Makalah ini membahas tentang komunikasi dalam organisasi, dengan menjelaskan konsep dasar komunikasi dan organisasi, unsur-unsur komunikasi, tahapan berkomunikasi, fungsi komunikasi dalam organisasi, proses komunikasi dalam organisasi, bentuk komunikasi dalam organisasi, peran komunikasi dalam organisasi, dan hambatan komunikasi dalam organisasi.
Pengawasan merupakan salah satu fungsi dalam manajemen suatu organisasi. Dimana memiliki arti suatu proses mengawasi dan mengevaluasi suatu kegiatan. Suatu Pengawasan dikatakan penting karena Tanpa adanya pengawasan yang baik tentunya akan menghasilkan tujuan yang kurang memuaskan, baik bagi organisasinya itu sendiri maupun bagi para pekerjanya
Studi kasus permasalahan pengambilan keputusan PT Garamsiti nurlaeli
Indonesia sebagai negara kepulauan yang dikelilingi lautan memiliki potensi alam yang melimpah salah satunya dalam produksi garam. Garam lokal sudah biasa digunakan untuk memenuhi kebutuhan industri aneka pangan ikan, asin, perminyakan kulit, pakan ternak, es, tekstil, dan pengeboran minyak. Petani garam mengklain sebagian besar produiksi garam nasional sudah bisa memenuhi persyaratan kualitas yang dibutuhkan industri. Karenanya, petani menolak upaya pemerintah mengimpor garam sesuai dengan rekomendasi dari Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP). Denganan demikian, wacana impor garam dianggap sebagai akal-akalan pengusaha semata.
Industri makanan dan minuman membutuhkan garam dengan kadar alkali yang cukup tinggi sebesar 2,2 juta ton hingga 2,3 juta ton atau lebih. Selain itu, garam yang diperlukan industri makanan dan minuman memiliki kadar NaCL sebesar 97% dengan kadar air maksimum 0,5% sementara, kebanyakan produksi lokal dipandang belum mampu memenuhi syarat garam industri tersebut. Disisi lain dari pihak pelaku industri menyatakan bahwa persoalannya bukan hanya sekedar bisa produksi, faktor penting lain juga ada pada kualitas. Hal ini lah yang memicu PT.Garuda Food menghentikan kegiatan produksinya untuk sementara jika pasokan garam industri tidak segera tersedia dalam waktu dekat.
Kebijakan impor garam pertama kali ditempuh berdasarkan pertimbangan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri yang belum bisa dipenuhi oleh produsen garam industri maupun garam konsumsi. Dalam peraturan itu dinyatakan bahwa dalam rangka memenuhi kebutuhan dalam negeri sebagai bahan baku industri serta meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani garam perlu mengatur ketentuan garam impor.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka kami merumuskannya dalam 2 pertanyaan, antara lain :
1. Apa yang menjadi penyebab impor garam industri Indonesia semakin meningkat?
2. Bagaimana upaya PT. Garam selaku BUMN yang mengurusi pergaraman menangani tataniaga garam industri?
Kami mengupasnya dalam powerpoint ini.
Pengawasan merupakan salah satu fungsi dalam manajemen suatu organisasi. Dimana memiliki arti suatu proses mengawasi dan mengevaluasi suatu kegiatan. Suatu Pengawasan dikatakan penting karena Tanpa adanya pengawasan yang baik tentunya akan menghasilkan tujuan yang kurang memuaskan, baik bagi organisasinya itu sendiri maupun bagi para pekerjanya
Studi kasus permasalahan pengambilan keputusan PT Garamsiti nurlaeli
Indonesia sebagai negara kepulauan yang dikelilingi lautan memiliki potensi alam yang melimpah salah satunya dalam produksi garam. Garam lokal sudah biasa digunakan untuk memenuhi kebutuhan industri aneka pangan ikan, asin, perminyakan kulit, pakan ternak, es, tekstil, dan pengeboran minyak. Petani garam mengklain sebagian besar produiksi garam nasional sudah bisa memenuhi persyaratan kualitas yang dibutuhkan industri. Karenanya, petani menolak upaya pemerintah mengimpor garam sesuai dengan rekomendasi dari Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP). Denganan demikian, wacana impor garam dianggap sebagai akal-akalan pengusaha semata.
Industri makanan dan minuman membutuhkan garam dengan kadar alkali yang cukup tinggi sebesar 2,2 juta ton hingga 2,3 juta ton atau lebih. Selain itu, garam yang diperlukan industri makanan dan minuman memiliki kadar NaCL sebesar 97% dengan kadar air maksimum 0,5% sementara, kebanyakan produksi lokal dipandang belum mampu memenuhi syarat garam industri tersebut. Disisi lain dari pihak pelaku industri menyatakan bahwa persoalannya bukan hanya sekedar bisa produksi, faktor penting lain juga ada pada kualitas. Hal ini lah yang memicu PT.Garuda Food menghentikan kegiatan produksinya untuk sementara jika pasokan garam industri tidak segera tersedia dalam waktu dekat.
Kebijakan impor garam pertama kali ditempuh berdasarkan pertimbangan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri yang belum bisa dipenuhi oleh produsen garam industri maupun garam konsumsi. Dalam peraturan itu dinyatakan bahwa dalam rangka memenuhi kebutuhan dalam negeri sebagai bahan baku industri serta meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani garam perlu mengatur ketentuan garam impor.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka kami merumuskannya dalam 2 pertanyaan, antara lain :
1. Apa yang menjadi penyebab impor garam industri Indonesia semakin meningkat?
2. Bagaimana upaya PT. Garam selaku BUMN yang mengurusi pergaraman menangani tataniaga garam industri?
Kami mengupasnya dalam powerpoint ini.
1. KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Perilaku Organisasi
Yang dibina oleh Ibu Elfia Nora
Oleh :
Achmad Andrianto 120412423486
Nikmatul Ikfina B.A 120412423431
Nur Faizah 120412402969
Ridzatin Dzadidah 120412423445
Sevrika Ariningtya 120412423471
Tika Dwi Jayanti 120412423477
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
PRODI PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
Oktober 2014
2. Makalah PerilakuOrganisasi|KOMUNIKASI 1
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan tanda rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI. Makalah ini disusun sebagai salah satu
tugas dari mata kuliah Perilaku Keorganisasian.
Penulis menyadari bahwa didalam penyelesaian makalah ini masih terdapat banyak kekurangan
yang disebabkan oleh keterbatasan data dan kemampuan penulis yang masih dalam tahap
belajar. Untuk itu penulis sangat menghargai setiap saran dan kritik untuk perbaikan dan
pengembangan makalah ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat berguna untuk mahasiswa/i
Universitas Negeri Malang pada khususnya dan pihak yang akan menggunakan makalah ini
untuk berbagai hal pada umumnya, dan sekaligus dapat bermanfaat untuk mahasiswa/i
Universitas Negeri Malang.
Malang, 22 Oktober 2014
Penulis
3. Makalah PerilakuOrganisasi|KOMUNIKASI 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... 1
DAFTAR ISI..................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Komunikasi........................................................................... 5
2.2 Unsur-Unsur Komunikasi................................................................... 5
2.3 Tahap-Tahap Berkomunikasi............................................................. 6
2.4 Definisi Organisasi ........................................................................... 7
2.5 Komunikasi dalam Organisasi ......................................................... 8
2.6 Fungsi Komunikasi dalam Organisasi................................................ 8
2.7 Proses Komunikasi dalam Organisasi .............................................. 10
2.8 Gaya Komunikasi dalam Organisasi.................................................. 11
2.9 Bentuk Komunikasi dalam Organisasi............................................... 13
2.10 Peran Komunikasi dalam Organisasi................................................ 14
2.11 Hambatan dalam Komunikasi.......................................................... 15
2.12 Cara Mengatasi hambatan dalam Komunikasi................................. 16
2.13 Studi Kasus...................................................................................... 16
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ....................................................................................... 18
3.2 Saran ................................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 19
4. Makalah PerilakuOrganisasi|KOMUNIKASI 3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain
dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini merupakan
suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial dengan
sesama dalam kelompok dan masyarakat. Di dalam kelompok ataupun organisasi selalu
terdapat bentuk kepemimpinan yang merupakan masalah penting untuk kelangsungan hidup
kelompok yang terdiri dari atasan dan bawahannya.
Komunikasi tidak hanya penting untuk manusia tetapi juga penting untuk sistem
pengendalian manajemen yang merupakan alat untuk mengarahkan, memotivasi, memonitor
atau mengamati serta evaluasi pelaksanaan manajemen perusahaan yang mencoba
mengarahkan pada tujuan organisasi dalam perusahaan agar kinerja yang dilakukan oleh pihak
manajemen perusahaan dapat berjalan lebih efesien dan lancar, yang dimonitor atau yang diatur
dalam sistem pengendalian manajemen adalah kinerja dari perilaku manajer di dalam
mengelola perusahaan.
Merchant (1998) mengatakan bahwa orientasi perilaku berhubungan dalam lingkungan
pengendalian manajemen. Perilaku berpengaruh dalam desain sistem pengendalian manajemen
untuk membantu mengendalikan, memotivasi manajemen dalam mengambil keputusan dan
memonitor perilaku yang dapat mengendalikan aktivitas-aktivitas yang terjadi dalam sebuah
organisasi. Sistem pengendalian manajemen adalah sejumlah struktur komunikasi yang saling
berhubungan yang mengklasifikasikan proses informasi yang dapat membantu manajer dalam
mengkoordinasi bagiannya untuk mengubah perilaku dalam pencapaian tujuan organisasi yang
diharapkan pada dasar yang berkesinambungan (Maciarriello dan Kirby, 1994). Untuk
membentuk suatu kerja sama yang baik jelas perlu adanya komunikasi yang baik antara unsur-
unsur yang ada di dalam organisasi tersebut. Komunikasi yang baik akan menimbulkan saling
pengertian dan kenyamanan dalam bekerja.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah konsep dasar komunikasi?
2. Apa unsur-unsur dalam Komunikasi?
3. Bagaimana tahap-tahap berkomunikasi?
4. Bagaimanakah konsep dasar organisasi?
5. Makalah PerilakuOrganisasi|KOMUNIKASI 4
5. Apa fungsi komunikasi dalam organisasi?
6. Bagaimana proses komunikasi dalam organisasi?
7. Bagaimanakah bentuk komunikasi dalam organisasi?
8. Bagaimana peranan komunikasi dalam organisasi?
9. Apa saja hambatan komunikasi dalam organisasi?
6. Makalah PerilakuOrganisasi|KOMUNIKASI 5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi Komunikasi
2.1.1. Komunikasi Secara Umum
Komunikasi adalah suatu proses dimana seseorang atau beberapa orang,
kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan dan menggunakan informasi agar
terhubung dengan lingkungan dan orang lain.
2.1.2. Komunikasi Menurut Para Ahli
1. Himstreet & Baty
Komunikasi adalah suatu proses penukaran informasi antar individu melalui suatu
sistem yang biasa (lazim), baik dengan simbol-simbol, sinyal-sinyal, maupun
perilaku atau tindakan.
2. The Odorson & The Dorson
Komunikasi adalah penyebaran informasi, ide-ide sebgai sikap atau emosi dari
seseorang kepada orang lain terutama melalui simbol-simbol.
3. Charles H. Cooley
Komunikasi berarti suatu mekanisme hubungan antar manusia dilakukan dengan
mengartikan simbol secara lisan dan membacanya melalui ruang dan menyimpan
dalam waktu.
2.2. Unsur-Unsur Komunikasi
1. Komunikator / Pengirim / Sender
Merupakan orang yang menyampaikan isi pernyataannya kepada
komunikan. Komunikator bisa tunggal, kelompok atau organisasi pengirim berita.
Komunikator bertanggung jawab dalam hal mengirim berita dengan jelas,
memilih media yang cocok untuk menyampaikan pesan tersebut, dan meminta
kejelasan pesan telah diterima dengan baik. Untuk itu, seorang komunikator dalam
menyampaikan pesan atau informasi harus memperhatikan dengan siapa dia
berkomunikasi, apa yang akan dia sampaikan dan bagaimana cara
menyampaikannya.
2. Komunikan / Penerima / Receiver
Merupakan penerima pesan atau berita yang disampaikan oleh komunikator.
Dalam proses komunikasi, penerima pesan bertanggung jawab untuk dapat
mengerti isi pesan yang disampaikan dengan baik dan benar. Penerima pesan juga
7. Makalah PerilakuOrganisasi|KOMUNIKASI 6
memberikan umpan balik kepada pengirim pesan untuk memastikan bahwa pesan
telah diterima dan dimengerti secara sempurna.
3. Saluran / Media / Channel
Merupakan saluran atau jalan yang dilalui oleh isi pernyataan komunikator
kepada komunikasi dan sebaliknya. Pesan dapat berupa kata-kata atau tulisan,
tiruan, gambaran atau perantara lain yang dapat digunakan untuk mengirim
melalui berbagai channel yang berbeda seperti telepon, televisi, fax, photo copy,
email, sandi morse, smartphone, sms, dan sebagainya. Pemilihan channel dalam
proses komunikasi tergantung pada sifat berita yang akan disampaikan (Wursanto,
1994).
2.3. Tahap-tahap Berkomunikasi
1. Tahap Ideasi
Tahap ideasi (ideation), yaitu proses pencipataan gagasan atau informasi yang
dilakukan oleh komunikator.
2. Tahap Ecoding
Tahap encoding adalah gagasan atau informasi disusun dalam serangkain bentuk
simbol atau sandi yang dirancang untuk dikirimkan kepada komunikan dan juga
pemilihan saluran dan media komunikasi yang akan digunakan. Simbol atau sandi
dapat berbentuk kata-kata (lisan maupun tertulis), gambar (poster atau grafik),
atau tindakan.
3. Tahap Pengiriman
Tahap pengiriman (transmitting) adalah gagasan atau pesan-pesan yang telah
disimbolkan atau disandikan (encoded) melalui saluran dan media komunikasi
yang tersedia dalam organisasi. Pengiriman pesan dapat dilakukan
dengan berbicara, menulis, menggambar, dan bertindak. Saluran yang dilalui
pesan-pesan disebut media komunikasi. saluran dan media komunikasinya dapat
berbentuk lisan (telepon, temu-muka langsung) atau tertulis (papan pengumuman,
poster dan buku pedoman), mengalir kebawah (memo dan instruksi
tertulis), keatas (kotak saran, grievance prosedure, laporan prestasi kerja), atau ke
samping (panitia, pertemuan antar departemen), formal (diskripsi jabatan dan
prosedur kerja, konferensi) atau informal (ngobrol makan siang di kafetaria
perusahaan), dan aliran satu arah (laporan tahunan yang dipublikasikan) atau dua
arah (konferensi, wawancara pemutusan hubungan kerja).
4. Tahap Penerimaan.
8. Makalah PerilakuOrganisasi|KOMUNIKASI 7
Setelah pesan dikirimkan melalui media komunikasi, maka diterima oleh
komunikan. Penerimaan pesan ini dapat melalui proses mendengarkan, membaca,
atau mengamati tergantung pada saluran dan media yang digunakan untuk
mengirimkannya. Jika informasi atau pesan berbentuk komunikasi lisan, maka
seringkali kegagalan dalam mendengarkan dan berkonsentrasi mengakibatkan
hilangnya pesan-pesan tersebut.
5. Tahap Encoding
Tahap encoding adalah di mana pesan-pesan yang diterima diinterprestaikan,
dibaca, diartikan, dan diuraikan secara langsung atau tidak langsung melalui suatu
proses berpikir. Pikiran manusia, sistem memori mekanis, instink binatang, dan
proses berpikir lainnya berfungsi sebagai mekanisme decoding. Dalam tahap
decoding ini dapat terjadi ketidaksesuaian atau bahkan penolakan terhadap
gagasan atau idea yang di”encoding” oleh komunikator dikarenakan adanya
hambatan teknis, dan lebih-lebih adanya perbedaan persepsi antara komunikator
dan persepsi komunikan dalam hal arti kata atau semantik.
6. Tahap Tindakan
Tindakan yang dilakukan oleh komunikan sebagai respon terhadap pesan-pesan
yang diterimanya merupakan tahap terakhir dalam suatu proses komunikasi.
Dalam tahap ini, respon komunikan dapat berbentuk usaha melengkapi informasi,
meminta informasi tambahan, atau melakukan tindakan-tindakan lain. Jika setiap
pesan yang dikirimkan komunikator menghasilkan respon tindakan seperti apa
yang diharapkan, maka dapat dikatakan telah terjadi komunikasi yang efektif.
2.4. Definisi Organisasi
2.4.1. Organisasi secara Umum
Organisasi (Yunani: ὄργανον, organon - alat) adalah suatu kelompok orang dalam
suatu wadah untuk tujuan bersama.
2.4.2. Organisasi menurut para ahli
1. Stoner
Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang
di bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama.
2. James D. Mooney
Organisasi adalah bentuj setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan
bersama.
9. Makalah PerilakuOrganisasi|KOMUNIKASI 8
3. Stephen P. Robbins
Organisasi adalah kesatuan (entity) social yang dikoordinasikan secara sadar,
dengan sebuah batasan yang relative dapat diindentifikasi, yang bekerja atas dasar
yang relative terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau
sekelompok tujuan.
2.5. Komunikasi dalam Organisasi
Istilah “komunikasi” ini berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata “communis”
yang berarti “sama” (common). Jika kita akan mengkomunikasikan suatu idea atau
gagasan, maka kita harus menetapkan terlebih dahulu suatu dasar titik-temu yang
sama untuk mencapai suatu pemahaman atau pengertian. Komunikasi juga sebagai
suatu tindakan mendorong pihak lain untuk menginterpretasikan suatu idea dalam
suatu cara yang diinginkan oleh pembicara atau penulis.
Komunikasi organisasi pada umumnya membahas tentang struktur dan fungsi
organisasi, hubungan antarmanusia, komunikasi dan proses pengorganisasian
serta budaya organisasi. Komunikasi organisasi diberi batasan sebagai arus pesan
dalam suatu jaringan yang sifat hubungannya saling bergantung satu sama lain
meliputi arus komunikasi vertikal dan horizontal.
2.6. Fungsi Komunikasi dalam Organisasi
2.6.1. Fungsi organisasi menurut para ahli
1. Sendjaja
a. Fungsi Informatif
Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi.
Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat
memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu.
Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat
melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti. Orang-orang dalam tataran
manajemen membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan
organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi.
Sedangkan karyawan (bawahan) membutuhkan informasi untuk melaksanakan
pekerjaan, di samping itu juga informasi tentang jaminan keamanan, jaminan
sosial dan kesehatan, izin cuti, dan sebagainya.
b. Fungsi Regulatif
10. Makalah PerilakuOrganisasi|KOMUNIKASI 9
Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu
organisasi. Terdapat dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif, yaitu:
1. Berkaitan dengan orang-orang yang berada dalam tataran manajemen,
yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua
informasi yang disampaikan. Juga memberi perintah atau intruksi supaya
perintah-perintahnya dilaksanakan sebagaimana semestinya.
2. Berkaitan dengan pesan. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya
berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan
tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk dilaksanakan.
c. Fungsi Persuasif
Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan
selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini,
maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya
daripada memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela
oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding
kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.
d. Fungsi Integratif
Setiap organisasi berusaha menyediakan saluran yang memungkinkan
karyawan dapat dilaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua
saluran komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut
(newsletter, buletin) dan laporan kemajuan oraganisasi; juga saluran
komunikasi informal seperti perbincangan antarpribadi selama masa istirahat
kerja, pertandingan olahraga ataupun kegiatan darmawisata.
2. Scott dan T.R. Mitchell
3. Thayer
a. Kendali, control, pengawasan.
b. Motivasi
c. Pengungkapan emosional.
d. Informasi.
a. Memberi informasi.
b. Membujuk.
c. Memerintah.
d. Memberi instruksi.
e. Mengintegrasikan organisasi.
11. Makalah PerilakuOrganisasi|KOMUNIKASI 10
2.7. Proses Komunikasi dalam Organisasi
2.7.1. Komunikasi Internal
Proses komunikasi di antara para pengurus dan anggota dalam ruang lingkup suatu
organisasi, dalam struktur lengkap yang khas disertai pertukaran gagasan secara
horisontal dan vertikal, sehingga kerja organisasi dapat berjalan. Komunikasi internal
terdiri atas empat bagian, yaitu :
1. Downward Communication (komunikasi dari atas ke bawah) :
Komunikasi yang berlangsung ketika orang-orang yang berada pada tataran
manajer atau supervisor mengirimkan pesan kepada bawahannya.
Fungsi komunikasi dari atas ke bawah antara lain :
a. Pemberian atau penyimpanan instruksi kerja.
b. Penjelasan dari pimpinan tentang mengapa suatu tugas perlu untuk
dilaksanakan.
c. Penyampaian informasi mengenai peraturan-peraturan yang berlaku.
d. Pemberian motivasi kepada karyawan untuk bekerja lebih baik.
Metode komunikasi dari atas ke bawah antara lain :
a. Metode tulisan.
b. Metode lisan.
c. Metode tulisan diikuti lisan.
d. Metode lisan diikuti tulisan.
2. Upward Communication (komunikasi dari bawah ke atas) :
Komunikasi yang terjadi ketika bawahan mengirim pesan kepada atasannya.
Fungsi komunikasi dari bawah ke atas antara lain :
a. Penyampaian informai tentang pekerjaan ataupun tugas yang sudah
dilaksanakan.
b. Penyampaian informasi tentang persoalan-persoalan pekerjaan ataupun tugas
yang tidak dapat diselesaikan oleh bawahan.
c. Penyampaian saran-saran perbaikan dari bawahan.
d. Penyampaian keluhan dari bawahan tentang dirinya sendiri maupun
pekerjaannya.
Komunikasi ke atas menjadi terlalu rumit dan menyita waktu dan mungkin hanya
segelintir kecil manajer organisasi yang mengetahui bagaimana cara memperoleh
informasi dari bawah. Alasan mengapa komunikasi ke atas terlihat sulit dan rumit:
a. Kecenderungan bagi pegawai untuk menyembunyikan pikiran mereka.
12. Makalah PerilakuOrganisasi|KOMUNIKASI 11
b. Perasaan bahwa atasan mereka tidak tertarik kepada masalah yang dialami
pegawai.
c. Kurangnya penghargaan bagi komunikasi ke atas yang dilakukan pegawai.
d. Perasaan bahwa atasan tidak dapat dihubungi dan tidak tanggap pada apa
yang disampaikan pegawai.
3. Horizontal Communication (komunikasi sesama) :
Komunikasi yang berlangsung di antara para karyawan ataupun bagian yang
memiliki kedudukan yang setara. Fungsi komunikasi sesama antara lain :
a. Memperbaiki koordinasi tugas.
b. Upaya pemecahan masalah.
c. Saling berbagi informasi.
d. Upaya pemecahan konflik.
e. Membina hubungan dan mempererat kekeluargaan melalui kegiatan bersama.
4. Interline Communication (komunikasi lintas saluran) :
Komunikasi untuk berbagi informasi melewati batas-batas fungsional. Spesialis
staf biasanya paling aktif dalam komunikasi lintas-saluran ini karena biasanya
tanggung jawab mereka berhubungan dengan jabatan fungsional. Kondisi yang
harus dipenuhi dalam komunikasi lintas-saluran :
a. Setiap pegawai yang ingin berkomunikasi melintas saluran harus meminta izin
terlebih dahulu dari atasannya langsung.
b. Setiap pegawai yang terlibat dalam komunikasi lintas-saluran harus
memberitahukan hasil komunikasinya kepada atasannya.
2.7.2. Komunikasi Eksternal
Proses komunikasi di antara para pengurus dan anggota suatu organisasi dengan orang
atau masyarakat umum.
1. Komunikasi dari organisasi kepada masyarakat.
Contohnya : konferensi pers, iklan, brosur
2. Komunikasi dari masyarakat kepada organisasi.
Contohnya : menerima saran kritik, hotline customer service 24 jam
2.8. Gaya Komunikasi dalam Organisasi
1. The Controlling Style
controlling style communication ditandai dengan adanya satu kehendak atau
maksud untuk membatasi, memaksa dan mengatur perilaku, pikiran dan
13. Makalah PerilakuOrganisasi|KOMUNIKASI 12
tanggapan orang lain. Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi ini
dikenal dengan nama komunikator satu arah atau one-way communications.
2. The equalitarian style
Dalam gaya komunikasi ini, tindak komunikasi dilakukan secara terbuka. Artinya,
setiap anggota organnisasi The Equalitarian Style dapat mengungkapkan gagasan
ataupun pendapat dalam suasana yang rileks, santai dan informal. Dalam suasana
yang demikian, memungkinkan setiap anggota organisasi mencapai kesepakatan
dan pengertian bersama. Aspek penting gaya komunikasi ini ialah adanya landasan
kesamaan. The equalitarian style of communication ini ditandai dengan berlakunya
arus penyebaran pesan-pesan verbal secara lisan maupun tertulis yang bersifat dua
arah (two-way communication).
3. The Structuring Style
Gaya komunikasi yang berstruktur ini, memanfaatkan pesan-pesan verbal secara
tertulis maupun lisan guna memantapkan perintah yang harus dilaksanakan,
penjadwalan tugas dan pekerjaan serta struktur organisasi. Pengirim pesan
(sender) lebih memberi perhatian kepada keinginan untuk memengaruhi orang lain
dengan jalan berbagi informasi tentang tujuan organisasi, jadwal kerja, aturan dan
prosedur yang berlaku dalam organisasi tersebut mereka bahwa pemrakarsa
(initiator) struktur yang efisien adalah orang-orang yang mampu merencanakan
pesan-pesan verbal guna lebih memantapkan tujuan organisasi, kerangka
penugasan dan memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul.
4. The Dynamic style
Gaya komunikasi yang dinamis ini memiliki kecenderungan agresif, karena
pengirim pesan atau sender memahami bahwa lingkungan pekerjaannya
berorientasi pada tindakan (action-oriented). The dynamic style of communication
ini sering dipakai oleh para juru kampanye ataupun supervisor yang membawa
para wiraniaga (salesmen atau saleswomen).
5. The Relinguishing Style
Gaya komunikasi ini lebih mencerminkan kesediaan untuk menerima saran,
pendapat ataupun gagasan orang lain, daripada keinginan untuk memberi perintah,
meskipun pengirim pesan (sender) mempunyai hak untuk memberi perintah dan
mengontrol orang lain.
6. The Withdrawal Style
14. Makalah PerilakuOrganisasi|KOMUNIKASI 13
Akibat yang muncul jika gaya ini digunakan adalah melemahnya tindak
komunikasi, artinya tidak ada keinginan dari orang-orang yang memakai gaya ini
untuk berkomunikasi dengan orang lain, karena ada beberapa persoalan ataupun
kesulitan antarpribadi yang dihadapi oleh orang-orang tersebut.
2.9. Bentuk Komunikasi dalam Organisasi
2.9.1. Komunikasi Berdasarkan Bentuk
1. Komunikasi Langsung
Komunikasi langsung tanpa menggunakan alat. Komunikasi berbentuk kata-kata,
gerakan-gerakan yang berarti khusus dan penggunaan isyarat. Contoh : Berbicara
langsung kepada seseorang.
2. Komunikasi Tidak Langsung
Komunikasi tidak langsung biasanya menggunakan alat dan mekanisme untuk
melipat gandakan jumlah penerima pesan (sasaran) ataupun untuk menghadapi
hambatan geografis waktu. Contoh : Radio, televisi.
2.9.2. Komunikasi Berdasarkan Sasaran
1. Komunikasi Massa
Komunikasi massa adalah komunikasi dengan sasarannya kelompok orang dalam
jumlah yang besar.
Syarat-syarat komunikasi massa :
a. Pesan disusun dengan jelas, tidak rumit dan tidak bertele-tele.
b. Bahasa yang mudah dimengerti/dipahami.
c. Bentuk gambar yang baik.
d. Membentuk kelompok khusus, misalnya kelompok pendengar radio.
2. Komunikasi kelompok
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang sasarannya sekelompok orang
yang umumnya dapat dihitung dan dikenal dan merupakan komunikasi langsung
dan timbal balik. Contoh : Perawat dengan pengunjung puskesmas.
3. Komunikasi Perorangan
Komunikasi perorangan adalah komunikasi dengan tatap muka atau bisa dapat juga
melalui telepon. Contoh : perawat dengan pasien.
2.9.3. Komunikasi Berdasarkan Arah Pesan
1. Komunikasi satu arah
15. Makalah PerilakuOrganisasi|KOMUNIKASI 14
Komunikasi satu arah adalah komunikasi yang disampaikan oleh sumber kepada
sasaran tidak dapat atau tidak mempunyai kesempatan untuk memberikan umpan
balik atau bertanya. Contoh : Radio.
2. Komunikasi Timbal Balik
Komunikasi timbale balik adalah komunikasi yang disampaikan kepada sasaran
dan sasaran memberikan umpan balik. Contoh : komunikasi kelompok atau
komunikasi perorangan.
2.10. Peran Komunikasi dalam Organisasi
Komunikasi dalam suatu organisasi sangat penting agar tidak terjadinya salah
penyampaian informasi antar anggota dalam suatu organisasi dan agar tercapainya
tujuan tertentu. Sebuah interaksi yang bertujuan untuk menyatukan dan
mensinkronkan seluruh aspek untuk kepentingan bersama sangat dibutuhkan dalam
sebuah tujuan berorganisasi. Dengan kata lain, tanpa adanya sebuah interaksi yang
baik niscaya sebuah organisasi tidak akan mencapai tujuannya. Interaksi disini adalah
mutlak meliputi seluruh anggota organisasi yang dapat berupa penyampaian-
penyampaian informasi, instruksi tugas kerja atau mungkin pembagian tugas kerja.
Interaksi sebenarnya adalah proses hubungan komunikasi antara 2 orang atau lebih
dimana orang yang satu bertindak sebagai pemberi informasi dan orang yang lain
berperan sebagai penerima informasi. Intinya, korelasinya harus melibatkan dan
terfokus kepada orang-orang itu sendiri dalam suatu organisasi. Dengan kata lain,
dapat disimpulkan komunikasi dapat dibilang juga sebagai proses penyampaian
informasi yang berguna untuk mengkoordinasikan lingkungan dan orang lain demi
mencapai suatu tujuan.
Sebuah bentuk organisasi pasti mengedepankan sebuah komunikasi agar tercipta
hasil yang selaras. Biasanya proses komunikasi dalam suatu organisasi meliputi atasan
dan bawahan dengan penyampaian yang terarah dari suatu atasan ke bawahannya yang
semata-mata semua berorientasi berdasarkan organisasi.
Tujuan komunikasi dalam sebuah organisasi sangat memberikan banyak
manfaat secara langsung yaitu memudahkan para anggota bekerja dari instruksi-
instruksi yang diberikan dari atasan dan untuk mengurangi kesalahpahaman yang biasa
terjadi dan memang sudah melekat pada suatu organisasi. Apabila semua bawahan dan
atasan dapat berinteraksi dengan baik, maka seluruh kesalahpahaman yang beresiko
mungkin akan berkurang, karena tiap manusia mempunyai cara penyampaian
komunikasi yang berbeda-beda secara verbal. Dengan demikian semua pelaku
16. Makalah PerilakuOrganisasi|KOMUNIKASI 15
organisasi harus berbicara, bertindak satu sama lain guna untuk membangun suatu
lingkungan kondusif dan mengetahui situasi-situasi yang akan terjadi diluar dugaan
karena kesalahan komunikasi sekecil apapun pasti akan berakibat fatal.
2.11. Hambatan Komunikasi dalam Organisasi
1. Hambatan dari Proses Komunikasi
a. Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan
belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh
perasaan atau situasi emosional.
b. Hambatan dalam penyandian/simbol. Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang
dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol
yang dipergunakan antara si pengirim dan penerima tidak sama atau bahasa
yang dipergunakan terlalu sulit.
c. Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media
komunikasi, misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga tidak
dapat mendengarkan pesan.
d. Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi
oleh si penerima.
e. Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat
menerima /mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan
tidak mencari informasi lebih lanjut.
f. Hambatan dalam memberikan balikan. Balikan yang diberikan tidak
menggambarkan apa adanya akan tetapi memberikan interpretative,
Hambatan tidak tepat waktu atau tidak jelas dan sebagainya.
2. Hambatan Fisik
Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca gangguan alat
komunikasi, dan lain lain, misalnya: gangguan kesehatan (cacat tubuh misalnya
orang yang tuna wicara), gangguan alat komunikasi dan sebagainya.
3. Hambatan Semantik
Faktor pemahaman bahasa dan penggunaan istilah tertentu. Kata-kata yang
dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai arti yang berbeda,
tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima pesan. Misalnya,
adanya perbedaan bahasa (bahasa daerah, nasional, maupun internasional).
4. Hambatan Psikologis.
17. Makalah PerilakuOrganisasi|KOMUNIKASI 16
Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi,
misalnya; perbedaan nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara pengirim dan
penerima pesan, sehingga menimbulkan emosi diatas pemikiran-pemikiran dari
sipengirim maupun si penerima pesan yang hendak disampaikan.
5. Hambatan Manusiawi
Terjadi karena adanya faktor, emosi dan prasangka pribadi, persepsi, kecakapan
atau ketidakcakapan, kemampuan atau ketidakmampuan alat-alat pancaindera
seseorang, dll.
2.12. Cara Mengatasi Hambatan Komunikasi dalam Organisasi
1. Gunakan umpan-balik
Beri kesempatan pada orang orang lain untuk menyampaikan ide atau
gagasannya, sehingga tercipta dua iklim komunikasi dua arah.
2. Kenali si penerima berita
a. Bagaimana latar belakang pendidikannya,
b. Bagaimana pengetahuan tentang subyek pembicaraan,
c. Sejauh mana minat dan perasaan.
d. Rencanakan secara teliti
3. Rencanakan secara teliti
Pertimbangkan baik-baik, misalnya : apa, mengapa, siapa, bagaimana, kapan.
2.13. Contoh Studi Kasus
Pengaruh komunikasi dalam organisasi terhadap kinerja karyawan melalui
kepuasan kerja (studi kasus pada karyawan bagian produksi Pabrik Kertas CV Setia
Kawan Tulungagung).
Dewasa ini telah banyak organisasi yang berdiri dan berkembang sukses baik
dalam skala kecil maupun besar. Organisasi sendiri merupakan suatu alat dimana
orang-orang mempersatukan kecakapan dan usaha mereka untuk mencapai tujuan
bersama. Sering dijumpai bahwa karyawan kurang terpuaskan hatinya dalam
melaksanakan tugasnya karena informasi mengenai prosedur kerja yang disampaikan
pimpinan kurang dapat dipahami. Sehingga karyawan cenderung merasa khawatir,
segan, dan takut dalam melaksanakan tugasnya. Dengan adanya perasaan-perasaan
tersebut dalam melaksanakan tugas mengakibatkan kinerja karyawan menjadi
menurun. Salah satu jalan mengatasi semua ini adalah dengan saluran komunikasi.
Studi kasus ini bertujuan untuk mengkaji lebih mendalam tentang komunikasi dalam
18. Makalah PerilakuOrganisasi|KOMUNIKASI 17
organisasi yang ada di Pabrik Kertas CV Setia Kawan Tulungagung guna
meningkatkan kinerja karyawan melalui kepuasan kerja.
Berdasarkan wacana diatas disarankan antara atasan dengan bawahan pada
Pabrik Kertas CV Setia Kawan Tulungagung lebih sering meningkatkan koordinasi
(mengadakan sharing) sehingga setiap kegiatan akan berjalan dengan baik karena
dapat mengerti perasaan karyawan mulai dari masalah pekerjaan, rekan sekerja,
sampai masalah kesesuaian upah secara periodi. Para atasan (direktur, manager,
kepala bagian) lebih sering terjun langsung ke lapangan sehingga dapat meningkatkan
kepuasan dan kinerja, pimpinan memperhatikan keluhan-keluhan dari para karyawan.
19. Makalah PerilakuOrganisasi|KOMUNIKASI 18
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Pada dasarnya komunikasi sangat diperlukan didalam kehidupan sehari-hari
dalam aspek apapun, baik itu dalam kegiatan berorganisasi atau dalam kehidupan
sehari-hari, dalam kegiatan berorganisasi, komunikasi diperlukan dengan tujuan agar
sebuah system atau komunikasi yang ada bisa terjalin dengan sempurna dan lebih
baik.Komunikasi sangat penting dalam kehidupan manusia adalah makhluk social
yang saling membutuhkan antara satu dengan yang lain. Dalam berkomunikasi
seseorang harus memiliki dasar yang akan menjadi patokan seseorang tersebut dalam
berkomunikasi. Dalam proses kita juga harus ingat bahwa terdapat banyak hambatan-
hambatan dalam berkomunikasi.
Tujuan komunikasi adalah berhubungan dan mengajak dengan orang lain untuk
mengerti apa yang kita sampaikan dalam mencapai tujuan. Keterampilan
berkomunikasi diperlukan dalam bekerja sama dengan orang lain. Ada dua jenis
komunikasi, yaitu verbal dan nonverbal, komunikasi verbal atau tertulis dan
komunikasi nonverbal atau bahasa (gerak tubuh). Komunikasi dua arah terjadi bila
pengiriman pesan dilakukan san mendapatkan umpan balik. Seseorang dalam
berkomunikasi pasti dapat merasakan timbale balik antara pemberi informasi serta
penerima informasi sehingga terciptanya suatu hubungan yang mutualisme antara
keduanya.
3.2. SARAN
Dengan disusunnya makalah ini, maka pembaca atau mahasiswa dapat mengerti
dan memahami pentingnya arti komunikasi dalam organisasi, didalam kehidupan
berorganisasi atau dikehidupan sehri-hari yang membutuhkan komunikasi. Semoga
makalah ini dapat diterima dan dimengerti serta berguna bagi pembaca atau
mahasiswa, dalam makalah ini kami mohon maaf jika ada tulisan kami atau bahasa.
Kami kurang berkenan, dengan demikian kami mengharapkan kritik dan saran atas
tulisan kami agar bisa membangun dan memotivasi kami agar membuat tulisan jauh
lebih baik lagi.
20. Makalah PerilakuOrganisasi|KOMUNIKASI 19
DAFTAR PUSTAKA
Ivancevich, John M, dkk, 2006. Perilaku dan Manajemen Organisasi Jilid 2 edisi 7.
Erlangga: Jakarta
Muhammad, Dr.Arni, 2011. Komunikasi Organisasi edisi 1 cetakan 12. Bumi Aksara :
Jakarta
http://alvitaprima.blogspot.com/2013/05/makalah-komunikasi-dalam-
organisasi_23.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi
http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_organisasi
http://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi
http://radenmasyonatanpandukristanto.blogspot.com/2013/05/peran-komunikasi-dalam-
organisasi.html