ad, 2004) ketiga kebutuhan tersebut munculnya sangat dipengaruhi oleh situasi yang sangat spesifik. Apabila individu tersebut tingkah lakunya didorong oleh tiga kebutuhan maka tingkah lakunya akan menampakkan ciri-ciri sebagai berikut: 1. Tingkah laku individu yang didorong oleh kebutuhan berprestasi yang tinggi akan nampak sebagai berikut: - Berusaha melakukan sesuatu dengan cara-cara yang baru dan kreatif - Mencari feed back (umpan balik) tentang perbuatannya - Memilih resiko yang moderat (sedang) didalam perbuatannya. Dengan Memilih resiko yang sedang berarti masih ada peluang untuk berprestasi yang lebih tinggi - Mengambil tanggung jawab pribadi atas perbuatan-perbuatannya
  • 74. 2. Tingkah laku individu yang didorong oleh untuk berkuasa yang tinggi akan nampak sebagai berikut: - Berusaha menolong orang lain walaupun pertolongan itu tidak diminta - Sangat aktif dalam menentukan arah kegiatan dari organisasi di mana ia berada - Sangat peka terhadap struktur pengaruh antar pribadi dari kelompok atau organisasi 3. Tingkah laku individu yang didorong oleh kebutuhan untuk bersahabat akan nampak sebagai berikut: a. Lebih memperhatikan segi hubungan pribadi yang ada dalam pekerjaannya, daripada segi tugas-tugas yang ada pada pekerjaan itu b. Melakukan pekerjaannya lebih efektif apabila bekerjasama bersama orang lain dalam suasana yang lebih kooperatif c. Mencari persetujuan atau kesepakatan dari orang lain d. Lebih suka dengan orang lain daripada sendiri
  • 75. d. Teori Keadilan (Equity Theory) Teori keadilan mempunyai empat asumsi dasar sebagai berikut: 1. Orang berusaha menciptakan dan mempertahankan suatu kondisi keadilan 2. Jika dirasakan adanya kondisi ketidakadilan, kondisi ini menimbulkan ketegangan yang memotivasi orang untuk menguranginya atau menghilangkannya 3. Makin besar persepsi ketidakadilannya, makin besar memotivasinya untuk bertindak mengurangi kondisi ketegangan itu. 4. Orang akan mempersepsikan yang tidak menyenangkan (misalnya menerima gaji yang terlalu sedikit) lebih cepat daripada ketidakadilan yang menyenangkan (misalnya, mendapat gaji yang terlalu besar) Prinsip teori ini adalah bahwa orang akan merasa puas atau tidak puas, tergantung apakah ia merasakan adanya keadilan (equity) atau tidak atas suatu situasi.
  • 76. e. Kebutuhan akan aktualisasi diri (Self Actualization) Kebutuhan seperti ini, antara lain kebutuhan mempertinggi potensi – potensi dan ekspresi diri meliputi: i. Dapat mengenal diri sendiri dengan baik (mengenal dan memahami potensi diri) ii. Belajar memenuhi kebutuhan diri sendiri iii. Tidak emosional iv. Mempunyai dedikasi yang tinggi, kreatif dan mempunyai kepercayaan diri yang tinggi dan sebagainya (Mubarak, 2007).
  • 78. Tujuan Menurut Jipp dan Sirass (1998) discharge planning bertujuan untuk : 1. Menyiapkan klien secara fisik, psikologis dan sosial. 2. Meningkatkan kemandirian klien saat perawatan di rumah. 3. Meningkatkan perawatan yang berkelanjutan pada klien.
  • 79. • Keuntungan Discharge Planning Keuntungan bagi pasien adalah: a. Dapat memenuhi kebutuhan pasien b. Merasakan bahwa dirinya adalah bagian dari proses perawatan sebagai bagian yang aktif dan bukan objek yang tidak berdaya. c. Menyadari haknya untuk dipenuhi segala kebutuhannya
  • 80. • Keuntungan bagi perawat : a. Merasakan bahwa keahliannya di terima dan dapat di gunakan b. Menerima informasi kunci setiap waktu c. Memahami perannya dalam system d. Dapat mengembangkan ketrampilan dalam prosedur baru
  • 81. Langkah-Langkah Persiapan Discharge Planning: 1. Penentuan Length of Stay (LOS) 2. Penentuan Jadwal Jam Kepulangan Pasien 3. Pengaturan Jadwal Visit Dokter 4. Menyusun Pedoman Kriteria Masuk/Keluar Pasien 5. Discharge Lounge 6. Tim Multidisiplin 7. Tim Dokter Ruangan/Case Manager 8. Discharge Coordinator 9. Penentuan Hal-Hal Yang Harus Diselesaikan Pada 24 jam Sebelum Kepulangan 10. Program Aplikasi Bed Management
  • 83. Ketidak efektifan dalam pendelegasian Pendelegasian dalam praktik keperawatan profesional sering ditemukan mengalami masalah, dimana proses pendelegasian tidak dilaksanakan secara efektif. Ketidakefektifan atau kesalahan yang sering ditemukan dapat dibedakan menjadi tiga hal, yaitu under delegation, over delegation, dan improper- delegation
  • 84. • Pendelegasian yang terlalu sedikit Manajer keperawatan sering beramsumsi bahwa jika mereka melakukannya sendiri maka akan menjadi lebih baik dan lebih cepat dari pada didelegasikan keorang lain. Keadaan ini berdampak terhadap proses pendelegasian wewenang, dimana orang yang menerima tugas hanya di berikan wewenang yang sangat terbatas dan sering terjadi ketidakjelasan wewenang yg harus dilakukan, shg tugas tersebut tdk dpt diselesaikan dgn baik. Masalah lain adalah kekhawatiran seseorang bhw mereka tdk mampu melakukan spt apa yg dilakukan staf/org yg didelegasikan, krn tanggungjawab yg diberikan hanya sdkt dan sering merasa bosan, malas, dan tdk efektif. Pendelegasian yg tepat akan dapat meningkatkan kepuasan kerja dan meningkatkan hubungan yg kondusif antara manajer dan staf
  • 85. • Pendelegasian yang berlebihan Pendelegasian yg berlebihan kepada staf, akan berdampak terhadap penggunaan waktu yang siaa. Hal ini disebabkan keterbatasan manajer untuk memonitor dan menghabiskan waktu dalam tugas organisasi. Staf akan merasa terbebani dan sering ditemukan penyalahgunaan wewenag yg diberikan.
  • 86. • Pendelegasian yang tdk tepat Pendelegasian menjadi tdk efektif bila diberikan kepada orang yang tdk tepat karena lasan faktor suka /tdk suka. Pedelegasian tersebut tdk akan memperoleh hasil yg baik karena adanya kecenderungan manajer menilai pekerjaan staf berdasarkan unsur subjektivitas
  • 87. Cara pendelegasian 1. Seleksi dan susun tugas sediakan wkt yg cukup utk menyusun daftar tugas-tugas yg hrs dilimpahkan scr rasional dan dpt dilaksanakan oleh staf. Menyiapkan laporan yg kontinu, menjawab setiap pertanyaan, meyiapkan jadwal berurutan, memesan alat-alat, presentasi pd komisi yg bertanggung jawab, dan melaksanakan asuhan keperawatan dan tugas teknis lainnya
  • 88. 2. Seleksi orang yang tepat pilihlah org yg sesuai utk melaksanakan tugas tsb berdasarkan kemmapuan dan persyaratan lainnya. Tepat tidaknya anda memilih staf bergantung dari kemapuan manajer mengenal kinerja staf, kelebihan, lemahan, dan perilakunya.
  • 89. 3. Berikan arahan dan motivasi kepada staff salah satu kesalahan dalam pedelegasian adalah ketiadaan arahan yg jelas. Lebih baik pendelegasian dilakukan scr tertulis, ajarkan pula bagaimana melaksanakan tugas tsb. Jika anda sdh siap utk memberikan pendelegasian, maka anda hrs mampu menjawab pertanyaan-pertanya sbb: a. Apakah saya sdh menjelaskan alasan pendelegasian dan mengapa tugas ini penting dilakukan b. Apakah semua tugas sdh jelas dalam ingatan kita? Hrskah saya menuliskan scr rinci
  • 90. c. Jika jawabnya ya, dapatkah saya memberikan instrusiksi dan prosedur scr rinci terhadap tingkatan pemahaman staf d. Apakah tugas yg dilimpakan dapat memberikan staf kesempatan utk berkembang dan memotivasi staf scr tepat e. Apakah staf anda sdh mendapatkan latihan, pengalaman, dan keterampilan yg diperlukan dalam melaksanakan tugas tsb
  • 91. 4. Lakukan supervisi yg tepat anda hrs bisa menentukan apa yg perlu disupervisi, kapan dilakukan, dan bantuan apa yg dpt diberikan. Supervisi merupakan hal yang penting dan pelaksanaannya bergantung pd bagaimana staf melihatnya a. Over control . Kontrol yg berlebihan akan merusak pendelegasian yg diberikan b. Under kontrol. Kontrol yg kurang jg akan berdampak buruk terhadap pendelegasian, dimana staf mjd tdk produktif dlm melaksanakan tugas dan berdampak scr signifikan terhadap hasil yg diharapkan
  • 92. Tepat dan Waktu Pendelegasian Dibawah ini merupakan tepat dan waktu pendelegasian dapat dilaksanakan: 1. Tugas rutin tugas rutin seperti wawancara lamaran pekerjaan, tanggung jawab terhadap masalah-masalah yg kecil, dan menyeleksi surat merupakan tugas biasa dan dpt didilegasikan kepada staf 2. Tugas yg tdk mencukupi waktu pendelegasian dpt dilaksanakan kepada tugas-tugas tertentu krn manajer tdk mempunyai cukup waktu untuk mengerjakannya.
  • 93. 3. Penyelesaian masalah pendelegasian diberikan dgn tujuan memberikan pengalaman/tantangan kepada staf utk menyelesaikanya. Staf akan termotivasi apabila mrk menerimanya sbg suatu tantangan 4. Peningkatan kemampuan pendelegasianini bertujuan utk meningkatan kemampuan staf dan tim. Dengan pengelolahan yg sesuai, pendelegasian akan menjadikan suatu latihan bagi satf utk belajar
  • 94. 5. Kapan pendelegasian tidak diperlukan. tidak semua jenis tugas dapat didelegasiakan. Seorang manajer harus berhati-hati dalam mendelegasikan jenis tugas tertentu, yaitu : a. Tugas yang terlalu teknis, misalnya jadwal staf dan anggara yg merupakan tugas rutin manajer, tetapi terlalu teknis dan perlu keterampilan khusus utk dilaksanakan staf b. Tugas yang berhubungan dengan kepercayaan dan kerahasiaanm, misalnya kerahasian suatu informasi dari institusi berhubungan dengan terjadinya perselingkuhan staf
  • 95. Keberhasilan Pendelegasian Keberhasilan pendelegasian akan ditentukan oleh faktor-faktor berikut: 1. Komunikasi yg jelas dan lengkap 2. Ketersediaan sumber dan sarana 3. Monitoring 4. Pelaopran kemajuan tugas limpah
  • 96. Kegagalan Manajer dalam Pendelegasian • Mereka pekerja keras atau prefeksionis • Mereka tdk aman krn: - mrk takut bhw delegasi akan gagal - mrk takut bhw delegasi akan dikerjakan lebih baik daripada dikerjakan sendiri - mereka takut akan terjadi penumpukan pekerjaan • Mereka tdk senang terhadap pendelegasiannya • Mereka tdk berpikir bhw stafnya siap atau mengharapkan tugas tersebut • Mereka mempunyai pengalaman yg tdk menyenangkan terhaap pendelegasian • Mereka tdk mengetahui bagaimana delegasi dpt dilaksanakan.
  • 97. Mangapa Staf Resistan • Mereka berpikir tdk mempunyai kemampuan utk mengerjakan • Upaya pertama telah gagal • Aktivitasnya mungkin tdk disetujui manajer • Mereka berpikir tdk mempunyai cukup waktu • Mereka tdk senang terhadap yg didelegasikan, tdk adanya penghargaan. • Mereka tdk mempunyai otonomi utk melksanakan • Mereka kurang percaya diri/pesimis bhw supervisor akan mendukungnya • Mereka berpikir bhw akan dimanipulasi atau dikerjaain atasannya
  • 99. Pengertian Mutu Kata “Mutu” berasal dari bahasa inggris, “Quality” yang berarti kualitas. Dengan hal ini, mutu berarti merupakan sebuah hal yang berhubungan dengan gairah dan harga diri. Sesuai keberadaannya, mutu dipandang sebagai nilai tertinggi dari suatu produk atau jasa.
  • 100. Menurut Crosby, mutu adalah sesuai yang disyaratkan atau distandarkan (Conformance to requirement), yaitu sesuai dengan standar mutu yang telah ditentukan, baik inputnya, prosesnya maupun outputnya. Menurut Din Iso, 1986) mutu adalah totalitas dari wujud serta ciri suatu barang atau jasa yang di dalamnya terkandung pengertian rasa aman atau pemenuhan kebutuhan para pengguna.
  • 101. Pengertian mutu pelayanan kesehatan • Menurut Azrul mutu pelayanan kesehatan adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan yang sesuai dengan kepuasan rata-rata setara penyelenggaraannya sesuai dgn standar dan kode etik profesinya.Aswar • Menurut Wijono 1996, mutu pelayanan kesehatan adalah derajat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang sesuai standar profesi dan standar pelayanan dengan mengunakan potensi sumber daya yang tersedia di Rumah sakit atau puskesmas secara wajar, efesien dan efektif serta diberikan secara aman dan memuaskan sesuai norma, etika, hukum dan sosial budaya dengan memperhatikan keterbatasan dan kemampuan pemerintah serta masyarakat konsumen
  • 102. Dimensi mutu layanan Kesehatan Dimensi mutu layanan kesehatan menurut L.D.Brown dkk(1992) adalah sbb; • Dimensi kompetensi teknis. Menyangkut ketrampilan, kemampuan,dan penampilan atau kinerja pemberi layanan kesehatan. • Dimensi keterjangkauan atau akses terhadap layanan kesehatan Mempunyai arti bahwa layanan kesehatan harus dapat dicapai oleh masyarakat,tidak terhalang oleh keadaan geografis,sosial. ekonomi dan bahasa. • Dimensi efektivitas layanan kesehatan Mempunyai arti bahwa perawat harus mampu mengobati atau mengurangi keluhan yang ada mencegah terjadinya penyakit, serta berkembangnya penyakit yang ada
  • 103. • Dimensi efisiensi layanan kesehatan Layanan kesehatan yang efisiensi dapat melayani lebih banyak klien atau masyarakat. • Dimensi kesinambungan layanan kesehatan Mepunyai arti bahwa klien harus dapt dilayani sesuai kebutuhan,termasuk rujukan jika diperlukan tanpa mengurangi prosedur diagnosis dan terapi yang tidak perlu. • Dimensi keamanan Layanan kesehatan itu harus aman dari resiko cidera, infeksi, efek samping, atau bahaya lain yang muncul baik bagi klien, pemberi layanan, maupaun masyarakat sekitarnya. • Dimensi kenyamanan Menyangkut kepuasan klien sehingga mendororng klien untuk datang berobat kembalike tempat tersebut.
  • 104. • Dimensi informasi Layanan kesehatan yang bermutu harus mampu memberikan informasi yang jelas tentang apa, siapa, kapan, dimana,dan bagaimana layanan kesehatan itu akan dilaksanakan. • Dimensi ketepatan waktu Agar berhasil layanan kesehatan harus dilaksanakan dalam waktu dan cara yang tepat,oleh pemberi pelayanan yang tepat,menggunakan peralatan yang tepat,sreta dengan biaya yang efisien (tepat). • Dimensi hubungan antar manusia Hubungan antar manusia yang baik akan menimbulkan kepercayaan atau kredibilitas dengan cara saling menghargai, menjaga rahasia, saling menghormati, responsif, memberi perhatian.
  • 105. • lima dimensi mutu pokok yang dapat digunakan untuk mengukur persepsi pelanggan tentang mutu pelayanan kesehatan yang meliputi: 1. Reliability (Kehandalan), yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan yang sesuai dengan janji yang ditawarkan 2. Responsiveness (Daya tanggap), yaitu respon atau kesigapan karyawan dalam membantu pelanggan dan memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap, yang meliputi: kesigapan karyawan dalam melayani pelanggan, kecepatan karyawan dalam menangani transaksi dan penanganan keluhan pelanggan / pasien.
  • 106. 3. Assurance (Keyakinan / Jaminan), meliputi kemampuan karyawan atas: pengetahuan terhadap produk/jasa secara tepat, kualitas keramahtamahan, perhatian dan kesopanan dalam memberikan pelayanan, ketrampilan dalam memberikan informasi, kemampuan di dalam memberikan keamanan di dalam memanfaatkan jasa yang ditawarkan, dan kemampuan di dalam menanamkan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan. Dimensi jaminan ini merupakan gabungan dari dimensi: a. Kompetensi, artinya ketrampilan dan pengetahuan yang dimiliki oleh para karyawan untuk melakukan pelayanan b. Kesopanan, yang meliputi keramahan, perhatian, dan sikap para karyawan c. Kredibilitas, meliputi hal-hal yang berhubungan dengan kepercayaan kepada perusahaan, seperti reputasi, prestasi dsb
  • 107. 4. Emphaty (Empati), yaitu perhatian secara individual yang diberikan perusahaan kepada pelanggan seperti kemudahan untuk menghubungi perusahaan, kemampuan karyawan untuk berkomunikasi dengan pelanggan dan usaha perusahaan untuk memahami keinginan dan kebutuhan pelanggannya. Dimensi emphaty ini merupakan penggabungan dari dimensi: a. Akses, meliputi kemudahan untuk memanfaatkan jasa yang ditawarkan b. Komunikasi, merupakan kemampuan melakukan komunikasi untuk menyampaikan informasi kepada pelanggan atau memperoleh masukan dari pelanggan c. Pemahaman kepada pelanggan, meliputi usaha perusahaan untuk mengetahui dan memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan
  • 108. 5. Tangibles (Berwujud), meliputi penampilan fasilitas fisik seperti gedung dan ruangan front office, tersedianya tempat parkir, kebersihan, kerapihan dan kenyamanan ruangan, kelengkapan peralatan komunikasi dan penampilan karyawan.
  • 109. Monitoring Mutu kepala ruangan perlu melakukan monitoring pekerjaannya secara indiviudal dan monitoring ruangan secara keseluruhan  Monotoring perawat secara individual meliputi: • Kehadiran • Waktu datang, waktu pulang • Kepatuhan pada SOP • Kepatuhan pada standar perilaku etis • Kepatuhan pada standar praktek • Keunggulan dalam pemberian asuhan keperawatan • Keunggulan dalam dokumentasi asuhan keperawatan • Kemampuan bekerjasama dengan perawat lain • Pertumbuhan profesional • kepemimpinan
  • 110.  Monitoring ruangan secara keseluruhan meliputi : • Sensus pasien • Kejadian infeksi nasokomial (IN) • Kejadian jatuh, dekubitus • Perawat/tenaga lain yang cedera • Hubungan dengan departemen lain • Biaya berlebihan • Kepatuhan perawat pada SOP • Kepatuhan perawat pada standar praktek melalui dokumentasi keperawatan
  • 111. Tujuan SAK (standar asuhan keperawatan) • Meningkatkan kualitas asuhan keperawatan dengan memusatkan upaya dan meningkatkan motivasi perawat terhadap pencapaian tujuan. • Mengurangi biaya asuhan keperawatan dengan mengurangi kegiatan perawat yang tidak penting atau tidak tepat dengan kebutuhan pasien. • Memberikan landasan untuk mengantisipasi suatu hasil yang tidak memenuhi standar asuhan keperawatan atas kelalaian petugas keperawatan.
  • 112. Manfaat standar asuhan keperawatan • Dalam praktek klinik, memberikan serangkaian kondisi untuk mengevaluasi mutu asuhan keperawatan dan juga merupakan alat pengukur mutu penampilan kerja perawat yang sangat diperlukan sebagai umpan balik dalam meningkatkan penampilan kerja perawat. • Dalam administrasi pelayanan keperawatan, sangat penting dalam perencanaan pola ketenagaan, program pengembangan staf dan mengidentifikasi isi dari program pelatihan
  • 113. • Dalam pendidikan keperawatan, standar sangat membantu pendidikan keperawatan dalam merencanakan kurikulum. • Sebagai area riset dan penelitian keperawatan dengan temuan yang dapat digunakan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas asuhan keperawatan. • Dalam sistem pelayanan kesehatan secara umum, perawat dapat menggunakan standar untuk mengkomunikasikan inti asuhan keperawatan kepada konsumen dan profesi kesehatan yang lain.
  • 114. Asuhan keperawatan sesuai standar asuhan keperawatan Untuk meningkatkan mutu pemberian asuhan keperawatan harus sesuai dengan standar praktek yang sudah ditetapkan. Standar praktek yang diacu saat ini adalah standar praktek yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
  • 115. • Standar I : perawat mengumpulkan data tentang kesehatan pasien • Standar II : perawat menetapkan diagnosa keperawatan • Standar III : perawat mengidentifikasi hasil yang diharapkan untuk setiap pasien • Standar IV : perawat mengembangkan rencana keperawatan yang berisi rencana tindakan untuk mencapai hasil yang diharapkan • Standar V : perawat mengimplementasikan tindakan yang sudah ditetapkan dalam rencana keperawatan • Standar VI : perawat mengevaluasi perkembangan pasien dalam mencapai hasil akhir yang sudah ditetapkan